BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Teori
a. Motivasi belajar 1) Pengertian Motivasi
Kata motivasi berasal dari Bahasa Inggris “motivation“. Kata asalnya ialah “motive” yang artinya tujuan. Thursan Hakim (2000 :
26) mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut.
menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar.
Menurut Sudarwan Danim (2004 : 2) motivasi diartikan sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya. (http://tkampus.blogspot.com/2012/01/motivasi-belajar.html) 2) Jenis-jenis motivasi
Menurut Djamarah (2011:149) membedakan motivasi berdasarkan sifatnya menjadi dua, yaitu :
a. Motivasi Instrinsik
Motivasi intrinsik merupakan motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Contohnya seseorang yang senang membaca tidak usah disuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin membaca buku-buku untuk dibacanya.
b. Motivasi Ekstrinsik
dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang dilakukannya itu.
Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sangat penting bagi siswa dalam proses belajar, dengan timbulnya motivasi intrinsik dapat menimbulkan semangat belajar yang tinggi. Motivasi ekstirnsik dapat berubah menjadi intrinsik tanpa disuruh orang lain.Ia termotivasi belajar dan belajar sungguh-sungguh tanpa disuruh oleh orang lain (Monks, dalam Dimyati, 2006:91).
3) Ciri-ciri motivasi
Menurut pendapat yang dikemukakan oleh sardiman (2006:83) menyatakan bahwa motivasi yang ada pada diri siswa memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Tekun menghadapi tugas. b. Ulet menghadapi kesulitan.
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah d. Lebih senang bekerja sendiri.
e. Tidak cpat bosan dengan tugas-tugas rutin. f. Dapat mempertahankan pendapatnya.
g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya. h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
dalam menghadapi tugas, senang memecahkan soal-soal, ulet dalam mengatasi kesulitan belajar.
4) Faktor-faktor motivasi belajar
Menurut Max Darsono, dkk (2000:65) ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah:
a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-cita siswa untuk ”menjadi seseorang” akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar. Citacita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ektrinsik sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
b. Kemampuan Belajar
belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses oleh karena kesuksesan memperkuat motivasinya.
c. Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa
Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis, tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis. Misalnya siswa yang kelihatan lesu, mengantuk mungkin juga karena malam harinya bergadang atau juga sakit.
d. Kondisi Lingkungan Kelas
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari luar diri siswa. Lingkungan siswa sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
e. Unsur-unsur Dinamis Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali.
f. Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan kegiatan belajar.
5) Fungsi Motivasi
Menurut Sutisna Sanjaya (2007) fungsi motivasi dalam pembelajaran diantaranya :
a) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar. b) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan
c) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Menurut Hamalik (2001:161) ada tiga fungsi motivasi, antara lain adalah:
a) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.
b) Sebagai pengarah, artinya mengarahlkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan.
c) Sebagai penggerak, berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjan.
Menurut Djamarah (2011:157) ada tiga fungsi motivasi, antara lain:
a) Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.
c) Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.
Dengan adanya usaha yang tekun dan didasari motivasi maka siswa akan belajar dengan baik dan prestasi belajar akan optimal. 6) Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa
Menurut Djamarah (2011:159) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, antara lain:
a) Memberi angka
Angka dimaksud adalah simbol atau nilai dari hasil akivitas belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar di masa mendatang.
b) Hadiah
Hadiah dapat membuat siswa termotivasi untuk memperoleh nilai yang baik. Hadiah tersebut dapat digunakan orang tua atau guru untuk memacu belajar siswa.
c) Kompetisi
d) Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
e) Memberi ulangan
Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Siswa akan menjadi giat belajar jika mengetahui akan ada ulangan. Siswa biasanya mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk menghadapi ulangan.Oleh karena itu, memberi ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi siswa agar lebih giat belajar juga merupakan sarana motivasi.
f) Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil belajarnya, akan mendorong siswa untuk giat belajar. Dengan mengetahui hasil belajar yang meningkat, siswa termotivasi untuk belajar dengan harapan hasilnya akan terus meningkat.
g) Pujian
sekolah Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana menyenangkan, mempertinggi gairah belajar.
h) Hukuman
Hukuman merupakan reinforcement negatif, tetapi jika dilakukan dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik dan efektif.
i) Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berati ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang ada dalam diri siswa. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan agar hasrat untuk belajar itu menjelma menjadi perilaku belajar.
j) Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya.Proses belajar akan berjalan lancar jika disertai dengan minat. Minat dapat dibangkitkan dengan :membandingkan adanya kebutuhan, menghubungkan dengan persoalan penggalaman yang lampau, memberi kesempatan untuk emndapatkan hasil yang baik, menggunakan berbagai macam metode menggajar.
k) Tujuan yang diakui
alat motivasi yang cukup penting. Dengan memahami tujuan yang hendak dicapai, akan timbul gairah ntuk belajar.
Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan motivasi belajar dari penelitian ini adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan (kegiatan belajar) dengan tujuan tertentu (tujuan belajar). 7) Belajar
Menurut W.S. Winkel (2012 : 59) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan tersebut bersifat relatif konstan (tetap) dan berbekas. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.
Menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
b. Hasil Belajar
1) Pengertian hasil belajar
Menurut Sugandi (2004:63) mengemukakan hasil belajar merupakan uraian untuk menjawab pertanyaan”Apa yang harus digali,
dipahami, dikerjakan siswa?” Hasil belajar ini merefleksikan
keleluasaan, kedalaman, dan kompleksitas (secara bergradasi) dan digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu.
Hasil Belajar menurut Nana Sudjana (2000: 7), merupakan suatu kompetensi atau kecakapan yang dapat dicapai oleh siswa setelah melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan kelas tertentu. Menurut Nana Sudjana yang dikutip oleh Rochmad Wahab (2009: 24) membagi lima kategori hasil belajar yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, kognitif, sikap, dan motorik.
Menurut Anni (2004:4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan apek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar.
demikian peningkatan hasil belajar dapat lebih optimal karena siswa tersebut merasa termotivasi untuk meningkatkan hasil belajar yang telah diraih sebelumnya.
Menurut Darsono (2000:112) mengukur hasil belajar termasuk dalam pengukuran psikologis. Dalam pengukuran psikologis ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip tersebut antara lain: a) Pengukuran psikologis bersifat tidak langsung (indirect) berarti
untuk mengukur gejala hasil belajar perlu diungkap dahulu dengan alat yang disebut tes.
b) Hasil pengukuran psikologis dipengaruhi oleh jenis instrumennya (tesnya). Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil ukur yang obyektif diperlukan alat yang valid dan reliabel.
c) Hasil pengukuran psikologis diwarnai oleh kondisi orang yang diukur. Hal ini mengandung konsekuensi bahwa pengukuran hasil belajar itu perlu dilakukan dengan cermat, khususnya pada saat pengukuran hasil belajar berlangsung.
2) Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Untuk mencapai hasil belajar optimal, banyak faktor yang mempengaruhinya. Menurut Slameto (2010:54), faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibedakan menjadi 2, yaitu :
a) Faktor Intern (1) Faktor jasmani
- Faktor kesehatan
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan/ kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya.
- Faktor cacat tubuh
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu. (2) Faktor psikologis
- Inteligensi
mempunyai inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah.
- Perhatian
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.
- Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.
- Bakat
Bakat itu mempengaruhi belajar. Jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu.
- Motif
atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar.
- Kematangan
Kematangan adalah suatu tingakt/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang).
- Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.
(3) Faktor kelelahan
b) Faktor Ekstern (1) Faktor keluarga
- Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Hal ini jelas dan dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo dengan pertanyaannya yang menyatakan bahwa: Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.
- Relasi antar anggota keluarga
Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.
- Suasana rumah
- Keadaan ekonomi keluaraga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, alat tulis, buku. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.
- Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah.
- Latar belakang kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.
(2) Faktor sekolah
- Relasi guru dengan siswa - Relasi siswa dengan siswa - Disiplin sekolah
- Alat pelajaran - Waktu sekolah
- Standar pelajran di atas ukuran - Keadaan gedung
- Metode belajar - Tugas rumah (3) Faktor masyarakat
- Kegiatan siswa dalam masyarakat - Mass media
- Teman bergaul
- Bentuk kehidupan masyarakat
2.1 Penelitian Yang Terdahulu
Penelitan yang relevan adalah penelitian untuk referensi bahwa hasil dari penelitian tersebut dapat diketahui hasilnya dan hubungan positif yang dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Seperti halnya pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Deny Khristiyanto pada tahun 2011.
Judul : Hubungan Motivasi Belajar dan Disiplin Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Kelas IV, V, VI SD Negeri Kadirejo 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010/2011.
Hasil penelitian : Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar tergolong tinggi dengan rata-rata 61,32 dan disiplin belajar tergolong tinggi dengan rata-rata 61,22. Hasil analisis menunjukkan variable motivasi belajar dan disiplin belajar berhubungan signifikan terhadap variabel hasil belajar, dengan hasil perhitungan untuk korelasi antara X1 dengan Y sebesar 0,426 korelasi
tinggi dan signifikan sebesar 0,004 signifikan karena 0,004 < 0,05. Korelasi antara X2 dengan Y sebesar 0,493
korelasi tinggi, dapat dikatan hubungnnya kuat dan signifikan sebesar 0,004 signifikan karena 0,004 < 0,05.
Saran : - Bagi Kepala Sekolah dan guru
-Bagi siswa
Agar mempertahankan motivasi dan disiplin belajar yang sudah dalam keadaan baik.
-Bagi orang tua
Agar memperhatikan motivasi dan disiplin beajar anak.
2.3 Kerangka Berfikir
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, terdapat variabel independen yaitu motivasi belajar diberi inotasi (X) dan variabel dependen yaitu prestasi belajar siswa yang diberi notasi (Y). Oleh karena itu dimungkinkan dengan adanya motivasi belajar pada siswa maka prestasi belajar akan lebih baik dibandingkan degan anak yang tidak mempunyai motivasi belajar yang baik. Adapun model hipotetis adalah seagai berikut :
Keterangan :
X : Motivasi Belajar
Y : Hasil Belajar
: Menggambarkan hubungan asosiatif
a. Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini digunakan untuk menjelaskan variabel yang diteliti agar dapat diamati. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Motivasi belajar (X1)
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang dalam hal ini adalah dorongan keinginan belajar siswa yang dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu:
Tinggi : motivasi belajar tinggi bila dorongan dan keinginan yang timbul dari diri siswa yang mendorong siswa untuk belajar tinggi, dengan persentase sebesar 100%.
Sedang : motivasi belajar sedang bila dorongan dan keinginan yang timbul dari diri siswa yang mendorong siswa untuk belajar sedang, dengan persentase sebesar 66,66%. Rendah : motivasi belajar rendah bila dorongan dan keinginan
Dengan perhitungan skor minatbelajar adalah sebagai berikut:
Tinggi =
Sedang =
Rendah =
Skala pengukuran variabel motivasi belajar diukur dengan menggunakan skala pengukuran ordinal. Menurut Riduwan (2003:34) skala ordinal adalah skala yang didasarkan pada ranking yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah atau sebaliknya.
2) Hasil Belajar (Y)
Hasil belajar adalah pencapaian tujuan belajar yang ditunjukkan dengan perubahan perilakau siswa yang dapat diukur dengan alat penilaian yang disebut dengan tes. Motifasi dapat memdorong siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Sehingga hasil belajar dapat dikatakan tinggi, sedang atau rendah dengan menggunakan pengukuran sebagai berikut:
- Hasil belajar tinggi, jika motivasi belajar tinggi dan memperoleh nilai KKM ekonomi tinggi ( > 70), maka diberi skor 3
- Hasil belajar sedang, jika motivasi belajar tinggi dan memperoleh sama dengan nilai KKM ekonomi ( = 70), maka diberi skor 2 - Hasil belajar rendah, jika motivasi belajar tinggi dan memperoleh
Skala pengukuran variabel hasil belajar mata pelajaran ekonomi diukur dengan menggunakan skala pengukuran interval.
Tabel 2 .1
Tabel Skala pengukuran
No Variabal Notasi
Skala pengukuran
Nominal Ordinal Interval Ratio 1. Motivasi belajar
siswa
X
2. Hasil belajar Y
2.4Hipotetis
Menurut Sugiyon (2012: 96) “hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, di mana penelitian masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
Berdasarkan persoalan pada penelitian ini hipotesis sebagai berikut ; - Hipotesis kerja 1:
Motivasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga sedang atau = 0,66%. Artinya, motivasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga tidak begitu tinggi atau sedang.
- Hipotesis statistik 1
H0 :
µ
= 0,66- Hipotesis kerja 2 :
Terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Kristen 1 Salatiga. Artinya semakin besar motivasi semakin besar hasil belajar.
- Hipotesis statistik 2: H0: ρx.1.y = 0