• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Motivasi Belajar dan Kedisiplinan Belajar terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas X IPS pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Motivasi Belajar dan Kedisiplinan Belajar terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas X IPS pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga T1 BAB II"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kemandirian Belajar

2.1.1 Pengertian Kemandirian Belajar

Menurut Mujiman (2007:7) “kemandirian belajar adalah sifat dan

kemampuan yang dimiliki oleh siswa untuk melakukan kegiatan belajar aktif,

yang di dorong oleh motif untuk menguasai suatu kompetensi yang telah

dimiliki”. Motif siswa dalam belajar di sekolah agar dapat memperoleh nilai yang baik dan menjadi lulusan yang berkualitas sehingga dapat melanjutkan

ke jenjang selanjutnya sesuai dengan keinginan siswa. Siswa yang memiliki

sikap kemandirian belajar yang tinggi akan menjadi lebih aktif dalam belajar

misalnya tidak malu untuk bertanya, menjawab dan menanggapi dalam

kegiatan proses pembelajaran di sekolah. Kegiatan belajar yang aktif tidak

hanya di lakukan di sekolah namun juga belajar di rumah. Belajar mandiri di

rumah yaitu mau meluangkan waktunya untuk belajar sendiri maupun kerja

kelompok,mengerjakan tugas dan mengerjakan soal-soal latihan.

Kemandirian belajar siswa sangat dibutuhkan agar siswa mandiri dalam

belajar, mempunyai rasa tanggung jawab dan mampu mendisiplinkan diri,

kemudian mampu mengembangkan kemauan dan kemampuan untuk belajar

sendiri tidak bergantung dengan teman sebaya atau gurunya. Adanya

kemandirian belajar yang dimiliki siswa ditunjukkan dapatnya siswa

memanfaatkan waktu belajar di rumah dan di sekolah secara efektif, dan

menggunakan sumber belajarnya.

Menurut Yamin (2009:106) “kemandirian belajar adalah belajar yang bebas menentukan arah, rencana, sumber dan keputusan untuk mencapai

tujuan akademik bukan bebas dari aturan-aturan negara, aturan-aturan adat

atau masyarakat”. Proses belajar mandiri ini secara langsung memberi kesempatan siswa untuk lebih percaya pada dirinya sendiri untuk mengikuti

proses pembelajaran misalnya untuk lebih memahami materi pelajaran tanpa

(2)

9

berkaitan dengan pembelajaran terlebih dahulu sehingga jika ada kesulitan

belajar siswa sudah mampu mengatasinya secara mandiri selain itu siswa

dapat memilih atau menentukan bahan dan kemajuan belajar sendiri jika ada

kesulitan maka dapat meminta bantuan orang lain. Belajar mandiri juga

bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sendiri. Kemandirian belajar

juga perlu dilakukan siswa agar mempunyai tanggungjawab dalam mengatur

dan mengembangkan kemampuan belajarnya untuk mencapai kemampuan

akademisnya serta mengevaluasi usaha belajarnya apakah sudah optimal atau

belum. Pentingnya kemandirian belajar ini karena ada keterbatasan dari

sumber bealajr dan waktu yang guru miliki.

Menurut Umar dan La Sulo (2011:108) “kemandirian belajar adalah aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri,

pilihan sendiri, dan tanggungjawab sendiri pada proses pembelajaran”.

Kemauan sendiri dalam belajar bagi siswa karena adanya keingintahuan

untuk berkembang dalam pengetahuan selain itu ditunjukkan dengan mampu

mengontrol dirinya sendiri dan mempunyai semangat belajar yang tinggi agar

mempunyai wawasan yang luas, sikap yang aktif hal ini dapat mempermudah

proses belajar di sekolah. Siswa yang memiliki kemandirian belajar akan

mengalami sendiri proses sendiri tanpa bantuan orang lain guna memperoleh

hasil belajar yang baik. Serangkain proses yang dilakukan sendiri karena

adanya kemandirian belajar ini juga merupakan ciri dari kedewasaan siswa.

Adanya perkembangan iptek juga dapat membantu siswa dalam penunjang

belajarnua karena dengan adanya iptek dimudahkan dalam mencari referensi

belajar tanpa selalu bergantung kepada guru sebagai pendidik sehingga siswa

dapat mengembangakn pengetahuannya sendiri. Siswa yang mandiri mampu

mengembangkan kemampuan belajarnya sehingga mampu bersaing secara

mandiri untuk meraih cita-citanya.

Berdasarkan pendapat ahli yang telah diuraikan maka yang dimaksud

dengan kemandirian belajar dalam penelitian ini adalah kegiatan belajar yang

(3)

10

pada proses pembelajaran agar dapat mencapai tujuan akademiknya. Hal ini

sangat diperlukan oleh siswa agar mencapai hasil belajar yang optimal.

2.1.2 Indikator Kemandirian Belajar

Menurut Djamarah (2002:14) indikator kemandirian belajar sebagai berikut : 1. Kesadaran Akan Tujuan Belajar

Menetapkan tujuan sangatlah penting supaya belajar menjadi terarah dan

konsentrasi dapat diperhatikan dalam waktu yangb relatif lama ketika

belajar.

2. Kesadaran Akan Tanggung Jawab Belajar

Siswa harus memiliki kesadaran akan tanggung jawab belajar. Banyak

siswa yang berusaha lebih untuk belajar namun tidak mendapat hasil

apa-apa seringkali mereka gagal dalam belajar atau memahami materi

pelajaran. Penyebabnya karena belajar tidak teratur, tidak disiplin, kurang

bersemangat, kurangnya konsentrasi, kurangnya manajemen waktu. Untuk

itu siswa harus mempunyai kesadaran akan pentingnya belajar dan

tanggung jawab dalam belajar.

3. Kontinuitas Belajar

Kontinuitas belajar yaitu pengulangan bahan pelajaran secara

berkesinambungan, mengahafal bahan pelajaran, selalu mengerjakan tugas

yang diberikan guru. Dalam diri siswa akan tumbuh kemandirian belajar

karena sudah menjadi kebiasaan.

4. Keaktifan Belajar

Siswa yang aktif dalam belajar akan tumbuh dalam dirinya sendiri

kemandirian belajar. Keaktifan belajar di kelas dapat ditunjukkan dengan

aktifnya mereka bertanya kepada guru, aktif mngerjakan soal-soal yang di

berikan guru, aktif untuk menambah wawasan dari perpustakaan dan

sumber belajar lainnya.

5. Efisiensi Belajar

Efisisensi belajar ditunjukkan dengan belajar secara teratur dan efektif.

Siswa harus mampu membagi waktunya dalam belajar karena banyaknya

(4)

11 2.1.3 Ciri- Ciri Kemandirian Belajar

Menurut Mujiman (2007:9-10) ciri-ciri kemandirian belajar meliputi :

1. Pandangan hidup

2. Bersikap objektif dan realistis

3. Mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan

4. Mampu menyelesaikan konflik

5.Memiliki kesadaran untuk menghargai

2.1.4 Manfaat Kemandirian Belajar

Kemandirian belajar memiliki banyak manfaat. Menurut Yamin (2011:109)

manfaat kemandirian belajar tersebut adalah

1. Memupuk tanggung jawab

2. Meningkatkan keterampilan

3. Memecahkan masalah

4. Mengambil keputusan

5. Berpikiran kritis

6. Percaya diri yang kuat

7. Guru bagi dirinya sendiri

2.1.5 Upaya Untuk Mengembangkan Kemandirian Belajar

Upaya untuk mengembangkan kemandirian belajar dengan menciptakan

kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan apa yang akan dilakukan

sehingga kreativitas siswa dapat optimal. Menurut Mohammad Ali dan

Mohammad Asrori (2008:119-120) beberapa upaya untuk mengembangkan

kemandirian belajar diantaranya :

1.Penciptaan partisipasi dan keterlibatan remaja dalam keluarga

2. Penciptaan keterbukaan

3. Penerimaan positif tanpa syarat

4. Empati terhadap remaja

(5)

12 2.2Motivasi Belajar

2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan yang mendasari adanya kemauan belajar siswa.

Siswa memiliki motivasi yang tak sama hal ini dapat di lihat dari hasil sekolah

beda yang berbeda pula. Siswa yang motivasi belajarnya tinggi cenderung akan

semangat belajar sehingga nilainya akan baik sedangkan siswa yang mempunyai

motivasi rendah, siswa akan kesulitan untuk belajar sehingga nilainya lebih

rendah tidak sesuia yang diharapkan.

Menurut Uno (2008:23) “Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal kepada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan tingkah laku, pada umumnya dengan berbagai indikator atau unsur yang mendukung”. Dorongan internal ini seperti hasrat keinginan untuk berhasil, dorongan kebutruhan belajar dan harapan akan cita-cita.

Dorongan eksternal berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif dan

kegiatan belajar yang menarik.

Setiap siswa mempunyai kepribadian yang berbeda-beda demikian pula motivasi

belajarnya. Motivasi belajar dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang karena

motivasi belajar sebagai dorongan dasar yang menggerakkan siswa dalam belajar.

Motivasi belajar merupakan faktor yang cukup dominan terbukti jika siswa

memiliki motivasi belajar yang tinggi maka kemandirian belajar juga tinggi

sehingga akan mencapai hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan

siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah.

Menurut Yamin (2011:216) “motivasi belajar adalah daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah

keterampilan, pengalaman”. Siswa akan bersungguh-sungguh belajar apabila terdapat motivasi belajar dalam dirinya karena termotivasi untuk meraih prestasi

belajar. Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar tidak akan mungkin

melakukan aktivitas belajarnya baik di sekolah maupun di rumah. Adanya

motivasi belajar yang tinggi dalam diri siswa karena bertujuan agar dapat

meningkatkan kemandirian belajar sehingga para siswa dapat belajar secara

mandiri dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Motivasi belajar yang ada

dalam diri siswa juga membuat siswa semangat dalam belajar, aktif bertanya

(6)

13

dengan sendirinya menambah keterampilan mereka dalam belajar. Kelas yang

rata-rata siswanya memiliki motivasi belajar yang tinggi akan membuat kelas

menjadi kondusif sehingga pembelajaran berlangsung menyenangkan.

Menurut Winkel (2004:27) “motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan

belajar itu agar tujuan yang dikehendaki siswa tercapai”. Siswa yang memiliki

motivasi belajar akan mempunyai semangat yang tinggi untuk melakukan

kegiatan belajar. Dorongan inilah menjadi kewajiban bagi siswa untuk menjadi

orang terdidik. Motivasi terbagi atas dua bentuk yaitu motivasi instrinsik atau

motivasi yang berasal dari dalam pribadi seseorang dan motivasi ekstrinsik atau

motivasi yang berasal dari luar diri seseorang”. Motivasi instrinsik timbul dari

dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan atau dorongan dari orang lain

sedangkan motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul sebagai akiat pengaruh

dari luar individu atau adanya rangsangan dari luar misalnya keluarga, teman dan

masyarakat selain itu rangsangan dari luar seperti siswa yang ingin mencapai nilai

yang tinggi atau melebihi kkm demi melakukan peningkatan prestasi belajarnya

maka siswa mau melakukan sesuatu yaitu belajar dengan giat.

Berdasarkan definisi yang telah diutarakan, maka yang dimaksud dengan

motivasi belajar dalam penelitian ini adalah daya penggerak yang ada pada diri

siswa baik internal maupun eksternal agar dapat melakukan kegiatan belajar dan

tercapai tujuan akademiknya Hal ini juga ditunjukkan saat proses belajar mengajar

ekonomi ada siswa yang ingin bertanya karena adanya keinginan untuk

mengetahui materi pelajaran ekonomi secara jelas dan benar.

2.2.2 Indikator Motivasi Belajar

Menurut Uno (2008:24), indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Adanya hasrat keinginan berhasil

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

(7)

14 2.2.3 Fungsi Motivasi Belajar

Fungsi motivasi belajar menurut Hamalik (2003:161) meliputi :

1. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi

belajar maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

2. Motivasi belajar berfungsi sebagai pengarah. Tanpa motivasi belajar tidak

akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

3. Motivasi belajar sebagai penggerak. Tinggi rendahnya motivasi akan

menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan

2.2.4 Peranan Motivasi Dalam Kegiatan Belajar

Motivasi sangat berperan dalam penentuan hasil belajar siswa. Biasanya

siswa tidak menyadari bahwa salah satu penunjang hasil belajar siswa yang

baik yaitu motivasi belajarnya. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan

mengadakan perubahan dan usaha untuk mencapai tujuan yang di

inginkannya

Menurut Khodijah (2014:156-157) “ada beberapa peran penting motivasi dalam kegiatan belajar dan pembelajaran, meliputi : penumbuhan gairah, perasaan dan semangat untuk belajar. Motivasi belajar adalah dorongan yang menjadi penggerak dalam diri seseorang untuk mencapai suatu tujuan yaitu prestasi belajar”.

Dengan demikian, motivasi belajar memiliki peran strategis dalam

belajar, baik pada saat memulai belajar, saat sedang belajar, maupun

berakhirnya belajar. Pada saat memulai belajar, siswa yang memiliki motivasi

belajar telah mempersipakan segala sesuatu yang di butuhkan, pada saat

sedang belajar siswa akan dengan semangat belajar, bertanya dan menjawab

dan pada saat selesai belajar siswa akan belajar kembali materi yang telah di

ajarkan dan membaca materi selanjutnya.

2.3 Kedisiplinan Belajar

2.3.1 Pengertian Kedisiplinan Belajar

Menurut Moenir dalam (Afida Salsabila 2015) “Kedisiplinan belajar adalah suatu bentuk ketaatan terhadap aturan, baik tertulis maupun tidak

tertulis, yang telah ditetapkan”. Kedisiplinan belajar yang dilakukan para

siswa harus mematuhi aturan tertulis seperti ketaatan pada aturan-aturan

sekolah maupun peraturan yang tidak tertulis yang di buat oleh siswa sendiri.

(8)

15

perilaku ini dapat diamati dengan tanggung jawabnya terhadap tugas yang

telah di berikan semangat dalam belajar dan mampu mengatasi kesulitannya

sendiri. Siswa yang memiliki kedisiplinan belajar akan menunjukkan

keteraturan aktivitas belajarnya. Pada akhirnya siswa yang berdisiplin akan

lebih mampu mengarahkan dan mengendalikan perilakunya.Semakin tinggi

kedisiplinan belajar maka semakin tinggi pula kemandirian belajarnya. Siswa

yang kemandirian belajarnya tinggi akan mudah untuk mengikuti

pembelajaran sehingga dimudahkan dalam meraih cita-cita yang diinginkan.

Menurut Singgih dan Pardiman dalam (Supardi 2014:81) “Kedisiplinan belajar adalah

pengendalian diri siswa terhadap bentuk-bentuk aturan baik secara tertulis maupun tidak

tertulis yang telah diterapkan oleh siswa yang bersangkutan yang berasal dari luar serta

bentuk kesadaran akan tugas dan tanggung jawab sebagai pelajar”. Sikap kedisiplinan belajar yang timbul dari dalam diri siswa sendiri dapat

menjadi acuan siswa untuk meraih prestasi belajar yang baik dan tujuan

pendidikan akan lebih mudah tercapai. Sebaliknya siswa yang sering

melanggar ketentuan sekolah pada umumnya akan terganggu prestasi

belajarnya selain itu tanpa kedisiplinan yang baik maka susana sekolah dan

kelas akan menjadi kurang kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Kedisiplinan

belajar yang tinggi yang dilakukan siswa secara sadar akan membentuk sikap,

perilaku dan kehidupan yang lebih baik lagi kedepannya.Pemahaman yang

mendalam terhadap disiplin daalam kegiatan belajar mengajar dapat diartikan

sebagai ketaatan siswa pada aturan yang di tetapkan dalam kelas selama proses

pembelajaran.

Menurut Moenir (2010:95) menyatakan bahwa “ada dua jenis disiplin yang sangat dominan yaitu disiplin waktu dan disiplin perbuatan”. Kedisiplinan waktu bagi siswa apabila siswa mampu mengerjakan kewajiban belajarnya tepat waktu sedangkan disiplin perbuatan

mengharuskan siswa mengikuti perbuatan yang telah ditetapkan.

Kedua kedisiplinan ini sangat berpengaruh dalam peningkatan prestasi

belajar siswa akan mendapatkan hasil yang baik. Belajar tidak hanya di sekolah

namun siswa wajib untuk belajar di rumah dan di perpustakaan meliputi

(9)

16

Menurut Arikunto (2005:74) “Kedisiplinan belajar adalah kepatuhan

seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena di dorong oleh

adanya kesadaran yang ada pada dirinya”. Kedisiplinan belajar akan membuat

siswa memiliki cara belajar yang baik sehingga mampu membantu siswa dalam

mengikuti proses belajar di sekolah. Kesadaran siswa menaati peraturan dan

sadar akan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan tertulis

maupun yang tidak tertulis. Alasan pentingnya kedisiplinan belajar bagi para

siswa seperti dikemukakan Tu’u (2004:37), bahwa “Kedisiplinan Belajar

merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak ketika

bekerja”. Kedisiplinan belajar yang baik siswa diharapkan mampu melakukan

disiplin waktu dan disiplin perbuatan.

Menurut beberapa pendapat dari para ahli tentang kedisiplinan belajar,

maka yang dimaksud dengan kedisiplinan belajar dalam penelitian ini adalah

tingkat kepatuhan terhadapa aturan tertulis maupun tidak tertulis karena adanya

kesadaran yang ada pada dirinya sehingga siswa akan bertanggung jawab akan

tugasnya sehingga belajar akan penuh kesadaran, tanpa paksaan serta

terciptanya lingkungan belajar yang kondusif. Semakin tinggi kedisiplinan

belajar semakin tinggi pula kemandirian belajarnya. Kedisiplinan belajar juga

sangat diperlukan oleh siswa kelas X IPS SMA Negeri 3 Salatiga, dengan

adanya kedisiplinan belajar tujuan pendidikan mereka akan lebih mudah

tercapai. Misalnya kelancaran saat proses belajar mengajar dengan terciptanya

suasana kelas yang kondusif, kelas yang tidak ramai saat guru sedang

menjelaskan, kedisiplinan belajar juga dapat menghindarkan siswa untuk

melakukan hal-hal yang di larang sekolah yang tertera dalam aturan sekolah

atau tata tertib sekolah. Kedisiplinan belajar di rumah juga sangat diperlukan

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari rutinitas

belajar mandiri siswa di rumah, sering mengunjungi perpustakaan maupun

(10)

17 2.3.2 Faktor-Faktor Kedisiplinan Belajar

Faktor-faktor pembentuk kedisiplinan belajar menurut Mujiman (2008:25)

meliputi:

1. Kesadaran diri sebagai pemahaman diri

2. Pengikutan dan ketaatan sebagai langkah penerapan dan praktik atas

peraturan- peraturan yang mengatur perilaku individu.

3. Alat pendidikan, untuk mempengaruhi, mengubah dan membentuk

perilaku.

4. Hukuman, untuk menyadarkan, mengireksi dan meluruskan yang salah.

5. Teladan yang berupa perbuatan dan tindakan.

2.3.3 Indikator Kedisiplinan Belajar

Beberapa indikator kedisiplinan belajar menurut para ahli, diantaranya :

1. Menurut Arikunto (1993:137) dalam Yopi (2014), “indikator disiplin menjadi tiga macam, yaitu perilaku disiplin di dalam kelas, perilaku disiplin

di luar kelas dan lingkungan sekolah dan perilaku disiplin di rumah.

2. Tulus (2004:91) mengemukakan bahwa indikator yang menunjukan

pergeseran / perubahan hasil belajar sebagai kontribusi mengikuti dan

menaati peraturan sekolah.

2.3.4 Fungsi Kedisiplinan Belajar

Menurut Tu’u (2004:35) fungsi disiplin belajar bagi para siswa meliputi :

1. Memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang

2.Membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dnegan tuntutan

lingkungan

3.Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukkan siswa terhadap

lingkungannya

4. Mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan individu lainnya

(11)

18 2.4 Studi yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Mifathul Jannati dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin Terhadap kemandirian belajar Ekonomi

Siswa kelas XI IPS Di SMA Negeri 11 Kota Jambi”. Populasi dalam

penelitian ini sebanyak 127 siswa dan sampel 96 responden. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa, tingkat disiplin belajar siswa dan kemandirian belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dari penelitian ini yaitu adanya pengaruh yang signifikan dari variabel motivasi belajar dan sisiplin belajar dengan analisis regresi berganda dengan hasil Y=25.043 + 0.442 X1. Adanya pengaruh yang signifikan dari variabel disiplin terhadap kemandirian belajar yaitu Y=25.043 + 0.312 X2 dan adanya pengaruh positif dan signifikan antara motivasi belajar dan kedisiplinan belajar terhadap kemandirian sebesar Y=25.043+0.442 X1 + 0.312 X2 dan nilai R square 0,559 atau 55,9%. Kemandirian belajar dipengaruhi oleh motivasi belajar dan disiplin belajar. Semakin tinggi motivasi belajar dan disiplin, maka kemandirian belajar akan semakin baik.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nilam Febriantika dengan judul

(12)

19 2.5 Kerangka Berfikir

Menurut Uma Sekaran dalam buku Sugiyono (2014:60) mengatakan bahwa

kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah

yang penting. Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan

apabila penelitian tersebut dua variabel atau lebih. Jadi secara teoritis perlu

dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen. Kerangka berpikir

dalam penelitian ini adalah

1.Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Kemandirian Belajar

Motivasi belajar yang timbul dari diri siswa akan mendorong siswa untuk lebih

giat belajar dan semangat dalam meraih cita-cita. Motivasi belajar siswa yang

tinggi akan menghasilkan kemandirian belajar siswa yang baik pula.

2.Pengaruh Kedisiplinan Belajar Terhadap Kemandirian Belajar

Setiap siswa memiliki kedisiplinan belajar yang berbeda-beda. Siswa yang

memiliki disiplin belajar yang tinggi tidak akan menunda-nunda tugas yang telah

diberikan oleh guru, menggunakan waktu belajar dengan efektif dan selalu

belajar mandiri di rumah atas kemauannya sendiri. Hal ini dapat meningkatkan

kemandirian belajar mereka di sekolah

3.Pengaruh antara motivasi belajar, kedisiplinan terhadap kemandirian belajar Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan mempunyai sikap

kedisiplinan belajar yang baik hal ini ditunjukkan dengan mampunya siswa

mengerjakan kewajiban belajarnya tepat waktu. Kewajiban belajar siswa tidak

hanya di sekolah namun belajar mandiri di rumah juga penting dilakukan

sebagai penunjang peningkatan kemandirian belajar siswa yang dihasilkannya

Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu “variabel independen (variabel bebas) di beri notasi (X) dan variabel dependen (variabel tidak bebas) di beri notasi (Y).

Variabel independen penelitian ini adalah motivasi belajar (X1) dan kedisiplinan

belajar (X2) sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemandirian

(13)

20

Model Hipotetik Pengaruh Motivasi Belajar dan Kedisiplinan Belajar

Terhadap Kemandirian Belajar Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 3 Salatiga Tahun Ajaran 2016/2017

Gambar 2.1

Keterangan :

X1 : Variabel Motivasi Belajar (Independen)

X2 : Variabel Kedisplinan Belajar (Independen)

Y : Variabel Kemandirian Belajar (dependen)

: Menyatakan pengaruh asosiatif

2.6 Hipotesis

Hipotesis Kerja Menurut Sugiyono (2015:64) Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis juga

dapat dikatakan sebagai kesimpulan sementara suatu hubungan variabel

dengan satu atau lebih variabel lainnya. Berdasarkan variabel yang ada dalam

penelitian ini.Hipotesis kerja dan hipotesis statistik adalah sebagai berikut:

1.Hipotesis Kerja

Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar terhadap

kemandirian belajar siswa kelas X IPS mata pelajaran Ekonomi di SMA

Negeri 3 Salatiga.

Hipotesis Statistik

H0 : β1 = 0 H1 : β1 ≠ 0

X1

(14)

21

2. Hipotesis Kerja

Terdapat pengaruh positif dan signifikan kedisiplinan belajar terhadap

kemandirian belajar siswa kelas X IPS mata pelajaran ekonomi di SMA

Negeri 3 Salatiga.

Hipotesis Statistik :

H0 : β2 = 0 H1 : β2 ≠ 0

3. Hipotesis Kerja

Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi belajar dan kedisiplinan

belajar terhadap kemandirian belajar siswa kelas X IPS mata pelajaran

ekonomi di SMA Negeri 3 Salatiga.

Hipotesis Statistik

H0 : β1,β2 = 0

Gambar

Gambar 2.1 Keterangan :

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan Ilmiah ini berisikan mengenai pembuatan website untuk rumah sakit mom yang bertujuan membantu rumah sakit tersebut dalam menyampaikan informasi mengenai fasilitas

badan hukum?Karena dengan bentuk badan hukum, bank memiliki kepastian hukum yang salah satunya adalah jaminan perlindungan hukum oleh negara, dalam hal ini melindungi

Hasil dari pengamatan struktur permukaan pada spesimen komposit yang berbabahan utama abu terbang, serbuk besi, dan resin polyester pada spesimen 3 dengan

1) Zur Analyse die Visualisierung der Adjektivdeklination werden Theorie nach Funk & Koenig (1991) verwendet. 2) Um Die Übungen der Adjektivdeklination im Lehrwerk Studio d A1

Hal tersebut menujukan bahwa balas jasa dalam penerapan disiplin pada PT Jasaraharja Putera sudah dinilai sangat baik oleh karyawan perusahaan, karna pimpinan

he registry included 77 physicians (91% neurologists and 9% trained inter- nists on cerebrovascular disease) from 59 urban centres of diferent types: 39 public and 20 private

Theoretisch wird erwartet, dass diese Untersuchung der Weltbildung einen Beitrag oder eine Unterstützung geben könnte, dass die Lehrpersonen Studio d A1 als Lehrwerk beim

pengrajin membutuh kan waktu berjam-jam hanya untuk menggulung benang saja 8). Karena permasalahan tersebut kami tertarik ingin membantu para pembuat songket dengan