STRUKTUR ORGANISASI PAJUS
1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Visi Tabel 4.3
4.2.2 Metode Analisis Statistik
Berdasarkan hasil Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa masing-masing variabel mempunyai angka VIF < 5 , hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas. Hasil pengujian statistik dengan model regresi berganda tidak terdapat pelanggaran asumsi klasik sehingga model regresi berganda dapat digunakan sebagai alat uji statistik dalam penelitian ini.
Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa model sudah dpat digunakan, maka selanjutnya adalah melakukan pengujian. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Uji F dan Uji t. Ringkasan hasil pengujian dengan Uji F dan Uji t dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini:
Tabel 4.12 Hasil Uji T Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 13.008 1.402 9.281 .000 VISI -.418 .134 -.379 -3.125 .003 MOTIVASI -.412 .187 -.283 -2.211 .032 PERDIRI .057 .109 .067 .520 .605 KREATIF .249 .103 .293 2.416 .020 INGTAHU -.094 .156 -.073 -.599 .552 PROAKTIF -.110 .139 -.096 -.796 .430 a Dependent Variable: BERHASIL
Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011 (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut: a. Variable visi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keberhasilan
usaha hal ini terlihat dari nilai signifikan 0.003 < 0.05 dan nilai t hitung (-3.125 < 2.009 ) > t tabel artinya variabel visi tidak berpengaruh secara positif. b. Variabel motivasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keberhasilan
usaha hal ini terlihat dari nilai signifikan 0.032 >0.05 dan nilai t hitung (-2.211 < 2.009) > t tabel artinya variabel motivasi tidak berpengaruh secara positif.
c. Variabel percaya diri berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha hal ini terlihat dari nilai signifikan 0.605 > 0.05 dan nilai
t hitung (0.520 < 2.009) < t tabel artinya variabel percaya diri tidak berpengaruh secara positif.
d. Variabel kreatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y) hal ini terlihat dari nilai signifikan 0.020 < 0.05 dan nilai t hitung
(2.416 > 2.009) < t tabel artinya variabel kreatif tidak berpengaruh secara negatif.
e. Variabel rasa ingin tahu berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y) hal ini terlihat dari nilai signifikan 0.552 > 0.05 dan nilai t hitung (-0.599 < 2.009 ) < t tabel artinya variabel rasa ingin tahu tidak berpengaruh secara positif.
f. Variabel proaktif berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y) hal ini terlihat dari nilai signifikan 0.430 > 0.05 dan nilai t hitung (-0.796 < 2.009 ) < t tabel artinya variabel proaktif tidak
berpengaruh secara positif.
g. Berdasarkan hasil output tertsebut maka rumus persamaan regresinya adalah :
b. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
df ( pembilang) = k – 1 df ( pembilang) = n – k Keterangan:
n = jumlah sampel penelitian
k = jumlah variable bebas dan terikat
Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) 55 dan jumlah keseluruhan variable (k) adalah 6, sehingga diperoleh :
1. df (pembilang) = 6 – 1 = 5 2. df (pembilang) = 55 – 6 = 49
Nilai F hitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan program
SPSS 15.0 kemudian akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat α = 5%.
Tabel 4.13
Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F)
ANOVA(b)
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 11.285 6 1.881 3.691 .004(a)
Residual 24.461 48 .510
Total 35.745 54
a Predictors: (Constant), PROAKTIF, VISI, INGTAHU, KREATIF, MOTIVASI, PERDIRI b Dependent Variable: BERHASIL
Sumber: Hasil Penelitian Data, 2011 (diolah)
Pada tabel 4.13 dapat dilihat bahwa perolehan Fhitung pada kolom F yaitu sebesar 3.691 dengan tingkat signifikansi = 0.004 lebih besar dari nilai F tabelyaitu 2.40 dengan tingkat kesalahan α = 5%, atau dengan kata lain Fhitung > F tabel ( 3.691 > 2.40). Jika pada Fhitung > F tabel dan tingkat
motivasi, percaya diri, kreatif, rasa ingin tahu dan proaktif secara serempak adalah signifikan terhadap keberhasilan usaha.
c. Uji Koefisien Determinasi (R²)
Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar anatara nol sampai satu ( 0 ≤ R² ≥ 1 ), jika R² semalin besar (mendekati satu) menunjukkan bahwa semakin kuat pengaruh variabel visi, motivasi, percaya diri, kreatif, rasa ingin tahu dan proaktif terhadap keberhasilan usaha dan demikian sebaliknya.
Tabel 4.14
Hasil Uji Koefisien Determinasi(R²)
Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .562(a) .316 .230 .71386
a Predictors: (Constant), PROAKTIF, VISI, INGTAHU, KREATIF, MOTIVASI, PERDIRI
Sumber : Hasil Data Penelitian,2011 (diolah)
Berdasarkan Tabel 4.14 mengungkapkan penelitian sebagai berikut: a. R = 0.562 dengan hubungan antara visi, motivasi, percaya diri, kreatif,
rasa ingin tahu dan proaktif sebesar 56%. Artinya hubungannya dengan keberhasilan usaha mikro cukup erat.
b. Adjusted R Square sangat kecil yaitu sebesar 0.316 berarti hanya 31.6% variabel keberhasilan usaha dapat dijelaskan oleh variabel proaktif, kreatif, motivasi, visi, percaya diri dan rasa ingin tahu. Sedangkan sisanya sebesar 68,4% dapat dijelaskan oleh variable lain yang tidak
diteliti oleh penelitian ini. Adjusted R Square 0.316 atau 31,6% yang sedikit jauh dibawah 50% member arti bahwa peran variabel proaktif, kreatif, motivasi, visi, percaya diri dan rasa ingin tahu ternyata berpengaruh sedikit sekali terhadap variabel keberhasilan usaha.
c. Standard error of estimated artinya mengukur variasi dari nilai yang diprediksi. Standard error of estimated juga bias disebut standar deviasi, dalam penelitian ini nilainya adalah .71386 yang berarti semakin kecil standard deviasi berarti model semakin baik.
4.3 Pembahasan
Lebih kurang 12 tahun Pajus telah berkiprah dalam bidang usaha mikro non-makanan di Medan terhitung sejak tahun 1999, usia yang cukup matang di bidang usaha mikro non-makanan. Selama itu pula Pajus diharapkan dapat lebih mengenali struktur kebutuhan pelanggannya yang semakin bervariatif. Hal ini dilakukan untuk menjaga keberhasilan usaha mikro sehingga membuat para generasi muda terinspirasi untuk melakukan usaha mikro seperti Pajus dan menjaga kesinambungan usaha mikro Pajus dan tentunya hal ini dapat membuat Pajus bertahan dan terus dapat berkembang.
Keberhasilan usaha merupakan tujuan utama dari semua usaha. Melalui uji F pada penelitian ini dapat dilihat bahwa variabel visi, motivasi, percaya diri, kreatif, rasa ingin tahu dan proaktif secara bersama – sama mempengaruhi keberhasilan usaha secara positif dan signifikan.
Sebagai salah satu usaha mikro yang bergerak dibidang non-makanan, Pajus telah membuktikan bahwa usaha mereka mampu memberikan
keberhasilan usaha kepada para pedagang Pajus melalui visi, motivasi, percaya diri, kreatif, rasa ingin tahu dan proaktif sehingga membuat para Pajus memiliki pelanggan yang setia dan diharapkan Pajus meningkatkan kualitas dan keunggulan yang membuat pajus mampu bertahan ditengah persaingan dengan usaha mikro sejenis yang semakin ketat.
Pada variabel keberhasilan usaha ditemukan, sebanyak 83,6% responden menyatakan adanya pertambahan dana usaha dari periode ke periode sesudah terjadinya kebakaran dibanding dengan sebelum kebakaran yang hanya sebanyak 47,3%. Sebanyak 100% responden menyatakan adanya peningkatan hasil produksi sesudah terjadinya kebakaran dibandingkan sebelum kebakaran yaitu dari 47,3%. Sebanyak 78,2% responden menyatakan adanya penambahan keuntungan usaha sesudah kebakaran dibanding dengan sebelum kebakaran yaitu sebanyak 54,5%. Sebanyak 70,9% responden menyatakan adanya perputaran dana dalam usaha mereka berkembang dengan cepat baik sebelum dan sesudah terjadinya kebakaran. Sebanyak 100% responden menyatakan adanya perasaan nyaman dan aman dalam menjalankan usaha mikro di tempat usaha Pajus yang sekarang ini dibanding dengan tempat usaha sebelumnya yaitu sebanyak 74,5%.
Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas pelaku usaha mikro Pajus yang menjadi responden pada penelitian ini merupakan pelaku usaha yang sudah merasakan hasil dari usahanya. Tentunya prestasi yang baik ini tidak dibangun dalam waktu yang singkat, dibutuhkan usaha baik secara
individu maupun kerjasama yang kuat dari seluruh pelaku usaha mikro Pajus untuk.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya satu variabel yang paling dominan yaitu kreatifitas. Ini menunjukkan bahwa menurut persepsi para responden hanya kreatifitas lah yang memiliki peranan penting dalam keberhasilan usahanya, karena dengan kreatifitas mereka bias membuat suatu usaha yang biasa menjadi tidak biasa. Banyak tempat usaha lain selain pajus yang menawarkan beberapa produk dan jasa yang sama, tetapi dengan kreatifitas mereka bias membuat suatu tempat usaha yang menarik dengan harga yang jauh lebih murah dan banyak barang – barang yang unik yang mungkin susah ditemukan ditempat lain. Usaha pajus juga dikenal sebagai tempat belanja yang lengkap tidak hanya bagi kalangan mahasiswa dan anak sekolahan tetapi bagi pegawai kantoran.
Sementara variabel lainnya seperti visi, motivasi, percaya diri, rasa ingin tahu dan proaktif menurut persepsi mereka belum terlalu berperan dalam keberhasilan usahanya. Temuan lapangan menunjukkan bahwa menurut persepsi mereka variabel visi sebenarnya memiliki peranan penting dalam usaha, hanya saja kebanyakan para pelaku usaha mikro tidak terlalu berpikir terlalu jauh mengenai visi usahanya. Bagi mereka usahanya bisa berjalan saja sudah baik. Jikapun ada pemikiran suatu saat untuk mengembangkan usahanya lebih besar lagi, biasanya mereka yang sudah benar – benar matang secara pemikiran dan finansial. Maksudnya adalah mereka yang sudah memiliki beberapa aset tetap seperti rumah dan tabungan yang lebih untuk modal pengembangan usaha maupun pembayaran kredit usaha.
Pada variabel motivasi menurut persepsi mereka bahwa motivasi adalah hal yang pertama dipikirkan dalam membuka usaha yaitu mendapatkan uang atau laba. Hanya saja motivasi itu sering kali terhenti pada mendapatkan uang/laba saja, dan kembali lagi pada variabel visi untuk mengembangkan usahanya jika memiliki tabungan yang lebih untuk modal pengembangan usaha.
Variabel percaya diri menurut persepsi mereka dalam menjalankan usaha haruslah memiliki rasa percaya bahwa usaha tersebut berhasil. Tapi sikap percaya diri saja belum tentu berpengaruh pada keberhasilan usaha tanpa adanya modal usaha, berani beda(kreatif) dan tidak putus asa dalam menjalankan usaha. Banyak dari mereka pada awal memulai usaha mengalami kegagalan, tetapi mereka terus berusaha lagi dengan mencoba usaha yang berbeda, melakukan introspeksi diri dan belajar banyak hal baru atau trend yang sedang in sekarang ini.
Variabel rasa ingin tahu dan proaktif menurut persepsi mereka hampir sama dengan variabel percaya diri, yaitu sebagai variabel pelengkap saja. Menurut mereka sikap rasa ingin tahu dan proaktif itu akan tumbuh saat mereka sudah menjalankan usahanya ataupun saat mereka mengalami masalah dan kegagalan dalam usahanya. Saat itulah biasanya mereka mencari sesuatu yang baru dan bersikap proaktif terhadap sesama pelaku usaha ataupun saingan agar mencapai keberhasilan dalam usahanya.
BAB V