• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Latar Belakang

Tingginya populasi usia produktif di Indonesia yang tak berbanding lurus dengan ketersediaan jumlah lapangan pekerjaan, mendorong orang Indonesia berlomba-lomba menciptakan terobosan untuk meningkatkan daya saing demi memajukan perekonomian masing-masing. Tidak heran semakin banyak bermunculan pelaku usaha sektor industri Usaha Kecil Menengah (UKM).

Usaha kecil merupakan usaha yang mampu bertahan, karena usaha kecil juga berperan dalam pemerataan perekonomian Indonesia dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, serta memiliki potensi untuk menghasilkan devisa bagi Negara. UKM adalah tulang punggung ekonomi Inonesia. Pemerintah Indonesia membina UKM melalui Dinas Koperasi dan UKM dimasing-masing Provinsi atau Kabupaten/Kota bila dibandingkan ekspor usaha kecil Negara-negara lain, seperti Taiwan (65%), China (50%), Vietnam (205), Hongkong (17%), dan Singapura (17%).

Oleh karena itu, perlu dibuat kebijakan yang tepat untuk mendukung UKM seperti antara lain: perijinan, teknologi, struktur, manajemen, pelatihan dan pembiayaan.( http://news.okezone.com)

Salah satu masalah besar yang dihadapi oleh bangsa indonesia dewasa ini adalah masih besarnya jumlah penduduk miskin dan tingginya tingkat

pengangguran. Pengangguran di indonesia semakin hari semakin meningkat jumlahnya seiring dengan berjalannya waktu. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penggauran di Indonesia pada februari 2016 mencapai 7,02 juta jiwa yaitu sebagai berikut :

Tabel 1.1

Statistik Pengagguran di Indonesia

(dalam jutaan)

TAHUN TENAGA KERJA BEKERJA MENGANGGUR

2011 119,4 111,3 8,1 2012 120.3 113,0 7,3 2013 120,2 112,8 7,4 2014 121,9 114,6 7,2 2015 122.4 114,8 7,6 2016 127.8 120,8 7.0

Sumber : Badan Pusat Statistik

Ada beberapa hal yang menyebabkan tingkat pengangguran di Indonesia semakin meningkat, yaitu rendahnya pendidikan, keterampilan yang kurang, lapangan kerja yang kurang, kurangnya motivasi, tidak ada kemauan untuk berwirausaha, dan tingginya rasa malas indonesia ini terjadi pada kalangan tidak berpendidikan maupun kalangan berpendidikan tinggi. Para pencari kerja yang baik yang mempunyai gelar sarjana (pengangguran terdidik) maupun yang tidak, harus bersaing untuk mendapatkan pekerjaan dengan lapangan kerja yang terbatas.

Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan

terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang. (https://id.wikipedia.org/wiki)

Seorang wirausaha harus memiliki sikap mandiri yang mampu memanfaatkan setiap peluang-peluang yang ada dengan mengoptimalkan potensi untuk membuat suatu keputusan dan memperoleh keuntungan dari peluang peluang tersebut. Peran wirausaha juga dapat menyerap tenaga kerja dan berpengaruh terhadap kemajuan perekonomian yang dapat memperbaiki keadaan ekonomi di Indonesia.

Peran penting seorang wirausahawan adalah untuk mencapai keberhasilan usahanya. Dimana pengertian keberhasilan usaha ialah menurut Astamoen (2005 : 251) “suatu proses dari seseorang dalam mencapai tujuan atau prestasi dengan cara yang terbaik dan benar sehingga mencapai keberhasilan. Didalam proses tersebut termasuk resiko yang harus dihadapi bahkan kegagalan yang harus dialami. Keberhasilan yang baik itu bisa membawa seseorang kepada kebahagiaan bagi dirinya dan adanya manfaat untuk orang lain”. Keberhasilan atau kegagalan wirausaha dipengaruhi oleh sifat kepribadiannya. Ciri kewirausahaan dalam hal ini yaitu, memiliki keinginan yang kuat untuk berdiri sendiri, memiliki kemauan untuk mengambil resiko, memiliki kemampuan untuk belajar dari pengalaman, mampu memotivasi terhadap diri sendiri, memiliki semangat untuk bersaing, memiliki orientasi terhadap kerja keras, memiliki kepercayaan diri yang besar,

memiliki dorongan untuk berprestasi, tingkat energi yang tinggi, tegas, yakin terhadap kemampuan diri sendiri. (Ie dan Visantia,2013)

Memiliki kepercayaan diri yang besar merupakan salah satu ukuran untuk memperoleh hasil. Ukuran lainnya, adalah mempunyai dorongan (motivasi) yang kuat untuk terus berjuang mencari peluang hingga memperoleh hasil Suryana dalam (Daulay dan Ramadini, 2013:2). Efikasi diri (kepercayaan diri) merupakan suatu panduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan Wijandi dalam (Suryana dan Bayu, 2010:165). Keyakinan pada diri individu ini akan mengontrol pikiran, perasaan dan perilakunya. Proses berwirausaha gagal dan bangkitnya ini tentunya adalah suatu pengalaman yang dijalani individu yang membutuhkan keyakinan individu bahwa dirinya mampu menjalankan tugas dan menjadi wirausaha sukses. Motivasi sangat dibutuhkan seorang wirausahawan untuk mecapai keberhasilan usaha karena dapat menciptakan suatu keinginan untuk bekerja keras atau giat, berprestasi dan sukses. Suatu usaha dapat meraih keberhasilan usaha apabila jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, pertumbuhan dan perkembangan usaha berkembang cepat dan memuaskan Kasmir dalam (Muchtar dan Ramadini, 2011:200).

Salah satu faktor yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan usaha ialah faktor lokasi, Kristanto (2009:158), lokasi dapat sangat mempengaruhi biaya produksi dan kemampuan perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Ketika sebuah usaha mengevaluasi berbagai lokasi, perusahaan-perusahaan

harus dapat mempertimbangkan setiap faktor yang dapat mempengaruhi daya tarik dari setiap lokasi.

Maka berdasarkan penjelasan diatas, peneliti ingin mengetahui apakah faktor-faktor tersebut mempengaruhi salah satu wujud usaha kecil dan menengah dalam perdagangan yaitu pengusaha tekstil. Pengusaha Tekstil adalah orang yang dengan modal yang relatif sedikit berusaha di bidang produksi dan penjualan barang-barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan kelompok tertentu di dalam masyarakat, usaha tersebut dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam suasana lingkungan yang informal Winardi dalam (Haryono, 2005:25). Sektor perdagangan tekstil yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan tekstil sangat memerlukan upaya ekstra untuk mencapai keberhasilan usaha. Hal ini disebabkan tingginya tingkat persaingan dalam industri tekstil yang diimpor dari luar negeri. Oleh karena itu pemilik usaha memiliki keyakinan atas kemampuannya untuk dapat menghasilkan pakaian yang dapat memenuhi kebutuhan pasar dan juga motivasi yang kuat untuk bekerja keras dan bertahan dalam persaingan pasar yang semakin ketat.

Pusat Industri Kecil (PIK) yang berada di Jalan Medan Denai merupakan salah kawasan industri yang cukup terkenal di Kota Medan. PIK ini sendiri berdiri pada tahun 1996 dan pendiriannya dilakukan oleh PEMKO Medan yang saat itu dipegang oleh Bachtiar Jafar. Selama PIK ini berdiri banyak sekali kendala yang dihadapi oleh para pengusahanya seperti pemasaran yang tidak mendukung, adanya produk luar negeri yang masuk secara illegal terutama produk dari Cina dan Korea dan dijual dengan harga murah, sehingga membuat PIK sulit untuk

berkembang dan bersaing dengan pasar yang produknya telah lebih awal dikenal oleh masyarakat.

Pada awal PIK berdiri jumlah seluruh pengusaha yang berkecimpung adalah 110 unit. Akan tetapi pemerintah tidak mengawasi pertumbuhan dan perkembangan dari industri yang ada di PIK, sehinga banyak pengusaha yang bangkrut. Puncaknya ketika krisis moneter pada tahun 1998 terjadi, banyak pengusaha yang tidak sanggup untuk bertahan dalam kondisi usaha tersebut karena pendapatan yang mereka raih tidak cukup untuk meneruskan usahanya bahkan pendapatannya pun tidak sanggup lagi untuk menggantikan modal yang telah mereka keluarkan dan menyebabkan pengusaha UKM ini enggan untuk meneruskan usahanya lagi. Kawasan Industri yang awalnya dibangun kurang lebih 110 unit rumah usaha ini dulunya ramai dikunjungi oleh para pembeli, namun semenjak krisis moneter di tahun 1998, kondisi usaha kecil memburuk. Banyak dari mereka yang tidak sanggup lagi menjalankan usahanya, hingga bangkrut.

Pada saat terjadinya krisis moneter, banyak hasil usaha yang berhasil di ekspor ke luar negeri seperti Malaysia, Singapura. Terjadi fenomena dimana barang yang sudah di ekspor tetapi pada saat barang dikirim, banyak yang membatalkan pesanan secara sepihak dikarenakan keterbatasan dana yang dikarenakan krisis moneter secara global. Namun pengusaha yang masih tetap bertahan masih memiliki keyakinan bahwa tempat ini akan kembali ramai didatangi oleh para pembeli. Saat ini jumlah pengusaha yang masih membuka usahanya di PIK hanya tinggal 32 orang. Namun karena berkurangnya minat

pelanggan untuk membeli disana membuat para pengusaha pernah terpikir untuk menghentikan usahanya. Namun mereka masih memiliki keyakinan bahwa PIK akan ramai kembali dikunjungi seperrti sebelum terjadinya krisis moneter.

Pusat Industri Kecil ini sudah memiliki nama di kota Medan sebagai salah satu kawasan industri yang bertujuan memajukan UMKM yang ada di kota Medan ini dan berada di lokasi yang cukup strategis dan terletak di bagian selatan kota Medan sehingga tidak sulit untuk menemukan lokasinya.

Di pusat industri yang terletak di jalan medan denai ini para pengunjung dapat menemukan berbagai macam produk, mulai dari tenun batik, tanaman hias sampai usaha tekstil seperti sandal, tas dan lain-lain.

Para pengunjung yang ingin membeli sandal/sepatu, dapat langsung memilih beraneka model dan warna yang banyak tersedia.Penulis memfokuskan penelitiannya kepada para pengusaha tekstil di pusat industri kecil jalan denai medan. Karena jumlah pedagang di pusat industri kecil jalan denai medan lebih didominasi oleh para pedagang tekstil.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin mengetahui apakah efikasi diri, motivasi dan lokasi dapat mendorong keberhasilan usaha tekstil di pusat industri kecil jalan denai medan tersebut sehingga penulis membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Efikasi Diri, Motivasi, dan Lokasi Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Pengusaha di Pusat Industri Kecil Jalan Medan Denai”.

Dokumen terkait