SKRIPSI
PENGARUH PERPUTARAN AKTIVA TETAP, PIUTANG DAN PERSESDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN
OTOMOTIF YANG TERDAPAT DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH :
MAY DIANA BR PERANGIN-ANGIN 110522003
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH PERPUTARAN AKTIVA
TETAP, PIUTANG DAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Medan, Februari 2013
KATA PENGANTAR
Segala kemuliaan, pujian dan ucapan syukur hanya kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang senantiasa memberikan berkat dari awal hingga akhir pengerjaan
skripsi ini untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Departemen Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa pengerjaan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Teristimewa untuk kedua orang tua terkasih,
ayahanda B. Perangin-angin dan ibunda S br. Tarigan buat setiap doa, dukungan
dan kasih yang begitu berharga. Selain itu penulis telah banyak menerima
bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama perkuliahan
hingga penulisan skripsi ini selesai. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis
juga ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, MM,Ak selaku Plt Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS,Ak selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM,Ak selaku Sekretaris Depar-
temen Akuntansi.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si,Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi
dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM.Ak selaku Sekretaris Program Studi
Akuntansi.
4. Bapak Keulana Erwin, SE. M.Si.Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan waktu dan pemikiran untuk membimbing penulis dalam
5. Bapak Dr. M. Utama Nasution, MM, Ak selaku Dosen Pembaca dan Penilai
yang telah memberikan petunjuk dan saran kepada penulis dalam
penyempurnaan skripsi ini.
6. Kakak-kakakku yang terkasih, Sry Arihta br. Perangin-angin S.Farm, Apt,
Dwitro Munthe, S.Pd, Brigadir Marthin Perangin-angin, Emy anna br Tarigan
yang selalu memberi dukungan dan motivasi serta membawa sukacita kepada
penulis setiap saat.
7. Serta seluruh sahabat-sahabat penulis dan teman teman seperjuangan penulis
di bangku perkuliahan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan yang setimpal atas
kasih, jerih payah, dan jasa-jasa mereka. Kiranya damai sejahtera dari Tuhan
senantiasa menyertai kita. Amin.
Medan, Februari 2013
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh perputaran Aktiva tetap, Piutang dan Persediaan terhadap ROA pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dengan menggunakan data periode 2009 hingga 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara Perputaran Aktiva tetap, Piutang dan Persediaan terhadap Profitabilitas pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan metode analisis statistic. Penelitian ini juga menggunakan data sekunder dari 12 perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengujian hipotesis menggunakan Uji-F dan Uji-t, dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Pengerjaan analisa data dilakukan dengan menggunakan alat bantu software SPSS 18.00 for Windows.
Uji F menunjukkan bahwa variable perputaran Aktiva tetap, Piutang dan Persediaan tidak memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam menganalisis variabel ROA pada perusahaan Otomotif yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia. Uji t juga mengindikasikan bahwa masing-masing variabel Perputaran Aktiva tetap dan perputaran Piutang tidak memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam menganalisa dan memprediksi besaran variabel ROA secara terpisah sedangkan perputran persediaan memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam menganalisa dan memprediksi besaran variabel ROA secara terpisah.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN………..……… i
KATA PENGANTAR... ii
ABSTRAK……… iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... viii
DAFTAR GAMBAR... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1
1.2 Perumusan Masalah... 7
1.3 Tujuan Penelitian... 7
1.4 Manfaat Penelitian... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktiva tetap... 9
2.1.1 Pengertian Aktiva tetap... 9
2.1.2 Perputarn Aktiva tetap... 10
2.2 Piutang... 11
2.2.1 Pengertian Piutang... 11
2.2.2Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya piutang... 11
2.2.3 Varibel-variabel penting dalam piutang... 12
2.3 Persediaan... 14
2.3.1 Pengertian... 14
2.3.2 Perputaran Persediaan... 17
2.4 Profitabilitas... 18
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu... 19
2.6 Kerangka Konseptual... 22
2.7 Hipotesis Penelitian... 23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian...25
3.2 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel... 25
3.2.1 Identifikasi Variabel Penelitian... 25
3.3 Populasi dan SampePenelitian... 27
3.4 Jenis Data... 28
3.5 Metode Pengumpulan Data... 29
3.6 Teknik Analisis... 30
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasi... 30
3.6.1.1 Uji Normalitas Data... 30
3.6.1.2 Uji Multikolinieritas... 31
3.6.1.3 Uji Heteroskedastisitas... 32
3.6.1.4 Uji Autokorelasi... 34
3.6.1.5 Uji Signifikansi Parsial... 35
3.6.1.6 Uji Signifikansi Simultan... 36
3.6.1.7 Kkoefisien Determinasi... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian... 39
4.2 Analisais Hasil Penelitian... 40
4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik... 40
4.2.1.1 Uji Normalitas Data... 40
4.2.1.2 Uji Multikolinieritas...44
4.2.1.3 Uji Heteroskedasitas... 46
4.2.1.4 Uji Autokorelasi... 48
4.2.1.5 Uji Signifikansi Parsial... 49
4.2.1.6 Uji Signifikansi Simultan... 52
4.2.1.7 Koefisien Determinasi... 54
4.3 Pembahasan Hail Analisis Penelitian... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 59
5.2 Keterbatasan Penelitian... 61
5.3 Saran... 61
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Hal.
4.1 Uji Normalitas Menggunakan Histogram 42
4.2 Uji Normalitas ; Normal P-P Plot 43
DAFTAR TABEL
Tabe
l Judul
Hal .
2.1 Tabel Penelitian Terdahulu 19
3.1 Daftar defenisi operasional dan pengukuran variabel 28
3.2 Daftar populasi dan sampel penelitian 28
4.1 Data populasi dan sampel penelitian 40
4.2 Uji Normalitas (one-sample kolmogrov-smimov Test) 41
4.3 Uji Multikolinieritas (VIF) 45
4.4 Uji Autokorelasi 49
4.5 Uji t 50
4.6 Uji f 52
4.7 Uji Koefisien Determinasi 54
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh perputaran Aktiva tetap, Piutang dan Persediaan terhadap ROA pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” dengan menggunakan data periode 2009 hingga 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara Perputaran Aktiva tetap, Piutang dan Persediaan terhadap Profitabilitas pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan metode analisis statistic. Penelitian ini juga menggunakan data sekunder dari 12 perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengujian hipotesis menggunakan Uji-F dan Uji-t, dengan tingkat signifikansi (α) 5%. Pengerjaan analisa data dilakukan dengan menggunakan alat bantu software SPSS 18.00 for Windows.
Uji F menunjukkan bahwa variable perputaran Aktiva tetap, Piutang dan Persediaan tidak memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam menganalisis variabel ROA pada perusahaan Otomotif yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia. Uji t juga mengindikasikan bahwa masing-masing variabel Perputaran Aktiva tetap dan perputaran Piutang tidak memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam menganalisa dan memprediksi besaran variabel ROA secara terpisah sedangkan perputran persediaan memiliki pengaruh yang cukup signifikan dalam menganalisa dan memprediksi besaran variabel ROA secara terpisah.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Kemajuan perekonomian Indonesia tidak terlepas dari peran serta
perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Secara umum perusahaan
adalah suatu organisasi dimana sumber daya (input), seperti bahan baku dan
tenaga kerja diproses untuk menghasilkan barang/jasa (output) bagi pelanggan
(Warren, Reeve dan Fess, 2008:2). Peran serta perusahaan-perusahaan yang
berorientasi pada profit/laba sangat besar bagi perekonomian Indonesia sehingga
perusahaan-perusahaan tersebut harus diusahakan untuk terus
beroperasi/beraktivitas bahkan terus mengalami perkembangan. Persaingan akan
mendorong perusahaan-perusahaan untuk mengalami perkembangan karena
dengan persaingan maka perusahaan-perusahaan akan terus berusaha
menghasilkan produk yang berkualitas dan terjangkau oleh pasar. Sistem ekonomi
pasarlah yang menciptakan terjadinya persaingan antara suatu perusahaan dengan
perusahaan lainnya (Eddy Soeryanto Soegoto, 2009:23).
Perusahaan-perusahaan yang terus berkembang akan terus melakukan upaya
untuk meningkatkan profit/laba perusahaannya sehingga perusahaan akan
berkontribusi positif bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat. Tujuan dari
kebanyakan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba. Laba/profit adalah
selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang
dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam
Laba adalah selisih antara penerimaan dan biaya-biaya operasional. Kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan laba diukur dengan rasio rentabilitas/profitabilitas
(Soemarso, 2010:381).
Profitabilitas merupakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
mencapai keuntungan juga memberikan ukuran tingkat efektivitas menejemen
suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan
dan pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan
efisiensi perusahaan. Penggunaan rasio probabilitas dapat dilakukan dengan
menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan
keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Tujuannya
adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik
penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut. Hasil
pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja menejemen selama ini,
apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai
target yang telah ditentukan, mereka dikatakan telah berhasil mencapai target
untuk periode atau beberapa periode. Namun, sebaliknya jika gagal atau tidak
berhasil mencapai target yang telah ditentukan, ini akan menjadi pelajaran bagi
manajeman untuk periode kedepan. Kegagalan ini harus diselidiki dimana letak
kesalahan dan kelemahannya sehingga kejadian tersebut tidak terulang. Kemudian
kegagalan dan keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk
perencanaan laba ke depan, sekaligus kemungkinan untuk menggantikan
manajemen yang baru terutama setelah manajemen lama mengalami kegagalan
Aktiva tetap merupakan elemen utama dari kekayaan perusahaan yang
berjumlah besar dan mengalami penyusutan dalam satu periode. Penentuan
besaarnya jumlah biaya penyusutan aktiva tetap ini merupakan masalah penting
dalam perusahaan, karena besar kecilnya investasi yang tertanam didalam aktiva
tetap mempengaruhi dan efektivitas perusahaan yang pada akhirnya akan
mempengaruhi pada laporan keuangan perusahaan tersebut. Aktiva tetap
merupakan bagian utama dari modal kerja yang memegang peran yang cukup
penting dalam mendukung kegiatan opersional perusahaan. Aktiva tetap (fixed
assets) merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen.
Dalam perusahaan, aktiva tetap dapat menempati bagian yang sangat signifikan
pada total aktiva perusahaan secara keseluruhan (Warren, Reeve dan Fess,
2008:504). Ratio perputaran aktiva tetap menggambarkan kempuan perusahaan
dalam menggunakan aktiva tetap yang dimilikinya untuk menghasilkan
pendapatan (sawir 2003:16).
Industri otomotif merupakan industri padat modal yang dalam menjalankan
kegiatan usahanya menggunakan banyak aktiva tetap seperti bangunan, pabrik,
mesin-mesin dan sebagainya. Kebijakan terhadap pengelolaan aktiva tetap akan
mempengaruhi laba bersih periode berjalan. Ratio yang dapat mengukur efisiensi
pengelolaan aktiva tetap yaitu ratio tingkat perputaran aktiva tetap dimana
menurut Sawir (2003:16), “Ratio perputaran aktiva tetap menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menggambarkan aktiva tetap yang dimilikinya
Piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak
lainnya termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya. Piutang timbul
dari penjualan kredit barang atau jasa. Posisi piutang dalam neraca yang
merupakan bagian dari aktiva lancar, sangat mempengaruhi posisi aktiva. Piutang
yang telah jatuh tempo akan ditagih untuk mendapatkan kas. Dalam penagihan
piutang, berlangsung proses perubahan piutang menjadi kas. Proses tersebut akan
terus berulang sepanjang piutang masih dapat ditagih. Artinya, piutang akan terus
berputar. Piutang akan dikonversikan menjadi kas dalam satu periode akuntansi,
yaitu satu tahun. Perputaran piutang dapat digunakan sebagai alat ukur seberapa
sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam setahun. Namun pada kenyataan,
tidak semua piutang yang telah jatuh tempo dapat ditagih, bahkan harus dihapus
karena berbagai alasan tertentu. Padahal perusahaan memerlukan aliran kas yang
cukup untuk membiayai kegiatan operasionalnya (Warren, Reeve, Fess
2005:260).
Penetapan nilai persediaan memegang peran penting dalam proses
mempertemukan pendapatan dan biaya untuk satu periode. Adanya pengelolaan
pesediaan yang baik, maka perusahaan dapat dengan segera mengubah persediaan
yang tersimpan menjadi laba melalui penjualan. Perputaran persediaan
menunjukkan berapa kali persediaan tersebut dijual dan diganti dalam waktu satu
periode. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan barang, maka semakain
tinggi biaya yang dapat ditekan sehingga semakin besar perolehan laba suatu
perusahaan. Sebaliknya, jika semakin lambat perputaran persediaan barang, maka
Industri otomotif merupakan salah satu industri yang paling berkembang saat
ini di Indonesia. Perkembangan ini dapat terlihat dari semakin bertambahnya
jumlah kendaraan bermotor baik beroda dua maupun beroda empat di setiap
daerah di Indonesia, meningkatnya pendirian (showroom) kendaraan bermotor
yang baru, jalaan-jalan yang semakin macat akibat kendaraan bermotor yang
jumlahnya semakin bertambah. Hal ini menunjukkan bahwa industri otomotif
merupakan bidang industri yang memiliki peluang bisnis yang cukup baik.
Namun, perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2009 sampai dengan 2011 masih belum mampu mempertahankan kemampuannya
dalam memperoleh laba, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang
mengalami tingkat profitabilitas yang menurun, dimana pada tahun 2009 produksi
mobil anjlok hingga 22,6% menjadi hanya 464.816 unit. Penurunan produksi ini
karena tekanan krisis finansial global, yang menyebabkan pasar mobil tidak
bergairah sehingga menekan tingkat produksi. Dengan produksi sebesar 464.816
unit, maka utilisasi industri otomotif nasional pada 2009 lalu terpangkas menjadi
53,5%. Pada tahun 2010 produksi kendaraan bermotor meningkat pesat, sejalan
dengan membaiknya kondisi ekonomi global, maupun domestik. Konsumen yang
sebelumnya menunda pembelian mobil pada tahun 2009, melakukan pembelian
pada tahun 2010, sehingga produksi meningkat sebesar 51,14% menjadi 702.508
unit. Pada tahun 2011 diperkirakan akan melampaui penjualan tahun 2010,
melihat kinerja penjualan hingga Maret 2011 yang menunjukan peningkatan yang
besar. Penjualan pada triwulan pertama 2011 telah mencapai 29,5% dari total
pada suatu keputusan penting untuk dapat meningkatkan kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba melalui pengelolaan sumber-sumber daya perusahaan
agar semakin efektif dan efisien
Hal tersebut dipengaruhi juga dengan indeks harga saham bursa efek
indonesia pada perusahaan otomotif yang terbaru adalah:
Kode perusahaan Harga saham
AUTO Rp 3.800
GDYR Rp 12.100
GJTL Rp 2.250
BRAM Rp 2.800
INDS Rp 4.075
INTA Rp 530
MASA Rp 365
NIPS Rp 4.125
SMSM Rp 2.400
TURI Rp 900
UNTR Rp 20.400
SUGI Rp 355
Sumbe
Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan
antara perputaran aktiva tetap, piutang dan persediaan terhadap profitabilitas
objek penelitian dalam skripsi yang berjudul “ Pengaruh Perputaran Aktiva Tetap,
Piutang dan Persediaan Terhadap Profitabilitas pada perusahaan Otomotif yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
perumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Apakah perputaran aktiva tetap berpengaruh secara parsial terhadap
profitabilitas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
2. Apakah perputaran piutang berpengaruh secara parsial terhadap
profitabilitas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
3. Apakah perputaran persediaan berpengaruh secara parsial terhadap
profitabilitas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
4. Apakah perputaran aktiva tetap, piutang dan persediaan berpengaruh
secara simultan terhadap profitabilitas pada industri barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk menguji perputaran Aktiva tetap terhadap Profitabilitas pada
2. Untuk menguji perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas pada
perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI.
3. Untuk menguji perputaran Piutang terhadap Profitabilitas pada
perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI.
4. Untuk menguji perputaran Aktiva tetap, piutang, persediaan terhadap
Profitabilitas pada perusahaan Otomotif yang terdaftar di BEI.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai
berikut:
1. Bagi peneliti, untuk menambah dan mengembangkan wawasan
pengetahuan penulis apabila ditanya pendapatnya mengenai pengaruh
perputaran aktiva tetap, piutang dan persediaan terhadap profitabilitas
pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
2. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan masukan untuk
menyempurnakan penelitian selaanjutnya yang sejenis,
3. Bagi para praktisi, sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan
mengenai pengaruh perputaran aktiva tetap, piutang dan persediaan
terhadap profitabilitas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aktiva Tetap
2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap
Menurut IAI (2009:Butir 16.2) “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud
yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang dan
jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif, dan
diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.”
Menurut Mulyadi (2001 : 591) yang dimaksut dengan Aktiva tetap
adalah “kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat
ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Menurut
Warren, dkk terjemahan Salemba Empat (2006 : 504) “Aktiva tetap
merupakan aktiva jangka panjang atau aktiva yang relatif permanen.”
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, setiap caraa
perolehan juga berbeda cara pencatatannya. Menurut Smith terjemahan Sirait
(1997 : 443) aktiva tetap dapat diperoleh dengan cara :
3. Perolehan melalui penukaran aktiva nonmoneter, 4. Perolehan melalui penerbitan sekuritas,
5. Perolehan dengan membangun sendiri, 6. Perolehan dari pemberian dan penemuan.
Ikatan Akuntan Indonesia (2009 : 17.3) mengelompokkan metode
penyusutan menurut kriteria sebagai berikut :
1. Berdasarkan waktu
a. Metode garis lurus (stright-line method)
b. Metode pembebanan
1) Metode jumlah angka tahun (sum of the years digit method)
2) Metode saldo menurun/saldo menurun berganda
(declining/double declining balance method)
2. berdasarkan penggunaan
a. metode jam jasa (service hours method)
b. metode jumlah unit produksi (productive-out put method)
3. berdasarkan kriteria lainnya
a. methode berdasarkan jenis dan kelompok (group and composite method)
b. metode anuitas (anuuity method) c. sistem persediaan (inventory system)
2.1.2.Perputaran Aktiva Tetap
Aktiva tetap merupakan bagian utama dari modal kerja yang memegang
peranan cukup penting dalam mendukung kegiatan operasional perusahaan
dalam rangka memperoleh dana. Kebijakan terhadap pengelolaan aktiva tetap
akan mempengaruhi laba bersih periode berjalan. Rasio yang dapat mengukur
efisiensi pengelolaan aktiva tetap yaitu ratio tingkat perputaran aktiva tetap
(FATO). Sawir (2003:16) menyatakan, “Ratio perputaran aktiva tetap
mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti
pabrik dan peralatan dalam rangka menghasilkan penjualan atau berapa
rupiah penjualan bersih yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang
efisiensi dan efektivitas aktiva tetap dalam meningkatkan pendapatan.
Menurut Stice, et al (2005:794), adapun rumus untuk menghitung perputaran
aktiva tetap adalah sebagai berikut:
���������������������= ��������������ℎ ��������������� − ����
2.2.Piutang
2.2.1.Pengertian Piutang
Piutang merupakan bagian penerimaan perusahaan yang sangat penting
yang timbul sebagai akibat dari adanya kebijaksanaan penjualan barang atau
jasa dengan kredit, dimana debitur tidak memberikan suatu jaminan yang
secara resmi. Menurut Gitosudarmo (2002:81) “Piutang merupakan aktiva
atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya
kebijakan penjualan kredit.” Pos piutang yang terdapat dalam neraca biasanya
merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva lancar, oleh karena itu perlu
mendapat perhatian yang cukup serius agar piutang ini dapat dikelola dengan
cara yang seefisien mungkin.
2.2.2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besar Kecilnya Piutang
Perputaran piutang yang dimiliki suatu perusahaan mempunyai hubungan
yang erat dengan jumlah penjualan kredit, sehingga didalam usaha
pengendalian piutang dilakukan oleh perusahaan adalah melalui kebijakan
kredit yaitu harus memperhatikan tentang besarnya kebijaksanaan penjualan
Riyanto (2002:85) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya piutang.
1. Volume Penjualan Kredit
Makin besar volume penjualan kredit yang dilakukan, makin besar pula investasi yang ditanamkan dalam piutang. Semakin besarnya volume penjualan kredit tiap tahunnya berarti perusahaan itu harus menyediakan investasi lebih besar lagi dalam piutang. Makin besar jumlah piutang berarti makin besar resikonya, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar profitabilitasnya.
2. Syarat Pembayaran Penjualan Kredit
Syarat pembayar penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada profitabilitasnya. Semakin panjang batas waktu pembayaran kredit berarti semakin besar jumlah piutangnya.
3. Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit
Pembatasan kredit juga harus ditetapkan oleh perusahaan dalam memberikan kredit. Makin tinggi pembatasan kredit yang ditetapkan bagi masing-masing langganan, berarti semakin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang.
4. Kebijakan Dalam Mengumpulkan Piutang
Kebijakan pengumpulan piutang oleh perusahaan dapat dilakukan secara aktif maupun pasif. Apabila perusahaan menerapkan kebijaksanaan pengumpulan piutang secara aktif, artinya perusahaan melakukan penagihan sendiri, maka perusahaan akan mengeluarkan biaya yang lebih besar. Namun hal ini berbeda jika perusahaan menerapkan pengumpulan piutang secara pasif, maka investasi yang ditanamkan dalam piutang akan lebih besar.
5. Kebiasaan Membayar dari Para Pelanggan
Kebiasaan membayar ini menyangkut pemanfaatan discount period
oleh pelanggan, artinya semakin langganan ini memanfaatkan discount period, semakin kecil investasi yang ditanamkan dalam piutang.
2.2.3.Variabel-variabel Penting Dalam Piutang
Ada beberapa variabel penting yang terkait dengan piutang. Beberapa
variabel penting tersebut akan dijelaskan dibawah ini.
Standar kredit adalah salah satu kriteria yang dipakai perusahaan untuk
menyeleksi para langganan yang diberi kredit dan beberapa jumlah yang
dapat diberikan. Standar kredit sangat berhubungan dengan angka kredit,
menurut sundjaja dan Barlian (2006 : 239) angka kredit adalah “prosedur
yang dihasilkan dalam bentuk angka untuk mengukur keseleruhan
kemampuan si peminjam dalam membayar kredit, yaitu dengan
pembobotan rata-rata data keuangan dan karakteristik”.
2. Persyaratan Kredit
Adapun yang dimaksud dengan persyaratan kredit adalah kondisi yang
disyaratkan untuk pembayaran kembali piutang dari para langganan atau
disebut juga dengan syarat pembayaran yang dibutuhkan bagi pelanggan.
Persyaratan kredit meliputi tiga hal yaitu : potongan tunai, periode
potongan tunai, dan periode kredit.”
3. Kebijakan Kredit dan Pengumpulan Piutang
Kebijakan kredit ditentukan oleh perusahaan yang bersangkutan dan
pengumpulan piutang berdasarkan pada umur piutang yang telah
ditetapkan sebelumnya. Kebijakan penagihan piutang menurut sundjaja
dan Barlian (2007 : 252) adalah “sekumpulan prosedur penagihan suatu
piutang dagang pada saat jatuh tempo.”
a. Rasio Perputaran Piutang
Rasio perputara piutang memberikan pandangan mengenai kualitas
penagihannya. Semakin cepat perputaran piutang menandakan
bahwa modal dapat digunakan secara efisien. Hal tersebut sejalan
dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Munawir (2002 : 75)
yaitu :
Semakin tinggi (turn over) menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah, sebaliknya kalau rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisa lebih lanjut, mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit.
Maka menurut Syamsuddin (2000 : 49) tingkat perputaran piutang
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
������������������������= ��������������� ���� − �����������
Rata-rata piutang diperoleh dengan cara sebagai berikut:
���� − ���� = ����������
+��������ℎ�� 2
Semakin tinggi tingkat perputaran piutang berarti semakin cepat
dana yang diinvestasikan pada piutang dagang dapat ditagih
menjadi uang tunai atau menunjukkan model kerja yang tertanam
dalam piutang rendah. Sebaliknya jika tingkat perputaran piutang
rendah berarti piutang dagang membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk dapat ditagih dalam bentuk uang tunai.
2.3.Persediaan
Menurut riyanto (2008 : 70), “Persedian merupakan elemen utama dari
modal kerja yang berupa aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana
secara terus menerus mengalami perubahan.”
Menurut IAI (2009 : 14.2), Persediaan adalah aktiva:
1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal,
2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan,
3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan
dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Menurut Soemarso (2002 : 384), “Persediaan barang dagang
(merchandise inventory) adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan
untuk dijual kembali.” Pada perusahaan dagang hanya ada satu jenis
persediaan yaitu persediaan barang dagang (merchandise inventory)
sedangkan pada perusahaan manufaktur terdapat 3 jenis persediaan yaitu
persediaan bahan baku (row material), persediaan barang dalam proses (good
in proces / work in proses) dan persediaan barang jadi (finished good).
Sistem persediaan perpetual adalah metode buku dimana setiap barang
yang masuk dan keluar langsung dicatat di pembukuan. Menurut Soemarso
(2002 : 384), Sistem persediaan perpetual adalah Perusahaan akan mencatat
setiap mutasi yang terjadi pada persediaan barangnya jika menggunakan
sistem ini. Akun persediaan akan selalu menunjukkan nilai persediaan pada
setiap saat. Pencatatan secara perpetual memungkinkan perusahaan dapat
langsung menentukan jumlah dan harga pokok persediaan yang dimilikinya
perpetual juga lebih akurat dibandingkan sistem periodik karena informasi
mengenai persediaan dalam sistem perpetual selalu mencerminkan keadaan
persediaan saat ini. Menurut Horngren et al. (1997 : 453-456), Sistem
Persediaan Perpetual adalah perusahaan akan mencatat setiap mutasi yang
terjadi pada persediaan barangnya. Jadi akun persediaan akan selalu
menujukkan nilai persediaan pada setiap saat, pencatatan secara perpetual
berguna untuk menyediakan laporan bulanan, kuartalan dimana perusahaan
dapat langsung menentukan jumlah dan harga pokok persediaan yang
dimilikinya tanpa harus menghitung persediaan fisik terlebih dahulu.
Sistem persedian periodikal adalah dimana setiap barang yang masuk dan
keluar tidak langsung dicatat di pembukuan, dilakuakan pencatatan pada
akhir periode tergantung perusahaan menggunakan waktu berapa lama
dimana untuk mengetahui persediaan akhir dilakukan inventarisasi atau stock
opname pada akhir periode. Menurut Soemarso (2002 : 384), Sistem
persediaan periodik adalah sistem pencatatan persediaan dimana perusahaan
tidak selalu harus mencatat setiap mutasi yang terjadi pada persediaan yang
dimilikinya jika menggunakan sehingga pada akhir periode,perusahaan harus
melakukan perhitungan secara fisik untuk mengetahui jumlah persediaan
yang dimiliki pada saat itu. Jumlah persediaan tersebut akan dikalikan dengan
unit biaya untuk mendapatkan harga pokok persedaan pada akhir periode.
Angka inilah yang akan masuk kedalam neraca. Angka ini juga digunakan
untuk menghitung harga pokok penjualan. Menurut Horngren et al. (1997 :
mencatat mutasi yang terjadi pada persediaan yang dimilikinya. Akibatnya,
pada akhir periode perusahaan harus melakukan perhitungan secara fisik
untuk mengetahui jumlah persediaan yang dimiliki pada saat itu. Jumlah
persediaan tersebut akan dikalikan dengan unit biaya untuk mendapatkan
harga pokok persediaan pada akhir periode. Angka inilah yang akan masuk ke
dalam neraca. Angka ini juga yang digunakan untuk menghitung harga pokok
penjualan. Sistem periodik disebut juga sistem fisisk, karena sistem ini
tergantung pada hasil perhitungan persediaan secara fisik pada setiap akhir
periode. Sistem ini biasanya digunakan untuk mencatat persediaan yang
nilainya tidak tinggi, karena dari segi biaya mungkin tidak begitu
menguntungkan untuk mempunyai catatan untuk setiap mutasi dari barang
yang rendah nilainya.
2.3.2.Perputaran persediaan
Menurut Munawir (2002 : 77) “Perputaran persediaan adalah merupakan
rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata
persediaan yang dimiliki oleh Perusahaan.” Perputaran persediaan
menunjukkan berapa kali persediaan dijual dan diganti dalam waktu satu
periode. Dengan demikian, tingkat perputaran persediaan yang tinggi
mengindikasikan bahwa tingkat penjualan yang tinggi pada perusahaan.
Perputaran persedian ini dihitung dengan cara sebagai berikut :
Persediaan rata-rata dapat dihitung dengan membagi jumlah persediaan
akhir tahun dan awal tahun dengan dua. Besarnya hasil perhitungan
perputaran persediaan menunjukkan tingkat kecepatan persediaan menjadi
kas atau piutang dagang. Melalui tingkat perputaran persediaan maka kita
dapat menghitung hari rata-rata barang disimpan digudang yaitu dengan
membagi hari dalam satu tahun dengan tingkat perputaran persediaan.
Rumusnya adalah sebagai berikut :
ℎ������� − ������������������=
360
���������������������������
Hari rata-rata barang disimpan digudang akan bermanfaat untuk menilai
efisiensi dari persediaan.
2.4.Profitabilitas
Profitabilitas merupakan bagaimana kemampuan perusahaan menggunakan
seluruh sumber daya yang dimiliki untuk menghsilkan laba selama periode
tertentu. Tingkat profitabilitas dapat diketahui dengan menggunakan rasio
profitabilitas. Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 222), rasio
profititabilas adalah
rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas ini dibagi atas tiga jenis yaitu:
a. Rasio profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan, antara lain net profit margin (NPM), operating profit margin (OPM), gross profit margin (GPM),
b. Rasio profitabilitas dalam kaitanya dengan investasi, antara lain return on assets (ROA), return on investment (ROI),
c. Rasio profitabilitas dalam kaitannya dengan ekuitas, antara lain return on equity (ROE), return on common stock equity, earnings per share, dividend per share, bookvalue per share, price to earnings ratio, dan
Return on asset merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara
keseluruhan dalam menghasilkan keuangan dengan jumlah keseluruhan aktiva
yang tersedia di dalam perusahaan. Kita dapat menilai apakah perusahaan telah
efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan opersional untuk
menghasilkan keuntungan dengan mengetahhui ROA perusahaan tersebut. Rumus
untuk menghitung ROA menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 222) adalah
:
���= ���������ℎ������ℎ����� �����������
Rumus lain yang dapat digunakan untuk menghitung ROA adalah
persamaaan DuPont. Persamaan DoPont menurut Bringham dan Houston (2006 :
14) adalah :
��� = ��������������������������������
Semakin tinggi nilai ROA maka perusahaan tersebut makin baik.
2.5.Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian yang telah ada,
perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya antara lain terletak pada
periode waktu data yang digunakan, defenisi operasional penelitian dan objek
penelitian. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang dapat mendukung
penelitian ini.
Tabel 2.1
No Nama dan Tahunn penelitian
Judul Penelitian
Variabel Hasil
Penelitian
1. Dewi Tarigan
(2008) Pengaruh Pengelolaan Aktiva Tetap dalam menguatkan Profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. • Pengeloaan Aktiva Tetap • Profitabilitas Terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat pengelolaan aktiva tetap terhadap profitabilitas.
2. Meiliza K
Sebayang (2010) Pengaruh Perputaran Piutang dan Persediaan terhadap Profitabilitas pada Industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI • Perputaran Piutang • Perputaran Persediaan • Profitabilitas Perputaran Piutang dan persediaan berpengaruh terhadap Profitabilitas
3. Delima U
Lumbantoruan (2010) Pengaruh Perputaran Aktiva Tetap dan Perputaran Persediaan terhadap tingkat Profitabilitas pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI. • Pereputaran Aktiva Tetap • Perputaran Persediaan • Profitabilitas Perputaran Aktiva Tetap dan Perputaran Persediaan tidak memiliki pengaruh terhadap Profitablitas
4. Ridha Hutami
terhadap Rentabilitas ekonomis pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
ekonomis pengaruh
yang signifikan terhadap Rentabilitas ekonomis.
Sumber : diolah penulis, 2012
1. Tarigan (2008) dengan judul penelitian “Pengaruh pengelolaan Aktiva
tetap dalam menguatkan profitabilitas perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI”. Hal penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara tingkat perputaran aktiva tetap terhadap
profitabilitas (ROA).
2. Sebayang (2010) dengan judul penelitian “Pengaruh perputaran piutang
dan persediaan terhadap profitabilitas pada industri barang konsumsi yang
terdaftar di BEI.” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat
perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Sedangkan tingkat perputaran persediaan secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas. Secara simultan tingkat perputaran
piutang dan persediaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
3. Lumbantoruan (2010) dengan judul penelitian “Pengaruh perputaran
aktiva tetap dan perputaran persediaan terhadap tingkat profitabilitas pada
perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI”. Hasil penelitian ini
mempengaruhi profitabilitas. Sedangkan tingkat perputaran persediaan
secara parsial tidak mempengaruhi profitabilitas. Secara simultan tingkat
perputaran aktiva tetap dan perputaran persediaan tidak memiliki pengaruh
terhadap profitabilitas.
4. Hutami (2010) dengan judul penelitian “ Pengaruh perputaran piutang dan
perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomis pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI”. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tingkat perputaran piutang tidak berpengaruh Secara simultan
terhadap rentabilitas ekonomi. Sedangkan perputaran persediaan secara
parsial berpengaruh secara signifikan terhadap rentabilitas ekonomis.
Secara simultan tingkat perputaran piutrang dan persediaan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap rentabilitas ekonomis.
2.6.Kerangka konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang pentinng yang telah diketahui
pada suatu masa tertentu. kerangka konseptual akan menghubungkan secara
teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Berdasarkan uraian teoritis dan pendahuluan terdahulu yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai
berikut :
Perputaran piutang (X2)
Perputaran Persediaan (X3)
Piutang, persediaan dan aktiva tetap merupakan bagian dari modal kerja yang
memiliki peranan penting dalam kegiatan operasional perusahaan. Semakin cepat
persediaan bertukar yaitu tingkat perputaran persediaan (inventory turnover)
tersebut makin tinggi maka mengindikasikan tingginya tingkat penjualan
perusahaan tersebut yang pada akhirnya akan meningkatkan laba bersih dari
perusahaan itu sendiri. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang berarti semakin
cepat dana yang tertanam pada piutang dapat ditagih menjadi uang tunai atau
menunjukkan modal kerja yang tertanam dalam piutang rendah. Sebaliknya jika
tingkat perputaran piutang rendah berarti piutang membutuhkan waktu yang lebih
lama untuk dapat ditagih dalam bentuk uang tunai. Dengan demikian, semakin
meningkat perputaran piutang semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Begitu juga dengan aktiva tetap, semakin tinggi tingkat
perputaran aktiva tetap mengindikasikan semakin efisien dan efektif pengelolaan
aktiva tetap tersebut yang pada akhirnya juga meningkatkan laba perusahaan. Hal
ini menunjukkan bahawa perputaran piutang, persedaan dan aktiva tetap
berpengaruh terhadap profitabilitas.
2.7.Hipotesis penelitian
Hipotesis menurut Erlina (2007 : 41), “Menyatakan hubungan yang diduga
secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat
diuji secara empiris.” Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan
H1 : Perputaran Aktiva Tetap secara parsial tidak berpengaruh terhadap
ROA pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.
H2 : Perputaran Piutang secara parsial tidak berpengaruh terhadap ROA
pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.
H3 : Perputaran Persediaan secara parsial berpengaruh terhadap ROA pada
perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.
H4 : Perputaran Aktiva Tetap, Piutang dan Persediaan secara simultan tidak
berpengaruh terhadap ROA pada perusahaan otomotif yang terdaftar
di BEI.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan metode asosiatif dengan hubungan kausal, karena tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antar variabel melalui pengujian hipotesis. Menurut Sugiyono (2006:11) penelitian asosiatif adalah “penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala”.
H1 : Perputaran Aktiva Tetap secara parsial tidak berpengaruh terhadap
ROA pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.
H2 : Perputaran Piutang secara parsial tidak berpengaruh terhadap ROA
pada perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.
H3 : Perputaran Persediaan secara parsial berpengaruh terhadap ROA pada
perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI.
H4 : Perputaran Aktiva Tetap, Piutang dan Persediaan secara simultan tidak
berpengaruh terhadap ROA pada perusahaan otomotif yang terdaftar
di BEI.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian dengan metode asosiatif dengan hubungan kausal, karena tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antar variabel melalui pengujian hipotesis. Menurut Sugiyono (2006:11) penelitian asosiatif adalah “penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala”.
Menurut Sangadji (2010:133) variabel penelitian pada dasarnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
Konstrak yang diukur dengan berbagai macam nilai untuk memberikan gambaran lebih nyata mengenai fenomena-fenomena. Konstrak adalah abstraksi fenomena kehidupan nyata yang diamati. Dengan demikian
merupakan representasi konstrak yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai dan memberikan gambaran lebih nyata mengenai fenomena yang digeneralisasi dalam konstrak.
Menurut Sekaran (dalam Sangadji et al, 2010:136) ada 2 jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini. yaitu variabel independen dan variabel dependen.
1. Variabel Independen (Bebas)
Variabel bebas (independent variable) adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Selain itu variabel independen dinamakan juga variabel yang diduga sebagai sebab.
Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari aktiva tetap, piutang dan persediaan.
2. Variabel Dependen (Terikat)
Variabel dependen merupakan tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Selain itu variabel dependen dinamakan juga variabel yang diduga sebagai akibat. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas.
[image:36.595.109.572.513.759.2]3.2.2.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Tabel 3.1
Definisi operasional Nama
Variabel Defenisi Operasional Parameter Yang Digunakan Skala
Aktiva tetap
Perputaran aktiva tetap mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada harta tetap seperti pabrik dan peralatan.
���������������������
= ���������������
��������������� − ���� Ratio
Piutang
Persediaan
Perputaran persediaan adalah merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh
Perusahaan.
��������������������
=������������������� �������������� − ����
Ratio
Profitabilit as
rasio profititaabilas adalah rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan
investasi. ���=
���������������������� �����������
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sangadji et al. (2010:185) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: subyek atau obyek dengan kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua perusahaan industri tekstil dan garmen yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah berjumlah 18 perusahaan.
Menurut Sangadji et al. (2010:186) “sampel penelitian adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah berdasarkan purposive sampling. Menurut Sangadji et al. (2010:188) “pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Adapun kriteria-kriteria dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan industri otomotif dan komponennya yang terdaftar di BEI pada tahun 2009-2011
2. perusahaan tersebut tidak didelisting pada tahun 2009-2011
Berdasarkan kriteria yang dikemukakan diatas, maka diperoleh 12 perusahaan
otomotif dan komponennya yang memenuhi kriteria penelitian.
[image:39.595.109.573.222.500.2]Perusahaan-perusahaan tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Populasi dan Sampel Penelitian
NO KODE Nama Perusahaan Listing di BEI
1 ASII PT Astra Internasional Tbk 04-April-1990
2 AUTO PT Astra Otoparts Tbk 15-Juni-1998
3 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk 22-Desember-1980
4 GJTL PT Gajah Tunggal Tbk 08-Mei-1990
5 BRAM PT Indo Kordsu Tbk 19-Agustus-2010
6 INDS PT Indospring Tbk 10-Agustus-1990
7 INTA PT Intraco Penta Tbk 23-Agustus-1993
8 MASA PT Multistarada Arah Sarana Tbk 09-September-1996
9 NIPS PT Nipress Tbk 24-Juli-1991
10 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 09-September-1996
11 TURI PT Tunas Ridean Tbk 19-06-1995
12 UNTR PT United Tractor Tbk 19-September-1989
Sumber : Diolah penulis, 2013 3.4. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Hermawan (2005:168), “data sekunder merupakan
struktur data historis mengenai variabel-variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak lain. Sumber data sekunder bisa diperoleh dari dalam suatu perusahaan (sumber internal), berbagai internet websites,
perpustakaan umum maupun lembaga pendidikan, membeli dari perusahaan-perusahaan yang memang mengkhususkan diri untuk menyajikan data sekunder dan lain-lain.
dipublikasikan dan data harga saham perusahaan tersebut diperoleh dari www.saham.us
Data yang diperoleh adalah data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka atau bilangan (Sangadji, 2010:191). Sifat data ini adalah pooling data atau combined model, yaitu gabungan antara data time series dan data cross section. Menurut Sangadji (2011:190) “Data time-series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu pada satu obyek dengan tujuan menggambarkan perkembangan dan data cross-section yaitu data yang dikumpulkan pada satu waktu tertentu pada beberapa obyek dengan tujuan menggambarkan keadaan”. Penelitian ini mengambil data dari 12 perusahaan Otomotif (section) selama periode 3 tahun (series) yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan studi dokumentasi, yaitu dengan mempelajari, mengklasifikasikan, dan menganalisis data sekunder yang terkait dengan lingkup penelitian ini.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu: 1. Tahap pertama, dilakukan melalui studi pustaka yakni pengumpulan data
pendukung berupa literatur, penelitian terdahulu, dan laporan-laporan yang dipublikasikan untuk mendapat gambaran dari masalah yang akan diteliti.
2. Tahap kedua, dilakukan melalui pengumpulan data sekunder melalui fasilitas internet dengan mengakses situs – situs resmi yang berisi laporan keuangan perusahaan otomotif yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD).
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS (Statistical Package for Sosial Science) versi 18. Dalam penelitian ini, α atau tingkat kesalahan ditetapkan
sebesar 5%. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain pengujian asumsi klasik yang kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi dan pengujian hipotesis.
3.6.1.Pengujian Asumsi Klasik
Salah satu syarat yang mendasari penggunaan model regresi adalah
dipenuhinya semua asumsi klasik agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien (Best Linier Unbiased Estimator / BLUE). Menurut Ghozali (2005:123) “beberapa asumsi-asumsi klasik harus dipenuhi agar suatu penggunaan persamaan regresi linier dapat dipergunakan dalam suatu penelitian ilmiah”. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas data, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
3.6.1.1.Uji Normalitas Data
Menurut Erlina (2007:103) Uji normalitas dapat berguna dan bermanfaat untuk
tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal akan digunakan statistik parametik dan jika data tidak normal digunakan statistik non-parametik atau lakukan treatment agar data normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji f perlu mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Menurut Ghozali (2005:110), cara mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, dan
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Menurut Ghozali (2005:115) Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah
uji Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:
Ho
H
: Data Residual berdistribusi normal
a
Bila signifikansi atau probabilitas > 0,05 dengan α = 5% berarti distribusi data normal dan H
: Data residual tidak berdistribusi normal
o diterima, sebaliknya bila signifikan atau probabilitas
< 0,05 berarti distribusi data tidak normal dan Ha diterima atau H0
Menurut Situmorang, et.al (2009:62) ada beberapa cara yang dapat dilakukan bila data ternyata tidak menyebar secara normal, antara lain:
ditolak.
1. Melakukan transformasi data, misalnya mengubah data menjadi bentuk logaritma (Log) atau natural (Ln)
2. Menambah jumlah data
3. Menghilangkan data yang dianggap sebagai penyebab tidak normalnya data
4. Menerima data apa adanya. 3.6.1.2. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2005:91) multikolinearitas adalah situasi dimana adanya
suatu korelasi diantara variabel independen yang satu dengan yang lain. Dalam hal ini, kita sebut variabel-variabel bebas ini tidak ortogonal. Variabel-variabel bebas yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol. Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel
menjadi tidak terhingga. Apabila terjadi korelasi antara variabel independen, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menlihat nilai VIF dan korelasi diantara variabel independen.
Menurut Ghozali (2005:91) mengemukakan bahwa pengujian multikolinearitas dapat dilakukan dengan
menlihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan korelasi diantara variabel independen. Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Disamping itu, suatu model dikatakan terdapat gejala multikolinearitas jika korelasi diantara variabel independen lebih besar dari 0,9.
Ada dua cara yang dapat dilakukan menurut Erlina (2007:107) jika terjadi multikolinearitas, yaitu:
1. Mengeluarkan salah satu variabel. Misalnya variabel independen A dan B saling berkorelasi dengan kuat, maka bisa dipilih A atau B yang dikeluarkan dari model regresi.
2. Menggunakan model lanjutan seperti regresi bayesian atau regresi bridge.
3.6.1.3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Situmorang et al. (2009:63) Heteroskedastisitas dapat dikatakan sebagai
suatu situasi dimana dalam sebuah grup, terdapat varians yang tidak sama diantara sesama anggota grup tersebut. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual diantara pengamatan tersebut tetap, maka disebut homokedastisitas. Deteksi ada tidaknya gejala
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu dalam grafik, dimana jika membentuk pola, maka terjadi gejala heteroskedastisitas. Gejala heteroskedastisitas juga dapat dideteksi dengan metode Spearmen’s Rank Correlation Test.
Menurut Situmorang, et.al. (2009:76), ada dua cara perbaikan heteroskedastisitas, yaitu :
pentingnya observasi yang penting dengan memberikan bobot pada observasi tadi secara proporsional dengan kebalikan dari variansnya.
2. Bila varians �2� tidak diketahui, dimana pengetahuan mengenai �2� biasanya merupakan hal yang jarang dimiliki. Sebagai akibatnya, orang biasanya membuat suatu asumsi yang masuk akal & mentransformasikan data atau membuat gangguan (disturbance) data yang telah ditransformasikan bersifat homokesdastisitas. Misal model persamaannya: Y = b0 + b1x1 + b2x2, ditransformasikan menjadi: LogY = b0 + b1logx1 + b2logx2. Menurut Ghozali (2005:111) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat:
apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadinya heteroskedastisitas. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut.
Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linier berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:
1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0
2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja 3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali 4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
3.6.1.4. Uji Autokorelasi
Menurut Situmorang et al.(2009:78) Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai
suatu keadaan dimana adanya korelasi diantara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (time series) atau ruang (cross section). Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul dikarenakan residual atau kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
autokorelasi tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi. Menurut Ghozali
(2005:96) Pedoman dalam pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi diuraikan oleh, yaitu:
1. Apabila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara 0 dan batas bawah atau Lower Bound (DL) (0<dw<dl), berarti ada autokorelasi positif.
2. Apabila nilai DW terletak antara DL dan batas atas atau Upper Bound (DU) (dl ≤ dw ≤ du), berarti tidak dapat diputuskan apakah terjadi autokorelasi positif atau tidak.
3. Apabila nilai DW terletak antara 4–DL dan 4 (4-dl < dw < 4), berarti
ada autokorelasi negatif.
4. Apabila nilai DW terletak antara 4–DU dan 4–DL (4-du ≤ dw ≤ 4-dl), berarti tidak dapat diputuskan apakah terjadi autokorelasi negatif atau tidak.
5. apabila nilai DW terletak diantara batas atas (DU) dan 4-DU (du < dw < 4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti
tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif.
1. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau menguji apakah koefisien
regresi yang didapat signifikan. Pengujian hipotesis ini dilakukan
dengan metode analisis regresi linear berganda untuk mengetahui
apakah variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.
Ada dua jenis koefisien regresi yang dapat dilakukan, yaitu uji-F dan
3.6.1.5. Uji Signifikansi Parsial (t-test)
Menurut Ghozali (2005:84), “uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas / independen secara individual menerangkan variasi variabel dependen”. Bentuk pengujiannya adalah:
H0 : b1
H
= 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel
Perputaran Aktiva Tetap terhadap ROA secara parsial.
1 : b1
H
≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel
Perputaran Aktiva Tetap terhadap ROA secara parsial.
0 : b2
H
= 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel
Perputaran Piutang terhadap ROA secara parsial.
1 : b2
H
≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel
Perputaran Piutangterhadap ROA secara parsial.
0 : b3
H
= 0, artinya tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel
Perputaran Persediaan terhadap ROA secara parsial.
1 : b3
Pengujian dilakukan menggunakan uji – t dengan tingkat pengujian pada α = 5% derajat kebebasan (degree of fredom) atau df = (n – k ). Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
≠ 0, artinya terdapat pengaruh signifikan dari variabel
Perputaran Persediaan terhadap ROA secara parsial.
H0
H
diterima jika t hitung < t tabel
3.6.1.6. Uji Signifikansi Simultan (F-test)
Menurut Ghozali (2005:84), “uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen / terikat”. Bentuk pengujiannya adalah: Kriteria pengambilan keputusan dengan uji signifikansi simultan ini dapat diuraikan sebagai berikut:
H0 : b1 = b2 = b3
H
= 0, artinya secara simultan variabel Perputaran
Aktiva Tetap, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan tidak
memenuhi model penelitian dan tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama terhadap Return on Asset (ROA).
1 : b1 ≠ b2 ≠ b3
Kriteria pengambilan keputusan:
≠ 0, artinya secara simultan variabel Perputaran
Aktiva Tetap, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan telah
memenuhi model penelitian dan mempunyai pengaruh yang
signifikan secara bersama-sama terhadap Return on Asset (ROA).
H0
H
diterima jika F hitung ≤ F tabel pada α = 5%
a diterima jika F hitung ≥ F tabel pada α = 5%
3.6.1.7. Koefisien Determinasi (R2
Pengujian ini bertujuan untuk menguji tingkat keeratan atau
keterikatan antar variabel dependen dan variabel independen yang bisa
dilihat dari besarnya nilai koefisien determinasi multiple R2. Pengujian
determinasi (R2) akan menunjukkan besarnya persentase sumbangan
perputaran aktiva tetap, piutang dan persediaan terhadap ROA, dimana
0<R2<1. Hal ini berarti bahwa R2
Menurut Situmorang et al. (2010:144) koefisien determinasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
semakin mendekati 1 merupakan
indikator yang menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independent atau predictornya. Range nilai dari R2 adalah 0-1. 0 ≤ R2
Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen. Semakin banyak variabel independent ditambah ke dalam model maka R
≤ 1.Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik.
2
akan meningkat
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Data Penelitian
Objek penelitian ini adalah Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi linier sederhana.
Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel,
selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi
linier sederhana. Pengujian asumsi klasi dan regresi linier sederhana dilakukan
dengan menggunakan software SPSS versi 18. Prosedur dimulai dengan
memasukkan variabel-variabel penelitian keprogram SPSS tersebut dan
menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dan
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh 12 perusahaan yang
memenuhi kriteria yang dijadikan sampel penelitian ini dan diamati selama periode
2009-2011. Daftar perusahaan yang dijadikan sebagai sampel dapat dilihat pada
Tabel 4.1
Populasi dan Sampel Penelitian
NO KODE Nama Perusahaan Listing di BEI
1 ASII PT Astra Internasional Tbk 04-April-1990
2 AUTO PT Astra Otoparts Tbk 15-Juni-1998
3 GDYR PT Goodyear Indonesia Tbk 22-Desember-1980
4 GJTL PT Gajah Tunggal Tbk 08-Mei-1990
5 BRAM PT Indo Kordsu Tbk 19-Agustus-2010
6 INDS PT Indospring Tbk 10-Agustus-1990
7 INTA PT Intraco Penta Tbk 23-Agustus-1993
8 MASA PT Multistarada Arah Sarana Tbk 09-September-1996
9 NIPS PT Nipress Tbk 24-Juli-1991
10 SMSM PT Selamat Sempurna Tbk 09-September-1996
11 TURI PT Tunas Ridean Tbk 19-06-1995
12 UNTR PT United Tractor Tbk 19-September-1989
Sumber : diolah penulis, 2012
4.2 Analisa Hasil Penelitian
4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik
4.2.1.1. Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji
statistik non parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S) dengan membuat
Ho : Data residual terdistribusi normal,
Ha : Data residual terdistribusi tidak normal.
Apabila nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima,
sedangkan jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak.
Adapun hasil uji normalitas data dengan menggunakan model
[image:51.595.155.464.373.596.2]Kolmogrov-Smirnov adalah seperti yang ditampilkan dalam tabel 4.2 berikut ini :
Tabel 4.2
Hail Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 36
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .04754352
Most Extreme Differences Absolute .087
Positive .087
Negative -.061
Kolmogorov-Smirnov Z .523
Asymp. Sig. (2-tailed) .947
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS, diolah oleh penulis, 2013
Dari hasil pengolahan data tersebut, besarnya nilai
Kolmogrov-Smirnov adalah 0,523 dan signifikansi sebesar 0,947. Setelah melihat tabel
menunjukkan data dalam model regresi terdistribusi secara normal,
dimana nilai signifikansinya lebih dari 0,05 (p = 0,947 > 0,05) maka Ho
diterima. Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa
nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat
dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas, berikut ini
[image:52.595.153.495.304.665.2]ditampilkan grafik histogram dan plot data yang terdistribusi normal.
Gambar 4.1
Histogram
Gambar 4.2
Grafik Normal P-P Plot
Sumber : Output SPSS, diolah oleh penulis, 2013
Dengan cara membandingkan antara data observasi dengan
distribusi yang mendekati distribusi normal, dari grafik di atas dapat
disimpulkan bahwa distribusi data normal karena grafik histogram
menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidal
melenceng (skewness) ke kiri maupun ke kanan atau normal.
Demikian pula dengan hasil uji normalitas dengan
menggunakan grafik plot. Pada grafik normal plot, terlihat titik-titik
diagonal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data dalam
penelitian ini sudah terdistribusi dengan normal atau sudah
memenuhi asumsi normalitas.
4.2.1.2. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi diantara variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Batas
tolerance value adalah 0,1 dan batas VIF adalah 10. Suatu data penelitian
dikatakan terjadi multikolinieritas apabila tolerance value < 0,1 dan VIF >
10. Sebaliknya data yang terbebas dari multikolinieritas adalah tolerance
value >0,1 dan VIF < 10. Hasil pengujian data disajikan pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Tolera
nce VIF
(Constant) .039 .021 1.844 .075
Perputaran_piutang -.003 .002 -.262 -1.228 .228 .528 1.89
3
Perputa