• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Efikasi Diri, Motivasi, Dan Lokasi Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Pengusaha di Pusat Industri Kecil Jalan Medan Denai) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Efikasi Diri, Motivasi, Dan Lokasi Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Pengusaha di Pusat Industri Kecil Jalan Medan Denai) Medan"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

PENGARUH EFIKASI DIRI, MOTIVASI DAN LOKASI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA (STUDI KASUS

PADA PENGUSAHA DIPUSAT INDUSTRI KECIL JALAN MEDANDENAI)

Para bapak/ibu yang saya hormati, Bersama ini saya mahasiswa:

Nama : Tengku Ichwanu Ridho B NIM : 120502081

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Jurusan : Manajemen

Untuk itu mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi daftar pernyataan atas penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha pada pengusaha di Pusat industri kecil jalan medan denai. Saya mohon Bapak/Ibu untuk mengisi pernyataan secara keseluruhan.

Atas bantuan dan budi baik Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

(2)

I. IDENTITAS RESPONDEN

DAFTAR PERNYATAAN

1. Nama :

2. Jenis Kelamin :

3. Usia :

4. Pendidikan : 5. Nama Toko : 6. Lama Usaha : II. PETUNJUK PENGISIAN

a. Pada lembar ini terdapat beberapa pernyataan yang harus Saudara/i isi dan diharapkan agar dijawab seluruh pernyataan yang ada dengan jujur dan sebenarnya.

b. Dalam menjawab pernyataan-pernyataan ini, tidak ada jawaban yang salah. Oleh karena itu, usahakanlah agar tidak ada jawaban yang dikosongkan.

c. Silahkan Saudara/i pilih jawaban yang menurut Saudara/i paling sesuai dengan kondisi yang ada dengan jalan memberikan tanda (√) pada pilihan jawaban yang tersedia.

Keterangan :

SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju

(3)

Efikasi Diri (X1)

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1. Saya yakin dapat mengatasi situasi yang sulit pada saat menjalankan bisnis

2. Saya yakin dapat mengembangkan usaha tekstil ini

3. Saya yakin dapat bertindak cepat untuk melakukan perubahan terhadap usaha ini.

4. Saya mampu berfikir kreatif dan inovatif dalam berwirausaha 5. Saya merasa mampu bersaing

dengan pedagang lain.

6. Saya berkeinginan untuk maju 7. Saya merasa mampu memotivasi

karyawan agar terus bekerja keras sehingga tercapainya tujuan usaha 8. Saya selalu tekun dalam bekerja 9. Saya pantang menyerah dalam

(4)

Motivasi (X2)

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1. Saya ingin memperoleh pendapatan yang lebih baik

2. Saya ingin meningkatkan perekonomian keluarga

3. Saya ingin memanfaatkan modal yang dimiliki untuk mengembangkan sebuah usaha

4. Saya ingin memperoleh posisi yang baik dilingkungan sosial

5. Saya merasa lebih terhormat dengan mempunyai usaha sendiri

dibandingkan bekerja dengan orang lain.

6. Saya ingin membuka lapangan pekerjaan baru

7. Saya ingin memenuhi kebutuhan permintaan pasar

8. Saya ingin dapat membagi waktu antara keluarga dan usaha

9. Saya ingin meneruskan usaha orang tua

10. Saya ingin berdiri sendiri dan tidak bergantung orang lain

11. Saya ingin mendapatkan sesuatu yang saya inginkan melalui berusaha 12. Saya ingin berusaha tanpa

bergantung kepada orang lain 13. Saya ingin produktif dengan

(5)

Lokasi (X3)

No Pernyataan STS TS KS S SS

1. Lokasi PIK berada di pusat kota Medan & mudah di akses

2. Lokasi PIK mudah ditemukan karena sudah dikenal oleh masyarakat Medan

3. Retribusi dan biaya sewa di PIK murah

4. Lokasi PIK memilki keamanan & memiliki tanggapan masyarakat yang baik

5. Reputasi PIK baik dimata masyarakat

6. Lokasi PIK dapat dijangkau oleh transportasi umum

7. Lokasi PIK berada dekat dengan pelanggan

8. Lokasi PIK dilengkapi dengan akses publik

9. Lokasi PIK memiliki iklim bisnis yang baik

10. Lokasi PIK dekat dengan akses bahan baku

11. Lokasi PIK dekat dengan tempat pemeliharaan operasional

12. Lokasi PIK dekat dengan para pesaing

13. Lokasi PIK dapat meningkatkan arus lalu lintas perdagangan

(6)

Keberhasilan Usaha (Y)

No. Pernyataan STS TS KS S SS

1. Jumlah penjualan meningkat setiap tahunnya

2. Jumlah produksi terus meningkat 3. Jumlah produksi dapat memenuhi

permintaan pasar

4. Jumlah pelanggan terus bertambah 5. Pelanggan semakin puas dengan

produk yang dihasilkan

6. Loyalitas pelanggan meningkat

LAMPIRAN 2

Validitas dan Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 32 100.0

Excludeda 0 .0

Total 32 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

(7)
(8)
(9)

VAR00017 164.8750 104.306 .225 .865

VAR00018 165.0938 104.281 .211 .865

VAR00019 165.0625 104.060 .277 .864

VAR00020 165.0625 104.254 .200 .865

VAR00021 164.9062 103.055 .315 .863

VAR00022 165.0000 106.452 .043 .867

VAR00023 164.9375 104.641 .191 .865

VAR00024 164.9375 104.448 .166 .866

VAR00025 164.8750 104.177 .189 .866

VAR00026 164.9688 103.064 .256 .864

VAR00027 164.9375 102.577 .335 .863

VAR00028 164.8438 103.426 .262 .864

VAR00029 164.8125 101.125 .434 .861

VAR00030 164.8750 103.661 .252 .864

VAR00031 164.9062 100.797 .463 .860

VAR00032 164.9688 100.289 .498 .859

VAR00033 164.8438 100.265 .571 .858

VAR00034 164.8125 100.286 .550 .859

VAR00035 165.1250 102.629 .377 .862

VAR00036 165.4062 99.281 .388 .862

VAR00037 165.1875 99.512 .452 .860

VAR00038 164.9375 99.802 .624 .857

VAR00039 165.0312 101.773 .540 .860

VAR00040 164.9688 100.870 .556 .859

VAR00041 164.9375 99.609 .532 .858

VAR00042 164.8750 99.726 .531 .859

Scale Statistics

(10)

LAMPIRAN 3

HASIL REGRESI ANALISIS LINIER BERGANDA

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.987 6.116 .652 .520

Efikasi Diri .330 .125 .373 2.642 .013

Motivasi .409 .128 .431 3.184 .004

Lokasi .186 .111 .231 1.678 .104

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha LAMPIRAN 4

(11)

LAMPIRAN 5

LAMPIRAN 6

Uji Normalitas Pendekatan

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 32

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.32984642 Most Extreme Differences Absolute .140

Positive .124

Negative -.140

Kolmogorov-Smirnov Z .792

Asymp. Sig. (2-tailed) .558

(12)

LAMPIRAN 7

LAMPIRAN 8

Uji Glesjer Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.272 4.085 1.535 .136

Efikasi Diri .005 .083 .011 .056 .955

Motivasi .010 .086 .021 .116 .908

Lokasi -.144 .074 -.358 -1.940 .063

(13)

LAMPIRAN 9

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha LAMPIRAN 10

Hasil Uji F Signifikansi Simultan (UJI-F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 177.726 3 59.242 9.858 .000a

Residual 168.274 28 6.010

Total 346.000 31

a. Predictors: (Constant), Lokasi , Motivasi, Efikasi Diri b. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

LAMPIRAN 11

Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa

(14)

LAMPIRAN 12

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Model Summary

a. Predictors: (Constant), Lokasi , Motivasi, Efikasi Diri LAMPIRAN 13

(15)

LAMPIRAN 14

(16)

LAMPIRAN 15

(17)

LAMPIRAN 16

(18)

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Astamoen, Mokop, 2005.Entrepreneurship,CVAlfabeta, Bandung.

Bandura, A. 1997. Self Efficiacy: The Exercise of Control. New York: W.H. Freeman and Company

Chowdhury, Sanjib, 2009. Gender Differenceand The Formation of Entrepreneurial Selfefficacy. Michigan.

Ernawati. 2010. Pengaruh Kompetensi, Kecerdasan Emosional dan Efikasi Diri terhadap Kenyamanan Pimpinan dalam Melakukan Penilaian Kinerja Karyawan, Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan10, 1: 74 – 82.

Friedman, Howard. 2006. Kepribadian. Teoriklasikal dan riset modern. Penerjemah.Fransiska Dian. Erlangga, Jakarta.

Hutagalung, Raja Bongsu, Syafrizal Helmi Situmorang. 2008. Pengantar Kewirausahaan. Penerbit : USU Press, Medan.

Hutagalung, Raja Bongsu, Syafrizal Helmi, dan Frida Ramadini, 2010 Kewirausahaan. USU Press, Medan.

Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Penerbit: Raja Grafindo, Jakarta.

Kristanto Hc, R Heru. 2009. Kewirausahaan (Entrepreneurship):Pendekatan Manajemen dan Praktik.Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Jakarta, PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Luthans, F. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.

Martinus Rukismono, AM. Chandra Gunawan. Pengaruh Tempat Parkir, Jarak Pengelihatan, Peritel Yang Berdampingan Terhadap Kesuksesan Bisnis Toko Sparepart dan Variasi Motor Di Surabaya Vol. 1 No. 1 Oktober 2013 E-ISSN : 2339 – 1804

Mujiadi. 2003. Psikologi Perkembangan. Bogor: Ghalia Indonesia

(19)

Oosterbeek, Hessel, Mirjam C. Van Praag dan Auke Ijsselstein, 2008. The Impact of Entrepreneurship Education On Entrepreneur-ship Competencies and Intentions. TI 2008-038/3, Tinbergen Institute dan University of

Amsterda

Purnama, Chamdan dan Suyanto. 2010. Motivasi dan Kemampuan Usaha dalam Meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil, Jurnal Manajemen danKewirausahaan. 12, 2: 177-184.

Sahertian, Pieter. 2010. Perilaku Kepemimpinan Berorientasi Hubungan dan Tugas Sebagai Anteseden Komitmen Organisasional, Self-Efficacy dan Organizational Citizenship Behavior (OCB), Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan12, 2: 156-169.

Sekaran, Uma, 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Jakarta: Salemba Empat.

Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lutfi, 2011. Analisis Data Untuk Riset Manajemen Dan Bisnis, Edisi 2, Medan : USU Press.

Situmorang, Syafrizal Helmi, Muslich Lutfi. 2014. Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Edisi ketiga. Medan: USU Press.

Sjabadhyni, Bertina. 2001. Pengembangan Kualitas SDM dari Perspektif PIO. Depok : Bagian PIO Fakultas Psikologi Indonesia.

Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit : CV. Alfabet, Bandung.

Suryana. 2010. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses, Cetakan Keempat, Salemba Empat, Jakarta.

Tjiptono, Fandy, 2014. Pemasaran Jasa, Penerbit Andi: Yogyakarta

Utami, Christina Widya, 2010. Manajemen Retail,Strategi dan Implementasi Ritel Modern, Salemba Empat, Jakarta.

Wahyuni, Sri. 2013. Hubungan Efikasi Diri dan Regulasi Emosi dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa SMK Negeri 1 Samarinda.eJournal Psikologi,88-9.

(20)

JURNAL :

Daulay, Rina W. dan Frida Ramadini. 2013. Efikasi Diri dan Motivasi terhadap Keberhasilan Usaha pada Usaha Fotocopy dan Alat Tulis Kantor di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.

Indarti N, 2008. “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan antara Indonesia,Jepang, dan Norwegia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol.23, No. 4.Hal. 3.

Le, Mei dan Eni Visantia 2013. Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha Pemilik Toko Pakaian di Pusat Grosir Metro Tanah Abang, Jakarta.Jurnal Manajemen, Vol.13, No.1, November 2013

Lestari, Fitria 2013. Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Kreativitas Terhadap Keberhasilan Usaha pada Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung.

Purnama, Chamdan dan Suyanto 2011.Motivasi dan Kemampuan Usaha Dalam meningkatkan Keberhasilan Usaha Industri Kecil (Studi Pada Industri Kecil Sepatu di Jawa Timur)

Ramadhani, Fauzi Viki 2014. Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi terhadap Keberhasilan Usaha (Survey Pada Sentra UKM Industri Rjut Binong Jati Bandung).

Ranto, Basuki, 2007. Analisis Hubungan Antara Motivasi, pengetahuan kewirausahaan, dan kemandirian usaha terhadap kinerja pengusaha pada kawasan industri kecil di daerah pulogadung.JurnalUsahawan No.10 TH XXXVI Oktober 2007.

Zulkifli, 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan dan Kegagalan Seorang Wirausaha Dihubungkan Dengan Pemilihan Bidang Usaha. Jurnal Ekonomi. 3: 28-33

SKRIPSI:

Farisi, Raisan Al, 2013.Pengaruh Inovasi Dan Kreativitas Pengusaha Terhadap Keberhasilan Bisnis, Skripsi, Fakultas Pendidikan Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia,Bandung.

(21)

Septika, Revina 2015. Pengaruh Modal, Pemilihan Lokasi dan Pengetahuan yang Mendorong Keberhasilan Usaha Mobil Data Internet di Sepanjang Jl. Dr Mansyur Medan, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, Medan.

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif, yaitu menurut Sugiyono (2010:69) adalah penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian asosiatif merupakan penelitian untuk mengetahui hubungan antara dua variabel (atau lebih) tersebut. Di mana hubungan antara variabel dalam penelitian akan dianalisis dengan menggunakan ukuran-ukuran statistika yang relevan atas data tersebut untuk menguji hipotesis. Penelitian ini berusaha menguraikan pengaruh efikasi diri, motivasi dan lokasi terhadap keberhasilan usaha pada pengusaha di Pusat industri kecil jalan denai medan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pusat Industri Kecil di Jalan Medan Denai ,Kota Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan dari bulan September sampai dengan Oktober 2016.

3.3 Batasan Operasional

Menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi hanya pada faktor efikasi diri, motivasi dan lokasi yang mendorong keberhasilan usaha pada industri tekstil di Pusat Industri Kecil Jalan Denai Medan.

(23)

a. Variable Independent (X), yaitu Efikasi Diri (X1), Motivasi (X2), dan Lokasi (X3).

b. Variable Dependent (Y) adalah Keberhasilan Usaha (Y).

3.4 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu defenisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut:

Table 3.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Definisi Dimensi Indikator Pengukuran

(24)

Lanjutan Tabel

No Variabel Definisi Dimensi Indikator Pengukuran

(25)

Lanjutan Tabel

No Variabel Definisi Dimensi Indikator Pengukuran

(26)

Lanjutan Tabel

No Variabel Definisi Dimensi Indikator Pengukuran

4.Lokasi

(27)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah efikasi diri (X1), motivasi diri (X2), lokasi usaha (X3), dan keberhasilan usaha (Y) yang diukur dengan menggunakan skala Likert.

Penelitian ini menggunakan Skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono:2010:92).

Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberikan skor, yaitu sebagai berikut:

Table 3.2

Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1. Sangat Setuju 5

2. Setuju 4

3. Kurang Setuju 3

4. Tidak Setuju 2

5. Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiyono (2010)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

(28)

dalam penelitian ini adalah seluruh Pengusaha tekstil di Pusat Industri Kecil di Jalan Medan Denai yaitu sebanyak 32 Orang.

3.6.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain sejumlah, tetapi tidak semua, elemen populasi akan membentuk sampel (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini, sample diambil dengan teknik sampel jenuh atau sensus., yaitu seluruh populasi dijadikan sampel (Ginting dan Situmorang, 2008:141).

3.7 Jenis Data

Penelitian menggunakan dua jenis data dalam melakukan penelitian ini untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung di lokasi peneleitian melalui kuesioner dan wawancara mengenai variabel yang diteliti.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh untuk melengkapi data primer dalam bentuk yang sudah jadi seperti buku-buku, jurnal, majalah, internet serta data lain yang mendukung yang sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain.

3.8 Metode Pengumpulan Data

(29)

a. Kuesioner

Kuesioner yaitu suatu dataftar yang berisi pernyataan-pernyataan untuk ditanggapi oleh para responden.

b. Wawancara

Wawancara yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti denga Tanya jawab secara lisan maupun tatap muka (face to face) dengan responden.

c. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara meninjau, membaca dan mempelajari berbagai macam buku, jurnal, dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas ini dilakukan kepada pengusaha tektstil di Jalan Gedung Arca Medan yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai r tabel. Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Situmorang, Muslich:2014:86).

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut :

(30)

b. Jika r hitung < r tabel maka pernyataan dinyatakan tidak valid. Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.

(31)
(32)

Pada Tabel 3.3 diatas terlihat seluruh pernyataan valid, karena seluruh nilai Corrected Item-Total Correclation pada tiap pernyataaan memiliki nilai diatas

0,361 sehingga dapat dinyatakan 42 (Empat pulu dua) butir pernyataan pada kuesioner dalam penelitian ini valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas

Uji Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan Pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas maka akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :

Jika nilai Cronbach's Alpha> 0,8 maka reliabilitas sangat baik 0,7 <Cronbach's Alpha< 0,8 maka reliabilitas baik

Jika nilai Cronbach's Alpha< 0,7 maka tidak reliable

Tabel 3.4 Reliabillity Statistic

Sumber : Hasil Pengelolahan SPSS (2016)

Tabel 3.4 menjelaskan bahwa semua butir pernyataan instrument kuesioner memiliki reliable sangat baik karena nilai Cronbach's Alpha sebesar 0,914 lebih besar dari 0,80.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

(33)

3.10 Teknik Analisis

Metode analisis data pada penelitian ini adalah: 3.10.1 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan mengadakan pengumpulan data dan penganalisisa data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi linear berganda, agar dapat perkiraan yang tidak bias maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yakni:

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah data dalam sebuah model berdistribusi mengikuti/mendekati distribusi normal atau tidak. Jika data tidak berdistribusi normal, maka hasil analisis akan menjadi bias. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual, dan pendekatan Kolmogrov - Smirnov. Dengan

(34)

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerence dan VIF (Varians Inflation Factors) melalui program SPSS. Kriteria

yang dipakai adalah : Melihat nilai Tolerance

- Tidak terjadi Multikolinearitas , jika nilai Tolerance lebih besar 0,1. - Terjadi Multikolinearitas, jika nilai Tolerance lebih kecil atau sama

dengan 0,1.

Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)

- Tidak terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih kecil 5,00.

- Terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 5,00. c. Uji Heteroskedostisitas

Uji Heteroskedostisitas dipakai untuk menguji sama atau tidaknya varians dari resual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varian yang sama maka disebut terjadi heteroskedostisitas dan sebaliknya jika variansnya tidak sama atau berbeda maka dikatakan tidak terjadi heteroskedostisitas. Persamaan yang baik adalah tidak terjadi heteroskedostisitas.

(35)

- Tidak terjadi heteroskedostisitas, jika nilai signifikansi > 0,05. - Terjadi heteroskedostisitas, jika nilai signifikansi lebih < 0,05. 3.10.3 Metode Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi linear berganda yang digunakan oleh peneliti adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (Pengetahuan Kewirausahaan, faktor keluarga, dan faktor kepribadian ) terhadap variabel terikat (minat berwirausaha). Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, peneliti menggunakan bantuan SPSS. Menurut Sugiyono (2003:204) model Regresi Linear Berganda yang digunakan adalah

Keterangan:

Y= Keberhasilan Usaha a= Konstanta

X1= Efikasi Diri X2 = Motivasi Diri X3 = Lokasi Usaha

b1 = koefisien Efikasi Diri b2 = koefisien Motivasi Diri b3 = koefisien Lokasi Usaha e = Standard error

(36)

3.11. Uji Hipotesis

Agar hasil penelitian lebih terarah dan tidak menyimpang dari standar korelasi maka dilakukan pengujian hipotesis. Adapaun uji hipotesis yang digunakan adalah:

3.11.1 Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Untuk Untuk melihat pengaruh variabel Efikasi Diri (X1), Motivasi Diri (X2) dan Lokasi Usaha (X3) terhadap Keberhasilan Usaha(Y) digunakan uji-F. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0 : b1 = 0, artinya tidak terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y. H0 : b1 ≠ 0, artinya terdapat hubungan antara variabel X dengan variabel Y. Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

H0 diterima jika F hitung< F tabel pada α= 5%

H0 ditolak jika F hitung> F tabel pada α= 5%

3.11.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang akan di ajukan diterima atau ditolak dengan menggunakan statistik.

Kriteria pengambilan keputusan adalah:

1. Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima atau Ha ditolak 2. Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak atau Ha diterima 3.11.3 Koefisien Determinasi (R2)

(37)
(38)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN

4.1 Gambaran Umum Industri Tekstil di Jalan Denai Medan.

Pusat Industri Kecil (PIK) yang berada di Jalan Medan Denai merupakan salah kawasan industri yang cukup terkenal di Kota Medan. PIK ini sendiri berdiri pada tahun 1996 dan pendiriannya dilakukan oleh PEMKO Medan yang saat itu dipegang oleh Bachtiar Jafar. Selama PIK ini berdiri banyak sekali kendala yang dihadapi oleh para pengusahanya seperti pemasaran yang tidak mendukung, adanya produk luar negeri yang masuk secara illegal terutama produk dari Cina dan Korea dan dijual dengan harga murah, sehingga membuat PIK sulit untuk berkembang dan bersaing dengan pasar yang produknya telah lebih awal dikenal oleh masyarakat.

(39)

Banyak dari mereka yang tidak sanggup lagi menjalankan usahanya, hingga bangkrut.

Saat ini jumlah pengusaha yang masih membuka usahanya di PIK hanya tinggal 32 orang. Namun karena berkurangnya minat pelanggan untuk membeli disana membuat para pengusaha pernah terpikir untuk menghentikan usahanya. Namun mereka masih memiliki keyakinan bahwa PIK akan ramai kembali dikunjungi seperrti sebelum terjadinya krisis moneter.

Pusat Industri Kecil ini sudah memiliki nama di kota Medan sebagai salah satu kawasan industri yang bertujuan memajukan UMKM yang ada di kota Medan ini dan berada di lokasi yang cukup strategis dan terletak di bagian selatan kota Medan sehingga tidak sulit untuk menemukan lokasinya.

Di pusat industri yang terletak di jalan medan denai ini para pengunjung dapat menemukan berbagai macam produk, mulai dari tenun batik, tanaman hias sampai usaha tekstil seperti sandal, tas dan lain-lain.

Para pengunjung yang ingin membeli sandal/sepatu, dapat langsung memilih beraneka model dan warna yang banyak tersedia. Saat ini jumlah pedagang di pusat industri kecil jalan denai medan lebih didominasi oleh para pedagang tekstil.

4.2 Analisis Deskriptif

(40)

tujuan penulisan ini, daftar pernyataan disebarkan kepada responden berisikan pernyataan mengenai efikasi diri (X1), motivasi diri (X2) dan lokasi usaha (X3) terhadap keberhasilan usaha (Y). Responden dalam penelitian ini adalah pengusaha tekstil di pusat industry kecil dijalan Denai Medan.

4.2.1 Karakteristik Responden

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.1

Karateristik Responden Berdasarakan Jenis Kelamin

No. Kategori Jumlah

Nominal %

1. Laki-laki 26 81,3

2. Perempuan 6 18,7

Total 32

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laiki-laki dengan persentase (81,3%) atau berjumlah 26 orang, dan responden berjenis kelamin perempuan dengan persentase (18,7%) atau berjumlah 6 orang.

4.2.1.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.2

Karateristik Responden Berdasarakan Usia

No. Kategori

(41)

berjumlah 13 orang (40,6%), usia 41 - 50 tahun berjumlah 9 orang (28,1%) dan usia > 51 tahun berjumlah 3 orang (9,5%)

4.2.1.3 Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 4.3

Karateristik Responden Pendidikan Terakhir

No. Kategori Jumlah

Berdasarkan Table 4.3 dapat dilihat bahwa karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir terdiri dari SMA berjumlah 3 orang (9,4%), Diploma berjunlah 12 orang (37,5%) dan Sarjana berjumlah 17 orang (53,1%)

4.2.1.4 Karateristik Responden Berdasarkan Lamanya Usaha Tabel 4.4

Karateristik Responden Berdasarkan Lamanya Usaha

(42)

4.3 Deskriptif Variabel

4.3.1 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Efikasi Diri Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Efikasi Diri

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

1. Pada pernyataan pertama, saya yakin dapat mengatasi situasi yang sulit pada saat menjalankan bisnis, sebanyak 9.4% responden menyatakan sangat setuju, 68.8% menyatakan setuju dan 21.9% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka yakin dapat mengatasi situasi yang sulit pada saat menjalankan bisnis.

2. Pada pernyataan kedua, saya yakin dapat mengembangkan usaha tekstil ini, sebanyak 6.2% responden menyatakan sangat setuju, 68.8% menyatakan setuju, 3.1% menyatakan kurang setuju dan 9.4% menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka yakin dapat mengembangkan usaha tekstil mereka.

(43)

3. Pada pernyataan ketiga, saya yakin dapat bertindak cepat untuk melakukan perubahan terhadap usaha ini, sebanyak 12.5% responden menyatakan sangat setuju, 65.6% menyatakan setuju, 12.5% menyatakan kurang setuju dan 9.4% menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka yakin dapat bertindak cepat untuk melakukan perubahan terhadap usaha mereka.

4. Pada pernyataan keempat, saya mampu berfikir kreatif dan inovatif dalam berwirausaha, sebanyak 18.8% responden menyatakan sangat setuju, 68.8% menyatakan setuju dan 12.5% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka mampu berfikir kreatif dan inovatif dalam berwirausaha.

5. Pada pernyataan kelima, saya merasa mampu bersaing dengan pedagang lain, sebanyak 9.4% responden menyatakan sangat setuju, 78.1% menyatakan setuju dan 12.5% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka merasa mampu bersaing dengan pedagang lain.

6. Pada pernyataan keenam, saya berkeinginan untuk maju, sebanyak 15.6% responden menyatakan sangat setuju, 71.9% menyatakan setuju dan 17.5% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka berkeinginan untuk maju.

(44)

responden setuju bahwa mereka merasa mampu memotivasi karyawan agar terus bekerja keras sehingga tercapainya tujuan usaha mereka.

8. Pada pernyataan kedelapan, saya selalu tekun dalam bekerja, sebanyak 28.1% responden menyatakan sangat setuju, 56.2% menyatakan setuju dan 15.6% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka selalu tekun dalam bekerja.

9. Pada pernyataan kesembilan, saya pantang menyerah dalam menghadapi tantangan, sebanyak 25% responden menyatakan sangat setuju, 56.2% menyatakan setuju dan 18.8% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka pantang menyerah dalam menghadapi tantangan.

4.3.2 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Motivasi

(45)

1. Pada pernyataan pertama, saya ingin memperoleh pendapatan yang lebih baik, sebanyak 28.1% responden menyatakan sangat setuju, 59.4% menyatakan setuju dan 12.5% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka ingin memperoleh pendapatan yang lebih baik.

2. Pada pernyataan kedua, saya ingin meningkatkan perekonomian keluarga, sebanyak 28.1% responden menyatakan sangat setuju, 53.1% menyatakan setuju dan 18.8% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka ingin meningkatkan perekonomian keluarga mereka.

3. Pada pernyataan ketiga, saya ingin memanfaatkan modal yang dimiliki untuk mengembangkan sebuah usaha, sebanyak 21.9% responden menyatakan sangat setuju, 65.6% menyatakan setuju dan 12.5% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka ingin memanfaatkan modal yang dimiliki untuk mengembangkan sebuah usaha.

(46)

5. Pada pernyataan kelima, saya merasa lebih terhormat dengan mempunyai usaha sendiri dibandingkan bekerja dengan orang lain, sebanyak 21.9% responden menyatakan sangat setuju, 62.5% menyatakan setuju dan 12.6% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka merasa terhormat dengan mempunyai usaha sendiri dibandingkan bekerja dengan orang lain.

6. Pada pernyataan keenam, saya ingin membuka lapangan pekerjaan baru, sebanyak 18.8% responden menyatakan sangat setuju, 62.5% menyatakan setuju dan 18.8% menyatakan kurang setuju. Hal ini menujukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka ingin membuka lapangan pekerjaan baru.

7. Pada pernyataan ketujuh, saya ingin memenuhi kebutuhan permintaan pasar, sebanyak 21.9% responden menyatakan sangat setuju, 68.8% menyatakan setuju dan 9.4% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka ingin memenuhi kebutuhan permintaan pasar.

(47)

9. Pada pernyataan kesembilan, saya ingin meneruskan usaha orang tua, sebanyak 12.5% responden menyatakan sangat setuju, 65.5% menyatakan setuju dan 21.9% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka ingin meneruskan usaha orang tua.

10. Pada pernyataan kesepuluh, saya ingin berdiri sendiri dan tidak bergantung orang lain, sebanyak 9.4% responden menyatakan sangat setuju, 75% menyatakan setuju dan 15.6% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka ingin berdiri sendiri dan tidak bergantung orang lain.

11. Pada pernyataan kesebelas, saya ingin mendapatkan sesuatu yang saya inginkan melalui berusaha, sebanyak 15.6% responden menyatakan sangat setuju, 62.5% menyatakan setuju dan 21.9% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka ingin mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan melalui berusaha.

12. Pada pernyataan keduabelas, saya ingin berusaha tanpa bergantung kepada orang lain, sebanyak 21.9% responden menyatakan sangat setuju, 65.6% menyatakan setuju dan 12.5% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka ingin berusaha tanpa bergantung kepada orang lain.

(48)

setuju, 75% menyatakan setuju dan 12.5% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa mereka ingin produktif dengan menggunakan kemampuan pribadi.

4.3.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Lokasi

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Lokasi

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

(49)

2. Pada pernyataan kedua, lokasi PIK mudah ditemukan karena sudah dikenal oleh masyarakat medan, sebanyak 25% responden menyatakan sangat setuju, 56.2% menyatakan setuju dan 18.8% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa lokasi PIK mudah ditemukan karena sudah dikenal oleh masyarakat medan.

3. Pada pernyataan ketiga, retribusi dan biaya sewa di PIK murah, sebanyak 28.1% responden menyatakan sangat setuju, 56.2% menyatakan setuju dan 15.6% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa retribusi dan biaya sewa di PIK murah.

4. Pada penyataan keempat, lokasi PIK memilki keamanan & memiliki tanggapan masyarakat yang baik, sebanyak 25% responden menyatakan sangat setuju, 53.1% menyatakan setuju dan 21.9% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa lokasi PIK memiliki keamanan & memiliki tanggapan masyarakat yang baik.

5. Pada pernyataan kelima, reputasi PIK baik dimata masyarakat, sebanyak 21.9% responden menyatakan sangat setuju, 62.5% menyatakan setuju dan 15.6% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa reputasi PIK memiliki keamanan & memiliki tanggapan masyarakat yang baik.

(50)

menyatakan setuju dan 12.5% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa lokasi PIK dapat dijangkau oleh transportasi umum.

7. Pada pernyataan ketujuh, lokasi PIK berada dekat dengan pelanggan, sebanyak 31.2% responden menyatakan sangat setuju, 56.2% menyatakan setuju dan 12.5% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa lokasi PIK berada dekat dengan pelanggan.

8. Pada pernyataan kedelapan, lokasi PIK dilengkapi dengan akses publik, sebanyak 25% responden menyatakan sangat setuju, 62.5% menyatakan setuju dan 12.5% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa lokasi PIK dilengkapi dengan akses publik.

9. Pada pernyataan kesembilan, lokasi PIK memiliki iklim bisnis yang baik, sebanyak 25% responden menyatakan sangat setuju, 59.4% menyatakan setuju dan 15.6% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa lokasi PIK memiliki iklim bisnis yang baik.

(51)

11. Pada pernyataan kesebelas, lokasi PIK dekat dengan tempat pemeliharaan operasional, sebanyak 25% responden menyatakan sangat setuju, 65.6% menyatakan setuju dan 9.4% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa lokasi PIK dekat dengan tempat pemeliharaan operasional.

12. Pada pernyataan keduabelas, lokasi PIK dekat dengan para pesaing, sebanyak 28.1% responden menyatakan sangat setuju, 62.5% menyatakan setuju dan 9.4% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa lokasi PIK dekat dengan para pesaing. 13. Pada pernyataan ketigabelas, lokasi PIK dapat meningkatkan arus lalu

lintas perdagangan, sebanyak 9.4% responden menyatakan sangat setuju, 68.8% menyatakan setuju dan 21.9% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa lokasi PIK dapat meningkatkan arus lalu lintas perdagangan.

(52)

4.3.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keberhasilan Usaha

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keberhasilan Usaha

Sumber: Hasil Penelitian (2016)

1. Pada pernyataan pertama, jumlah penjualan meningkat setiap tahunnya, sebanyak 12.5% responden menyatakan sangat setuju, 65.6% menyatakan setuju, 12.5% menyatakan kurang setuju dan 9.4% menyatakan tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa jumlah penjualan meningkat setiap tahunnya.

2. Pada pernyataan kedua, jumlah produksi terus meningkat, sebanyak 18.8% responden menyatakan sangat setuju, 68.8% menyatakan setuju dan 12.5% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa jumlah produksi terus meningkat.

3. Pada pernyataan ketiga, jumlah produksi dapat memenuhi permintaan pasar, sebanyak 9.4% responden menyatakan sangat setuju, 78.1% menyatakan setuju dan 12.5% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa jumlah produksi dapat memenuhi permintaan pasar.

(53)

4. Pada pernyataan keempat, jumlah pelanggan terus bertambah, sebanyak 15.6% responden menyatakan sangat setuju, 71.9% menyatakan setuju dan 12.5% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa jumlah pelanggan terus bertambah.

5. Pada pernyataan kelima, pelanggan semakin puas dengan produk yang dihasilkan, sebanyak 25% responden menyatakan sangat setuju, 56.2% menyatakan setuju dan 18.8% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa pelanggan semakin puas dengan produk yang dihasilkan.

6. Pada pernyataan keenam, loyalitas pelanggan meningkat, sebanyak 28.1% responden menyatakan sangat setuju, 56.2% menyatakan setuju dan 15.6% menyatakan kurang setuju. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa loyalitas pelanggan meningkat.

4.4 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat apakah suatu model layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada regresi liner berganda. Uji Asumsi Klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

4.4.1 Uji Normalitas

(54)

maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed)diatas, nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dan Lufti, 2012:100)

Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histrogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua absorvasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal :

a. Pendekatan Histogram

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Gambar 4.1

Histogram Uji Normalitas

(55)

b. Pendekatan Grafik

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Gambar 4.2

Plot Uji Normalitas

(56)

c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov

Tabel. 4.9

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 32

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 2.32984642 Most Extreme Differences Absolute .140

Positive .124

Negative -.140

Kolmogorov-Smirnov Z .792

Asymp. Sig. (2-tailed) .558

a. Test distribution is Normal.

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Pada Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.558 dan diatas nilai signifiksn (0,05) atau 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel residual berdistribusi normal.

4.4.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknnya gejala multikolinearitas pada data dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance value dan Varians Inflation factor (VIF). Dengan kriteria sebagai berikut :

1. Apabila VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan Multikolinearitas. 2. Apabila VIF < dari 5 maka tidak terdapat Multikolinearitas.

3. Apabila tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinearitas.

(57)

Tabel 4.10

Uji Nilai Tolerance dan VIF

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 3.987 6.116 .652 .520

Efikasi Diri .330 .125 .373 2.642 .013 .871 1.147

Motivasi .409 .128 .431 3.184 .004 .946 1.057

Lokasi .186 .111 .231 1.678 .104 .918 1.090

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Pada Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai tolerance semua variabel bebas adalah lebih besar dari nilai ketetapan 0,1 dan nilai VIF semua variabel bebas adalah lebih kecil dari nilai ketetapan 5. Oleh karna itu, data dalam penelitian ini dikatakan tidak mengalami masalah multikolinearitas.

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual antara satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

(58)

a. Pendekatan Grafik

Gambar 4.3

(59)

b. Uji Glesjer

Glejser mengusulkan untuk meregresi nilai absolut residual terhadap

variabel independen. Jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 4.11

Hasil Uji Glejser heteroskedastisitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.272 4.085 1.535 .136

Efikasi Diri .005 .083 .011 .056 .955

Motivasi .010 .086 .021 .116 .908

Lokasi -.144 .074 -.358 -1.940 .063

a. Dependent Variable: Absut

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Pada Tabel 4.11 terlihat variabel independen (efikasi diri, motivasi dan lokasi) yang tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolute Ut (absUt). jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya

heteroskedastisitas.

4.5 Analisis Regresi Linear Berganda

Metode analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (efikasi diri, motivasi dan lokasi) terhadap variabel terikat (keberhasilan usaha). Data diolah secara statistik untuk keperluan analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu program SPSS.Adapun bentuk umum persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :

(60)

Dimana :

Y = Keberhasilan Usaha X1 = Efikasi Diri

X2 = Motivasi X3 = Lokasi α = Konstanta

b1, b2 = Koefisien regresi e = Standar eror

Berdasarkan pengujian menggunakan SPSS, maka hasil persamaan regresi linear berganda dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini :

Tabel 4.12

Hasil Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.987 6.116 .652 .520

Efikasi Diri .330 .125 .373 2.642 .013

Motivasi .409 .128 .431 3.184 .004

Lokasi .186 .111 .231 1.678 .104

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

(61)

0,186 dan nilai konstanta (a) adalah 3,987 maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = 3,987 + 0,330 X1 + 0,409 X2 ++ 0,186 X3 + e

Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Konstanta (a) = 3,987 ini menunjukkan bahwa jika variabel efikasi diri, motivasi dan lokasi dianggap konstan maka tingkat variabel keberhasilan usaha akan bernilai 3,987

2. Koefisien b1 (X1) = 0,330 menunjukkan bahwa jika efikasi diri meningkat satu satuan maka nilai keberhasilan usaha meningkat sebesar 0,330 satuan.

3. Koefisien b2 (X2) = 0,409 menunjukkan bahwa jika motivasi meningkat satu satuan maka nilai keberhasilan usaha akan meningkat sebesar 0,409 satuan.

4. Koefisien b3 (X3) = 0,186 menunjukkan bahwa jika lokasi meningkat satu satuan maka nilai keberhasilan usaha akan meningkat sebesar 0,186 satuan.

4.6 Pengujian Hipotesis

4.6.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

(62)

Tabel 4.13

Hasil Uji F Signifikansi Simultan (UJI-F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 177.726 3 59.242 9.858 .000a

Residual 168.274 28 6.010

Total 346.000 31

a. Predictors: (Constant), Lokasi , Motivasi, Efikasi Diri b. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Tabel 4.13 diatas mengungkapkan bahwa nilai F-hitung adalah 9,858 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan F-tabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) adalah 2,95 . Oleh karena itu pada kedua perhitungan yaitu F -hitung > F-tabel dan tingkat signifikansinya (0,000) < 0,05 menunjukan bahwa pengaruh variabel bebas (efikasi diri, motivasi dan lokasi) secara serempak adalah signifikan terhadap keberhasilan usaha.

4.6.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

(63)

Tabel 4.14

Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.987 6.116 .652 .520

Efikasi Diri .330 .125 .373 2.642 .013

Motivasi .409 .128 .431 3.184 .004

Lokasi .186 .111 .231 1.678 .104

a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

1. Variabel efikasi diri berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,013) lebih kecil dari 0,05 dan t-hitung (2,642) lebih besar dibandingkan t-tabel (2.04841).

2. Variabel motivasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,004) lebih kecil dari 0,05 dan t-hitung (3,184) lebih besar dibandingkan t-tabel (2.04841).

3. Variabel lokasi berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,104) lebih besar dari 0,05 dan t-hitung (1,678) lebih kecil dibandingkan t-tabel (2.04841).

4.6.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2)

(64)

Tabel 4.15

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .717a .514 .462 2.45148

a. Predictors: (Constant), Lokasi , Motivasi, Efikasi Diri

Sumber :Hasil pengolahan SPSS (2016)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa :

1. Nilai R sebesar 0.717 sama dengan 71,7 % berarti hubungan antara variabel efikasi diri, motivasi dan lokasi usaha terhadap variabel keberhasialan usaha sebesar 71,7 % artinya hubungannya erat.

2. Nilai Adjusted R Square 0,462 berarti 46,2% % keberhasilan usaha dapat di jelaskan oleh variabel efikasi diri, motivasi dan lokasi usaha. Sedangkan sisanya 53,8 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang diteliti dalam penelitian ini seperti lingkungan keluarga, Pengetahuan kewirausahaan, Kompetensi kewirausahaan dan sebagainya.

(65)

4.7 Pembahasan

4.7.1 Pengaruh Efikasi Diri Terhadap Keberhasilan Usaha

Berdasarkan hasil uji t-parsial, dapat disimpulkan bahwa variabel bebas Efikasi Diri (X1) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha (Y) sebagai variabel terikat. Hal ini diketahui dari jawaban responden dengan pernyataan mengenai Efikasi Diri yang mendapatkan respon setuju yang paling dominan adalah “saya merasa mampu bersaing dengan pedagang lain” hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pelaku usaha bahwa mereka merasa mampu bersaing dengan pedagang lain, hal ini dapat dilihat karena mereka menghasilkan produk lokal yang harganya jauh lebih murah tapi memiliki kualitas yang baik dan menawarkan harga yang relatif murah dibanding para pesaing di tempat lain.

Hal ini sesuai dengan teori Ghufron & Risnawita (2008) yang menyatakan bahwa efikasi diri adalah indikator positif dari core self evaluation untuk melakukan evaluasi diri yang berguna untuk memahami diri. Efikasi diri merupakan salah satu aspek pengetahuan tentang diri atau self knowledge yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia sehari-hari karena efikasi diri yang dimiliki ikut mempengaruhi individu dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan, termasuk didalamnya perkiraan terhadap tantangan yang akan dihadapi.

(66)

usaha mereka bisa dibilang jalan ditempat karena sepinya jumlah konsumen yang datang ke PIK.

Hal ini sesuai dengan teori Hidayat (2011:156) yang menyatakan bahwa efikasi diri tidak boleh dikacaukan dengan penilaian tentang konsekuensi yang akan dihasilkan dari sebuah perilaku, tetapi akan membantu menentukan hasil yang diharapkan. Kepercayaan diri pada individu akan membantu mencapai keberhasilan.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan Ie dan Visantria (2013) dan Daulay dan Ramadini (2013) yang menyatakan bahwa Efikasi Diri berpengaruh positif terhadap Keberhasilan Usaha.

4.7.2 Pengaruh Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha

(67)

sebaliknya, maka yang terjadi hubungan si pelaku usaha dengan keluarganya menjadi kurang harmonis.

Hal ini sesuai dengan teori Robbins dalam Purnama dan Suyanto (2010: 179) mengatakan bahwa motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan bebrapa kebutuhan individu.

Insentif juga merupakan motivasi para pelaku usaha dalam menjalankan bisnisnya, insentif yang didapat adalah laba dan menjadi kaya. Para pelaku usaha merasa dengan memiliki usaha sendiri akan memperoleh pendapatan yang lebih baik dan dengan memiliki usaha sendiri mereka dapat meningkatkan perekonomian keluarganya.

Pernyataan kedua yang mendapat respon setuju yang paling dominan adalah “saya ingin memenuhi kebutuhan permintaan pasar” hal ini menunjukkan bahwa para pelaku usaha yang ada di PIK ingin memenuhi permintaan pasar yang ada saat ini. Hal ini dikarenakan para pengusaha yang ada di PIK menghasilkan produk sesuai dengan apa yang dibutuhkan di pasar saat ini. Seperti usaha tenun batik yang belakangan ini mulai menyita perhatian para masyarakat yang sudah mulai terbiasa menggunakan batik, baik itu secara formal maupun informal.

Hal ini sesuai dengan teori Hariandja (2007:324) yang menyatakan bahwa kebutuhan manusia berdasarkan suatu hirarki kebutuhan dari kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan yang paling tinggi.

(68)

minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya. Kebutuhan akan Rasa Aman (Security Needs) meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Purnama dan Suyanto (2011),Ie dan Visantria (2013) dan Daulay dan Ramadini (2013) yang menyatakan bahwa Motivasi berpengaruh positif terhadap Keberhasilan Usaha.

4.7.3 Pengaruh Lokasi Terhadap Keberhasilan Usaha

Berdasarkan hasil uji t-parsial, dapat disimpulkan bahwa variabel bebas Pengaruh Lokasi (X3) secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha (Y) sebagai variabel terikat. Hal ini diketahui dari jawaban responden dengan pernyataan mengenai Lokasi yang mendapatkan respon setuju yang paling dominan adalah “ lokasi PIK dapat meningkatkan arus lalu lintas perdagangan” hal ini menunjukkan bahwa para pelaku usaha yang ada di PIK setuju bahwa lokasi PIK yang berada di jalan Panglima Denai Medan ini dapat meningkatkan arus lalu lintas perdagangan yang ada di daerah sekitarnya. Karena lokasi PIK tidak terlalu jauh dari lokasi penjualan bahan baku bagi para pelaku usaha,. Hal ini memudahkan para pelaku usaha lebih optimal dalam melakukan produksi karena lokasi usaha tidak jauh dengan lokasi pengambilan bahan baku.

(69)

perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Ketika sebuah usaha mengevalusi berbagai lokasi, perusahaan harus dapat mempertimbangkan setiap faktor yang dapat mempengaruhi daya tarik dari setiap lokasi. Dengan demikian dimensi strategis dapat mempengaruhi variabel keberhasilan usaha dalam hal pertumbuhan pendapatannya yaitu kepuasan pelanggan sehingga meningkatkan jumlah pelanggan.

(70)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan (Uji-F) diketahui bahwa variabel efikasi diri, motivasi dan lokasi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usahatekstil jalan Denai Medan.

2. Berdasarkan (Uji-t) masing-masing variabel efikasi diri, motivasi dan lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usahausahatekstil jalan Denai Medan. Variabel motivasi merupakan variabel yang dominan pada penelitian ini.

3. Berdasarkan perhitungan koefisien determinan (R) menunjukkan bahwa hubungan antar variabel efikasi diri, motivasi dan lokasi memiliki hubungan yang erat terhadap keberhasilan usahatekstil jalan Denai Medan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti memberi saran sebagai berikut :

(71)

memiliki motivasi untuk memajukan usahanya akan berdampak terhadap keberhasilan usaha yang dijalankan.

2. Pengusaha sebaiknya terus menerus menggali dan memperkaya potensi yang ada di dalam diri termasuk di dalamnya sikap dan sifat yang mendukung dalam keberhasilan usaha.

3. Variabel yang paling dominan dalam keberhasilan usaha di Pusat Industri Kecil Medan ini adalah variabel lokasi, dengan demikian penulis menyarankan agar pemilik usaha lebih banyak melakukan promosi agar lokasi Pusat Industri Kecil Medan lebih dikenal oleh masyarakat kota Medan sehingga penjualan akan semakin meningkat untuk kedepannya. 4. Mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh penulis, diharapkan untuk peneliti

(72)

.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Efikasi Diri

2.1.1 Pengertian Efikasi Diri

Efikasi diri merupakan salah satu faktor personal yang menjadi perantara atau mediator dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor lingkungan. Efikasi diri dapat menjadi penentu keberhasilan perfomansi dan pelaksanaan pekerjaan. Efikasi diri juga sangat mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional dalam membuat keputusan (Mujiadi, 2003:86). Bandura dalam Chowdhury (2009) menyatakan bahwa efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu pekerjaan dan mendapatkan prestasi tertentu. Lebih lanjut Bandura menyatakan bahwa efikasi diri akan menetukan cara seseorang untuk berfikir, bertindak dan memotivasi diri mereka menghadapi kesulitan dan permasalahan. Sukses atau gagalnya seseorang ketika melakukan tugas tertentu ditentukan oleh efikasi dirinya. Orang yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan bisa menghadapi kegagalan dan hambatan yang mereka hadapi, stabil emosinya, bersikap dan memiliki locus of control yang tinggi.

(73)

Judge dalam Ghufron & Risnawita (2008), menganggap bahwa efikasi diri adalah indikator positif dari core self evaluation untuk melakukan evaluasi diri yang berguna untuk memahami diri. Efikasi diri merupakan salah satu aspek pengetahuan tentang diri atau self knowledge yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia sehari-hari karena efikasi diri yang dimiliki ikut mempengaruhi individu dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan, termasuk didalamnya perkiraan terhadap tantangan yang akan dihadapi.

Efikasi diri dapat mendorong kinerja seseorang dalam berbagai bidang termasuk minat berwirausaha (Luthans, 2008:205). Oleh karena itu, dalam membuka suatu usaha diperlukan keyakinan diri (self efficacy) terhadap kemampuan agar usahanya dapat berhasil. Menurut Philips dan Gully dalam Sahertian (2010:159) menyatakan bahwa efikasi diri adalah keyakinan seseorang atas kapabilitas yang dimilikinya guna mengorganisir dan melaksanakan kegiatan yang mensyaratkan pencapian tingkat kinerja tertentu. Menurut Reveich dan Shatte dalam Wahyuni (2013:89) mendifiniskan efikasi diri sebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif.

Efikasi diri tidak boleh dikacaukan dengan penilaian tentang konsekuensi yang akan dihasilkan dari sebuah perilaku, tetapi akan membantu menentukan hasil yang diharapkan. Kepercayaan diri pada individu akan membantu mencapai keberhasilan (Hidayat, 2011:156).

(74)

yang digunakan individu dalam membentuk efikasi diri yaitu : 1. Pengalaman Keberhasilan (Mastery Experience)

Keberhasilan yang didapatkan akan meningkatkan efikasi diri yang dimilki seseorang sedangkan kegagalan akan menurunkan efikasi dirinya. Apabila keberhasilan yang didapatkan seseorang lebih banyak karena faktor-faktor di luar dirinya, biasanya tidak akan membawa pengaruh terhadap peningkatan efikasi diri. Akan tetapi, apabila keberhasilan itu didapat melalui hambatan yang besar dan merupakan hasil perjuangan sendiri maka hal itu akan membawa pengaruh terhadap peningkatan efikasi diri.

2. Pengalaman Vikarius atau meniru (Vicarious Experience)

Pengalaman keberhasilan orang lain yang memiliki kemiripan dengan individu dalam mengerjakan suatu tugas biasanya akan meningkatkan efikasi diri seseorang dalam mengerjakan tugas yang sama. Efikasi tersebut didapat melalui social models yang biasanya terjadi pada diri seseorang yang kurang pengetahuan tentang kemampuan dirinya sehingga melakukan modeling. Namun efikasi diri yang didapat tidak akan berpengaruh bila model yang diamati tidak memilki kemiripan atau berbeda dengan model.

3. Persuasi Sosial (Social Persuasion)

Persuasi sosial disebut juga umpan balik spesifik atas kinerja. Informasi tentang kemampuan yang disampaikan secara verbal oleh seseorang yang berpengaruh biasanya digunakan untuk menyakinkan seseorang bahwa ia cukup mampu melakukan suatu tugas.

(75)

Kecemasan dan stres yang terjadi dalam diri seseorang ketika melakukan tugas sering diartikan suatu kegagalan. Pada umumnya seseorang cenderung akan mengharapkan keberhasilan dalam kondisi yang tidak di warnai oleh ketegangan dan tidak merasakan adanya keluhan atau gangguan somantik lainnya. Efikasi diri biasanya ditandai oleh rendahnya tingkat stres dan kecemasan sebaliknya efikasi diri yang rendah ditandai oleh tingkat stres dan kecemasan yang tinggi pula. Dari keempat hal tersebut dapat menjadi sarana bagi tumbuh dan berkembangnya efikasi diri dan dapat diupayakan untuk meningkatkan dengan membuat manipulasi melalui empat hal tersebut.

Menurut Bandura (1997) Efikasi diri merupakan suatu penilaian atau persepsi subjektif induvidu terhadap kemampuan dirinya atas :

1. Tindakan

Tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai performa yang diinginkan, antara lain:

a) Berkeinginan untuk maju & mengelolah sumber daya

b) Tekun bekerja tidak mengenal lelah dan tidak putus asa dalam menghadapi tantangan.

c) Memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan.

2. Keyakinan Individu

(76)

a) Dapat mengatasi masalah-masalah dalam bisnis b) Dapat mengembangkan usaha

c) Yakin untuk mendapatkan laba yang tinggi d) Kemampuan bersaing

Menurut Oosterbeek (2008) menjelaskan bahwa ada empat cara untuk mencapai efikasi diri yakni:

1. Pengalaman sukses atau kegagalan yang terjadi berulang kali.

Pengalaman sukses akan memperkuat kepercayaan seseorang bahwa dirinya memang mempunyai kemampuan untuk mencapai prestasi yang baik, sebaliknya pengalaman gagal berulang kali dapat membuat seseorang meragukan kemampua dirinya sehingga menurunkan kepercayaan pada dirinya sendiri.

2. Melihat orang lain melakukan perilaku tersebut dan kemudian mencontoh atau belajar dari pengalaman tersebut.

Jadi ada suatu model yang menjadi panutan seseorang, model ini memiliki kemampuan yang mirip dengan dirinya. Melihat model bisa sukses dengan melakukan usaha tertentu, maka seseorang menjadi yakin ia juga bisa berhasil sama seperti model tersebut.

3. Persuasi verbal yakni memberikan semangat atau menjatuhkan performa seseorang agar seseorang berperilaku tertentu.

(77)

2.2 Motivasi

2.2.1 Pengertian Motivasi

Menurut Robbins dalam Purnama dan Suyanto (2010: 179) mengatakan bahwa motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan bebrapa kebutuhan individu.

(78)

Dari semua definisi yang ada dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu tindakan yang mendorong seseorang ingin berusaha untuk mencapai tujuan atau sasaran usaha yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu.

Menurut Wirasasmita dalam Ie dan Visantia (2013) terdapat beberapa alasan mengapa seseorang termotivasi menjadi wirausaha:

a. Alasan keuangan, yaitu mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk mencari pendapatan tambahan, sebagai jaminan stabilitas keuangan.

b. Alasan sosial, yaitu memperoleh gengsi/status, untuk dapat dikenal dan dihormati, agar dapat bertemu dengan orang banyak.

c. Alasan pelayanan, yaitu memberi pekerjaan kepada masyarakat, membantu anak yatim, membahagiakan orang tua, demi masa depan keluarga.

d. Alasan pemenuhan diri, yaitu menjadi atasan/mandiri, untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain, untuk menjadi produktif dan untuk menggunakan kemampuan pribadi.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha karena motivasi utama seseorang untuk menjadi seorang entrepreneur adalah be their own bosses (Hutagalung dkk, 2010).

(79)

Terdapat bermacam-macam teori mengenai motivasi menurut para ahli yang menjelaskan tentang motivasi. Menurut Hariandja (2007:324), teori ini dikelompokkan kedalam enam (6) katagori, yaitu :

1. Teori Maslow

Salah satu teori motivasi yang paling banyak diacu adalah teori "Hirarki Kebutuhan" yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Maslow memandang kebutuhan manusia berdasarkan suatu hirarki kebutuhan dari kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan yang paling tinggi. Kebutuhan pokok manusia yang diidentifikasi Maslow dalam urutan kadar pentingnya adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan Fisiologis (Basic Needs) merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan, minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.

b. Kebutuhan akan Rasa Aman (Securily Needs) meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.

c. Kebutuhan Afiliasi atau Akseptansi (Social Needs) a) Kebutuhan akan perasaan diterima di mana ia bekerja b) Kebutuhan akan perasaan dihormati

(80)

d. Kebutuhan penghargaan (Esteem Needs) Jenis kebutuhan ini menghasilkan kepuasan seperti kekuasaan, prestasi, status dan keyakinan akan diri sendiri. e. Kebutuhan Perwujudan Diri (Self-Actualization) Kebutuhan ini merupakan

kebutuhan paling tinggi, yakni kebutuhan untuk menjadi orang yang dicita-citakan dan dirasakan mampu mewujudkannya.

2. Teori Dua Faktor Herzberg

Herzberg mengklaim telah menemukan penjelasan dua faktor motivasi yaitu: a. Hygiene Factors , yang meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas supervisi,

kondisi kerja, jaminan kerja, hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan. (Eksternal)

b. Motivation Factors , yang dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup keberhasilan, pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan dan pertumbuhan dalam pekerjaan. (Internal).

3. Teori Kebutuhan ERG Alderfer

Teori ERG Alderfer (Existence, Relatedness, Growth) adalah teori motivasi yang dikemukakan oleh Clayton P. Alderfer. Teori Alderfer menemukan adanya 3 kebutuhan pokok manusia:

(81)

b. RelatednessNeeds (Kebutuhan Berhubungan) mencakup kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kebutuhan ini sesuai dengan kebutuhan afiliasi dari Maslow dan hygiene factors dari Herzberg.

c. Growth Needs (Kebutuhan Pertumbuhan) adalah kebutuhan yang mendorong seseorang untuk memiliki pengaruh yang kreatif dan produktif terhadap diri sendiri atau lingkungan. Realisasi dari kebutuhan penghargaan dan perwujudan diri dari Maslow dan motivasion factors dari Herzberg. 4. Teori Motivasi Ekspektansi

Teori motivasi ini diungkapkan oleh Vroom. Vroom mengemukakan bahwa orang-orang akan termotivasi untuk melakukan hal-hal tertentu guna mencapai tujuan apabila mereka yakin bahwa tindakan mereka akan mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.

5. Teori Motivasi Klasik

Teori motivasi ini diungkapkan oleh Frederick Taylor yang menyatakan bahwa pekerja hanya termotivasi semata-mata karena uang. Konsep ini menyatakan bahwa seseorang akan menurun semangat kerjanya bila upah yang diterima dirasa terlalu sedikit atau tidak sebanding dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Griffin

6. Teori X dan Y

Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor. Ia membedakan dua (2) tipe pekerja yaitu X dan Y.

Gambar

GRAFIK HISTOGRAM UJI NORMALITAS
Operasionalisasi VariabelTable 3.1
Instrumen Skala LikertTable 3.2
Tabel 3.3 Validasi Tiap Pertanyaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, variabel kreativitas dan variabel inovasi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha industri kreatif di Kecamatan

Salah seorang pelaku usaha kecil di Pusat Industri Kecil, yang spesialnya adalah membuat sepatu dengan model-model yang beranekaragam serta berbagai jenis dari

Peneliti meneliti faktor – faktor yang mendorong keberhasilan usaha Mobil Data Internet di Jl. Di dalam wawancara telah diajukan pertanyaan – pertanyaan mengenai

Berdasarkan Badan Pusat Statistik, industri kecil adalah suatu industri dapat dikatakan kecil jika jumlah pekerjanya berkisar antara 5-19 orang, dimana kegiatan ekonomi yang

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Efikasi Diri (X1) dan Kecerdasan Emosi (X2) terhadap Keberhasilan Usaha (Y1) pada rumah makan Nasi Kapau Hj..

Keberhasilan Usaha Pada Toko Grosir Eceran di Kawasan Padang Bulan Medan, Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Aspek sosial yang ada di masyarakat yang dapat menjadi ancaman bagi pengembangan sektor Usaha Kecil di Kota Medan adalah faktor pandangan skeptic terhadap produk buatan PIK

memutuskan untuk membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Kecil Warung Teh Susu Telur (TST) di Jalan Halat Medan ”.