• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Efikasi Diri, Motivasi, Dan Lokasi Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Pengusaha di Pusat Industri Kecil Jalan Medan Denai) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Efikasi Diri, Motivasi, Dan Lokasi Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Pengusaha di Pusat Industri Kecil Jalan Medan Denai) Medan"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Efikasi Diri

2.1.1 Pengertian Efikasi Diri

Efikasi diri merupakan salah satu faktor personal yang menjadi perantara atau mediator dalam interaksi antara faktor perilaku dan faktor lingkungan. Efikasi diri dapat menjadi penentu keberhasilan perfomansi dan pelaksanaan pekerjaan. Efikasi diri juga sangat mempengaruhi pola pikir, reaksi emosional dalam membuat keputusan (Mujiadi, 2003:86). Bandura dalam Chowdhury (2009) menyatakan bahwa efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu pekerjaan dan mendapatkan prestasi tertentu. Lebih lanjut Bandura menyatakan bahwa efikasi diri akan menetukan cara seseorang untuk berfikir, bertindak dan memotivasi diri mereka menghadapi kesulitan dan permasalahan. Sukses atau gagalnya seseorang ketika melakukan tugas tertentu ditentukan oleh efikasi dirinya. Orang yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan bisa menghadapi kegagalan dan hambatan yang mereka hadapi, stabil emosinya, bersikap dan memiliki locus of control yang tinggi.

(2)

Judge dalam Ghufron & Risnawita (2008), menganggap bahwa efikasi diri adalah indikator positif dari core self evaluation untuk melakukan evaluasi diri yang berguna untuk memahami diri. Efikasi diri merupakan salah satu aspek pengetahuan tentang diri atau self knowledge yang paling berpengaruh dalam kehidupan manusia sehari-hari karena efikasi diri yang dimiliki ikut mempengaruhi individu dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan, termasuk didalamnya perkiraan terhadap tantangan yang akan dihadapi.

Efikasi diri dapat mendorong kinerja seseorang dalam berbagai bidang termasuk minat berwirausaha (Luthans, 2008:205). Oleh karena itu, dalam membuka suatu usaha diperlukan keyakinan diri (self efficacy) terhadap kemampuan agar usahanya dapat berhasil. Menurut Philips dan Gully dalam Sahertian (2010:159) menyatakan bahwa efikasi diri adalah keyakinan seseorang atas kapabilitas yang dimilikinya guna mengorganisir dan melaksanakan kegiatan yang mensyaratkan pencapian tingkat kinerja tertentu. Menurut Reveich dan Shatte dalam Wahyuni (2013:89) mendifiniskan efikasi diri sebagai keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif.

Efikasi diri tidak boleh dikacaukan dengan penilaian tentang konsekuensi yang akan dihasilkan dari sebuah perilaku, tetapi akan membantu menentukan hasil yang diharapkan. Kepercayaan diri pada individu akan membantu mencapai keberhasilan (Hidayat, 2011:156).

(3)

yang digunakan individu dalam membentuk efikasi diri yaitu : 1. Pengalaman Keberhasilan (Mastery Experience)

Keberhasilan yang didapatkan akan meningkatkan efikasi diri yang dimilki seseorang sedangkan kegagalan akan menurunkan efikasi dirinya. Apabila keberhasilan yang didapatkan seseorang lebih banyak karena faktor-faktor di luar dirinya, biasanya tidak akan membawa pengaruh terhadap peningkatan efikasi diri. Akan tetapi, apabila keberhasilan itu didapat melalui hambatan yang besar dan merupakan hasil perjuangan sendiri maka hal itu akan membawa pengaruh terhadap peningkatan efikasi diri.

2. Pengalaman Vikarius atau meniru (Vicarious Experience)

Pengalaman keberhasilan orang lain yang memiliki kemiripan dengan individu dalam mengerjakan suatu tugas biasanya akan meningkatkan efikasi diri seseorang dalam mengerjakan tugas yang sama. Efikasi tersebut didapat melalui social models yang biasanya terjadi pada diri seseorang yang kurang pengetahuan tentang kemampuan dirinya sehingga melakukan modeling. Namun efikasi diri yang didapat tidak akan berpengaruh bila model yang diamati tidak memilki kemiripan atau berbeda dengan model.

3. Persuasi Sosial (Social Persuasion)

Persuasi sosial disebut juga umpan balik spesifik atas kinerja. Informasi tentang kemampuan yang disampaikan secara verbal oleh seseorang yang berpengaruh biasanya digunakan untuk menyakinkan seseorang bahwa ia cukup mampu melakukan suatu tugas.

(4)

Kecemasan dan stres yang terjadi dalam diri seseorang ketika melakukan tugas sering diartikan suatu kegagalan. Pada umumnya seseorang cenderung akan mengharapkan keberhasilan dalam kondisi yang tidak di warnai oleh ketegangan dan tidak merasakan adanya keluhan atau gangguan somantik lainnya. Efikasi diri biasanya ditandai oleh rendahnya tingkat stres dan kecemasan sebaliknya efikasi diri yang rendah ditandai oleh tingkat stres dan kecemasan yang tinggi pula. Dari keempat hal tersebut dapat menjadi sarana bagi tumbuh dan berkembangnya efikasi diri dan dapat diupayakan untuk meningkatkan dengan membuat manipulasi melalui empat hal tersebut.

Menurut Bandura (1997) Efikasi diri merupakan suatu penilaian atau persepsi subjektif induvidu terhadap kemampuan dirinya atas :

1. Tindakan

Tindakan yang dibutuhkan untuk mencapai performa yang diinginkan, antara lain:

a) Berkeinginan untuk maju & mengelolah sumber daya

b) Tekun bekerja tidak mengenal lelah dan tidak putus asa dalam menghadapi tantangan.

c) Memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan.

2. Keyakinan Individu

(5)

a) Dapat mengatasi masalah-masalah dalam bisnis b) Dapat mengembangkan usaha

c) Yakin untuk mendapatkan laba yang tinggi d) Kemampuan bersaing

Menurut Oosterbeek (2008) menjelaskan bahwa ada empat cara untuk mencapai efikasi diri yakni:

1. Pengalaman sukses atau kegagalan yang terjadi berulang kali.

Pengalaman sukses akan memperkuat kepercayaan seseorang bahwa dirinya memang mempunyai kemampuan untuk mencapai prestasi yang baik, sebaliknya pengalaman gagal berulang kali dapat membuat seseorang meragukan kemampua dirinya sehingga menurunkan kepercayaan pada dirinya sendiri.

2. Melihat orang lain melakukan perilaku tersebut dan kemudian mencontoh atau belajar dari pengalaman tersebut.

Jadi ada suatu model yang menjadi panutan seseorang, model ini memiliki kemampuan yang mirip dengan dirinya. Melihat model bisa sukses dengan melakukan usaha tertentu, maka seseorang menjadi yakin ia juga bisa berhasil sama seperti model tersebut.

3. Persuasi verbal yakni memberikan semangat atau menjatuhkan performa seseorang agar seseorang berperilaku tertentu.

(6)

2.2 Motivasi

2.2.1 Pengertian Motivasi

Menurut Robbins dalam Purnama dan Suyanto (2010: 179) mengatakan bahwa motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan bebrapa kebutuhan individu.

(7)

Dari semua definisi yang ada dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu tindakan yang mendorong seseorang ingin berusaha untuk mencapai tujuan atau sasaran usaha yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu.

Menurut Wirasasmita dalam Ie dan Visantia (2013) terdapat beberapa alasan mengapa seseorang termotivasi menjadi wirausaha:

a. Alasan keuangan, yaitu mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk mencari pendapatan tambahan, sebagai jaminan stabilitas keuangan.

b. Alasan sosial, yaitu memperoleh gengsi/status, untuk dapat dikenal dan dihormati, agar dapat bertemu dengan orang banyak.

c. Alasan pelayanan, yaitu memberi pekerjaan kepada masyarakat, membantu anak yatim, membahagiakan orang tua, demi masa depan keluarga.

d. Alasan pemenuhan diri, yaitu menjadi atasan/mandiri, untuk mencapai sesuatu yang diinginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain, untuk menjadi produktif dan untuk menggunakan kemampuan pribadi.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha karena motivasi utama seseorang untuk menjadi seorang entrepreneur adalah be their own bosses (Hutagalung dkk, 2010).

(8)

Terdapat bermacam-macam teori mengenai motivasi menurut para ahli yang menjelaskan tentang motivasi. Menurut Hariandja (2007:324), teori ini dikelompokkan kedalam enam (6) katagori, yaitu :

1. Teori Maslow

Salah satu teori motivasi yang paling banyak diacu adalah teori "Hirarki Kebutuhan" yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Maslow memandang kebutuhan manusia berdasarkan suatu hirarki kebutuhan dari kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan yang paling tinggi. Kebutuhan pokok manusia yang diidentifikasi Maslow dalam urutan kadar pentingnya adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan Fisiologis (Basic Needs) merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan, minum, perumahan, oksigen, tidur dan sebagainya.

b. Kebutuhan akan Rasa Aman (Securily Needs) meliputi keamanan akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.

c. Kebutuhan Afiliasi atau Akseptansi (Social Needs) a) Kebutuhan akan perasaan diterima di mana ia bekerja b) Kebutuhan akan perasaan dihormati

(9)

d. Kebutuhan penghargaan (Esteem Needs) Jenis kebutuhan ini menghasilkan kepuasan seperti kekuasaan, prestasi, status dan keyakinan akan diri sendiri. e. Kebutuhan Perwujudan Diri (Self-Actualization) Kebutuhan ini merupakan

kebutuhan paling tinggi, yakni kebutuhan untuk menjadi orang yang dicita-citakan dan dirasakan mampu mewujudkannya.

2. Teori Dua Faktor Herzberg

Herzberg mengklaim telah menemukan penjelasan dua faktor motivasi yaitu: a. Hygiene Factors , yang meliputi gaji, kehidupan pribadi, kualitas supervisi,

kondisi kerja, jaminan kerja, hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan administrasi perusahaan. (Eksternal)

b. Motivation Factors , yang dikaitkan dengan isi pekerjaan mencakup keberhasilan, pengakuan, pekerjaan yang menantang, peningkatan dan pertumbuhan dalam pekerjaan. (Internal).

3. Teori Kebutuhan ERG Alderfer

Teori ERG Alderfer (Existence, Relatedness, Growth) adalah teori motivasi yang dikemukakan oleh Clayton P. Alderfer. Teori Alderfer menemukan adanya 3 kebutuhan pokok manusia:

(10)

b. RelatednessNeeds (Kebutuhan Berhubungan) mencakup kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kebutuhan ini sesuai dengan kebutuhan afiliasi dari Maslow dan hygiene factors dari Herzberg.

c. Growth Needs (Kebutuhan Pertumbuhan) adalah kebutuhan yang mendorong seseorang untuk memiliki pengaruh yang kreatif dan produktif terhadap diri sendiri atau lingkungan. Realisasi dari kebutuhan penghargaan dan perwujudan diri dari Maslow dan motivasion factors dari Herzberg. 4. Teori Motivasi Ekspektansi

Teori motivasi ini diungkapkan oleh Vroom. Vroom mengemukakan bahwa orang-orang akan termotivasi untuk melakukan hal-hal tertentu guna mencapai tujuan apabila mereka yakin bahwa tindakan mereka akan mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.

5. Teori Motivasi Klasik

Teori motivasi ini diungkapkan oleh Frederick Taylor yang menyatakan bahwa pekerja hanya termotivasi semata-mata karena uang. Konsep ini menyatakan bahwa seseorang akan menurun semangat kerjanya bila upah yang diterima dirasa terlalu sedikit atau tidak sebanding dengan pekerjaan yang harus dilakukan. Griffin

6. Teori X dan Y

Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor. Ia membedakan dua (2) tipe pekerja yaitu X dan Y.

(11)

b. Teori Y, menyatakan bahwa orang-orang sesungguhnya energik, berorientasi kepada perkembangan, memotivasi diri sendiri, dan tertarik untuk menjadi produktif.

2.3 Lokasi Usaha

2.3.1 Pengertian Lokasi Usaha

Menurut Kasmir (2006:136), Lokasi merupakan tempat untuk menjalankan kegiatan perancanaan pengambilan keputusan, pengendalian, proses produksi, penjualan dan tempat memajangkan barang-barang dagangan. Menurut Kotler (2008:51) ”Salah satu kunci menuju sukses adalah lokasi, lokasi dimulai dengan memilih komunitas”. Keputusan ini sangat bergantung pada potensi pertumbuhan ekonomis dan stabilitas, persaingan, iklim politik, dan sebagainya. Menurut Foster (2008:51), lokasi toko sangat mempengaruhi tingkat profitabilitas dan keberhasilan usaha dalam jangka panjang.

Menurut Utami (2012:89), lokasi merupakan struktur fisik sebuah usaha yang merupakan komponen utama yang terlibat dalam membentuk kesan sebuah usaha yang dilakukan perusahaan dalam melakukan penempatan usahanya dan kegiatan dalam menyediakan saluran pelayanan yang dibutuhkan oleh konsumen.

(12)

Menurut Yunarto (2006:39), lokasi adalah salah satu kegiatan awal yang harus dilakukan sebelum perusahaan mulai beroperasi, penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam melayani konsumen. Keputuan lokasi menyangkut kemudahan akses yang cepat dan dapat menarik sejumlah besar konsumen. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik (misalnya, keputusan mengenai lokasi dimana sebuah hotel atau resotran didirikan).

Pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu keputusan bisnis yang harus dibuat secara hati-hati. Penelitian-penelitian terdahulu menemukan bahwa lokasi usaha berhubungan dengan penjualan bisnis tersebut (Indarti, 2004).

2.3.2 Faktor-Faktor Dalam Memilih Lokasi

Menurut Kristanto (2009:158), terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih lokasi, seperti:

1. Kedekatan dengan pasar

Wirausaha pada umumnya berpikir bahwa lokasi yang dekat dengan pelanggan adalah penting. Pelanggan dalam melakukan pembelian juga mempertimbangkan biaya transportasi yang diperlukan untuk melakukan pembelian. Disamping biaya transportasi, pelanggan juga akan memikirkan biaya keluhan, reparasi dan lain-lain.

2. Kedekatan dengan bahan baku mentah yang dibutuhkan

(13)

unit barang dan akan berimbas ke kemudahan pengusaha dalam mekaukan strategi bersaing dalam hal harga jual yang menjadi lebih murah.

3. Peraturan daerah dan iklim bisnis

Iklim bisnis dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti: ekonomi, sosial, politik, industri serta persaingan. Pengusaha harus mengetahui iklim bisnis pada lokasi yang ingin dipilih. Apakah ada peraturan pemerintah yang menguntungkan. Apakah ada keleluasaan yang diberikan pemerintah daerah. Apakah trend bisnis yang akan ditawarkan dapat diterima masyarakat.

4. Tingkat upah

Pengusaha perlu memperhatikan tingkat upah yang berlaku pada lokasi yang akan dipilih. Disamping tingkat upah, pengusaha harus memperhatikan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan pada lokasi yang bersangkutan.

5. Tren populasi dan mutu kehidupan

Dibutuhkan analisa populasi dan data demografis agar dapat mengetahui situasi lokasi, daerah yang akan dipilih secara rinci. Seperti ukuran dan kepadatan populasi, jumlah dan ukuran keluarga, tingkat pendapatan, pendidikan, agama, ras, trend pertumbuhan akan memberikan fakta guna penentuan lokasi.

6. Persaingan

Beberapa pengecer lebih suka masuk ke lokasi dengan persaingan yang cukup dan memilih dekat dengan pesaing, karena bisnis yang serupa akan meningkatkan arus lalu lintas perdagangan.

(14)

Salah satu keberhasilan bisnis adalah kesesuaian dengan ragam bisnis dan komunitas dimana bisnis tersebut berlokasi.

8. Transportasi

Transportasi yang mudah tentu akan menekan biaya yang memiliki konsekuensi menurunkan harga.

9. Jasa publik

Lokasi sebaiknya dilengkapi dengan jasa-jasa publik seperti: pembuangan sampah, saluran air bersih, listrik, telepon, dekat dengan rumah sakit dan sejenisnya.

10. Reputasi lokasi

Suatu daerah mungkin memiliki reputasi baik adakalanya suatu daerah memiliki reputasi kurang baik dalam beberapa hal, seperti: keamanan, tanggapan masyarakat, ras dan agama. Tempat dimana bisnis memiliki kecendrungan selalu gagal akan membuat reputasi daerah tersebut kurang baik dan memiliki pengaruh terhadap pemilihan lokasi.

2.3.3 Karakteristik Yang Mempengaruhi Lokasi

Menurut Levi (2007:213) dalam jurnalnya Tezza Anwar (2007:137), ada beberapa karakteristik dari lokasi yang bisa mempengaruhi penjualan dari suatu toko yaitu :

1. Alur lalu lintas yang melewati lokasi tersebut dan aksesibilitas menuju lokasi tersebut

(15)

3. Biaya yang terkait dengan pemilihan lokasi tersebut

Pemilihan tempat atau lokasi memerlukan pertimbangan cermat terhadap beberapa faktor berikut. (Tjiptono, 2014 : 159)

1. Akses, misalnya lokasi yang dilalui mudah dijangkau sarana transportasi umum.

2. Visibilitas, yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang normal.

3. Lalu lintas (traffic), menyangkut dua pertimbangan utama:

a. Banyaknya orang yang berlalu lalang bisa memberikan peluang besar terjadinya impulse buying, yaitu keputusan pembelian yang sering kali terjadi secara spontan, tanpa perencanaan, dan tanpa melalui usaha-usaha khusus.

b. Kepadatan dan kemacetan lalu-lintas bisa pula menjadi hambatan, misalnya terhadap pelayanan kepolisian, pemadam kebakaran dan ambulans.

4. Tempat pakir yang luas, nyaman, dan aman, baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat.

5. Ekspansi, yaitu tersedia tempat yang cukup luas untuk perluasan usaha di kemudian hari.

(16)

apakah di jalan atau daerah yang sama terdapat banyak wartel lainnya. Uniknya, dalam beberapa industri, justru ada kecenderungan perusahaan sejenis menempati lokasi berdekatan, contohnya bengkel, showroom mobil, pengecer sepatu dan pakaian, toko mebel dan lain-lain.

7. Peraturan pemerintah, misalnya ketentuan yang melarang bengkel kendaraan bermotor terlalu dekat berdekatan dengan pemukiman penduduk.

Sedangkan menurut Lamb & Daniel, (2002) faktor-faktor yang penting dalam pemilihan sebuah lokasi adalah:

a. Karakteristik sosial ekonomis sekitarnya b. Arus lalu lintas

c. Biaya tanah

d. Peraturan kawasan e. Transportasi publik f. Keberadaan pesaing g. Kemungkinan terlihat h. Tempat parkir

i. Lokasi masuk dan keluar j. Kemudahan akses

k. Keselamatan dan keamanan

Menurut (Yazid, 2001) kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi adalah:

(17)

b. Ketersediaan tenaga kerja

c. Kedekatan dengan sumber produksi d. Promosi

e. Basis ekonomi

f. Kesesuaian dengan sarana g. Situasi persaingan

h. Kemudahan lokasi toko

2.4 Keberhasilan Usaha

2.4.1 Defenisi Keberhasilan Usaha

Menurut Astamoen (2005:251), Keberhasilan usaha adalah suatu proses dari seseorang dalam mencapai tujuan atau prestasi dengan cara yang terbaik dan benar sehingga mencapai keberhasilan. Di dalam proses termasuk resiko yang harus dihadapi bahkan kegagalan yang harus dialami.

Menurut Nasution (2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.

(18)

menggabungkan nilai, sifat utama dan sikap dengan modal pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan praktik.

Keberhasilan suatu usaha ditunjukkan dengan adanya hubungan yang signifikan antara keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan yang dimiliki usaha tersebut, Dalimunthe dalam Tanjung (2012). Suatu usaha yang baik dapat terus tumbuh dan berkembang jika memiliki sensitivitas yang baik terhadap perubahan yang terjadi, adaktif, memiliki rasa kebersamaan dan rasa saling memiliki terhadap identitas usaha yang dijalankan, memiliki toleransi sehingga mampu terbuka pada setiap peluang yang ada dan pada umumnya sangat konservatif, De Geus dalam Situmorang (2011:83).

Menurut Tanjung (2012), ada beberapa langkah-langkah menuju keberhasilan usaha yaitu :

1. Adanya ide serta visi misi yang jelas pada bisnis

2.Membuat perencanaan usaha, pengorganisasian, dan cara menjalankannya. 3. Kemauan dan keberanian menghadapi resiko.

4. Mengembangkan hubungan yang baik kepada semua pihak yang terkait dengan kepentingan usaha.

2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha

Menurut Basrowi (2014, 19-26) ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam mencapai keberhasilan usaha yaitu :

a. Motivasi b. Usia

(19)

Sedangkan menurut Tambunan (2002:14) ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha baik dari faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah:

1. Kekuatan modal

2. Kualitas sumber daya manusia 3. Penguasaan teknologi

4. Sistem manajemen

5. Jaringan bisnis dengan pihak luar 6. Tingkat entrepreneurship

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan ekonomi 2. Sistem perekonomian

3. Sistem perburuhan dan kondisi perburuhan 4. Tingkat pendidikan masyarakat

5. Lingkungan global

(20)

Sumber: Tarigan dan Yenawan (2013)

Gambar 2.1

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha

2.4.3 Faktor Penyebab Keberhasilan Usaha

Keberhasilan hidup pada dasarnya merupakan dambaan setiap orang sehingga orang akan melakukan apa saja untuk mencapainya. Dalam banyak studi, para peneliti mengidentifikasi karakteristik seorang wirausaha yang berhasil sebagai berikut (Basrowi, 2013:21) :

a. Komitmen dan ketabahan hati secara total.

b. Bergerak maju untuk mencapai tujuan dan tumbuh. c. Peluang dan orientasi pada tujuan.

d. Mengambil inisiatif dan tanggung jawab pribadi. e. Konsisten terhadap pemecahan masalah.

f. Realisme dan mempuinyai sense of humor.

g. Mengambil risiko yang telah diperhitungkan dan mencari risiko. h. Memiliki obsesi untuk mendapatkan peluang

Pendidikan

Pola Pikir Passion

Pareto Perilaku

(21)

i. Memiliki kreatifitas dan fleksibilitas. j. Memiliki kemampuan leadership. k. Selalu terbuka untuk bekerja sama. l. Keinginan untuk belajar dari kegagalan. m. Memiliki motivasi yang besar untuk sukses.

n. Berkemauan dan bekemampuan melihat, megakui dan mengharagai potensi pihak orang lian.

o. Berorientasi pada masa depan.

Menurut Situmorang (2012:84) ada beberapa faktor yang menghambat suatu usaha masuk dalam kategori usaha yang luar biasa, yaitu :

1. Faktor Psikologis

Pemimpin tidak berani mengambil resiko dan cenderung merasa nyaman dengan kondisi yang ada (comfort zone).

2. Resitensi Karyawan

Sumberdaya manusia yang ada tidak merasa tertantang untuk mengembangkan diri, memberikan ide mereka, ataupun melakukan inovasi. Hal ini disebabkan oleh lingkungan perusahaan yang membiasakan hal tersebut. Begitu juga ditambah dengan masalah pengelolaan SDM yang kurang baik.

3. Tekanan dari Pihak Luar

(22)

2.4.4 Indikator Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha dapat diukur dari berbagai segi diantaranya laba usaha yang berhasil dicapai oleh para pengusaha dalam kurun waktu tertentu. Keberhasilan usaha diidentikkan dengan perkembangan perusahaan. Perkembangan perusahaan adalah proses dalam pertambahn akumulasi modal, jumlah karyawan, volume penjualan ,dan lain-lain. Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Noor (2007:397) adalah sebagai berikut: 1. Laba (profitability)

Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih antara pendapatan dengan biaya.

2. Produktivitas dan efisiensi

Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan sangat menentukan besar kecilnya produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan pada akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh.

3. Daya saing

Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dikatakan berhasil, bila dapat mengalahkan pesaingatau paling tidak masih bias bertahan menghadapi pesaing.

4. Kompetensi dan etika usaha

(23)

5. Terbangunnya citra baik

Citra baik perusahaan terbagi dua yaitu trust internal dan trust eksternal. Trust internal adalah amanah dari segenap orang yang ada dalam perusahaan sedangkan trust eksternal adalah timbulnya rasa amanah atau percaya dari segenap stakeholder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun masyarakat luas bahkan juga pesaing.

2.4.5 Upaya Mencapai Keberhasilan Usaha

Seorang produsen atau wirausahawan dalam menjalankan uahanya banyak mengalami peristiwa jatuh bangun. Terkadang wirausahawan harus menanggung risiko kerugian, tetapi pada suatu ketika memperoleh keuntungan. Sehingga dalam dunia usaha selalu ada risiko atau ketidakpastian usaha.

Untuk mencapai keberhasilan usaha, seorang wirausahawan setidaknya melakukan upaya sebagai berikut (Sunyoto, 2013:93) :

a. Mempunyai keyakinan usaha untuk berhasil. b. Menerima gagasan/ide baru.

c. Menaklukan diri sendiri. d. Menerima saran orang lain.

e. Mempunyai keinginan yang kuat untuk selalu belajar. f. Mempunyai motivasi kerja yang tinggi

Selain berpikir positif, seorang wirausahwan dalam menggali peluang pasar setidaknya mempunyai modal utama untuk meraih keberhasilan (Sunyoto,2013:93) yaitu :

(24)

2. Kepribadian yang kuat untuk sukses. 3. Kecakapan dalam mengelola untuk sukses. 4. Menerapkan manajemen usaha yang baik. 5. Berani memikul risiko dalam usaha

Tabel 2.1

Karakteristik wirausahawan yang berhasil dalam usaha

No. Karakteristik Ciri

1 Percaya Diri Mengandalkan tingkat percaya dirinya yang tinggi dalam mencapai sukses.

2 Pemecahan Masalah Cepat mengenali dan memecahkan masalah yang dapat menghalangi kemampuannya mencapai tujuans ukses.

3 Berprestasi Tinggi Bekerja keras dan bekerjasama dengan para ahli untuk memperoleh prestasi.

4 Pengambil Risiko Tidak takut mengambil risiko, tetapi akan

Menghindari risiko tinggi jika dimungkinkan.

5 Ikatan Emosi Tidak akan meperbolehkan hubungan emosional yang menggangu sukses usahanya.

6 Tingkat Energi Tinggi

Berdedikasi tinggi dan bersedia bekerja dengan jam kerja yang panjang untuk membangun usahanya.

7 Pengendalian Pribadi

Mengenali arti pentingnya pribadinya bagi kegiatan usahanya.

8 Pemikiran Kreatif Akan selalu mencari suatu cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu di dalam usaha.

9 Pengendalian Diri Mengendalikan semua yang mereka lakukan.

10 Pemilih obyektif Mengakui jika terjadi kesalahan.

(25)

2.5 Penelitian Terdahulu Usaha Pada Toko Grosir Eceran di Kawasan Padang

1.Secara parsial pengetahuan

kewirausahaan dan kemandirian pribadi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha Usaha Mobil Data Internet di Sepanjang Jl. Dr Mansyur Medan.

1. Secara parsial, variabel lokasi dan pengetahuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel keberhasilan usaha

2. Sedangkan variabel modal berpengaruh secara positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha 3. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah variabel lokasi. dan Lokasi Usaha Terhadap

Keberhasilan Usaha (Survei Pada Sentra UKM Industri Rajut

(26)

Lanjutan Tabel Nama Peneliti

dan Tahun Penelitian

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Teknik Analisis

Hasil Penelitian

Marom, Shaike, Robert N. Lussier

(2014)

A Business Success Versus Failure Prediction Model For Small Business in Israel

1. Faktor Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

2. Faktor

keuanganberpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

3. Faktor perencanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

4. faktor tenaga profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

5. faktor umur pemilik berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

Mei Ie dan Eni Visantia

(2013)

Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Terhadap

Keberhasilan Usaha Pada Pemilik Toko Pakaian di Pusat Grosir Metro Tanah Abang, Jakarta.

1. Efikasi Diri 2. Motivasi

1. Efikasi diri dan motivasi

secara bersama-sama

berpengaruh

terhadapkeberhasilan usaha pada pemilik toko pakaian di Pusat Grosir Metro TanahAbang, Jakarta.

Rina Wahyuni Daulay dan Frida

Ramadini (2013)

Efikasi diri dan Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha pada Usaha

Fotocopy dan Alat Tulis Kantor di Kecamatan Panyabungan,Kabu paten Mandailing Natal.

1. efikasi diri 2. motivasi

1. efikasi diri dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha fotokopi dan alat tulis di kecamatan panyabungan, kabupaten mandailing natal.

Jeffrey M. Pollack, Jeni L.

Burnette, and Crystal L. Hoyt

(2012)

Self-Efficacy in the Face of Threats to Entrepreneurial

1. Interaksi Implicit teori (Efikasi) x ancaman sukses signifikan.

(27)

Sumber: Data diolah

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel yang diteliti. Hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2010:60). Variabel yang akan diteliti antara lain keberhasilan usaha sebagai variable terikat, efikasi diri, motivasi dan lokasi sebagai variable bebas.

2.6.1 Pengaruh Efikasi diri terhadap Keberhasilan Usaha

Efikasi diri (kepercayaan diri) merupakan suatu panduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan, Wijandi dalam Suryana dan Bayu (2010:165). Keyakinan pada diri individu ini akan mengontrol pikiran, perasaan dan perilakunya. Proses berwirausaha gagal dan bangkitnya ini tentunya adalah suatu pengalaman yang dijalani individu yang membutuhkan keyakinan individu bahwa dirinya mampu menjalankan tugas dan menjadi wirausaha sukses Ie dan Visantia,(2013).

(28)

2.6.2 Pengaruh Motivasi Terhadap Keberhasilan Usaha

Motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha karena motivasi utama seseorang untuk menajdi seorang entrepreneur adalah be their own bosses,Hutagalung dkk dalam Daulay dan Ramadini (2013: 3). Motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal mungkin dalam mencapai tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu, Zimmerer dalam Purnama dan Suyanto (2010: 179). Motivasi berkaitan dengan sejauh mana komitmen seseorang terhadap pekerjaannya dalam rangka mencapai tujuan usaha. Jika dalam menjalankan suatu usaha atau pekerjaan dengan motivasi yang rendah seseorang tidak akan memiliki komitmen dalam menjalankan usaha atau pekerjaannya yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu usaha (Ie dan Visantia,2013).

2.6.3 Pengaruh Lokasi Terhadap Keberhasilan Usaha

Menurut Kristanto (2009:158), salah satu faktor yang sangat penting dalam keberhasilan suatu usaha adalah lokasi. Lokasi dapat sangat mempengaruhi biaya produksi dan kemampuan perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Ketika sebuah usaha mengevaluasi berbagai lokasi, perusahaan-perusahaan harus dapat mempertimbangkan setiap faktor yang dapat mempengaruhi daya tarik dari setiap lokasi.

(29)

(Motivasi), dan X3 (Lokasi) terhadap Y (Keberhasilan Usaha) yaitu sebagai berikut :

\

Sumber: Kristanto (2009:158), (Ie dan Visantia,2013), (Zimmerer, 2008) Gambar 2.2

Kerangka Konseptual

2.7 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pernyataan. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka konseptual yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. (Sugiyono, 2009:96).

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka hipotesis penelitian ini adalah:

H1 : Efikasi Diri Berpengaruh Signifikan Terhadap Keberhasilan Usaha

(Studi Kasus pada pengusaha di Pusat Industri Kecil Jalan Medan Denai).

Efikasi Diri (X1)

Motivasi (X2)

Lokasi Usaha (X3)

(30)

H2 : Motivasi Berpengaruh Signifikan Terhadap Keberhasilan Usaha (

Studi Kasus pada pengusaha di Pusat Industri Kecil Jalan Medan Denai).

H3 : Lokasi Berpengaruh Signifikan Terhadap Keberhasilan Usaha (Studi

Kasus pada pengusaha di Pusat Industri Kecil Jalan Medan Denai).

H4 : Efikasi Diri, Motivasi dan Lokasi Berpengaruh Signifikan Terhadap

Gambar

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha
Tabel 2.1   Karakteristik wirausahawan yang berhasil dalam usaha
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Semakin jauh garis densitas fluks magnetik dari magnet dan keli- ling cakram, semakin besar torsi yang dialami oleh

Pada umumnya lokasi endemis malaria adalah desa-desa terpencil, sarana transportasi dan komunikasi sulit, akses pelayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi

Pada kegiatan ini, dihadirkan sebagai pemateri yaitu Prof Dr Nunung Nuryartono (dosen IPB Univeristy yang juga Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen) juga pemateri dari The World

saat ini menjadi makanan pokok mereka. Kehadiran ubi jalar telah mempengaruhi pola bercocoktanam mereka dan bahkan mereka menemukan suatu pola bercocoktanam yang handal

9ىتويس دحمأب تلاباقلدا عم ىواسي اذىو نأشب ةبسانلدا ةقرفتلدا ةقرطلا لمعتسأ تمد ةقيرطلا نع ملكت ذيملاتلا ةردق و رشع نىاثلا لصفلا لىإ رشاعلا لصفلا نم لوصفلا تُب

Sudut pitch adalah salah satu factor penting dalam desain Turbin Angin Darius Tipe H sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Hiren dan Napitulu [3-4], namun sudut pitch yang

Berikut tabel data banyak pasien yang berobat di sebuah Puskesmas dalam empat hari. Hari Banyak

Hasil penelitian ini yaitu pertanggungjawaban supporter sepak bola yang melakukan penganaiyaan kepada petugas polri pada saat pertandingan sepak bola dapat dipidana dengan pasal