BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian 1. Gambaran umum SMA Negeri 3 Salatiga
SMA Negeri 3 Salatiga adalah Eks SPG Negeri Salatiga, sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 0519/O/191 tanggal : 5 September 1991 tentang Pengalihan Fungsi Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Salatiga menjadi SMA Negeri 3 Salatiga dengan Riwayat Singkat :
1. Sejak Penjajahan Jepang sekolah ini digunakan untuk Sihang Gakko
2. Pada jaman penjajahan Belanda, sekolah ini digunakan sebagai Gauverment Jongens Normal Schol
3. Tahun 1945-1947 digunakan untuk Sekolah Guru Laki-Laki (SGL)
4. Pada pendudukan Belanda tahun 1948 hingga tahun 1950 digunakan oleh tentara Belanda.
5. Tahun 1950-1951 digunakan oleh Tentara Nasional
6. Tahun 1951 digunakan lagi untuk Sekolah Pendidikan Guru (SGB) hingga tahun 1960 dengan nama SGB Negeri 1.
7. Tahun 1959-1960 dipakai bersama-sama oleh SGB Negeri I dan SGTK Negeri.
8. Tahun 1960-1964 digunakan untuk SGTK Negeri. Sejak Tahun 1964 SGA dan SGTK diintegrasikan menjadi SPG hingga tahun 1991.
9. Tahun 1991 SPG Negeri Salatiga dialih fungsikan menjadi SMA Negeri 3 Salatiga.
2. Identitas SMA Negeri 3 Salatiga
1. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Salatiga 2. NIS/NPSN : 3001036204003 / 20328449 3. Terakreditasi : A (Amat Baik)
4. Alamat : Jalan Kartini No.34 5. No. Telpon : (0298) 323300 6. Kode Pos : 50711
7. Kelurahan : Salatiga 8. Kecamatan : Sidorejo 9. Kota : Salatiga 10. Propinsi : Jawa Tengah
11. Tahun Berdiri : 15 Juli 1991 ( Alih fungsi SPGN) Kepmendikbud : 0519/O/1991 Tgl. 5 September 1991
12. Nama Bank : BPD Cabang Salatiga 13. Web : www.sman3salatiga.com
14. e-mail : www.sman_3_salatiga@yahoo.com
3. KEPALA SEKOLAH
1. Drs. H. Gunadi : 1991 – 1992 2. Sumardi Hardo, BA. Dipl. Tels. : 1992 – 1996 3. Drs. Murdiono : 1996 – 2005 4. Drs. Sujit Mudjirno, S.IP, M.Pd. : 2005 – 2012 5. Drs. Suyitno, M.Pd : 2012 – 2016 6. Dra. Yuliati Eko Atmojo, M.Pd : 2016 -
4. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 3 Salatiga 1. Visi Sekolah
“UNGGUL PRESTASI, SERASI DALAM BUDI PEKERTI,
BERDAYA SAING GLOBAL”.
2. Misi Sekolah
2. Meningkatkan prestasi Akademik dan Non Akademik serta Pengembangan kreatifitas siswa (Multiple Intelengency/ Keberbakatan Majemuk).
3. Melakukan Inovasi dalam proses pembelajaran.
4. Meningkatkan profesionalisme Pendidik dan Tenaga Kependidikan. 5. Meningkatkan kemampuan berbahasa Asing
6. Meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
7. Mewujudkan Lingkungan sekolah yang menunjang suasana pembelajaran yang menyenangkan (Joyfull Learning) yang demokratis. 8. Melaksanakan manajemen berbasis sekolah dan menggalang partisipasi
masyarakat.
9. Mewujudkan tata krama dalam hubungan antar warga sekolah. 10. Membentuk peserta didik yang berakhlak dan berbudi pekerti luhur
3. Tujuan Sekolah
1. Sebagai Rintisan sekolah Kategori Mandiri menuju Sekolah Bertaraf Internasional.
2. Inovasi Pembelajaran Bervariasi sesuai Kompetensi (Problem Based Learning, Inquiry Based Learning, Project Based Learning, Contextual Teaching and Learning)
3. Peningkatan prestasi akademik (IMO, IPHO, ICHO, IBO. Komputer, Astronomi, Debat Bahasa Inggris, Layanan Anak berbakat) dan non akademik, (seni, olahraga, pramuka)
4. Peningkatan profesionalisme Pendidik dan Tenaga Kependidikan menyosong sertifikasi pendidik serta penataan administrasi sekolah berbasis Komputer (TIK)
5. Peningkatan profesionalisme Pendidik dan Tenaga Kependidikan, serta kemampuan siswa dalam berbahasa Inggris
6. Pemantapan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
8. Lingkungan Sekolah yang menyenangkan, “hidup sehat ramah
lingkungan” yang menunjang “Joyfull Learning” yang demokratis 9. Schooll Based Management, dalam berbagai aspek kehidupan warga
sekolah serta pemberdayaan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan 10.Terciptanya hubungan antar warga sekolah yang santun, dan ramah.
4.1.2 Gambaran Subjek Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS tahun ajaran 2016/2017 semester 1 dan II yang berjumlah 115 siswa terdiri dari kelas X IPS 1 yang berjumlah 29 siswa, kelas X IPS 2 berjumlah 30, kelas X IPS 3 berjumlah 28 dan kelas X IPS 4 berjumlah 28 siswa. Sedangkan untuk sampel diambel dari populasi siswa kelas X IPS SMA Negeri 3 Salatiga tahun ajaran 2016/2017, tehnik pengambilan sampel dengan menggunakan rumus slovin sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 89 siswa.
4.2 Uji Intrumen Penelitian 4.2.1 Uji Validitas
Tabel 4.1 Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar,
Kedisiplinan Belajar dan Kemandirian Belajar
Variabel Item Pertanyaan Besar Korelasi (r)
Berdasarkan tabel 4.1 yaitu pengujian validitas pada setiap item pernyataan dari variabel motivasi belajar, kedisplinan belajar dan kemandirian belajar. Besarnya nilai hitung pada tiap item pernyataan lebih besar dari nilai r hitung dinyatakan valid. Untuk n = 30, nilai r pada r tabel adalah 0.361 maka item pernyataan yang lebih dari 0,361 dapat dikatakan layak untuk dujikan dan disebarkan pada sejumlah 89 sampel dengan menggunakan simple random sampling. Hasil yang di dapat setelah di hitung uji validitas dari 15 item pernyataan motivasi belajar di dapat 3 pernyataan yang tidak valid karena nilai r lebih kecil dari 0,361 sehingga 12 pernyataan motivasi belajar dinyatakan valid. Pernyataan dari variabel kedisiplinan belajar di dapat 4 pernyataan yang tidak valid karena nilai r lebih kecil dari 0,361 dan yang valid 11 pernyataan, pernyataan dari variabel kemandirian belajar di dapat 2 pernyataan yang tidak valid karena nilai r lebih kecil dari 0,361 sehingga 13 pernyataan di katakan valid.
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Motivasi Belajar
Variabel Item Pertanyaan Besar Korelasi (r)
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Kedisiplinan Belajar
Variabel Item Pertanyaan Besar Korelasi (r)
Tabel 4.3 Menunjukan hasil validitas instrumen kedisiplinan belajar dari 15 pernyataan tentang kedisiplinan belajar ada 11 item instrumen dinyatakan valid.. Instrumen yang di isi oleh sampel yaitu siswa kelas X IPS di SMA Negeri 3 Salatiga ini untuk mengukur variabel kedisiplinan belajar (X2) .Hasil ini diperoleh dari penghitungan SPSS 16.0.
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Kemandirian Belajar
Variabel Item Pertanyaan Besar Korelasi (r)
4.2.2 Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2014:257) dalam pengujian reliabilitas ini menggunakan rumus alpha cronbrach, dimana suatu kuesioner atau pernyataan dikatakan reliabel jika nilai alpha cornbrach > 0,6. Hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan SPSS adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel α Hitung Standar α Keterangan
Motivasi Belajar 0,826 0,6 Reliabel
Kedisiplinan Belajar 0,668 0,6 Reliabel
Kemandirian Belajar 0,877 0,6 Reliabel
Sumber: Data Primer Yang Diolah,2017
Tabel 4.5 menunjukan bahwa koefisien korelasi dari instrumen variabel motivasi belajar (X1) adalah 0,826 , kedisiplinan belajar (X2) adalah 0,668 dan koefisien korelasi dari instrumen kemandirian belajar (Y) adalah 0,877. Berdasarkan hasil uji reabilitas dapat dinyatakan bahwa instrumen variabel motivasi belajar (X1), kedisiplinan belajar (X2) dan kemandirian belajar (Y) adalah reliabel.
4.3 Tehnik Analisis data 4.3.1 Analisis Pendahuluan 4.3.1.1 Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2015:207) statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuta kesimpulan yang berlaku untuk umum.
Tabel 4.6 Deskriptif Statistik Motivasi Belajar, Kedisiplinan Belajar dan Kemandirian Belajar Siswa kelas X IPS Pada Mata Pelajaran
Ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga Descriptive Statistics
Variabel
N Range Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation Variance
Motivasi 89 30 29 59 47.46 5.741 32.956
kedisiplinan 89 27 25 52 40.51 6.227 38.776
kemandirian 89 36 24 60 43.37 7.065 49.918
Valid N (listwise) 89
Sumber: SPSS 16.00 (Data diolah)
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi variabel Motivasi Belajar Siswa Kelas X IPS
Berdasarkan tabel 4.7 distribusi frekuensi variabel motivasi belajar siswa kelas X IPS di SMA Negeri 3 Salatiga pada mata pelajaran ekonomi menjelaskan bahwa 2 responden berada pada kategori sangat rendah (2,2%), terdapat 3 responden berada pada kategori rendah (3,4%), terdapat 16 responden berada pada kategori sedang (18,0%), terdapat 28 responden berada pada kategori tinggi (31,5%), terdapat 29 responden berada pada kategori tinggi (32,6%), terdapat 10 responden berada pada kategori tinggi (11,2%) dan terdapat 1 responden berada pada kategori sangat tinggi (1,1%).
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi variabel Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas X IPS
Sumber: SPSS 16.00 (Data diolah
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi variabel Kemandirian Belajar Siswa Kelas X IPS
Berdasarkan tabel 4.9 distribusi frekuensi variabel kemandirian belajar siswa kelas X IPS di SMA Negeri 3 Salatiga pada mata pelajaran ekonomi menjelaskan bahwa 3 responden berada pada kategori sangat rendah (3,7%), terdapat 34 responden berada pada kategori rendah (38,2%), terdapat 25 responden berada pada kategori sedang (28,1), terdapat 26 responden berada pada kategori tinggi (29,2%) dan terdapat 1 responden berada pada kategori sangat tinggi (1,1%).
4.3.2 Uji Prasyarat Analisis 4.3.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada sebuah sekelompok data atau variabel berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas berguna untuk menentukan data yag telah dikumpulkan berdistribusi normal atau di ambil dari populasi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dengan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Jika signifikansi diatas 0,05 maka data dinyatakan terdistribusi normal. Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji kenormalan distibusi sebaran skor variabel. Variabel yang diuji adalah variabel dependen (kemandirian belajar) dan independen (motivasi belajar dan kedisiplinan belajar).
No Interval Nilai
f Presentase Kumulatif (%)
Kategori
1 24-29 3 3,4 3,4 Sangat Rendah 2 30-35 8 9,0 12,4 Rendah 3 36-41 26 29,2 41,6 Rendah 4 42-47 25 28,1 69,7 Sedang 5 48-53 20 22,5 92,1 Tinggi 6 54-59 6 6,7 98,9 Tinggi 7 60-65 1 1,1 100 Sangat Tinggi
Total 89 100
Tabel 4.10 Hasil Normalitas Variabel Motivasi Belajar, Kedisiplinan belajar dan Kemandirian Belajar Siswa Kelas X IPS di SMA Negeri 3 Salatiga
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
motivasi kedisiplinan Kemandirian
N 89 89 89
Normal Parametersa Mean 47.46 40.51 43.37
Std. Deviation 5.741 6.227 7.065
Most Extreme Differences
Absolute .087 .079 .054
Positive .049 .050 .054
Negative -.087 -.079 -.047
Kolmogorov-Smirnov Z .817 .749 .511
Asymp. Sig. (2-tailed) .517 .629 .957
Sumber: SPSS 16.00 (Data diolah)
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa perhitungan hasil signifikansi
(0,517) lebih besar jika dibandingkan dengan alpha (α =0,05) sehingga data yang
diperoleh pada variabel motivasi belajar normal. Perhitungan hasil signifikan (0,629) lebih besar jika dibandingkan dengan alpha (α =0,05) sehingga data yang
diperoleh pada variabel kedisiplinan belajar normal. Perhitungan hasil signifikansi
(0,957) lebih besar dibandingkan alpha (α =0,05) sehingga data yang diperoleh
pada variabel kemandirian belajar normal.
4.3.2.2 Uji Linieritas
Tabel 4.11 Hasil Uji Linieritas Motivasi Belajar terhadap Kemandirian Belajar
Sumber: SPSS 16.00 (Data diolah)
Berdasarkan tabel 4.11 menjelaskanbahwaFhitung=0,789<Ftabel=3,10dan nilai signifikan pada linearity sebesar 0,727. Karena signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel motivasi belajar dan kemandirian belajar terdapat pengaruh yang linear. Hal ini sesuai dengan syarat uji liniearitas yaitu apabila probabilitas < 0,05. Dari tabel 4.11 menjelaskan nilai probabilitas = 0,000<0,05
Tabel 4.12 Hasil Uji Linieritas Kedisiplinan Belajar Terhadap Kemandirian Belajar Berdasarkan tabel 4.12 menjelaskan bahwa Fhitung=1,272<Ftabel=3,10 dan nilai signifikan pada linearity sebesar 0,227. Karena signifikansi lebih dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel motivasi belajar dan kemandirian belajar terdapat pengaruh yang linear. Hal ini sesuai dengan syarat uji liniearitas yaitu apabila probabilitas < 0,05. Dari tabel 4.12 menjelaskan nilai probabilitas = 0,000<0,05).
4.3.3 Pengujian Hipotesis
Pengaruh Motivasi Belajar dan Kedisiplinan Belajar Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas X IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga. (Y=a+bx1+bx2). Hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat pengaruh motivasi belajar dan kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas X IPS mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga. Besarnya Motivasi Belajar (X1) dan Kedisiplinan Belajar(X2) terhadap Kemandirian Belajar siswa kelas X IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga digunakan analisis regresi berganda. Adapun pengujian hipotesisnya sebagai berikut :
Ha : Terdapat pengaruh motivasi belajar dan kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas X IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga.
Ho : Tidak terdapat pengaruh motivasi belajar dan kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas X IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 salatiga
4.3.4 Analisis Lanjutan
4.3.4.1 Regresi Sederhana Motivasi Belajar terhadap Kemandirian Belajar
Analisis regresi sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini melakukan analisis regresi sederhana pada variabel motivasi belajar (X1) terhadap variabel kemandirian belajar (Y). Untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar (X1) terhadap kemandirian belajar (X2). Persamaan regresi sederhana motivasi belajar terhadap kemandirian belajar dalah sebagai berikut :
Tabel 4.13 Regresi Sederhana Motivasi Belajar terhadap Kemandirian
Berdasarkan tabel 4.13 menunjukkan regresi variabel motivasi belajar terhadap kemandirian belajar siswa yaitu Y=4,605+0,817X1 yang artinya jika motivasi belajar meningkat 1% maka akan meningkatkan kemandirian belajar sebesar 0,817. Berdasarkan hasil penelitian ini maka ada pengaruh positif antara motivasi belajar terhadap kemandirian belajar siswa, semakin tinggi motivasi belajar maka semakin tinggi pula kemandirian belajar siswa.
4.3.4.2 Regresi Sederhana Kedisiplinan BelajarTerhadap Kemandirian Belajar
Persamaan regresi sederhana kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar adalah sebagai berikut : Y=a+b1X2
Tabel 4.14 Regresi Sederhana Kedisiplinan Belajar terhadap Kemandirian Belajar
belajar sebesar 0,827. Berdasarkan hasil penelitian ini maka ada pengaruh positif antara kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar siswa, semakin tinggi kedisiplinan belajar maka semakin tinggi pula kemandirian belajar siswa.
4.3.4.3 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda bertujuan untuk mencari besarnya pengaruh antara dua variabel bebas (X) yang meliputi variabel motivasi belajar (X1) dan kedisiplinan belajar (X2) secara bersama-sama dengan variabel Y yaitu kemandirian belajar.Persamaan dalam analisis regresi berganda sebagai berikut :
Y = a +b1X1+b2X2
4.3.3.4 Pengujian Hipotesis Secara parsial (Uji t)
Uji t berguna untuk menunjukkan pengaruh secara individu variabel bebas yang ada di dalam model terhadap variabel terikat sehingga dapat mengetahui pengaruh suatu variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila nilai sig t hitung lebih kecil dari 0,05 maka variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Berdasarkan penelitian ini hasil uji t untuk masing-masing variabel independen adalah sebagai berikut :
Tabel 4.15 Motivasi Belajar, Kedisiplinan Belajar terhadap Kemandirian Belajar
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -.874 4.063 -.215 .830
Motivasi .432 .104 .351 4.145 .000
Kedisiplinan .586 .096 .517 6.108 .000
a. Dependent Variable: kemandirian Sumber : Data primer yang diolah,2017
Berdasarkan tabel 4.15 menunjukan bahwa :
a. Konstanta sebesar -2,15, artinya jika motivasi belajar dan kedisiplinan belajar nilaianya adalah 0 maka kemandirian belajar adalah -2,15. Ada pengaruh namun negatif.
b. Koefisien regresi motivasi belajar sebesar 0,432 artinya jika motivasi belajar meningkat 1 % maka kemandirian belajar akan meningkat sebesar 0,432. Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh yang positif antara motivasi belajar terhadap kemandirian belajar. Semakin tinggi motivasi belajar maka semakin tinggi kemandirian belajar.
c. Koefisien regresi kedisiplinan belajar sebesar 0,586 artinya jika kedisiplinan belajar meningkat 1% maka kemandirian belajar akan meningkat sebesar 0,586. Koefisien bernilai positif artinya terjadi pengaruh yang positif antara kedisiplinan belajar dengan kemandirian belajar. Semakin tinggi kedisiplinan belajar maka semakin tinggi kemandirian belajar.
Kriteria uji t jika thitung>ttabel dan nilai signifikan <0,05 maka akan dikatakan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan tabel 4.15 Uji t di dapat thitung 4,145>1,66 pada variabel motivasi belajar dan nilai signifikan 0,00<0,05 sehingga hasil analisis dapat dibuktikan bahwa motivasi belajar berpengaruh terhadap kemandirian belajar. Karena nilai signifikansi 0,000 <0,05
maka hipotesis yang diterima “Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi
belajar terhadap kemandirian belajar Siswa Kelas X IPS pada mata pelajaran
ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga”.
Variabel kedisiplinan belajar di dapat uji t 6,106 > 1,66 dan nilai signifikan 0,00 <0,05 sehingga hasil analisis dapat di buktikan bahwa kedisiplinan belajar berpengaruh terhadap kemandirian belajar. Karena nilai signifikansi 0,000 <0,05
maka hipotesis yang diterima “Terdapat pengaruh positif dan signifikan
kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar Siswa Kelas X IPS pada mata
pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga”. 4.3.5 Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan penelitian ini variabel motivasi belajar dan kedisiplinan belajar secara bersama-sama mempengaruhi kemandirian belajar. Apabila F hitung<Ftabel berarti motivasi belajar dan kedisiplinan belajar tidak mempengaruhi kemandirian belajar.Adapun hasil analisisi uji F sebagai berikut :
Tabel 4.16 Uji Hipotesis Simultan (Uji F)
Sumber : Data primer yang diolah,2017
Berdasarkan tabel 4.16 dengan menggunakan program spss 16.0 diperoleh Fhitung = 38,427 dengan signifikan .000 dan Ftabel untuk nilai n = 89 sebesar 3.13 sehingga Fhitung>Ftabel yaitu 38,427 > 3,13.Berdasarkan penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dan kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas X IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga. Nilai signifikansi (0,000) < α (0,05) maka dapat dinyatakan bahwa Ho di tolak dan Ha diterima ini berarti terdapat pengaruh dan signifikan antara motivasi belajar dan kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas X IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga.
4.3.6 Uji Koefisien Determinasi R (Squere)
Uji koefisien determinasi R (squere) dalam regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui prosentase pengaruh variabel independen dalam penelitian ini yaitu variabel Motivasi Belajar (X1) dan variabel Kedisiplinan Belajar (X2) terhadap variabel dependen dalam penelitian ini yaitu variabel kemandirian belajar (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar prosentase variasi variabel independen dan mampu menjelaskan variasi variabel dependen
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 1368.614 2 684.307 38.427 .000a
Tabel 4.16 Koefisien Determinasi R (Squere
Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan besarnya koefisien determinasi R squere antara variabel motivasi belajar dan kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar yaitu sebesar 0,610. Hasil ini menunjukkan pengaruh regresi antara variabel motivasi belajar (X1) dan kedisiplinan belajar (X2) dengan kemandirian belajar (Y). Nilai R Squere sebesar 61% yang artinya 61% kemandirian belajar ditentukan oleh motivasi dan kedisiplinan belajar sedangkan sisanya (100%-61% = 39%) di jelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh motivasi belajar dan kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas X IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga. Berdasarkan analisis regresi sederhana variabel motivasi belajar terhadap kemandirian belajar siswa yaitu Y=4,605+0,817X1 yang artinya jika motivasi belajar meningkat 1% maka akan meningkatkan kemandirian belajar sebesar 0,817.Berdasarkan hasil penelitian ini maka terdapat pengaruh positif antara motivasi belajar terhadap kemandirian belajar siswa, semakin tinggi motivasi belajar maka semakin tinggi pula kemandirian belajar siswa. Hal ini sejalan dengan teori yang di kemukakan oleh Mujiman (2007:7) “kemandirian belajar adalah sifat dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa untuk melakukan kegiatan belajar aktif, yang di dorong oleh motif untuk menguasai suatu kompetensi yang telah
dimiliki”. Kaitannya motivasi belajar dengan kemandirian belajar yaitu adanya motif siswa untuk menguasai suaru kompetensi atau adanya motivasi belajar siswa untuk mendapatkan nilai yang baik. Terbukti kebenarannya ada pengaruh
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .781a .610 .601 4.465
positif motivasi belajar terhadap kemandirian belajar pada kelas X IPS di SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu Nilam Febriantika (2016:7) yang
berjudul “Kontribusi Motivasi, Fasilitas dan Lingkungan Belajar Terhadap Kemandirian Belajar Siswa di SMK Muhammadiyah 2 Klaten Utara” yang
menyimpulkan dari 162 sampel menunjukkan bahwa hasil motivasi belajar tehadap kemandirian belajar berpengaruh positif dan signifikan karena ttabel = 1,960 dan thitung=3,266 sehingga thitung >ttabel maka H0 di tolak dan Ha diterima sehingga ada pengaruh positif motivasi belajar terhadap kemandirian belajar yang berarti motivasi belajar memberikan kontribusi terhadap kemandirian belajar.
Berdasarkan hasil penelitian regresi sederhana variabel kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas X IPS di SMA Negeri 3 Salatiga hasil yang di dapat yaitu Y = 9,856 + 0,827X2 yang artinya apabila kedisiplinan belajar meningkat 1 % maka akan meningkatkan kemandirian belajar sebesar 0,827 yang artinya jika kedisiplinan belajar meningkat 1% maka akan meningkatkan kemandirian belajar sebesar 0,827. Berdasarkan hasil penelitian ini maka terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar siswa, semakin tinggi kedisiplinan belajar siswa maka semakin tinggi kemandirian belajar siswa. Hal ini sejalan dengan teori Suharsimi Arikunto (2005:74) “Kedisiplinan Belajar adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena
di dorong oleh adanya kesadaran yang ada pada dirinya sendiri”. Kedisiplinan
di dapat yaitu Y=112.78 +0,659X2 yang artinya jika kedisiplinan meningkat 1% maka kemandirian belajar meningkat 0,659. Nilai thitung 3,571>ttabel 1,99 sehingga membuktikan bahwa kedisiplinan belajar berpengaruh terhadap kemandirian belajar.
Berdasarkan hasil regresi berganda motivasi belajar dan kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas X IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga persamaan yang di dapat yaitu Y= -0,874 +0,432X1+0,586X2 yang artinya jika kedua variabel nilainya tetap, motivasi belajar dan kedisiplinan belajar berpengaruh secara bersama-sama mengalami kenaikan 1% maka variabel dependen kemandirian belajar akan mengalami peningkatan. Hal ini sejalan dengan teori yang di kemukakan oleh Mujiman (2007:7) “kemandirian belajar adalah sifat dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa untuk melakukan kegiatan belajar aktif, yang di dorong oleh motif untuk
menguasai suatu kompetensi yang telah dimiliki”. Keberhasilan belajar siswa juga di dukung oleh motivasi belajar, kedisiplinan, tanggung jawab. Berdasarkan penelitian regresi berganda adanya pengaruh negatif motivasi belajar dan kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas X IPS di SMA Negeri 3 Salatiga secara bersama-sama. Berdasarkan hasil penelitian ini juga sesuai dengan penenlitian terdahulu Miftakhul Jannati (2016) yang
berjudul “Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin Belajar Terhadap
Kemandirian belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS Di SMA Negeri 11 Kota Jambi yang menyimpulkan bahwa kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar berpengaruh positif dan signifikan karena persamaan yang di dapat yaitu Y=112.78 +0,659X2 yang artinya jika kedisiplinan meningkat 1% maka kemandirian belajar meningkat 0,659. Nilai thitung 3,571>ttabel 1,99 sehingga membuktikan bahwa kedisiplinan belajar berpengaruh terhadap kemandirian belajar.
Selanjutnya secara simultan atau bersama-sama memberikan gambaran keeratan pengaruh antara variabel motivasi belajar dan kedisiplinan belajar berpengaruh signifikan terhadap variabel kemandirian belajar secara bersama
0,05 maka dapat dinyatakan bahwa Ho di tolak dan Ha diterima. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara motivasi dan kedisiplinan belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas X IPS pada mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga.