• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Faktor Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro Non Makanan (Studi Kasus Pada Eks Pajak USU Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Faktor Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro Non Makanan (Studi Kasus Pada Eks Pajak USU Medan)"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH FAKTOR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP

KEBERHASILAN USAHA MIKRO NON MAKANAN

(Studi Kasus Pada Eks Pajak USU Medan)

OLEH

REGINA TURLEY 070521011

PROGRAM STUDI STRATA I MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UATARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

PENGARUH FAKTOR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA MIKRO NON MAKANAN

(Studi Kasus Pada Eks Pajak USU Medan)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh faktor kewirausahaan yang terdiri dari: visi, motivasi, percaya diri, kreatif, rasa ingin tahu dan proaktif terhadap keberhasilan usaha mikro non makanan ( studi kasus pada eks pajak USU Medan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor kewirausahaan yang terdiri dari: visi, motivasi, percaya diri, kreatif, rasa ingin tahu dan proaktif; yang memiliki pengaruh terhadap keberhasilan usaha mikro non makanan (studi kasus pada eks pajak USU Medan).

Hipotesis dalam penelitian ini ialah faktor kewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha mikro non makanan (studi kasus pada eks pajak USU Medan).

Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang diberikan kepada pelaku usaha mikro non makanan eks pajak USU Medan yang telah berjalan lama minimal satu tahun. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunkan regresi linier berganda.

Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa secara serempak pengaruh kewirausahaan yang terdiri dari: visi, motivasi, percaya diri, kreatif, rasa ingin tahu dan proaktif mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap keberhasilan usaha mikro non makanan (studi kasus pada eks pajak USU Medan). Uji parsial menunjukkan hanya ada satu variabel kewirausahaan yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha mikro yaitu variabel kreatif. Sedangkan dua variabel kewirausahaan lain yaitu: visi dan motivasi mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha mikro, kemudian pada variabel kewirausahaan yang lain yaitu: percaya diri, rasa ingin tahu dan proaktif mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap keberhasila usaha mikro non makanan.

(3)

ABSTRACT

Factors Influence of Entrepreneurial Of The Success Micro Businesses Non

Food ( an a study case at USU market in Medan)

Formulation of the problem in this study was how entreneurship influence consisting of: vision, motivation, self-convident, creative, curious and proactive, to the success of micro non food (on a case study at USU market in Medan). The purpose of this study was to determine the effect of entrepreneurial factors that have an influence on the success of micro non food products.

The hypothesis in this study is that factors influence the success of entrepreneurial mico non food.

Primary data collection conducted through questionnaires given to the micro non food lax ex USU has longstanding field of at least one year.

The analytical method used is descriptive by using multiple linier regression. The results showed that the hypothesis of simultaneous influence of entrepreneurship and significant influence on the success of mico non food. There is a pertial test variabels that influence entrepreneurship positive and significant impact on thr bussiness success of the creative variabel. While other variabels such as vision and motivation have only a negative and significant impact on the success of mico entreprises, entrepreneurship and other variabels such as curiosity, self-confident and proactive not significant and had a negative impact on the success of mico entreprises.

(4)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan

(5)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Usaha Pajus... 32

4.1.1 Sejarah Usaha pajus... 32

4.1.2 Visi dan Misi Pajus... 34

4.1.3 Budaya Usaha Pajus... 34

4.1.4 Bentruk produk dan Jasa Usaha Pajus... 36

4.1.5 Logo Usaha Pajus... 37

4.1.6 Struktur organisasi pajus... 37

4.2 Analisis dan Pembahasan... 38

4.2.1 Metode Analisis Data... 38

4.2.1.1 Analisis Deskriptif... 38

4.2.1.2 Uji Asumsi Klasik... 53

4.2.1.3 Metode Analisis Statistik... ... 57

4.3 Pembahasan... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1 Kesimpulan... 65

5.2 Saran... 66

DAFTAR PUSTAKA... 67

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Operasionalisasi Variabel……….... …23

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin………..38

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjalankan Usaha Mikro...39

4.3 Karakteristik Jawaban Responden Terhadap Variabel Visi (X1)…………40

4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi………...42

4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Percaya Diri………… 43

4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kreatif……… 45

4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Rasa Ingin Tahu……. 46

4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Proaktif…………... 48

4.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Usaha... 50

4.10 Hasil Uji Kolgomorov - smirnov ………. 54

4.11 Hasil Uji Multikolinieritas………. 56

4.12 Hasil Uji T……….... 57

4.13 Hasil Uji Simultan (Uji F)……… 59

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 18

4.1 Logo Pajus ... 37

4.2 Gambar Uji Normalitas Data Kurva………. 53

4.3 Gambar Uji Normalitas Data……… 54

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

(9)

ABSTRAK

PENGARUH FAKTOR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA MIKRO NON MAKANAN

(Studi Kasus Pada Eks Pajak USU Medan)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh faktor kewirausahaan yang terdiri dari: visi, motivasi, percaya diri, kreatif, rasa ingin tahu dan proaktif terhadap keberhasilan usaha mikro non makanan ( studi kasus pada eks pajak USU Medan). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor kewirausahaan yang terdiri dari: visi, motivasi, percaya diri, kreatif, rasa ingin tahu dan proaktif; yang memiliki pengaruh terhadap keberhasilan usaha mikro non makanan (studi kasus pada eks pajak USU Medan).

Hipotesis dalam penelitian ini ialah faktor kewirausahaan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha mikro non makanan (studi kasus pada eks pajak USU Medan).

Pengumpulan data primer dilakukan melalui kuesioner yang diberikan kepada pelaku usaha mikro non makanan eks pajak USU Medan yang telah berjalan lama minimal satu tahun. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunkan regresi linier berganda.

Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa secara serempak pengaruh kewirausahaan yang terdiri dari: visi, motivasi, percaya diri, kreatif, rasa ingin tahu dan proaktif mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap keberhasilan usaha mikro non makanan (studi kasus pada eks pajak USU Medan). Uji parsial menunjukkan hanya ada satu variabel kewirausahaan yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha mikro yaitu variabel kreatif. Sedangkan dua variabel kewirausahaan lain yaitu: visi dan motivasi mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha mikro, kemudian pada variabel kewirausahaan yang lain yaitu: percaya diri, rasa ingin tahu dan proaktif mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap keberhasila usaha mikro non makanan.

(10)

ABSTRACT

Factors Influence of Entrepreneurial Of The Success Micro Businesses Non

Food ( an a study case at USU market in Medan)

Formulation of the problem in this study was how entreneurship influence consisting of: vision, motivation, self-convident, creative, curious and proactive, to the success of micro non food (on a case study at USU market in Medan). The purpose of this study was to determine the effect of entrepreneurial factors that have an influence on the success of micro non food products.

The hypothesis in this study is that factors influence the success of entrepreneurial mico non food.

Primary data collection conducted through questionnaires given to the micro non food lax ex USU has longstanding field of at least one year.

The analytical method used is descriptive by using multiple linier regression. The results showed that the hypothesis of simultaneous influence of entrepreneurship and significant influence on the success of mico non food. There is a pertial test variabels that influence entrepreneurship positive and significant impact on thr bussiness success of the creative variabel. While other variabels such as vision and motivation have only a negative and significant impact on the success of mico entreprises, entrepreneurship and other variabels such as curiosity, self-confident and proactive not significant and had a negative impact on the success of mico entreprises.

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Situasi perekonomian Indonesia pada saat sekarang ini sedang mengalami tantangan yang berat terutama sejak terjadinya perdagangan bebas, apalagi dengan pertambahan jumlah tenaga kerja yang tidak seimbang dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Pesatnya persaingan bisnis saat ini menjadikan perusahaan untuk mulai membenahi sumber daya yang dimiliki agar dapat berkompetisi dengan baik dan menghasilkan produk-produk unggulan yang menghasilkan laba bagi perusahaan. Persaingan bisnis ini tidak hanya terjadi pada perusahaan besar saja melainkan terjadi pada industri kecil.

Pengembangan industri kecil memiliki peranan yang cukup strategis bagi struktur perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan industri kecil dapat menjadi tulang punggung perekonomian dalam penyerapan tenaga kerja, pendistribusian pendapatan serta mengatasi kemiskinan. Seperti kita ketahui industri kecil adalah industri yang dapat menghasilkan beraneka ragam produk unggulan dan dapat dilakukan baik di pedesaan maupun di perkotaan dengan tidak memerlukan modal yang terlalu besar ataupun tenaga kerja yang memiliki keahlian yang tinggi.

(12)

dengan ketrampilan yang dimilikinya, namun sebagian dari mereka belum pasti mendapat keuntungan yang sama.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pengangguran adalah memanfaatkan keahlian dan pengetahuan wirausaha untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri atau bahkan membuka lapangan kerja untuk orang lain.

Tetapi sangat disayangkan bahwa saat ini masih kurangnya minat dalam berwirausaha, kebanyakan masyarakat khususnya sarjana-sarjana muda Indonesia lebih memilih menjadi pegawai dalm suatu perusahaan atau instannsi dari pada berwirausaha. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil survey pada tahun 2009 bahwa jumlah wirausahawan di Indonesia saat ini hanya sebesar 0.18 %.Tahun 2010 tercatat 564.240 wirausaha (0,24%). Idealnya, suatu negara memiliki wirausahawan sekitar 2% dari total populasi. Untuk menuju 2%, Indonesia membutuhkan 4.760.000 wirausaha. Berarti masih dibutuhkan minimal 4.195.760 wirausaha baru untuk menuju Indonesia yang maju, makmur dan sejahtera. Dibanding dengan populasi penduduk Indonesia dan besarnya angka pengangguran terbuka di

Indonesia yang mencapai 11 juta orang.

(13)

Sedangkan berdasarkan UU No. 9/1995 tentang usaha kecil atau mikro yang dimaksud dengan usaha kecil (mikro) adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

Menurut Siagian (dalam Anoraga,2002 : 137) Kewirausahaan pada dasarnya adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang besar.

Seorang wirausaha harus belajar banyak tentang diri sendiri, kekuatan dan kelemahan datang dari tindakan-tindakan yang dilakukan sendiri, kegagalan harus diterima sebagai pengalaman belajar. Belajar dari pengalaman masa lampau dan pengalaman orang lain akan sangat membantu para wirausaha dalam menyalurkan kegiatan-kegiatannya untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif dan keberhasilan merupakan buah dari usaha-usaha yang tidak kenal lelah.

Kewirausahaan dapat memberikan beberapa manfaat seperti ; meningkatkan produktivitas, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan pekerjaan, menciptakan teknologi baru dalam menciptakan produk dan jasa baru, mendorong inovasi dan membantu organisasi bisnis yang besar.

(14)

keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bartambah.

Faktor-faktor kewirausahaan yang penulis gunakan dalam penelitian ini yaitu: Visi, Motivasi, Percaya Diri, Kreatif, Rasa Ingin Tahu dan Proaktif yang menurut dugaan sementara mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu usaha. Adapun faktor-faktor kewirausahaan tersebut diadaptasi dari berbagai pandangan dan penelitian beberapa peneliti terdahulu antara lain : Menurut Dalimunthe (2002) faktor-faktor kewirausahaan seperti visi, perencanaan, motivasi, kretivitas, peluang, percaya diri, berani mengambil resiko, adaptasi sangat menentukan keberhasilan usaha. Sedangkan hasil Penelitian Cunningham (dalam Riyanti) terhadap 178 wirausaha dan manajer professional di Singapura, menunjukkan bahwa keberhasilan usaha berkaitan dengan sifat-sifat kepribadian (49%), seperti keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, keinginan untuk berhasil, motivasi diri, percaya diri, dan berpikir positif. Temuan serupa juga dicatat oleh peneliti lain yaitu Plotkin (1991) menyebut sifat kreatif dan rasa ingin tahu, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkannya secara produktif, energi yang melimpah dan asertif. Begitu juga dengan penelitian Mc Ber & Co di AS menemukan bahwa wirausaha yang berhasil memiliki sifat proaktif, berorientasi prestasi dan komitmen dengan pihak lain.

(15)

Penelitian ini memilih pengusaha mikro eks pajak USU sebagai objek penelitian dimana pajak USU sangat dikenal oleh banyak kalangan terutama mahasiswa USU. Adapun ditempat tersebut sebelum terbakar banyak bergerak usaha-usaha mikro yang tangguh dalam bidang penjualan non makanan dan makanan. Hal ini disebabkan karena hampir sebagian besar kebutuhan mahasiswa USU dapat ditemukan dalam pajak USU. Masyarakat umum juga banyak berbelanja di pajak USU,disamping harga yang ditawarkan sangat terjangkau pilihannya juga banyak.

Pasar yang berada didalam lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang sering disebut pajak USU atau Pajus tersebut telah terbakar pada hari Sabtu (18/9/2010) sekitar pukul 17.00 WIB. Akibat kebakaran tersebut 120 kios hangus terbakar dan tidak ada korban jiwa(www.tribun-medan.com). Kebakaran yang terjadi ternyata tidak memutuskan semangat para pengusaha untuk bangkit kembali. Para pengusaha usaha mikro tersebut membangun kembali tempat usaha yang baru bersama-sama. Apakah ini disebabkan oleh karena mereka memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi atau apakah usaha pajak USU memiliki prospek yang bagus? Hal ini dapat dilihat dari makin banyaknya tempat usaha baru yang memakai nama Eks Pajak USU setelah bencana kebakaran tersebut terjadi. Tempat-tempat tersebut antara lain berada pada Jl. Dr. Mansyur (Mansyur Walk), Jl. Padang Bulan (Eks Pajus) dan Jl. Kampung Susuk.

(16)

Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro Non Makanan (Studi

Kasus Pada Eks Pajak USU Medan).

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah di penelitian ini adalah”Bagaimana pengaruh faktor kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha mikro non makanan (Studi Kasus Pada Eks Pajak USU Medan)?.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Untuk mengetahui pengaruh faktor kewirausahaan terhadap keberhasilan usaha mikro non makanan (Studi Kasus Pada Eks Pajak USU Medan)”.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah: a. Bagi Wirausaha

Sebagai suatu sumber informasi dan dapat membantu wirausahawan dan masyarakat dalam melakukan usaha di bidang usaha mikro

b. Bagi penulis

Sebagai suatu sumber pengetahuan dan pengalaman untuk penulis dalam memperluas wawasan di bidang kewirausahaan usaha mikro.

c. Bagi Pihak Lain

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kewirausahaan

2.1.1 Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah semangat perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang lebih baik terhadap pelanggan/masyarakat, dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, menyediakan produk yang lebih baik dan lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas, inovasi, serta kemampuan manajemen (Anoraga, 2002 : 137)

Wirausahawan (entrepreneur) adalah seorang yang mempunyai kombinasi unsur-unsur dan elemem-elemen internal yang memiliki kombinasi motivasi, visi, komunikasi, dan dorongan semangat, serta kemampuan untuk memanfaatkan peluang usaha. Dalam kontek bisnis wirausahawan merupakan seorang pengusaha, tapi tidak semua pengusaha adalah wirausahawan. Karena wirausahawan itu merupakan salah satu pelopor dalam bisnis, inovator, penanggung jawab resiko yang mempunyai visi kedepan dan memiliki keunggulan dalam berprestasi dibidang usaha (Suryana, 2006 : 11).

(18)

menemukan peluang berusaha dan secara kreatif menggunakan potensi-potensi dirinya untuk mengenali produk, mengelola dan menentukan cara produksi, menyusun operasi untuk pengadaan produk, memasarkannya serta mengatur permodalan operasinya. Defenisi tersebut hanya berlaku bagi mereka yang mengelola usaha sendiri dan mempekerjakan orang lain dalam menjalankan kegiatan usahanya.

2.1.2 Ciri-ciri Kewirausahaan

Menurut Anoraga (2002 : 142) ciri-ciri kepribadian seorang wirausaha adalah sebagai berikut:

a. Memiliki cita-cita dan kemudian berusaha mewujudkan cita-cita tersebut. b. Berani menaggung resiko.

c. Mau dan suka bekerja keras.

d. Memiliki semangat kerja yang tinggi dan tidak mudah putus asa. e. Memiliki rasa percaya diri yang kuat.

f. Memiliki ketrampilan untuk memimpin orang lain. g. Memiliki daya kreatifitas yang tinggi.

Menurut Sulipan, (2005 : 123) memberikan kesimpulan bahwa ciri-ciri seorang wirausahawan yang baik adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai semangat dan kemampuan untuk mengatasi kesulitan dan permasalahan.

(19)

3. Mempunyai keberanian untuk mengambil resiko dalam menjalankan usahanya dalan mengejar suatu keuntungan.

4. Mempunyai daya, kreasi, imajinasi dalam mengembangkan bidang usaha yang digeluti.

5. Mempunyai cara menganalisa yang tepat, sistematis, dan metodologi dalam mengembangkan usahanya.

6. Memiliki kemampuan, kemajuan, dan tekad bulat dalam mengembangkan bidang usahanya guna mencapai kemajuan dan tujuan.

7. Membawa teknik baru dalam mengorganisasikan usahanya secara tepat guna, efektif, dan efesien.

8. Berusaha tidak komsumtif dan selalu menanamkan kembali keuntungan yang diperoleh di dalam kegiatan bidang usahanya.

Menurut Geoffrey G Meredith dalam Dewanti (2008 : 4) ciri-ciri kewirausahaan adalah:

a) Percaya diri. Wirausahawan memiliki watak berkeyakinan tinggi, tidak tergantung pada orang lain, individualisme dan optimis.

b) Berorientasi pada tugas dan hasil. Wirausahawan berwatak butuh berprestasi, beorientasi laba, tekun dan tabah.

c) Pengambilan resiko dan suka tantangan. Wirausahawan memiliki watak mampu mengambil resiko yang wajar.

(20)

e) Keorisinilan. Wirausahawaan berwatak inovatif dan kreatif serta fleksibel. f) Berorientasi ke masa depan. Wirausaha berpandang ke depan perspektif.

2.1.3 Cara Memulai Usaha

Menurut Suryana (2006 : 100) ada 3 (tiga) cara yang dapat dilakukan untuk memulai usaha baru, yaitu :

a) Merintis usaha baru, yaitu membentuk dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dapat dirancang sendiri.

b) Membeli perusahaan orang lain (buying), yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama dan organisasi yang sudah ada.

c) Kerja sama manajemen (franchising), yaitu kerja sama antara wirausaha dengan preusan besar dalam mengadakan persetujuan jual – beli hak monopoli untuk menyelenggarakan usaha (waralaba).

2.1.4 Manfaat Membuka Usaha

(21)

Sedangkan, dengan berwirausaha maka semua pekerjaan yang dilakukan untuk dirinya sendiri.

Ada beberapa keuntungan menarik yang bisa didapatkan dari membuka usaha sendiri (Sarosa, 2003 : 5) adalah sebagai berikut:

1. Pontensi penghasilan yang tak terbatas

Membuka usaha berbeda dengan bekerja sebagai karyawan di perusahaan orang lain. Kalau bekerja sebagi karyawan, penghasilan adalah sebesar gaji (mungkin ditambah dengan tunjungan-tunjangan bila ada), di mana gaji dan tunjangan tersebut telah ditetapkan berdasarkan jabatan (masa kerja) oleh pemilik perusahaan. Dalam hal ini seseorang hanya bisa menerima keputusan yang dibuat oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya, bila membuka usaha sendiri maka penghasilan yang didapatkan bisa dalam jumlah yang lebih besar, bahkan tidak terbatas, tergantung dari kinerja dan pengolahan usaha. Seseorang wirausahawan bebas menentukan berapa yang akan didapatnya, potensi untuk menerima penghasilan yang tidak terbatas ini merupakan daya tarik yang mengiurkan bagi seseorang untuk berwirausaha.

2. Memaksimalkan kemampuan

(22)

maksimal maka semangat kerjapun tinggi. Semangat kerja yang tinggi inilah yang sangat diharapkan dapat membuahkan hasil yang maksimum bagi usaha sendiri, dengan berwirausaha seseorang bebas berkreasi, akan tetapi maju tidaknya usaha tersebut tergantung pimpinannya dalam mengelola usaha tersebut.

3. Bebas mengatur waktu kerja

Dengan menjadi karyawan, sebenarnya seseorang telah melakukan suatu transaksi dengan perusahaan tempat bekerja, yaitu jual beli. Seseorang telah menjual waktu dan kemampuannya untuk digunakan oleh perusahaan. Jika bekerja sebagai karyawan maka ada keterbatasan untuk bisa mengatur waktu, sebagian besar waktu dihabiskan di luar rumah. Akan tetapi seseorang, dapat mengatur waktu kerjanya sendiri jika memulai membuka usaha, bahkan jika usaha tersebut di rumah. Wirausahawan adalah seperti orang bebas yang mempunyai tanggung jawab, semakin sukses seorang wirausahawan semakin banyak waktu luangnya. Seorang wirausahawan bukanlah seseorang yang makin sibuk jika usahanya mulai berkembang.

4. Sikap mental yang mandiri

(23)

usahanya. Justru wirausahawan tersebut yang diharapkan oleh para karyawan untuk dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Kemandirian dan sikap mental yang kuat dalam berbisnis dan kehidupan pribadi si pengusaha sangat berkorelasi dan saling mempengaruhi. Self manajemen (manajemen diri sendiri) merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh seorang wirausahawan untuk memberikan contoh bagi para bawahan atau karyawannya.

2.1.5 Pengertian Usaha Mikro

Usaha kecil atau mikro menurut surat edaran Bank Indonesia No.26/1/UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal kredit usaha kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total asset maksimum Rp. 600 juta(enam ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang asset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp. 600 juta.

Sedangkan berdasarkan UU No. 9/1995 tentang usaha kecil atau mikro yang dimaksud dengan usaha kecil (mikro) adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.

2.1.6 Keberhasilan Usaha

(24)

tersebut bertambah. Sedangkan menurut Plotkin (dalam Riyanti, 2003:29) berdasarkan hasil penelitiannya, menyimpulkan bahwa usaha mikro berhasil karena wirausaha memiliki otak yang cerdas, yaitu kreatif, memiliki rasa ingin tahu, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkannya secara produktif. Mereka juga memiliki energi yang melimpah serta dorongan dan kemampuan asertif. Meng & Liang (dalam Riyanti, 2003:29) juga menemukan bahwa kepribadian merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha skala kecil atau mikro.

Menurut Foley (dalam Riyanti, 2003:30) dalam disertasinya menyebut tiga faktor penting yang menentukan keberhasilan usaha skala kecil, yaitu rencana bisnis tertulis, pengembangan produk baru, dan adanya tim penjualan dan pemasaran yang kuat.

Sementara menurut Cunningham (dalam Riyanti, 2003:30), berdasarkan hasil wawancara terhadap 178 wirausaha dan manajer professional Singapura tentang alasan-alasan keberhasilan usaha, mencatat bahwa keberhasilan usaha berkaitan erat dengan hal-hal berikut:

a. Sifat Kepribadian (49%), seperti memiliki keinginan untuk malakukan pekerjaan dengan baik, memiliki keinginan untuk berhasil dan memiliki motivasi diri, percaya diri, berpikir positif, memiliki komitmen dan sabar. b. Kemampuan berhubungan dengan pelanggan (17%), yaitu jujur, ramah, adil

(25)

c. Kemampuan memahami lingkungan bisnis (15%), yaitu kemampuan belajar dari pihak pesaing, ketertarikan pada industri, pengetahuan tentang bidang usaha, kemauan untuk belajar, pengalaman dalam industri, pengetahuan tentang produk dan jasa, serta pemahaman tentang persaingan.

d. Orientasi ke masa depan dan fleksibilitas (11%) yaitu, berorientasi tujuan, kreatif, dan kemauan mengambil resiko, memiliki visi dan gambaran mental masa depan.

e. Kesadaran pribadi (4%) yaitu, mengetahui kekuatan dan kelemahan diri, serta mampu menerima kesalahan.

f. Faktor lain (4%).

2.2 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Dalimunthe (2002) berjudul : “ Pengaruh Karakteristik Individu, Kewirausahaan, Gaya Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Usaha

Industri Kecil Tenun dan Bordir Di Sumatera Utara, Sumatera Barat dan

Riau” menyatakan bahwa kewirausahaan mempunyai pengaruh langsung, positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

Abrar (2001) melakukan penelitian yang berjudul : “Faktor-faktor Kewirausahaan Yang mempengaruhi Keberhasilan Usaha pada Warung

(26)

Ritonga (2005) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro Non Makanan Di

Lingkungan Pajak USU” dimana peneliti menggunakan empat indikator untuk mengukur kewirausahaan yaitu, perencanaan, resiko, peluang dan adaptasi. Dan keberhasilan usaha akan diukur dengan tiga indikator yaitu keuntungan usaha, jumlah penjualan, dan pertumbuhan usaha. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kewirausahaan bukan merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha mikro non makanan di pajak USU atau dapat dikatakan tidak terdapat hubungan antara kewirausahaan dan keberhasilan usaha yang signifikan. Untuk itulah penulis juga ingin membandingkan hasil penelitian Ritonga (2005) dengan hasil penelitian penulis.

Ranova (2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor – Faktor Kewirausahaan Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi

(27)

faktor pemasaran, faktor manajemen serta Rencana Keuangan. Rencana Pemasaran merupakan faktor yang paling dominan sebagai faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru pada Surbakti Gamestation dan 24 HOURS Gamestation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor rencana pemasaran merupakan faktor yang paling dominan dalam mendorong keberhasilan usaha baru.

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Dalimunthe (2002) faktor-faktor kewirausahaan seperti visi, perencanaan, motivasi, kreativitas, peluang, percaya diri, berani mengambil resiko, adaptasi sangat menentukan keberhasilan suatu usaha.

Menurut hasil penelitian Cunningham (dalam Riyanti, 2003:7) terhadap 178 wirausahawan dan manajer professional di Singapura, menunjukan bahwa keberhasilan berkaitan dengan sifat-sifat kepribadian (49%), seperti keinginan untuk melakukan pekerjaan dengan baik, keinginan untuk berhasil, motivasi diri, percaya diri dan berpikir positif, komitmen dan sabar.

Temuan serupa juga ditemukan oleh peneliti lain. Menurut Plotkin (dalam Riyanti, 2003:7), misalnya menyebut sifat kreatif dan rasa ingin tahu, mengikuti perkembangan teknologi dan dapat menerapkannya secara produktif, energi yang melimpah dan asertif.

(28)

Kemampuan untuk berhubungan dengan pelanggan juga sangat menentukan keberhasilan usaha, seperti yang tertera dalam hasil penelitian yang dilakukan para peneliti seperti Cunningham, Pekerti, Meng & Liang, Kotter, Huck dan Gosh. Cunningham (1996) menemukan bahwa 17% dari keberhasilan usaha ditentukan oleh kemampuan untuk berhubungan dngan pelanggan. Pekerti, dalam disertasinya (1985) mengungkapkan bahwa hubungan baik dengan pelanggan merupakan salah satu komponen dalam networking yang menjadi penentu keberhasilan. Meng & Liang (1996) mencatat bahwa kemampuan hubungan manusia merupakan salah satu keterampilan yang menentukan keberhasilan. Kotter (1982) juga menyatakan bahwa membangun hubungan positif dengan pihak lain, baik di dalam maupun diluar organisasi, sangat diperlukan untuk keberhasilan usaha. Selanjutnya, Huck et al. (1991) menggarisbawahi bahwa hubungan dengan pelanggan menjadi kompetensi penting untuk keberhasilan usaha kecil. Gosh, Kim & Meng(1996) menemukan bahwa 62% wirausaha setuju bahwa hubungan dengan pelanggan dan klien menentukan keberhasilan usaha.(Riyanti, 2003:7-8)

(29)

Sumber : Dalimunthe (2002) & Riyanti(Cunningham,Plotkin dan Mc Ber & Co)2003) data diolah

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak dicari kebenarannya melalui penelitian. Dikatakan sebagai jawaban sementara karena hipotesis pada dasarnya merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu diuji terlebih dahulu melalui analisis data (Suliyanto, 2006:53).

Motivasi (X2)

Keberhasilan Usaha

(Y) Visi (X1)

Percaya Diri (X3)

Kreatif (X4)

Rasa Ingin Tahu ( X5)

(30)
(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian didalam penelitian ini adalah studi kasus. 3.2 Tempat dan Waktu

Penelitian akan dilakukan pada Eks Pajak USU Medan, yang beralamat di JL. Jamin Ginting (Disamping Stasiun Karona), sedangkan waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan Agustus 2011.

3.3 Batasan Operasional

Peneliti membatasi penelitian ini hanya membahas 6 variabel kewirausahaan yang terdiri dari: visi, motivasi diri, percaya diri, kreatif, rasa ingin tahu, dan proaktif.

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel didalam penelitian ini adalah:

a. Visi secara hakekat merupakan gambaran masa depan yang ingin dicapai. Seorang wirausaha harus memiliki visi yang jelas dan dapat dipahami oleh seluruh anggota organisasi yang akan meningkatkan seluruh energi organisasi dalam satu kesatuan yang kuat. Semakin tinggi pemahaman dan penerimaan visi organisasi, semakin tinggi pula komitmen anggota organisasi untuk mewujudkan tujuan organisasi.( Dalimunthe, 2002)

(32)

untuk mendapatkan alasan atau dorongan untuk bertindak. Proses mendapatkan dorongan bertindak ini pada dasarnya sebuah proses penyadaran akan keinginan diri sendiri yang biasanya terkubur. Setiap orang memiliki keinginan yang merupakan dorongan untuk bertindak, namun seringkali dorongan tersebut melemah karena faktor luar. Melemahnya dorongan ini bisa dilihat dari hilangnya harapan dan ketidak berdayaan. (http://www.squidoo.com/definisi-motivasi)

c. Percaya Diri adalah keyakinkan pada kemampuan dan penilaian diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk kepercayaan atas kemampuannya menghadapi lingkungan yang semakin menantang dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya.(http://indosdm.com/kamus-kompetensi-percaya-diri-self-confidence)

d. Kreatif yaitu kemampuan memiliki ide atau gagasan yang baru tanpa harus merealisasikan gagasannya tersebut. Suatu gagasan baru memiliki nilai bila gagasan tersebut dapat diterapkan pada suatu produk, proses, atau jasa.( Riyanti, 2003 : 10)

(33)

f. Proaktif yaitu sebagai bagian sifat asertif dalam dalam kewirausahaan sebagai pengambil resiko dan melakukannya, operasionalisasi dari sifat proaktif itu sendiri adalah: (1) memutuskan apakah dalam hal inovasi, organisasi mengikuti pesaing atau tidak; (2) menyukai apa yang telah lalu atau melakukan pertumbuhan, inovasi dan pengembangan; (3) mencoba bekerjasama dengan pesaing atau tidak. Proaktif juga berkaitan dengan implementasi, melakukan apapun yang dilakukan untuk membawa konsep kewirausahaan pada pelaksanaan.(Anoraga, 2002:141)

(34)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala

Pengukuran

Visi (X1)

gambaran masa depan yang ingin dicapai.

1.Perluasan usaha

2.Penyerapan tenaga kerja

3.Menyediakan tempat belanja untuk

kebutuhan mahasiswa (one stop shopping) Guttman Motivasi

(X2)

kemampuan untuk memotivasi diri tanpa

memerlukan bantuan orang lain.

1. Meningkatkan taraf hidup keluarga 2. Mandiri

3. Menyalurkan kegemaran Guttman Percaya

Diri (X3)

keyakinkan pada kemampuan dan penilaian diri sendiri dalam melakukan tugas dan memilih pendekatan yang efektif.

1.Yakin akan berhasil dalam menjalankan usaha

2.Yakin mampu menghadapi lingkungan & pesaing yang ada

3.Yakin akan semua keputusan yang diambil

Guttman

Kreatif (X4)

kemampuan memiliki ide atau gagasan yang baru tanpa

harus merealisasikan gagasannya tersebut.

1.Menyediakan barang & jasa sesuai dengan kebutuhan mahasiswa USU

2.Mengimplementasikan setiap ide dengan menggabungkan teknologi dan trend terbaru.

Guttman

Rasa Ingin Tahu

(X5)

suatu sifat yang tidak mudah menyerah dalam menjalankan usaha dan sifat yang tidak pernah puas akan ilmu dan pengetahuan yang telah dimiliki.

1.Mengikuti trend terbaru sehingga pengusaha tahu apa yang sedang dicari dan dibutuhkan mahasiswa sekarang ini

2.Mengikuti teknologi terbaru dan mampu mengimplementasikannya.

Guttman

Proaktif (X6)

sebagai bagian sifat asertif dalam dalam kewirausahaan sebagai pengambil resiko dan melakukannya.

1.Memutuskan apakah dalam hal inovasi, organisasi mengikuti pesaing atau tidak 2.Melakukan pertumbuhan usaha, inovasi dan pengembangan usaha.

3.Mencoba bekerjasama dengan pesaing atau tidak.

Guttman

Keberhasil an Usaha

Keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil

(35)

(Y) produksi meningkat, keuntungan bertambah dan perputaran dana berkembang serta penghasilan anggota bertambah

3.Perputaran Dana

Guttman

Sumber : Dalimunthe (2002) & Nasution (2001) & Riyanti(Cunningham,Plotkin dan Mc Ber & Co)2003) data diolah

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala Guttman. Skala pengukuran tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas; yaitu ”ya – tidak”. Data yang diperoleh dapat berupa interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Penelitian menggunakan Skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist (). Jawaban dapat dibuat skor tertinggi 1 (satu) dan terendah 0 (nol). Faktor dengan skor yang memiliki skor tertinggi maka dipilih sebagai faktor yang paling dominan dalam keberhasilan usaha mikro non makanan pada usaha Pajus Medan (Sugiyono, 2006 : 90).

3.6 Populasi dan Sampel

(36)

minimal satu tahun. Karena masalah waktu dan biaya, ukuran sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dalam Umar (2008), yaitu:

2

Dimana n = Jumlah Sampel N = Ukuran Populasi

e = Taraf Kesalahan (standard error) = 10 %

sehingga jumlah sampel menjadi : n =: n =

( )

0,1 55

Total sampel dibulatkan menjadi 55 orang untuk mengurangi pengurangan jumlah sampel.

3.7 Jenis Data

Jenis data didalam penelitian ini adalah:

a. Data primer, merupakan data yang diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pemilik usaha yang berada di Eks Pajak USU Medan.

b. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal-jurnal penelitian, majalah, dan informasi dari internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

(37)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Dalam hal ini wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu pemilik usaha eks pajak USU khususnya pedagang non makanan. b. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan untuk pemilik usaha.

c. Studi Dokumentasi

Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah angket yang disebarkan layak untuk dijadikan instrumen penelitian. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada responden yang lain diluar sampel penelitian yang ada sebanyak 55 responden. Hal ini dilakukan agar data-data yang diperoleh valid dan reliabel. Instrumen yang valid berarti angket yang digunakan untuk mengumpulkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. (Sugiyono, 2005 : 267).

(38)

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 14.00, dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika rhitung > rtabel, maka pertanyaan dinyatakan valid.

2) Jika rhitung < rtabel, maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 14.00. butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika ralpha positif atau lebih besar dari rtabel maka pertanyaan reliabel.

2) Jika ralpha negatif atau lebih kecil dari rtabel maka pertanyaan tidak

reliabel.

c. Uji Asumsi Klasik

Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut :

1). Uji Normalitas

(39)

Asymp.Sig. (2 – tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.

2). Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Artinya, jika varians variabel independen adalah konstan (sama) untuk setiap nilai tertentu variabel independen disebut homoskedastisitas. Sedangkan, heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikan di atas tingkat kepercayaan 5% (0,05) dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3). Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variante Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut : a. VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas

(40)

3.10 Teknik Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan cara menguraikan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai permasalahan. Analisis deskriptif dilakukan peneliti yaitu dengan mendistribusikan jawaban responden dalam bentuk tabel sehinggan memperoleh gambaran yang jelas tentang distribusi jawaban responden.

b. Analisis Regresi Berganda

Peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 15.00 agar hasil yang diperoleh lebih terarah Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 +e

Keterangan:

Y = Keberhasilan Usaha. a = Konstanta.

b1, b2, b3,

b4, b5, b6 = Koefisien Regresi Berganda.

X1 = Visi

X2 = Motivasi

X3 = Percaya diri

X4 = Kreatif

X5 = Rasa Ingin Tahu

(41)

e = Variabel Penganggu (standard error)

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak), sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Uji secara Simultan / Serempak (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan (serempak) terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut :

a) H0 : b1=b2=b3=0, artinya secara serempak tidak terdapat

pengaruh yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

b) Ha : b1=b2=b3≠0, artinya secara serempak terdapat pengaruh

yang signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

1. H0 diterima jika Fhitung < Ftabelpada α = 5%

2. Ha diterima jika Fhitung > Ftabelpada α = 5%

2) Uji secara Parsial / Individual (Uji t).

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara parsial (individual) menerangkan variasi variabel dependen.

(42)

a) H0 : bi = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

b) Ha : bi ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

1. H0 diterima jika – thitung < ttabelpada α = 5%

2. Ha diterima jika – thitung > ttabel pada α = 5%

3) Pengujian Goodness of Fit (R2)

(43)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Usaha Pajus 4.1.1 Sejarah Usaha Pajus

Pasar USU merupakan hasil kebijakan dari pihak rektorat USU dalam upaya pembenahan USU. Pada awalnya para pedagang yang sekarang berdagang di pasar USU adalah para pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di sembarang tempat di lingkungan USU.

Keberadaan para pedagang awalnya tidak menimbulkan masalah, tetapi dengan bertambahnya jumlah pedagang yang disebabkan karena bekas para pedagang kaki lima dari jalan Dr. Mansur yang digusur oleh PEMKO Medan lingkungan terlihat kumuh. Beberapa yang timbul antara lain masalah sampah dan semakin banyaknya tempat perjudian.

Penyalahgunaan lokasi sebagai tempat perjudian, munculnya masalah sampah, ketertiban dan sebagainya. Karena tidak terkontrolnya jumlah para pedagang menyebabkan pihak rektorat melakukan penertiban dengan cara mengatur ulang para pedagang, dan penertiban ini dilakukan oleh SATPAM USU dengan melakukan registrasi ulang para pedagang.

(44)

Dengan demikian lokasi pasar USU di pindahkan di lokasi yang terlatak di antara Fakultas Ekonomi, Fakultas Hukum dan Pascasarjana USU.

Melihat perkembangan masalah yang muncul tersebut, pihak rektorat USU mengambil kebijakan mengalokasikan para pedagang. Pada registrasi awal ada 100 (seratus) pedagang yang tempatnya di lokasi resmi yaitu Fakultas Tehnik (FT), Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Stadiom USU, dan di jalan Abdul Hakim. Para pedagang yang mendapat lokasi di jalan Abdul Hakim adalah pedagang yang semula berjualan di sepanjang trotoar di jalan Abdul Hakim Faklultas Sastra , (FS) Fakultas Pertanian (FP), dan Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL), di tambah dengan para pedagang yang mendaftar kemudian.

Akan tetapi pasar yang berada didalam lingkungan Universitas Sumatera Utara (USU) Medan yang sering disebut pajak USU atau Pajus tersebut telah terbakar pada hari Sabtu (18/9/2010) sekitar pukul 17.00 WIB. Akibat kebakaran tersebut 120 kios hangus terbakar dan tidak ada korban jiwa (www.tribun-medan.com). Kebakaran yang terjadi ternyata tidak memutuskan semangat para pengusaha untuk bangkit kembali. Para pengusaha usaha mikro tersebut membangun kembali tempat usaha yang baru bersama-sama.

(45)

Nomor: 4982/4954/5092/1.01/1202/11/2010 No. Agenda: JOO 2011 123005 tanggal 10 Juni 2011.

4.1.2 Visi dan Misi Pajus

Visi

Menjadi salah satu wadah perekonomian bagi anggota secara profesional dan amanah dengan semangat kewirausahaan.

Misi

1. Meningkatkan taraf hidup anggota Pajus baik di bidang ekonomi dan pendidikan.

2. Menjalin rasa persaudaraan dan persahabatan antara anggota Pajus. 3. Senantiasa memperbaharui diri, teknologi, serta administrasi di bidang

perekonomian.

4.1.3 Budaya Usaha Pajus

(46)

Berkenaan dengan hal tersebut, usaha pajus telah mengembangkan nilai-nilai dasar yang menjadi inti pengembangan budaya Usaha Pajus yang mencakup 5 budaya usaha:

1. Profesionalisme

Menguasai bidang usaha yang di jalankan dan bertanggung jawab untuk memberikan hasil yang terbaik kepada konsumen atau pelanggan.

Perilaku utama: - Kompeten

- Bertanggung Jawab 2. Mengutamakan Pelanggan

Mengutamakan pelayanan dan kepuasan pelanggan, karena tanpa pelanggan maka usaha tidak akan berjalan dengan baik.

Perilaku utama:

- Berorientasi pada kemudahan dan kecepatan - Ramah dalam melayani

3. Respek Kepada pihak Lain

Menghargai peran dan kontribusi sesame pengusaha Pajus, saling membantu serta peduli lingkungan untuk menghasilkan sinergi positif dalam menjalankan usaha.

Perilaku utama:

- Peduli dan bekerja sama

(47)

4. Integritas

Mengutamakan kejujuran, kedisiplinan dan komitmen untuk membangun kepercayaan.

Perilaku utama: - Jujur dan tulus

- Disiplin dan responsif 5. Kesempurnaan

Melakukan perbaikan secara terus-menerus untuk meningkatkan nilai tambah dan selalu memberikan yang terbaik.

Perilaku utama: - Inovatif dan kreatif

- Orientasi pada nilai tambah dan hasil yang terbaik

4.1.4 Bentuk Produk dan Jasa Usaha Pajus Non-Makanan

Jenis-jenis usaha Pajus non-makanan adalah sebagai berikut: 1. Alat-alat Tulis & Kantor

2. Aksesoris Handphone, Voucher & Handphone 3. DVD & MP3

4. Busana & Jilbab 5. Sepatu & Tas 6. Parfum Isi Ulang

(48)

9. Service Handphone & Download Lagu 10. Jam Tangan

11. Majalah Bekas

4.1.5 Logo Usaha Pajus

Sumber: Dokumen Usaha Pajus Gambar 4.1 Logo Usaha Pajus 4.1.6 Struktur Organisasi Pajus

STRUKTUR ORGANISASI PAJUS

KETUA BADAN PENGELOLA

SEKRETARIS

DIREKTUR OPERASIONAL

STAFF ADM

PENGAWAS KOORDINATO R JAGA MALAM

KOORDINATO R PARKIR

KOORDINATO R KEBERSIHAN

(49)

ANGGOTA I ANGGOTA JAGA MALAM

ANGGOTA PARKIR

ANGGOTA KEBERSIHAN

ANGGOTA II

Sumber: Dokumen Pajus,2011 4.2 Analisis dan Pembahasan

4.2.1 Metode Analisis Data

4.2.1.1 Analisis Deskriptif

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar kuesioner. Jumlah pertanyaan seluruhnya adalah 43 pertanyaan, yakni enam pertanyaan untuk variable nilai visi (X1), enam butir pertanyaan untuk variable nilai motivasi (X2), enam butir pertanyaan untuk variable nilai percaya diri (X3), lima butir pertanyaan untuk variable nilai kreatif (X4), empat butir pertanyaan untuk variable nilai rasa ingin tahu (X5), enam butir pertanyaan untuk variable nilai proaktif (X6), sepuluh butir pertanyaan untuk variable keberhasilan usaha mikro (Y). Kuesioner disebarkan kepada lima puluh lima (55) orang responden yang memenuhi karakteristik yang telah ditetapkan oleh peneliti, yaitu pelaku usaha mikro non-makanan yang telah menjalankan usahanya minimal 1 tahun.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada table 4.1 dibawah ini: Table 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah %

(50)

2 Perempuan 22 40

Jumlah 55 100

Sumber : Hasil data penelitian, 2011 (diolah)

Berdasarkan data pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 60% sementara 40% adalah perempuan

b. Karakteristik Responden berdasarkan Lama Menjalankan Usaha

Mikro

Karakteristik responden berdasarkan lama menjalankan usaha mikro non-makanan dapat diketahui berdasarkan table 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjalankan Usaha

Mikro

No. Lama Menjalankan Usaha

Mikro

Jumlah %

1 1 – 5 Tahun 12 22

2 5 – 10 Tahun 29 53

3 10 – 20 Tahun 14 25

4 >20 Tahun - -

(51)

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011 (diolah)

Data pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa responden yang telah menjalankan usaha mikro selama 1 – 5 tahun sebanyak 22%, sedangkan responden yang menyatakan telah menjalankan usaha mikro selama 5 – 10 tahun adalah 53%, yang menyatakan 10 – 20 tahun adalah sebanyak 25% dan tidak ada responden yang menyatakan lebih dari 20 tahun. Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa pada umumnya responden telah menjalankan usaha mikro non- makanan diatas 1 tahun.

c. Distribusi jawaban Responden Terhadap Variabel – Variabel

Dalam Penelitian

1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Visi

Tabel 4.3

Karakteristik Jawaban Responden Terhadap Variabel Visi (X1)

Tangga

pan

Respon

den

Ya Tidak Jumlah

Item

No.

(52)

1 3 Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011 (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dinyatakan bahwa:

(53)

b. Jawaban responden tentang perlunya visi dalam menjalankan usaha mikro yang mereka jalankan cukup tinggi diketahui bahwa 56,4% menyatakan ya dan 43,6% responden menyatakan tidak.

c. Jawaban responden tentang perlunya mempersiapkan visi untuk meraih tujuan-tujuan atas pendirian usaha mikro sangat tinggi diketahui bahwa 52.7% menyatakan ya dan 47.3% responden menyatakan tidak.

d. Jawaban responden tentang adanya keinginan menjadikan usaha mereka sebagai tempat one-stop shopping bagi mahasiswa USU dan lainnya cukup tinggi diketahui bahwa 50,0% menyatakan ya dan 49,1% responden menyatakan tidak.

e. Jawaban responden tentang adanya pengharapan usaha mereka mampu menyerap tenaga kerja cukup tinggi diketahui bahwa 60% menyatakan ya dan 40%responden menyatakan tidak. f. Jawaban responden tentang adanya cita-cita lima tahun yang

(54)

d. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi (X2)

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Motivasi

Tanggapan

Responden

Ya Tidak Jumlah

Item No. F % F % F %

1 50 90,9 5 9,1 100 100.0

2 52 94,5 3 5,5 100 100.0

3 55 100.0 0 0 100 100.0

4 55 100.0 0 0 100 100.0

5 55 100.0 0 0 100 100.0

(55)

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011 (diolah) Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dinyatakan bahwa:

a. Berdasarkan jawaban responden tentang pentingnya motivasi bagi usaha mikro untuk mencapai keberhasilan usaha sangat tinggi diketahui bahwa 90,9% menyatakan ya dan 9,1% responden menyataka tidak.

b. Berdasarkan jawaban responden tentang pentingnya motivasi dalam usaha mikro yang mereka jalankan untuk mencapai keberhasilan usaha sangat tinggi diketahui bahwa 94,5% menyatakan ya dan 5,5% responden menyatakan tidak.

c. Berdasarkan jawaban responden tentang pentingnya memperoleh laba dan keuntungan merupakan motivasi mereka dalam menjalankan usaha sangat tinggi diketahui bahwa 100% menyatakan ya.

d. Berdasarkan jawaban responden tentang meningkatkan taraf hidup keluarga merupakan bagian motivasi menjalankan usaha sangat tinggi diketahui bahwa 100% menyatakan ya.

e. Berdasarkan jawaban responden tentang kemandirian merupakan motivasi dalam menjalankan usaha sangat tinggi diketahui bahwa 100% menyatakan ya.

(56)

usaha cukup rendah diketahui bahwa 29,1% menyatakan ya dan 70,9% responden menyatakan tidak.

e. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Percaya

Diri (X3)

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Percaya Diri

(57)

5 4

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dinyatakan bahwa:

a. Jawaban responden tentang pentingnya sikap percaya diri dalam usaha mikro untuk mencapai keberhasilan usaha sangat tinggi diketahui bahwa 89.1% menyatakan ya atau setuju dan 10.9% responden menyatakan tidak.

b. Jawaban responden tentang perlunya sikap percaya diri perlu dalam usaha mikro yang mereka jalankan sangat tinggi diketahui bahwa 90.9% menyatakan ya dan 9.1%responden menyatakan tidak.

c. Jawaban responden tentang merasa percaya diri dalam menjalankan usaha mereka sekarang sangat tinggi diketahui bahwa 69.1% menyatakan ya dan 30.9% responden menyatakan tidak.

d. Jawaban responden tentang keyakinan akan berhasil dalam menjalankan usaha saat ini sangat tinggi diketahui bahwa 78.2% menyatakan ya dan 21.8% responden menyatakan tidak.

(58)

menjalankan usaha sangat tinggi diketahui bahwa 87.3% menyatakan ya dan 12.7% responden menyatakan tidak.

f. Jawaban responden tentang perasaan yakin akan semua keputusan yang mereka ambil selama menjalankan usaha sangat tinggi diketahui bahwa 52.7% menyatakan ya dan 47.3% responden menyatakan tidak.

g. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai

Kreatif (X4)

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai

Kreatif (X4)

Tanggapan

Responden

Ya Tidak Jumlah

Item No. F % F % F %

1 45 81.8 10 18.2 100 100.0

2 37 85.5 18 14.5 100 100.0

(59)

4 52 94.5 3 5.5 100 100.0

5 43 78.2 12 21.8 100 100.0

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011 (diolah) Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dinyatakan bahwa:

a. Jawaban responden tentang pentingnya kreatif dalam usaha mikro untuk mencapai keberhasilan usaha sangat tinggi diketahui bahwa 81.8% menyatakan ya atau setuju dan 18.2% responden menyatakan tidak.

b. Jawaban responden tentang sudah merasa kreatifkah dalam menjalankan usaha mikro cukup tinggi diketahui bahwa 85.5% menyatakan ya dan 14.5% responden menyatakan tidak.

c. Jawaban responden tentang menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan mahasiswa USU merupakan sifat kreatif dalam menjalankan usaha sangat tinggi diketahui bahwa 61.8% menyatakan ya dan 38.2% responden menyatakan tidak.

d. Jawaban responden tentang mengimplementasikan ide dengan teknologi dan trend terbaru termasuk kreatif dalam menjalankan usaha sangat tinggi diketahui bahwa 94.5% menyatakan ya dan 5.5% responden menyatakan tidak.

(60)

f. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai

Rasa Ingin Tahu (X5)

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai

Rasa Ingin Tahu (X5)

Tanggapan

Responden

Ya Tidak Jumlah

Item No. F % F % F %

1 55 100.0 0 0 100 100.0

2 36 65.5 19 34.5 100 100.0

3 55 100.0 0 0 100 100.0

4 55 100.0 0 0 100 100.0

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011 (diolah)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dinyatakan bahwa:

(61)

b. Jawaban responden tentang sudah merasa cukup ingin tahu dalam menjalankan usaha cukup tinggi diketahui bahwa 65.5% menyatakan ya dan 34.5% responden menyatakan tidak.

c. Jawaban responden tentang mengikuti trend terbaru dalam mencari apa yg sedang dibutuhkan dan dicari oleh mahasiswa merupakan rasa ingin tahu dalam menjalankan usaha sangat tinggi diketahui bahwa 100% menyatakan ya.

d. Jawaban responden tentang mengikuti teknologi terbaru dan mampu mengimplementasikannya merupakan rasa ingin tahu dalam menjalankan usaha sangat tinggi diketahui bahwa 100% menyatakan ya.

e. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai

Proaktif (X6)

(62)

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai

Proaktif (X6)

Tanggapan

Responden

Ya Tidak Jumlah

Item No. F % F % F %

1

55

100.0 0 0

100 100.0

2 42 76.4 13 23.6 100 100.0

3 18 32.7 37 67.3 100 100.0

4

55

100.0 0 0

100 100.0

5 44 80.0 11 20.0 100 100.0

6 43 78.2 12 21.8 100 100.0

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011 (diolah) Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dinyatakan bahwa:

(63)

b. Jawaban responden tentang sudah merasa proaktifkah dalam menjalankan usaha mereka cukup tinggi diketahui bahwa 76.4% menyatakan ya dan 23.6% responden menyatakan tidak.

c. Jawaban responden tentang sikap memutuskan dalam hal inovasi, mengikuti pesaing atau tidak merupakan sikap proaktif dalam menjalankan usaha mikro cukup tinggi diketahui bahwa 32.7% menyatakan ya dan tidak 67.3% responden menyatakan tidak.

d. Jawaban responden tentang melakukan pertumbuhan usaha atau pengembangan usaha merupakan sikap proaktif dalam menjalankan usaha sangat tinggi diketahui bahwa 100% menyatakan ya.

e. Jawaban responden tentang mencoba untuk bekerjasama dengan pesaing merupakan sikap proaktif dalam menjalankan usaha cukup tinggi diketahui bahwa 80% menyatakan ya dan 20% responden menyatakan tidak.

(64)

g. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai

Keberhasilan Usaha (Y)

Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai

Keberhasilan Usaha (Y)

Tanggapan

Responden

Ya Tidak Jumlah

Item No. F % F % F %

1

26

47,3 29

52,7

100 100.0

2

26

47,3 29

52,7

(65)

3

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011 (diolah)

(66)

a. Jawaban responden tentang dana usaha Anda bertambah dari periode ke periode sebelum terjadinya kebakaran sangat tinggi diketahui bahwa 47,3% menyatakan ya dan 52,7% responden menyatakan tidak.

b. Jawaban responden tentang mengalami peningkatan pada hasil produksi usaha sebelum terjadinya kebakaran sangat tinggi bahwa 47,3% menyatakan ya dan 52,7% responden menyatakan tidak.

c. Jawaban responden tentang penambahan dalam keuntungan usaha sebelum terjadinya kebakaran cukup tinggi bahwa 54,5% menyatakan ya dan 45,5% responden menyatakan tidak .

d. Jawaban responden tentang adanya perputaran dana dalam usaha mereka berkembang dengan cepat sebelum terjadinya kebakaran sangat tinggi diketahui bahwa 70,9% menyatakan ya dan 29,1% responden menyatakan tidak.

e. Jawaban responden tentang perasaan nyaman dan aman dalam menjalankan usaha mikro di tempat usaha yang sebelumya( lingkungan USU) cukup tinggi diketahui bahwa 74,5% menyatakan ya dan 25,5% responden menyatakan tidak.

(67)

g. Jawaban responden tentang mengalami peningkatan pada hasil produksi usaha sesudah terjadinya kebakaran sangat tinggi diketahui bahwa 100% menyatakan ya.

h. Jawaban responden tentang penambahan dalam keuntungan usaha sesudah terjadinya kebakaransangat tinggi diketahui bahwa 78,2% menyatakan ya dan 21,8% responden menyatakan tidak.

i. Jawaban responden tentang adanya perputaran dana dalam usaha mereka berkembang dengan cepat sesudah terjadinya kebakaran cukup tinggi diketahui bahwa 70,9% menyatakan ya dan 21,8% responden menyatakan tidak

(68)

4.2.1.2 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas dfata dilakukan agar terlihat kemencengan kurva yang seimbang kearah positif dan negative, dan sebaran data yang dihasilkan karena model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal, hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada Gambar 4.1 dibawah ini:

Regression Standardized Residual

2 1 0 -1 -2 -3 -4

Frequency

20

15

10

5

0

Histogram

Dependent Variable: BERHASIL

Mean =1.22E-15฀ Std. Dev. =0.943฀

N =55

Sumber : Hasil data Penelitian, 2011 (diolah) Gambar 4.2

(69)

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa kemencengan kurva distribusi data seimbang yaitu tidak menceng ke kiri atau ke kanan, hal ini menunjukkan data normal.

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: BERHASIL

Sumber : Hasil Data Penelitian, 2011(diolah) Gambar 4.3

Uji Normalitas Data

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat titik-titik mengikuti data disepanjang garis normal, hal ini berarti data berdistribusi normal.

Tabel 4.10

Hasil Uji Kolmogorov- Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 55

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000 Std. Deviation .67303449 Most Extreme

Differences

Absolute .137

Positive .093

Negative -.137

(70)

Asymp. Sig. (2-tailed) .253

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa nilai Asymp,Sig. (2-Tailed) adalah 0.253 dan diatas nilai signifikan (0.05) dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

b. Uji Heterokedastisitas

Manfaat dari pengujian heterokedastisitas adalah untuk melihat apakah terjadi gangguan yang berbeda dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model yang baik adalah model yang tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut ini:

Sumber : Hasil Data Penelitian,2011 (diolah) Gambar 4.4

Uji heterokedastisitas

Berdasarkan Gambar 4.4 tersebut dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0 dan titik-titik tersebut tidak membentuk pola bergelombang, melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heterokedstisitas.

(71)

Uji Multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melaui program SPSS 15.0. Menurut Uyanto (2006:58) “jika nilai VIF tidak lebih dari 5, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas”.

Tabel 4.11 Uji Multikolinieritas

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) 13.008 1.402 9.281 .000

VISI -.418 .134 -.379 -3.125 .003 .970 1.031 MOTIVASI -.412 .187 -.283 -2.211 .032 .869 1.150 PEDE .057 .109 .067 .520 .605 .851 1.176 KREATIF .249 .103 .293 2.416 .020 .971 1.030 TAHU -.094 .156 -.073 -.599 .552 .966 1.035 PROAKTIF -.110 .139 -.096 -.796 .430 .976 1.024

a Dependent Variable: BERHASIL

Berdasarkan hasil Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa masing-masing variabel mempunyai angka VIF < 5 , hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas. Hasil pengujian statistik dengan model regresi berganda tidak terdapat pelanggaran asumsi klasik sehingga model regresi berganda dapat digunakan sebagai alat uji statistik dalam penelitian ini.

(72)

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa model sudah dpat digunakan, maka selanjutnya adalah melakukan pengujian. Pengujian dilakukan dengan menggunakan Uji F dan Uji t. Ringkasan hasil pengujian dengan Uji F dan Uji t dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini:

Tabel 4.12

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut: a. Variable visi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keberhasilan

usaha hal ini terlihat dari nilai signifikan 0.003 < 0.05 dan nilai t hitung

(-3.125 < 2.009 ) > t tabel artinya variabel visi tidak berpengaruh secara positif.

b. Variabel motivasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha hal ini terlihat dari nilai signifikan 0.032 >0.05 dan nilai t hitung

(-2.211 < 2.009) > t tabel artinya variabel motivasi tidak berpengaruh secara

positif.

(73)

t hitung (0.520 < 2.009) < t tabel artinya variabel percaya diri tidak berpengaruh

secara positif.

d. Variabel kreatif berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y) hal ini terlihat dari nilai signifikan 0.020 < 0.05 dan nilai t hitung

(2.416 > 2.009) < t tabel artinya variabel kreatif tidak berpengaruh secara

negatif.

e. Variabel rasa ingin tahu berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y) hal ini terlihat dari nilai signifikan 0.552 > 0.05 dan nilai t hitung (-0.599 < 2.009 ) < t tabel artinya variabel rasa ingin tahu

tidak berpengaruh secara positif.

f. Variabel proaktif berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha (Y) hal ini terlihat dari nilai signifikan 0.430 > 0.05 dan nilai t hitung (-0.796 < 2.009 ) < t tabel artinya variabel proaktif tidak

berpengaruh secara positif.

g. Berdasarkan hasil output tertsebut maka rumus persamaan regresinya adalah :

b. Uji Signifikan Simultan (Uji F)

Gambar

Tabel
Gambar 2.1 :  Kerangka Konseptual
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
table 4.1 dibawah ini:
+7

Referensi

Dokumen terkait

masing-masing kelas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen hampir sama dengan kelas kontrol yang pada proses pembelajarannya bertatap muka

This hap- pened, for example, when the horizontally placed second book on the shelf of the book cart (the book next to the vertically placed book to be manipulated) was too thin

Apabioa sebuae baoop int dioetaiian pada massa yang meoaiuian geraian b oaiibaii seperti pada penjeoasan di atas dan seoembar iertas dijadiian sebagai strip ceart rec rder, maia

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Leptospirosis di Wliayah Puskesmas Bandarharjo Semarang Tahun 2013 Deviana Maharani 2013 Kota Semarang Case Control

Indeks dari 905nm kamera filter set tidak bisa dipakai sebagai acuan untuk deteksi keberadaan air didalam pasir, baik pasir putih ataupun pasir hitam?. Kandidat terkuat ada pada

(1) Seksi Industri Kimia dan Bahan Bangunan mempunyai tugas melaksanakan bimbingan teknis, fasilitasi pembangunan dan pengembangan usaha industri kimia dan

Dalam tugas akhir ini peneliti akan meneliti berapa besar Heat Transfer Coefficient double pipe helical heat exchanger komponen yang digunakan sebagai alat penukar

Bagi pemikiran postmodernisme, mereka tidak memandang ilmu pengetahuan modern sebagai universalisme. Karena postmodernisme menolak penjelasan yang berifat universal, harmonis,