• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pola Pengembangan Usaha Kecil Menengah pada Pusat Industri Kecil (PIK) Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pola Pengembangan Usaha Kecil Menengah pada Pusat Industri Kecil (PIK) Medan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

102

Lampiran I

KUESIONER PENELITIAN

STRATEGI POLA PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH PADA PUSAT INDUSTRI KECIL (PIK) MEDAN

I. PENGANTAR

Pemukiman Industri Kecil (PIK), yang keberadaannya ditujukan untuk pengembangan industri kecil Medan dengan pola kawasan (pemusatan) telah ada sejak tahun 1990. Hingga tahun 2006, keberadaan PIK Medan mengalami pasang surut dalam pembinaannya. Sejalan dengan kondisi itu, kami berkeinginan untuk melakukan penelitian yang ditujukan pada pengembangan strategi yang dapat diterapkan dalam meningkatkan peran serta PIK Medan dalam menunjang pengembangan usaha kecil Medan.

Kami berharap Bapak/Ibu dapat membantu memberikan informasi yang objektif seputar PIK dengan tujuan semata – mata untuk penelitian studi kami.

Demikian kami sampaikan, atas bantuan dari Bapak/Ibu diucapkan terima kasih.

II. Identitas Responden

1. Nama Responden :

……….

2. Alamat Responden :

……….

3. Nama Usaha :

……….

4. Alamat Usaha :

………. ……….

5. Bidang Usaha :

(2)

1. ………… ………...

6. Yang Diproduksi : 2.

………...

3. ………... 4. ………...

7. Tahun Berdiri Usaha :

……….

8. Di PIK Sejak Tahun :

……….

9. Jabatan Responden :

Karyawan

Pemilik

……….

10. Jenis Kelamin : Laki

– Laki

Perempuan

11. Pendidikan Terakhir :

……….

12. Pengusaha :

……….

III. Bidang Usaha

1. ………...

1. Kapasitas Produksi : 2.

………...

(3)

104

3. Asal Bahan Baku : 2. ………... 3. ………... 4. Jumlah Karyawan : ………orang

5. Omzet : ………../hari/bulan/tahun 6. Produksi : ………..…/hari/bulan/tahun

IV. Pemukiman Industri Kecil (PIK) Medan

1. Menurut Bapak/Ibu, peluang apa saja yang dapat dilakukan untuk mengembangkan PIK? (faktor-faktor eksternal dari PIK).

 Tersedianya sarana dan prasarana penunjang yang dibutuhkan oleh dunia usaha kecil, khususnya sarana penghubung dan telekomunikasi dimiliki secara memadai

 Pasar lokal, regional dan nasional yang masih luas dan besar serta potensi daya serap masyarakat akan produk sepatu dan Konveksi yang masih besar.

 Pemerintah Kota Medan melakukan kerjasama regional dengan kota – kota besar di negara luar atau dikenal dengan “Kota Kembar” seperti IMT-GT, Twins City, dll, yang dapat mendukung luasnya potensi pasar.

 Pengusaha kecil yang bernaung di bawah PIK merupakan usaha kecil yang diprioritaskan oleh Pemerintah Kota Medan untuk menerima berbagai pembinaan dan bantuan dari berbagai institusi/lembaga.

 Besarnya potensi dana bantuan pembinaan yang berasal dari instansi pemerintah/BUMN, dll yang dapat disalurkan menjadi modal tambahan

 Potensi jumlah tenaga kerja yang banyak dan upah tenaga kerja yang relatif masih kecil

 Dan lain – lain

(4)

 Aspek politik yang berpotensi muncul sebagai suatu ancaman ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat yang menyebabkan terjadinya kerawanan sosial.

 Aspek ekonomi yang muncul sebagai ancaman sesungguhnya merupakan mekanisme pasar yang datang secara alamiah, dengan adanya persaingan dalam menjual produk industri yang dimiliki oleh Kota Medan dengan wilayah –wilayah yang ada disekitarnya, seperti Binjai, Deli Serdang dan Langkat. Jika diamati dan disimak secara mendalam, Pertumbuhan Pusat perbelanjaan, pasar tradisional dan kawasan Square ini dapat dianggap sebagai suatu ajang persaingan secara sehat dalam mempromosikan dan menjual produk andalan yang dimiliki oleh masing-masing wilayah dalam menjaring konsumen lokal maupun regional.

 Aspek sosial yang ada di masyarakat yang dapat menjadi ancaman bagi pengembangan sektor Usaha Kecil di Kota Medan adalah faktor pandangan skeptic terhadap produk buatan PIK yang hidup di tengah masyarakat, dimana produk hasil buatan PIK yang selalu dicap tidak “modies” tidak tahan lama/tidak kuat, dan memandang rendah hasil karya yang dikeluarkan oleh PIK dengan lebel “AS (Ajo Sukaramai)”. Aspek teknologi yang dapat berkembang sebagai ancaman adalah kesiapan sumber daya manusianya (brain-ware) untuk mengoperasikan suatu tuntutan manajemen, teknologi dan pelayanan (services) usaha kecil secara luas. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang fungsi PIK serta kesetiaan masyarakat akan produk lokal yang tidak kuat dan berubah – ubah.

 Kebijakan Pemerintah untuk menaikkan faktor biaya produksi, seperti minyak, listrik dan air.

(5)

106

yang memiliki dampak langsung terhadap perkembangan PIK (Investor Besar, perbankan, PIK, swasta, dll.)

 Masuknya produk – produk yang sama dari Negeri China serta masuknya produk bekas yang sama (sepatu, pakaian) dengan harga murah.

 Dan lain – lain

3. Menurut Bapak/Ibu, apa saja kekuatan dalam mengembangkan PIK? (faktor – faktor internal dari PIK).

 Tenaga kerja yang ada merupakan tenaga kerja yang terampil dan memiliki pengalaman membuat produk yang baik dan bermacam – macam

 Jumlah karyawan yang kecil/sedikit, sehingga ongkos produksi masih dapat bersaing dengan harga produk lainnya

 Tidak adanya “uang kutipan” maupun pajak illegal, sehingga aman dan tidak adanya gangguan dalam memproduksi

 Usaha kecil di PIK telah memiliki jaringan pemasaran yang luas, sampai ke daerah – daerah diluar Kota Medan

 Dapat membeli bahan baku yang berkualitas dengan bersaing langsung kepada pabrik pembuatannya di Jakarta dan Bandung.

 Dan lain – lain

4. Menurut Bapak/Ibu, apa saja kelemahan dalam mengembangkan PIK? (faktor – faktor internal dari PIK).

 Usaha kecil PIK yang tidak memiliki data dan bekerja berdasarkan data yang akurat perencanaan dan pengembangan usaha kecil, terutama berkaitan dengan pasar dan kekuatan pesaing.

 PIK maupun usaha kecil tidak memiliki perencanaan usaha yang baik, serta memiliki keterbatasan modal usaha dan teknologi produksi yang masih menggunakan teknologi lama.

(6)

lokasi terkesan menakutkan untuk konsumen berbelanja atau melihat produk – produk yang dihasilkan.

 Tidak berfungsinya koperasi sebagaimana yang diharapkan dan sikap sebahagian usaha kecil PIK yang apatis terhadap komitmen pemerintah, sikap Pengurus koperasi yang pilih kasih dalam menyalurkan bantuan dengan adanya usaha kecil “anak emas”.

 Tingkat SDM pekerja dan pemilik usaha kecil yang tidak memiliki kreativitas menciptakan desain sendiri yang menarik dan mampu memenuhi selera pasar.

 Bangunan Ruko yang ada di PIK sebahagian besar tidak berfungsi seperti yang diharapkan menjadi kawasan usaha kecil.

 Produksi tidak memiliki standarisasi mutu dan segmentasi produk di pasar yang tidak ada

 Dan lain – lain

5. Menurut Bapak/Ibu, saran – saran untuk perbaikan dalam mengembangkan PIK? (khususnya Deperindag Kota Medan).

a. Untuk Pemerintah (khususnya Deperindag Kota Medan).

1. ………

2. ………

3. ………

b. Kepada Masyarakat/ Swasta/dll

1. ………

2. ………

3. ………

6. Menurut Bapak/Ibu, kesulitan/hambatan yang dialami oleh usaha – usaha di lingkungan PIK.

(7)

108

7. Berapa biaya yang dikeluarkan untuk penyediaan tempat usaha a. Jika menyewa, berapa biaya sewa tempat (per tahun) Rp…. b. Jika membeli, berapa harga bangunan Rp………..

8. Apakah Bapak/Ibu mengetahui Visi, Misi dari Kota Medan? (Ya/Tidak) Jika Ya, bisa Bapak/Ibu menjelaskan

9. Fasilitas/sarana prasarana yang pernah diberikan oleh PIK Medan kepada Bapak/Ibu dalam rangka pengembangan usahanya?

a. Bidang Fasilitas Produksi b. Bidang Pelatihan

c. Bidang Pemasaran

10. Dari pengamatan yang kami peroleh, ada beberapa ruko yang kosong, apakah Bapak/Ibu mengetahui siapa pemiliknya?

1. Nama Pemilik………, ruko No…… 2. Nama Pemilik………, ruko No…… 3. Nama Pemilik………, ruko No……

11. Sepengetahuan Bapak, alasan kenapa mereka tidak memfungsikan kawasan PIK tersebut sebagaimana mestinya? (asalannya)

1. ………

2. ………

3. ………

4. ………

INTERVIEW QUIDE PENELITIAN

STRATEGI POLA PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH PADA PUSAT INDUSTRI KECIL (PIK) MEDAN

Nama : ………

Jabatan : ………

Alamat : ………

1. Menurut Bapak/ Ibu, Peluang apa saja yang dapat dilakukan untuk mengembangkan PIK? (faktor – faktor eksternal dari PIK).

A. ………

…..

B. ………

…..

(8)

A. ……… …..

B. ………

…..

3. Menurut Bapak/ Ibu, apa saja kekuatan dalam mengembangkan PIK? (faktor – faktor internal dari PIK).

A. ………

…..

B. ………

…..

4. Menurut Bapak/ Ibu, apa saja kelemahan dalam mengembangkan PIK? (faktor – faktor internal dari PIK).

A. ………

…..

B. ………

…..

C. ………

…..

5. Menurut Bapak/Ibu, saran – saran untuk perbaikan dalam mengembangkan PIK? Sarana, SDM, Fasilitas, Kebijakan, dll)

A. ………

…..

B. ………

…..

6. Data anggota pengusaha yang mendiami lokasi PIK 7. Visi, Misi atau Kebijakan Deperindagsu terhadap PIK 8. Data perkembangan eksport Sumut ke Luar Negeri

(9)

Lampiran 2. Tabel EFAS

Faktor – Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Bobot X Rating PELUANG :

Aspek teknologi yang telah dimiliki oleh Kota Medan sesungguhnya cukup memadai dengan tersedianya sarana dan prasarana penunjang yang dibutuhkan oleh dunia usaha kecil. Sarana berhubungan dan telekomunikasi dimiliki secara memadai.

0.05 1 0.05

Pasar lokal, regional dan nasional yang masih luas dan besar serta potensi daya serap masyarakat akan produk sepatu dan Konveksi yang masih besar. Letak geografis yang merupakan Ibu Kota Provinsi menciptakan gaya hidup masyarakat yang mudah untuk bergaul secara majemuk.

0.05. 4 0,20

Pemerintah Kota Medan melakukan kerjasama dengan kota-kota besar di negara luar atau yang dikenal dengan “kota kembar” seperti IMT-GT, Twins City, dll, yang dapat mendukung luasnya potensi pasar.

0,05 3 0,15

Pengusaha kecil yang bernaung di bawah PIK merupakan oleh Pemerintah Kota Medan untuk menerima berbagai pembinaan dan bantuan dari berbagai institusi/lembaga.

0,10 3 0,30

Besarnya potensi dana bantuan pembinaan yang berasal dari instansi pemerintah/BUMN, dll yang dapat disalurkan menjadi modal tambahan

0,10 3 0,30

Potensi jumlah tenaga kerja yang banyak dan

upah tenaga kerja yang relatif masih kecil 0,10 2 0,20

Total Nilai Peluang 1 1,20

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2006

ANCAMAN:

Aspek politik yang berpotensi muncul sebagai suatu ancaman ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat yang menyebabkan terjadinya kerawanan sosial.

(10)

Aspek ekonomi yang muncul sebagai ancaman sesungguhnya merupakan mekanisme pasar yang datang secara alamiah, dengan adanya persaingan dalam menjual produk industri yang dimiliki oleh Kota Medan dengan wilayah –wilayah yang ada disekitarnya, seperti Binjai, Deli Serdang dan Langkat. Jika diamati dan disimak secara mendalam, Pertumbuhan Pusat perbelanjaan, pasar tradisional dan kawasan Square ini dapat dianggap sebagai suatu ajang persaingan secara sehat dalam mempromosikan dan menjual produk andalan yang dimiliki oleh masing-masing wilayah dalam menjaring konsumen lokal maupun regional.

0.05. 3 0,15

Aspek sosial yang ada di masyarakat yang dapat menjadi ancaman bagi pengembangan sektor Usaha Kecil di Kota Medan adalah faktor pandangan skeptic terhadap produk buatan PIK yang hidup di tengah masyarakat, dimana produk hasil buatan PIK yang selalu dicap tidak “modies” tidak tahan lama/tidak kuat, dan memandang rendah hasil karya yang dikeluarkan oleh PIK dengan lebel “AS (Ajo Sukaramai)”. Aspek teknologi yang dapat berkembang sebagai ancaman adalah kesiapan sumber daya manusianya (brain-ware) untuk mengoperasikan suatu tuntutan manajemen, teknologi dan pelayanan (services) usaha kecil secara luas. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang fungsi PIK serta kesetiaan masyarakat akan produk lokal yang tidak kuat dan berubah – ubah.

0,15 1 0,15

Kebijakan Pemerintah untuk menaikkan faktor

biaya produksi, seperti minyak, listrik dan air. 0,10 3 0,30 Pemerintah Kota Medan (Khususnya Dinas

Perindustrian dan Perdagangan) yang tidak memiliki strategi yang jelas, komitmen yang kuat, serta koordinasi yang berkesinambungan antara stake holder yang memiliki dampak langsung terhadap perkembangan PIK (Investor Besar, perbankan, PIK, swasta, dll.)

0,10 4 0,40

Masuknya produk – produk yang sama dari Negeri China serta masuknya produk bekas yang sama (sepatu, pakaian) dengan harga murah.

(11)

110

Total Nilai Peluang 1 1,20

Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2006

Lampiran 3. Tabel IFAS

Faktor – Faktor Strategis Internal Bobot Rating Bobot X Rating KEKUATAN :

Tenaga kerja yang ada merupakan tenaga kerja yang terampil dan memiliki pengalaman membuat produk yang baik dan bermacam – macam

0.10 4 0.40

Jumlah karyawan yang kecil/sedikit, sehingga ongkos produksi masih dapat bersaing dengan harga produk lainnya

0.05 1 0,05

Tidak adanya “uang kutipan” maupun pajak illegal, sehingga aman dan tidak adanya gangguan dalam memproduksi

0.05 2 0,10

Usaha kecil di PIK telah memiliki jaringan pemasaran yang luas, sampai ke daerah – daerah diluar Kota Medan

0,10 3 0,30

Dapat membeli bahan baku yang berkualitas dengan bersaing langsung kepada pabrik pembuatannya di Jakarta dan Bandung

0.05 2 0,30

Total Nilai Kekuatan 0,95

KELEMAHAN :

Usaha kecil PIK yang tidak memiliki data dan bekerja berdasarkan data yang akurat perencanaan dan pengembangan usaha kecil, terutama berkaitan dengan pasar dan kekuatan pesaing.

0,10 3 0,30

PIK maupun usaha kecil tidak memiliki perencanaan usaha yang baik, serta memiliki keterbatasan modal usaha dan teknologi produksi yang masih menggunakan teknologi lama.

0,10 4 0,40

Lokasi yang tidak strategis bagi pasar dan konsumen dan tidak didukung oleh promosi lokasi yang baik dan berkesinambungan. lokasi terkesan menakutkan untuk konsumen berbelanja atau melihat produk – produk yang dihasilkan.

0,10 4 0,40

Tidak berfungsinya koperasi sebagaimana yang diharapkan dan sikap sebahagian usaha kecil PIK yang apatis terhadap komitmen

(12)

pemerintah, sikap Pengurus koperasi yang pilih kasih dalam menyalurkan bantuan dengan adanya usaha kecil “anak emas”.

Tingkat SDM pekerja dan pemilik usaha kecil yang tidak memiliki kreativitas menciptakan desain sendiri yang menarik dan mampu memenuhi selera pasar.

0.05 4 0,20

Bangunan Ruko yang ada di PIK sebahagian besar tidak berfungsi seperti yang diharapkan menjadi kawasan usaha kecil.

0,10 3 0,30

Produksi tidak memiliki standarisasi mutu dan

segmentasi produk di pasar yang tidak ada 0,10 2 0,20

Total Nilai Peluang 1 2.00

(13)

Lampiran 4

Matriks SWOT Pengembangan Usaha Kecil PIK Medan

KEKUATAN (STRENGHT) KELEMAHAN (WEAKNESS)

Tenaga kerja yang ada merupakan tenaga kerja yang terampil dan memiliki pengalaman membuat produk yang baik dan bermacam - macam

Usaha kecil PIK yang tidak memiliki data dan bekerja berdasarkan data yang akurat bagi perencanaan dan pengembangan usaha kecil, terutama berkaitan dengan pasar dan kekuatan pesaing.

Jumlah karyawan yang kecil/sedikit, sehingga ongkos produksi masih dapat bersaing dengan harga produk lainnya

PIK maupun usaha kecil tidak memiliki perencanaan usaha yang baik, serta memiliki keterbatasan modal usaha dan teknologi produksi yang masih menggunakan teknologi lama.

Tidak adanya “uang kutipan” maupun pajak illegal, sehingga aman dan tidak adanya gangguan dalam memproduksi

Lokasi yang tidak strategis bagi pasar dan konsumen dan tidak didukung oleh promosi lokasi yang baik dan berkesinambungan. lokasi terkesan menakutkan untuk konsumen berbelanja atau melihat produk – produk yang dihasilkan.

Usaha kecil di PIK telah memiliki jaringan pemasaran yang luas, sampai ke daerah – daerah diluar Kota Medan

Tidak berfungsinya koperasi sebagaimana yang diharapkan dan sikap sebahagian usaha kecil PIK yang apatis terhadap komitmen pemerintah, sikap Pengurus koperasi yang pilih kasih dalam menyalurkan bantuan dengan adanya usaha kecil “anak emas”. Dapat membeli bahan baku yang berkualitas dengan

harga bersaing langsung kepada pabrik pembuatannya di Jakarta dan Bandung

Tingkat SDM pekerja dan pemilik usaha kecil yang tidak memiliki kreativitas menciptakan desain sendiri yang menarik dan mampu memenuhi selera pasar.

Bangunan Ruko yang ada di PIK sebahagian besar tidak berfungsi seperti yang diharapkan menjadi kawasan usaha kecil.

Produksi tidak memiliki standarisasi mutu dan segmentasi produk di pasar yang tidak ada

PELUANG (OPPORTUNITY) STRATEGI S-O STRATEGI W-O

Aspek teknologi yang telah dimiliki oleh Kota Medan sesungguhnya cukup memadai dengan tersedianya sarana dan prasarana penunjang yang dibutuhkan oleh dunia usaha kecil. Sarana perhubungan dan telekomunikasi dimiliki secara memadai.

Menggunakan teknologi dan memacu tenaga kerja untuk menggunakan teknologi

PIK mempunyai data base dan sistem manajemen yang baik untuk mengelola usaha kecil dengan professional.

Membangun jaringan dan pasar bersama usaha kecil sehingga keterbatasan modal dan keahlian dapat teratasi.

Pasar lokal, regional dan nasional yang masih luas Melakukan ekspansi dan membuka jaringan Mengembalikan fungsi organisasi atau kelompok pendukung

IFAS

(14)

dan besar serta potensi daya serap masyarakat akan produk sepatu dan Konveksi yang masih besar. Letak geografis yang merupakan Ibu Kota Provinsi menciptakan gaya hidup masyarakat yang mudah untuk bergaul secara majemuk.

pemasaran baik lokal, regional maupun nasional pengembangan usaha kecil seperti koperasi, kredit union, arisan dll.

Pemerintah Kota Medan melakukan kerjasama dengan kota-kota besar di negara luar atau yang dikenal dengan “kota kembar” seperti IMT-GT, Twins City, dll, yang dapat mendukung luasnya potensi pasar.

Menggunakan fasilitas, sarana dan prasarana yang diberikan pemerintah untuk pengembangan usaha dalam jangka panjang.

Melihat peluang pasar yang terbuka sebaiknya usaha kecil mampu membuat inovasi produk dan selalu kreatif dalam mengeluarkan produk

Pengusaha kecil yang bernaung di bawah PIK merupakan oleh Pemerintah Kota Medan untuk menerima berbagai pembinaan dan bantuan dari berbagai institusi/lembaga.

Membuat standarisasi mutu produksi

Menarik kembali usaha – usaha kecil, home industri untuk berkumpul dan mengembangkan pusat industri kerajinan melalui program – program yang saling menguntungkan

(15)

115

ANCAMAN (TREATH) STRATEGI S-T STRATEGI W-T

Aspek politik yang berpotensi muncul sebagai suatu ancaman ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat yang menyebabkan terjadinya kerawanan sosial.

Mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam pembinaan suasana kondusif untuk berusaha (aman, jauh dari kericuhan sosial, dll) bersama aparat dan masyarakat

Melakukan penanganan yang komprehensif dan menata ulang kembali kehidupan usaha kecil dengan memperhatikan kebutuhan konsumen dan ancaman yang datang dari produk yang datang dari luar daerah. Hal ini dapat dilakukan bila seluruh stake holder mampu menjalankan komitmen dan koordinasi

Aspek ekonomi yang muncul sebagai ancaman sesungguhnya merupakan mekanisme pasar yang datang secara alamiah, dengan adanya persaingan dalam menjual produk industri yang dimiliki oleh Kota Medan dengan wilayah –wilayah yang ada disekitarnya, seperti Binjai, Deli Serdang dan Langkat. Jika diamati dan disimak secara mendalam, Pertumbuhan Pusat perbelanjaan, pasar tradisional dan kawasan Square ini dapat dianggap sebagai suatu ajang persaingan secara sehat dalam mempromosikan dan menjual produk andalan yang dimiliki oleh masing-masing wilayah dalam menjaring konsumen lokal maupun regional.

Meningkatkan mutu/kualitas produksi untuk bersaing dalam pasar lokal dan mendeteksi keadaan serta memahami mekanisme yang berlaku

Membangun brand image yang positif dalam membuat standarisasi mutu

Membuat brand image yang positif bagi produksi usaha kecil dan terus mensosialisasikan keunggulan usaha kecil.

Memindahkan lokasi usaha kecil ke tempat yang lebih strategis

Sikap skeptic masyarakat terhadap produksi harus segera dihilangkan dengan menghasilkan produk yang bermutu, penuh inovasi, kreatif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna produk.

(16)

Aspek sosial yang ada di masyarakat yang dapat menjadi ancaman bagi pengembangan sektor Usaha Kecil di Kota Medan adalah faktor pandangan skeptic terhadap produk buatan PIK yang hidup di tengah masyarakat, dimana produk hasil buatan PIK yang selalu dicap tidak “modies” tidak tahan lama/tidak kuat, dan memandang rendah hasil karya yang dikeluarkan oleh PIK dengan lebel “AS (Ajo Sukaramai)”. Aspek teknologi yang dapat berkembang sebagai ancaman adalah kesiapan sumber daya manusianya (brain-ware) untuk mengoperasikan suatu tuntutan manajemen, teknologi dan pelayanan (services) usaha kecil secara luas. Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang fungsi PIK serta kesetiaan masyarakat akan produk lokal yang tidak kuat dan berubah – ubah.

Mendesak seluruh stake holder usaha kecil untuk berkomitmen dan membangun koordinasi yang kuat

Menekan propaganda, penyebaran informasi dan sosialisasi tentang usaha kecil untuk merubah opini masyarakat mengenai usaha kecil

Menekan biaya produksi dan mencari substitusi sumber faktor produksi

Berusaha menguasai pasaran lokal atau membuka pasar alternatif ke luar daerah

Melakukan pelatihan untuk meningkatkan skill dalam berproduksi dan skill dalam pengelolaan usaha profesional

Kebijakan Pemerintah untuk menaikkan faktor biaya produksi, seperti minyak, listrik dan air.

(17)

117

holder yang memiliki dampak langsung terhadap perkembangan PIK (Investor Besar, perbankan, PIK, swasta, dll.)

Referensi

Dokumen terkait

yang menetapkan kelayakan program dan/ atau satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur formal dengan mengacu pada standar

[r]

Jika pada kedua jenis konduktor tersebut dibebani oleh arus yang sama besar maka andongan pada konduktor ACCR lebih kecil dibanding dengan konduktor ACSR, hal ini

(a)The total of this line on Attachment 4A, 4B and 4C plus the total of 4D must equal the amount reported as “Ending Balance” on Schedule of Receipts and Disbursements

Tujuan dari peneitian adalah untuk mengetahui pengaruh Investasi Asset Tetap dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional pada PT.Sanshiro Harapan

Hasil penelitian menunjukkan sistem kendali derau akustik secara aktif dengan algoritma pembelajaran nonlinier adaptif untuk jaringan syaraf tiruan diagonal recurrent

Furthermore, the shoots regenerated from Barak Cenana mature embryo-derived calli are successfully developed into in vitro whole plant in MS basic media and typically grown during

Hasil analisis kromatogram daun, dahan bagian atas dan akar tanaman torbangun ( Coleus amboinicus Lour) menunjukkan kadar senyawa kimia n.Hexadecanoic acid (C 16 H 32 O 2 )