• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.4 Metode Analisis Data

Setelah data diperoleh dari hasil wawancara berdasarkan penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden, peneliti akan menganalisa data tersebut melalui suatu pengolahan data yang terdiri dari tahap pengeditan data secara keseluruhan, mengkode data tersebut dan menganalisis secara kuantitatif untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan remaja Surabaya terhadap iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi yang penayangannya antara pukul 06.00 sampai pukul 22.30 wib.

Data yang diperoleh akan dilakukan analisa secara kuantitatif dengan

menggunakan rumus :

Keterangan :

P = Presentasi Responden

F = Frekuensi Responden

N = Jumlah Responden

Dengan menggunakan rumusan tersebut maka akan diperoleh yang diinginkan oleh peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan diatas selanjutnya akan disajikan dalam tabel, kemudian dideskripsikan dan juga diinterpretasikan berdasarkan tabel frekuensi.

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Tentang Iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi

Iklan layanan masyarakat tentang sosialisasi “Generasi Berencana” yang dikeluarkan BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dan di tayangkan diseluruh setasiun televisi swasta, dengan durasi ± 28 detik pada setiap penayangannya. Iklan ini dikeluarkan sebagai bentuk kepedulian BKKBN terhadap masyarakat umum, khususnya remaja berkaitan dengan pernikahan yang membutuhkan perencanaan. Dengan adanya iklan tersebut maka diharapkan masyarakat dapat mempertimbangkan perencanaan sebelum menjalankan kehidupan berumah tangga.

Dalam iklan layanan masyarakat oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional “BKKBN” dengan program “Generasi Berencana” di televisi menggambarkan tentang ketidaksiapan remaja dalam menjalankan kehidupan berumah tangga. Di iklan tersebut Shinta berperan sebagai ibu rumah tangga yang menikah muda. Shinta mengurus pekerjaan rumah tanggannya, termasuk mengurus kedua ananknya. Tampak sosok laki-laki (suami) dengan raut wajah yang kumal dan kusut membawa pakaian kotor, keluar dari kamar. Keduanya (Shinta dan laki-laki) tampak stress dalam menjalani kehidupan rumah tangga mereka.

 

Kemudian Jojo yang berperan sebagai temannya dalam iklan tersebut berkunjung ke rumahnya. Iklan ini dikemas dengan ilustrasi yang di tampilkan di televisi. Keduanya (Shinta dan Jojo) menyampaikan pesan dalam iklan dengan gaya Lipsing mereka. “sorry 3x jek ogah ah kawin muda, sorry 3x bang nikah

perlu rencana”. Dan pada bagian akhirnya mereka menyampaikan secara bersamaan ajakan “Saatnya yang muda yang berencana”.

Mengamati ilustrasi dalam iklan tersebut maka dapat disimpulkan betapa penting perencanaan dalam pernikahan. Pernikahan yang terencana dengan baik maka akan menghasilkan sebuah keluarga yang berkualitas dan sejahtera. Sebaliknya pernikahan yang kurang atau bahkan tanpa perencanaan sangat memungkinkan menciptakan keluarga yang amburadul dan jauh dari sejahtera. Terlebih lagi ketika pernikahan itu dilakukan pada masa remaja yang secara mental dapat dikategorikan labil.

Pada dasarnya tidak ada larangannya untuk menikah pada usia muda, akan tetapi perlu dipahami bahwa menikah membutuhkan perencanaan yang matang. Banyak hal yang harus dijadikan bahan pertimbangan sebelum seseorang memutuskan untuk menikah. Dalam sebuah pernikahan seorang individu harus dapat mengesampingkan ego demi pasangannya, apalagi ketika mereka sudah mempunyai anak. Mereka harus saling mengisi satu sama lain dan meminimalisir perbedaan dalam hal apapun guna menghindari konflik. Sedangkan sifat remaja pada umumnya kecenderungannya ingin menang sendiri dan tidak ingin disalahkan. Hal tersebut wajar saja karena seharusnya masa remaja masa dimana

mereka bersenang – senang tanpa harus disibukkan dengan hal lain yang dapat membebani mereka.

Melalui program baru BKKBN yaitu “Generasi Berencana” yang diiklankan di televisi. Tujuannya untuk mengharapkan remaja yang dibekali dengan pengetahuan Keluarga Berencana (KB) dapat membentuk keluarga yang berkualitas, mereka harus mengatur kapan akan menikah, kapan akan mempunyai anak dan juga mengatur jarak kelahiran. Sasaran utama dari program Generasi Berencana dengan slogan “GenRe” ini adalah remaja, dikarenakan meningkatnya

pernikahan pertama perempuan menjadi 21 tahun, menurunkan kehamilan yang tidak di inginkan atau menurunkan kehamilan pada usia ibu dibawah 21 tahun dan untuk menurunkan resiko angka kematian ibu dan bayi baru lahir.

Dalam sebuah periklanan unsur iklan memiliki peranan penting dalam menyampaikan pesan iklan, tak terkecuali pada iklan BKKN “Generasi Berencana” di televisi. Unsur – unsur tersebut meliputi slogan, video, audio,

setting, talent, pacing dan unsur lainnya. Setiap unsur iklan setidaknya dapat

mewakili isi pesan yang akan disampaikan sehingga dapat memudahkan pemirsanya perhatian, penerimaan dan akhirnya mereka akan mengerti dan memahami tentang apa yang ingin disampaikan dalam sebuah iklan.

Kemudian bagaimanakah iklan Generasi Berencana di televisi yang di keluarkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional dapat memberikan informasi kepada remaja. Dengan kata lain iklan tersebut dapat menambah tingkat

 

kognisi remaja bahwa sebuah pernikahan membutuhkan perencanan demi terciptanya keluarga sejahtera.

4.2 Penyajian dan Analisis Data 4.2.1 Identitas Responden

Data yang ada pada bagian ini adalah data-data yang diperoleh berdasarkan karakteristik responden yang meliputi usia, tingkat pendidikan terakhir dan jenis kelamin responden. Data ini diperlukan untuk dapat menjelaskan secara umum responden. Selengkapnya tertera pada tabel-tabel berikut ini.

4.2.1.1 Usia Responden

Dari hasil kuesioner yang dapat diketahui bahwasannya dari 100 responden yang menonton iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi mempunyai jenjang usia 17 sampai dengan 21 tahun. Selengkapnya terdapat pada table berikut ini :

Tabel 4.1 Usia Responden

(n = 100)

No. USIA RESPONDEN F Prosentase

1. 17 – 18 tahun 17 17%

2. 19 – 21 tahum 83 83%

Jumlah 100 100%

Sumber : kuesioner I.1

Dari hasil tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden yang diperoleh oleh peneliti berjumlah 100 responden dengan usia berbeda. Antara lain pada tabel No

1 menjelaskan responden yang berusia 17 - 18 tahun yaitu sebanyak 17 orang atau 17% dari keseluruhan jumlah responden. Sedangkan responden yang berusia 19 – 21 tahun sebanyak 83 orang atau 83% dari total keseluruhan responden. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berusia antara 19 sampai dengan 21 tahun dan kebanyakan sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

4.2.1.2 Pendidikan Terakhir Responden

Pada tabel 4.2 dibawah ini menjelaskan tentang identitas responden mengenai pendidikan terakhir yang disandang oleh responden, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2

Pendidikan Terakhir Responden (n=100)

No. Pendidikan F Prosentase

1. SMP 17 17%

2. SMA / Sederajat 83 83%

JUMLAH 100 100%

Sumber : kuesioner I.2

Dari hasil tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar responden, yaitu 83% memiliki pendidikan terakhir SMA atau sederajat, 17% responden lainnya berpendidikan terakhir SMP. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden dalam penelitian ini tingkat pendidikan terakhirnya adalah SMA atau sederajat dan saat ini mereka sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Surabaya.

 

4.2.1.3 Jenis Kelamin Responden

Pada tabel 4. 3 berikut ini akan dijelaskan tentang jenis kelamin responden yang dijadikan obyek dalam penelitian ini :

Tabel 4.3 Jenis Kelamin

(n=100)

No. Jenis Kelamin F Prosentase

1. Laki – laki 9 9%

2. Perempuan 91 91%

JUMLAH 100 100%

Sumber : kuesioner I.3

Tabel 4.3 di ketahui bahwa responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 91% responden dan yang berjenis kelamin laki – laki sejumlah 9% responden. Kenyataan ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan. Karena kebanyakan responden berjenis kelamin perempuan lebih sering melihat acara televisi dan lebih peduli dengan apa yang sudah dilihat, dibandingkan dengan laki-laki yang kebanyakan menghabiskan waktunya dengan memainkan game dan mendengarkan musik

4.2.2 Penggunaan Media Televisi

4.2.2.1 Frekuensi Remaja Surabaya Menonton Iklan BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi

Frekuensi remaja dalam menonton iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi terbagi menjadi empat kategori untuk memudahkan responden dalam

menjawab pertanyaan tentang berapa kali dalam seminggu mereka menyaksikan iklan BKKBN GenRe tersebut, yaitu 7 kali, 8 kali, 9 kali dan lebih dari 10 kali.. Dari tabel ini dapat diketahui frekuensi responden dalam menonton iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi dalam seminggu :

Tabel 4.4

Frekuensi Menonton Iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi Dalam Satu Minggu

(n=100)

NO FREKUENSI MENONTON F Ptosentase

1 7 kali O O%

2 8 kali 6 6%

3 9 kali 19 19%

4 10 kali 75 75%

JUMLAH 100 100%

Sumber : kuesioner I.4

Penjelasan yang diperoleh dari tabel 4.5 diatas adalah kebanyakan responden dalam meyaksikan atau menonton iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi yang 7 kali dalam seminggu sebanyak 0% responden, 8 kali sebanyak 6% responden, 9 kali sebanyak 19% responden dan yang menonton 10 kali 75% responden. Hal ini sangat membantu dalam penelitian ini karena semakin sering responden menonton iklan tersebut maka akan berpengaruh terhadap tingkat perhatian, penerimaan dan pengertian mereka, khususnya mengenai pengetahuan responden terhadap iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi. Terpaan yang berulang-ulang nantinya akan menimbulkan ingatan yang kuat terhadap isi pesan iklan yang didukung oleh unsur iklan tersebut,

 

sehingga responden nantinya akan lebih memahami daftar pertanyaan yang diajukan peneliti pada lembar kuesioner.

4.2.2.2 Stasiun Televisi yang digunakan Responden Dalam Menyaksikan Iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana”

Iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” ditayangkan hampir diseluruh stasiun televisi swasta. Tentunya karena iklan ini merupakan iklan layanan masyarakat maka disesuaikan dengan waktu prime time pada setiap jam tayang distasiun televisi. Kemudian di stasiun televisi mana responden sering menjumpai atau menyaksikan iklan Generasi Berencana tersebut. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5

Stasiun televisi yang digunakan responden dalam menyaksikan iklan BKKBN “Generasi Berencana”

(n=100)

NO FREKUENSI MENONTON F Ptosentase

1 RCTI 15 15%

2 ANTV 45 45%

3 SCTV 20 20%

4 Stasiun TV lainnya

(Tran TV, Trans7, TV one )

20 20%

JUMLAH 100 100%

Sumber : kuesioner I.5

Tabel diatas menunjukkan di stasiun televisi apa biasanya responden menjumpai atau menyaksikan iklan BKKBN “Generasi Berencana”. Sebagian besar responden yaitu 45% menyaksikan di ANTV, 20% responden menyaksikan di SCTV, 20% responden menyaksikan di Stasiun TV lainnya seperti TRANSTV,

TRANS7, TVone dan 15% responden menyaksikan di RCTI. Kenyataan ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini paling sering menjumpai iklan yang diperankan Shinta dan Jojo tersebut pada stasiun TV ANTV dari pada stasiun TV lainnya.

4.3 Pengetahuan Remaja Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi

Untuk dapat mengetahui bagaimana pengetahuan remaja Surabaya tentang iklan BKKBN “Saatnya yang muda yang berencana” di Televisi. Maka peneliti membuat 9 pertanyaan yang diajukan pada 100 responden. Pertanyaan tersebut mengacu pada isi pesan dalam iklan BKKBN “Saatnya yang muda yang berencana” di Televisi. Responden diharuskan menjawab pertanyaan dengan opsi dua pilihan yaitu “mengetahui” diberikan skor 2 dan “tidak mengetahui” diberikan skor 1. Dalam hal ini yaitu bagaimana iklan BKKBN “Saatnya yang muda yang berencana” di Televisi dapat memberikan pengetahuan (kognisi) kepada remaja Surabaya bahwa pernikahan membutuhkan perencanaan. Berikut ini akan disajikan tabel – tabel mengenai bagaimana pengetahuan masyarakat Surabaya tentang iklan BKKBN “Saatnya yang muda yang berencana” di Televisi.

 

4.3.1. Pengetahuan Responden terhadap program baru BKKBN Generasi Berencana “Saatnya yang muda yang berencana”

BKKBN sebagai lembaga non departemen mencanangkan program baru Generasi Berencana “Saatnya yang muda yang berencana”. Program tersebut bertujuan untuk mengurangi tingkat pernikahan dibawah 21 tahun dan meminimalis kehamilan dibawah 21 tahun. Sosialisasi program ini salah satunya dilakukan memalui iklan ditelevisi. Maka bagaimana pengetahuan pemirsa Surabaya tentang program baru tersebut melalui iklan Generasi Berencana “Saatnya yang muda yang berencana” di televisi. Selengkapnya sebagai berikut :

Tabel 4.6

Pengetahuan Responden terhadap program baru BKKBN “Saatnya yang muda yang berencana” di Televisi

(n=100) 

No Keterangan Frekuensi Persentase

1. Tahu 100 100%

2. Tidak Tahu 0 0%

Jumlah 100 100% Sumber : Data Kuesioner I.6

Tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh responden dalam penelitian ini menjawab mengetahui terkait program baru BKKBN Generasi Berencana “Saatnya yang muda yang berencana”. Terbukti dengan semua responden yang menjawab mengetahui, yaitu 100% responden dan 0% responden memberikan jawaban tidak mengetahui mengenai pertanyaan bahwa mereka mengetahui program baru BKKBN Generasi Berencana “Saatnya yang muda yang berencana” melalui iklan di televisi. Kenyataan ini menggambarkan bahwa keseluruhan

responden yang dalam penelitian ini adalah remaja mengetahui program BKKBN yang terbaru, yaitu generasi berencana dengan meyaksikan iklan BKKBN di televisi. Selain daya tangkap responden yang cukup tinggi dalam menerima pesan iklan, tetapi factor tokoh yang di perankan oleh Shinta dan Jojo sedikit banyak mempengaruhi tingkat perhatian responden.

4.3.2 Pengetahuan Responden terhadap Artis Yang Sekaligus Berperan Menyampaikan Pesan Dalam Iklan Layanan Masyarakat BKKBN ”Generasi Berencana” di Televisi.

Berikut ini disajikan pengetahuan responden mengenai artis yang berperan menyampaikan pesan dalam iklan BKKBN ”Generasi Berencana”. Pemilihan

talent dalam sebuah iklan tentunya dapat mempengaruhi perhatian pemirsa

terhadap pesan iklan yang disampaikan. Bagaimana pengetahuan responden terhadap artis yang berperan menyampaikan pesan iklan dalam iklan BKKBN ”Generasi Berencana”, tertera pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.7

Pengetahuan Responden terhadap artis yang menyampaikan pesan iklan dalam iklan BKKBN ”Generasi Berencana”

(n=100)

No Keterangan Frekuensi Persentase

1. Tahu 100 100%

2. Tidak Tahu 0 0%

Jumlah 100 100%

 

Tabel diatas menunjukkan semua responden dalam penelitian ini mengetahui, yaitu sebanyak 100% responden dan yang menyatakan tidak mengetahui 0% responden bahwa mereka mengetahui artis yang menyampaikan pesan iklan dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi. Kenyataan ini menggambarkan bahwa seluruh responden dalam penelitian ini mengenal sosok artis yang berperan dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” yaitu Shinta dan Jojo. Shinta dan Jojo mendadak terkenal karena video lipsing yang mereka upload

di internet dan kemudian banyak menyita perhatian public di negeri ini. Terlebih lagi bagi para remaja sebagai pengguna jaringan social facebook di internet pastinya wajah cantik dan gaya centil Shinta dan Jojo sudah tidak asing bagi mereka. Hal ini sedikit banyak akan memberikan pengaruh tersendiri bagi perhatian remaja dalam menonton iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi.

4.3.3 Pengetahuan Responden terhadap tempat (setting) yang digunakan dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi

Salah satu unsure iklan yang mempengaruhi pesan iklan mudah dipahami oleh pemirsanya adalah setting, yaitu pemilihan tempat dalam sebuah iklan.

tempat yang digunakan harus menggambarkan isi pesan iklan yang akan disampaikan. Dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” yang ditayangkan di televise tempat yang digunakan adalah rumah, lebih tepatnya keadaan dalam sebuah rumah yang dihuni oleh sebuah keluarga. Kemudian bagaimana pengetahuan responden mengenai tempat yang digunakan dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televise, disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.8

Pengetahuan Responden terhadap tempat (setting) yang digunakan dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi

(n=100)

No. Keterangan Frekuensi Persentase

1. Tahu 100 100%

2. Tidak Tahu 0 0%

Jumlah 100 100% Sumber : Data Kuesioner I.8

Data diatas menunjukkan bahwa keselruhan responden dalam penelitian ini, yakni 100% responden menyatakan mengetahui dan 0% responden menjawab tidak mengetahui terkait dengan tempat yang digunakan dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi. Kenyataan ini menggambarkan bahwa semua responden dalam penelitian ini mengetahui tempat yang digunakan dalam iklan BKKBN yang diperankan oleh Shinta dan Jojo di sebuah rumah. Rumah tersebut dihuni oleh sebuah keluarga yang terdiri dari suami, istri dan 2 anak mereka serta digambarkan keadaan pasangan muda tersebut dalam menjalani kehidupan berumah tangga. Dalam iklan yang berdurasi 28 detik ini sebenarnya mengilustrasikan tentang ketidaksiapan pasangan muda dalam menjalani bahtera rumah tangga.

 

4.3.4 Pengetahuan Responden tentang slogan iklan BKKBN yang diperankan Shinta dan Jojo adalah“GenRe”

Selain unsur setting dan talent, slogan juga menjadi faktor penting dalam

menyampaikan pesan iklan. Slogan harus mewakili isi pesan yang akan disampaikan. Sehingga slogan seharusnya dibuat sesederhana mungkin supaya mudah dimengerti dan dipahami serta di ingat oleh pemirsanya. Dalam iklan BKKBN yang ditayangkan di televisi menggunakan slogan “GenRe”. BKKBN berharap program ini dapat memberikan pengetahuan pada remaja bahwa pernikahan membutuhkan perencanaan. Kemudian bagaimana pengetahuan responden terhadap slogan GENRE “Generasi Berencana” dalam iklan BKKBN di televisi :

Tabel 4. 9

Pengetahuan Responden tentang slogan iklan BKKBN yang diperankan Shinta dan Jojo adalah GenRe “Generasi Berencana”

(n=100)

No. Keterangan Frekuensi Persentase

1. Tahu 82 82%

2. Tidak Tahu 18 18%

Jumlah 100 100% Sumber : Data Kuesioner I.9

Hasil diatas menunjukkan bahwa sebanyak 82% responden menjawab mengetahui dan 18% responden menyatakan tidak mengetahui menganai Slogan dalam iklan BKKBN yaitu GenRe “Generasi Berencana” yang di tayangkan di

televise. Kenyataan ini menggambarkan bahwa sebagian besar responden mengetahui slogan GenRe dalam iklan BKKBN yang diperankan oleh Shinta dan Jojo, yaitu sebanyak 82 orang. Hal ini disebabkan karena slogan yang dibuat oleh BKKBN untuk program terbarunya Generasi Berencana terbilang sederhana dengan menyingkat dua kata menjadi satu kata “GenRe”.

Sedangkan 18 orang yang menjawab tidak mengetahui terhadap slogan tersebut dikarenakan titik perhatian mereka lebih fokus kepada sosok artis yang berperan dalam iklan BKKBN GenRe “Generasi Berencana”, yaitu Shinta dan Jojo. Dalam iklan tersebut kedua artis ini menyanyikan lagu dengan gaya Lipsing

mereka yang lucu dan centil.

4.3.5 Pengetahuan Responden terhadap iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televise mengilustrasikan pernikahan tanpa perencanaan

Dalam iklan “Generasi Berencana” di televisi BKKBN berusaha untuk memberikan gambaran kepada masyarakat, khususnya remaja tentang kehidupan rumah tangga yang kurang perencanaan. Sehingga ketidaksiapan merupakan beban tersendiri bagi pasanagan suami istri yang menjalaninya. Kemudian bagaimanakah pengetahuan responden tentang ilustrasi pernikahan tanpa persiapan dalam iklan BKKBN “Generasi berencana” di televisi :

 

Tabel 4.10

Pengetahuan Responden terhadap iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi mengilustrasikan pernikahan tanpa perencanaan

(n=100)

No. Keterangan Frekuensi Persentase

1. Tahu 92 92%

2. Tidak Tahu 8 8%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data Kuesioner I.10

Hasil diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden, yaitu sebanyak 92% responden menjawab mengetahui dan sisanya 8% responden menyatakan tidak mengetahui terkait dengan pertanyaan apakah mereka mengatahui bahwa dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” menggambarkan tentang pernikahan tanpa perencanaan. Kenyataan ini membuktikan bahwa unsur video berperan penting dalam menyampaikan pesan sebuah iklan di televisi, terbukti sebanyak 92 orang menyatakan mengetahui terhadap ilustrasi dalam iklan tersebut. Dalam iklan yang berdurasi 28 detik ini dilustrasikan kekacauan yang terjadi dalam sebuah kehidupan berumah tangga karena factor ketidaksiapan pasangan yang menjalainya.

Sedangkan sebagian kecil responden, yaitu 8 orang menyatakan tidak mengetahui terhadap ilustrasi tentang pernikahan tanpa perencanaan dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi. hal ini dapat disebabkan karena perhatian responden terfokus pada hal lain terkait dengan iklan tersebut, misalnya

sosok artis yang memerankannya, backsoundnya atau bahkan bagian pacing

“Saatnya yang muda yang berencana”.

4.3.6 Pengetahuan Reseponden tentang Pernikahan Membutuhkan Perencanaan

Melalui iklan “Generasi Berencana” BKKBN ingin menyampaikan pada masyarakat, khususnya remaja bahwa pernikahan membutuhkan perencanaan. Dalam hal ini pasangan suami istri betul – betul siap lahir bathin dalam menjalankan kehidupan berumah tangga. Perencanaan ini dibutuhkan dalam membentuk keluarga yang sejahtera. Kemudian bagaimanakah pengetahuan responden bahwa pernikahan membutuhkan perencanaan setelah menyaksikan iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi :

Tabel 4.11

Pengtahuan Responden tentang Pernikahan Membutuhkan Perencanaan

(n=100)

No. Keterangan Frekuensi Persentase

1. Tahu 67 67%

2. Tidak Tahu 33 33%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data Kuesioner I.11

Hasil diatas menunjukkan sebagian besar responden, yakni sebanyak 67% menjawab mengetahui dan hanya 33% responden menyatakan tidak mengetahui

 

bahwa pernikahan membutuhkan perencanaan setelah menyaksikan iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi. kenyataan ini menggambarkan bahwa kebanyakan responden dalam penelitian menjadi tahu bahwa pernikahan membutuhakan perencanaan setelah menyaksikan iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi, terbukti dengan 67 responden menyatakan mengetahui. Hal ini dikarenakan pada dibagian penutup iklan di perjelas dengan sebuah kalimat “Saatnya yang muda yang berencana” yang diucapkan secara bersamaan oleh Shinta dan Jojo sebagai pemeran dalam iklan tersebut, hal ini termasuk unsure pacing dalam sebuah iklan.

Sedangkan sebagian responden, yaitu 33 orang menyatakan tidak mengetahui bahwa pernikahan membutuhkan perencanaan setelah menyaksikan iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi. Hal ini dapat disebabkan oleh cara berpikir responden, dalam penelitian ini adalah remaja yang belum terpikirkan untuk menikah dan masih ingin menghabiskan masa remajanya. Selain itu hal ini juga dapat dipengaruhi tingkat perhatian mereka terhadap unsur lain dalam iklan tersebut, misalnya slogan atau artis yang memerankannya.

4.3.7 Pengetahuan Responden terhadap Tujuan Iklan BKKBN “Generasi Berencana”

Perencanaan dalam sebuah pernikahan sangatlah penting untuk menciptakan kehidupan berkeluarga yang sejahtera. Hal inilah yang menjadi harapan bagi kebanyakan individu dalam menjalankan kehidupan berumah tangga. Melalui program “Generasi Berencana” BKKBN memberikan himbauan kepada masyarakat, khususnya anak muda atau remaja bahwa dalam membina kehidupan berumah tangga yang sejahtera dibutuhkan perencanaan yang matang. Kemudian bagaimanakah pengetahuan responden terhadap tujuan iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi yang merupakan himbauan untuk menciptakan kehidupan rumah tangga yang sejahtera:

Tabel 4.12

Pengetahuan Responden terhadap tujuan iklan BKKBN ”Generasi Berencana”

(n=100)

No. Keterangan Frekuensi Persentase

1. Tahu 78 78%

2. Tidak Tahu 22 22%

Jumlah 100 100%

Sumber : Data Kuesioner I.12

Hasil diatas menunjukkan sebagian besar responden, yaitu sebanyak 78% menjawab mengetahui dan 22% responden lainnya menyatakan tidak mengetahui bahwa bahwa tujuan iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi untuk

 

menciptakan kehidupan rumah tangga yang sejahtera. Kenyataan ini menggambarkan bahwa kebanyakan responden dalam penelitian ini memahami tujuan dari iklan BKKBN “Generasi Berencana” untuk menciptakan kehidupan berkeluarga yang sejahtera. Melalui program terbarunya yaitu “Generasi Berencana” BKKBN menghimbau bahwa sebuah pernikahan membutuhkan perencanaan yang matang demi mencapai kehidupan berumah tangga yang sejahtera. Yaitu dengan menurunkan tingkat kehamilan pada usia dibawah 21 tahun dan tentunya meminimalis pernikahan dibawah 21 tahun.

Sedangkan 22 orang responden menyatakan tidak mengetahui terkait

Dokumen terkait