SKRIPSI
PENGARUH MANAGERIAL SKILL TERHADAP KEBERHASILAN USAHA INDUSTRI KREATIF DI KOTA MEDAN
OLEH :
DHANI RAHARDIANTO POETRA 100502161
PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Pengaruh Managerial Skill Terhadap Keberhasilan Usaha Industri Kreatif Di Kota Medan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh managerial skill terhadap keberhasilan usaha pada industri kreatif di kota Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah industri kreatif yang ada di kota Medan dengan subsektor Kerajinan, Penerbitan dan Percetakan, Video, Film dan Fotografi, dengan jumlah sampel sebanyak 35 usaha menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana. Secara parisal, managerial skill
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha.
ABSTRACT
Effect of Managerial Skill toward Business Success at Creative Industry in Medan
This research aim is to analyse the effect of managerial skill toward business success in creative industry in Medan. This research is quantitative research. Population of this research is every creative industry in 3 sectors, craft, publishing and printing, and video, film, and photography, with number of samples of 35 samples with purposive sampling method. Primary data collection is taken using questionnaires and secondary data collection is using literature studies. The hypotheses in this research is analysed using simple regression analysis. Partially, managerial skill only affects positively but not significant toward business success.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
Hidayah-Nya, hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Managerial Skill terhadap Keberhasilan Usaha Industri Kreatif di Kota
Medan” ini guna melengkapi tugas-tugas serta memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
Penulis menyadari bahwa isi yang terkandung dalam skripsi ini belum
sempurna, hal ini disebabkan oleh terbatasnya waktu, kemampuan dan
pengalaman yang penulis miliki dalam penyajiannya. Oleh karena itu dengan hati
yang tulus dan ikhlas penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca, yang nantinya dapat berguna untuk penyempurnaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bimbingan, saran,
motivasi dan doa dari berbagai pihak. Terutama untuk orang tua saya Ayahanda
H. Krisno Harianto, S.E dan Ibunda Alm. Hj. Sri Rahayu Pratitis yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan moral dan materil, nasehat, serta doanya
kepada peneliti serta kakak saya Kristy Aditya Kemalasari, S.H yang senantiasa
memberikan dukungan.
Pada kesempatan ini juga penulis sertakan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
2. Ibu Isfenti Sadalia, S.E, M.Ec selaku Ketua Departemen Manajemen dan Ibu
Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen Manajamen pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si selaku Ketua Program Studi S1
Manajemen serta selaku Dosen Pembanding II dan Ibu Dra. Friska Sipayung,
M.Si selaku Sekretaris Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Frida Ramadini, S.E, M.M selaku Dosen Pembimbing.
5. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, S.P, M.B.A selaku Dosen Pembanding 1.
6. Kepada sahabat saya Sintia Susanti yang selalu memberikan dukungan, doa
dan motivasi kepada penulis.
7. Kepada teman kampus Irwin Rinaldi, Fadhullah, Goklas Reinhard, M. Rizky,
Silfanus Barita, Danny Frans, Kevin Marshall, Bagus Airlangga, Rifqi Nuzul,
Farhansyah Riandi, Harry Wisuardhy, dan Akbar Prasaja.
8. Kepada keluarga besar Alm. Eyang Hj. Sudarmi yang sangat saya cintai.
Dengan bantuan yang penulis dapatkan akhirnya dengan menyerahkan diri
dan senantiasa memohon petunjuk serta perlindungan dari Allah SWT.
semoga amalan dan perbuatan baik tersebut mendapat imbalan yang baik pula.
Medan, April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang ... 1
1.2 PerumusanMasalah ... 5
1.3 TujuanPenelitian ... 6
1.4 ManfaatPenelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 UraianTeoritis ... 7
2.1.1 PengertianKewirausahaan ... 7
2.1.2 PengertianWirausaha ... 7
2.1.3 Sifat-sifatWirausaha ... 8
2.1.4 KarakteristikWirausaha ... 9
2.1.5MembangunKompetensiKewirausahaan ... 12
2.1.6Managerial Skill ... 12
2.1.7Keberhasilan Usaha ... 14
2.1.7.1 DefinisiKeberhasilan Usaha ... 14
2.1.7.2 IndikatorKeberhasilan Usaha ... 16
2.1.7.3 Faktor-faktorPendorongKeberhasilan Usaha ... 18
2.1.8 IndustriKreatif ... 19
2.2 PenelitianTerdahulu ... 25
2.3 KerangkaKonseptual ... 27
2.4 Hipotesis ... 29
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JenisPenelitian ... 30
3.2 TempatdanWaktuPenelitian ... 30
3.3 BatasanOperasional ... 30
3.4 DefinisiOperasionalVariabel ... 31
3.5 SkalaPengukuranVariabel ... 32
3.6 PopulasidanSampel ... 33
3.6.1 Populasi ... 33
3.6.2 Sampel ... 33
3.7 JenisdanSumber Data ... 35
3.8 MetodePengumpulan Data ... 35
3.9.1 UjiValiditas ... 36
3.9.2 UjiReliabilitas ... 40
3.10 TeknikAnalisis ... 41
3.10.1 AnalisisDeskriptif ... 41
3.10.2 UjiAsumsiKlasik ... 41
3.11 Analisis Linier Sederhana ... 43
3.12 Uji Signifikan Parsial (Uji T) ... 43
3.13 IdentifikasiDeterminan (R2) ... 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 GambaranUmum Perusahaan ... 45
4.2 HasilPenelitian ... 46
4.2.1 MetodeAnalisisDeskriptif ... 46
4.2.2Uji Asumsi Klasik. ... 57
4.2.3Uji Hipotesis ... 63
4.2.3.1 Uji-t (Parsial) ... 63
4.2.3.2Uji Koefisien Determinan (R2) ... 64
4.3 Pembahasan ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 67
5.2 Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 70
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sifat-sifatWirausaha ... 8
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 25
Tabel 3.1 OperasionalVariabel... 31
Tabel 3.2 Skala Numeric ... 33
Tabel 3.3 UjiValiditas (variable managerial skill tidak valid) ... 38
Tabel 3.4 UjiValiditas (variable managerial skill valid) ... 39
Tabel 3.5 UjiValiditas (variable keberhasilanusaha) ... 40
Tabel 3.6 Uji Reliabilitas ... 41
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin ... 47
Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia ... 47
Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan ... 48
Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Lama Berusaha ... 49
Tabel 4.5 Karakteristik Responden berdasarkan Subektor Industri ... 49
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden terhadap Managerial skill ... 51
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden terhadap Keberhasilan Usaha ... 54
Tabel 4.8 One-Sample Kolmogorov Smirnov Test ... 59
Tabel 4.9 Uji Glejser ... 62
Tabel 4.10 Uji Multikolinearitas ... 62
Tabel 4.11 Hasil Uji-t ... 63
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 KerangkaKonseptual ... 28
Gambar 4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 58
Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot Uji Normalitas ... 58
ABSTRAK
Pengaruh Managerial Skill Terhadap Keberhasilan Usaha Industri Kreatif Di Kota Medan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh managerial skill terhadap keberhasilan usaha pada industri kreatif di kota Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah industri kreatif yang ada di kota Medan dengan subsektor Kerajinan, Penerbitan dan Percetakan, Video, Film dan Fotografi, dengan jumlah sampel sebanyak 35 usaha menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data primer menggunakan kuesioner dan data sekunder menggunakan studi pustaka. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana. Secara parisal, managerial skill
berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap keberhasilan usaha.
ABSTRACT
Effect of Managerial Skill toward Business Success at Creative Industry in Medan
This research aim is to analyse the effect of managerial skill toward business success in creative industry in Medan. This research is quantitative research. Population of this research is every creative industry in 3 sectors, craft, publishing and printing, and video, film, and photography, with number of samples of 35 samples with purposive sampling method. Primary data collection is taken using questionnaires and secondary data collection is using literature studies. The hypotheses in this research is analysed using simple regression analysis. Partially, managerial skill only affects positively but not significant toward business success.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indikasi sebuah bangsa maju dapat dilihat dari berapa jumlah warga
negara yang memiliki posisi sebagai wirausaha. Saat ini jumlah wirausaha di
Indonesia hanya berkisar di angka 570 ribuan orang atau 0.24%, padahal untuk
menjadi bangsa maju dibutuhkan minimal 2% dari total populasi penduduknya.
Indonesia masih membutuhkan banyak sekali wirausaha yang dapat berperan aktif
dalam percepatan pertumbuhan ekonomi.(wartawirausaha.com, 2014).
Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya
mencari, menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian
mengambil resiko, kreativitas, inovasi serta meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang
lebih besar. Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu
terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong
perubahan, inovasi, dan kemajuan perokonomian berasal dari para wirausaha,
orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengambil resiko dan
mempercepat pertumbuhan ekonomi. Wirausaha perlu mempunyai desain
produk, strategi pemasaran, dan solusi dalam mengatasi problem manajerial yang
pembaru yang mengorganisir, mengelola, dan mengasumsikan segala risiko pada
saat dia memulai usahanya untuk mendapatkan keuntungan (Machfoedz, 2005: 9).
Steinhoff dan Burgess dalam Suryana(2001:10) menyebutkan bahwa
seorang wirausahawan harus memiliki beberapa karakteristik berikut ini agar
berhasil, yaitu: memiliki rasa percaya, kerja keras, dan memahami risiko sebagai
bagian dari upaya meraih sukses, memiliki kemampuan organisasi, dapat
menentukan tujuan, berorientasi hasil, dan memiliki tanggung jawab
terhadap hasilnya, kreatif, menyukai tantangan dan mendapatkan kepuasan
pribadi ketika berhasil mencapai ide-idenya.
Seorang wirausaha adalah seseorang yang menciptakan usaha
sendiridengan mengambil resiko dan ketidakpastian akan untung rugi demi
mencapai impian yang berbuah keuntungan dengan memanfaatkan peluang dan
sumberdaya yang ada.Wirausaha harus memiliki beberapa ciri seperti percaya diri,
bertanggung jawab serta berani mengambil resiko.
Kepercayaan diri sangat penting bagi seorang wirausaha, karena untuk
tetap menjaga keyakinan dan semangat dalam berusaha.Seorang wirausaha
memiliki juga tanggung jawab yang besar, baik tanggung jawab secara moril (diri
sendiri,keluarga, teman,dll.) maupun tanggung jawab secara finansial
(modal).Selain itu seorang wirausaha harus berani mengambil resiko,ketika kita
memutuskan untuk terjun dalam dunia usaha maka kita pun harus siap dengan
resiko yang akandihadapi. Mengambil resiko dengan perhitungan yang baik
karena mengambil resiko setelah merencanakan dan memperhitungkan
pengetahuan mengenai pasar, ketersediaan sumber daya serta sebuah perencanaan
tindakan yang berpotensi besar untuk berhasil.
Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki
kompetensi. Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan seseorang yang langsung berpengaruh pada kinerja. Kinerja bagi
wirausaha merupakan tujuan yang ingin dicapai. Kompetensi merupakan
seperangkat pengetahuan, keterampilan, perilaku yang harus dimiliki seseorang
dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya (Pramudyo, 2010:87).
Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha antara lain
adalah managerial skill, conceptual skill, human skill, decision making
skilldantime managerial skill.Dengan adanya keterampilan - keterampilan diatas
pada diri seorang wirausaha, maka usaha yang dirintis dari awal akan lebih mudah
untuk berhasil karena memiliki tujuan, pengarahan, dan mengelolaan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan dengan tepat.
Menurut Wibowo dalam Muhlisin (2010), bila ingin sukses kita harus
memilikimanagerial skill diantaranyaenergi spiritual, keterampilan emosional,
kekuatan intelektual, kualitas fisik dan penguasaan teknologi terapan.Karena
seorang wirausahawan harus mampu menjalankan fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan agar usaha yang dijalankannya
dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kemampuan menganalisis dan
mengembangkan pasar, kemampuan mengelola sumber daya manusia, material,
uang, fasilitas dan seluruh sumber daya perusahaan merupakan syarat mutlak
akan menjadi bekal untuk menjalankan bisnis dengan modal skill yang cukup
untuk mewakili keterampilan lain dalam menjalankan bisnis.Salah satu Industri
yang berkembang cukup pesat di Indonesia saat ini adalah industri kreatif.
Kehadiran suatu industri kreatif merupakan bagian yang penting dalam
pembangunan ekonomi yang bertujuan meningkatnya taraf hidup masyarakat ke
arah ekonomi yang lebih baik. Wirausaha berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan industri kreatif di Indonesia. Menurut Kementerian Perdagangan
RI industri kreatifadalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas,
keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan, serta
lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan
daya cipta individu tersebut.Industri kreatif dapat dikelompokkan menjadi 14
subsektor. Menurut Departemen Perdagangan Republik Indonesia dalam buku
Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif 2025, ke 14
subsektor industri kreatif Indonesia antara lainperiklanan, arsitektur, pasar barang
seni, kerajinan, desain, fesyen, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan,
penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan peranti lunak, televisi dan radio,
riset dan pengembangan, serta video, film, dan fotografi.
Kota Medan mempunyai potensi bisnis yang sangat besar untuk
mengembangkan industri kreatif.Industri kreatif di Kota Medan cukup
berkembang, yang dapat dilihat dari cukup banyaknya wirausaha yang menggeluti
bidang-bidang usaha seperti periklanan, penerbitan dan percetakan, dan video,
tersebut, karena industri kreatif tersebut yang paling menuntut managerial skill
dari pemilik maupun karyawan industri kreatif. Sampel penelitian ini peneliti
ambil dari kawasan Medan Selayang dan Medan Baru yang memiliki persaingan
industri kreatif yang cukup ketat.
Persaingan ketat membuat munculnya ide-ide kreatif untuk bisa
menciptakan peluang usaha baru. Namun sejauh ini tren industri kreatif yang
tumbuh dikota Medan masih banyak mengarah ke Pulau Jawa, hal ini dikarenakan
lebih tingginya tingkat persaingan industri kreatif di Pulau Jawa dibandingkan di
kota Medan. Persaingan industri kreatif ini menyebabkan hanya industri kreatif
yang memiliki inovasi dan kreatifitas tinggi yang dapat menarik minat konsumen
sehingga dapat bersaing dengan produk dari pulau Jawa. Inilah yang membuat
lambatnya perkembangan industri kreatif di kota Medan.
Akan tetapi pesatnya pertumbuhan industri kreatif secara nasional bukan
merupakan jaminan bahwa hal ini akan dijumpai disetiap kota di Indonesia.
Medan sebagai kota ketiga terbesar di Indonesia memiliki pertumbuhan industri
kreatif yang cenderung lamban. (medanbisnisdaily.com, 2013).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Managerial SkillTerhadap Keberhasilan Usaha Industri Kreatif di Kota Medan.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu “Apakah managerial skillberpengaruh terhadap keberhasilan
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan maka tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisis pengaruh managerial skill terhadap keberhasilan
usaha Industri Kreatif di Kota Medan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memeberikan manfaat bagi semua pihak,
diantaranya :
1. Bagi WirausahaIndustri Kreatif di kota Medan.
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dan tambahan
informasi bagi pemilik atau pengelola usahauntuk mengetahui seberapa
besar keberhasilan usaha terhadap industri kreatif di kota Medanmelalui
managerial skill.
2. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan serta meningkatkan
wawasan dan pengetahuan tentang kewirausahaansebagai acuan untuk dapat
mengetahui pengaruh managerial skill danterhadap keberhasilan usaha
terhadap industri kreatif di kota Medan.
3. Bagi Peneliti Lainnya
Dapat digunakan sebagai informasi yang berguna terhadap dunia ilmu
pendidikan khususnya pengetahuan di bidang kewirausahaan, dan
diharapkan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut dan sebagai bahan
referensi perpustakaan bagi para peneliti selanjutnya di Fakultas Ekonomi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 PengertianKewirausahaan
Kewirausahaan adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai,
kemampuan, dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup dan cara
memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya(Suryana,
2013: 2). Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang
yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuk menciptakan sesuatu
yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut
tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui kesempatan bisnis,
kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai
kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam
menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan
proyek dengan baik (Ranto, 2007: 21).
2.1.2 Pengertian Wirausaha
Arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil risiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa
berani mengambil risiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha
tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Seorang
mendorong minat seseorang untuk mendirikan dan mengelola usaha secara
maksimal (Kasmir, 2006: 15).
Machfoedz (2005:9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah
pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk
mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, ia lebih memilih
menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu seorang wirausahawan
memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri ketika menghadapi
tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai
permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa dituntut kreatif.
2.1.3 Sifat-sifat Wirausaha
Tabel 2.1 Sifat-sifatWirausaha
Percaya Diri 1. Yakin dan Optimisme
2. Mandiri
3. Kepemimpinan dan Dinamis
Originalitas 1. Kreatif
2. Inovatif
3. Inisiatif/proaktif
Berorientasi Manusia 1. Sifat suka bergaul dengan orang lain
2. Komitmen
3. Responsive terhadap saran dan kritik
Berorientasi Hasil Kerja 1. Ingin berprestasi
2. Berorientasi keuntungan 3. Teguh, tekun, dan kerja keras 4. Penuh semangat dan penuh energi
Berorientasi Masa Depan 1. Sifat pandangan ke depan 2. Ketajaman persepsi
2.1.4 Karakteristik Wirausaha
Karakteristik seorang wirausaha pada umumnya dapat dilihat pada saat
berkomunikasi dalam rangka mengumumkan informasi maupun pada waktu
menjalankan usaha dan menjalin hubungan dengan para relasi bisnis. Untuk itu,
dalam menjalin hubungan bisnis dengan seseorang kita harus mengetahui
karakteristiknya. Karena tanpa kita perhatikan karakternya bisa-bisa kita akan rugi
sendiri apabila menjalin hubungan bisnis dengan orang yang berkarakter tidak
baik.
Karakteristik adalah sesuatu yang berhubungan dengan watak, perilaku,
tabiat, sikap seseorang terhadap perjuangan hidup untuk mencapai kebahagiaan
lahir dan batin. Karakteristik seorang wirausaha yang baik akan membawa ke arah
kebenaran, keselamatan, serta menaikkan derajat dan martabatnya.
Menurut Meredith (2000 : 5-6) mengemukakan ciri-ciri dan watak
kewirausahaan seperti berikut :
a. Percaya diri dan optimis
Memiliki kepercayaan diri yang kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain,
dan individualistis.
b. Berorientasi pada tugas dan hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat,
energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif.
d. Kepemimpinan
Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka
terhadap saran serta kritik.
e. Keorisinilan
Inovatif, kreatif dan fleksibel
f. Berorientasi masa depan
Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.
Pendapat lain diungkapkan oleh Zimmerer (2002:6-7), mengemukakan
delapan karakteritik kewirausahaan sebagai berikut :
a. Desire for responsibility, memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha
yang dilakukannya.
b. Preference for moderate risk, lebih memilih resiko moderat, artinya selalu
menghindari resiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.
c. Confidence in their ability to success, memiliki kepercayaan diri untuk
memperoleh kesuksesan.
d. Desire for immediate feedback, selalu menghendaki umpan balik dengan
segera.
e. High level of energy, memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan
keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
f. Future orientation, berorientasi serta memiliki perspektif dan wawasan jauh
ke depan.
g. Skill at organizing, memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber
h. Value of achievement over money, lebih menghargai prestasi daripada uang.
Wirausaha selalu komitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia
tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Ia berani mengambil
resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan artinya risiko yang di
ambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko
yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus
berjuang mencari peluang sampai ada hasil. Hasil-hasil ini harus nyata/jelas dan
objektif dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan
semangat optimis yang tingggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu
dikelolah secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya.
Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri
tertentu pula. Dalam (Zimmerer,2002:5) dikemungkinan beberapa karakteristik
kewirausahaan yang berhasil. Diantaranya memiliki ciri-ciri :
a. Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas
Berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalam padangan dan bertindak
terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan,
berencana, dan mengutamakan monitoring.
b. Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan
hubungan bisnis.
2.1.5 Membangun Kompetensi Kewirausahaan
Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki
kompetensi yaitu : seorang yang memiliki ilmu pengetahuan, skill dan sikap
individu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.
Menurut Suryana, (2003:13) skill-skill yang harus dimiliki Kewirausahaan
agar dapat berhasil yaitu :
a. Managerial skill
b. Conceptual skill
c. Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi)
d.Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil
keputusan ).
e. Time managerial skill (ketrampilan mengatur dan menggunakan waktu)
2.1.6Managerial Skill
Menurut Suryana (2003 : 15)Managerial skill atau keterampilan
manajerial merupakan bekal yang harus dimiliki wirausaha. Seorang
wirausahawan harus mampu menjalankan fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan agar usaha yang dijalankannya
dapat mencapai tujuan yangdiinginkan.Kemampuan menganalisis dan
mengembangkan pasar, kemampuan mengelola sumber daya manusia, material,
uang, fasilitas dan seluruh sumber daya perusahaan merupakan syarat mutlak
untuk menjadi wirausaha sukses.Kemampuan Manajerial adalah kemampuan
untuk mengelola usaha seperti perencanaan, pengorganisasian, pemberian
Kemampuan manajerial menurut Winardi dalam Setyanusa, (2009),
menyatakan bahwa kemampuan manajerial adalah kesanggupan mengambil
tindakan–tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan yang
dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Selain itu keterampilan
manajerial adalah seluruh kemampuan yang berkaitan dengan perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan kepegawaian dan pengawasan, termasuk
didalamnya kemampuan mengikuti kebijaksanaan, melaksanakan program dengan
anggaran terbatas (Gibson, 2006:130).
Menurut Tangkilisan (2005: 10) kemampuanmanajerial yaitu kemampuan
untuk memanfaatkan danmenggerakkan sumber daya agar dapatdigerakkan
dandiarahkan bagi tercapainya tujuan melalui kegiatan oranglain.Untuk dapat
mencapai tujuan yang telahditentukan maka pimpinan atau pengusaha
sebuahperusahaan harus memiliki kemampuan dalammengimplementasikan
prinsip-prinsip manajemen yangbiasa dikenal dengan sebutan kemampuan
manajerial.
Secara garis besar ada dua cara untuk menumbuhkan
kemampuanmanajerial, yaitu melalui jalur formal dan informal. Jalur formal
misalnya melalui jenjang lembaga pendidikan sekolah menengah kejuruan bisnis
dan manajemen atau melalui pendidikan tinggi misalnya departemen administrasi
niaga atau departemen manajemen yang tersebar berbagai perguruan tinggi baik
negeri maupun swasta.Jalur informal, misalnya melalui seminar, pelatihan dan
2.1.7 Keberhasilan Usaha
2.1.7.1 Definisi Keberhasilan Usaha
Menurut Suyatno (2010;179) keberhasilan usaha industri kecil di
pengaruhi oleh berbagai faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu
tujuan dari setiap pengusaha. Kinerja usaha industri kecil dapat diartikan sebagai
tingkat keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek,
seperti: kinerja keuangan dan image perusahaan. Menurut Glancey dalam Priyanto
(2009:73), Wirausaha yang memiliki kemampuan mengambil keputusan yang
superior akan dapat meningkatkan perfomansi usaha seperti peningkatan profit
dan pertumbuhan usaha.
Primiana (2009:49) mengemukakan bahwa keberhasilan usaha adalah
permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan tercapainya tujuan
organisasi. Sedangkan Algifari (2003:118) berpendapat bahwa keberhasilan usaha
dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan
efisiensi secara ekonomis. Pendapat lain diungkapkan oleh Moch. Kohar
Mudzakar dalamAndari (2011:21b) , “ Keberhasilan usaha adalah sesuatu keadaan
yang menggambarkan lebih daripada yang lainnya yang sederajat/sekelasnya.
Noor (2007:397) mengemukakan bahwa Keberhasilan usaha pada hakikatnya
adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuanya, suatu bisnis dikatan berhasil
bila mendapatkan laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang melakukan
bisnis. Menurut Albert Wijaya dalam Suryana(2011:168) yang mengemukakan
bahwa faktor yang merupakan tujuan yang kritis dan menjadi ukuran dari
Menurut Tambunan (2002:14) faktor-faktor yang mampengaruhi
keberhasilan usaha dapat diketahui dari dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yang diantaranya yaitu; kualitas sumber daya manusia,
penguasaan organisasi, struktur organisasi, sistem manajemen, partisipasi,
kultur/budaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak luar, dan
tingkat entrepreneurship.. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor
pemerintah dan nonpemerintah. Faktor pemerintah diantaranya, kebijakan
ekonomi, birokrat, politik, dan tingkat demokrasi. Faktor non pemerintah yaitu;
sistem perekonomian, sosio-kultur budaya masyarakat, sistem perburuhan dan
konsidisi perburuhan, kondisi infrastrukur, tingkat pendidikan masyarakat, dan
lingkungan global.
Menurut Suyatno (2010:179) berkaitan dengan faktor penentu
keberhasilan usaha industri kecil ini, hasil penelitiannya menemukan bahwa
keberhasilan usaha kecil ditandai oleh inovasi, perilaku mau mengambil resiko.
Begitu juga hasil penelitian Murphy dalam sumber yang sama menemukan bahwa
keberhasilan usaha kecil disumbangkan oleh kerja keras, dedikasi, dan komitmen
terhadap pelayanan dan kualitas. Berbagai faktor penentu keberhasilan usaha
industri kecil hasil identifikasi penelitian tersebut pada dasarnya adalah cerminan
dari kemampuan usaha (pengetahuan, sikap dan keterampilan), pengalaman yang
relevan, motivasi kerja dan tingkat pendidikan seseorang pengusaha.Sehingga
dapat diketahui bahwa keberhasilan usaha dapat dipengaruhi oleh kemampuan
usaha yang tercermin diantarannya melalui pengetahuan, sikap, dan keterampilan
Keberhasilan suatu usaha diidentikkan dengan laba atau penambahan
material yang dihasilkan oleh pengusaha, tetapi pada dasarnya keberhasilan usaha
tidak hanya dilihat dari hasil secara fisik tetapi keberhasilan usaha dirasakan oleh
pengusaha dapat berupa panggilan pribadi atau kepuasaan batin Kriteria
keberhasilan usaha kecil dalam Riyanti, (2003:73) tentang wirausaha kecil di
Singapura menunjukan bahwa dari 85% responden yang menjawab, 70%
wirausaha menggunakan net laba bersih (profit growth) untuk mengukur
keberhasilan usaha, disusul oleh laba penjualan (sales revenue growth, 61%) , laba
setelah pajak (return on ivestment, 50%), dan pangsa pasar (market share, 48%).
Selanjutnya, 38% dari wirausaha yang menggunakan kriteria keberhasilan laba
bersih (net profit growth), berpendapat bahwa prstasi 6-10% pertumbuhan
pertahun merupakan indicator keberhasilan usaha. Untuk mendukung uraian
diatas, criteria keberhasilan usaha adalah usaha-usaha yang mengalami
peningkatan 25% dari keadaan ketika perusahaan didirikan. Meskipun hanya 25%,
karena yang dilihat adalah peningkatan dalam akumulasi modal, jumlah produksi,
jumlah pelanggan, perluasan usaha dan perbaikan fisik maka kriteria tersebut
dinilai cukup signifikan sebagai kriteria keberhasilan usaha (Riyanti, 2003).
2.1.7.2 Indikator Keberhasilan Usaha
Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Noor
1. Produktivitas dan efisiensi.
Besar kecilnya produktivitas usaha sangat menentukan besar kecilnya
produksi. Hal ini mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan menentukan
pendapatan.
2. Kompetensi dan Etika Usaha.
Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian dan
pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif. Kompetensi perlu diperbaiki dan
disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi agar perusahaan tetap dapat
mempertahankan daya saingnya. Sedangkan etika bisnis adalah perilaku dalam
melaksanakan bisnis yang secara garis besar dapat dirumuskan sebagai perilaku
berbisnis tidak merugikan kepentingan orang lain baik secara individu, kelompok,
maupun masyarakat luas
3. Daya saing.
Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk
merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil
apabila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan
menghadapi pesaing. Oleh karena itu, maka inti dari daya saing yang harus
dimiliki perusahaan adalah kemampuan dalam berinovasi untuk menciptakan dan
merebut pasar baru yang bermunculan di masyarakat.
4. Terbangunnya Citra Baik
Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal dan trust
external. Trust internal adalah kepercayaan atau trust dari segenap orang yang
absensi karyawan, rendahnya turnover karyawan, meningkatnya produktivitas dan
efisiensi perusahaan, dan sebagainya. Sedangkan trust external adalah timbulnya
rasa percaya dari segenap stake holder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok,
pemerintah, maupun masyarakat luas, bahkan juga pesaing. Indikatornya adalah
membangun image yang baik, meningkatnya penjualan, rendahnya complain,
meningkatnya pesanan, dan sebagainya.
2.1.7.3 Faktor-Faktor Pendorong Keberhasilan Wirausaha
Menurut Suryana (2013:108), faktor-faktor pendorong keberhasilan
wirausaha adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan dan kemauan
Orang yang tidak memiliki kemampuan,tetapi banyak kemauan dan orag
yang memiliki kemauan, tetapi tidak memiliki kemampuan, keduanya tidak akan
menjadi wirausahawan yang sukses. Sebaliknya, orang yang memiliki kemauan
dan dilengkapi dengan kemampuan akan menjadi orang yang sukses. Kemauan
saja tidak cukup bila tidak dilengkapi dengan kemampuan.
b. Tekad yang kuat dan kerja keras
Orang yang tidak memiliki tekad yang kuat, tetapi memiliki kemauan
untuk bekerja keras dan orang yang suka bekerja keras, tetapi tidak memiliki
tekad yang kuat, keduanya tidak akan menjadi wirausahawan yang sukses.
c. Kesempatan dan Peluang
Ada solusi ada peluang, sebaliknya tidak ada solusi tidak akan ada
peluang. Peluang ada jika kita menciptakan peluang itu sendiri, bukan
2.1.8 Industri Kreatif
Menurut Hawkins dalam Nenny (2008:144) industri kreatif adalah
kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah gagasan. Sedangkan
menurut visi pemerintah, industri kreatifadalah industri-industri yang
mengandalkan kreatifitas individu, keterampilan serta talenta yang memiliki
kemampuan meningkatkan taraf hidup dan penciptaaan tenaga kerja melalui
penciptaan (gagasan) dan eksploitasi.
Definisi industri kreatif menurut Departemen Perdagangan RI yaitu industri
yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu
untuk menciptakan kesejahteraan, serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan
dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.Industri kreatif
dapat dikelompokkan menjadi 14 subsektor. Menurut Departemen Perdagangan
Republik Indonesia dalam buku Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi
Ekonomi Kreatif 2025, ke 14 subsektor industri kreatif Indonesia adalah :
1. Periklanan (advertising)
Definisi periklanan menurut beberapa sumber adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah
dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi, produksi
dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: perencanaan komunikasi
iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik,
tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan
radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran selebaran, pamflet,
atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.
2. segala bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu
media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian
atau seluruh masyarakat.
3. deskripsi atau presentasi dari produk, ide ataupun organisasi untuk
membujuk individu untuk membeli, mendukung atau sepakat atas suatu hal.
2. Arsitektur
Definisi jasa arsitektur menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
(KBLI) 2005 adalah jasa konsultasi arsitek, yaitu mencakup usaha seperti: desain
bangunan, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, dan sebagainya. Selain itu
sub-sektor Arsitektur Yaitu kegiatan kreatif yang berkaitan dengan desain
bangunan secara menyeluruh baik dari level makro (town planning, urban design,
landscape architecture) sampai level mikro (detail konstruksi). Misalnya
arsitektur taman, perencanaan kota, perencanaan biaya konstruksi, konservasi
bangunan warisan, pengawasan konstruksi, perencanaan kota, konsultasi kegiatan
teknik dan rekayasa seperti bangunan sipil dan rekayasa mekanika dan elektrikal.
3. Pasar Barang Seni
Yaitu kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang
asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang,
galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, meliputi barang-barang musik,
percetakan, kerajinan, automobile, dan film
4. Kerajinan (craft)
dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dan dihasilkan oleh
tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses
penyelesaian produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari:
batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas,
perak, tembaga, pernggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan
kapur.
Berdasarkan bahan baku (raw material), produk kerajinan dikategorikan menjadi:
1. Ceramic (seperti tanah liat, erathen ware, pottery, stoneware, porcelain)
2. Logam (seperti emas, perak, perunggu, besi, tembaga)
3. Natural fiber, serat alam (bambu, akar-akaran, rotan)
4. Batu-batuan (seperti batu mulia, semi precious stone, jade)
5. Tekstil (seperti cotton, sutra, linen)
6. Kayu (termasuk kertas dan lacquer ware)
5. Desain
Yaitu kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain
interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa
riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.
6. Fesyen (fashion)
Industri Kreatif Subsektor fesyen/mode adalah kegiatan kreatif yang terkait
dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris mode
lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen,
7. Video, Film dan Fotografi
Industri Kreatif Subsektor film, video, dan fotografi adalah kegiatan kreatif
yang terkait dengan kreasi, produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi
rekaman video, film dan hasil fotografi. Termasuk di dalamnya penulisan skrip,
dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.
8. Permainan Interaktif (game)
Industri Kreatif sub sektor permainan interaktif adalah kegiatan kreatif yang
berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi permainan komputer dan video
yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Sub sektor permainan interaktif
bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu
pembelajaran atau edukasi. Menurut beberapa sumber, industri permainan
interaktif didefinisikan sebagai permainan yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a. Berbasis elektronik baik berupa aplikasi software pada komputer (online
maupun stand alone), console (Playstation, XBOX, Nitendo dll), mobile handset
dan arcade.
b. Bersifat menyenangkan (fun) dan memiliki unsur kompetisi (competition)
c. Memberikan feedback/interaksi kepada pemain, baik antar pemain atau
pemain dengan alat (device)
d. Memiliki tujuan atau dapat membawa satu atau lebih konten atau muatan.
Pesan yang disampaikan bervariasi misalnya unsur edukasi, entertainment,
promosi produk (advertisement) sampai kepada pesan yang destruktif.
9. Musik
dengan kreasi/komposisi, pertunjukan musik, reproduksi, dan distribusi dari
rekaman suara. Seiring dengan perkembangan industri musik ini yang tumbuh
sedemikian pesatnya, maka Klasifikasi Baku Lapangan Indonesia 2005 (KBLI)
perlu dikaji ulang, yaitu terkait dengan pemisahan lapangan usaha distribusi
reproduksi media rekaman, manajemen-representasi-promosi (agensi) musik, jasa
komposer, jasa pencipta lagu dan jasa penyanyi menjadi suatu kelompok lapangan
usaha sendiri.
10. Seni Pertunjukan (showbiz)
Industri Kreatif kelompok seni pertunjukan meliputi kegiatan kreatif yang
berkaitan dengan usaha yang berkaitan dengan pengembangan konten, produksi
pertunjukan, pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama,
musik-tradisional, musik-teater, opera, termasuk tur musik etnik, desain dan
pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.
11. Penerbitan dan Percetakan
Industri Kreatif subsektor penerbitan dan percetakan meliputi kegiatan
kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran,
majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita.
12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak (software)
Industri Kreatif sub sektor layanan komputer dan piranti lunak meliputi
kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk
jasa layanan komputer, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan
analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan
13. Televisi & Radio (broadcasting)
Industri Kreatif kelompok televisi dan radio meliputi kegiatan kreatif yang
berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan pengemasan, penyiaran, dan
transmisi televisi dan radio.
14. Riset dan Pengembangan (R&D)
Industri Kreatif subsektor riset dan pengembangan meliputi kegiatan kreatif
yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan
teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk
dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan
teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Akan tetapi, definisi riset
dan pengembangan tersebut menurut masukan dari beberapa sumber dipandang
belum cukup merefleksikan aktivitas riset dan pengembangan yang
sesungguhnya.Definisi dari komoditi riset dan pengembangan mempunyai
landasan regulasi sendiri yaitu UU No. 18 tahun 2002. Definisi riset dan
pengembangan menurut UU No. 18/2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah:
Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah
secara sistematis untuk memperoleh informasi, data, dan keterangan yang
berkaitan dengan pemahaman dan pembuktian kebenaran atau ketidakbenaran
suatu asumsi dan/atau hipotesis di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta
menarik kesimpulan ilmiah bagi keperluan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pengembangan adalah kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
kebenarannya untuk meningkatkan fungsi, manfaat, dan aplikasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah ada, atau menghasilkan teknologi baru.
Dalam hal ini, perlu untuk melakukan penyamaan persepsi mengenai definisi ini.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu
[image:36.595.110.518.279.641.2]yang beragam. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Mulyanto (2007)
Pengaruh Motivasi dan Kemampuan Manajerial Terhadap Kinerja Usaha Pedagang Kaki Lima Menetap
Variabel Independen : motivasi dan
kemampuan manajerial
Variabel Dependen : kinerja usaha Motivasi dan emampuan manajerial memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja usaha
3 Ibnu Hajar, M.S. Idrus, Ubud Salim, Solimun (2012) Pengaruh Kemampuan Manajerial dan Lingkungan Industri Terhadap Kemampuan Organisasi, Strategi Bersaing, dan Kinerja Perusahaan Variabel Independen: kemampuan manajerial dan lingkungan industri
Variabel Dependen: kemampuan organisasi, strategi bersaing, dan kinerja perusahaan Kemampuan manajerial dan lingkungan industri berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kemampuan organiasi strategi bersaing dan kinerja perusahaan
4 Wisda Apriana (2012) Analisis Pengaruh Motivasi, Kemampuan Manajerial, Kompetensi, dan Lingkungan Terhadap Kinerja Usaha Pedagang Kaki Lima Di Bekasi Variabel Independen: motivasi, kemampuan manajerial, kompetensi, dan lingkungan Dependen: kinerja usaha Motivasi, kemampuan manajerial, kompetensi, dan lingkungan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha
5 Syofia Sofatunisa R. (2014) Pengaruh Kemampuan ManajerialT erhadap Keberhasilan Usaha Variabel Independen: kemampuan manajerial Variabel dependen: keberhasilan usah Kemampuan manajerial secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha
6 Nurhasmansyah , Zulfadil,
Pengaruh Latar
Variabel Independen: latar belakang sosial,
Machasin (2014) Belakang Sosial, Kemampuan Manajerial dan Pengalaman Terhadap Kinerja Usaha kemampuan manajerial, dan Pengalaman Variabel Dependen: kinerja usaha kemampuan manajerial dan pengalaman berpengaruh secara simultan terhadap kinerja usaha
7 Inggrita Gusti Sari Nasution, Yasmin Chairunisa Muchtar, Frida Ramadini (2014) Impact of Motivation and Ability on Performance of Women Entrepreneu rs in Online Business
Variabel Independen: motivation and ability
Variabel Dependen: performance of women entrepreneurs
The situational factors do not moderate the relationship between motivatiaon and ability on performance
Sumber: Penelitian Terdahulu
2.3 Kerangka Konseptual
Dalam penelitian kuantitatif, menurut Sugiyono (2012:60) kerangka
berfikir adalah menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan
diteliti, jadi secara teoritis perlu dijelaskan gubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen.
Hasil analisisyang dilakukan Apriana (2012) menunjukan bahwa
kompetensi wirausaha mempunyai pengaruh positifdan signifikan terhadap
keberhasilan usaha.Hubungan antara managerial skill terhadap keberhasilan usaha
dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan oleh Muhlisin (2013) yang
menjelaskan bahwa managerial skillcukup berpengaruh terhadap keberhasilan
Hubungan antara managerial skill terhadap keberhasilan usaha dapat
dilihat pada penelitian yang dilakukan olehIbnu Hajar, M.S. Idrus, Ubud Salim,
Solimun (2012), yang menjelaskanmanajerial skill yang tinggi karena
keahliankhusus dan nilai moral kepercayaan yang dimiliki para manajer
perusahaan dalam upaya untukmeningkatkan kemampuan sumberdaya
perusahaandalam merespon keinginan pelanggan, menciptakankualitas produk
dan layanan, melakukan imitasi, baikproduk maupun proses produksi,
menciptakan sistemyang dapat mempercepat proses produksi, dan efisiensibiaya
produksi dalam upaya untuk merumuskan danmelaksanakan strategi bersaing
yang sesuai untukmeningkatkan hasil penjualan, laba, dan aset perusahaan.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Sofatunisa (2014), Kemampuan
manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.
Managerial skill merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang
wirausaha yang termasuk ke dalam kompetensi wirausaha. Untuk dapat
menjalankan usaha yang akan memberikan keuntungan. Seorang pengusaha
industri kreatif akan sangat membutuhkan managerial skill untuk mengelola
sumber daya dan menjalankan usahanya.
Adapun gambar kerangka konseptual pada penelitian ini sebagai berikut :
[image:39.595.132.492.609.690.2]H1
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Sumber : Suryana(2008),Apriana(2012), Muhlisin (2013), Ibnu Hajar, et al. (2012)diolah
Managerial Skill
(X1)
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
pernyataan.Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka konseptual yang merupakan
jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. (Sugiyono, 2005:96).
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah
diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang di kemukakan oleh peneliti adalah
managerial skill berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha
industri kreatif di kota Medan.
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2012:7). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel
managerial skill (X1) dan keberhasilan usaha (Y).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada industri kreatif yang ada di kota Medan yang
mewakili dari sub sektor industri kreatif, yaitu kerajinan, penerbitan dan
percetakan, video, film dan fotografi. Penelitian ini dilakukan dari bulan
Desember 2014 sampai dengan April 2015.
3.3 Batasan Operasional
Untuk menghindari pembahasan yang tidak terarah dan mengakibatkan
tidak tepatnya sasaran yang diharapkan, maka langkah berikutnya penulis perlu
membatasi masalah yang di bahas yaitu hanya pada “Pengaruh Managerial
SkillTerhadap Keberhasilan UsahaIndustri Kreatif di kota Medan.”
a. Variabel bebas atau independent variable dalam penelitian ini adalah
b. Variabel terikat atau dependent variable dalam penelitian ini adalah
keberhasilan usaha (Y).
c. Penelitian ini dibatasi pada pemilik dan karyawan usaha industri kreatif di
kota Medan.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah
semua variabel yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas
dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variabel-variabel
[image:42.595.115.529.366.749.2]yang akan diteliti sebagai berikut :
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala
Managerial Skill
(X1)
4.Kemampuan pengawasan komunikasi 1.Mampu mengawasi usaha 2.Mampu mengendalikan operasional Keberhasilan Usaha (Y) Keberhasilan usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, produksi meningkat, dan tercapainya tujuan organisasi. 1.Pendapatan 2.Produksi 3.Kesejahteraa n karyawan 4.Perkembanga n usaha 1.Laba meningkat 2.Modal bertambah 1.Hasil produksi meningkat 2.Produk bervariasi 1.Jumlah karyawan meningkat 2.Pendapatan karyawan meningkat 3.Loyalitas Karyawan 1.Bertambah cabang usaha 2.Mampu bersaing 3.Loyalitas pelanggan Numerical
Sumber :Robbins (2010), Suryana(2003), Gibson (2000), Noor (2007)
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini, data diukur dari persepsi responden atas pertanyaan
atau pernyataan yang diajukan. Untuk menentukan nilai atas persepsi responden
dibentuk sebuah kuesioner. Berkenaan dengan skala pengukuran dalam
penyusunan kuesioner peneliti menggunakan skala numerik (Numerical Scale) 1-7
Menurut Simamora (2005) numerical scale yaitu variasi skala deferensial
sematik, skala ini menggunakan dua kutub ekstrim positif dan negatif dan pilihan
yang tersedia berupa angka.
Tabel 3.2
Skala Numeric
Sumber: (Simamora, 2005)
3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang memiliki kuantitas atau kualitas tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk
dipelajari dan diselidiki dan kemudian ditarik kesimpulannya (Kurniawan,
2012:59).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Industri Kreatif yang ada di
kota Medan yang mewakili dari sub sektor industri kreatif, yaituperiklanan, video,
film dan fotografi. Populasi dalam penelitian ini tidak di ketahui jumlahnya secara
pasti karena tidak adanya data yang mendukung.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi yang akan kita teliti tersebut (Kurniawan, 2012:59). Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu
memilih sample random yang bertujuan secara subjektif.Hal ini dilakukan karena
peneliti telah memahami bahwa informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dari
karena mereka memiliki informasi seperti itu dan mereka memenuhi kriteria yang
ditentukan oleh peneliti, (Ferdinand, 2006:37).
Metode purposive samplingdigunakan sebagai pertimbangan layak
tidaknya sebuah usaha menjadi sampel dalam penelitian ini dengan kriteria yang
ditentukan oleh peneliti (Sekaran,2006:136). Adapun kriteria sampel pada
penelitian ini adala usaha industri kreatif sudah berjalan minimal 1
tahun.Kemudian setelah menggunakan metode purposive sampling, maka akan
dilakukan juga metode snowball sampling guna mendapatkan informasi lebih
mengenai adanya sampel lainnya. Metode Snowball Sampling adalah teknik
penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar
(Sugiyono, 2011:68).Misalnya suatu penelitian menggunakan sampel sebanyak 10
orang, tetapi karena peneliti merasa dengan 10 orang sampel ini datanya masih
kurang lengkap, maka peneliti mencari orang lain yang dirasa layak dan lebih tahu
tentang penelitiannya dan mampu melengkapi datanya.
Dikarenakan populasi industri kreatif tidak diketahui jumlahnya maka
akan digunakan rumus untuk menentukan jumlah sampel dengan:
dimana:
n: Jumlah sampel
z: 1.96
p: persentase jumlah sampel dari populasi
q: 1-p
sehingga:
n = 34,57444
atau dengan kata lain 35 sampel penelitian.
3.7 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan dua jenis data
untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih
pada lokasi penelitian.Data primer diperoleh dengan wawancara terstruktur
dengan pemilik usaha secara langsung.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan
mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan situs
internet untuk mendukung penelitian.
3.8 Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara (interview)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan
menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pernyataan yang telah
dipersiapkan terlebih dahulu apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti (Arikunto, 2012:198). Dalam
2. Angket atau kuisioner (questionaire)
Dapat dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan
tertulis kepada responden untuk menjawabnya (Kurniawan, 2012:26). Kuisioner
diberikan kepada responden penelitian yaitu para pemilik dan pegawai industry
kreatif di kota Medan.
3. Studi Dokumentasi
Mengumpulkan data dan informasi dari buku, jurnal, skripsi, internet yang
berhubungan dengan penelitian.
4. Observasi
Melakukan pengamatan langsung ke objek penelitian, yaitu kota Medan.
3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan realibilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu
kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan
kepada 30 wirausaha.
3.9.1 Uji Validitas
Menurut Situmorang dan Lufti (2012:76), validitas menunjukkan sejauh
mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Validitas
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin
diukur. Sekiranya peneliti ingin mengukur kuesioner di dalam pengumpulan data
penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin
diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam
hal-hal lain yang akan mmengurangi validitas data; misalnya apakah si pewawancara
mengumpulkan data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam
kuesioner.
Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau
benar.Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya.
Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek yang sama
diperoleh hasil yang tidak berbeda. Pada tahap prasurvei, kuesioner yang berisi
dari managerial skill (X1) yang mempengaruhi keberhasilan usaha industri kreatif
di kota medan diberikan kepada 30 wirausaha diluar sampel.Uji validitas dan
realibilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software
SPSS 19.0 for Windows.
Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 19.0 dengan kriteria
sebagai berikut :
1) Jika rhitung positif dan rhitung> rtabel maka pertanyaan dinyatakan valid
dan jika rhitung negatif dan rhitung< rtabel maka pertanyaan dinyatakan tidak
valid
2) Rhitung dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation
3) Nilai rtabel dengan responden awal berjumlah 30 orang dan alpha 5%
Tabel 3.3 Uji Validitas
No Pernyataan rhitung rtabel Validitas
1 pernyataan 1 0.905 0.361 Valid
2 pernyataan 2 0.177 0.361 Tidak Valid
3 pernyataan 3 0.353 0.361 Valid
4 pernyataan 4 0.422 0.361 Valid
5 pernyataan 5 0.681 0.361 Valid
6 pernyataan 6 0.681 0.361 Valid
7 pernyataan 7 0.681 0.361 Valid
8 pernyataan 8 0.681 0.361 Valid
9 pernyataan 9 0.351 0.361 Valid
10 pernyataan 10 0.905 0.361 Valid
11 pernyataan 11 0.905 0.361 Valid
12 pernyataan 12 0.905 0.361 Valid
13 pernyataan 13 0.905 0.361 Valid
14 pernyataan 14 0.905 0.361 Valid
15 pernyataan 15 0.291 0.361 Tidak Valid
16 pernyataan 16 0.681 0.361 Valid
17 pernyataan 17 0.905 0.361 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (April 2015)
Tabel 3.3 menunjukkan bahwa ada beberapa butir pernyataan kuesioner
yang tidak valid karena rhitung< rtabel. Maka dari itu perlu dilakukan uji validitas
Tabel 3.4 Uji Validitas
No. Pernyataan rhitung rtabel Validitas
1 pernyataan 1 0.926 0.361 Valid
2 pernyataan 2 0.688 0.361 Valid
3 pernyataan 3 0.412 0.361 Valid
4 pernyataan 4 0.656 0.361 Valid
5 pernyataan 5 0.656 0.361 Valid
6 pernyataan 6 0.656 0.361 Valid
7 pernyataan 7 0.656 0.361 Valid
8 pernyataan 8 0.375 0.361 Valid
9 pernyataan 9 0.926 0.361 Valid
10 pernyataan 10 0.926 0.361 Valid
11 pernyataan 11 0.926 0.361 Valid
12 pernyataan 12 0.926 0.361 Valid
13 pernyataan 13 0.926 0.361 Valid
14 pernyataan 14 0.656 0.361 Valid
15 pernyataan 15 0.926 0.361 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (April 2015)
Berdasarkan Tabel 3.4 dapat diketahui bahwa semua pernyataan telah
valid. Kemudian tahapan selanjutnya adalah melakukan uji validitas untuk
Tabel 3.5 Uji Validitas
No. Pernyataan rhitung rtabel Validitas
1 pernyataan 16 0.540 0.361 Valid
2 pernyataan 17 0.631 0.361 Valid
3 pernyataan 18 0.622 0.361 Valid
4 pernyataan 19 0.751 0.361 Valid
5 pernyataan 20 0.540 0.361 Valid
6 pernyataan 21 0.631 0.361 Valid
7 pernyataan 22 0.622 0.361 Valid
8 pernyataan 23 0.751 0.361 Valid
9 pernyataan 24 0.540 0.361 Valid
10 pernyataan 25 0.631 0.361 Valid
11 pernyataan 26 0.622 0.361 Valid
12 pernyataan 27 0.751 0.361 Valid
13 pernyataan 28 0.540 0.361 Valid
14 pernyataan 29 0.631 0.361 Valid
15 pernyataan 30 0.622 0.361 Valid
16 pernyataan 31 0.751 0.361 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (April 2015)
Berdasarkan Tabel 3.5 dapat diketahui bahwa semua pernyataan telah
valid. Maka tahapan selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Situmorang dan Lufti (2012:79), Reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala
yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat
pengukur tersebut reliabel. Pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam uji
a. Jika r alpha positif atau > dari r tabel maka pernyataan reliabel,
[image:52.595.107.515.210.264.2]b. Jika r alpha negatif atau < dari r tabel maka pernyataan tidak reliable.
Tabel 3.6 Uji Reliabilitas
r alpha / Cranbach alpha Jumlah Pernyataan
0.955 15
0.924 16
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (April 2015)
Pada 31 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5% di ketahui bahwa
koefisien apha (Cronbach’s Alpha) adalah diatas 0.8, dengan nilai 0.955, 0.924.
Ini berarti 0.80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel
dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen
penelitian.
3.10 Teknik Analisis 3.10.1 Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data
yang telah diperoleh, disusun, dikelompokkan, dianalisis, kemudian
diinterpretasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah
yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.
3.10.2 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar mendapatkan perkiraan yang
tidak bisa dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah
data mengikuti atau mendekati distribusi normal.Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Kolmogorov-Smirnov.Dengan menggunakan tingkat
signifikan 5%, maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5%
artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, 2010:97).
2. Uji Heteroskedasitas
Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai
tertentu variabel independen (homokedastisitas).Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas.Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji
Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara
statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya
heteroskedastisitas.Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5%
dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinearitas
Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model
regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui
ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance
dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur
variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen
lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF
3.11 Analisis Linier Sederhana
Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis statistik regresi linier
sederhana.Analisis regresi sederhanadigunakan untuk melihat pengaruh satu
variable dependen (variable X) terhadap satu variable dependen (variabel Y).
Persamaan yang digunakan
Y = α + βX
Keterangan:
Y = Keberhasilan Usaha
α = Konstanta
β = Slope Parameter
X = Managerial Skill
3.12 Uji Signifikan Parsial (Uji T)
Uji thitung bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas managerial skill (X) terhadap variabel terikat
keberhasilan usaha (Y). Bentuk pengujiannya yaitu:
Ho : b1 = 0 (Variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel terikat).
Ho : b1 ≠ 0 (Variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel terikat).
Nilai thitung akan dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan
1. H0 diterima jika thitung < ttabelpada α = 5%
2. H0 ditolak jika thitung≥ ttabelpada α = 5%
3.13 Identifikasi Determinan (R2)
Identifikasi determinan (R²) berfungsi untuk mengetahui signifikansi
variabel maka harus dicari koefisien determinasi (R²). Koefisien determinan
menunujukkan besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel
dependen.Semakin besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik
kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen.Jika
determinasi (R²) semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel independen adalah besar terhadap variabel dependen.Hal ini
berarti, model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
Penelitian ini menelititi tentang industri kreatif yang ada di kota Medan,
dimana sebagian besarresponden bergerak di sektor kerajinan.Industri Kreatif
subsektor kerajinan adalah kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi,
produksi dan distribusi produk yang dibuat dan dihasilkan oleh tenaga pengrajin
yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya,
antara lain meliputi barang k