• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.5 Metode Analisis Data

Metode pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan

software SPSS versi 17.0. Analisis untuk data deskriptif dilakukan dengan data

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Jl. DR Mansyur No. 5, Medan. Fakultas Kedokteran merupakan salah satu fakultas yang terdapat di Universitas Sumatera Utara yang memiliki 14 fakultas yaitu:

a. Fakultas Pascasarjana b. Fakultas Ilmu Keperawatan c. Fakultas Psikologi

d. Fakultas Farmasi

e. Fakultas Kesehatan Masyarakat

f. Fakultas Ilmu – Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

g. Fakultas Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam h. Fakultas Sastra

i. Fakultas Kedokteran Gigi j. Fakultas Ekonomi

k. Fakultas Teknik l. Fakultas Pertanian m. Fakultas Hukum n. Fakultas Kedokteran.

Menurut data yang diperoleh dari bagian pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tahun 2010, jumlah mahasiswa kedokteran angkatan 2007, 2008, dan 2009 adalah 1332 orang, dimana jumlah mahasiswa angkatan 2007

adalah 450 orang, jumlah mahasiswa angkatan 2008 adalah 417 orang, dan jumlah mahasiswa angkatan 2009 adalah 465 orang.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Terdapat sebanyak 90 responden yang ikut serta dalam penelitian ini. Dari keseluruhan responden, gambaran karakteristik yang diamati meliputi jenis kelamin, rerata penggunaan internet, aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menggunakan internet dan aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa ketika tidak menggunakan internet.

Ditinjau dari karakteristik jenis kelamin, jumlah responden laki – laki adalah 42 orang dan jumlah responden perempuan adalah 48 orang. Data lengkap mengenai distribusi frekuensi jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah %

Laki - laki 42 46,7

Perempuan 48 53,3

Total 90 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa kelompok jenis kelamin terbanyak adalah perempuan dengan jumlah 48 orang (53,3%).

Ditinjau dari karakteristik rerata penggunaan internet, rata - rata penggunaan internet mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara per hari adalah

3,672 jam. Distribusi frekuensi responden berdasarkan rerata penggunaan internet per hari dapat dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan rerata penggunaan Internet per hari

Rerata penggunaan internet (jam) Frekuensi % 0,5 2 2,2 1,0 22 24,4 1,5 3 3,3 2,0 18 20,0 3,0 17 18,9 4,0 7 7,8 5,0 6 6,7 6,0 2 2,2 7,0 2 2,2 8,0 3 3,3 10,0 4 4,4 12,0 2 2,2 20,0 1 1,1 24,0 1 1,1 total 90 100

Dari tabel 5.2 terlihat bahwa sebagian besar rerata penggunaan internet per hari terletak pada pemakaian internet selama 1 jam, yaitu 22 orang (24,4 %) dan yang paling sedikit adalah pada pemakaian internet selama 20 jam dan 24 jam, yaitu 1 orang (1,1%).

Distribusi frekuensi karakteristik aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menggunakan internet, dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi karakteristik aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menggunakan internet

Aktivitas Jumlah % Chatting 27 30,0 Email 14 15,6 Game online 13 14,4 Musik 5 5,6 Web browser 31 34,4 total 90 100

Dari tabel 5.3 terlihat bahwa sebagian besar aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menggunakan internet terletak pada web browser (contoh : mencari bahan kuliah), yaitu 31 orang (34,4%) dan dikuti oleh chatting (termasuk Facebook,

Yahoo Messanger, MSN), yaitu 27 orang (30,0%) dan yang paling sedikit adalah

musik, yaitu 5 orang (5,6%).

Sementara distribusi frekuensi karakteristik aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa ketika tidak menggunakan internet, dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi karakteristik aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa ketika tidak menggunakan internet

Aktivitas Jumlah % Belajar 29 32,2 Email 1 1,1 Game 8 8,9 Jalan - jalan 5 5,6 Baca Komik 1 1,1 Musik 3 3,3 Nonton 11 12,2 Olahraga 3 3,3 Tidur 29 32,2 Total 90 100

Dari tabel 5.4 terlihat bahwa sebagian besar aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa ketika tidak menggunakan internet terletak pada belajar dan tidur, yaitu masing – masing berjumlah 29 orang (32,2%), dan yang paling sedikit adalah email, yaitu 1 orang (1,1%). Pada dasarnya email termasuk aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menggunakan internet, akan tetapi terdapat seorang responden yang menggunakan internet selama 24 jam sehingga dalam kegiatan non internetnya tetap email.

5.3.1 Hasil Analisa Data

Hasil diagnosa internet addiction yang dilakukan dengan menggunakan kuesioner yaitu YDQ ( Young Diagnostic Questionnaire ) dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi hasil diagnosa internet addiction dengan YDQ ( Young Diagnostic Questionnaire )

Diagnosa Jumlah %

Internet addiction 1 1,1

Non Internet Addiction 89 98,9

Total 90 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang termasuk internet

addiction sebanyak 1 orang (1,1%), sedangkan yang tidak termasuk internet addiction sebanyak 89 orang (98,9%).

Jadi, prevalensi internet addiction pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah sebesar 1,1 %.

Prevalensi = Jumlah internet addiction X 100 % Jumlah responden

Untuk lebih jelasnya, data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden berdasarkan YDQ ( Young Diagnostic Questionnaire ) dapat dilihat pada tabel 5.6.

Prevalensi = 1 X 100 % = 1,1 % 90

Tabel 5.6 Distribusi jawaban responden berdasarkan YDQ ( Young Diagnostic

Questionnaire )

Pertanyaan Ya Tidak

f % f %

Pikiran yang terus – menerus tertuju pada aktivitas internet yang sulit di belokkan ke arah lain

15 16,7 75 83,3

Penggunaan internet yang terus bertambah untuk meningkatkan kepuasan

23 25,6 67 74,4

Kegagalan berulang kali dalam menghentikan internet

26 28,9 64 71,1

Perasaan tidak nyaman, murung, atau cepat tersinggung ketika menghentikan penggunaan internet

9 10 81 90

Kecenderungan untuk menggunakan internet melebihi dari waktu target

37 41,1 53 58,9

Penggunaan internet membawa risiko hilangnya relasi berarti, pekerjaan, kesempatan studi, dan karir

22 24,4 68 75,6

Berbohong kepada keluarga, terapis, atau orang lain untuk menutupi penggunaan internet yang berlebihan

11 12,2 79 87,8

Penggunaan internet sebagai pelarian diri dari masalah atau untuk meredakan perasaan negatif

44 48,9 46 51,1

Dari tabel 5.6 diatas terlihat bahwa sebanyak 16,7% dari responden memiliki pikiran yang terus menerus tertuju pada aktivitas internet yang sulit dibelokkan ke arah lain, 25,6% dari reponden menggunakan internet yang semakin bertambah untuk

meningkatkan kepuasan, 28,9 % dari responden mengalami kegagalan yang berulang kali dalam menghentikan internet, 10 % dari responden mengalami perasaan tidak nyaman, murung, atau cepat tersinggung ketika menghentikan penggunaan internet, 41,1 % dari responden cenderung menggunakan internet melebihi waktu yang telah ditargetkan, 24,4 % dari responden mengalami risiko hilangnya relasi berarti, kesempatan studi, dan karir akibat penggunaan internet, 12,2 % dari responden berbohong kepada keluarga, terapis, atau orang lain untuk menutupi penggunaan internet yang berlebihan, dan 48,9 % dari responden menggunakan internet sebagai pelarian diri dari masalah atau untuk meredakan perasaan negatif seperti rasa bersalah, kecemasan, depresi, dsb.

Dilihat dari tabel 5.6, persentase distribusi jawaban “ya” terbanyak adalah pada pertanyaan mengenai penggunaan internet sebagai pelarian diri dari masalah atau untuk meredakan perasaan negatif seperti rasa bersalah, kecemasan, depresi,dsb, yaitu sebanyak 48,9 % dan diikuti oleh pertanyaan kecenderungan untuk menggunakan internet melebihi dari waktu target, yaitu sebanyak 41,1 %.

Distribusi frekuensi hasil diagnosa internet addiction dengan YDQ berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi hasil diagnosa internet addiction dengan YDQ berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Diagnosa total

Internet addiction Non Internet Addiction

Laki – laki 1 41 42

Perempuan 0 48 48

Dari tabel di atas terlihat bahwa responden yang mengalami internet addiction sebanyak 1 orang berjenis kelamin laki – laki, sedangkan pada perempuan tidak ditemukan adanya internet addiction.

5.2 Pembahasan

Internet addiction, dapat disebut sebagai Pathological Internet Use (PIU),

merupakan ketidakmampuan individu untuk mengontrol penggunaan internetnya, yang dapat menyebabkan terjadinya masalah psikologis, sosial, dan pekerjaan pada kehidupan individu tersebut (Young and Roger 1998; Davis 2001). Internet addiction dapat didiagnosa dengan menggunakan YDQ ( Young Diagnostic Questionnaire ) yang terdiri dari 8 pertanyaan. Apabila dilihat dari hasil penelitian, prevalensi internet

addiction pada mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara adalah

1,1 %. Berdasarkan hasil penelitian oleh Aboujaoude (2006) dalam Busko (2007) di 50 negara, yang diikuti partisipan sebanyak 2.531 orang maka dijumpai prevalensi yang hampir sama yaitu 0,7 %.

Sementara dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Cao dan Su (2006) di Hunan, China yang diikuti partisipan sebanyak 2.620 orang, prevalensi internet

addiction adalah 2,4%. Dan, hasil penelitian oleh Min, et al (2003) di Seoul, Korea

yang diikuti partisipan sebanyak 13.588 orang, dijumpai prevalensi internet addiction adalah 3,5 %. Selain itu, beberapa penelitian lain seperti penelitian oleh Ko, et al (2009) di Taiwan Selatan yang diikuti partisipan sebanyak 2.293 orang, prevalensi

internet addiction adalah 10,8%. Penelitian Young (1996) di Toronto, Kanada, yang

diikuti partisipan sebanyak 496 orang, dijumpai prevalensi internet addiction adalah 80 %.

Perbedaan berbagai hasil penelitian tersebut mungkin disebabkan oleh perbedaan kondisi internet di Indonesia, seperti tingkat ketersediaan internet pada mahasiswa setempat. Tingkat ketersediaan internet di Indonesia masih belum seperti

negara – negara maju, dimana internet tersedia dimana – mana dan biaya dalam menggunakan internet sudah lebih terjangkau dibandingkan dengan negara – negara berkembang.

Hal ini sejalan dengan salah satu faktor risiko internet addiction yang dipaparkan oleh Texas University yaitu tersedianya internet yang gratis dan tidak terbatas. Walaupun sekarang ini, teknologi semakin canggih dimana penggunaan internet dapat dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan Wi-Fi yang tersedia dan penggunaan internet tersebut tidak memungut biaya serta pembatasan waktu, penggunaan internet di fakultas kedokteran masih terbatas oleh ruang. Wi-Fi yang terdapat di fakultas hanya bisa diakses pada tempat – tempat tertentu seperti di perpustakaan cabang kedokteran, pendopo, dan laboratorium farmakologi.

Selain itu, perbedaan berbagai hasil penelitian tersebut juga mungkin disebabkan oleh perbedaan sampel yang terdapat pada penelitian Young (1996) yang memiliki sampel bervariasi mulai dari pelajar, ibu rumah tangga, pekerja kantor, mahasiswa, dll.

Distribusi frekuensi hasil diagnosa internet addiction dengan YDQ berdasarkan jenis kelamin dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang mengalami internet addiction hanya 1 orang dan berjenis kelamin laki – laki. Sementara hasil penelitian oleh Kubey et al (2001) dalam Di Nicola (2004) menunjukkan bahwa internet addiction lebih banyak terjadi pada laki – laki daripada perempuan yaitu sebesar dua pertiga dari jumlah internet addicts. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Morahan-Martin dan Schumacher (2000) dan Scherer (1997) dalam Di Nicola (2004).

Morahan-Martin dan Schumacher (2000) dalam Di Nicola (2004) menyatakan bahwa adanya perbedaaan kejadian internet addiction pada laki – laki dan perempuan dapat disebabkan oleh karena laki – laki lebih cenderung untuk mengakses layanan

internet seperti judi online, game interaktif, dan pornografi, dimana ketiga hal ini berhubungan dengan kompulsi.

Berdasarkan beberapa penelitian, masih belum ada yang dapat menyatakan penggunaan internet yang tidak sehat berdasarkan rata – rata penggunaan internet. Walaupun demikian Morahan-Martin dan Schumacher (1997) dalam Di Nicola (2004) menyatakan bahwa rata – rata penggunaan internet yang tidak sehat adalah 8,5 jam per minggu. Sedangkan, pada penelitian ini didapati bahwa rata - rata penggunaan internet mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara per hari adalah 3,672 jam. Ini menunjukkan penggunaan internet di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara tidak sehat.

Menurut Grohol (1997) dalam Di Nicola (2004), adanya variasi rata – rata penggunaan internet dari berbagai penelitian (dari 5 jam sampai 20 jam per minggu) maka waktu tidak dapat digunakan sebagai kriteria diagnosa dari internet addiction.

Internet addiction lebih dipengaruhi oleh kualitas pemakaian internet dibandingkan

dengan kuantitasnya. Hal inilah yang dapat menjelaskan bahwa walaupun rata – rata penggunaan internet mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 3,672 jam per hari, yang mengalami internet addiction hanya 1 orang.

Distribusi frekuensi karakteristik aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menggunakan internet dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa sebagian besar aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa dalam menggunakan internet terletak pada

web browser (contoh : mencari bahan kuliah), yaitu 31 orang (34,4%) dan dikuti oleh chatting (termasuk Facebook), yaitu 27 orang (30,0%).

Distribusi frekuensi karakteristik aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa ketika tidak menggunakan internet dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa sebagian besar aktivitas yang dilakukan oleh mahasiswa ketika tidak menggunakan internet terletak pada belajar dan tidur, yaitu masing – masing berjumlah 29 orang (32,2%).

Kedua distribusi aktivitas ini menunjukkan bahwa penggunaan internet pada mahasiswa fakultas kedokteran lebih banyak disebabkan oleh tuntutan akademik dalam mencari bahan kuliah dan kegiatan mahasiswa selain internet masih dalam kegiatan belajar. Hal ini yang mungkin menyebabkan rendahnya prevalensi internet

addiction pada penelitian ini.

Dokumen terkait