• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha (Survey Pada Sentra UKM Industri Rajut Binong Jati Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha (Survey Pada Sentra UKM Industri Rajut Binong Jati Bandung)"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN LOKASI USAHA

TERHADAP KEBERHASILAN USAHA

(Survey Pada Sentra UKM Industri Rajut Binong Jati Bandung) The Influence Of The Spirit Of Enterpreneurship and Business Location to

Business Success

(Survey at the SME Centers Knitting Industry Binong Jati Bandung )

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

guna memperoleh gelar Sarjana (S1)

Program Studi Manajemen

Oleh :

FAUZI VIKI RAMDHANI 21209058

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG

(2)

i

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN LOKASI USAHA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA

(Survey Pada Sentra UKM Industri Rajut Binong Jati Bandung)

Fauzi Viki Ramdhani 21209058

Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Skripsi pada tanggal

Agustus 2014

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Rizki Zulfikar.,SE.,M.Si NIP.4127.34.02.019

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Manajemen

Prof.Dr.Hj.Dwi Kartini,SE.,Spec.Lic Dr.Raeni Dwisanty.SE.,M.Si

(3)

SURAT KETERANGAN

PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertandatangan di bawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, menyetujui :

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, Agustus 2014

Penulis Dinas Koperasi UKM & PERINDAG

Fauzi Viki Ramdhani

Tabroni.ST.,MM

NIM. 21209058 NIP. 1970505.1984032.003

Mengetahui, Pembimbing

Rizki Zulfikar, SE., M.Si NIP. 4127.34.02 019

Catatan :

1. Data perusahaan yang ada pada Bab I dan Bab IV tidak diperkenankan untuk diketahui halayak ramai.

(4)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Fauzi Viki Ramdhani

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 11 Maret 1990

Jenis Kelamin : Laki - Laki

Alamat : Jl. Cikondang No.40 Rt 04/Rw 20 Bandung

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Hobi : Bermain musik

No. Telp : 085659291590

Email : vikiramdhanifauzi@yahoo.com

PENDIDIKAN FORMAL

1997 – 2003 : SD Negeri Sukaluyu IV Bandung

2003 – 2006 : SMP PGII 2 Bandung

2006 – 2009 : SMA PGII 2 Bandung

2009 – 2014 : Universitas Komputer Indonesia Bandung

PENDIDIKAN NON FORMAL

1. Bimbingan Belajar Villa Merah

(5)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xxi

DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8

1.2.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Maksud Penelitian ... 9

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9

(6)

ix

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 10

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 10

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.1.1 Jiwa Kewirausahaan ... 13

2.1.1.1 Pengertian Jiwa Kewirausahaan ... 13

2.1.1.2 Karakterestik Kewirausahaan ... 14

2.1.1.3 Pilihan Kewirausahaan ... 15

2.1.1.4 Lima Langkah Wirausaha ... 16

2.1.1.5 Indikator Jiwa Kewirausahaa ... 17

2.1.2 Lokasi Usaha ... 19

2.1.2.1 Pengertian Lokasi Usaha ... 19

2.1.2.2 Karakteristik Dari Lokasi Usaha ... 20

2.1.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tarik Sebuah Lokasi.. 21

2.1.2.4 Indikator Lokasi Usaha ... 22

2.1.3 Keberhasilan Usaha... 23

2.1.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha ... 23

2.1.3.2 Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Dan Kegagalan Usaha………. 23

(7)

x

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 27

2.2 Kerangka Pemikiran ... 30

2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel ... 31

2.2.1.1 Keterkaitan Jiwa Kewirausahaan Dengan Keberhasilan Usaha .. 31

2.2.1.2 Keterkaitan Lokasi Usaha Dengan Keberhasilan Usaha ... 31

2.2.1.3 Keterkaitan Antara Jiwa Kewirausahaan, Lokasi Usaha, dengan Keberhasilan Usaha... 31

2.3 Hipotesis ... 33

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 34

3.2 Metode Penelitian ... 35

3.2.1 Desain Penelitian ... 36

3.2.2 Operasional Variabel ... 38

3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data ... 43

3.2.3.1 Sumber Data ... 43

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 44

3.2.3.2.1 Populasi ... 44

3.2.3.2.2 Sampel ... 45

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46

3.2.4.1 Uji Validitas ... 48

(8)

xi

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 53

3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 53

3.2.5.2 Analisis Deskriptif / Kualitatif ... 54

3.2.5.3 Analisis Verifikatif / Kuantitatif ... 55

3.2.5.4 Uji Asumsi Klasik ... 55

3.2.5.5 Pengujian Hipotesis ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 66

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 66

4.2 Karakteristik Responden ... 67

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 68

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 69

4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ... 70

4.3 Analisis Deskriptif ... 71

4.3.1 Tanggapan Responden Mengenai Jiwa Kewirausahaan ... 71

4.3.1.1 Rasa Percaya Diri ... 71

4.3.1.1.1 Percaya Bahwa Usaha Dapat Berkembang ... 71

4.3.1.1.2 Percaya Diri Dalam Memasarkan Produk ... 72

(9)

xii

4.3.1.2 Berorientasi Tugas dan Hasil ... 75

4.3.1.2.1 Menekankan Hasil Kerja Yang Baik Kepada Karyawan 75 4.3.1.2.2 Hasil Kerja Sesuai Dengan Harapan ... 76

4.3.1.2.3 Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Tugas Dan Hasil ... 78

4.3.1.3 Keberanian Mengambil Resiko ... 79

4.3.1.3.1 Keberanian Meminjam Dana Untuk Usaha ... 79

4.3.1.3.2 Keberanian Memasarkan Produk Dengan Harga Bersaing ... 80

4.3.1.3.3 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keberanian Mengambil Resiko ... 82

4.3.1.4 Kepemimpinan ... 83

4.3.1.5 Berorientasi Pada Masa Depan ... 85

4.3.1.6 Keorisinilan ... 87

4.3.1.6.1 Perusahaan Memiliki Perbedaan Dengan Perusahaan Lain ... 87

4.3.1.6.2 Perusahaan Memiliki Ciri Khas ... 88

4.3.1.6.3 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keorisinalan ... 89

4.3.1.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Variabel Jiwa Kewirausahaan... 91

(10)

xiii

4.3.2.1 Ketersediaan Lahan Parkir ... 93

4.3.2.1.1 Perusahaan Menyediakan Lahan Parkir Bagi Pengunjug 93

4.3.2.1.2 Lokasi Usaha Memiliki Lahan Parkir Yang Cukup ... 94

4.3.2.1.3 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai

Ketersediaan Lahan Parkir ... 95

4.3.2.2 Tempat Yang Luas ... 97

4.3.2.2.1 Lokasi Usaha Cukup Luas Untuk Kegiatan Operasional 97

4.3.2.2.2 Lokasi Usaha Cukup Luas Untuk Pengnjung ... 98

4.3.2.2.3 Tanggapan Responden mengenai Tempat Yang Luas .... 99

4.3.2.3 Lokasi Pasar Dilalui Alat Transportasi ... 101

4.3.2.3.1 Lokasi Usaha Banyak Dilalui Alat Transportasi ... 101

4.3.2.3.2 Adanya Alat Transportasi Yang Melalui Lokasi Usaha 102

4.3.2.3.3 Rekapitulasi Tanggapan Lokasi Usaha Dilalui Alat

Transportasi ... 103

4.3.2.4 Lokasi Yang Strategis ... 105

4.3.2.4.1 Perusahaan Berlokasi Dekat Dengan Konsumen

Distributor ... 105

4.3.2.4.2 Lokasi Perusahaan Dapat Dijangkau Oleh Kendaraan . 106

4.3.2.4.3 Rekapitulasi Skor Tangapan Responden Mengenai Lokasi

Yang Strategis ... 107

4.3.2.4.4 Rekapitulasi Skor Tangapan Responden Mengenai Lokasi

(11)

xiv

4.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Keberhasilan Usaha ... 110

4.3.3.1 Hasil Yang Cukup Untuk Memenuhi Kebutuhan Rumah Tangga 110 4.3.3.2 Usaha Tetap Bisa Bertahan ... 112

4.3.3.2.1 Perusahaan Bisa Bertahan Dengan Pesaing ... 112

4.3.3.2.2 Perusahaan Melakukan Perubahan Agar Bisa Bersaing ... 113

4.3.3.2.3 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Usaha Tetap Bisa Bertahan ... 114

4.3.3.3 Kesejahteraan Keluarga Terjamin ... 116

4.3.3.4 Kesejahteraan Karyawan Terjamin ... 118

4.3.3.5 Dapat Berkembang ... 120

4.3.3.5.1 Memliki Keyakinan Bahwa Usaha Dapat Berkembang ... 120

4.3.3.5.2 Perusahaan Mampu Berkembang Dalam Persaingan ... 121

4.3.3.5.3 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Perusahaan Dapat Berkembang... 122

4.3.3.6 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Keberhasilan Usaha ... 124

4.4 Analisis Verifikatif ... 125

4.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 126

4.4.1.1 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas ... 126

(12)

xv

4.4.1.3 Uji Autokorelasi ... 128

4.4.1.4 Uji Heteroskedastisitas ... 129

4.4.2 Analisis Regresi Berganda ... 130

4.4.2.1 Model Regresi Berganda ... 131

4.4.2.2 Analisis Kolerasi ... 133

4.4.2.3 Koefisien Determinasi... 136

4.3 Pengujian Hipotesis ... 137

4.3.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan... 137

4.3.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ... 139

4.3.2.1 Pengujian X1 Terhadap Y (Jiwa Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha) ... 139

4.3.2.2 Pengujian X2 Terhadap Y (Lokasi Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha) ... 141

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 144

5.2 Saran ... 146

(13)

148

DAFTAR PUSTAKA

Ade Gunawan, 2001. Menempatkan Posisi Dalam Persaingan. Sumatera Utara: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.

Adi, Henny Pratiwi dan Wibowo, M. Agung, 2010, Evaluasi Kinerja Stakeholders dalam Pembinaan Keterampilan Tenaga Kerja Konstruksi dengan Metode Performance Prism, Media Teknik Sipil, Volume X edisi Juli 2010, pp. 106-112

Aviliani, R dan Wilfridus, L. 1997. “Membangun Kepuasan Pelanggan Melalui

Kualitas Pelayanan”.Usahawan, No.5

Buchari Alma. 2005. Kewirausahaan Untuk Mahsiswa Dan Umum. PT ALFABETA Bandung.

Barker et al. (2002). Research Methods In Clinical Psychology. John Wiley &

Eddy Madiono Sutanto.2000. Peranan Gaya Kepemimpinan yang Efektif dalam Upaya Meningkatkan Semangat dan Kegairahan Kerja Karyawan di Toserba Sinar Mas Sidoarjo. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan. Vol.2.No. 2 September 2000 : 29-43.

Eddy Soeryanto Soegoto.(2009). Entrepreneurship Menjadi Pembisnis Ulung. Elex Media Computindo

Eko Wahyu Widayat. Studi Kewirausahaan Pada Mahasiswa Universitas Pembangunan Panca Budi MedanVol. 4 No. 1 Juni 2011 ISSN : 1979 – 5408

Emrizal, Primadona. Wirausaha Dan Pengembangan UKM Di Sumatera Barat : Suatu Kajian Pada UKM Kerajinan Sulaman Bordiran Vol. 5 No. 1 April 2013 ISSN : 1858 – 3717

Hani Handoko. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi.Yogyakarta: BPFE.

(14)

149

Hendra Fure. Lokasi, Keberagaman Produk, Harga, Dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Pada Pasar Tradisional Bersehati Calaca Vol.1 No. 3 September 2013 ISSN 2303 – 1174

Hisrich, Robert D, Peters, Michael P, dan Sheperd, Dean A (2008),

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30334/4/Chapter%20II.pdf di akses 23 juni 2014 pukul 20.15

Iskandar. (2009). Metodologi Penenlitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada Press.

Joesron dan Fathorrozi, 2003, Teori Ekonomi Mikro, edisi pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Kasali, Rhenald.,dkk. 2010. Modul Kewirausahaan Untuk Program Strata 1, Bekasi: Yayasan Rumah Perubahan

Lies Indriyatni. Analisis Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro Dan Kecil JurnalVol 5, No 1, Februari 2013 ISSN : 2252 – 7826

Martinus Rukismono, AM. Chandra Gunawan. Pengaruh Tempat Parkir, Jarak Pengelihatan, Peritel Yang Berdampingan Terhadap Kesuksesan Bisnis Toko Sparepart dan Variasi Motor Di Surabaya Vol. 1 No. 1 Oktober 2013 E-ISSN : 2339 – 1804

Mastuti & Aswi. (2008). 50 Kiat percaya diri. Jakarta : PT. Buku Kita.

Nurmanaf, A.R., dan SH Susilowati. 2000. Struktur Kesempatan Kerja dan Kaitannya dengan Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Pedesaan (Editor: IW. Rusastra dkk).

Porath,C.L. and Bateman, T. S. 2006. Self : regulation: From Goal Orientation to Job Performance. Journal of Applied Psychology, 91:185:192.

Riyanto, Slamet. 2002. Gateway English through Stories. Wonosari: Pustaka.

(15)

150

Rifusa, Agus Imam.2010. Analisis Faktor0faktor Permintaan Transportasi Busway. http//www.lontar.ui.ac.id_file_file = digital_132635 - T 27840 (13 Okt.2011)

Tamin, OZ, (2008), Perencanaan, Permodelan dan Rekayasa Transportasi, ITB, Bandung.

Tasmara, Toto. 2005. Etos Kerja Pribadi Muslim. Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. (2007), “Metodelogi Penelitian Administrasi”, Alfabeta Bandung.

Sugiyono. (2008). Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suryana. (2001). Kewirauahaan. Salemba Empat, Jakarta

Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses.

Jakarta: Salemba Empat.

Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit Genesis.

(16)

vi

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan usulan

penelitian yang berjudul: “PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN

LOKASI USAHA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA SENTRA

INDUSTRI RAJUT BINONG JATI BANDUNG”.

Usulan penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk penyusunan

skripsi di Universitas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Penulis sangat

dibantu dengan segala jenis bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak

dalam proses pelaksanaannya. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini., SE., Spec. LIC., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Raeni Dwisanti, SE.,M.Si., Selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Komputer Indonesia serta sebagai dosen penguji 1.

4. Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si, Selaku ketua sidang Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia serta sebagai

(17)

vii

5. Bapak Rizki Zulfikar,SE.,M.,Si, selaku pembimbing yang sudah meluangkan

waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan, serta memberikan

masukan, dorongan, dan motivasi kepada peulis selama peulisan Skripsi ini.

6. Ibu Isniar Budiarti, SE.,M.Si., selaku Dosen Wali Manajemen-2 di Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

7. Kepada Ayah, Ibu, serta Adik saya yang tercinta terima kasih atas dorongan dan

doa yang kalian berikan semoga Allah SWT membalasnya yang lebih.

8. Teman – teman kelas Manajemen – 1, 2, 3, dan 4 yang telah memberikan motivasi,

masukan, serta dukungan hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

9. Terima kasih kepada para pemilik usaha Rajut Binong Jati Bandung yang telah

memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian serta wawancara disana.

Dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa

penyusunan usulan penelitian yang penulis lakukan masih jauh dari kesempurnaan dan

masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Dengan segala kerendahan hati,

penulis mengharapkan adanya saran dan kritik dari berbagai pihak agar penulis dapat

berkarya lebih baik lagi dimasa depan. Akhir kata penulis berharap penyusunan usulan

penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis,

(18)

13 BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Jiwa Kewirausahaan

2.1.1.1 Pengertian Jiwa Kewirausahaan

Kata entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata

kewiraswastaan akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata kewirausahaan.

Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entrepreneur yang artinya memulai

atau melaksanakan. Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008:h 10) mendifinisikan:

“Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan

waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko

sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, sertra kepuasan

dan kebebasan pribadi”.

Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai berikut: “Wirausaha usaha

merupakan pengambilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan

memanfaatkan peluang - peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan

pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan

mandiri dalam menghadapi tantangan - tantangan persaingan (Nasrullah Yusuf, 2006).

Wirausahawan adalah orang - orang yang mampu menjawab

tantangan-tantangan dan memanfaatkan peluang - peluang yang ada (Dewanti, 2008:1).

(19)

14

yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses

(Suryana, 2006:2). Ahli yang lain mengatakan bahwa wirausaha adalah sebuah

pemikiran untuk mewujudkan apa yang diinginkan oleh diri kita tanpa ada sebuah

batasan yang dibatasi oleh orang lain dan dapat mengembangkannya ke tahapan yang

lebih tinggi (Salim, 2010:8). Berdasarkan pengertian diatas maka dapat dijabarkan

mengenai pengertian wirausahawan, yaitu orang yang secara kreatif dan inovatif

mampu memanfaatkan peluang yang ada untuk mewujudkan keinginan (impian) orang

tersebut dimasa yang akan datang tanpa dibatasi oleh apapun.

Sedangkan jiwa kewirausahaan menurut Nurcholis Madjid (2002:3) adalah etos

yang mengarah adanya keyakinan yang kuat akan harga atau nilai sesuatu yang menjadi

bidang kegiatan usaha atau bisnis.

2.1.1.2 Karakteristik Kewirausahaan

Seorang wirausahawan tentunya harus memiliki beberapa karakter agar mampu

menjadi wirausahawan yang handal dimasa yang akan datang. Menurut Geoffrey G.

Meredith (dalam Dewanti, 2008:4), ciri dan watak wirausahawan diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Percaya diri yaitu wirausahawan harus memiliki watak berkeyakinan tinggi, tidak

tergantung pada orang lain, individualis dan optimis.

2. Berorientasi pada tugas dan hasil yaitu wirausahawan berwatak butuh berprestasi,

berorientasi laba, tekun dan tabah, tekad bekerja keras, mempunyai dorongan kuat,

(20)

15

3. Pengambilan resiko dan suka tantangan yaitu wirausahawan mempunyai watak

mampu mengambil resiko yang wajar.

4. Kepemimpinan yaitu wirausahawan berperilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan

orang lain, menanggapi saran dan kritik.

5. Keorisinilan yaitu wirausaha harus berwatak inovatif dan kreatif serta fleksibel.

6. Berorientasi ke masa depan yaitu wirausaha berpandangan ke depan, perspektif.

2.1.1.3 Pilihan Kewirausahaan

Kasali dkk (2010:18) mengatakan bahwa setiap orang yang mengambil peran

atau karir sebagai seorang wirausaha perlu mengetahui pilihan - pilihan apa saja yang

tersedia dengan menjadi karyawan, intrapreneur, entrepreneur atau social

entrepreneur, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Karyawan yaitu orang yang bekerja pada orang lain dan jika berhasil orang tersebut

dapat mencapai karir sebagai professional eksekutif dengan peran sebagai

pengambil keputusan.

2. Intrapreneur yaitu karyawan yang bekerja pada orang lain, memiliki atasan, namun

yang orang tersebut cari adalah kemerdekaan dan akses terhadap resources dan

orang tersebut memiliki jiwa kewirausahaan.

3. Entrepreneur yaitu orang yang tidak bekerja pada orang lain melainkan pada usaha

yang didirikan atau dikembangkan sendiri, yang merupakan pemilik usaha yang

memiliki kemerdekaan mengatur hidup, arah usaha dan mengambil keputusan

(21)

16

4. Social entrepreneur yaitu pelaku kegiatan social yang berwatak entrepreneur.

2.1.1.4 Lima Langkah Wirausaha

Gendro Salim (2010) dalam bukunya yang berjudul “Neuro Entrepreneurship,

mengubah peluang menjadi uang”, mengungkapkan dengan jelas mengenai

langkah-langkah pembentukan bisnis yang sangat terstruktur yangterdiri dari:

1. Fundamental

Mengupas tentang teknik dasar yang perlu dikuasai oleh setiap entrepreneur.

Berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang entrepreneur pada tahap ini

antara lain menetapkan tujuan pembentukan usaha baik visi, misi maupun goal 5

tahunan, keuangan yang harus dipersiapkan melalui budgeting, proses kerja serta

manajemen waktu.

2. Productivity

Mengupas tentang bagaimana membuat perusahaan menjadi sangat produktif.

Berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang entrepreneur pada tahap ini

antara lain membangun kampanye marketing, Blue Ocean Strategy, komunikasi dan

edukasi pasar, membandingkan biaya dengan penjualan yang terjadi (cost

acquisition versus lifetime value), mencari ceruk pasar (finding new customer),

retention dan evaluasi.

3. Simplicity

Mengupas tentang bagaimana membuat semuanya menjadi semakin simple

(22)

17

tahap ini antara lain membuat rencana kerja, struktur organisasi dan job description,

Flow Chart, SOP (Sistem Operasional Prosedur), KPI (Key Performance Indicator),

Balance Score Card, dan lain sebagainya.

4. Multiply

Mengupas tentang bagaimana melipat gandakan usaha yang sudah berjalan.

Berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang entrepreneur pada tahap ini

antara lain mengenai kepemimpinan, rekrutmen, pengembangan, komunikasi dan

penilaian.

5. Freedom

Mengupas tentang bagaimana seorang entrepreneur tersebut bias bebas

menikmati hasil jerih payahnya dalam berwirausaha sehingga ia tidak lagi merasa

dibatasi dengan berbagai aktivitasnya sendiri.

2.1.1.5 Indikator Jiwa Kewirausahaan

Menurut Basrowi (2011:27) mengungkapkan beberapa hal yang tentang jiwa

yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha:

1. Percaya diri

Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang didalam menghadapi tugas

atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak

ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan danmenyelesaikan

(23)

18

2. Berorientasi tugas dan hasil

Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu

mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan

kerja keras.

3. Keberanian mengambil resiko

Wirausaha adalah orang yangn lebih menyukai usaha-usaha yang lebih

menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan dari pada usaha yang kurang

menantang.

4. Kepemimpinan

Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan

keteladanan. Dia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda

sehingga ia menjadi pelopor, baik dalam proses produksi maupun pemasaran, dan

selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.

5. Berorientasi kemasa depan

Wirausaha harus menjadi perspektif dan pandangan ke masa depan. Kuncinya

adalah dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari

yang ada sekarang.

6. Keorisinilan (kreativitas dan inovasi)

Tidak pernah puas dengan apa yang dilakukan saat ini meskipun cara tersebut

cukup baik, selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaanya dan selalu ingin tampil

(24)

19

2.1.2 Lokasi Usaha

2.1.2.1 Pengertian Lokasi Usaha

Lokasi yang memiliki kriteria yang sesuai dengan harapan pelanggan adalah

lokasi yang dapat menjawab sejauh mana sebuah jasa mampu bereaksi terhadap situasi

perekonomian. Lokasi berpengaruh terhadap dimensi - dimensi stratejik, seperti

fleksibilitas, competitive positioning, manajemen permintaan, dan fokus stratejik

(Fitzsimmons, 1994 dalam Broery Andrew Sihombing 2014).

Lokasi merupakan salah satu elemen yang terkandung dalam retail mix. Dalam

bisnis retail, lokasi merupakan elemen penting dalam membangun strategi bisnis sejak

lama. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor antara lain:

1. Keputusan dalam pemilihan lokasi bagi konsumen berhubungan besar dengan

aksesbilitas dari lokasi ritel menurut model interaksi spasial yang menunjukan

hubungan antara persepsi konsumen tentang utilitas dan karakteristik tujuan

(Forteringham dan O’Kelly, 1989 dalam Nan Yan, Ruoh dan Molly Eckman 2008).

2. Retailer mungkin dapat mengembangkan keunggulan kompetitif yang

berkelanjutan melalui strategi lokasi (Levy dan Weitz, 2006).

Menurut Foster (2008:51), lokasi toko sangat mempengaruhi tingkat

profitabilitas dan keberhasilan usaha dalam jangka panjang. Sedangkan menurut

Kotler (2004:446) “Retailing are accustomed to saying that the three keys to success

are location, location, and location”.

Menurut Davidson (1988:234 dalam Martinus Rukismono, AM. Chandra

(25)

20

sama dalam pemutusan pemilihan toko, pada umumnya konsumen akan memilih toko

yang paling dekat, karena hal tersebut dapat memberikan kenyamanan yang lebih bagi

konsumen dalam hal waktu, dan tenaga.

2.1.2.2 Karakteristik Dari Lokasi

1. Parking (tempat parkir)

Menurut Levy and Weitz (2007:214) “The Amount and quality of parking

facilities are critical for evaluating a shopping center and specific site within the

center. They also must consider the avability of employee parking, the proportion

of shoppers using cars,parking by nonshoppers , and the typical length of a shopping

trip. A standart rule of thumb for a shooping center and 10 to 15 spaces per 1,000

square feet for a supermarket”.

Menurut Berman and Ervans (2005:327) “ Sometimes, free parking in

shooping locations that are in or close to commercial areas creates problems.

Commuters and employees of nearby businesses my park in these facilitues,

reducing the number of space available for shoopers ”.

Menurut Sopiah dan Syihabudhin (2008:237) “Ketersediaan tempat parkir

yang memadai sangat diperlukan. Tempat parkir bukanlah sarana pelengkap dalam

persyaratan manajemen minimarket, tetapi merupakan salah satu dari 8 P yang

disyaratkan (Place, People, Product, Price, Promotion, Profesional, Parking, and

(26)

21

2. Store Visibility (jarak pengelihatan)

Menurut Levy and Weitz (2007:214) ” Good visibility is less important for

stores with a well-established and loyal customer base, but most retailers still want

a direct, unimpeded view of their store ”.

Menurut Berman and Ervans (2005:327) “ visibility refers to a site’s ability

to be seen by pedestrian and vehicular traffic. High visibility makes passersby aware

a store exists and is open”.

3. Adjacent Retailers (peritel yang berdampingan)

Menurut Levy and Weitz (2007:214) ”Location with complementary, as well

as competing, adjacent retailers have the potential to build traffic. The grouped

location approach is based on principle of cumulative attraction, which states that

a cluster of similiar and complementary retailing activities will generally have

greater drawing power than isolated stores that engage in the same retailing

activities”.

2.1.2.3Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tarik Sebuah Lokasi

Menurut Utami (2010:145), masalah - masalah yang membuat suatu lokasi

tertentu memiliki daya tarik secara spesifik, yaitu aksesibilitas dan keuntungan secara

lokasi sebagai pusatnya.

1. Aksesibilitas

Adalah suatu kemudahan bagi konsumen untuk datang atau masuk dan keluar

(27)

22

 Analisis makro, untuk menaksir aksesibilitas lokasi pada tingkat makro ritel

secara bersamaan mengevaluasi beberapa faktor seperti pola - pola jalan, kondisi

jalan dan halangan - halangan.

 Analisis mikro, berkonsentrasi pada masalah sekitar lokasi, seperti visibilitas,

arus lalu lintas, parkir, keramaian, dan jalan masuk atau jalan keluar.

2. Keuntungan secara lokasi dalam sebuah pusat

Lokasi yang lebih baik memerlukan biaya yang lebih ritel harus

mempertimbangkan kepentingan mereka. Pada dasarnya konsumen ingin berbelanja

dimana mereka menemukan sejumlah variasi barang dagangan yang lengkap.

2.1.2.4 Indikator Lokasi Usaha

Menurut Berman & Evans dalam Ma’ruf (2006:113), indikator dari lokasi

adalah sebagai berikut:

1. Ketersediaan lahan parkir

2. Memiliki tempat yang cukup luas

3. Lokasi pasar bersehati dilalui banyak alat trasportasi

(28)

23

2.1.3 Keberhasilan Usaha

2.1.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha

Menurut Algifari (2003:118), keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi

proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi

secara ekonomis.

Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwirausaha tidaklah identik dengan

seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena

kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah.

Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta

menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau

mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai

dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga

daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.

Menurut Suryana (2003:285) dalam Fitria Lestari adalah keberhasilan dari

bisnis dalam mencapai tujuanya.Menurut Hendry Faizal Noor (2007:397) dalam Fitria

Lestari mengungkapkan bahwa keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah

keberhasilan dari bisnis untuk mencapai tujuanya.

2.1.3.2 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Dan Kegagalan Usaha

1. Faktor - faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha

Salah satu seminar Gerald Abraham salah seorang penasehat bisnis pada sebuah

firma hukum, juga pemilik dan direktur sebuah konsultan keuangan di tahun 2006,

(29)

24

usaha yaitu (1) Memahami konsep produk atau jasa secara baik, (2) Membuat visi dan

misi bisnis, (3) Perlunya winning, positive dan learning attitude untuk menjadi sukses,

(4) Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif akan menghindari usaha

daripada risiko bisnis dan keuangan, (5) Pengetahuan dasar manajemen, organisasi dan

sistem akan menghindari usaha daripada risiko manajemen, (6) Optimalisasi sumber

daya manusia maka 50% usaha Anda sudah berhasil, (7) Mengapa kreativitas,

kepemimpinan dan proses pembuatan keputusan sangat penting, (8) Pengetahuan dasar

pengelolaan keuangan dan pembiayaan (9) Pemasaran, pelayanan dan product brand /

Menurut Suryana (2003:44) keberhasilan usaha ditentukan oleh faktor - faktor

berikut :

1. Kemampuan dan kemauan.

2. Memiliki tekad yang kuat dan kerja keras.

3. Ketepatan dan peluang.

Faktor - faktor penting dalam menciptakan dan membangun awal kesuksesan usaha :

yaitu : (1) Mempunyai visi jangka panjang, (2) Merekrut orang terbaik dan

mengelolanya dengan baik, (3) Tetap fokus, (4) Inovasi ; jangan meniru, (5) Membuat

ekspektasi yang realistis, (6) Memiliki pemahaman pasar dan kompetisi dengan jelas,

(7) Jalankan bisnis dengan disiplin, (8) Mencari rekan yang tepat, (9) Mengembangkan

budaya sukses didalam organisasi, (10) Melakukan tinjauan bisnis dan market secara

(30)

25

2. Faktor - faktor yang mempengaruhi kegagalan usaha

Banyak kisah tentang wirausahawan yang cenderung menceritakan akan

keberhasilan mereka dari pada alasan yang menyebabkan kegagalan. Pada

kenyataannya wirausahawan yang menemui kegagalan jauh lebih banyak dari pada

mereka yang berhasil.

Zimerrer (2002:23) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan

wirausaha gagal dalam menjalankan usaha baru :

1. Ketidakpastian manajemen. Lemahnya kemampuan pengambilan keputusan dan

kurangnya pengalaman manajemen merupakan masalah utama dari kegagalan usaha.

2. Kurang pengalaman baik dalam kemampuan teknis, kemampuan menvisualkan

usaha, mengkoordinasikan, kemampuan mengintergrasikan berbagai kegiatan bisnis

menjadi keseluruhan yang sinergik, dan keterampilan mengelola orang – orang dalam

organisasi serta memotivasi mereka untuk meningkatkan tingkat kinerja mereka.

3. Lemahnya kendali keuangan. Dua kesalahan keuangan yang sering terjadi

diperusahaan kecil : kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakan kredit terhadap

pelanggan.

4. Gagal mengembangkan perencanaan strategis. Membangun suatu perencanaan

strategis memaksa seseorang wirausahawan untuk menilai secara realistis potensi

bisnis yang diusulkan.

5. Pertumbuhan tak terkendali. Kadang - kadang wirausahawan mendorong

pertumbuhan cepat usahanya hingga melewati kemampuannya dalam mengelola usaha

(31)

26

6. Lokasi yang buruk. Pemilihan lokasi yang tepat untuk usahawan merupakan suatu

seni dan ilmu.

7. Pengendalian persedian yang tidak baik. Pengendalian persediaan adalah salah satu

tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan sehingga dapat

mengakibatkan kekurangan pelanggan.

8. Ketidakmampuan membuat transisi. Pertumbuhan usaha memerlukan perubahan

gaya manajemen yang secara drastis berada dan mengharuskan wirausahawan untuk

mendelegasikan wewenang serta melepaskan pengendalian sehari – hari.

2.1.3.3 Indikator Keberhasilan Usaha

Menurut Andreas (2011), indikator dari keberhasilan usaha adalah sebagai berikut:

1. Hasil cukup memenuhi kebutuhan rumah tangga.

2. Usaha bisa tetap bertahan.

3. Kesejahteraan keluarga terjamin.

4. Kesejahteraan karyawan terpenuhi.

(32)

27

(33)
(34)
(35)

30

2.2 Kerangka Pemikiran

Kewirausahaan merupakan tempat dimana kita bisa menciptakan hal - hal yang

baru, serta menciptakan sebuah inovasi dan kreativitas yang kita miliki. Jiwa

kewirausahaan harus mempunyai keberanian dalam menghadapi resiko persaingan dari

luar. Jiwa Kewirausahaan harus memiliki rasa percaya diri yang kuat, harus berani

mengambil resiko dalam usaha,lalu harus mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik,

lalu harus mempunyai berorientasi untuk masa depan. Sehingga pada saat kita

membuka suatu usaha kita telah mempersiapkan matang – matang agar usaha yang kita

rintis dapat berkembang menjadi besar dan dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.

Lokasi usaha adalah tempat dimana yang cocok untuk melakukan kegiatan usaha,

lokasi usaha juga sangat berpengaruh kepada para pengusaha karena dengan pemilihan

lokasi yang tepat usaha yang kita jalankan akan semakin berkembang dan mencapai

terhadap suatu keberhasilan usahanya. Oleh karena itu untuk para pengusaha yang

ingin membuka usahanya harus pintar memilih lokasi untuk usahanya dengan cara

memilih lokasi yang strategis, memilih tempat yang luas, serta memilih lokasi yang

dapat diakses oleh alat transportasi.

Seseorang menekuni usahanya yang tujuannya untuk mencapai keberhasilan

usaha, sebagai pelaku usaha wirausaha perlu memanfaatkan sumber daya yang ada,

untuk mencapai keberhasilan usaha para pelaku usaha dituntut untuk supaya bekerja

yang ulet, serta mau berkorban dan bersaing dengan perusahaan lain. Oleh karena itu

para pengusaha perlu dibekali ilmu tentang berwirausaha yang baik serta mengikuti

(36)

31

berkembang dan bersaing dengan perusahaan lain dan mencapai suatu keberhasilan

usaha.

2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel

2.2.1.1 Keterkaitan Antara Jiwa Kewirausahaan dengan Keberhasilan Usaha

Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2009:3), wirausaha adalah orang yang

berjiwa kreatif dan inovatif yang mampu mendirikan, membangun, mengembangkan,

memajukan, dan menjadikan perusahaannya unggul.

2.2.1.2 Keterikatan Antara Lokasi Usaha dengan Keberhasilan Usaha

Menurut Natalie (2000) dalam Bambang Hermanto (2008:5) menyatakan

bahwa “pilihan lokasi usaha yang tepat menimbulkan dampak positif terhadap

keunggulan bisnis usaha.”

2.2.1.3 Keterkaitan Antara Jiwa Kewirausahaan, Lokasi Usaha, dengan Keberhasilan Usaha

Berdasarkan Suryana (2003, p146) Untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang

paling strategis dan paling efisien baik bagi perusahaan itu sendiri maupun

pelanggannya. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan dalam dirinya akan

mampu menilai lokasi yang terbaik bagi usahanya agar usaha tersebut memperoleh

(37)

32

Gambar 2.2 Paradigma Penelitian (X1)

Jiwa Kewirausahaan

Percaya diri

Berorientasi tugas dan hasil Keberanian mengambil resiko Kepemimpinan

Berorientasi masa depan Keorisinilan

(Basrowi, 2011:27)

(Y) Keberhasilan Usaha

Hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga Usaha tetap bisa bertahan Kesejahteraan keluarga terjamin Kesejahteraan karyawan terpenuhi Dapat berkembang

(Andreas, 2011) (X2)

Lokasi Usaha

Ketersediaan lahan parkir Tempat yang luas

Lokasi pasar dilalui alat transportasi Lokasi yang strategis

(38)

33

2.3 Hipotesis

Dari berbagai macam teori yang ada di bab ini, dan juga berbagai teori

penghubung antar variabel yang telah disebutkan, maka penulis menarik kesimpulan

sementara, yaitu:

Keterangan:

X1: Variabel Independen 1, yaitu Jiwa Kewirausahaan

X2: Variabel Independen 2, yaitu Lokasi Usaha

Y : Variabel Dependen, yaitu Keberhasilan Usaha

Hipotesis Utama:

 Terdapat pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi usaha terhadap Keberhasilan

Usaha perusahaan secara simultan maupun parsial.

Sub Hipotesis:

 Terdapat pengaruh Jiwa Kewiarusahaan terhadap Keberhasilan Usaha.

(39)

144 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan BAB IV mengenai pengaruh Jiwa

Kewirausahaan dan Lokasi Usaha terhadap Keberhasilan Usaha Sentra Industri Rajut

Binong Jati Bandung, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan tanggapan para responden, Jiwa Kewirausahaan berada pada kategori

baik, yang diolah melalui 6 indikator yaitu rasa percaya diri memiliki skor 480

(64.00%), berorientasi tugas dan hasil memiliki skor 527 (70.27%), keberanian

mengambil resiko memiliki skor 511 (68.13%), kepemimpinan memiliki skor 262

(69.87%), berorientasi pada masa depan memiliki skor 257 (68.53%), keorisinilan

541 (72.13%). Dari jumlah skor total dapat diketahui bahwa indikator keorisinilan

berada pada kategori baik dan memiliki skor terbesar diantara indikator – indikator

yang lain. Sedangkan pada rasa percaya diri berada pada kategori cukup, dan

memiliki skor terkecil diantara indikator – indikator yang lain.

2. Berdasarkan tanggapan para responden, Lokasi Usaha berada pada kategori baik,

yang diolah melalui 4 indikator yaitu ketersediaan lahan parkir memiliki skor 514

(68.53%), tempat yang luas memiliki skor 536 (71.47%), lokasi pasar dilalui alat

transportasi memilki skor 514 (68.53%), lokasi yang strategis memilki skor 501

(66.80%). Dari jumlah skor total dapat diketahui bahwa indikator tempat yang luas

(40)

145

indikator yang lainnya. Sedangkan pada lokasi yang strategis berada pada kategori

yang cukup, dan memiliki skor terkecil diantara indikator – indikator yang lainnya.

3. Berdasarkan tanggapan para responden, Keberhasilan Usaha pada kategori baik,

yang diolah melalui 5 indikator yaitu hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

rumah tangga yang memiliki skor 281 (74.93%), usaha tetap bisa bertahan yang

memiliki skor 527 (70.27%), kesejahteraan keluarga terjamin yang memiliki skor

281 (74.93%), kesejahteraan karyawan terjamin yang memiliki skor 257 (68.53%),

dapat berkembang yang memiliki skor 487 (64.93%). Dari jumlah skor total dapat

diketahui bahwa indicator hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah

tangga berada pada kategori yang baik dan memiliki skor terbesar diantara indikator

– indikator yang lainnya. Sedangkan dapat berkembang berada pada kategori yang

cukup, dan memiliki skor terkecil diantara indikator – indikator lainnya.

4. Berdasarkan hasil hipotesis menunjukan menunjukkan bahwa Jiwa Kewirausahaan

dan Lokasi Usaha secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Keberhasilan Usaha, Hasil pengujian hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa

Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha secara parsial memiliki pengaruh signifikan

(41)

146

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat penulis maka selanjutnya penulis

memberikan saran – saran yang dapat berguna mengenai pengaruh Jiwa

Kewirausahaan dan Lokasi Usaha terhadap Keberhasilan Usaha pada Sentra Industri

Rajut Binong Jati Bandung, diantaranya :

1. Jiwa Kewirausahaan pada Rajut Binong Jati Bandung sudah cukup baik, dan bila

dilihat dari indikator rasa percaya diri masih rendah bila dibandingkan dengan

indikator keorisinilan, seharusnya pemilik usaha Rajut Binong Jati memiliki rasa

percaya diri yang cukup tinggi, kalau bisa pada saat memasarkan sebuah produk

tidak hanya dijual di daerah binong jati saja tetapi harus mampu menjual sampai

keluar (ekspor), sehingga keuntungan penjualan produk akan semakin besar.

2. Lokasi Usaha di Rajut Binong Jati Bandung sudah cukup baik, tetapi ada yang perlu

diperhatikan aspek – aspek yaitu mengenai akses jalan yang rusak serta jalan yang

sempit. Sebaiknya perlu ada perbaikan jalan serta perluasan jalan sehingga para

konsumen yang akan melakukan belanja di Sentra Rajut Binong Jati Bandung dapat

merasa nyaman dan dapat menggunakan alat transportasi untuk menuju Lokasi

Usaha Sentra Rajut Binong Jati Bandung.

3. Keberhasilan Usaha di Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung secara

keseluruhan sudah merasa baik, tetapi kesejahteraan karyawan masih rendah

sebaiknya pemilik usaha lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan cara

memberikan tunjangan diluar gaji karyawan, sehingga karyawan akan lebih loyal

(42)

147

4. Pengaruh ketiga variabel sudah memiliki keterkaitan yang baik atau signifikan, pada

saat inilah para pemilik usaha di Sentra Rajut Binong Jati seharusnya membuat hal

– hal baru yang dapat menarik konsumen lebih banyak lagi untuk membeli produk

dari perusahaan karena dengan banyaknya produk yang dibeli oleh konsumen maka

akan menambah keuntungan dari perusahaan dan usaha tersebut dapat dikatakan

(43)

1

PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN LOKASI USAHA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA

(Survey Sentra UKM Industri Rajut Binong Jati Bandung) Fauzi Viki Ramdhani

UNIKOM ABSTRACT

The times in today’s era of globalization, making Indonesia’s business competition is

getting tight if the terms of the volume and the growing scale of business, small business is one of the major stakeholders if it is linked with the development of existing business, which one is the knitting industry which development is good enough. This study is trying to figure out what factors are causing business owner do, this study uses two independent variables, namely the spirit of entrepreneurship and business location, and business succsess as dependent variable.

After a literature review, and compilation hypothesis, the data is done via the method of questionnaires that distributed to 75 respondents who is business owner in Knitting Center Binong Jati Bandung using incidental sampling. While the analysis performed by data processing using SPSS 17 for windows. Then do the analysis with existing data using validity, reliability, determination, multiple regression analysis and hypothesis testing using the f and t test.

The results of this study indicate that data analysis models and results of the study can received well. Spirit of Enterpreneurship partial influence on the business success of business owner in Center Kintting Binong Jati Bandung amounting to 57%, while business location to the business success of business owner in Center Knitting Binong Jati Bandung amounting to 37%. spirit of enterpreneurship and business location jointly affect on business success of business owner in Center Knitting Binong Jati Bandung contribute to or influence by 72% which means a significantly positive impact.

Keywords : Spirit of Entrepreneurship, Business Location, Business Success.

Latar Belakang Penelitian

Perkembangan zaman di era

globalisasi seperti sekarang ini, membuat

persaingan bisnis di Indonesia semakin

ketat, dimana memunculkan perusahaan

baik yang perusahaan domestik maupun

perusahaan luar negeri, yang dalam

mengembangkan bisnisnya di Indonesia

baik yang berjangka pendek maupun yang

berjangka panjang. Sementara di sisi lain

banyaknya perusahaan yang bergerak

dalam bisnis manufaktur perusahaan

tentunya menimbulkan konsekuensi pada

tajamnya persaingan untuk berlomba -

lomba mendapatkan konsumen dan

(44)

2

perusahaan tersebut dapat bertahan dan

tidak tersaingi oleh perusahaan lain.

Usaha kecil memegang peran yang

besar apabila dikaitkan dengan

masalah-masalah ekonomi dan sosial dalam negeri

seperti tingginya tingkat kemiskinan,

besarnya jumlah pengangguran,

ketimpangan distribusi pendapatan, proses

pembangunan yang tidak merata serta

masalah urbanisasi dengan segala efek-efek

negatifnya. Artinya keberadaan atau

perkembangan usaha kecil diharapkan

dapat memberikan kontribusi yang

signifikan terhadap upaya-upaya

penanggulangan masalah-masalah tersebut.

Apalagi di era perdagangan bebas dan

semakin gencarnya proses globalisasi.

Kota Bandung memiliki banyak

usaha UKM, memang memiliki potensi

yang cukup besar untuk mengembangkan

industri kecil dan menengah. Salah satunya

adalah Rajutan yang diproduksi para

pengrajin Sentra Industri rajutan Binong

Jati Bandung, Sentra Industri Rajutan

Binong Jati merupakan salah satu Industri

yang cukup potensial dan dapat

memberikan konstribusi terhadap

perekonomian di kota Bandung. Pakaian

rajutan yang dihasilkan industri tersebut

mampu bersaing dengan rajutan yang

diproduksi pabrik- pabrik besar.

Pengertian Jiwa Kewirausahaan

Kewirausahaan dapat didefinisikan

sebagai berikut: “Wirausaha usaha

merupakan pengambilan risiko untuk

menjalankan usaha sendiri dengan

memanfaatkan peluang - peluang untuk

menciptakan usaha baru atau dengan

pendekatan yang inovatif sehingga usaha

yang dikelola berkembang menjadi besar

dan mandiri dalam menghadapi tantangan -

tantangan persaingan (Nasrullah Yusuf,

2006).

Sedangkan jiwa kewirausahaan

menurut Nurcholis Madjid (2002:3) adalah

etos yang mengarah adanya keyakinan yang

kuat akan harga atau nilai sesuatu yang

menjadi bidang kegiatan usaha atau bisnis.

(45)

3

Lokasi yang memiliki kriteria yang

sesuai dengan harapan pelanggan adalah

lokasi yang dapat menjawab sejauh mana

sebuah jasa mampu bereaksi terhadap

situasi perekonomian. Lokasi berpengaruh

terhadap dimensi - dimensi stratejik, seperti

fleksibilitas, competitive positioning,

manajemen permintaan, dan fokus stratejik

(Fitzsimmons, 1994 dalam Broery Andrew

Sihombing 2014).

Lokasi merupakan salah satu

elemen yang terkandung dalam retail mix.

Dalam bisnis retail, lokasi merupakan

elemen penting dalam membangun strategi

bisnis sejak lama. Hal tersebut terjadi

karena beberapa faktor antara lain:

1. Keputusan dalam pemilihan lokasi bagi

konsumen berhubungan besar dengan

aksesbilitas dari lokasi ritel menurut

model interaksi spasial yang

menunjukan hubungan antara persepsi

konsumen tentang utilitas dan

karakteristik tujuan (Forteringham dan

O’Kelly, 1989 dalam Nan Yan, Ruoh

dan Molly Eckman 2008).

2. Retailer mungkin dapat

mengembangkan keunggulan kompetitif

yang berkelanjutan melalui strategi

lokasi (Levy dan Weitz, 2006).

Menurut Foster (2008:51), lokasi

toko sangat mempengaruhi tingkat

profitabilitas dan keberhasilan usaha dalam

jangka panjang. Sedangkan menurut Kotler

(2004:446) “Retailing are accustomed to

saying that the three keys to success are

location, location, and location”.

Menurut Davidson (1988:234

dalam Martinus Rukismono, AM. Chandra

Gunawan 2013 ), mengatakan bahwa bila

semua faktor mempunyai nilai yang hampir

sama dalam pemutusan pemilihan toko,

pada umumnya konsumen akan memilih

toko yang paling dekat, karena hal tersebut

dapat memberikan kenyamanan yang lebih

bagi konsumen dalam hal waktu, dan

(46)

4

Pengertian Keberhasilan Usaha

Menurut Algifari (2003:118),

keberhasilan usaha dapat dilihat dari

efisiensi proses produksi yang

dikelompokkan berdasarkan efisiensi

secara teknis dan efisiensi secara ekonomis.

Menurut Ranto (2007:20)

keberhasilan berwirausaha tidaklah identik

dengan seberapa berhasil seseorang

mengumpulkan uang atau harta serta

menjadi kaya, karena kekayaan bisa

diperoleh dengan berbagai cara sehingga

menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih

dilihat dari bagaimana seseorang bisa

membentuk, mendirikan, serta

menjalankan usaha dari sesuatu yang

tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau

mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa

pun kecilnya ukuran suatu usaha jika

dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan

baik maka nilai berusahanya jelas lebih

berharga daripada sebuah organisasi besar

yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.

Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu

cara penulis dalam menganalisis data.

Pengertian dari Metode Penelitian adalah

sebagai berikut :

Metode penelitan menurut

Sugiyono (2012:2) adalah sebagai berikut :

Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk

memahami, memecahkan dan

mengantisipasi masalah.

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif dan

verifikatif dengan menggunakan

pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang

kemudian diolah dan dianalisis untuk

diambil kesimpulan. Pengertian dari

Metode Analisis Deskriptif adalah sebagai

berikut:

Menurut Sugiyono (2008:147)

metode deskriptif yaitu :

Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau

(47)

5

terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.

Sedangkan penelitian verifikatif

menurut Masyhuri (2008:45) adalah

”Memeriksa benar tidaknya apabila

dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan

atau tanpa perbaikan yang telah

dilaksanakan di tempat lain dengan

mengatasi masalah yang serupa dengan

kehidupan.”

Teknik Penentuan Data

Adapun teknik penentuan data

terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi

dan sampel. Pengertian dari populasi dan

sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:

Populasi

Populasi merupakan objek atau

subjek yang memenuhi kriteria tertentu

yang telah ditentukan oleh peneliti.

Menurut Sugiyono (2012:297) tentang

pengertian populasi yaitu:

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulan.”

Berdasarkan pengertian di atas,

populasi merupakan obyek atau subyek yang

berada pada satu wilayah dan memenuhi

syarat tertentu yang berkaitan dengan

masalah dalam penelitian. Populasi dari

penelitian ini adalah 293 unit usaha Sentra

UKM Industri Rajut Binong Jati Bandung.

Pemilihan jumlah populasi ini dirasakan

cukup mewakili untuk memberikan data

yang diperlukan dalam penelitian.

Sampel

Untuk membuktikan kebenaran jawaban

yang masih sementara (hipotesis), maka

peneliti melakukan pengumpulan data pada

obyek tertentu. Karena obyek dalam

populasi terlalu luas maka peneliti

menggunakan sampel yang diambil dari

populasi tersebut.

Menurut Sugiyono (2009:116),

sampel adalah :

“Bagian dari jumlah dan karakteristik yang

(48)

6

Teknik yang di ambil dalam

penelitian dilakukan dengan teknik

insidental sampling dimana teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan,

yaitu siapa saja yang secara

kebetulan/insidental bertemu dengan

peneliti dapat digunakan sebagai sampel,

bila dipandang orang yang kebetulan

ditemui itu cocok sebagai sumber data.

Adapun yang menjadi sampel yang

digunakan untuk pengukuran kuesioner

adalah Pemilik Sentra UKM Industri Rajut

Binong Jati Bandung. Sedangkan untuk

menentukan jumlah sampel (n) Husein

Umar (2004:78) menentukan sampel

digunakan rumus sebagai berikut:

� = + 99 , 2

� = .99

� = 74.554

� = 75 (dibulatkan)

Dengan menggunakan metode

deskriptif, maka minimal tingkat kesalahan

dalam penentuan anggota sampel yang

harus diambil adalah 10% dari jumlah

populasi yang diketahui. Jadi dapat

diketahui dari perhitungan untuk ukuran

sample dengan tingkat kesalahan sebesar

10% adalah sebanyak 74.554 responden

dan dibulatkan menjadi 75 responden.

Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Pengujian hipotesis secara simultan

ini bertujuan untuk menguji apakah Jiwa

Kewirausahaan dan Lokasi Usaha secara

bersama-sama memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap

Keberhasilan Usaha, maka dilakukan

pengujian hipotesis sebagai berikut:

H0: β1=

β2 = 0,

Tidak terdapat pengaruh dari

Jiwa Kewirausahaan dan

Lokasi Usaha terhadap

(49)

7

Rajut kawasan Binong Jati

Bandung

H1 :

βi≠0,

Terdapat pengaruh dari Jiwa

Kewirausahaan dan Lokasi

Usaha terhadap Keberhasilan

Usaha di Sentra Rajut

kawasan Binong Jati

Bandung

Taraf signifikansi (α) : 0,05

Kriteria uji : tolak H0 jika nilai F-hitung >

F-tabel, terima H1 jika nilai hitung <

F-tabel

Nilai statistik uji F dapat diketahui dari

tabel output berikut:

Tabel 4.77

Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Berdasarkan tabel output di atas,

dapat diketahui nilai Fhitung sebesar 52.239.

Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai

Ftabel. Dengan α=0,05, db1=2 dan db2=72,

diketahui nilai Ftabelsebesar 3,090. Dari

nilai-nilai di atas, diketahui nilai Fhitung

(52.239) >Ftabel (3,090), sehingga H0 ditolak

dan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh

simultan yang signifikan dari Jiwa

Kewirausahaan (X1) dan Lokasi Usaha (X2)

terhadap Keberhasilan Usaha (Y). Untuk

melihat lebih rinci pengaruh secara parsial

dari variabel bebas terhadap variabel

terikat, berikut disajikan uji hipotesis secara

parsial menggunakan uji t.

Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Keberhasilan Usaha di Sentra

Rajut kawasan Binong Jati

Bandung.

H1:β1≠0, Jiwa Kewirausahaan

berpengaruh terhadap

(50)

8

Rajut kawasan Binong Jati

Bandung.

Dengan taraf signifikansi 0,05

Kriteria : Tolak H0 jika t hitung > t tabel,

terima dalam hal lainnya

Dengan menggunakan SPSS 20, diperoleh

hasil uji hipotesis parsial X1 sebagai

berikut:

Tabel 4.78

Koefisien Uji Hipotesis Parsial X1 Terhadap Y

Berdasarkan tabel di atas, dapat

diketahui nilai thitung untuk variabel Jiwa

Kewirausahaan sebesar 5.964. Nilai ini

akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada

tabel distribusi t. Dengan α=0,05,

df=n-k-1=75-2-1=72, diperoleh nilai ttabel sebesar ±

1,993. Diketahui bahwa thitung untuk X1

sebesar 5.964 > nilai ttabel (1,993), maka H0

ditolak artinya variabel Jiwa

Kewirausahaan secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap Keberhasilan usaha di

Sentra Rajut Kawasan Binong Jati

Bandung.

Pengujian X2 Terhadap Y (Lokasi Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha )

H0:β1=0, Lokasi Usaha tidak

berpengaruh terhadap

Keberhasilan Usaha di Sentra

Rajut kawasan Binong Jati

Dengan taraf signifikansi 0,05

Kriteria : Tolak H0 jika t hitung > t tabel,

terima dalam hal lainnya

Dengan menggunakan SPSS 20,

diperoleh hasil uji hipotesis parsial X2

sebagai berikut:

Tabel 4.79

Koefisien Uji Hipotesis Parsial X2 Terhadap Y

Berdasarkan tabel di atas, dapat

diketahui nilai thitung untuk variabel Jiwa

(51)

9

akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada

tabel distribusi t. Dengan α=0,05,

df=n-k-1=75-2-1=72, diperoleh nilai ttabel sebesar ±

1,993. Diketahui bahwa thitung untuk X1

sebesar 3.447 > nilai ttabel (1,993), maka H0

ditolak artinya variabel Lokasi Usaha

secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap Keberhasilan Usaha di Sentra

Rajut Kawasan Binong Jati Bandung.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan BAB IV mengenai pengaruh

Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha

terhadap Keberhasilan Usaha Sentra

Industri Rajut Binong Jati Bandung, maka

penulis membuat kesimpulan sebagai

berikut :

1. Berdasarkan tanggapan para responden,

Jiwa Kewirausahaan berada pada

kategori baik, yang diolah melalui 6

indikator yaitu rasa percaya diri

memiliki skor 480 (64.00%),

berorientasi tugas dan hasil memiliki

skor 527 (70.27%), keberanian

mengambil resiko memiliki skor 511

(68.13%), kepemimpinan memiliki skor

262 (69.87%), berorientasi pada masa

depan memiliki skor 257 (68.53%),

keorisinilan 541 (72.13%). Dari jumlah

skor total dapat diketahui bahwa

indikator keorisinilan berada pada

kategori baik dan memiliki skor terbesar

diantara indikator – indikator yang lain.

Sedangkan pada rasa percaya diri

berada pada kategori cukup, dan

memiliki skor terkecil diantara indikator

– indikator yang lain.

2. Berdasarkan tanggapan para responden,

Lokasi Usaha berada pada kategori baik,

yang diolah melalui 4 indikator yaitu

ketersediaan lahan parkir memiliki skor

514 (68.53%), tempat yang luas

memiliki skor 536 (71.47%), lokasi

pasar dilalui alat transportasi memilki

skor 514 (68.53%), lokasi yang strategis

memilki skor 501 (66.80%). Dari jumlah

skor total dapat diketahui bahwa

indikator tempat yang luas berada pada

(52)

10

terbesar diantara indikator – indikator

yang lainnya. Sedangkan pada lokasi

yang strategis berada pada kategori yang

cukup, dan memiliki skor terkecil

diantara indikator – indikator yang

lainnya.

3. Berdasarkan tanggapan para responden,

Keberhasilan Usaha pada kategori baik,

yang diolah melalui 5 indikator yaitu

hasil yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangga yang memiliki

skor 281 (74.93%), usaha tetap bisa

bertahan yang memiliki skor 527

(70.27%), kesejahteraan keluarga

terjamin yang memiliki skor 281

(74.93%), kesejahteraan karyawan

terjamin yang memiliki skor 257

(68.53%), dapat berkembang yang

memiliki skor 487 (64.93%). Dari

jumlah skor total dapat diketahui bahwa

indicator hasil yang cukup untuk

memenuhi kebutuhan rumah tangga

berada pada kategori yang baik dan

memiliki skor terbesar diantara indikator

– indikator yang lainnya. Sedangkan

dapat berkembang berada pada kategori

yang cukup, dan memiliki skor terkecil

diantara indikator – indikator lainnya.

4. Berdasarkan hasil hipotesis menunjukan

menunjukkan bahwa Jiwa

Kewirausahaan dan Lokasi Usaha secara

simultan memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap Keberhasilan Usaha,

Hasil pengujian hipotesis secara parsial

menunjukkan bahwa Jiwa

Kewirausahaan dan Lokasi Usaha secara

parsial memiliki pengaruh signifikan

terhadap Keberhasilan Usaha.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah

dibuat penulis maka selanjutnya penulis

memberikan saran – saran yang dapat

berguna mengenai pengaruh Jiwa

Kewirausahaan dan Lokasi Usaha terhadap

Keberhasilan Usaha pada Sentra Industri

Rajut Binong Jati Bandung, diantaranya :

1. Jiwa Kewirausahaan pada Rajut Binong

Jati Bandung sudah cukup baik, dan bila

(53)

11

masih rendah bila dibandingkan dengan

indikator keorisinilan, seharusnya

pemilik usaha Rajut Binong Jati

memiliki rasa percaya diri yang cukup

tinggi, kalau bisa pada saat memasarkan

sebuah produk tidak hanya dijual di

daerah binong jati saja tetapi harus

mampu menjual sampai keluar (ekspor),

sehingga keuntungan penjualan produk

akan semakin besar.

2. Lokasi Usaha di Rajut Binong Jati

Bandung sudah cukup baik, tetapi ada

yang perlu diperhatikan aspek – aspek

yaitu mengenai akses jalan yang rusak

serta jalan yang sempit. Sebaiknya perlu

ada perbaikan jalan serta perluasan jalan

sehingga para konsumen yang akan

melakukan belanja di Sentra Rajut

Binong Jati Bandung dapat merasa

nyaman dan dapat menggunakan alat

transportasi untuk menuju Lokasi Usaha

Sentra Rajut Binong Jati Bandung.

3. Keberhasilan Usaha di Sentra Industri

Rajut Binong Jati Bandung secara

keseluruhan sudah merasa baik, tetapi

kesejahteraan karyawan masih rendah

sebaiknya pemilik usaha lebih

memperhatikan kesejahteraan karyawan

dengan cara memberikan tunjangan

diluar gaji karyawan, sehingga

karyawan akan lebih loyal pada

perusahaan dan hal tersebut akan

meningkatkan keberhasilan usaha.

4. Pengaruh ketiga variabel sudah memiliki

keterkaitan yang baik atau signifikan,

pada saat inilah para pemilik usaha di

Sentra Rajut Binong Jati seharusnya

membuat hal – hal baru yang dapat

menarik konsumen lebih banyak lagi

untuk membeli produk dari perusahaan

karena dengan banyaknya produk yang

dibeli oleh konsumen maka akan

menambah keuntungan dari perusahaan

dan usaha tersebut dapat dikatakan

mengalami keberhasilan.

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.2
Tabel 4.79

Referensi

Dokumen terkait

Disampaikan dengan hormat, bahwa dalam rangka penyelesaian studi saya pada Program Studi Pendidikan Ekonomi (S1) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Saya

Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa lingkungan internal dan eksternal berpengaruh terhadap kinerja usaha pada sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Rajutan Binong

Kreativitas Dan Inovasi Terhadap Keberhasilan Usaha: Studi (Terhadap Pengusaha Bordir di Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya) Kemampuan kreativitas berpengaruh

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa kecenderungan responden memiliki tingkat ketekunan yang tinggi, ditunjukan dengan perolehan nilai persentase tertinggi

Strategi yang dapat diterapkan pengusaha rajutan di Binong Jati demi kelangsungan usahanya adalah fokus untuk menaikkan permintaan pasar, caranya dapat dengan mengubah target

Lestari,Fitria, 2010 “ Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Kreativitas Terhadap Keberhasilan Usaha pada Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung”. Program Strata – 1, Fakultas

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jiwa kewirausahaan yang terdiri dari (percaya diri, berorientasi pada tugas dan hasil, pengambilan resiko,

Strategi yang dapat diterapkan pengusaha rajutan di Binong Jati demi kelangsungan usahanya adalah fokus untuk menaikkan permintaan pasar, caranya dapat dengan mengubah target