PROPOSAL SKRIPSI
PENGARUH KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA INDUSTRI KREATIF
DI KECAMATAN MEDAN PETISAH
OLEH
KEVIN MARSHALL 100502073
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
ABSTRAK
PENGARUH KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA INDUSTRI KREATIF
DI KECAMATAN MEDAN PETISAH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap keberhasilan usaha industri kreatif di kecamatan medan petisah. Jenis penelitian ini adalah ekplanasi asosiatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 industri kreatif dengan menggunakan teknik snowball sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, variabel kreativitas dan variabel inovasi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha industri kreatif di Kecamatan Medan Petisah. Secara parsial variabel kreativitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha industri kreatif dan variabel inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha industri kreatif.
ii
ABSTRACT
INFLUENCE OF CREATIVITY AND INNOVATION TOWARD BUSINESS SUCCESS (CASE STUDY AT CREATIVE
INDUSTRIES IN MEDAN PETISAH DISTRICT
This research aim is to find out and analyze the influence of creativity and innovation toward business success on creative industries in Medan Petisah district. This research is associative research. Sample of this research is equal to 35 creative industries by using snowball sampling method. The hypotheses in this research is analysed using the multiple regression analysis with significance value of 5%. The research showed that simultaneously, creativity and innovation are affected significantly toward business success on creative industries in Medan Petisah district. Partially, creativity affected positively and significant toward business success on creative industries in Medan Petisah district, and innovation affected positively and significant toward business success on creative industries in Medan Petisah district.
iii
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang mendalam penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT telah memberikan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Keberhasilan Industri Kreatif Di Kecamatan Medan Petisah’ ini guna serta memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak. Terutama terimakasih untuk Ayahanda Drs. Desmansyah dan Bunda Hj. Darneli D.A yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan moral dan materil, bimbingan, nasehat, serta doanya kepada peneliti serta Mershelly Syanel ,S.E yang senantiasa memberikan dukungan.
Pada kesempatan ini juga penulis sertakan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Azhar Maksum, ME.c, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE., ME., selaku Ketua Departemen Manajemen.
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakulas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Friska Sipayung, Msi selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara .
4. Frida Ramadhini, S.E.,M.M. selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar memberi arahan dan membimbing saya menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Dra. Marhaini, M.S, selaku Dosen Pembanding 1 dan Dra. Friska
Sipayung, Msi selaku Dosen Pembanding 2 yang turut memberi
iv 6. Bapak Aripay Tambunan yang turut memberi masukan dan arahan
untuk menyempurnakan skripsi ini.
7. Kepada Formasi Asli yang selalu mendukung pembuatan skripsi ini
Bagus Airlangga, Dini Annisa, Dika Widya, Hafiz Matondang dan
Rifqi Nuzul.
8. Kepada Kyky, Farhansyah, Irwin, Oka ,Akbar, Dhani, Danny, Rahmat,
Winda, Jere, Gadish, Sacy, Saras, Irsyad, Ery, Harry, Desy, Heru,
Fadhul,Silfanus,Lani, Fanni, Lea, Vera, Yola, dan seluruh
sahabat-sahabat stambuk 2010 lainnya serta stambuk 2011 Program Studi S1
Manajemen yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
9. Kepada Rahmatika Khairini, Yoddie Putra, Hedy, Rian Asnul, Fandy
Rizky, .
Penulis mengucapkan terima kasih dan semoga segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dibalas oleh Allah SWT.
Medan, Februari 2015 Penulis,
v
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6
2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kreatifitas ... 6
2.1.1.1 Pengertian Kreatifitas ... 6
2.1.1.2 Sumber Kreatifitas ... 6
2.1.2 Inovasi ... 8
2.1.2.1 Pengertian Inovasi ... 8
2.1.2.2 Proses Inovasi ... 10
2.1.2.3 Jenis Dan Sumber Inovasi ... 10
2.1.2.4 Strategi Inovasi ... 12
2.1.3 Keberhasilan Usaha ... 13
2.1.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha ... 13
2.1.3.2 Faktor Keberhasilan Usaha ... 14
2.1.3.3 Indikator Keberhasilan Usaha ... 15
2.1.4 Industri Kreatif ... 18
2.1.4.1 Pengertian Industri Kreatif ... 18
2.1.4.2 Jenis Industri Kreatif ... 19
2.2 Penelitian Terdahulu ... 24
2.3 Kerangka Konseptual ... 25
2.4 Hipotesis ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
3.1 Jenis Penelitian ... 27
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 27
3.3 Batasan Operasional ... 27
3.4 Operasionalisasi Variabel ... 28
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 29
3.6 Populasi dan Sampel ... 30
vi
3.6.2 Sampel ... 30
3.7 Jenis Data Penelitian ... 31
3.7.1 Data Primer ... 32
3.7.2 Data Sekunder ... 32
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 32
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33
3.9.1 Uji Validitas ... 33
3.9.2 Uji Reliabilitas ... 36
3.10 Uji Asumsi Klasik ... 38
3.10.1. Uji Normalitas ... 38
3.10.2. Uji Heteroskedostisitas ... 38
3.10.3. Uji Multikolinearitas ... 39
3.11. Teknik Analisis Data ... 39
3.11.1. Metode Analisis Deskriptif ... 39
3.11.2. Metode Analisis Regresi Linear Berganda ... 39
3.12. Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 40
3.13. Uji Signifikan Parsial (Uji -T) ... 40
3.14. Identifikasi Determinan (R2) ... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42
4.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Petisah ... 42
4.2 Hasil Penelitian ... 43
4.2.1. Analisis Karakteristik Responden ... 43
4.2.2. Gambaran Umum Responden ... 43
4.2.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43
4.2.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44
4.2.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 44
4.3 Analisis Deskriptif ... 45
4.3.1. Distribusi Tanggapan Variabel Kreativitas ... 45
4.3.2 Distribusi Tanggapan Variabel Inovasi ... 48
4.3.3. Distribusi Tanggapan Variabel Keberhasilan Usaha ... 51
4.4 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 53
4.1.1. Uji Normalitas ... 53
4.1.1.1. Hasil Uji Normalitas dengan Histogram ... 53
4.1.1.2. Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot Of Regression Standarizied Residual ... 54
4.1.1.3. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test ... 55
4.2.1. Uji Multikolinearitas ... 55
4.2.2. Uji Heteroskedostisitas ... 56
4.2.2.1. Hasil Uji Heteroskedostisitas dengan Scatter Plot ... 57
4.2.2.2. Hasil Uji Heteroskedostisitas dengan Gletser ... 57
4.5 Analisis Regresi Linier Berganda ... 58
4.5.1. Koefisien Determinasi (R²) ... 59
4.5.2. Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 60
4.5.3. Uji Signifikan Parsial (Uji-t) ... 61
vii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
5.1 Kesimpulan ... 65
5.2 Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... 67
viii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu ... 24
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 29
3.2 Instrumen Skala Numeric ... 30
3.3 Validitas Tiap Butir Pernyataan ... 35
3.4 Hasil Pengujian Validitas Tiap Butir Pernyataan ... 36
3.5 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 37
4.1 Industri Kreatif Kecamatan Medan Petisah ... 42
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 45
4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Kreativitas ... 45
4.6 Tanggapan Responden Terhadap Inovasi ... 48
4.7 Tanggapan responden Terhadap Keberhasilan Usaha ... 51
4.8 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test ... 55
4.9 Hasil Uji Multikoliniearitas ... 56
4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser ... 57
4.11 Analisis Regresi Linier Berganda ... 58
4.12 Uji Koefisien Determinasi ... 59
4.13 Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 61
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2.1 Laba Henry Faizal Noor ... 14 2.2 Kerangka Konseptul ... 26 4.1 Uji Normalitas dengan Histogram ... 53 4.2 Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of
x
DAFTAR LAMPIRAN
No.Lampiran Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian ... 69
2 Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 72
3 Distribusi Jawaban Responden ... 74
4 Uji Asumsi Klasik ... 75
i
ABSTRAK
PENGARUH KREATIVITAS DAN INOVASI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA INDUSTRI KREATIF
DI KECAMATAN MEDAN PETISAH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap keberhasilan usaha industri kreatif di kecamatan medan petisah. Jenis penelitian ini adalah ekplanasi asosiatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 35 industri kreatif dengan menggunakan teknik snowball sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan nilai signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, variabel kreativitas dan variabel inovasi berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha industri kreatif di Kecamatan Medan Petisah. Secara parsial variabel kreativitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha industri kreatif dan variabel inovasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha industri kreatif.
ii
ABSTRACT
INFLUENCE OF CREATIVITY AND INNOVATION TOWARD BUSINESS SUCCESS (CASE STUDY AT CREATIVE
INDUSTRIES IN MEDAN PETISAH DISTRICT
This research aim is to find out and analyze the influence of creativity and innovation toward business success on creative industries in Medan Petisah district. This research is associative research. Sample of this research is equal to 35 creative industries by using snowball sampling method. The hypotheses in this research is analysed using the multiple regression analysis with significance value of 5%. The research showed that simultaneously, creativity and innovation are affected significantly toward business success on creative industries in Medan Petisah district. Partially, creativity affected positively and significant toward business success on creative industries in Medan Petisah district, and innovation affected positively and significant toward business success on creative industries in Medan Petisah district.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan
kontribusi penting bagi perekonomian negara. Industri kreatif global diperkirakan
tumbuh 5% per tahun, akan berkembang dari US$ 2,2 triliun pada Januari 2000
menjadi US$ 6,1 triliun tahun 2020. Inggris merupakan pelopor pengembangan
industri kreatif yang tumbuh rata-rata 9% per tahun, dan jauh di atas rata-rata
pertumbuhan ekonomi negara itu yang 2%-3%. Sumbangannya terhadap
pendapatan nasional mencapai 8,2% atau US$ 12,6 miliar dan merupakan sumber
kedua terbesar setelah sektor finansial. Di Korea Selatan, industri kreatif sejak
2005 menyumbang lebih besar daripada manufaktur. Di Singapura industri kreatif
menyumbang 5% terhadap PDB atau US$ 5,2 miliar.
Saat ini, perkembangan industri kreatif di Indonesia juga semakin
berkembang. Perkembangan ini tidak terlepas dari keberadaan Indonesia yang
berpotensi sebagai wilayah negara yang mempunyai nilai ekspor yang tinggi dan
SDA melimpah. Industri kreatif merupakan Industri yang berasal dari
pemanfaatan kreatifitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan
kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi
daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. (http://infoukm.wordpress.com/). Industri kreatif di Indonesia seharusnya dapat berperan dalam
2 campur tangan pemerintah dikarenakan pemerintah belum berkontribusi penuh
pada industri kreatif sebagai sumber pendapatan negara yang penting serta masih
fokus pada sektor manufaktur, fiskal, dan agrobisnis. Pemerintah seharusnya
mulai menyadari bahwa industri kreatif mampu memberikan kontribusi yang
besar pada pendapatan negara yang merupakan wujud dari kekuatan ekonomi
mikro yang mampu berdiri tegak pada saat gelombang krisis ekonomi
terjadi. Subsektor dalam industri kreatif berpotensi untuk dikembangkan, karena
bangsa Indonesia memiliki sumber daya insani kreatif dan warisan budaya yang
kaya.
Dalam mengembangkan industri kreatif, kreativitas dan inovasi sangat
diperlukan untuk keberhasilan usaha. Kreativitas adalah kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan
menemukan peluang. Jadi, kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan
sesuatu yang baru dan berbeda (Suryana 2003:2).
Sedangkan inovasi merupakan timbulnya sesuatu hal yang baru, misalnya
berupa sebuah ide baru, sebuah teori baru, sebuah hipotesis baru, sebuah gaya
baru penulisan, atau cara melukis sebuah invensi (invention), atau sebuah metode
baru untuk manajemen sebuah organisasi Winardi (2008:234). Menurut Noor
(2007:397), keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis
dalam mencapai tujuannya. Keberhasilan usaha adalah tujuan utama dari sebuah
perusahaan atau bisnis yang segala aktivitas di dalamnya ditujukan untuk
mencapai suatu keberhasilan atau kesuksesan. Dalam pengertian umum,
keberhasilan menunjukkan suatu keadaan yang lebih baik atau unggu daripada
3 Sejauh ini tren industri kreatif yang tumbuh di Medan lebih banyak
berkiblat ke pulau Jawa. Padahal kota Medan sendiri berpotensi besar dengan
sumber daya alam masih sangat luas, apalagi belum banyak yang menekuninya
menyebabkan peluang untuk menciptakan inovasi lebih mudah. Dari 224.000 unit
usaha mikro, kecil, dan menengah yang beroperasi di Medan, sebanyak 7.800 unit
bergerak di bidang industri kreatif, seperti periklanan, arsitektur, seni, kerajinan,
desain, fashion, film, musik, seni pertunjukkan, dan penerbitan. Kepala Dinas
Koperasi dan UKM Medan mengatakan, pihaknya berupaya mendorong
pembentukan usaha industri kreatif, sehingga peran kreatifitas sumber daya
manusia terhadap perekonomian Medan semakin besar. Salah satu upaya yang
dilakukan pemerintah kota mengembangkan industri kreatif di Medan adalah
dengan memediasi pelaku usaha dengan pemilik modal, baik melalui perbankan,
maupun lembaga lain.
Kota Medan adalah tempat yang strategis untuk pengembangan industri
kreatif. Meski tidak seperti kota Bandung, Jakarta, dan beberapa kota lainnya
yang lebih baik karena disediakannya sarana, namun perlahan anak-anak muda
kota Medan mulai bermunculan menuangkan kreativitas mereka dalam
mengembangkan industri kreatif, kreativitas serta inovasi yang sangat diperlukan
untuk keberhasilan usaha terutama di kota Medan.
Industri kreatif di kota Medan dinilai belum berkembang secara merata,
bahkan masih jauh dari sisi ekonomi untuk dijadikan sumber pencaharian. Hal
lain yang menjadi penghambat mengapa industri kreatif di Medan belum seperti
kota lainnya, dikarenakan komunitas kreatif kota ini masih tergolong copycat,
4 kreativitas dan inovasi yang berbeda dari kota-kota lainnya, sehingga konsumen di
kota Medan lebih mempercayai produk kota lain. Selain itu, tidak banyak
tersedianya sarana bagi komunitas kreatif yang baru untuk menuangkan
kreativitas dan inovasi menyebabkan industri kreatif di kota Medan belum
berkembang, dan belum dikatakan berhasil.
Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan dapat terlihat banyak industri
kreatif di kota Medan. Dengan berbagai macam jenis usaha diantaranya
photography, kerajinan, desain, fashion, seni tari, broadcasting, dan lain-lain yang
mengimplementasikan kreativitas dan inovasi dalam keberhasilan usahanya.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk membuat penelitian dengan
judul, “Pengaruh Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Keberhasilan Usaha Industri Kreatif di Kecamatan Medan Petisah.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu : Apakah kreativitas dan inovasi berpengaruh terhadap
keberhasilan usaha industri kreatif di kecamatan Medan Petisah?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan maka
tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk menganalisis pengaruh kreativitas dan
inovasi terhadap keberhasilan usaha industri kreatif di Kecamatan Medan Petisah.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,
5 1. Bagi Wirausaha Di Bidang Industri Kreatif
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dan tambahan
informasi bagi para wirausahawan yang menjalankan industri kreatif untuk
mengetahui seberapa besar keberhasilan usaha pada industri kreatif melalui
kreativitas dan inovasi.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan sebagai acuan untuk
dapat mengetahui pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap keberhasilan
usaha pada industri kreatif, serta menjadi motivasi untuk mengembangkan
usaha baru.
3. Bagi Peneliti Lainnya
Dapat digunakan sebagai informasi yang berguna terhadap dunia ilmu
pendidikan khususnya pengetahuan di bidang kewirausahaan, dan
diharapkan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan
referensi perpustakaan bagi para peneliti selanjutnya di Fakultas Ekonomi
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Kreativitas
2.1.1.1Pengertian Kreativitas
Definisi kreativitas menurut Suryana (2003:2) adalah kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan
menemukan peluang. Jadi, kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan
sesuatu yang baru dan berbeda. Kreativitas menurut Alma (2008:69) adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru atau melihat
hubungan-hubungan baru antara unsur, data variabel yang sudah ada sebelumnya.
Adapun menurut Supriadi (dalam Alma, 2008:70), kreativitas merupakan
kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru,baik berupa gagasan,
maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Setiap orang kreatif pada tingkat tertentu, tetapi orang punya kemampuan dan
bakat dalam bidang tertentu dapat lebih kreatif daripada orang lain. Seorang
wirausahawan adalah pemikir yang kreatif, mereka tidak mengikuti cara berfikir
yang telah menjadi kebiasaan dan dilakukan oleh orang pada umumnya.
2.1.1.2 Sumber Kreativitas
Ada beberapa sifat-sifat kreativitas yang mendasar menurut Adair
(2007:54), yaitu:
7 2. Kita menganggap sesuatu sebagai kreativitas ketika sang seniman atau
pemikir jenius berhasil mengubah bahan yang tersedia menjadi kreasi baru
yang bernilai tinggi.
3. “Orang yang paling orisinal ialah orang yang mengadaptasi dari banyak
sumber”, begitu pula kata pepatah. Anda akan menjadi seorang yang kreatif
ketika anda mulai melihat atau membuat hubungan diantara berbagai ide yang
dianggap orang lain tak dapat disatukan; kian luas jarak yang terlihat, kian
semakin tinggi kreativitas.
4. Kreativitas adalah bagian dari pikiran dan jiwa yang memungkinkan kira
mewujudkan sesuatu yang berguna, tatanan, keindahan, atau makna penting
yang seolah muncul dari kehampaan.
5. Mengkorelasikan ide-ide yang masih samar terhadap masalah untuk
menghasilkan pemecahan inovatif.
6. Memiliki keterampilan helikopter (helicopter skills), yaitu kemampuan untuk
bangkit di atas kebiasaan rutin dan melihat permasalahan dari perspektif yang
lebih luas kemudian memfokuskan pada kebutuhan untuk berubah.
Dari berbagai karakteristik orang yang kreatif dapat disimpulkan bahwa
pengusaha yang kreatif cirinya adalah: punya rasa ingin tahu yang dimanfaatkan
semaksimal mungkin, mau bekerja keras, berani, kemampuan intelektual
dimanfaatkan semaksimal mungkin, mandiri, dinamis, penuh inovasi/gagasan dan
daya cipta, bersedia menerima informasi, menghubungkan ide dan pengalaman
yang diperoleh dari berbagai sumber yang berbeda, cendrung menampilkan
8
2.1.2 Inovasi
2.1.2.1 Pengertian Inovasi
Menurut Suryana (2008: 32), inovasi adalah kreativitas yang
diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan
nilai tambah atas sumber daya yang dimiliki.
Menurut Winardi (2008:234), inovasi merupakan timbulnya sesuatu hal
yang baru, misalnya berupa sebuah ide baru, sebuah teori baru, sebuah hipotesis
baru, sebuah gaya baru penulisan, atau cara melukis sebuah invensi (invention),
atau sebuah metode baru untuk manajemen sebuah organisasi.
Menurut Zimmerer dan Scarborough (2008:57), inovasi adalah
kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk
meningkatkan atau memperkaya kehidupan orang orang.
Menurut Carol Kinsey Goman yang dikutip dari Alma (2009:68), inovasi
adalah penerapan secara praktis gagasan yang kreatif.
Kata inovasi dapat diartikan sebagai “proses” atau “hasil” pengembangan
atau pemanfaatan mobiliasi pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk
menciptakan atau memperbaiki produk (barang/jasa) yang memberikan nilai yang
berarti atau secara signifikan. Suatu inovasi dapat bersifat baru bagi perusahaan,
baru bagi pasar, negara atau daerah, bahkan bagi dunia. Sementara itu inovasi
sebagai suatu aktivitas merupakan proses penciptaan.
Definisi inovasi menurut Kiniciki dan Williams (dalam harilhazlan.com
berinovasi adalah pemacu untuk kejayaan, 2010) :
1. Inovasi adalah kaedah mencari jalan untuk menghasilkan produk baru yang
9 2. Organisasi tidak akan membenarkan perusahaan mereka berpuas hati dengan
apa yang ada (complacent).
3. Terutama sekali apabila pesaing akan menghasilkan ide yang kreatif.
Dalam inovasi dapat diciptakan nilai tambah, baik pada organisasi,
pemegang saham, maupun masyarakat luas. Oleh karenanya sebagian definisi dari
inovasi meliputi pengembangan dan implementasi sesuatu yang baru.
Ruang lingkup inovasi organisasi, bergerak mulai dari pengembangan dan
implementasi ide baru yang mempunyai dampak pada teori, praktek, produk, atau
skala yang lebih rendah yaitu perbaikan proses kerja sehari-hari dan desain saja.
Oleh karenanya, penelitian inovasi dalam orgaisasi dapat dilakukan dalam 3 level,
yaitu inovasi level individu, kelompok dan organisasi. (De jong & Den Hartog,
dalam ilearning.com inovasi, kreativitas dan perilaku inovatif yang ditulis oleh
Jessica Magdalena 2012).
Lebih lanjut De jong & Den Hartog menguraikan bahwa inovasi terlihat
pada sektor kerja berikut ini :
1. Knowledge-intensive service (KIS) Yakni usahanya meliputi pengembangan
ekonomi sebagai contoh konsultan akutansi, administrasi, R&D service,
teknik, komputer dan manajemen. Sumber utama inovasi dari kemampuan
mereka untuk memberikan hasil desain yang sesuai untuk pengguna layanan
mereka. Inovasi mereka hadirkan setiap kali dan tidak terstruktur.
2. Supplier-dominated services meliputi perdagangan retail, batik, pelayanan
pribadi, hotel, dan restoran. Macam inovasi berdasarkan fungsi ada dua, yaitu
10 inovasi administrasi dapat bersifat organisasional, struktural, dan inovasi
sosial.
2.1.2.2 Proses Inovasi
Inovasi merupakan hasil pencarian suatu kesempatan yang dilakukan
dengan sepenuh hati. Proses ini dimulai dengan analisis sumber daya kesempatan
yang menjadi objek. Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, dapat dipahami
dan dilihat dari inovatorharus melihat, bertanya dan mendengar orang lain dalam
mencari inovasi. Mereka berfikir dengan segenap kemampuan otaknya, mereka
melakukan perhitungan dengan cermat dan mendengarkan pendapat orang lain,
serta memperhatikan potensi pengguna inovasi yang dicarinya untuk memenuhi
harapan dan nilai kebutuhan.
2.1.2.3Jenis Dan Sumber Inovasi
Dimensi ini mengacu pada kombinasi tentang invovasi yang dilakukan suatu
perusahaan dari waktu ke waktu. (Zahra dan Das, dalam Ciptono, 2006:135)
mengatakan bahwa penilaiannya belum mempertimbangkan inovasi dalam
aplikasi bisnis lain yang berhubungan, seperti teknologi informasi dan desain
organisators inovatif. Penelitian memusat pada produk dan inovasi yang
konsisten dengan hasil suatu survey memproduksi para manajer yang menyimpan
kedua-duanya proses dan inovasi produk adalah sebagai suatu strategi bisnis
perusahaan. Proses yang empat jenis inovasi :
1. Inovasi produk, perubahan produk dan jasa karena suatu permintaan kepada
perusahaan. Inovasi peroduk mengakibatkan penciptaan dan pengenalan
11 penuh resiko. Mereka menyatakn bahwa deifinisi kebutuhan produk lemah,
ketidakpastian teknologi, ketiadaan pendukungnya manajemen senior,
ketiadaan sumber daya, dan proyek lemah. Manajemen implementasi dapat
menghalangi usaha pengembangan produksi baru. Bagaimanapun Gupta dan
Willemon menasihati bahwa dengan menanggulangi permasalahan kritis ini,
perusahaan dapat mengurangi resiko operasional yang berhubungan dengan
produksi baru.
2. Proses inovasi, terjadi dalam perjalanan dimana produk diciptakan dan
dikirimkan. Proses inovasi memimpin kearah metode operasi baru dengan
memproduksi baru, memproduksi teknologi baru atau mengembangkan
kemampuan orang-orang dalam perusahaan. Mereka dapat juga membantu
perusahaan mencapai ekonomi skala atau lingkup yang dapat digunakan
untuk harga dan biaya-biaya lebih rendah. Suatu strategi inovasi perusahaan
terintegrasi untuk secara serempak mempertimbangkan produk dan inovasi
proses. Ini adalah penting sebab inovasi proses kadang-kadang diikat ke
inovasi produk. Proses inovasi bertujuan untuk mengurangi biaya dan
meningkatkan produktivitas di dalam aktivitas suppyl-chain dan
demand-chain. Inovasi proses juga membantu menigkatkan mutu relatif dan
mengurangi biaya-biaya, dengan demikian meningkatkan nilai relatif produk
dan jasa tersebut. Bersama-sama produk inovasi dan inovasi proses
mengarahkan pertumbuhan dalam penguasaan pasar melalui peningkatan
12 3. Inovasi paradigma atau sumber inovasi internal merupakan perubahan
mendasar dari R&D internal usaha untuk menghasilkan produk dan inovasi
proses.
4. Memposisikan inovasi atau sumber eksternal inovasi merupakan perubahan
konteks membeli, perajin, persetujuan, pengadaan dengan lain perusahaan,
join ventures dengan para penyalur, pelanggan, dan lain perusahaan.
2.1.2.4Strategi Inovasi
Inovasi pada intinya adalah aktivitas konseptualisasi serta ide
menyelesaikan masalah dengan membawa nilai ekonomis bagi perusahaan dan
nilai sosial bagi masyarakat. Jadi inovasi berangkat dari suatu yang sudah ada
sebelumnya, kemudian diberi nilai tambah. Inovasi bermula dari hal yang tampak
sepele dengan membuka mata dan telinga mendengarkan aspirasi atau keluhan
konsumen, karyawan, lingkungan dan masyarakat. Subyek penerapan inovasi
sendiri bisa individu, kelompok atau perusahaan, artinya bisa terjadi dalam
perusahaan ada individu atau kelompok yang sangat briliant dan inovatif. Tetapi
yang ideal adalah perusahaan menjadi tempat terlembagakan bagi orang-orang
yang terkumpul untuk mengeksploitasi ide-ide baru (Myers dan Marquis, dalam
Soleh, Strategi Inovasi dan Dampaknya Terhadap Kinerja Perusahaan, Tesis
UNDIP 2008:17).
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menghasilkan produk yang
inovatif menurut Kotler (2008:156) yaitu dengan:
1. Mengembangkan atribut produk baru
a. Adaptasi (gagasan lain atau pengembangan produk)
13 c. Memperbesar (lebih kuat, lebih panjang, lebih luas).
d. Memperkecil (Lebih ramping, lebih ringan, lebih kecil).
e. Subtitusi (bahan lain, sumber tenaga, proses).
f. Penataan kembali (pola lain, tata letak, komponen).
g. Membalik (luar menjadi dalam).
h. Kombinasi (mencampur, meramu, asortasi, rakitan, unit gabungan,
kegunaan, daya pikat, dan gagasan).
2. Mengembangkan beragam tingkat mutu.
3. Mengembangkan model dan ukuran produk.
2.1.3 Keberhasilan Usaha
2.1.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha
Ada banyak pengertian tentang keberhasilan usaha, diantaranya adalah
menurut Noor (2007:397), Keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah
keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya. Keberhasilan usaha adalah
tujuan utama dari sebuah perusahaan atau bisnis yang segala aktivitas di dalamnya
ditujukan untuk mencapai suatu keberhasilan atau kesuksesan. Dalam pengertian
umum, keberhasilan menunjukkan suatu keadaan yang lebih baik atau unggu
daripada masa sebelumnya.
Suatu perusahaan atau bisnis dikatakan berhasil apabila mendapat
keuntungan atau laba. Walaupun laba bukan merupakan satu-satunya aspek yang
dinilai dari keberhasilan sebuah usaha atau bisnis, keuntungan atau laba menjadi
faktor yang penting karena kabar merupakan tujuan dari orang yang memulai
usaha. Apabila di dalam sebuah perusahaan atau bisnis terdapat penurunan laba
14 mengoperasikan kegiatan usahanya dan mempertahankan usahanya. Dapat dilihat
dari gambaran berikut yang dikemukakan oleh Noor :
Gambar 2.1
Laba menurut Henry Faizal Noor
Sumber : Noor (2007:397)
2.1.3.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha
Menurut Sujuti Jahja (1997) yang dikutip dari Suryana (2008:52),
keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik eksternal maupun internal. Faktor internal yang memiliki pengaruh adalah
kemauan, kemampuan, dan kelemahan, sedangkan faktor yang berasal dari
eksternal diri pelaku adalah kesempatan atau peluang. Menurut Nasution
(2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana
usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah,
perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan
tersebut bertambah.
Suatu perusahaan atau bisnis dikatakan berhasil apabila mendapat
keuntungan atau laba. Walaupun laba bukan merupakan satu-satunya aspek yang
dinilai dari keberhasilan sebuah usaha atau bisnis, keuntungan atau laba menjadi
faktor yang penting karena kabar merupakan tujuan dari orang yang memulai
usaha. Apabila di dalam sebuah perusahaan atau bisnis terdapat penurunan laba
atau laba yang tidak stabil, maka perusahaan atau bisnis akan kesulitan untuk
15 mengoperasikan kegiatan usahanya dan mempertahankan usahanya. Dapat dilihat
dari gambaran berikut yang dikemukakan oleh Noor (2007:397).
Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik
dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta
menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara
sehingga menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana
seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu
yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama
sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa
berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada
sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.
Menurut Hutagalung (2008:50), sukses tidak terjadi secara kebetulan,
secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari
proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur
dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti
akumulasi dari ke semuanya.
2.1.3.3 Indikator Keberhasilan Usaha
Keberhasilan usaha dapat diukur dari banyak sudut pandang, diantaranya
adalah dari laba yang dicapai oleh para pengusaha atau pelaku bisnis kurun waktu
tertentu. Keberhasilan usaha sangat identik dengan kemajuan suatu perusahaan
atau bisnis.
Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Noor
16 1. Laba (profitability)
Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih antara
pendapatan dengan biaya. Pendapatan suatu perusahaan berasal dari
penjualan barang dan jasa yang dihasilkan atau diproduksi. Konsep ini
dapat disederhanakan menjadi :
Laba = Penjualan - Biaya laba maksimum = Penjualan maksimum – Biaya
minimum.
2. Produktivitas dan Efisiensi
Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan sangat menentukan besar
kecilnya produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan
dan pada akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan. Sementara itu,
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang dan
jasa yang menjadi bisnisnya tergantung dari tingkat efisiensi produksi
yang dihasilkan. Semakin tinggi efisiensinya maka semakin rendah biaya
produksi yang dikeluarkan, begitu juga sebaliknya.
3. Kompetensi dan Etika Usaha
Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan
pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya
sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.
Kompetensi perlu diperbaiki dan disesuaikan dengan perkembangan yang
terjadi agar perusahaan tetap dapat mempertahankan daya saingnya.
Sedangkan etika bisnis adalah perilaku dalam melaksanakan bisnis, yang
secara garis besar dapat dirumuskan sebagai perilaku berbisnis tidak
17 maupun masyarakat luas. Untuk dapat mempertahankannya daya saing
atau keunggulan yang sudah dimilikinya, maka perusahaan perlu
merawatnya melalui dua hal penting, yaitu terus-menerus menigkatkan
kompetensi dan secara bersamaan menegakkan etika dalam berusaha.
4. Daya Saing
Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk
merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan
berhasil apabila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa
bertahan menghadapi pesaing. Perhatian dan loyalitas konsumen dapat
direbut bila suatu perusahaan dapat memuaskan kebutuhan serta keinginan
konsumennya. Tanpa memiliki daya saing yang memadai, sulit bagi
perusahaan untuk dapat bertahan hidup di tengah persaingan yang semakin
ketat. Oleh karena itu, maka inti dari daya saing yang harus dimiliki
perusahaan adalah kemampuan dalam berinovasi untuk menciptakan dan
merebut pasar baru yang bermunculan di masyarakat.
5. Terbangunnya Citra Baik
Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal dan trust
external. Trust internal adalah amanah atau trust dari segenap orang yang
ada di perusahaan. Indikator tumbuhnya trust internal adalah rendahnya
tingkat absensi karyawan, rendahnya turnover karyawan, meningkatnya
produktivitas dan efisiensi perusahaan, dan sebagainya. Sedangkan trust
external adalah timbulnya rasa amanah atau percaya dari segenap stake
holder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun
18
image yang baik, meningkatnya penjualan, rendahnya complain,
meningkatnya pesanan, dan sebagainya.
Indikator keberhasilan usaha menurut Hawkins & Turla (1986), yang
dikutip dari Suryana (2008:51), sebagai berikut:
1. Kepribadian, aspek ini bisa diamati dari segi kreativitas, disiplin diri,
kepercayaan diri, keberanian menghadapi resiko, memiliki dorongan,
dan kemauan kuat.
2. Hubungan, dapat dilihat dari indikator komunikasi dan hubungan antar
personal, kepemimpinan dan manajemen.
3. Pemasaran, meliputi kemampuan dalam menentukan produk dan
harga, periklanan, dan promosi.
4. Keahlian dalam mengatur, diwujudkan dalam bentuk penentuan tujuan,
perencanaan, penjadwalan, serta pengaturan pribadi.
5. Keuangan, Indikatornya adalah sikap dan cara mengatur uang.
2.1.4. Industri Kreatif
2.1.4.1 Pengertian Industri Kreatif
Menurut visi pemerintah, industri kreatif adalah industri-industri yang
mengandalkan kreatifitas individu, keterampilan serta talenta yang memiliki
kemampuan meningkatkan taraf hidup dan penciptaaan tenaga kerja melalui
penciptaan (gagasan) dan eksploitasi HKI. Definisi industri kreatif sendiri
menurut Departemen Perdaganagan pada studi pemetaan industri kreatif tahun
2007 dalam buku Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 (2008) adalah
19 individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui
penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.
2.1.4.2 Jenis Industri Kreatif
Industri kreatif dapat dikelompokkan menjadi 14 subsektor. Menurut
Departemen Perdagangan Republik Indonesia dalam buku Pengembangan Industri
Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif 2025, ke 14 subsektor industri kreatif
Indonesia adalah :
1. Periklanan (advertising)
Definisi periklanan menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah
dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi,
produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya:
perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan,
promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak (surat
kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai
poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan
reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau
samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.
2. Segala bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu
media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada
sebagian atau seluruh masyarakat.
3. Deskripsi atau presentasi dari produk, ide ataupun organisasi untuk
20 2. Arsitektur
Definisi jasa arsitektur menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLI) 2005 adalah jasa konsultasi arsitek, yaitu mencakup usaha
seperti: desain bangunan, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, dan
sebagainya. Selain itu sub-sektor Arsitektur Yaitu kegiatan kreatif yang
berkaitan dengan desain bangunan secara menyeluruh baik dari level makro
(town planning, urban design, landscape architecture) sampai level mikro
(detail konstruksi). Misalnya arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan
biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi,
perencanaan kota, konsultasi kegiatan teknik dan rekayasa seperti bangunan
sipil dan rekayasa mekanika dan elektrikal.
3. Pasar Barang Seni
Merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan
barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang
tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, meliputi
barang-barang musik, percetakan, kerajinan, dan film.
4. Kerajinan (craft)
Industri Kreatif subsektor kerajinan adalah kegiatan kreatif yang
berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dan
dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan
proses penyelesaian produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang
terbuat dari: batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu,
kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain,
21 Berdasarkan bahan baku (raw material), produk kerajinan dikategorikan
menjadi:
1. Ceramic (seperti tanah liat, erathen ware, pottery, stoneware, porcelain)
2. Logam (seperti emas, perak, perunggu, besi, tembaga)
3. Natural fiber, serat alam (bambu, akar-akaran, rotan)
4. Batu-batuan (seperti batu mulia, semi precious stone, jade)
5. Tekstil (seperti cotton, sutra, linen)
6. Kayu (termasuk kertas dan lacquer ware)
5. Desain
Merupakan kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis,
desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan
dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.
6. Fesyen (fashion)
Industri Kreatif Subsektor fesyen/mode adalah kegiatan kreatif yang
terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris
mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini
produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.
7. Video, Film dan Fotografi
Industri Kreatif Subsektor film, video, dan fotografi adalah kegiatan
kreatif yang terkait dengan kreasi, produksi video, film, dan jasa fotografi,
serta distribusi rekaman video, film dan hasil fotografi. Termasuk di dalamnya
penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, dan sinetron.
8. Permainan Interaktif (game)
22 yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan
video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Sub sektor permainan
interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai
alat bantu pembelajaran atau edukasi. Menurut beberapa sumber, industri
permainan interaktif didefinisikan sebagai permainan yang memiliki kriteria
sebagai berikut:
a. Berbasis elektronik baik berupa aplikasi software pada komputer
(online maupun stand alone), console(Playstation, XBOX, Nitendo
dll), mobile handset.
b. Bersifat menyenangkan (fun) dan memiliki unsur kompetisi
(competition)
c. Memberikan feedback/interaksi kepada pemain, baik antar pemain
atau pemain dengan alat (device)
d. Memiliki tujuan atau dapat membawa satu atau lebih konten atau
muatan.
Pesan yang disampaikan bervariasi misalnya unsur edukasi, entertainment,
promosi produk (advertisement) sampai kepada pesan yang destruktif.
9. Musik
Industri Kreatif sub sektor musik adalah kegiatan kreatif yang
berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan musik, reproduksi, dan
distribusi dari rekaman suara. Seiring dengan perkembangan industri musik ini
yang tumbuh sedemikian pesatnya, maka Klasifikasi Baku Lapangan Indonesia
2005 (KBLI) perlu dikaji ulang, yaitu terkait dengan pemisahan lapangan usaha
23 musik, jasa komposer, jasa pencipta lagu dan jasa penyanyi menjadi suatu
kelompok lapangan usaha sendiri.
10. Seni Pertunjukan (showbiz)
Industri Kreatif kelompok seni pertunjukan meliputi kegiatan kreatif
yang berkaitan dengan usaha yang berkaitan dengan pengembangan konten,
produksi pertunjukan, pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer,
drama, musik-tradisional, musik-teater, opera, termasuk tur musik etnik, desain
dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.
11. Penerbitan dan Percetakan
Industri Kreatif subsektor penerbitan dan percetakan meliputi kegiatan
kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal,
koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita.
12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak (software)
Industri Kreatif sub sektor layanan komputer dan piranti lunak meliputi
kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi
termasuk jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, integrasi
sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain
prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal.
13. Televisi & Radio (broadcasting)
Industri Kreatif kelompok televisi dan radio meliputi kegiatan kreatif
yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan, penyiaran, dan
transmisi televisi dan radio.
14. Riset dan Pengembangan (R&D)
24 kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu
dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan
produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode
baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang
[image:37.595.108.511.310.633.2]beragam. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul
Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1 Lestari (2008) Pengaruh Jiwa Kewirausahaan
dan Kreativitas terhadap
Keberhasilan Usaha sentra Industri rajutan Binong Jati Bandung. Variabel Independen: Jiwa Kewirausahaan, Kreativitas. Variabel Dependen: Keberhasilan Usaha. Jiwa Kewirausahaan dan Kreativitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan usaha di Binong Jati Bandung 2 Suratmi
(2010)
Pengaruh
Kreativitas dan Inovasi Terhadap Kinerja karyawan Usaha Pengraji
Rotan di lingkungan Gatot Subroto Medan Variabel Independen: Kreativitas, Inovasi Variabel Dependen: Kinerja karyawan
Kreativitas dan Inovasi
berpengaruh
25 3 AL-Farisi
(2013) Pengaruh Inovasi dan Kreatifitas terhadap Keberhasilan Usaha (Survey terhadap para pengusaha di Industri Rajut Binong Jati Bandung) Variabel Independen: Inovasi, Kreativitas. Variabel Independen: Keberhasilan Usaha Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi dan kreativitas memiliki hubungan yang kuat terhadap keberhasilan usaha.
4 Okpara (2011) The Value Of
Creativity and
Innovation in Entrepreneurs hip
The Value Of Creativity and Innovation in Entrepreneurship.
The results show that there is a positive relationship Creativity and Innovation.
5 Hadiyanti (2011)
Kreativitas dan Inovasi berpengaruh Terhadap Kewirausahaan usaha kecil Variabel Independen: Kreativitas, Inovasi Variabel Dependen: Kewirausahawan Kreativitas dan Inovasi berpengaruh positif terhadap Kewirausahaan usaha kecil.
2.3 Kerangka Konseptual
Menurut Sugiyono (2012:60) kerangka berfikir adalah menjelaskan secara
teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti,
Menurut Suryana (2003:2), Kreativitas adalah kemampuan untuk
pengembangan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan
menemukan peluang, Sedangkan inovasi erat kaitannya dengan ide dan hal baru
serta pengembangan, yang bertujuan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif
26 Berdasarkan uraian diatas, maka dapat digambarkan dalam kerangka dan
[image:39.595.155.508.158.357.2]paradigma penelitian sebagai berikut :
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Sumber: Suryana (2008: 32), Adair (2007:54) , Hawkins & Turla (1986)
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara yang secara teoritis dianggap paling
mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Seperti yang dikemukakan oleh
Sugiyono (2009:39) “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Karena jawaban tersebut hanya didasarkan pada teori yang
relevan dengan penelitian yang dibuat dan belum didasarkan pada fakta-fakta
empiris yang diperoleh dari pengumpulan data”.
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dibuat, peneliti
mengemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut :
Hipotesis : Kreativitas dan Inovasi berpengaruh terhadap keberhasilan
usaha.
Kreativitas (X1)
Inovasi (X2)
27
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian eksplanasi asosiatif,
yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
atau lebih (Sugiyono, 2012:11). Adapun variabel yang dihubungkan dalam
penelitian ini adalah Faktor Kreativitas (X1), Faktor Inovasi (X2), dan
Keberhasilan Usaha (Y).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Industri Kreatif yang ada di kecamatan
Medan Petisah yang mewakili dari sub sektor ekonomi kreatif, dikarenakan
keterbatasan industri kreatif di daerah medan petisah, maka akan diambil beberapa
yaitu: Design , Handicraft , Event Organizer , Phothography . Penelitian ini
dilakukan dari bulan November 2014 sampai dengan Januari 2015.
3.3. Batasan Operasional
Definisi operasional variabel bertujuan untuk melihat sejauh mana
variabel-variabel suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Definisi
operasional variabel diperlukan untuk menjelaskan variabel yang sudah
diidentifikasikan sebagai upaya pemahaman dalam penelitian. Definisi
operasional variabel memberikan dan menuntun arah peneliti bagaimana cara
mengukur suatu variabel.
Atas pertimbangan-pertimbangan efisiensi, minat, keterbatasan tenaga,
serta pengetahuan penulis, maka penulis melakukan beberapa batasan operasional
28 inovasi sebagai variabel independen dan keberhasilan usaha sebagai variabel
dependen. Dimana variabel yang dianalisis adalah sebagai berikut:
a. X1 = Variabel Kreativitas
b. X2 = Variabel Inovasi
c. Y1 = Variabel Keberhasilan
3.4. Operasionalisasi Variabel
Tujuan utama pemberian operasionaisasi variabel adalah suatu definisi
yang diberikan pada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau
memspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Definisi variabel akan memberikan
atau menuntun arah peneliti untuk memenuhi unsur penelitian yang
memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian
29
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
VARIABEL INDIKATOR VARIABEL SKALA
UKUR Kreativitas
X1
Kreativitas adalah
kemampuan menciptakan gagasan dan menemukan cara baru dalam melihat permasalahan dan peluang yang ada. (Suryana, 2006:42)
1. Berpikir kreatif.
2. Memiliki ide-ide kreatif. 3. Menciptakan produk yang
bervariatif.
4. Mampu memecahkan masalah.
5. Melakukan cara cara baru.
Numerical
Inovasi X2
Inovasi adalah kemampuan mengaplikasikan solusi yang kreatif terhadap permasalahandan peluang yang ada untuk
memakmurkan kehidupan masyarakat.
(Suryana,2006:42)
1. Pengembangan desain produk.
2. Kualitas produk. 3. Kemasan produk. 4. Modifikasi produk.
5. Pemanfaatan metode baru. 6. Pemanfaatan mesin-mesin
baru.
7. Pemanfaatan teknologi baru.
Numerical
Keberhasilan Usaha Y
Keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya. (Suryana 2003:85)
1. Laba meningkat.
2. Hasil produksi meningkat. 3. Jumlah karyawan bertambah. 4. Jumlah penjualan bertambah. 5. Mampu bersaing.
Numerical
Sumber : Suryana (2006) Kotler (2008) Noor (2007)
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini, data diukur dari persepsi responden atas pertanyaan
atau pernyataan yang diajukan. Untuk menentukan nilai atas persepsi responden
30 penyusunan kuesioner peneliti menggunakan skala numeric (Numerical Scale) 1-5
alternatif pilihan jawaban untuk mengukur sikap responden.
Menurut Simamora (2005) numerical scale yaitu variasi skala deferensial
sematik, skala ini menggunakan dua kutub ekstrim positif dan negatif dan pilihan
yang tersedia berupa angka.
Tabel 3.2
Skala Numeric
Sumber: (Simamora, 2005)
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang memiliki kuantitas atau kualitas tertentu yang ditetntukan oleh peneliti untuk
dipelajari dan diselidiki dan kemudian ditarik kesimpulannya (Kurniawan,
2012:59). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Industri Kreatif yang ada
di Kecamatan Medan Petisah yang mewakili dari sub sektor ekonomi kreatif,
yaitu: Design , Advertising , Handicraft , Photography. Jumlah populasi dalam
penelitian ini tidak diketahui jumlahnya karena tidak adanya data yang
mendukung.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang akan kita teliti (Kurniawan, 2012:59). Teknik sampling yang
diuraikan dalam penelitian ini adalah metode snowball sampling. Snowball
31 kemudian membesar (Sugiyono,2011:68). Untuk mendapatkan informasi lebih
mengenai adanya sampel lainnya, Metode purposive digunakan sebagai
pertimbangan layak tidaknya sebuah usaha menjadi sampel dalam penelitian ini
dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti (sekaran,2006:136). Kriteria industri
kreatif yang telah berdiri lebih dari dua tahun. Dikarenakan populasi industri
kreatif tidak diketahui jumlahnya maka akan digunakan rumus Supramono untuk
menentukan jumlah sampel yaitu :
�= �2��2�
dimana:
n: Jumlah sampel z: 1.96
p: persentase jumlah sampel dari populasi q: 1-p
d: standard error
sehingga:
� =1.96
2× (0.1) × (0.9) 0.12
n = 34,57444
Jadi jumlah sampel dari penelitian ini adalah 35 sampel.
3.7 Jenis Data Penelitian
Data adalah hasil pencatatan penulis, baik yang berupa fakta ataupun
angka. Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
menyusun informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang
dipakai untuk suatu keperluan (Marzuki, 2005:55).
32
3.7.1 Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih
pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara
(interview) dan memberikan daftar pertanyaan / kuesioner kepada para pelaku
Industri Kreatif di Kecamatan Medan Petisah.
3.7.2 Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan
mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet
untuk mendukung penelitian. Melalui tinjauan pustaka dapat dibangun landasan
teori yang sesuai dengan permasalahan atau kerangka konseptual penelitian
misalnya buku referensi (baik buku wajib perkuliahan maupun
buku-buku umum), jurnal-jurnal penelitian, yang berkaitan dengan pembahasan
penelitian untuk mencari teori-teori dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan
dalam penelitian ini.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Kuesioner
Pengumpulan data dengan cara mengajukan pernyataan dengan
memberikan daftar pernyataan kepada responden terpilih, yakni kepada
sampel yang terpilih.
b) Studi Dokumentasi
Mengumpulkan data dan informasi dari buku, jurnal, skripsi, internet yang
berhubungan dengan penelitian.
33 Melakukan pengamatan langsung ke objek penelitian, yaitu Kecamatan
Medan Petisah.
d) Wawancara
Memberikan pertanyaan langsung dengan pihak-pihak yang terlibat dalam
penelitian ini dengan cara tanya jawab langsung untuk memperoleh
informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan realibilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu
kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan
kepada 35 orang diluar responden.
3.9.1 Uji Validitas
Menurut Situmorang dan Lufti (2012:76), validitas menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Validitas
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin
diukur. Sekiranya peneliti ingin mengukur kuesioner di dalam pengumpulan data
penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin
diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam
praktik belum tentu data yang terkumpulkan adalah data yang valid. Banyak
hal-hal lain yang akan mmengurangi validitas data; misalnya apakah si pewawancara
mengumpulkan data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam
kuesioner.
Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau
benar. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya.
34 diperoleh hasil yang tidak berbeda. Pada tahap prasurvei, kuesioner yang berisi
dari kreativitas (X1), inovasi (X2), yang mempengaruhi keberhasilan usaha (Y)
industri kreatif di Kecamatan Medan Petisah diberikan kepada 35 orang
responden diluar sampel. Uji validitas dan realibilitas kuesioner dalam penelitian
ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS 19.0 for Windows.
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 19.0 dengan kriteria
sebagai berikut :
1) Jika rhitung positif dan rhitung> rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid dan
jika rhitung negatif dan rhitung< rtabel maka pertanyaan dinyatakan tidak
valid
2) Rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation
3) Nilai rtabel dengan responden awal berjumlah 35 orang dan alpha 5%
35
Tabel 3.3 Uji Validitas I Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Validitas
VAR00001 63.51 86.669 .663 .925 Valid
VAR00002 63.69 91.163 .483 .929 Valid
VAR00003 63.63 88.534 .534 .928 Valid
VAR00004 63.54 86.785 .674 .925 Valid
VAR00005 63.63 89.946 .493 .929 Valid
VAR00006 64.06 87.644 .524 .929 Valid
VAR00007 63.91 84.198 .727 .924 Valid
VAR00008 64.00 83.176 .789 .922 Valid
VAR00009 63.57 85.134 .704 .924 Valid
VAR00010 63.49 87.257 .603 .927 Valid
VAR00011 63.63 82.770 .837 .921 Valid
VAR00012 64.43 91.487 .330 .932 Tidak Valid
VAR00013 63.89 88.692 .513 .929 Valid
VAR00014 63.57 86.193 .664 .925 Valid
VAR00015 63.74 84.961 .680 .925 Valid
VAR00016 63.86 86.773 .520 .929 Valid
VAR00017 63.97 84.558 .730 .924 Valid
VAR00018 63.63 83.476 .789 .922 Valid
Pada pernyataan butir 12 terlihat bahwa data tidak valid karena pada Tabel
, r untuk sampel 35 adalah sebesar 0,333, sedangkan nilai corrected item total
correlation untuk pernyataan butir 12 adalah 0,330. Maka dari itu, ditambahkan 5
36
Tabel 3.4 Uji Validitas II Item-Total Statistics Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Validitas
VAR00001 63.53 90.410 .662 .928 Valid
VAR00002 63.73 95.538 .439 .932 Valid
VAR00003 63.68 92.328 .526 .930 Valid
VAR00004 63.55 90.510 .671 .928 Valid
VAR00005 63.65 93.874 .480 .931 Valid
VAR00006 64.10 90.400 .554 .930 Valid
VAR00007 63.98 87.256 .734 .926 Valid
VAR00008 64.05 86.356 .786 .925 Valid
VAR00009 63.63 87.933 .741 .926 Valid
VAR00010 63.58 89.020 .667 .928 Valid
VAR00011 63.73 85.692 .842 .923 Valid
VAR00012 64.45 93.792 .412 .933 Valid
VAR00013 64.00 94.359 .378 .933 Valid
VAR00014 63.63 89.779 .675 .927 Valid
VAR00015 63.85 87.618 .706 .927 Valid
VAR00016 63.93 89.763 .542 .931 Valid
VAR00017 64.03 87.563 .737 .926 Valid
VAR00018 63.73 86.307 .802 .924 Valid
Pada Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa setelah jumlah responden ditambahkan
menjadi 40 responden dan dilakukan pengujian kembali, terlihat bahwa seluruh
butir pernyataan dinyatakan valid karena nilai corrected item total correlation
untuk seluruh butir pernyataan > 0,312.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Situmorang dan Lufti (2012:79), Reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang
sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur
37 Suatu alat ukur disebut mempunyai reabilitas tinggi atau dapat di
percaya,jika suatu alat itu mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut
stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability).
Pengujian reliabilitas instrument pada penelitian ini menggunakan Cron
bach’s Alpha. Menurut Situmorang dan Luthfi (2012) Suatu instrumen dikatakan
reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,8 reliabilitas sangat baik dan
sangat meyakinkan. 0,7 < Cronbach Alpha <0,8 reliabilitas baik, danCronbach
Alpha <0,7 reliabilitas kurang meyakinkan.
Suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha
[image:50.595.229.413.392.528.2]> 0,60 (Sujarweni, 2014:199).
Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.932 18
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)
Berdasarkan Tabel Reliabel Statistic, Cronbach’s Alpha = 0,931 dengan
jumlah pernyataan 18 butir, menunjukkan bahwa pernyataan ini reliable dan dapat
dijadikan sebagai instrument penelitian. Hal ini dikarenakan Cronbach’s Alpha
lebih besar dari 0,6 yaitu 0,931 > 0,6 sehingga instrument yang dalam penelitian
tersebut dapat dinyatakan telah reliable dan dapat disebarkan kepada responden
38
3.10 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar mendapatkan perkiraan yang
tidak bisa dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus
dipenuhi, yaitu uji normalitas, uji heteroskedasitas dan uji multikolinearitas.
3.10.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah data dalam sebuah
model berdistribusi mengikuti/mendekati distribusi normal atau tidak. Jika data
tidak berdistribusi normal, maka hasil analisis akan menjadi bias. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, Normal P-P Plot of Regression
Standarizied Residual, dan pendekatan Kolmogrov - Smirnov. Dengan
menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp. Sig (2-tailed) di atas
nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dan
Lufti, 2011:107). Dengan kata lain data berdistribusi normal, jika nilai sig
(signifikansi) > 0,05 dan data berdistribusi tidak normal, jika nilai sig
(signifikansi) < 0,05.
3.10.2 Uji Heteroskedasitas
Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai
tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan
uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan
secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya
heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5%
39
3.10.3 Uji Multikolinearitas
Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model
regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui
ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance
dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur
variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF
< 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang, 2010:136).
3.11 Teknik Analisis Data 3.11.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data
yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian
diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah
yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.
3.11.2. Analisis Linier Berganda
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik regresi linier
berganda. Analisis regresi berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linear
antara beberapa beberapa variabel bebas yang biasa disebut X, dan seterusnya
dengan variabel terikat yang disebut Y (Ginting 2008:191).
Persamaan yang digunakan
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Keterangan:
Y = Keberhasilan Usaha
40 b1, b2 = Koefisien regresi
X1 = Kreativitas
X2 = Inovasi
e = Standar error
3.12 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji Fhitung dilakukan untuk mengetahui apakah secara serentak variabel
bebas mempunyai pengaruh positif signifikan atau tidak terhadap variabel terikat.
Model hipotesis yang digunakan dalam uji Fhitung ini adalah:
H0 : b1 = b2 = 0 (Variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh
positif signifikan terhadap variabel terikat)
H1 : b1 ≠ b2 ≠ 0 (Variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh positif
dan signifikan terhadap variabel terikat)
Nilai Fhitungakan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Kriteria pengambilan
keputusan yaitu:
1. H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%
2. H0 ditolak jikaFhitung > Ftabel pada α = 5%
3.13 Uji Signifikan Parsial (Uji T)
Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Bentuk
pengujiannya yaitu:
Ho : b1 = 0 (Variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel terikat).
Ho : b1≠ 0 (Variabel beb