Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi ) SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur
Oleh :
LAILY EMILDA 0543010283
YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
LAYANAN MASYARAKAT BKKBN DI TELEVISI
Disusun oleh :
LAILY EMILDA 0543010283
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi
Menyetujui,
Pembimbing Skripsi
Ir. H. Didiek Tranggono, Msi NIP 195812251990011001
Mengetahui DEKAN
Oleh :
LAILY EMILDA NPM. 0543010283
Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim penguji Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 2 Desember 2010
PEMBIMBING UTAMA TIM PENGUJI
1.Ketua
Ir. H. Didiek Tranggono, Msi Ir. H. Didiek Tranggono, Msi
NIP. 195812251990011001 NIP. 195812251199001001
2. Sekertaris
Dra. Diana Amelia, Msi NIP. 196309071991032001 3. Anggota
Dra. Herlina Suksmawati. Msi
NIP. 19641225 199309 2001
Mengetahui DEKAN
Segala Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, sang Pemberi
nafas hidup pada seluruh mahluk. Hanya kepadaNya-lah rasa syukur dipanjatkan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan Judul “Tingkat Pengetahuan
Remaja Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi
Berencana” di Televisi. Sejujurnya penulis akui bahwa pendapat memang sulit
adanya, tetapi faktor kesulitan itu lebih banyak datang dari diri, karena itu
kebanggaan penulis bukan hanya sampai di sini, tetapi penulis bangga telah berusaha
untuk menundukkan diri sendiri.
Dalam penulisan ini penulis banyak mendapat pengarahan, bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
Adapun penulis sampaikan rasa terima kasih, kepada:
1. Ayah dan Mama tercinta di rumah dan seluruh keluarga besarku.
2. Ibu Dra. Hj. Suparwati. M. Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Juwito, S.Sos., M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi
4. Bapak Drs. Saifuddin Zuhri, S.Sos., M.Si., Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi.
5. Bapak Ir. H. Didiek Tranggono, MSi. Sebagai dosen pembimbing, Trima kasih
Serta tak lupa penulis ucapkan rasa terima kasih secara khusus kepada :
1. Nhole, Sitha, Nitha, Indah, Vita, Risha, Babe dan terima kasih buat
sahabat-sahabat terbaik yang telah membantu dan memberi semangat guna kelancaran
proses praktek maupun penulisan skripsi ini.
2. Pitty yang selalu mendampingi dan memberi semangat kepada penulis
3. Teman-teman angkatan 2005 dan 2006 yang memberikan masukan kepada
penulis selama bimbingan skripsi maupun saat kuliah.
4. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-satu oleh penulis. Penulis
menyadari masih banyak sekali kekurangan-kekurangan dalam penyusunan ini.
Maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Terima Kasih.
Sungguh penulis menyadari bahwa ini belum sempurna dan penuh
keterbatasan. Dengan harapan bahwa ini Insya Allah berguna bagi rekan-rekan di
Program Studi Ilmu Komunikasi, maka saran serta kritik yang membangun sangatlah
dibutuhkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada.
Surabaya, November 2010
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ...………. iii
DAFTAR ISI ...……… v
DAFTAR TABEL... ... x
DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
ABSTRAKSI ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Perumusan Masalah………. 10
1.3 Tujuan Penelitian………. 10
1.4 Manfaat Penelitian ………. 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Periklanan Sebagai Bentuk Komunikasi Massa……… 12
2.1.1 Televisi Sebagai Media Beriklan………... 13
2.1.2 Penonton Televisi Sebagai Khalayak Media Massa………. 15
2.4 Unsur- Unsur Iklan Layanan Masyarakat di Televisi ………. 18
2.5Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat “Generasi Berencana”….. ………. 21
2.6 Teori S-O-R ……… 23
2.7 Kerangkah Berpikir ……… 27
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi operasional dan Pengukuran variabel...………. 30
3.1.1 Iklan Layanan Masyarakat …………..………. 31
3.1.2 Unsur dan Pesan Iklan Layanan Masyarakat “BKKBN” Versi “Generasi Berencana di Televisi……… 31
3.1.3 Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat BKKBN versi “Generasi Berencana” di Televisi……….. 35
3.1.4 Pengukuran Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat BKKBN versi ”Generasi Berencana” di Televisi………... 36
3.2 Populasi Sampel dan Teknik Penarikan Sampel……….…. 38
3.2.1 Populasi Penelitian ……….... 39
3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ……….. 39
3.3 Teknik Pengumpulan Data ………. 41
di televisi……….. 43
4.2 Penyajian dan Analisis Data ……… 46
4.2.1 Identitas Responden ………. 46
4.2.1.1 Usia Responden ………. 46
4.2.1.2 Pendidikan Terakhir Responden ……… 47
4.2.1.3 Jenis Kelamin Responden ………. 48
4.2.2 Penggunaan Media Massa ……… 48
4.2.2.1 Frekuensi Remaja Surabaya Menonton Iklan BKKBN ‘generasi Berencana” di Televisi ………. 48
4.2.2.2Stasiun Televisi yang digunakan Responden Dalam Menyaksikan Iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana………..……… 50
4.3 Pengetahuan Remaja Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi ..……….. 51
4.3.1 Pengetahuan Responden terhadap program baru BKKBN Generasi Berencana “Saatnya yang muda yang berencana”………. 51
4.3.2 Pengetahuan Responden terhadap Artis Yang Sekaligus
4.3.3Pengetahuan Responden terhadap tempat (setting) yang digunakan
Dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana”
di televisi………. 54
4.3.4 Pengetahuan Responden tentang slogan iklan BKKBN yang
diperankan Shinta dan Jojo adalah“GenRe”……… 56
4.3.5 Pengetahuan Responden terhadap iklan BKKBN “Generasi Berencana”
di televisi mengilustrasikan pernikahan
tanpa perencanaan………. 57
4.3.6 Pengetahuan Reseponden tentang Pernikahan
Membutuhkan Perencanaan………. 59
4.3.7 Pengetahuan Responden terhadap Tujuan Iklan BKKBN
“Generasi Berencana”………...…. 61
4.3.8 Pengetahuan Responden bahwa sita dan jojo menyampaikan pesan
iklan BKKBN “Generasi Berencana” Dengan Menyanyikan Lagu
yang Bernada KeongRacun…….………... 62
4.3.9 Pengetahuan Responden terhadap Ajakan “Saatnya yang muda
yang berencana”……… 64
4. 4 Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan
Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana”
DAFTAR PUSTAKA ………... 72
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Usia Responden ……… 46
Tabel 4.2 Pendidikan Terakhir Responden ……….. 47
Tabel 4.3 Jenis Kelamin ……… 48
Tabel 4.4 Frekuensi Menonton Iklan BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi
Dalam Satu Minggu ……… 49
TAbel 4.5 Stasiun Televisi apa Responden Sering Menyaksikan Iklan
BKKBN “Generasi Berencana” ………. 50
Tabel 4.6 Pengetahuan Responden terhadap Program Baru BKKBN “Saatnya
yang Muda Yang Berencana” di Televisi……… 52
Tabel 4.7 Pengetahuan Responden terhadap Artis yang Menyampaikan Pesan
Iklan dalam Iklan BKKBN “Generasi Berencana”……… 53
Tabel 4.8 Pengetauan Responden terhadap Tempat (Setting) yang digunakan
dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi…..………. 55
Tabel 4.9 Pengetahuan Responden tentang Slogan Iklan BKKBN yang Diperankan
Shinta Dan Jojo adalah GenRe “Generasi Berencana”……… 56
Tabel 4.10 Pengetahuan Responden terhadap Iklan BKKBN “Generasi Berencana”
Berencana”... 61
Tabel 4.13 Pengetahuan Responden bahwa sita dan jojo menyampaikan pesan iklan
BKKBN “Generasi Berencana” Dengan Menyanyikan Lagu yang Bernada
Keong Racun……….. 63
Tabel 4.14 Pengetahuan Responden terhadap Ajakan “Saatnya yang muda yang
berencana”………. 64
Tabel 4.15 Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan BKKBN “Generasi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.5 Bagan Teori S-O-R ……… ……….… 25
Gambar 2.6 Bagan Kerangka Berpikir Tingkat Pengetahuan Remaja
Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat
Halaman
Lampiran 1 : Kuisoner ……… 74
LAILY EMILDA, TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA SURABAYA TERHADAP IKLAN LAYANAN MASYARAKAT BKKBN DI TELEVISI (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi)
Iklan BKKBN “Generasi Berencana” yang ditayangkan hampir diseluruh stasiun televisi swasta merupakan salah satu iklan layanan masyarakat. Iklan tersebut menyampaikan program baru dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional tentang Generasi Berencana “Saatnya yang muda yang berencana”. Melalui iklan ini BKKBN mengharapkan remaja dapat melakukan perencanaan dalam sebuah pernikahan demi terciptanya keluarga yang berkualitas dan sejatera. Kemudian bagaimanakah iklan tersebut dapat memberikan pegetahuan pada remaja bahwa pernikahan membutuhkan perencanaaan.
Landasan teori yang dipakai yaitu Teori S-O-R. Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu, teori ini menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari proses komunikasi. Dalam penelitian ini iklan BKKBN “Generasi Berencana” dapat mempengaruhi tingkat kognisi remaja tentang Generasi Berencana.
Metode penelitian ini menggunakan sample random sampling atau sampling sederhana, setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Peneliti memilih dan memberikan nomor pada seluruh populasi, lalu mengundinya (merandom/mengacak) sampai mendapatkan jumlah sample yang dibutuhkan. Syarat teknik sampling random sederhana ini adalah tersedianya kerangkah sampling atau daftar sampling,. Kemudian hasil dari kuisioner tersebut diolah menjadi data untuk dapat mengetahui tingkat pengetahuan remaja terhadap iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi.
Setelah melalui pengolahan data dari hasil kuisioner yang dibagikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan remaja Surabaya terhadap iklan BKKBN ”Generasi Berencana” di televisi terdapat pada kategori tinggi. Dimana responden mengerti dan memahami pesan iklan “Generasi Berencana” di televisi yang merupakan salah satu program dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN tentang pentingnya perencanaan dalam sebuah pernikahan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Masyarakat dalam kehidupannya membutuhkan informasi untuk memenuhi
segala kebutuhan yang semakin beragam. Informasi selalu berkembang seiring
dengan perubahan jaman. Dapat dikatakan masyarakat tidak hanya butuh melainkan
masyarakat sangat dituntut untuk mengetahui informasi–informasi yang selalu
berkembang. Dalam penyampaian informasi tidak lepas dari proses komunikasi
dimana dalam proses komunikasi selalu membutuhkan sarana atau media dalam
menyampaikan informasinya, baik melalui media massa atau melalui media
komunikasi interpersonal. Agar informasi dapat diterima dengan baik oleh
masyarakat, media yang digunakan harus tepat pula.
Komunikasi dapat dilakukan secara langsung dan dapat pula dilakukan secara
tidak langsung, yaitu dengan menggunakan media massa. Media massa tersebut
adalah pers, radio, televisi, film, dan lain – lain. Dalam perkembangannya pers
mempunyai dua pengertian yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam
pengertian sempit. Pers dalam pengertian luas meliputi segala penerbitan bahkan
termasuk media massa elektronik, radio, siaran, dan televisi siaran. Sedangkan pers
dalam pengertian sempit hanya terbatas pada media massa cetak yakni, surat kabar,
Seiring dengan perkembangannya ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam
memperoleh informasi tidak hanya komunikasi secara langsung (tatap muka), tetapi
juga dapat melalui media massa untuk membantu komunikator berhubungan dengan
khalayaknya. Media massa dapat menjadi jembatan untuk menghubungkan
komunikator dengan komunikan yang melintasi jarak, waktu, bahkan pelapisan sosial
dalam suatu masyarakat. Media massa mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan respon dan kepercayaan masyarakat. Dalam penyampaian informasi
sebagai tugas pokok media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti
yang dapat mengarahkan respon seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu
hal yang dapat memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap
hal tersebut.
Kehadiran media massa merupakan gejala awal yang menandai kehidupan
masyarakat modern sekarang ini. Hal ini dapat dilihat melalui meningkatnya tingkat
konsumsi masyarakat terhadap berbagai bentuk media massa dan bermunculan media
baru yang menawarkan banyak pilihan pada khalayaknya, yang pada akhirnya akan
menimbulkan ketergantungan masyarakat pada media elektronik tersebut.
Media televisi sudah menjadi kebutuhan masyarakat untuk mengetahui
perubahan serta peristiwa yang terjadi di belahan dunia lain mulai dari film, berita,
hingga kemajuan teknologi yang tengah berlangsung. Dibandingkan dengan media
massa yang lain televisilah yang paling efektif dalam menyampaikan informasi
kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan selain mengeluarkan suara, televisi juga
menampilkan gambar, sehingga informasi yang disampaikan akan lebih mudah
terhadap aspek-aspek kehidupan pada umumnya. Televisi disini menimbulkan
pengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang sudah terlanjur mengetahui dan
merasakannya, baik pengaruh yang positif ataupun pengaruh yang negatif. (Effendy,
1996:122)
Selain itu televisi juga memiliki kelebihan dan kekuatan tersendiri.
Kelebihan dari media televisi adalah paket acaranya yang mampu membuka
wawasan berpikir pemirsa untuk menerima dan mengetahui kejadian yang berada di
lingkungan masyarakat. (Kuswandi, 1996 : 94) Sedangkan kekuatan dari media
televisi adalah menguasai jarak dan ruang, dapat menjangkau massa dalam jumlah
besar, nilai aktualitas yang cepat, daya rangsang pemirsanya yang cukup tinggi, serta
menyampaikan informasi dengan lebih singkat, jelas, dan sistematis. Mengingat
kemampuan televisi dalam menguasai jarak secara geografis dan sosiografis.
(Kuswandi, 1996), maka televisi dapat memberikan pengaruh yang lebih besar pada
khalayak dibanding dengan radio dan surat kabar.
Diantara media massa yang ada, televisi adalah media elektronik yang paling
banyak menerima sorotan, terutama dalam isi siaran. Dalam banyak hal televisi
memilki kelebihan yang tidak dimiliki oleh media lain. Pertama, kecepatan
pertumbuhan televisi yang sangat cepat di semua negara industri, bahkan dengan
jumlah yang berbeda, perluasan itu juga melanda negara-negara yang sedang
berkembang termasuk Indonesia. Kedua, televisi mampu menyebarkan informasi
dengan format audio visual dan kinematografik (pandang dengar dan gambar
kepala sendiri kejadian sebenarnya yang ditayangkan di televisi , padahal
peristiwanya terjadi dan disiarkan dari jarak jauh. (Muis, 2001: 56).
Berdasarkan uraian diatas, mengenai fungsi dan kelebihan televisi, maka
tidak heran jika salah satu dampak dari acara televisi yaitu kemampuan seseorang
atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan oleh televisi
yang kemudian melahirkan pengetahuan bagi pemirsanya. (Kuswandi, 1996)
Pada perkembangan sekarang ini, media massa dengan kemajuan
teknologinya yang semakin maju seringkali mengubah perilaku audience-nya yang
bersumber dari nilai, norma, ide, dan symbol-simbol dari masyarakat. Media massa
lebih mementingkan aspek komersial dan daya jual yang akan laku keras di pasar.
Karena aspek komersial yang digunakan media massa maka persaingan media
semakin ketat. Namun demi menjalankan fungsinya sebagai control social, media
juga menyajikan iklan layanan masyarakat yang sifatnya tidak komersial.
Iklan ditelevisi telah menciptakan karakteristik tertentu dan persuasif sehingga
para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan sesuatu
tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan dan memiliki cara menyampaikan
isi pesan itu sendiri. Semuanya itu menambah nilai yang positif dan menimbulkan
pengaruh terhadap khalayaknya yang menonton ataupun melihat tayangan iklan
tersebut di televisi. Kelebihan-kelebihan televisi sebagai media iklan ini berlaku
dimana saja dan berlaku secara umum. Berkesan realistic, sifatnya yang visual dan
disuguhkan di televisi Nampak begitu hidup dan nyata. Dengan kelebihan ini, para
pengiklan dapat menunjukkan isi pesan tersebut secara detail.
Sasaran iklan adalah masyarakat, maka tujuan periklanan mempengaruhi
kognisi khalayak (Jefkins, 1997:17). Efek kognitif dari adanya pesan iklan adalah
perubahan pengetahuan. Pengetahuan sendiri merupakan proses di dalam menerima
stimuli dari lingkungan dan mengubahnya ke dalam kesadaran psikologis sehingga
dengan adanya iklan yang ditayangkan di televisi, khalayaknya yang belum
mengetahui menjadi mengerti, paham dan jelas mengenai informasi yang
disampaikan oleh pengiklan.
Iklan layanan masyarakat umumnya dibuat oleh lembaga-lembaga khusus
pemerintah yang bergerak dibidang jasa untuk melakukan himbauan-himbauan yang
positif kepada masyarakat agar mengerti tentang isi pesan iklan tersebut dan dapat
menarik perhatian masyarakat sehingga dapat menimbulkan respon yang positif pula
bagi masyarakatnya. Melalui penampilan beberapa model iklan, kata-kata yang
mudah diingat, gambar serta ilustrasi yang dibuat sedemikian rupa agar menarik
perhatian khalayaknya.
Salah satu iklan layanan masyarakat adalah iklan yang di keluarkan oleh
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional “BKKBN”, dengan program baru
yaitu “Generasi Berencana”. Tujuannya untuk mengharapkan remaja yang dibekali
dengan pengetahuan Keluarga Berencana (KB) dapat membentuk keluarga yang
berkualitas, mereka harus mengatur kapan akan menikah, kapan akan mempunyai
Berencana dengan slogan “GenRe” ini adalah remaja, dikarenakan meningkatnya
pernikahan pertama perempuan menjadi 21 tahun, menurunkan kehamilan yang tidak
di inginkan atau menurunkan kehamilan pada usia ibu dibawah 21 tahun dan untuk
menurunkan resiko angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
(http://www.bkkbn.go.id/webs/DetailRubrik.php?MyID=641).
Di dalam iklan layanan masyarakat Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional “BKKBN” dalam program “Generasi Berencana” berisikan tentang
himbauan kepada masyarakat umum, khususnya remaja bahwa pernikahan
membutuhkan perencanaan dan mengharapkan remaja dapat melakukan perencanaan
dalam sebuah pernikahan demi terciptanya keluarga yang berkualitas dan sejahtera.
Tujuan dari iklan tersebut adalah apabila pembangunan kependudukan dan program
KB tidak segera mendapatkan perhatian dari para pengambil kebijakan, maka
pertambahan penduduk sebesar 3,5 juta pertahun akan menjadi beban bangsa
Indonesia pada masa mendatang. Pemerintah Indonesia dalam menangani masalah
pembangunan kependudukan dan program KB bakal makin berat karena pada akhir
tahun ini jumlah penduduk bisa membengkak hingga mencapai 240 juta jiwa.
(http://www.bataviase.co.id/node/360500)
Pada dasarnya tidak ada larangannya untuk menikah pada usia muda, akan
tetapi perlu dipahami bahwa menikah membutuhkan perencanaan yang matang.
Banyak hal yang harus dijadikan bahan pertimbangan sebelum seseorang
mengesampingkan ego demi pasangannya. Mereka harus saling mengisi satu sama
lain dan meminimalisir perbedaan dalam hal apapun guna menghindari konflik.
Hal tersebut bertolak belakang dengan sifat remaja secara umum, yaitu
sebagian besar remaja mempunyai kecenderungan ingin menang sendiri walaupun
salah mereka tak peduli. Biasanya remaja berfikirnya sekali saja dan tidak
menghiraukan akibatnya. Dalam kondisi seperti ini peran orang tua di harapkan
menjadi backup untuk menghindarkan anak mereka dari hubungan yang tidak wajar.
Karena tidak dapat di pungkiri hampir semua pernikahan yang terjadi di kalangan
remaja adalah akibat hubungan fisik yang melewati batas, istilah di masyarakat kita
maried by accident (MBA). Mereka hidup bersama dalam sebuah pernikahan
dilandasi oleh keterpaksaan.
Selain itu factor ekonomi menjadi salah satu bagian yang sangat penting
dalam keharmonisan rumah tangga. Maka dari itulah dibutuhkan perencanaan yang
matang untuk membentuk sebuah keluarga sejahtera. Tidak sedikit pula terjadinya
konflik pasangan suami istri yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan
materi yang kemudian berujung pada perceraian. Yang terjadi di masyarakat kita
kebutuhan ekonomi pasangan suami istri muda kebanyakan ditunjang oleh
keberadaan orang tua mereka.
Dalam iklan layanan masyarakat oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional BKKBN “Generasi Berencana” di televisi menggambarkan tentang
ketidaksiapan remaja dalam menjalankan kehidupan berumah tangga. Di iklan
mengurus pekerjaan rumah tanggannya, termasuk mengurus kedua ananknya.
Tampak sosok laki-laki dengan raut wajah yang kumal dan kusut membawa pakaian
kotor, keluar dari kamar. Keduanya (Shinta dan laki-laki) tampak stress dalam
menjalani kehidupan rumah tangga mereka.
Kemudian Jojo yang berperan sebagai temannya dalam iklan tersebut
berkunjung ke rumahnya. Iklan ini dikemas dengan ilustrasi yang di tampilkan di
televisi. Keduanya (Shinta dan Jojo) menyampaikan pesan dalam iklan dengan gaya
Lipsing mereka. “sorry 3x jek ogah ah kawin muda, sorry 3x bang nikah perlu
rencana”. Dan pada unsur pacing nya mereka menyampaikan “Saatnya yang muda
yang berencana”.
Sebuah keberhasilan iklan sangat dipengaruhi oleh unsur – unsur iklan yang
ditonjolkan. Misalnya property, lighting, talent, pacing, slogan dan beberapa unsur
iklan lainnya. Dalam iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana”,
unsur yang ditonjolkan adalah talent., yaitu Shinta dan Jojo yang dapat dikategorikan
artis dunia maya. Dua gadis cantik dari Jawa Barat yang terkenal karena boomingnya
video lipsing tersebut diharapkan dapat memberikan pengaruh positif bagi
masyarakat terkait isi pesan iklan.
Terkenalnya Shinta dan Jojo melalui video Lipsing Keong Racun merupakan
fenomena yang cukup menarik. Sebenarnya mereka hanya dua mahasiswi sebuah
perguruan tinggi di Bandung yang kemudian iseng meng upload video Lipsing
mereka ke dalam jaringan social, facebook. Tapi wajah cantik dan perilaku centil
banyak penggemar dari para pengguna facebook, yang sebagian besar remaja.
Walaupun kemunculan mereka sebagai public figure, tapi saat ini mereka eksis
sebagai artis nasional.
Dari uraian di atas, maka peneliti melihat adanya fenomena yang menarik
untuk dibahas, dimana media massa bisa menjadi sumber informasi yang bisa
menambah pengetahuan bagi penontonnya, yakni masyarakat khususnya remaja.
Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana pengetahuan remaja Surabaya
terhadap iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana”, yang waktu
penayangannya berdurasi ± 28 detik ditelevisi, dengan melihat bagaimana iklan
tersebut dikemas dan disajikan kepada khalayak umum.
Pada penelitian ini sampel yang akan diteliti adalah remaja berusia 17 – 21
tahun, dan menggunakan teori S-O-R yang dapat menjelaskan bagaimana terpaan
acara televisi dapat menyababkan respon kognitif bagi pemirsanya. Alasan dipilihnya
remaja berusia 17 -21 tahun Pertama, sasaran utama dari iklan layanan masyarakat
BKKBN “Generasi Berencana” adalah remaja. Kedua, karena remaja berumur 17 –
21 tahun memiliki kematangan kognitif, kematangan emosional dan sosial.
(Sarwono,2004:14). Kemudian lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Kota
Surabaya.
Sasaran dari iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” adalah
remaja dan Surabaya merupakan ibu kota Jawa Timur dengan jumlah remaja
(SMP), tingkat menengah atas (SMA), atau perguruan tinggi baik negri maupun
swasta yang tersebar di Surabaya dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur.
1.2Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas peneliti dapat merumuskan permasalahan
penelitian ini, yaitu:
Bagaimana Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan Layanan
Masyarakat BKKBN “ Generasi Berencana” di Televisi.?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
peneliti ingin mengetahui bagaimana Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya
1.4Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis.
Sebagai bahan tambahan pemikiran untuk ilmu komunikasi terutama topik
bahasan yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap
berbagai hal yang disajikan oleh media massa, khususnya dalam bentuk iklan
layanan masyarakat di televisi.
2. Kegunaan Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini bisa menambah pengetahuan masyarakat pada
umumnya dan remaja pada khususnya bahwa media televisi merupakan bentuk
media yang perlu perhatian, pengertian dan pemikiran yang luas didalam
penyajiannya, terutama dalam menyampaikan informasi mengenai program
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Periklanan Sebagai Bentuk Komunikasi Massa
Menurut Harold D. Lasswell, unsur – unsur Komunikasi massa terdiri dari
sumber (source), pesan (message), saluran (channel), penerima (reciever) dan efek
(effect ). Sumber di sini tidak lain adalah pengiklan itu sendiri atau komunikator /
orang – orang kreatif di biro iklan. Unsur pesan adalah apa yang dikomunikasikan
oleh sumber pengiklan tadi. Menurut Charles Wright (1977) unsur pesan ini
memiliki sifat terbuka untuk umum (publicly), singkat dan simultan (rapid), segera
dan sekali pakai (transient). Unsur saluran menyangkut media yang dipakai untuk
menyebarkan pesan – pesan tadi seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, internet.
Unsur penerima adalah khalayak sasaran (mass audience) dari pesan komunikasi
massa yang disampaikan lewat media tadi. Sifat – sifat dari khalayak sasaran ini
antara lain : luas dan banyak (large), beragam (heterogen), antara sasaran dengan
komunikator tidak saling kenal (anonim). Untuk itu, dalam strategi pemilihan media
iklan dan strategi kreatif periklanan dikenal tahapan identifikasi dan segmentasi
khalayak sasaran untuk membuat pesan dan media yang dipilih menjadi focus dan
Unsur efek adalah perubahan – perubahan yang terjadi pada khalayak sasaran
setelah menerima pesan tadi. David Berlo mengidentifikasi efek perubahan tadi
dalam tiga kecenderungan : Perubahan, Pengetahuan, Perubahan, Sikap dan
Perubahan Perilaku. Untuk itu, dalam strategi periklanan harus ada upaya – upaya :
a. Merubah atau member pengetahuan bagi khalayak, dengan cara
menginformasikan keuntungan atau manfaat.
b. Merubah sikap khalayak, sehingga sasaran menjadi tertarik dan menyukai.
c. Merubah perilaku, sehingga khalayak sasaran memutuskan untuk membeli
produk yang diiklankan.
Periklanan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi
fungsi pemasaran. Untuk dapat menjalankan fungsi pemasaran, maka apa yang harus
dilakukan dalam kegiatan periklanan tentu saja harus lebih dari sekedar memberikan
informasi kepada khalayak. Periklanan harus mampu membujuk, mengarahkan
khalayak ramai agar berperilaku sedemikian rupa sesuai dengan strategi yang telah
dirancang. Singkatnya, periklanan harus dapat mempengaruhi pemilihan dan
keputusan. ( Jefkins, 1997: 15 )
2.1.1 Televisi Sebagai Media Beriklan
Pada dasarnya media televisi bersifat transistory atau hanya sekilas dan
penyampaian pesannya dibatasi oleh durasi (jam, menit, detik). Pesan dari televisi
mempunyai unsur audio dan visual. Sehingga para pengiklan percaya bahwa televisi
mampu menambah daya tarik iklan dibandingkan media lain. Televisi juga diyakini
berorientasi mengingatkan khalayak sasaran terhadap pesan yang disampaikan (
Kasali,1992 : 172 )
Bukti keefektifan televisi sebagai media beriklan terlihat pada kepercayaan
iklan yang kuat terhadapnya serta selalu menggunakannya secara tetap. Penyebabnya
antara lain karena kekuatan yang dimiliki televisi yaitu :
a. Efesiensi biaya yang merupakan keunggulannya mampu menjangkau
khalayak sasaran yang sangat luas. Televisi tidak hanya menjangkau khalayak
sasaran yang dapat dicapai oleh media lain tetapi juga khalayak yang tidak
terjangkau sekalipun. Jangkauan misal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk
menjangkau setiap orang.
b. Memberikan dampak atau pengaruh yang kuat. Dalam hal ini televisi
mempunyai kemampuan kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran.
Karena sebagian besar masyarakat meluangkan waktu di depan televisi.
c. Televisi mempunyai kemampuan menimbulkan tekanan pada dua indera
sekaligus, penglihatan dan pendengaran ( Kasali, 1992:121-122 )
Posisi dan peran media televisi dalam operasionalisasinya di masyarakat salah
satunya adalah mengadakan korelasi antara informasi yang diperoleh dengan
kebutuhan khalayak sasaran, karena komunikator lebih menekankan pada seleksi
2.1.2 Penonton Televisi Sebagai Khalayak Media Massa
Secara universal dan sederhana khalayak media dapat diartikan sebagai
sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, penonton dan pemirsa sebagai
media massa atau komponen isinya. Dalam arti yang lebih ditekankan, khalayak
media ini memiliki beberapa karakteristik yaitu memiliki jumlah yang besar, bersifat
heterogen, menyebar dan anonym, serta mempunyai kelemahan dalam ikatan
organisasi sosial sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan
cepat (Mc Quail, 1994:201). Penonton televisi adalah massa dan memiliki perbedaan
jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta memiliki kerangkah acuan dan lapangan
pengalaman yang berbeda.
Berdasarkan pengelompokan tersebut, maka sejumlah acara diperuntukan
untuk kelompok tertentu sebagai sasaran target group, disamping khalayak
keseluruhan sebagai sasarannya atau khalayak sasaran target audience. Contoh acara
untuk khalayak sasaran adalah warta berita, sandiwara, film seri, music dan lain-lain.
Sedangkan untuk kelompok sasaran adalah acara untuk anak-anak, remaja,
mahasiswa, ABRI, pemeluk agama Islam dan lain-lain (Effendy, 1993:20)
Televisi sebagai media yang dapat dilihat visible dan dapat didengar audible
yang membedakan dengan media elektronik lain seperti radio, televisi mempunyai
sifat-sifat langsung, simultan, intim dan nyata (Mulyana, 1997:169). Keunggulan
inilah yang menyebabkan televisi mempunyai kapasitas lebih sebagai media
2.2 Iklan Layanan Masyarakat
Iklan layanan masyarakat atau disebut PSA Public Service Advertisin) adalah
sebuah gagasan atau pesan yang bersifat sosial dalam rangka mengedukasi
masyarakat secara lua. Iklan atau advertising menurut Kleppner berarti mengoperkan
pikiran dan gagasan kepada orang lain. Dari pengertian ini dapat kita terima
sebenarnya iklan tidak ada bedanya dengan pengertian komunikasi satu arah.
Kegiatan periklanan mengandung unsur penyewaan ruang dan waktu dari suatu
media massa karena ruang dan waktu memang dipergunakan oleh pengiklan untuk
menyebarkan informasi. Penyebaran informasi melalui media itulah membawa sifat
iklan yang non personal atau tidak bertatap mukka secara langsung. ( Liliweri, 1992:
18 ).
Iklan dan jenis media massa lain merangkum aspek-aspek realitas sosial yang
dalam pengertian Marchan disebut sebagai dilema-dilema sosial. Tetapi ia tidak
merepresentasikan aspek-aspek tersebut secara tidak jujur. Ia menjadi cermin yang
mendistorsi bentuk-bentuk obyek yang direfleksikannya tetapi juga menampilkan
citra-citra dalam visinya. Iklan tidak berbohong tetapi juga tidak menyatakan yang
sebenarnya (Noviani, 2002:54).
Iklan layanan masyarakat, menurut Kamus Istilah Periklanan Indonesia adalah
jenis periklanan yang dilakukan oleh pemerintah, suatu organisasi komersial atau pun
non komersial untuk mencapai tujuan sosio-ekonomis terutama untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Iklan bukan semata-mata pesan bisnis yang menyangkut
penting bagi berbagai kegiatan nonbisnis. Di negara-negara maju, iklan telah
dirasakan manfaatnya dalam menggerakkan solidaritas masyarakat manakala
menghadapi suatu masalah sosial. Dalam iklan tersebut disajikan pesan-pesan sosial
yang dimaksud untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah
masalah yang harus dihadapi., yakni kondisi yang bisa mengancam keselarasan dan
kehidupan umum. Iklan seperti itu menurut kasali ( 1992:201 ) disebut Iklan layanan
Masyarakat (ILM). (http://desaingrafisindo.wordpress.com)
2.3 Tingkat Pengetahuan
Tingkat adalah ukuran tinggi rendahnya tentang sesuatu misalnya derajat,
kelas, taraf, pendidikan dan pengetahuan. Dalam kamus umum Bahasa Indonesia,
pengetahuan berasal dari kata “tahu”, dimana arti pengetahuan itu sendiri adalah
segala apa yang diketahui atau akan diketahui yang berkenan suatu hal, dalam hal ini
yang berhubungan kegiatan penyuluhan. Definisi pengetahuan mengacu apakah
seseorang cukup intens untuk mengetahui informasi dari suatu masalah tergantung
kepada pengetahuan yang dimiliki seseorang mengenai masalah tersebut bagaimana
orang tersebut menanggapi dan memecahkan masalah tersebut secara jelas. (Eriyanto,
2000:239).
Tingkat pada tingkat pengetahuan di sini adalah variable. Pengetahuan adalah
konsep yang merupakan salah satu atribut dari perubahan yang terjadi dari efek
berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan atau informasi.
(Rakhmat,2004:219). Efek kognitif dengan pikiran atau penalaran sehingga khalayak
yang semula tidak tahu, yang terjadinya tidak mengerti dan yang hanya bingung
menjadi jelas.
Pengertian lain menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan adalah suatu konsep
yang merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi, yang diklasifikasikan
ke dalam efek kognitif. Dari efek kognitif itulah terjadi bila ada perubahan pada apa
yang ia ketahui, dipahami atau dipersepsi oleh khalayak serta juga terkait dengan
pentrasmian pengetahuan (Rakhmat, 2001:67)
2.4 Unsur-unsur Iklan Layanan Masyarakat Di Televisi
Unsur-unsur iklan di televisi merupakan komponen-komponen yang terdiri
dari unsur visual dan audio untuk mewujudkan gagasan kreatif sehingga mampu
menciptakan daya tarik bagi pemirsanya. ( Morrison, 2007:282 ) terdiri dari :
1. Talent
Adalah seseorang atau banyak orang yang menjadi penyampai pesan
iklan, yang menyampaikan berbagai macam hal yang bertujuan
meningkatkan awareness dan menumbuhkan kepercayaan melalui pesan
yang disampaikan. Salah satu unsur terpenting dalam iklan di televisi
2. Props
Merupakan alat peraga dengan tujuan menjelaskan gambar yang
digunakan oleh talent atau model dalam menyampaikan pesan dari suatu
produk.
3. Setting
Lokasi atau tempat pada saat pengambilan gambar sedang berlangsung
yang dilengkapi dengan lampu (lighting) serta didukung dengan model
sebagai penyempurna dalam pembuatan iklan.
4. Audio
Komponen audio dari suatu iklan terdiri dari suara, music dan sound
effect. Pada iklan televisi, suara digunakan dalam berbagai cara yang
berbeda. Suara dapat didengar melalui suatu presentasi langsung oleh
seorang penyaji (Presenter) atau dalam bentuk percakapan diantara
sejumlah orang yang muncul pada iklan yang bersangkutan. Suatu cara
yang umum dilakukan untuk menampilkan elemen suara pada iklan
televisi adalah melalui pengisian suara (dubbing atau voice over) yaitu
narasi yang mengiringi gambar tanpa memperlihatkan siapa yang
membacakan narasi tersebut. music juga menjadi bagian penting suatu
iklan televisi karena musik dapat menjadi alat untuk menarik perhatian,
5. Video
Mengandung rangkaian adegan yang berupa gerakan, kata-kata yang
menceritakan produk perusahaan. Berperan penting untuk memberikan
informasi kepada konsumen tentang seluk beluk produk perusahaan.
6. Slogan
Slogan adalah rangkaian kalimat pendek yang dipakai untuk
mengasosiakan sebuah brand di benak konsumen. Proses pembuatan
slogan sendiri tidak boleh sembarangan. Sebuah slogan harus dibuat
dengan singkat dan mudah di ingat.
7. Lighting
Pencahayaan dalam iklan haruslah tepat untuk membuat iklan
dapat menarik untuk dilihat. Selain itu penggunaan kombinasi harus baik
untuk menarik konsumen akan iklan tersebut.
8. Jinggle. Musik atau lagu – lagu singkat yang terdapat dalam iklan.
9. Pacing. Setiap konsumen memiliki daya tangkap yang berbeda, karena
itu, pengiklan harus merancang iklannya sedemikian rupa agar iklan itu
mudah dimengerti dan ditangkap dengan baik oleh konsumen. Pacing
adalah bagian keseluruhan pengakhiran pesan atau dengan kata lain hasil
2.5 Isi Pesan Iklan Layanan Masyarakat “Generasi Berencana”
Secara periodik umumnya iklan terdiri atas dua jenis yaitu : iklan layanan
masyarakat dan iklan standart (Liliweri, 1992:36)
“Iklan layanan masyarakat adalah jenis iklan yang bersifat non profit, jadi iklan
ini tidak mencari keuntungan akibat dari pemasangannya kepada
khalayak.Sedangkan iklan standart adalah iklan yang ditata secara khusus untuk
keperluan memperkenalkan barang, jasa pelayanan untuk konsumen melalui
sebuah media.”
Iklan layanan masyarakat memiliki definisi menurut Liliweri (1992:32)
disebutkan jenis iklan yang bersifat non profit yang tidak mencari keuntungan akibat
pemasangan. Iklan layanan masyarakat terhadap program baru dari BKKBN adalah
Generasi Berencana. Bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada remaja,
terhadap perencanaan dalam sebuah pernikahan demi terciptanya keluarga yang
berkualitas dan sejahtera.
Iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencan” yang disiarkan di
televisi memberikan informasi kepada masyarakat, meliputi isi pesan iklan yakni:
a. Menjelaskan, bahwa remaja yang dibekali dengan pengetahuan keluarga
berencana (KB) dapat membentuk keluarga yang berkualitas. Remaja
yaitu sebuah pernikahan yang benar-benar siap baik secara jasmani
maupun rohani.
b. Memberikan informasi yang lebih jelas dengan memberikan gambaran dan
contoh nyata bahwa pernikahan memerlukan perencanaan. Mengatur
perencanaan mempunyai momongan, dan juga mengatur jarak kelahiran
anak berikutnya yaitu 5 tahun setelah kelahiran anak sebelumnya.
c. Memberikan contoh pada remaja mengenai pernikahan pada usia muda
apabila tidak ada perencanaaan, dimana didalam iklan BKKBN “Generasi
Berencana” di televisi mengambarkan dampak dari menikah apabila tidak
adanya perencanaan.
Dengan demikian iklan layanan masyarakat bisa muncul sewaktu-waktu tanpa
melihat adanya masyarakat (khalayak) tertentu yang harus menyaksikan iklan layanan
masyarakat tersebut. Dengan munculnya iklan layanan masyarakat di televisi saat ini,
menurut Kuswandi (1996:124) terdapat tiga hal pokok yang dapat kita lihat, yakni
dapat menggugah kesadaran pemirsa untuk berbuat sesuatu, isi pesannya bersifat
umum. Dari pengertian diatas, maka iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi
Berencana” yang disampaikan oleh pemerintah ini dapat menggugah kesadaran
masyarakat yang telah melihat iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi
Berencana” dengan slogan “GenRe” Hal ini dilakukan untuk menghimbau
masyarakat luas khususnya remaja, bahwa pernikahan memerlukan perencanaan yang
matang. Semua itu untuk menyiapkan keluarga sejahtera untuk para remaja
2.6 Teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respons)
Teori S-O-R ini semula berasal dari kajian psikologi, namun kemudian menjadi
teori komunikasi karena obyek materialnya sama, yaitu manusia yang jiwanya
meliputi komponen-komponen : sikap, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.
Unsur-unsur yang terdapat dalam teori ini adalah stimulus (pesan), organisme (komunikan),
respon (efek). (Effendy, 2003: 254)
Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organisme-Respons. Stimulus sendiri
berarti pesan diantara dua unsur komunikasi yaitu komunikator dan komunikan.
Komunikator memberikan pesan berupa, tanda, lambing, dan gambar kepada
komunikan. Organisme berarti diri komunikan sebagai penerima tanda, lambang,
maupun gambar. Kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan
memahami pesan yang disampaikan. Selanjutnya Respon diartikan efek sebagai akhir
dalam proses komunikasi. Keberhasilan dalam proses komunikasi adalah
menimbulkan perubahan konatof, afekti dan kognitif pada diri komunikan.
Menurut teori ini, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus
khusus, sehingga seseorang dapat mengarahkan dan memperkirakan kesesuaian
antara pesan dan reaksi komunikan. Selain itu, teori ini menjelaskan tentang pengaruh
yang terjadi pada pihak penerima sebagai akibat dari komunikasi (McQuail, 2004:
234). Dampak atau pengaruh yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari
Unsur-unsur dalam model ini adalah:
a. Pesan (Stimulus), merupakan pesan yang disampaikan komunikator kepada
komunikan. Pesan yang disampaikan tersebut dapat berupa tanda dan lambang.
b. Komunikan (Organism), merupakan keadaan komunikan disaat menerima
pesan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator diterima, sebagai informasi,
dan komunikan akan memperlihatkan informasi yang disampaikan
komunikator. Perhatian disini diartikan bahwa komunikan akan memperhatikan
setiap pesan yang disampaikan melalui tanda dan lambang. Selanjutnya,
komunikan mencoba untuk mengartikan dan memahami setiap pesan yang
disampaikan oleh komunikator.
c. Efek (Respon), merupakan dampak dari komunikasi. Efek dari komunikasi
adalah perubahan pengetahuan, yaitu sikap efektif, kognitif dan konatif. Efek
kognitif merupakan efek yang ditimbulkan setelah adanya komunikasi. Efek
kognitif berarti bahwa setiap informasi menjadi bahan pengetahuan bagi
Teori ini dapat dijelaskan melalui gambar 2.5 sebagai berikut :
Organism:
Perhatian
Pengertian
Penerimaan
Stimulus
Response
Gambar 2.5. Bagan teori S-O-R
Gambar diatas menunjukkan bahwa stimulus adalah suatu pesan yang
disampaikan kepada komunikan, yang tidak tahu menjadi tahu. Apabila komunikan
menerima pesan tersebut, maka ia akan memperhatikan pesan tersebut menjadi bahan
informasi. Proses selanjutnya komunikan mengerti pesan tersebut. Kemampuan
komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya, yaitu perubahan pengetahuan.
(Effendy, 2003: 256)
Demikian pula dengan pesan yang disampaikan melalui unsur-unsur iklan
layanan masyarakat Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN
“Generasi Berencana” yang ditayangkan di televisi. Setelah menerima stimulus atau
pesan yang berupa iklan tersebut maka dengan perhatian, pengertian, penerimaan dari
berlangsungnya proses komunikasi, komunikan memberikan efek yang terakhir dari
pesan yang disampaikan. Kemampuan komunikan dalam memahami pesan yang
Berencana” yang ditayangkan di televisi akan dapat membawa perubahan
pengetahuan kepada diri komunikan.
Misalnya saja, ketika individu melihat sebuah menara tinggi, maka ia akan
berpikir dan mencoba memberi makna. Proses berpikir tersebut menunjukkan
kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti obyek
dan peristiwa. Pada tahapan ini individu akan membuka memorinya, sesuai dengan
pengalamannya terhadap obyek, lalu ia memberi makna pada menara tersebut dengan
nama Eiffel Tower. Pada tahap ini, ia sadar terhadap obyek yang dihadapinya
tersebut. Dan pada tahap akhir, ia menyimpan kedalam ingatannya dan dijadikan
pengetahuan (Gilmer, 1970: 329). Dalam penelitian ini, peneliti hanya melihat
perubahan efek kognitifnya saja. Hal ini dikarenakan media massa lebih besar
memberikan pengaruh pada kondisii khalayak. (McQuail, 2004: 81)
Di dalam penelitian ini yang dikaji adalah perubahan efek kognitifnya saja.
Karena media massa lebih besar membawa pengaruh pada efek kognitif (McQuail,
1992:281). Efek kognitif yang terjadi berkaitan dengan pentransmisian pengetahuan,
kepercayaan, ketrampilan maupun informasi. Yaitu kemampuan komunikan untuk
mengetahui pesan yang diterima dari komunikator tentang iklan layanan masyarakat
2.7 Kerangkah Berpikir
Televisi merupakan salah satu media elektronik yang dapat menyampaikan informasi kepada khalayak atau masyarakat secara luas. Hal tersebut disebabkan
keistimewaan televisi yang mempunyai unsur audio dan visual, sehingga mampu
memenuhi segala macam tujuan komunikasi, yakni memiliki jangkauan dan dapat
menghadirkan obyek yang amat kecil atau besar, selain itu dapat menyebarkan
informasi secara serentak dengan cepat, dapat dikatakan “meniadakan” perbedaan
jarak dan waktu sehingga televisi disukai oleh para pengiklan termasuk iklan layanan
masyarakat.
Iklan layanan masyarakat yang berupa, informasi dan berita seputar bimbingan atau ajakan dari pemerintah atau lemabaga lain seperti non departemen yang
ditujukan kepada masyarakat khususnya remaja yang dibuat sedemikian rupa agar
memiliki daya tarik tertentu dalam menarik perhatian khalayaknya.
Tahapan tingkat pengetahuan masyarakat terhadap iklan BKKBN “Generasi
Berencana” setelah mendapatkan stimulus dari komunikator adalah melalui tahapan
perhatian, pengertian dan penerimaan. Untuk kemudian direspon sebagai hasil dari
proses komunikasi. Respon itulah yang nantinya menimbulkan efek kognitif,
sehingga dari stimulus atau pesan dalam hal ini terpaan iklan layanan masyarakat
BKKBN “Generasi Berencana” di televisi yang terus menerus disampaikan oleh
mengerti dan mengetahui tujuan dari tayangan iklan layanan masyarakat tersebut
yang tercermin dalam isi pesan iklan.
Efek kognitif yang muncul dari penyebaran informasi melalui media massa ada,
apabila terdapat perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, dan dipersepsikan
remaja Surabaya. Pengetahuan yang terkandung dalam iklan layanan masyarakat
BKKBN “Generasi Berencana” adalah memberitahukan kepada masyarakat
khususnya remaja bahwa pernikahan membutuhkan perencanaan. Dalam hal ini
peneliti berusaha melihat tingkat pengetahuan remaja Surabaya terhadap iklan
layanan masyrakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi. Tingkat pengetahuan
yang ingin dilihat peneliti adalah mengacu kepada apakah seseorang cukup intens
mengetahui informasi dari suatu masalah tertentu, sehingga ia dapat secara jelas
mengalami perubahan pengetahuan terhadap masalah tersebut (Eriyanto, 1999: 239).
Dengan menggunakan media televisi sebagai media kampanye iklan maka media
televisi mempunyai banyaknya kelebihan dibandingkan dengan media lain seperti
mampu menjangkau khalayak luas dan tersebar serta sifatnya yang audio visual.
Komunikan mengenal pesan berupa informasi yang disampaikan setelah
mendapatkan stimulus dari komunikator melalui tahapan penerimaan, perhatian, dan
pengertian. Respon itulah nantinya menimbulkan efek kognitif atau membawa
perubahan pengetahuan dari adanya pesan yang disampaikan dalam unsur-unsur iklan
layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana”. Sehingga dari stimulus atau
membuat komunikan menjadi lebih mengerti dan mengetahui. Artinya dalam hal ini
efek kognitif berkaitan dengan penyampaian pesan atau informasi, ketrampilan
maupun kepercayaan terhadap media televisi. Maka disini peneliti mencoba melihat
tingkat pengetahuan efek kognitif remaja Surabaya terhadap iklan layanan masyarakat
BKKBN “Generasi Berencana” di televisi.
Bagan Kerangka Berpikir Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi
Remaja Surabaya yang melihat tayangan iklan Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional “BKKBN” dengan program “Generasi Berencana”, akan
memperhatikan, mencoba mengerti dan dapat menerima iklan tersebut, yang pada
akhirnya muncul respon. Hal ini membuktikan bahwa tayangan iklan Layanan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran variabel
Definisi operasional dimaksudkan untuk menjelaskan indikator-indikator dari variabel-variabel penelitian. Pada penelitian tingkat pengetahuan Remaja Surabaya
Terhadap Iklan Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi,
menggunakan metode deskriptif yang bertujuan menggambarkan atau
mendekriptifkan dengan tujuan melukiskan secara sistematis fakta dan karakteristik
populasi secara factual dan cermat (Rakhmat, 1999:22). Indikator tingkat
pengetahuan dalam penelitian ini adalah stimulus yang berupa unsur-unsur maupun
pesan iklan, seperti Talent, setting, slogan, pacing, video, audio, yang dikemas
dalam visualisasi iklan.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan Layanan Masyarakat BKKBN
3.1.1 Iklan Layanan Masyarakat
Dalam penelitian ini secara definisi iklan layanan masyarakat, adalah jenis
periklanan yang dilakukan oleh suatu organisasi nonkomersial yaitu Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional “BKKBN” untuk mencapai tujuan dalam
memahami dan mengetahui pesan iklan layanan masyarakat tentang ajakan kepada
remaja terhadap program Generasi Berencana dengan ”saatnya yang muda, yang
berencana”.
Iklan layanan masyarakat Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
BKKBN dengan program “Generasi Berencana” di televisi tersebut menceritakan
dampak dari pernikahan muda apabila tidak ada perencanaan.
3.1.2 Unsur dan pesan iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di
Televisi, Terdiri dari :
1. Talent
Adalah seorang atau banyak orang yang menjadi penyampai pesan iklan,
yang menyampaikan berbagai macam hal yang bertujuan meningkatkan
awareness dan menumbuhkan kepercayaan melalui pesan yang disampaikan.
Talent dalam iklan ini adalah Shinta dan jojo, yang dapat dikatagorikan artis
di Facebook maupun Youtobe. Dua gadis cantik asal Jawa Barat tersebut,
diharapkan dapat memberikan pengaruh positif bagi masyarakat terkait isi
pesan iklan.
2. Props
Merupakan alat peraga dengan tujuan menjelaskan gambar yang digunakan
oleh talent atau model dalam menyampaikan pesan dari suatu produk.
Property yang digunakan dalam iklan ini adalah sapu, yang terletak di dalam
dapur (kursi dan meja makan, mainan anak laki-laki, bahan-bahan untuk
memasak dan peralatan dapur), setumpuk baju yang di bawa, Roll rambut
yang di pakai, televisi, kursi dan vas hiasan dinding.
3. Setting
Yaitu lokasi atau tempat yang dipergunakan dalam pembuatan iklan layanan
masyarakat Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN
“Generasi Berencana” di televisi. Dalam hal ini lokasi atau tempat yang
ditujukan dalam visualisasi, seting dalam iklan ini adalah seorang ibu rumah
tangga yang berada di halaman dan dapur sedang di ganggu oleh kedua
anaknya.
4. Audio
Dalam iklan ini music yang disajikan bernada dangdut, dalam lagu keong
nyanyian yang dibawakan sinta dan jojo “sorry 3x jek ogah ah kawin muda,
sorry 3x bang nikah perlu rencana”.
5. Video
Mengandung rangkaian adegan yang berupa gerakan, kata-kata yang
menceritakan produk perusahaan. Dengan iklan ini BKKBN ingin
memberitahukan kepada masyarakat khususnya remaja, bahwa pernikahan
membutuhkan perencanaan yang matang. Apabila tidak terjadi perencanaan
akan berakibat seperti yang ada di iklan yaitu tidak siapnya remaja dalam
menghadapi pernikahan dan mengakibatkan stress.
6. Slogan
Slogan iklan layanan masyarakat Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional BKKBN “Generasi Berencana” di televisi, yaitu “GENRE”
7. Lighting
Pengambilan gambar dalam iklan BKKBN “Generasi Berencana” yaitu di
siang hari, sehingga tidak terlalu membutuhkan pencahayaan yang
berlebihan.
8. Jingle
Jingle yang ada dalam iklan layanan masyarakat BKKBN ‘Generasi
Berencana”, bernada keong racun. Dimana kedua talent sinta dan jojo
9. Pacing
Setiap konsumen mempunyai daya tangkap yang berbeda, periklanan harus
merancang iklannya sedemikian rupa agar iklan itu mudah dimengerti. Dalam
iklan layanan masyarakat Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
BKKBN versi “Generasi Berencana” adalah “ Saatnya yang mudah, yang
berencana”.
10. Pesan iklan
Keduanya (Shinta dan Jojo) menyampaikan pesan iklan dengan gaya Lipsing
mereka. “sorry 3x jek ogah ah kawin muda, sorry 3x bang nikah perlu
rencana”.
Maksud dari isi pesan iklan layanan masyarakat BKKBN versi “Generasi
Berencana” ini adalah pemerintah ingin memberikan bekal kepada para
remaja untuk merencanakan kehidupannya. Dimana remaja diharapkan dapat
merencanakan kapan akan melakukan pernikahan, merenacanakan
mempunyai anak dan juga mengatur jarak kelahiran anak berikutnya. Dengan
semua perencanaan itu pemerintah berharap dapat menyiapkan keluarga
3.1.3Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan Layanan
Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” diTelevisi.
Penelitian ini dipusatkan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja
Surabaya yang berusia 17 - 21 tahun, terhadap iklan layanan masyarakat BKKBN
“Generasi Berencana” di televisi. Untuk dapat lebih mudah mengukurnya, maka
dapat dioperasionalkan sebagai berikut:
Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya yang berumur 17 – 21 tahun, karena
sasaran utama dari iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” adalah
remaja. Para remaja diharapkan bisa mengatur kapan akan menikah, kapan akan
punya anak dan juga mengatur jarak kelahiran, yang diantaranya meliputi iklan
tersebut. Untuk mengetahui efek dari terpaan media dalam iklan layanan masyarakat
BKKBN “Generasi Berencana”. Peneliti ingin mengetahui respon remaja pada bidang
kognitifnya tentang stimuli berupa unsur dan isi pesan iklan layanan masyarakat
tersebut.
Kelompok masyarakat yang diteliti merupakan masyarakat remaja yang
berdomisili di wilayah Surabaya, berusia 17 - 21 tahun dan pernah menonton iklan
layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi. Dengan melihat total
skor jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan pada lembar
3.1.4 Pengukuran Tingkat Pengetahuan Remaja Surabaya Terhadap Iklan
Layanan Masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di Televisi.
Indikator tingkat pengetahuan masyarakat dinyatakan oleh total skor dari sebuah
jawaban responden secara verbal dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam
kuisioner tingkat pengetahuan remaja Surabaya terhadap iklan layanan masyarakat
BKKBN “Generasi Berencana” di televisi. Pengukuran tingkat pengetahuan remaja di
kota Surabaya terhadap iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana”,
menggunakan kuisioner yang terdiri dari 2 alternatif pilihan yang dapat dipilih oleh
responden, yaitu :
1. Tahu diberi skor 2
2. Tidak Tahu diberi skor 1
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja Surabaya terhadap iklan layanan
masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi, maka penelitian ini disediakan
9 item pertanyaan tentang unsur-unsur iklan maupun pesan iklan dalam iklan layanan
masyarakat tersebut. Jawaban atas pertanyaan tersebut menentukan tingkat
pengetahuan yang ditentukan berdasarkan jumlah skor jawaban masing-masing
responden yang menjadi batasan untuk lebar interval tingkat rendah, sedang, dan
Berdasarkan rumus tersebut maka diperoleh lebar interval untuk mengetahui
tingkat pengetahuan responden. Daftar pertanyaan tentang tingkat pengetahuan
remaja Surabaya terhadap iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana”
di televisi, terdiri dari 9 item pertanyaan sehingga :
Skor terendah = 9 x 1 = 9
Skor tertinggi = 9 x 2 = 18
Skor interval = 18 – 9 = 9 = 3
3
Batasan skor untuk tingkat pengetahuan remaja Surabaya terhadap iklan layanan
masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” di televisi adalah rendah, sedang, dan
tinggi, yaitu sebagai berikut :
Jawaban skor 9 – 12 termasuk rendah
Jawaban skor 13 – 15 termasuk sedang
Jawaban skor 16 – 18 termasuk tinggi
Keterangan :
Rendah : Remaja tidak memahami unsur iklan dan isi pesan yang di sampaikan dalam iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana”
Sedang : Remaja tidak terlalu memahami unsur iklan dan isi pesan dalam iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” yaitu “Saatnya yang
mudah, yang berencana” di televisi. Melainkan mereka mengetahui program
“Generasi Berencana” melalui media lain, misalnya internet atau penyuluhan
dari lembaga yang terkait.
Tinggi : Remaja mengetahui dan memahami unsur iklan dan isi pesan yang di sampaikan dalam iklan layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana”
yaitu “Saatnya yang mudah, yang berencana” yang di tayangkan di televisi.
3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel.
Sebelum proses pengumpulan data dilakukan maka harus ditentukan apakah data
akan dikumpulkan dari populasi secara keseluruhan atau hanya dari sebagian
sampelnya. Bila data dikumpulkan dari populasi maka data dikumpulkan dari seluruh
elemen atau individu populasi. Sebaliknya bila data dikumpulkan dari sample maka
pengumpulan data tidak dilakukan atas seluruh elemen atau individu tetapi atas
sebagian saja yang menjadi sampel. Dalam hal pengumpulan dilakukan atas sampel,
maka sebelum kegiatan pengumpulan data dilakukan terlebih dahulu dilakukan
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang bertempat tinggal di kota
Surabaya, berusia 17 – 21 tahun dan pernah menonton iklan layanan masyarakat
BKKBN “Generasi Berencana” di televisi minimal 7 kali penayangan dalam satu
minggu, yang waktu penayangannya ± 28 detik. Jumlah remaja di kota Surabaya
tercatat 53.064 jiwa (sumber, BPS: 2009).
3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel.
Sampel merupakan sebagian dari populasi yang memiliki ciri yang sama dengan populasi. Menurut Soenarto (1987:2), sampel adalah suatu bagian yang dipilih
dengan cara tertentu untuk mewakili keseluruhan kelompok populasi. Kesamaan
sampel dengan populasi induknya menyebabkan sampel merupakan representasi
populasi bukan semata-mata sebagian dari populasi, tetapi haruslah representative.
Supaya sampel representative, maka sampel diambil sebagian dari populasi dengan
cara tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. Sampel adalah sebagian yang
diambil dari populasi dengan menggunakan cara-cara tertentu.
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling random sederhana (simple random sampling). Di sini setiap anggota
populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi sample. Peneliti
(merandom/mengacak) sampai mendapatkan jumlah sample yang dibutuhkan. Syarat
teknik sampling random sederhana ini adalah tersedianya kerangkah sampling atau
daftar sampling, yakni remaja Surabaya dengan jumlah 53.064 orang. (Krisyantono
2006:150)
Kota Surabaya dipilih menjadi lokasi penelitian karena Sasaran dari iklan
layanan masyarakat BKKBN “Generasi Berencana” adalah remaja dan Surabaya
merupakan ibu kota Jawa Timur dengan jumlah remaja terbanyak. Hal ini terbukti
dengan banyaknya lembaga pendidikan tingkat pertama (SMP), tingkat menengah
atas (SMA), atau perguruan tinggi baik negri maupun swasta yang tersebar di
Surabaya dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur.
Alasan peneliti mengambil obyek penelitian yakni responden yang berumur 17 -
21 tahun pertama, karena sasaran utama dalam iklan layanan masyarakat BKKBN
“Generasi Berencana” adalah remaja yang diberi pengetahuan dalam merencanakan
dan mengatur kehidupannya menjadi keluarga sejahtera. Kedua, karena remaja
berumur 17 – 21 tahun memiliki kematangan kognitif, kematangan emosional dan
sosial (Sarwono,2004:14).
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
sampling random sederhana (simple random sampling), untuk menentukan
proposional sampel, maka digunakan perhitungan dengan menggunakan rumus
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
d = Presisi 10 % derajat ketelitian (0,1)
Jadi jumlah remaja Surabaya sebagai berikut :
n = 53.064
53.064 (0,1)2 + 1
n = 53.064
531,64
n = 99,81 = 100 orang
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data primer diperoleh secara langsung dengan cara mengumpulkan data dari para
responden dengan menyebar kuesioner. Data tersebut berupa jawaban yang diambil
dari data kuesioner. Dalam penyebaran kuesioner kepada responden didampingi oleh
3.4 Metode Analisis Data
Setelah data diperoleh dari hasil wawancara berdasarkan penyebaran kuesioner
yang diisi oleh responden, peneliti akan menganalisa data tersebut melalui suatu
pengolahan data yang terdiri dari tahap pengeditan data secara keseluruhan,
mengkode data tersebut dan menganalisis secara kuantitatif untuk mengetahui
bagaimana tingkat pengetahuan remaja Surabaya terhadap iklan layanan masyarakat
BKKBN “Generasi Berencana” di televisi yang penayangannya antara pukul 06.00
sampai pukul 22.30 wib.
Data yang diperoleh akan dilakukan analisa secara kuantitatif dengan
menggunakan rumus :
Keterangan :
P = Presentasi Responden
F = Frekuensi Responden
N = Jumlah Responden
Dengan menggunakan rumusan tersebut maka akan diperoleh yang diinginkan
oleh peneliti dengan kategori tertentu. Hasil perhitungan diatas selanjutnya akan
disajikan dalam tabel, kemudian dideskripsikan dan juga diinterpretasikan
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1 Tentang Iklan BKKBN “Generasi Berencana” di televisi
Iklan layanan masyarakat tentang sosialisasi “Generasi Berencana” yang
dikeluarkan BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dan di
tayangkan diseluruh setasiun televisi swasta, dengan durasi ± 28 detik pada setiap
penayangannya. Iklan ini dikeluarkan sebagai bentuk kepedulian BKKBN
terhadap masyarakat umum, khususnya remaja berkaitan dengan pernikahan yang
membutuhkan perencanaan. Dengan adanya iklan tersebut maka diharapkan
masyarakat dapat mempertimbangkan perencanaan sebelum menjalankan
kehidupan berumah tangga.
Dalam iklan layanan masyarakat oleh Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional “BKKBN” dengan program “Generasi Berencana” di televisi
menggambarkan tentang ketidaksiapan remaja dalam menjalankan kehidupan
berumah tangga. Di iklan tersebut Shinta berperan sebagai ibu rumah tangga yang
menikah muda. Shinta mengurus pekerjaan rumah tanggannya, termasuk
mengurus kedua ananknya. Tampak sosok laki-laki (suami) dengan raut wajah
yang kumal dan kusut membawa pakaian kotor, keluar dari kamar. Keduanya
(Shinta dan laki-laki) tampak stress dalam menjalani kehidupan rumah tangga
Kemudian Jojo yang berperan sebagai temannya dalam iklan tersebut
berkunjung ke rumahnya. Iklan ini dikemas dengan ilustrasi yang di tampilkan di
televisi. Keduanya (Shinta dan Jojo) menyampaikan pesan dalam iklan dengan
gaya Lipsing mereka. “sorry 3x jek ogah ah kawin muda, sorry 3x bang nikah
perlu rencana”. Dan pada bagian akhirnya mereka menyampaikan secara
bersamaan ajakan “Saatnya yang muda yang berencana”.
Mengamati ilustrasi dalam iklan tersebut maka dapat disimpulkan betapa
penting perencanaan dalam pernikahan. Pernikahan yang terencana dengan baik
maka akan menghasilkan sebuah keluarga yang berkualitas dan sejahtera.
Sebaliknya pernikahan yang kurang atau bahkan tanpa perencanaan sangat
memungkinkan menciptakan keluarga yang amburadul dan jauh dari sejahtera.
Terlebih lagi ketika pernikahan itu dilakukan pada masa remaja yang secara
mental dapat dikategorikan labil.
Pada dasarnya tidak ada larangannya untuk menikah pada usia muda, akan
tetapi perlu dipahami bahwa menikah membutuhkan perencanaan yang matang.
Banyak hal yang harus dijadikan bahan pertimbangan sebelum seseorang
memutuskan untuk menikah. Dalam sebuah pernikahan seorang individu harus
dapat mengesampingkan ego demi pasangannya, apalagi ketika mereka sudah
mempunyai anak. Mereka harus saling mengisi satu sama lain dan meminimalisir
perbedaan dalam hal apapun guna menghindari konflik. Sedangkan sifat remaja
pada umumnya kecenderungannya ingin menang sendiri dan tidak ingin