PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN LOKASI USAHA
TERHADAP KEBERHASILAN USAHA
(Survey Pada Sentra UKM Industri Rajut Binong Jati Bandung) The Influence Of The Spirit Of Enterpreneurship and Business Location to
Business Success
(Survey at the SME Centers Knitting Industry Binong Jati Bandung )
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana (S1)
Program Studi Manajemen
Oleh :
FAUZI VIKI RAMDHANI 21209058
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG
i
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN LOKASI USAHA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA
(Survey Pada Sentra UKM Industri Rajut Binong Jati Bandung)
Fauzi Viki Ramdhani 21209058
Telah disetujui dan disahkan di Bandung sebagai Skripsi pada tanggal
Agustus 2014
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Rizki Zulfikar.,SE.,M.Si NIP.4127.34.02.019
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Manajemen
Prof.Dr.Hj.Dwi Kartini,SE.,Spec.Lic Dr.Raeni Dwisanty.SE.,M.Si
SURAT KETERANGAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
Bahwa yang bertandatangan di bawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, menyetujui :
“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.
Bandung, Agustus 2014
Penulis Dinas Koperasi UKM & PERINDAG
Fauzi Viki Ramdhani
Tabroni.ST.,MM
NIM. 21209058 NIP. 1970505.1984032.003
Mengetahui, Pembimbing
Rizki Zulfikar, SE., M.Si NIP. 4127.34.02 019
Catatan :
1. Data perusahaan yang ada pada Bab I dan Bab IV tidak diperkenankan untuk diketahui halayak ramai.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Fauzi Viki Ramdhani
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 11 Maret 1990
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Alamat : Jl. Cikondang No.40 Rt 04/Rw 20 Bandung
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Hobi : Bermain musik
No. Telp : 085659291590
Email : vikiramdhanifauzi@yahoo.com
PENDIDIKAN FORMAL
1997 – 2003 : SD Negeri Sukaluyu IV Bandung
2003 – 2006 : SMP PGII 2 Bandung
2006 – 2009 : SMA PGII 2 Bandung
2009 – 2014 : Universitas Komputer Indonesia Bandung
PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Bimbingan Belajar Villa Merah
viii DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ... xxiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 8
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8
1.2.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.3.1 Maksud Penelitian ... 9
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 9
ix
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 10
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 10
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13
2.1.1 Jiwa Kewirausahaan ... 13
2.1.1.1 Pengertian Jiwa Kewirausahaan ... 13
2.1.1.2 Karakterestik Kewirausahaan ... 14
2.1.1.3 Pilihan Kewirausahaan ... 15
2.1.1.4 Lima Langkah Wirausaha ... 16
2.1.1.5 Indikator Jiwa Kewirausahaa ... 17
2.1.2 Lokasi Usaha ... 19
2.1.2.1 Pengertian Lokasi Usaha ... 19
2.1.2.2 Karakteristik Dari Lokasi Usaha ... 20
2.1.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tarik Sebuah Lokasi.. 21
2.1.2.4 Indikator Lokasi Usaha ... 22
2.1.3 Keberhasilan Usaha... 23
2.1.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha ... 23
2.1.3.2 Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Dan Kegagalan Usaha………. 23
x
2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 27
2.2 Kerangka Pemikiran ... 30
2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel ... 31
2.2.1.1 Keterkaitan Jiwa Kewirausahaan Dengan Keberhasilan Usaha .. 31
2.2.1.2 Keterkaitan Lokasi Usaha Dengan Keberhasilan Usaha ... 31
2.2.1.3 Keterkaitan Antara Jiwa Kewirausahaan, Lokasi Usaha, dengan Keberhasilan Usaha... 31
2.3 Hipotesis ... 33
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 34
3.2 Metode Penelitian ... 35
3.2.1 Desain Penelitian ... 36
3.2.2 Operasional Variabel ... 38
3.2.3 Sumber Data dan Teknik Penentuan Data ... 43
3.2.3.1 Sumber Data ... 43
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 44
3.2.3.2.1 Populasi ... 44
3.2.3.2.2 Sampel ... 45
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.2.4.1 Uji Validitas ... 48
xi
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 53
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 53
3.2.5.2 Analisis Deskriptif / Kualitatif ... 54
3.2.5.3 Analisis Verifikatif / Kuantitatif ... 55
3.2.5.4 Uji Asumsi Klasik ... 55
3.2.5.5 Pengujian Hipotesis ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 66
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 66
4.2 Karakteristik Responden ... 67
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 67
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 68
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 69
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan ... 70
4.3 Analisis Deskriptif ... 71
4.3.1 Tanggapan Responden Mengenai Jiwa Kewirausahaan ... 71
4.3.1.1 Rasa Percaya Diri ... 71
4.3.1.1.1 Percaya Bahwa Usaha Dapat Berkembang ... 71
4.3.1.1.2 Percaya Diri Dalam Memasarkan Produk ... 72
xii
4.3.1.2 Berorientasi Tugas dan Hasil ... 75
4.3.1.2.1 Menekankan Hasil Kerja Yang Baik Kepada Karyawan 75 4.3.1.2.2 Hasil Kerja Sesuai Dengan Harapan ... 76
4.3.1.2.3 Rekapitulasi Tanggapan Responden Tentang Tugas Dan Hasil ... 78
4.3.1.3 Keberanian Mengambil Resiko ... 79
4.3.1.3.1 Keberanian Meminjam Dana Untuk Usaha ... 79
4.3.1.3.2 Keberanian Memasarkan Produk Dengan Harga Bersaing ... 80
4.3.1.3.3 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keberanian Mengambil Resiko ... 82
4.3.1.4 Kepemimpinan ... 83
4.3.1.5 Berorientasi Pada Masa Depan ... 85
4.3.1.6 Keorisinilan ... 87
4.3.1.6.1 Perusahaan Memiliki Perbedaan Dengan Perusahaan Lain ... 87
4.3.1.6.2 Perusahaan Memiliki Ciri Khas ... 88
4.3.1.6.3 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Keorisinalan ... 89
4.3.1.7 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai Variabel Jiwa Kewirausahaan... 91
xiii
4.3.2.1 Ketersediaan Lahan Parkir ... 93
4.3.2.1.1 Perusahaan Menyediakan Lahan Parkir Bagi Pengunjug 93
4.3.2.1.2 Lokasi Usaha Memiliki Lahan Parkir Yang Cukup ... 94
4.3.2.1.3 Rekapitulasi Tanggapan Responden Mengenai
Ketersediaan Lahan Parkir ... 95
4.3.2.2 Tempat Yang Luas ... 97
4.3.2.2.1 Lokasi Usaha Cukup Luas Untuk Kegiatan Operasional 97
4.3.2.2.2 Lokasi Usaha Cukup Luas Untuk Pengnjung ... 98
4.3.2.2.3 Tanggapan Responden mengenai Tempat Yang Luas .... 99
4.3.2.3 Lokasi Pasar Dilalui Alat Transportasi ... 101
4.3.2.3.1 Lokasi Usaha Banyak Dilalui Alat Transportasi ... 101
4.3.2.3.2 Adanya Alat Transportasi Yang Melalui Lokasi Usaha 102
4.3.2.3.3 Rekapitulasi Tanggapan Lokasi Usaha Dilalui Alat
Transportasi ... 103
4.3.2.4 Lokasi Yang Strategis ... 105
4.3.2.4.1 Perusahaan Berlokasi Dekat Dengan Konsumen
Distributor ... 105
4.3.2.4.2 Lokasi Perusahaan Dapat Dijangkau Oleh Kendaraan . 106
4.3.2.4.3 Rekapitulasi Skor Tangapan Responden Mengenai Lokasi
Yang Strategis ... 107
4.3.2.4.4 Rekapitulasi Skor Tangapan Responden Mengenai Lokasi
xiv
4.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Keberhasilan Usaha ... 110
4.3.3.1 Hasil Yang Cukup Untuk Memenuhi Kebutuhan Rumah Tangga 110 4.3.3.2 Usaha Tetap Bisa Bertahan ... 112
4.3.3.2.1 Perusahaan Bisa Bertahan Dengan Pesaing ... 112
4.3.3.2.2 Perusahaan Melakukan Perubahan Agar Bisa Bersaing ... 113
4.3.3.2.3 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Usaha Tetap Bisa Bertahan ... 114
4.3.3.3 Kesejahteraan Keluarga Terjamin ... 116
4.3.3.4 Kesejahteraan Karyawan Terjamin ... 118
4.3.3.5 Dapat Berkembang ... 120
4.3.3.5.1 Memliki Keyakinan Bahwa Usaha Dapat Berkembang ... 120
4.3.3.5.2 Perusahaan Mampu Berkembang Dalam Persaingan ... 121
4.3.3.5.3 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Perusahaan Dapat Berkembang... 122
4.3.3.6 Rekapitulasi Skor Tanggapan Responden Mengenai Variabel Keberhasilan Usaha ... 124
4.4 Analisis Verifikatif ... 125
4.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 126
4.4.1.1 Hasil Pengujian Asumsi Normalitas ... 126
xv
4.4.1.3 Uji Autokorelasi ... 128
4.4.1.4 Uji Heteroskedastisitas ... 129
4.4.2 Analisis Regresi Berganda ... 130
4.4.2.1 Model Regresi Berganda ... 131
4.4.2.2 Analisis Kolerasi ... 133
4.4.2.3 Koefisien Determinasi... 136
4.3 Pengujian Hipotesis ... 137
4.3.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan... 137
4.3.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial ... 139
4.3.2.1 Pengujian X1 Terhadap Y (Jiwa Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha) ... 139
4.3.2.2 Pengujian X2 Terhadap Y (Lokasi Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha) ... 141
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 144
5.2 Saran ... 146
148
DAFTAR PUSTAKA
Ade Gunawan, 2001. Menempatkan Posisi Dalam Persaingan. Sumatera Utara: Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Adi, Henny Pratiwi dan Wibowo, M. Agung, 2010, Evaluasi Kinerja Stakeholders dalam Pembinaan Keterampilan Tenaga Kerja Konstruksi dengan Metode Performance Prism, Media Teknik Sipil, Volume X edisi Juli 2010, pp. 106-112
Aviliani, R dan Wilfridus, L. 1997. “Membangun Kepuasan Pelanggan Melalui
Kualitas Pelayanan”.Usahawan, No.5
Buchari Alma. 2005. Kewirausahaan Untuk Mahsiswa Dan Umum. PT ALFABETA Bandung.
Barker et al. (2002). Research Methods In Clinical Psychology. John Wiley &
Eddy Madiono Sutanto.2000. Peranan Gaya Kepemimpinan yang Efektif dalam Upaya Meningkatkan Semangat dan Kegairahan Kerja Karyawan di Toserba Sinar Mas Sidoarjo. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan. Vol.2.No. 2 September 2000 : 29-43.
Eddy Soeryanto Soegoto.(2009). Entrepreneurship Menjadi Pembisnis Ulung. Elex Media Computindo
Eko Wahyu Widayat. Studi Kewirausahaan Pada Mahasiswa Universitas Pembangunan Panca Budi MedanVol. 4 No. 1 Juni 2011 ISSN : 1979 – 5408
Emrizal, Primadona. Wirausaha Dan Pengembangan UKM Di Sumatera Barat : Suatu Kajian Pada UKM Kerajinan Sulaman Bordiran Vol. 5 No. 1 April 2013 ISSN : 1858 – 3717
Hani Handoko. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi.Yogyakarta: BPFE.
149
Hendra Fure. Lokasi, Keberagaman Produk, Harga, Dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Minat Beli Pada Pasar Tradisional Bersehati Calaca Vol.1 No. 3 September 2013 ISSN 2303 – 1174
Hisrich, Robert D, Peters, Michael P, dan Sheperd, Dean A (2008),
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30334/4/Chapter%20II.pdf di akses 23 juni 2014 pukul 20.15
Iskandar. (2009). Metodologi Penenlitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: Gaung Persada Press.
Joesron dan Fathorrozi, 2003, Teori Ekonomi Mikro, edisi pertama, Salemba Empat, Jakarta.
Kasali, Rhenald.,dkk. 2010. Modul Kewirausahaan Untuk Program Strata 1, Bekasi: Yayasan Rumah Perubahan
Lies Indriyatni. Analisis Faktor – Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro Dan Kecil JurnalVol 5, No 1, Februari 2013 ISSN : 2252 – 7826
Martinus Rukismono, AM. Chandra Gunawan. Pengaruh Tempat Parkir, Jarak Pengelihatan, Peritel Yang Berdampingan Terhadap Kesuksesan Bisnis Toko Sparepart dan Variasi Motor Di Surabaya Vol. 1 No. 1 Oktober 2013 E-ISSN : 2339 – 1804
Mastuti & Aswi. (2008). 50 Kiat percaya diri. Jakarta : PT. Buku Kita.
Nurmanaf, A.R., dan SH Susilowati. 2000. Struktur Kesempatan Kerja dan Kaitannya dengan Pendapatan dan Pengeluaran Rumah Tangga Pedesaan (Editor: IW. Rusastra dkk).
Porath,C.L. and Bateman, T. S. 2006. Self : regulation: From Goal Orientation to Job Performance. Journal of Applied Psychology, 91:185:192.
Riyanto, Slamet. 2002. Gateway English through Stories. Wonosari: Pustaka.
150
Rifusa, Agus Imam.2010. Analisis Faktor0faktor Permintaan Transportasi Busway. http//www.lontar.ui.ac.id_file_file = digital_132635 - T 27840 (13 Okt.2011)
Tamin, OZ, (2008), Perencanaan, Permodelan dan Rekayasa Transportasi, ITB, Bandung.
Tasmara, Toto. 2005. Etos Kerja Pribadi Muslim. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. (2007), “Metodelogi Penelitian Administrasi”, Alfabeta Bandung.
Sugiyono. (2008). Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Suryana. (2001). Kewirauahaan. Salemba Empat, Jakarta
Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses.
Jakarta: Salemba Empat.
Umi Narimawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Penerbit Genesis.
vi
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan usulan
penelitian yang berjudul: “PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN
LOKASI USAHA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA SENTRA
INDUSTRI RAJUT BINONG JATI BANDUNG”.
Usulan penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu syarat untuk penyusunan
skripsi di Universitas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia. Penulis sangat
dibantu dengan segala jenis bantuan, dukungan dan dorongan dari berbagai pihak
dalam proses pelaksanaannya. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, Selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini., SE., Spec. LIC., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Dr. Raeni Dwisanti, SE.,M.Si., Selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Komputer Indonesia serta sebagai dosen penguji 1.
4. Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si, Selaku ketua sidang Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia serta sebagai
vii
5. Bapak Rizki Zulfikar,SE.,M.,Si, selaku pembimbing yang sudah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan, serta memberikan
masukan, dorongan, dan motivasi kepada peulis selama peulisan Skripsi ini.
6. Ibu Isniar Budiarti, SE.,M.Si., selaku Dosen Wali Manajemen-2 di Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
7. Kepada Ayah, Ibu, serta Adik saya yang tercinta terima kasih atas dorongan dan
doa yang kalian berikan semoga Allah SWT membalasnya yang lebih.
8. Teman – teman kelas Manajemen – 1, 2, 3, dan 4 yang telah memberikan motivasi,
masukan, serta dukungan hingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
9. Terima kasih kepada para pemilik usaha Rajut Binong Jati Bandung yang telah
memberikan izin kepada saya untuk melakukan penelitian serta wawancara disana.
Dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa
penyusunan usulan penelitian yang penulis lakukan masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Dengan segala kerendahan hati,
penulis mengharapkan adanya saran dan kritik dari berbagai pihak agar penulis dapat
berkarya lebih baik lagi dimasa depan. Akhir kata penulis berharap penyusunan usulan
penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis,
13 BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Jiwa Kewirausahaan
2.1.1.1 Pengertian Jiwa Kewirausahaan
Kata entrepreneurship yang dahulunya sering diterjemahkan dengan kata
kewiraswastaan akhir-akhir ini diterjemahkan dengan kata kewirausahaan.
Entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entrepreneur yang artinya memulai
atau melaksanakan. Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008:h 10) mendifinisikan:
“Kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan
waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko
sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang dihasilkan, sertra kepuasan
dan kebebasan pribadi”.
Kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai berikut: “Wirausaha usaha
merupakan pengambilan risiko untuk menjalankan usaha sendiri dengan
memanfaatkan peluang - peluang untuk menciptakan usaha baru atau dengan
pendekatan yang inovatif sehingga usaha yang dikelola berkembang menjadi besar dan
mandiri dalam menghadapi tantangan - tantangan persaingan (Nasrullah Yusuf, 2006).
Wirausahawan adalah orang - orang yang mampu menjawab
tantangan-tantangan dan memanfaatkan peluang - peluang yang ada (Dewanti, 2008:1).
14
yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses
(Suryana, 2006:2). Ahli yang lain mengatakan bahwa wirausaha adalah sebuah
pemikiran untuk mewujudkan apa yang diinginkan oleh diri kita tanpa ada sebuah
batasan yang dibatasi oleh orang lain dan dapat mengembangkannya ke tahapan yang
lebih tinggi (Salim, 2010:8). Berdasarkan pengertian diatas maka dapat dijabarkan
mengenai pengertian wirausahawan, yaitu orang yang secara kreatif dan inovatif
mampu memanfaatkan peluang yang ada untuk mewujudkan keinginan (impian) orang
tersebut dimasa yang akan datang tanpa dibatasi oleh apapun.
Sedangkan jiwa kewirausahaan menurut Nurcholis Madjid (2002:3) adalah etos
yang mengarah adanya keyakinan yang kuat akan harga atau nilai sesuatu yang menjadi
bidang kegiatan usaha atau bisnis.
2.1.1.2 Karakteristik Kewirausahaan
Seorang wirausahawan tentunya harus memiliki beberapa karakter agar mampu
menjadi wirausahawan yang handal dimasa yang akan datang. Menurut Geoffrey G.
Meredith (dalam Dewanti, 2008:4), ciri dan watak wirausahawan diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Percaya diri yaitu wirausahawan harus memiliki watak berkeyakinan tinggi, tidak
tergantung pada orang lain, individualis dan optimis.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil yaitu wirausahawan berwatak butuh berprestasi,
berorientasi laba, tekun dan tabah, tekad bekerja keras, mempunyai dorongan kuat,
15
3. Pengambilan resiko dan suka tantangan yaitu wirausahawan mempunyai watak
mampu mengambil resiko yang wajar.
4. Kepemimpinan yaitu wirausahawan berperilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan
orang lain, menanggapi saran dan kritik.
5. Keorisinilan yaitu wirausaha harus berwatak inovatif dan kreatif serta fleksibel.
6. Berorientasi ke masa depan yaitu wirausaha berpandangan ke depan, perspektif.
2.1.1.3 Pilihan Kewirausahaan
Kasali dkk (2010:18) mengatakan bahwa setiap orang yang mengambil peran
atau karir sebagai seorang wirausaha perlu mengetahui pilihan - pilihan apa saja yang
tersedia dengan menjadi karyawan, intrapreneur, entrepreneur atau social
entrepreneur, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Karyawan yaitu orang yang bekerja pada orang lain dan jika berhasil orang tersebut
dapat mencapai karir sebagai professional eksekutif dengan peran sebagai
pengambil keputusan.
2. Intrapreneur yaitu karyawan yang bekerja pada orang lain, memiliki atasan, namun
yang orang tersebut cari adalah kemerdekaan dan akses terhadap resources dan
orang tersebut memiliki jiwa kewirausahaan.
3. Entrepreneur yaitu orang yang tidak bekerja pada orang lain melainkan pada usaha
yang didirikan atau dikembangkan sendiri, yang merupakan pemilik usaha yang
memiliki kemerdekaan mengatur hidup, arah usaha dan mengambil keputusan
16
4. Social entrepreneur yaitu pelaku kegiatan social yang berwatak entrepreneur.
2.1.1.4 Lima Langkah Wirausaha
Gendro Salim (2010) dalam bukunya yang berjudul “Neuro Entrepreneurship,
mengubah peluang menjadi uang”, mengungkapkan dengan jelas mengenai
langkah-langkah pembentukan bisnis yang sangat terstruktur yangterdiri dari:
1. Fundamental
Mengupas tentang teknik dasar yang perlu dikuasai oleh setiap entrepreneur.
Berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang entrepreneur pada tahap ini
antara lain menetapkan tujuan pembentukan usaha baik visi, misi maupun goal 5
tahunan, keuangan yang harus dipersiapkan melalui budgeting, proses kerja serta
manajemen waktu.
2. Productivity
Mengupas tentang bagaimana membuat perusahaan menjadi sangat produktif.
Berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang entrepreneur pada tahap ini
antara lain membangun kampanye marketing, Blue Ocean Strategy, komunikasi dan
edukasi pasar, membandingkan biaya dengan penjualan yang terjadi (cost
acquisition versus lifetime value), mencari ceruk pasar (finding new customer),
retention dan evaluasi.
3. Simplicity
Mengupas tentang bagaimana membuat semuanya menjadi semakin simple
17
tahap ini antara lain membuat rencana kerja, struktur organisasi dan job description,
Flow Chart, SOP (Sistem Operasional Prosedur), KPI (Key Performance Indicator),
Balance Score Card, dan lain sebagainya.
4. Multiply
Mengupas tentang bagaimana melipat gandakan usaha yang sudah berjalan.
Berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang entrepreneur pada tahap ini
antara lain mengenai kepemimpinan, rekrutmen, pengembangan, komunikasi dan
penilaian.
5. Freedom
Mengupas tentang bagaimana seorang entrepreneur tersebut bias bebas
menikmati hasil jerih payahnya dalam berwirausaha sehingga ia tidak lagi merasa
dibatasi dengan berbagai aktivitasnya sendiri.
2.1.1.5 Indikator Jiwa Kewirausahaan
Menurut Basrowi (2011:27) mengungkapkan beberapa hal yang tentang jiwa
yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha:
1. Percaya diri
Merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang didalam menghadapi tugas
atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak
ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan danmenyelesaikan
18
2. Berorientasi tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang selalu
mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan
kerja keras.
3. Keberanian mengambil resiko
Wirausaha adalah orang yangn lebih menyukai usaha-usaha yang lebih
menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan dari pada usaha yang kurang
menantang.
4. Kepemimpinan
Seorang wirausaha harus memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan
keteladanan. Dia selalu menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda
sehingga ia menjadi pelopor, baik dalam proses produksi maupun pemasaran, dan
selalu memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.
5. Berorientasi kemasa depan
Wirausaha harus menjadi perspektif dan pandangan ke masa depan. Kuncinya
adalah dengan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari
yang ada sekarang.
6. Keorisinilan (kreativitas dan inovasi)
Tidak pernah puas dengan apa yang dilakukan saat ini meskipun cara tersebut
cukup baik, selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaanya dan selalu ingin tampil
19
2.1.2 Lokasi Usaha
2.1.2.1 Pengertian Lokasi Usaha
Lokasi yang memiliki kriteria yang sesuai dengan harapan pelanggan adalah
lokasi yang dapat menjawab sejauh mana sebuah jasa mampu bereaksi terhadap situasi
perekonomian. Lokasi berpengaruh terhadap dimensi - dimensi stratejik, seperti
fleksibilitas, competitive positioning, manajemen permintaan, dan fokus stratejik
(Fitzsimmons, 1994 dalam Broery Andrew Sihombing 2014).
Lokasi merupakan salah satu elemen yang terkandung dalam retail mix. Dalam
bisnis retail, lokasi merupakan elemen penting dalam membangun strategi bisnis sejak
lama. Hal tersebut terjadi karena beberapa faktor antara lain:
1. Keputusan dalam pemilihan lokasi bagi konsumen berhubungan besar dengan
aksesbilitas dari lokasi ritel menurut model interaksi spasial yang menunjukan
hubungan antara persepsi konsumen tentang utilitas dan karakteristik tujuan
(Forteringham dan O’Kelly, 1989 dalam Nan Yan, Ruoh dan Molly Eckman 2008).
2. Retailer mungkin dapat mengembangkan keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan melalui strategi lokasi (Levy dan Weitz, 2006).
Menurut Foster (2008:51), lokasi toko sangat mempengaruhi tingkat
profitabilitas dan keberhasilan usaha dalam jangka panjang. Sedangkan menurut
Kotler (2004:446) “Retailing are accustomed to saying that the three keys to success
are location, location, and location”.
Menurut Davidson (1988:234 dalam Martinus Rukismono, AM. Chandra
20
sama dalam pemutusan pemilihan toko, pada umumnya konsumen akan memilih toko
yang paling dekat, karena hal tersebut dapat memberikan kenyamanan yang lebih bagi
konsumen dalam hal waktu, dan tenaga.
2.1.2.2 Karakteristik Dari Lokasi
1. Parking (tempat parkir)
Menurut Levy and Weitz (2007:214) “The Amount and quality of parking
facilities are critical for evaluating a shopping center and specific site within the
center. They also must consider the avability of employee parking, the proportion
of shoppers using cars,parking by nonshoppers , and the typical length of a shopping
trip. A standart rule of thumb for a shooping center and 10 to 15 spaces per 1,000
square feet for a supermarket”.
Menurut Berman and Ervans (2005:327) “ Sometimes, free parking in
shooping locations that are in or close to commercial areas creates problems.
Commuters and employees of nearby businesses my park in these facilitues,
reducing the number of space available for shoopers ”.
Menurut Sopiah dan Syihabudhin (2008:237) “Ketersediaan tempat parkir
yang memadai sangat diperlukan. Tempat parkir bukanlah sarana pelengkap dalam
persyaratan manajemen minimarket, tetapi merupakan salah satu dari 8 P yang
disyaratkan (Place, People, Product, Price, Promotion, Profesional, Parking, and
21
2. Store Visibility (jarak pengelihatan)
Menurut Levy and Weitz (2007:214) ” Good visibility is less important for
stores with a well-established and loyal customer base, but most retailers still want
a direct, unimpeded view of their store ”.
Menurut Berman and Ervans (2005:327) “ visibility refers to a site’s ability
to be seen by pedestrian and vehicular traffic. High visibility makes passersby aware
a store exists and is open”.
3. Adjacent Retailers (peritel yang berdampingan)
Menurut Levy and Weitz (2007:214) ”Location with complementary, as well
as competing, adjacent retailers have the potential to build traffic. The grouped
location approach is based on principle of cumulative attraction, which states that
a cluster of similiar and complementary retailing activities will generally have
greater drawing power than isolated stores that engage in the same retailing
activities”.
2.1.2.3Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Daya Tarik Sebuah Lokasi
Menurut Utami (2010:145), masalah - masalah yang membuat suatu lokasi
tertentu memiliki daya tarik secara spesifik, yaitu aksesibilitas dan keuntungan secara
lokasi sebagai pusatnya.
1. Aksesibilitas
Adalah suatu kemudahan bagi konsumen untuk datang atau masuk dan keluar
22
Analisis makro, untuk menaksir aksesibilitas lokasi pada tingkat makro ritel
secara bersamaan mengevaluasi beberapa faktor seperti pola - pola jalan, kondisi
jalan dan halangan - halangan.
Analisis mikro, berkonsentrasi pada masalah sekitar lokasi, seperti visibilitas,
arus lalu lintas, parkir, keramaian, dan jalan masuk atau jalan keluar.
2. Keuntungan secara lokasi dalam sebuah pusat
Lokasi yang lebih baik memerlukan biaya yang lebih ritel harus
mempertimbangkan kepentingan mereka. Pada dasarnya konsumen ingin berbelanja
dimana mereka menemukan sejumlah variasi barang dagangan yang lengkap.
2.1.2.4 Indikator Lokasi Usaha
Menurut Berman & Evans dalam Ma’ruf (2006:113), indikator dari lokasi
adalah sebagai berikut:
1. Ketersediaan lahan parkir
2. Memiliki tempat yang cukup luas
3. Lokasi pasar bersehati dilalui banyak alat trasportasi
23
2.1.3 Keberhasilan Usaha
2.1.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha
Menurut Algifari (2003:118), keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi
proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi
secara ekonomis.
Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwirausaha tidaklah identik dengan
seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena
kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai tambah.
Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta
menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau
mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai
dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga
daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.
Menurut Suryana (2003:285) dalam Fitria Lestari adalah keberhasilan dari
bisnis dalam mencapai tujuanya.Menurut Hendry Faizal Noor (2007:397) dalam Fitria
Lestari mengungkapkan bahwa keberhasilan usaha pada hakikatnya adalah
keberhasilan dari bisnis untuk mencapai tujuanya.
2.1.3.2 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Dan Kegagalan Usaha
1. Faktor - faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha
Salah satu seminar Gerald Abraham salah seorang penasehat bisnis pada sebuah
firma hukum, juga pemilik dan direktur sebuah konsultan keuangan di tahun 2006,
24
usaha yaitu (1) Memahami konsep produk atau jasa secara baik, (2) Membuat visi dan
misi bisnis, (3) Perlunya winning, positive dan learning attitude untuk menjadi sukses,
(4) Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif akan menghindari usaha
daripada risiko bisnis dan keuangan, (5) Pengetahuan dasar manajemen, organisasi dan
sistem akan menghindari usaha daripada risiko manajemen, (6) Optimalisasi sumber
daya manusia maka 50% usaha Anda sudah berhasil, (7) Mengapa kreativitas,
kepemimpinan dan proses pembuatan keputusan sangat penting, (8) Pengetahuan dasar
pengelolaan keuangan dan pembiayaan (9) Pemasaran, pelayanan dan product brand /
Menurut Suryana (2003:44) keberhasilan usaha ditentukan oleh faktor - faktor
berikut :
1. Kemampuan dan kemauan.
2. Memiliki tekad yang kuat dan kerja keras.
3. Ketepatan dan peluang.
Faktor - faktor penting dalam menciptakan dan membangun awal kesuksesan usaha :
yaitu : (1) Mempunyai visi jangka panjang, (2) Merekrut orang terbaik dan
mengelolanya dengan baik, (3) Tetap fokus, (4) Inovasi ; jangan meniru, (5) Membuat
ekspektasi yang realistis, (6) Memiliki pemahaman pasar dan kompetisi dengan jelas,
(7) Jalankan bisnis dengan disiplin, (8) Mencari rekan yang tepat, (9) Mengembangkan
budaya sukses didalam organisasi, (10) Melakukan tinjauan bisnis dan market secara
25
2. Faktor - faktor yang mempengaruhi kegagalan usaha
Banyak kisah tentang wirausahawan yang cenderung menceritakan akan
keberhasilan mereka dari pada alasan yang menyebabkan kegagalan. Pada
kenyataannya wirausahawan yang menemui kegagalan jauh lebih banyak dari pada
mereka yang berhasil.
Zimerrer (2002:23) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan
wirausaha gagal dalam menjalankan usaha baru :
1. Ketidakpastian manajemen. Lemahnya kemampuan pengambilan keputusan dan
kurangnya pengalaman manajemen merupakan masalah utama dari kegagalan usaha.
2. Kurang pengalaman baik dalam kemampuan teknis, kemampuan menvisualkan
usaha, mengkoordinasikan, kemampuan mengintergrasikan berbagai kegiatan bisnis
menjadi keseluruhan yang sinergik, dan keterampilan mengelola orang – orang dalam
organisasi serta memotivasi mereka untuk meningkatkan tingkat kinerja mereka.
3. Lemahnya kendali keuangan. Dua kesalahan keuangan yang sering terjadi
diperusahaan kecil : kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakan kredit terhadap
pelanggan.
4. Gagal mengembangkan perencanaan strategis. Membangun suatu perencanaan
strategis memaksa seseorang wirausahawan untuk menilai secara realistis potensi
bisnis yang diusulkan.
5. Pertumbuhan tak terkendali. Kadang - kadang wirausahawan mendorong
pertumbuhan cepat usahanya hingga melewati kemampuannya dalam mengelola usaha
26
6. Lokasi yang buruk. Pemilihan lokasi yang tepat untuk usahawan merupakan suatu
seni dan ilmu.
7. Pengendalian persedian yang tidak baik. Pengendalian persediaan adalah salah satu
tanggung jawab manajerial yang paling sering diabaikan sehingga dapat
mengakibatkan kekurangan pelanggan.
8. Ketidakmampuan membuat transisi. Pertumbuhan usaha memerlukan perubahan
gaya manajemen yang secara drastis berada dan mengharuskan wirausahawan untuk
mendelegasikan wewenang serta melepaskan pengendalian sehari – hari.
2.1.3.3 Indikator Keberhasilan Usaha
Menurut Andreas (2011), indikator dari keberhasilan usaha adalah sebagai berikut:
1. Hasil cukup memenuhi kebutuhan rumah tangga.
2. Usaha bisa tetap bertahan.
3. Kesejahteraan keluarga terjamin.
4. Kesejahteraan karyawan terpenuhi.
27
30
2.2 Kerangka Pemikiran
Kewirausahaan merupakan tempat dimana kita bisa menciptakan hal - hal yang
baru, serta menciptakan sebuah inovasi dan kreativitas yang kita miliki. Jiwa
kewirausahaan harus mempunyai keberanian dalam menghadapi resiko persaingan dari
luar. Jiwa Kewirausahaan harus memiliki rasa percaya diri yang kuat, harus berani
mengambil resiko dalam usaha,lalu harus mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik,
lalu harus mempunyai berorientasi untuk masa depan. Sehingga pada saat kita
membuka suatu usaha kita telah mempersiapkan matang – matang agar usaha yang kita
rintis dapat berkembang menjadi besar dan dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.
Lokasi usaha adalah tempat dimana yang cocok untuk melakukan kegiatan usaha,
lokasi usaha juga sangat berpengaruh kepada para pengusaha karena dengan pemilihan
lokasi yang tepat usaha yang kita jalankan akan semakin berkembang dan mencapai
terhadap suatu keberhasilan usahanya. Oleh karena itu untuk para pengusaha yang
ingin membuka usahanya harus pintar memilih lokasi untuk usahanya dengan cara
memilih lokasi yang strategis, memilih tempat yang luas, serta memilih lokasi yang
dapat diakses oleh alat transportasi.
Seseorang menekuni usahanya yang tujuannya untuk mencapai keberhasilan
usaha, sebagai pelaku usaha wirausaha perlu memanfaatkan sumber daya yang ada,
untuk mencapai keberhasilan usaha para pelaku usaha dituntut untuk supaya bekerja
yang ulet, serta mau berkorban dan bersaing dengan perusahaan lain. Oleh karena itu
para pengusaha perlu dibekali ilmu tentang berwirausaha yang baik serta mengikuti
31
berkembang dan bersaing dengan perusahaan lain dan mencapai suatu keberhasilan
usaha.
2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel
2.2.1.1 Keterkaitan Antara Jiwa Kewirausahaan dengan Keberhasilan Usaha
Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2009:3), wirausaha adalah orang yang
berjiwa kreatif dan inovatif yang mampu mendirikan, membangun, mengembangkan,
memajukan, dan menjadikan perusahaannya unggul.
2.2.1.2 Keterikatan Antara Lokasi Usaha dengan Keberhasilan Usaha
Menurut Natalie (2000) dalam Bambang Hermanto (2008:5) menyatakan
bahwa “pilihan lokasi usaha yang tepat menimbulkan dampak positif terhadap
keunggulan bisnis usaha.”
2.2.1.3 Keterkaitan Antara Jiwa Kewirausahaan, Lokasi Usaha, dengan Keberhasilan Usaha
Berdasarkan Suryana (2003, p146) Untuk bisnis hendaknya dipilih lokasi yang
paling strategis dan paling efisien baik bagi perusahaan itu sendiri maupun
pelanggannya. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan dalam dirinya akan
mampu menilai lokasi yang terbaik bagi usahanya agar usaha tersebut memperoleh
32
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian (X1)
Jiwa Kewirausahaan
Percaya diri
Berorientasi tugas dan hasil Keberanian mengambil resiko Kepemimpinan
Berorientasi masa depan Keorisinilan
(Basrowi, 2011:27)
(Y) Keberhasilan Usaha
Hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga Usaha tetap bisa bertahan Kesejahteraan keluarga terjamin Kesejahteraan karyawan terpenuhi Dapat berkembang
(Andreas, 2011) (X2)
Lokasi Usaha
Ketersediaan lahan parkir Tempat yang luas
Lokasi pasar dilalui alat transportasi Lokasi yang strategis
33
2.3 Hipotesis
Dari berbagai macam teori yang ada di bab ini, dan juga berbagai teori
penghubung antar variabel yang telah disebutkan, maka penulis menarik kesimpulan
sementara, yaitu:
Keterangan:
X1: Variabel Independen 1, yaitu Jiwa Kewirausahaan
X2: Variabel Independen 2, yaitu Lokasi Usaha
Y : Variabel Dependen, yaitu Keberhasilan Usaha
Hipotesis Utama:
Terdapat pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi usaha terhadap Keberhasilan
Usaha perusahaan secara simultan maupun parsial.
Sub Hipotesis:
Terdapat pengaruh Jiwa Kewiarusahaan terhadap Keberhasilan Usaha.
144 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan BAB IV mengenai pengaruh Jiwa
Kewirausahaan dan Lokasi Usaha terhadap Keberhasilan Usaha Sentra Industri Rajut
Binong Jati Bandung, maka penulis membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan tanggapan para responden, Jiwa Kewirausahaan berada pada kategori
baik, yang diolah melalui 6 indikator yaitu rasa percaya diri memiliki skor 480
(64.00%), berorientasi tugas dan hasil memiliki skor 527 (70.27%), keberanian
mengambil resiko memiliki skor 511 (68.13%), kepemimpinan memiliki skor 262
(69.87%), berorientasi pada masa depan memiliki skor 257 (68.53%), keorisinilan
541 (72.13%). Dari jumlah skor total dapat diketahui bahwa indikator keorisinilan
berada pada kategori baik dan memiliki skor terbesar diantara indikator – indikator
yang lain. Sedangkan pada rasa percaya diri berada pada kategori cukup, dan
memiliki skor terkecil diantara indikator – indikator yang lain.
2. Berdasarkan tanggapan para responden, Lokasi Usaha berada pada kategori baik,
yang diolah melalui 4 indikator yaitu ketersediaan lahan parkir memiliki skor 514
(68.53%), tempat yang luas memiliki skor 536 (71.47%), lokasi pasar dilalui alat
transportasi memilki skor 514 (68.53%), lokasi yang strategis memilki skor 501
(66.80%). Dari jumlah skor total dapat diketahui bahwa indikator tempat yang luas
145
indikator yang lainnya. Sedangkan pada lokasi yang strategis berada pada kategori
yang cukup, dan memiliki skor terkecil diantara indikator – indikator yang lainnya.
3. Berdasarkan tanggapan para responden, Keberhasilan Usaha pada kategori baik,
yang diolah melalui 5 indikator yaitu hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangga yang memiliki skor 281 (74.93%), usaha tetap bisa bertahan yang
memiliki skor 527 (70.27%), kesejahteraan keluarga terjamin yang memiliki skor
281 (74.93%), kesejahteraan karyawan terjamin yang memiliki skor 257 (68.53%),
dapat berkembang yang memiliki skor 487 (64.93%). Dari jumlah skor total dapat
diketahui bahwa indicator hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangga berada pada kategori yang baik dan memiliki skor terbesar diantara indikator
– indikator yang lainnya. Sedangkan dapat berkembang berada pada kategori yang
cukup, dan memiliki skor terkecil diantara indikator – indikator lainnya.
4. Berdasarkan hasil hipotesis menunjukan menunjukkan bahwa Jiwa Kewirausahaan
dan Lokasi Usaha secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Keberhasilan Usaha, Hasil pengujian hipotesis secara parsial menunjukkan bahwa
Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha secara parsial memiliki pengaruh signifikan
146
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat penulis maka selanjutnya penulis
memberikan saran – saran yang dapat berguna mengenai pengaruh Jiwa
Kewirausahaan dan Lokasi Usaha terhadap Keberhasilan Usaha pada Sentra Industri
Rajut Binong Jati Bandung, diantaranya :
1. Jiwa Kewirausahaan pada Rajut Binong Jati Bandung sudah cukup baik, dan bila
dilihat dari indikator rasa percaya diri masih rendah bila dibandingkan dengan
indikator keorisinilan, seharusnya pemilik usaha Rajut Binong Jati memiliki rasa
percaya diri yang cukup tinggi, kalau bisa pada saat memasarkan sebuah produk
tidak hanya dijual di daerah binong jati saja tetapi harus mampu menjual sampai
keluar (ekspor), sehingga keuntungan penjualan produk akan semakin besar.
2. Lokasi Usaha di Rajut Binong Jati Bandung sudah cukup baik, tetapi ada yang perlu
diperhatikan aspek – aspek yaitu mengenai akses jalan yang rusak serta jalan yang
sempit. Sebaiknya perlu ada perbaikan jalan serta perluasan jalan sehingga para
konsumen yang akan melakukan belanja di Sentra Rajut Binong Jati Bandung dapat
merasa nyaman dan dapat menggunakan alat transportasi untuk menuju Lokasi
Usaha Sentra Rajut Binong Jati Bandung.
3. Keberhasilan Usaha di Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung secara
keseluruhan sudah merasa baik, tetapi kesejahteraan karyawan masih rendah
sebaiknya pemilik usaha lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan cara
memberikan tunjangan diluar gaji karyawan, sehingga karyawan akan lebih loyal
147
4. Pengaruh ketiga variabel sudah memiliki keterkaitan yang baik atau signifikan, pada
saat inilah para pemilik usaha di Sentra Rajut Binong Jati seharusnya membuat hal
– hal baru yang dapat menarik konsumen lebih banyak lagi untuk membeli produk
dari perusahaan karena dengan banyaknya produk yang dibeli oleh konsumen maka
akan menambah keuntungan dari perusahaan dan usaha tersebut dapat dikatakan
1
PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN LOKASI USAHA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA
(Survey Sentra UKM Industri Rajut Binong Jati Bandung) Fauzi Viki Ramdhani
UNIKOM ABSTRACT
The times in today’s era of globalization, making Indonesia’s business competition is
getting tight if the terms of the volume and the growing scale of business, small business is one of the major stakeholders if it is linked with the development of existing business, which one is the knitting industry which development is good enough. This study is trying to figure out what factors are causing business owner do, this study uses two independent variables, namely the spirit of entrepreneurship and business location, and business succsess as dependent variable.
After a literature review, and compilation hypothesis, the data is done via the method of questionnaires that distributed to 75 respondents who is business owner in Knitting Center Binong Jati Bandung using incidental sampling. While the analysis performed by data processing using SPSS 17 for windows. Then do the analysis with existing data using validity, reliability, determination, multiple regression analysis and hypothesis testing using the f and t test.
The results of this study indicate that data analysis models and results of the study can received well. Spirit of Enterpreneurship partial influence on the business success of business owner in Center Kintting Binong Jati Bandung amounting to 57%, while business location to the business success of business owner in Center Knitting Binong Jati Bandung amounting to 37%. spirit of enterpreneurship and business location jointly affect on business success of business owner in Center Knitting Binong Jati Bandung contribute to or influence by 72% which means a significantly positive impact.
Keywords : Spirit of Entrepreneurship, Business Location, Business Success.
Latar Belakang Penelitian
Perkembangan zaman di era
globalisasi seperti sekarang ini, membuat
persaingan bisnis di Indonesia semakin
ketat, dimana memunculkan perusahaan
baik yang perusahaan domestik maupun
perusahaan luar negeri, yang dalam
mengembangkan bisnisnya di Indonesia
baik yang berjangka pendek maupun yang
berjangka panjang. Sementara di sisi lain
banyaknya perusahaan yang bergerak
dalam bisnis manufaktur perusahaan
tentunya menimbulkan konsekuensi pada
tajamnya persaingan untuk berlomba -
lomba mendapatkan konsumen dan
2
perusahaan tersebut dapat bertahan dan
tidak tersaingi oleh perusahaan lain.
Usaha kecil memegang peran yang
besar apabila dikaitkan dengan
masalah-masalah ekonomi dan sosial dalam negeri
seperti tingginya tingkat kemiskinan,
besarnya jumlah pengangguran,
ketimpangan distribusi pendapatan, proses
pembangunan yang tidak merata serta
masalah urbanisasi dengan segala efek-efek
negatifnya. Artinya keberadaan atau
perkembangan usaha kecil diharapkan
dapat memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap upaya-upaya
penanggulangan masalah-masalah tersebut.
Apalagi di era perdagangan bebas dan
semakin gencarnya proses globalisasi.
Kota Bandung memiliki banyak
usaha UKM, memang memiliki potensi
yang cukup besar untuk mengembangkan
industri kecil dan menengah. Salah satunya
adalah Rajutan yang diproduksi para
pengrajin Sentra Industri rajutan Binong
Jati Bandung, Sentra Industri Rajutan
Binong Jati merupakan salah satu Industri
yang cukup potensial dan dapat
memberikan konstribusi terhadap
perekonomian di kota Bandung. Pakaian
rajutan yang dihasilkan industri tersebut
mampu bersaing dengan rajutan yang
diproduksi pabrik- pabrik besar.
Pengertian Jiwa Kewirausahaan
Kewirausahaan dapat didefinisikan
sebagai berikut: “Wirausaha usaha
merupakan pengambilan risiko untuk
menjalankan usaha sendiri dengan
memanfaatkan peluang - peluang untuk
menciptakan usaha baru atau dengan
pendekatan yang inovatif sehingga usaha
yang dikelola berkembang menjadi besar
dan mandiri dalam menghadapi tantangan -
tantangan persaingan (Nasrullah Yusuf,
2006).
Sedangkan jiwa kewirausahaan
menurut Nurcholis Madjid (2002:3) adalah
etos yang mengarah adanya keyakinan yang
kuat akan harga atau nilai sesuatu yang
menjadi bidang kegiatan usaha atau bisnis.
3
Lokasi yang memiliki kriteria yang
sesuai dengan harapan pelanggan adalah
lokasi yang dapat menjawab sejauh mana
sebuah jasa mampu bereaksi terhadap
situasi perekonomian. Lokasi berpengaruh
terhadap dimensi - dimensi stratejik, seperti
fleksibilitas, competitive positioning,
manajemen permintaan, dan fokus stratejik
(Fitzsimmons, 1994 dalam Broery Andrew
Sihombing 2014).
Lokasi merupakan salah satu
elemen yang terkandung dalam retail mix.
Dalam bisnis retail, lokasi merupakan
elemen penting dalam membangun strategi
bisnis sejak lama. Hal tersebut terjadi
karena beberapa faktor antara lain:
1. Keputusan dalam pemilihan lokasi bagi
konsumen berhubungan besar dengan
aksesbilitas dari lokasi ritel menurut
model interaksi spasial yang
menunjukan hubungan antara persepsi
konsumen tentang utilitas dan
karakteristik tujuan (Forteringham dan
O’Kelly, 1989 dalam Nan Yan, Ruoh
dan Molly Eckman 2008).
2. Retailer mungkin dapat
mengembangkan keunggulan kompetitif
yang berkelanjutan melalui strategi
lokasi (Levy dan Weitz, 2006).
Menurut Foster (2008:51), lokasi
toko sangat mempengaruhi tingkat
profitabilitas dan keberhasilan usaha dalam
jangka panjang. Sedangkan menurut Kotler
(2004:446) “Retailing are accustomed to
saying that the three keys to success are
location, location, and location”.
Menurut Davidson (1988:234
dalam Martinus Rukismono, AM. Chandra
Gunawan 2013 ), mengatakan bahwa bila
semua faktor mempunyai nilai yang hampir
sama dalam pemutusan pemilihan toko,
pada umumnya konsumen akan memilih
toko yang paling dekat, karena hal tersebut
dapat memberikan kenyamanan yang lebih
bagi konsumen dalam hal waktu, dan
4
Pengertian Keberhasilan Usaha
Menurut Algifari (2003:118),
keberhasilan usaha dapat dilihat dari
efisiensi proses produksi yang
dikelompokkan berdasarkan efisiensi
secara teknis dan efisiensi secara ekonomis.
Menurut Ranto (2007:20)
keberhasilan berwirausaha tidaklah identik
dengan seberapa berhasil seseorang
mengumpulkan uang atau harta serta
menjadi kaya, karena kekayaan bisa
diperoleh dengan berbagai cara sehingga
menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih
dilihat dari bagaimana seseorang bisa
membentuk, mendirikan, serta
menjalankan usaha dari sesuatu yang
tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau
mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa
pun kecilnya ukuran suatu usaha jika
dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan
baik maka nilai berusahanya jelas lebih
berharga daripada sebuah organisasi besar
yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.
Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu
cara penulis dalam menganalisis data.
Pengertian dari Metode Penelitian adalah
sebagai berikut :
Metode penelitan menurut
Sugiyono (2012:2) adalah sebagai berikut :
Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah.
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif dan
verifikatif dengan menggunakan
pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang
kemudian diolah dan dianalisis untuk
diambil kesimpulan. Pengertian dari
Metode Analisis Deskriptif adalah sebagai
berikut:
Menurut Sugiyono (2008:147)
metode deskriptif yaitu :
Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau
5
terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Sedangkan penelitian verifikatif
menurut Masyhuri (2008:45) adalah
”Memeriksa benar tidaknya apabila
dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan
atau tanpa perbaikan yang telah
dilaksanakan di tempat lain dengan
mengatasi masalah yang serupa dengan
kehidupan.”
Teknik Penentuan Data
Adapun teknik penentuan data
terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi
dan sampel. Pengertian dari populasi dan
sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:
Populasi
Populasi merupakan objek atau
subjek yang memenuhi kriteria tertentu
yang telah ditentukan oleh peneliti.
Menurut Sugiyono (2012:297) tentang
pengertian populasi yaitu:
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulan.”
Berdasarkan pengertian di atas,
populasi merupakan obyek atau subyek yang
berada pada satu wilayah dan memenuhi
syarat tertentu yang berkaitan dengan
masalah dalam penelitian. Populasi dari
penelitian ini adalah 293 unit usaha Sentra
UKM Industri Rajut Binong Jati Bandung.
Pemilihan jumlah populasi ini dirasakan
cukup mewakili untuk memberikan data
yang diperlukan dalam penelitian.
Sampel
Untuk membuktikan kebenaran jawaban
yang masih sementara (hipotesis), maka
peneliti melakukan pengumpulan data pada
obyek tertentu. Karena obyek dalam
populasi terlalu luas maka peneliti
menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut.
Menurut Sugiyono (2009:116),
sampel adalah :
“Bagian dari jumlah dan karakteristik yang
6
Teknik yang di ambil dalam
penelitian dilakukan dengan teknik
insidental sampling dimana teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara
kebetulan/insidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel,
bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Adapun yang menjadi sampel yang
digunakan untuk pengukuran kuesioner
adalah Pemilik Sentra UKM Industri Rajut
Binong Jati Bandung. Sedangkan untuk
menentukan jumlah sampel (n) Husein
Umar (2004:78) menentukan sampel
digunakan rumus sebagai berikut:
� = + 99 , 2
� = .99
� = 74.554
� = 75 (dibulatkan)
Dengan menggunakan metode
deskriptif, maka minimal tingkat kesalahan
dalam penentuan anggota sampel yang
harus diambil adalah 10% dari jumlah
populasi yang diketahui. Jadi dapat
diketahui dari perhitungan untuk ukuran
sample dengan tingkat kesalahan sebesar
10% adalah sebanyak 74.554 responden
dan dibulatkan menjadi 75 responden.
Pengujian Hipotesis
Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Pengujian hipotesis secara simultan
ini bertujuan untuk menguji apakah Jiwa
Kewirausahaan dan Lokasi Usaha secara
bersama-sama memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap
Keberhasilan Usaha, maka dilakukan
pengujian hipotesis sebagai berikut:
H0: β1=
β2 = 0,
Tidak terdapat pengaruh dari
Jiwa Kewirausahaan dan
Lokasi Usaha terhadap
7
Rajut kawasan Binong Jati
Bandung
H1 :
βi≠0,
Terdapat pengaruh dari Jiwa
Kewirausahaan dan Lokasi
Usaha terhadap Keberhasilan
Usaha di Sentra Rajut
kawasan Binong Jati
Bandung
Taraf signifikansi (α) : 0,05
Kriteria uji : tolak H0 jika nilai F-hitung >
F-tabel, terima H1 jika nilai hitung <
F-tabel
Nilai statistik uji F dapat diketahui dari
tabel output berikut:
Tabel 4.77
Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)
Berdasarkan tabel output di atas,
dapat diketahui nilai Fhitung sebesar 52.239.
Nilai ini akan dibandingkan dengan nilai
Ftabel. Dengan α=0,05, db1=2 dan db2=72,
diketahui nilai Ftabelsebesar 3,090. Dari
nilai-nilai di atas, diketahui nilai Fhitung
(52.239) >Ftabel (3,090), sehingga H0 ditolak
dan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh
simultan yang signifikan dari Jiwa
Kewirausahaan (X1) dan Lokasi Usaha (X2)
terhadap Keberhasilan Usaha (Y). Untuk
melihat lebih rinci pengaruh secara parsial
dari variabel bebas terhadap variabel
terikat, berikut disajikan uji hipotesis secara
parsial menggunakan uji t.
Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Keberhasilan Usaha di Sentra
Rajut kawasan Binong Jati
Bandung.
H1:β1≠0, Jiwa Kewirausahaan
berpengaruh terhadap
8
Rajut kawasan Binong Jati
Bandung.
Dengan taraf signifikansi 0,05
Kriteria : Tolak H0 jika t hitung > t tabel,
terima dalam hal lainnya
Dengan menggunakan SPSS 20, diperoleh
hasil uji hipotesis parsial X1 sebagai
berikut:
Tabel 4.78
Koefisien Uji Hipotesis Parsial X1 Terhadap Y
Berdasarkan tabel di atas, dapat
diketahui nilai thitung untuk variabel Jiwa
Kewirausahaan sebesar 5.964. Nilai ini
akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada
tabel distribusi t. Dengan α=0,05,
df=n-k-1=75-2-1=72, diperoleh nilai ttabel sebesar ±
1,993. Diketahui bahwa thitung untuk X1
sebesar 5.964 > nilai ttabel (1,993), maka H0
ditolak artinya variabel Jiwa
Kewirausahaan secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap Keberhasilan usaha di
Sentra Rajut Kawasan Binong Jati
Bandung.
Pengujian X2 Terhadap Y (Lokasi Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha )
H0:β1=0, Lokasi Usaha tidak
berpengaruh terhadap
Keberhasilan Usaha di Sentra
Rajut kawasan Binong Jati
Dengan taraf signifikansi 0,05
Kriteria : Tolak H0 jika t hitung > t tabel,
terima dalam hal lainnya
Dengan menggunakan SPSS 20,
diperoleh hasil uji hipotesis parsial X2
sebagai berikut:
Tabel 4.79
Koefisien Uji Hipotesis Parsial X2 Terhadap Y
Berdasarkan tabel di atas, dapat
diketahui nilai thitung untuk variabel Jiwa
9
akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada
tabel distribusi t. Dengan α=0,05,
df=n-k-1=75-2-1=72, diperoleh nilai ttabel sebesar ±
1,993. Diketahui bahwa thitung untuk X1
sebesar 3.447 > nilai ttabel (1,993), maka H0
ditolak artinya variabel Lokasi Usaha
secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap Keberhasilan Usaha di Sentra
Rajut Kawasan Binong Jati Bandung.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan BAB IV mengenai pengaruh
Jiwa Kewirausahaan dan Lokasi Usaha
terhadap Keberhasilan Usaha Sentra
Industri Rajut Binong Jati Bandung, maka
penulis membuat kesimpulan sebagai
berikut :
1. Berdasarkan tanggapan para responden,
Jiwa Kewirausahaan berada pada
kategori baik, yang diolah melalui 6
indikator yaitu rasa percaya diri
memiliki skor 480 (64.00%),
berorientasi tugas dan hasil memiliki
skor 527 (70.27%), keberanian
mengambil resiko memiliki skor 511
(68.13%), kepemimpinan memiliki skor
262 (69.87%), berorientasi pada masa
depan memiliki skor 257 (68.53%),
keorisinilan 541 (72.13%). Dari jumlah
skor total dapat diketahui bahwa
indikator keorisinilan berada pada
kategori baik dan memiliki skor terbesar
diantara indikator – indikator yang lain.
Sedangkan pada rasa percaya diri
berada pada kategori cukup, dan
memiliki skor terkecil diantara indikator
– indikator yang lain.
2. Berdasarkan tanggapan para responden,
Lokasi Usaha berada pada kategori baik,
yang diolah melalui 4 indikator yaitu
ketersediaan lahan parkir memiliki skor
514 (68.53%), tempat yang luas
memiliki skor 536 (71.47%), lokasi
pasar dilalui alat transportasi memilki
skor 514 (68.53%), lokasi yang strategis
memilki skor 501 (66.80%). Dari jumlah
skor total dapat diketahui bahwa
indikator tempat yang luas berada pada
10
terbesar diantara indikator – indikator
yang lainnya. Sedangkan pada lokasi
yang strategis berada pada kategori yang
cukup, dan memiliki skor terkecil
diantara indikator – indikator yang
lainnya.
3. Berdasarkan tanggapan para responden,
Keberhasilan Usaha pada kategori baik,
yang diolah melalui 5 indikator yaitu
hasil yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga yang memiliki
skor 281 (74.93%), usaha tetap bisa
bertahan yang memiliki skor 527
(70.27%), kesejahteraan keluarga
terjamin yang memiliki skor 281
(74.93%), kesejahteraan karyawan
terjamin yang memiliki skor 257
(68.53%), dapat berkembang yang
memiliki skor 487 (64.93%). Dari
jumlah skor total dapat diketahui bahwa
indicator hasil yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga
berada pada kategori yang baik dan
memiliki skor terbesar diantara indikator
– indikator yang lainnya. Sedangkan
dapat berkembang berada pada kategori
yang cukup, dan memiliki skor terkecil
diantara indikator – indikator lainnya.
4. Berdasarkan hasil hipotesis menunjukan
menunjukkan bahwa Jiwa
Kewirausahaan dan Lokasi Usaha secara
simultan memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Keberhasilan Usaha,
Hasil pengujian hipotesis secara parsial
menunjukkan bahwa Jiwa
Kewirausahaan dan Lokasi Usaha secara
parsial memiliki pengaruh signifikan
terhadap Keberhasilan Usaha.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah
dibuat penulis maka selanjutnya penulis
memberikan saran – saran yang dapat
berguna mengenai pengaruh Jiwa
Kewirausahaan dan Lokasi Usaha terhadap
Keberhasilan Usaha pada Sentra Industri
Rajut Binong Jati Bandung, diantaranya :
1. Jiwa Kewirausahaan pada Rajut Binong
Jati Bandung sudah cukup baik, dan bila
11
masih rendah bila dibandingkan dengan
indikator keorisinilan, seharusnya
pemilik usaha Rajut Binong Jati
memiliki rasa percaya diri yang cukup
tinggi, kalau bisa pada saat memasarkan
sebuah produk tidak hanya dijual di
daerah binong jati saja tetapi harus
mampu menjual sampai keluar (ekspor),
sehingga keuntungan penjualan produk
akan semakin besar.
2. Lokasi Usaha di Rajut Binong Jati
Bandung sudah cukup baik, tetapi ada
yang perlu diperhatikan aspek – aspek
yaitu mengenai akses jalan yang rusak
serta jalan yang sempit. Sebaiknya perlu
ada perbaikan jalan serta perluasan jalan
sehingga para konsumen yang akan
melakukan belanja di Sentra Rajut
Binong Jati Bandung dapat merasa
nyaman dan dapat menggunakan alat
transportasi untuk menuju Lokasi Usaha
Sentra Rajut Binong Jati Bandung.
3. Keberhasilan Usaha di Sentra Industri
Rajut Binong Jati Bandung secara
keseluruhan sudah merasa baik, tetapi
kesejahteraan karyawan masih rendah
sebaiknya pemilik usaha lebih
memperhatikan kesejahteraan karyawan
dengan cara memberikan tunjangan
diluar gaji karyawan, sehingga
karyawan akan lebih loyal pada
perusahaan dan hal tersebut akan
meningkatkan keberhasilan usaha.
4. Pengaruh ketiga variabel sudah memiliki
keterkaitan yang baik atau signifikan,
pada saat inilah para pemilik usaha di
Sentra Rajut Binong Jati seharusnya
membuat hal – hal baru yang dapat
menarik konsumen lebih banyak lagi
untuk membeli produk dari perusahaan
karena dengan banyaknya produk yang
dibeli oleh konsumen maka akan
menambah keuntungan dari perusahaan
dan usaha tersebut dapat dikatakan
mengalami keberhasilan.
DAFTAR PUSTAKA