The Effect of Internal and External Environment Of Business Performance In Industrial Knitted Center Binong Jati Bandung
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam menempuh jenjang S1
Program Studi Manajemen
Disusun:
EVA MUHAROMATIL AROFAH
21208055
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
v
Pembimbing : Dra. Rahma Wahdiniwaty. M.si
Penelitian ini dilakukan pada para pengrajin di sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Rajutan Binong Jati Bandung. Fenomena yang terjadi adalah adanya zona perdagangan bebas (AFCTA), dimana produk-produk impor dari negara lain berkembang di indonesia sehingga berdampak pada industri kecil. Salah satu sentra yang terkena dampak langsung dengan adanya kebijakan AFCTA tersebut adalah sentra IKM Rajutan Binong Jati Bandung yang harus bersaing dengan produk impor yang lebih murah dan berkualitas. Faktor lain yang menyebabkan terhambatnya proses produksi rajutan di Binong Jati adalah naiknya harga bahan baku benang wol, naiknya tarif dasar listrik, sehingga menghambat aktifitas perusahaan. Ada beberapa strategi yang bisa dilakukan agar proses produksi meningkat, yaitu misalnya membuat produk rajutan baru yang di desain dengan menambahkan aksen kain biasa atau menambahkan acessories lain sehingga hasil produk rajutan berbeda dengan yang lainnya. Memperluas wilayah distribusi dan pemasaran. Namun para pengrajin di sentra IKM rajutan Binong Jati Bandung masih belum berani untuk melakukan hal tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap kinerja usaha.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif (deskriptif) dan kuantitatif (verifikatif). Unit analisis dalam penelitian ini adalah para pengrajin yang ada pada sentra IKM Rajutan Binong Jati Bandung yang berjumlah 200 usaha dengan sampel sebanyak 67 responden. Pengujian statistik yang digunakan adalah perhitungan korelasi pearson, analisis regresi, korelasi, koefisien determinasi, uji hipotesis, dan juga menggunakan bantuan program aplikasi SPSS 19.0 for windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan internal di IKM Rajutan Binong Jati Bandung secara keseluruhan termasuk dalam kriteria cukup mendukung. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti jiwa kewirausahaan, inovasi, motivasi. Pengaruh lingkungan internal dan eksternal berdampak positif dan signifikan terhadap kinerja usaha pada sentra Industri Kecil Menengah (IKM) rajutan Binong Jati Bandung. Artinya semakin lingkungan internal dan eksternal mendukung, maka semakin tinggi kinerja usahanya
iv
Advisor: Dra. Rahma Wahdiniwaty. M.si
The research was conducted at the center of the craftsmen in small and medium industries (IKM) knitted center Binong Jati Bandung. Phenomenon that occurs is the presence of a free trade zone (AFCTA), where the imported products from other developing countries was grown in Indonesia so made the impact on small industries. One of the centers that directly affected by the policy of the AFCTA is IKM center Knitted Binong Jati Bandung wich have to compete with other cheaper imported products and quality. Other factors causing delays in the production of knitted center Binong Jati is the rising price of raw materials of wool, the increase in electricity tariffs, thus inhibiting the activity of the company. There are several strategies that can be done to increase the production process, for example, create a new knitted products in the design by adding fabric accents usual or add other acessories that the knitted product different from the others. Expand the area of distribution and marketing. But the craftsmen at the center of IKM knitted Binong Jati Bandung is not yet dared to internal and external environment on business performance.
The method used in this study is a method of qualitative (descriptive) and quantitative (verifikatif). The unit of analysis in this study are the craftsmen that existed at the center of IKM Knitted Binong Jati Bandung identity totaling 200 enterprises with a sample of 67 respondents. Statistical test used is the calculation of pearson correlation, regression analysis, correlation, coefficient of determination, hypothesis testing, and also use the aid program SPSS 19.0 For Windows Applications.
The results of the research showed that the internal environment in the center IKM knitted Binong Jati Bandung overall identity the criteria is enough to support While the influenced by other factors such as entrepreneurial spirit, innovation, motivation. Internal and external environmental influences have a positive and significant impact on business performance in small industrial centers and medium enterprises (SMEs) knitted Binong Jati Bandung. This means that the internal environment and external support, the higher the performance of its business
vi
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, karena hanya dengan restu dan anugerah-Nyalah maka Skripsi yang merupakan salah satu syarat mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Jenjang Studi Strata I Program Jurusan Manajemen Fakultas ekonomi Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Lingkungan Internal dan Eksternal Terhadap Kinerja Usaha Pada Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Rajutan Binong Jati Bandung”. Penulis menyadarai bahwa penyusunan Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan koreksi, pendapat dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnaan Skripsi ini.
vii
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.
3. Linna Ismawati, SE., M.Si., Selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.
4. Dr. Rahma Wahdiniwaty, Dra., M.Si., Selaku Dosen Pembimbing
yang telah banyak meluangkan waktu dan memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis.
5. Dr. Raeny Dwisanty, SE., M.Si., Selaku Dosen Wali yang selalu memberi dukungan dan perhatian
6. Dr. Raeny Dwisanty, SE., M.Si., selaku penguji I yang telah
memberikan arahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
7. Trustorini Handayani, SE., M.Si., selaku penguji II yang telah memberikan arahan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
8. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Fakultas Ekonomi khususnya Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.
viii
serta memberikan kasih sayangnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini dan penulis persembahkan Skripsi ini untuk Alm. Ayahanda tercinta (A. Badruzaman).
11. Keluarga ku terkasih, (A imam, teh Azah, Bang Aming, Adik ku Siti
Khozannatul Jannah, Thoriqul Makki, Alfiyatun Soimah Firodhon, dan Akrom Hasani). Terimakasih untuk kasih sayang, doa, perhatian, nasihat, saran dan motivasi yang tiada henti untuk penulis.
12. Semua keluarga besar yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, terimakasih atas semuanya.
13. Sahabat-sahabat ku, Pratiwi, Devi Listiani, Nova Liana, Yatimah, Erlina, Pipit Tria, Siti Nurlasmini, terima kasih atas doa, dukungan, informasi, bantuannya serta kebersamaannya.
14. Rekan-rekan MN-2 angkatan 2008 seperjuangan penulis, terima kasih atas kerjasamanya. Semoga hubungan baik ini dapat tetap terjalin sampai seterusnya.
15. Teman-teman Spesialisasi Manajemen Bisnis angkatan 2008 yang
ix
Pada akhirnya penulis berharap semoga Skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi rekan-rekan pembaca.
Bandung, Agustus 2012
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN………i
PERNYATAAN KEASLIAN………ii
MOTTO...………..iii
ABSTRACT ...………..iv
ABSTRAK ...………...v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah ... 11
1.2.1 Identifikasi Masalah ... 11
1.2.2 Rumusan Masalah ... 12
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 12
1.3.1 Maksud Penelitian ... 12
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 13
1.4 Kegunaan Penelitian... 13
1.4.1 Kegunaan Praktis ... 14
1.4.2 Kegunaan Akademis ... 14
1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 15
xi
2.1.1 Lingkungan Bisnis ... 18
2.1.2 Lingkungan Internal ... 20
2.1.2.1 Pengertian Lingkungan Internal ... 20
2.1.2.2 Analisis Lingkungan Internal ... 21
2.1.2.3 Indikator Lingkungan Internal ... 22
2.1.3 Lingkungan Eksternal ... 24
2.1.3.1 Pengertian Lingkungan Eksternal ... 24
2.1.3.2 Golongan Lingkungan Eksternal ... 25
2.1.3.3 Komponen Analisis Lingkungan Eksternal ... 26
2.1.3.4 Indikator Lingkungan eksternal ... 26
2.1.4 Kinerja Usaha ... 28
2.1.4.1 Pengertian Kinerja Usaha ... 29
2.1.4.2 Faktor Penyebab Keberhasilan Dan Kegagalan Usaha ... 30
2.1.4.3 Indikator Kinerja Usaha ... 32
2.1.5 Hasil Penelitian Terdahulu ... 34
2.2 Kerangka Pemikiran ... 36
2.2.1 Keterkaitan Lingkungan Internal dan lingkungan eksternal ... 39
2.2.2 Keterkaitan Lingkungan Internal Terhadap Kinerja Usaha ... 40
2.2.3 Keterkaitan Lingkungan Eksternal Terhadap Kinerja Usaha... 40
2.3 Hipotesis ... 43
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 45
3.2 Metode Penelitian ... 45
3.2.1 Desain Penelitian ... 46
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 47
3.2.3 Sumber Dan Teknik Penentuan Data ... 50
3.2.3.1 Sumber Data (Primer Dan Sekunder) ... 50
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 51
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 53
xii
3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 58
3.2.4.3 Uji MSI (Data Ordinal Ke Interval) ... 63
3.2.5 Rancangan Analisis Dan Pengujian Hipotesis ... 65
3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 65
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 79
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 79
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 82
4.1.3 Job Description ... 83
4.1.4 Aktifitas Perusahaan ... 85
4.2 Pembahasan Penelitian ... 87
4.2.1 Karakteristik Responden ... 87
4.3 Analisis Deskriptif ... 91
4.3.1 Deskriptif Lingkungan Internal Pada IKM Rajutan Binong Jati Bandung ... 91
4.3.2 Deskriptif lingkungan eksternal pada IKM Rajutan Binong Jati Bandung. ... 106
4.3.3 Deskriptif kinerja usaha pada IKM Rajutan Binong Jati Bandung ... 117
4.4 Analisis Verifikatif (Kuantitatif) ... 129
4.4.1 Analisis Korelasi parsial lingkungan internal dengan Kinerja usaha ketika lingkungan eksternal tidak berubah ... ..137
4.4.2 Analisis Korelasi parsial lingkungan Eksternal dengan Kinerja usaha ketika lingkungan Internal tidak berubah ... ..138
4.4.3 Analisis Korelasi simultan antara lingkungan internal dan eksternal dengan Kinerja usaha ... ..140
xiii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 148 5.2 Saran ... 149
DAFTAR PUSTAKA ... 152 KUESIONER
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 42 Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 43 Gambar 3.1 Uji Daerah Penerimaan Dan Penolakan Hipotesis ... ...78 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pengurus Koperasi Industri
Rajutan Binong Jati Bandung ... 83 Gambar 4.2 Grafik Ppplot Dari Hasil Pengujian Normalitas ... 131 Gambar 4.3 Grafik Scatter Plot Dari Hasil Pengujian
Heteroskedastisitas ... 133 Gambar 4.4 Daerah Penerimaan Dan Penolakan Uji Parsial lingkungan
Internal Terhadap Kinerja Usaha ... ..145 Gambar 4.5 Daerah Penerimaan Dan Penolakan Uji Parsial Lingkungan
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Pengrajin Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung
Tahun 2009-2011 ... 3
Tabel 1.2 Jumlah Tenaga Kerja Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung Tahun 2009-2011 ... 8
Tabel 1.3 Jadwal Penelitian Dan Pengumpulan Data... 15
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 34
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 47
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel ... 49
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Lingkungan Internal ... 56
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Lingkungan Eksternal ... 57
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Kinerja Usaha ... 58
Tabel 3.6 Standar Penilaian Koefisien Validitas Dan Reliabilitas ... 60
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Lingkungan Internal ... 61
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Lingkungan Ekstenal ... 62
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Usaha ... 63
Tabel 3.10 Kriteria Persentase Skor Tanggapan Responden ... 68
Tabel 3.11 Tingkat Keeratan Korelasi ... 73
Tabel 3.12 Kategori Korelasi Metode Guildford ... 76
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 87
Tabel 4.2 karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 88
Tabel 4.3 karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menjadi Pengusaha... 89
Tabel 4.4 karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 90
Tabel 4.5 Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai Lingkungan Internal ... 92
xvi
Tabel 4.7 Mengatasi Masalah Karyawan Di Perusahaan Dengan
Jiwa Kepemimpinan Yang Dimiliki ... 94
Tabel 4.8 Kemampuan Meningkatkan Kualitas Kerja Para Karyawan Dengan Pengalaman Usaha Yang Dimiliki ... 94
Tabel 4.9 Peningkatan Motivasi Dan Keterampilan Karyawan Setelah Diberikan Pelatihan Dan Pengarahan ... 95
Tabel 4.10 Skor Tanggapan Pengrajin Terhadap Aspek SDM ... 96
Tabel 4.11 Persentase Skor Tanggapan Pengrajin Terhadap Aspek SDM ... 96
Tabel 4.12 Pengkategorian Skor Jawaban ... 96
Tabel 4.13 Kemampuan modal usaha yang dimiliki untuk menutupi Biaya produksi... 97
Tabel 4.14 Peningkatan Kualitas Kerja Perusahaan Jika Mendapatkan Modal Pinjaman ... 98
Tabel 4.15 Skor Tanggapan Para Pengrajin Mengenai Aspek Keuangan ... 98
Tabel 4.16 Persentase Skor Tanggapan Para Pengrajin Mengenai Aspek Keuangan ... 98
Tabel 4.17 Pengkategorian Skor Jawaban ... 99
Tabel 4.18 Tingkat Proses Produksi Rajutan Jika Harga Bahan Baku Mengalami Kenaikan... 100
Tabel 4.19 kemampuan mesin/peralatan yang dimiliki untuk meningkatkan Kinerja produksi perusahaan ... 100
Tabel 4.20 Peningkatan kualitas kerja karyawan dengan adanya ketersediaan Teknologi modern ... 101
Tabel 4.21 Skor Tanggapan Pengrajin mengenai aspek teknis produksi Dan operasi ... 101
Tabel 4.22 Persentase Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Aspek Teknis Produksi Dan Operasi... 102
Tabel 4.23 Pengkategorian Skor Jawaban ... 102
xvii
Tabel 4.25 Tingkat Prefensi Promosi Yang Dilakukan Untuk Memasarkan
Produk rajutan ... 103 Tabel 4.26 Kemudahan sistem saluran distribusi produk rajutan ke
daerah lain untuk saat ini ... 104 Tabel 4.27 Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Aspek Pasar Dan
Pemasaran... 105 Tabel 4.28 Persentase Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Aspek Pasar
Dan Pemasaran ... 105 Tabel 4.29 Pengkategorian Skor Jawaban ... 105 Tabel 4.30 Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai Lingkungan
Eksternal ... 106 Tabel 4.31 Pembinaan Dari Dinas Terkait Dalam Mendukung Usaha
Rajutan ... 108 Tabel 4.32 Dampak Regulasi Pemerintah Terhadap Usaha Bisnis
Rajutan ... 108 Tabel 4.33 Tingkat Penyiapan Lokasi Usaha Dari Dinas Terkait
Bagi Usaha Rajutan ... 109 Tabel 4.34 Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Aspek Kebijakan Pemerintah
Di Sektor Usaha Kecil ... 110 Tabel 4.35. Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Aspek Kebijakan Pemerintah
Di Sektor Usaha Kecil ... 110 Tabel 4.36 Pengkategorian Skor Jawaban ... 110 Tabel 4.37 Dampak Selera Konsumen Terhadap Produk Rajutan Untuk
Saat Ini... 111 Tabel 4.38 Peningkatan Pembelian Terhadap Produk Rajutan Yang Dihasilkan
Seiring Dengan Meningkatnya Trend Gaya Hidup Masyarakat
Saat Ini... 112 Tabel 4.39 Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Aspek Sosial, Budaya, Dan
Ekonomi ... 113 Tabel 4.40 Persentase Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Aspek Sosial,
xviii
Tabel 4.41 Pengkategorian Skor Jawaban ... 113
Tabel 4.42 Kemampuan Meningkatkan Kualitas Perusahaan Dengan Adanya Bimbingan Dan Pelatihan Oleh Lembaga Terkait ... 114
Tabel 4.43 Dukungan Terhadap Usaha Rajutan Dengan Adanya Monitoring Dan Evaluasi Dari Lembaga Terkait ... 115
Tabel 4.44 Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Aspek Peranan Lembaga Terkait ... 115
Tabel 4.45 Persentase Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Aspek Peranan Lembaga Terkait ... 116
Tabel 4.46 Pengkategorian Skor Jawaban ... 116
Tabel 4.47 Persentase Skor Jawaban Responden Mengenai Kinerja Usaha ... 117
Tabel 4.48 Peningkatan Pertumbuhan Penjualan Produk Pada Saat Ini ... 118
Tabel 4.49 Perputaran Penjualan Produk Rajutan Untuk Saat Ini ... 119
Table 4.50 Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Tingkat Penjualan ... 119
Tabel 4.51 Persentase Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Tingkat Penjualan ... 120
Tabel 4.52 Pengkategorian Skor Jawaban ... 120
Tabel 4.53 Tingkat Pertumbuhan Keuntungan Usaha Rajutan Untuk Saat Ini... 121
Tabel 4.54 Tingkat Laba Usaha Yang Dihasilkan Saat Ini Dengan Yang Diharapkan ... 122
Tabel 4.55 Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Tingkat Keuntungan ... 122
Tabel 4.56 Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Tingkat Keuntungan ... 122
Tabel 4.57 Pengkategorian Skor Jawaban ... 123
Tabel 4.58 Tingkat Pertumbuhan Modal usaha Jika Ada Pinjaman Dari Perbankan/Lembaga Terkait Lainnya ... 124
Tabel 4.59 Tingkat Akumulasi Pengembalian Modal perusahaan dengan Yang Diharapkan... 124
xix
Tabel 4.61 Persentase Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Tingkat Pertumbuhan
Modal ... 125
Tabel 4.62 Pengkategorian Skor Jawaban ... 125
Tabel 4.63 Pertumbuhan Pasar terhadap produk rajutan Yang Dihasilkan Oleh perusahaan pada saat ini ... 127
Tabel 4.64 Kemampuan Produk Rajutan Untuk Memenangkan Persaingan Pasar Pada Saat Ini ... 127
Tabel 4.65 Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Tingkat Pangsa Pasar Yang Diraih ... 128
Tabel 4.66 Persentase Skor Tanggapan Pengrajin Mengenai Tingkat Pertumbuhan Modal ... 128
Tabel 4.67 Pengkategorian Skor Jawaban ... 128
Tabel 4.68 Hasil Uji Normalitas... 131
Tabel 4.69 Hasil Korelasi Rank Spearman Untuk Uji Heteroskedastisitas ... 132
Tabel 4.70 Hasil Perhitungan VIF ... 134
Tabel 4.71 Hasil Perhitungan Koefisien Regresi Linear Berganda ... 135
Tabel 4.72 Hasil Korelasi ... 136
Tabel 4.73 Korelasi Parsial Lingkungan Internal Dengan Kinerja Usaha Pada Saat Lingkungan Eksternal Tidak Mengalami Perubahan ... 137
Tabel 4.74 Korelasi Parsial Lingkungan Eksternal Dengan Kinerja Usaha Pada Saat Lingkungan Internal Tidak Mengalami Perubahan ... 139
Tabel 4.75 Pengaruh Lingkungan Internal Dan Eksternal Terhadap Kinerja Usaha ... 140
Tabel 4.76 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi ... 141
Tabel 4.77 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ... 143
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian
Lampiran 2 Surat Balasan perusahaan
Lampiran 3 Kegiatan Bimbingan dan Konsultasi
Lampiran 4 Lembar Revisi Seminar Usulan penelitian
Lampiran 5 Lembar Revisi Sidang
Lampiran 6 Data Regresi dan Korelasi
Lampiran 7 Data Uji Hasil MSI
Lampiran 8 Data Ordinal
1 1.1 Latar Belakang Penelitian
Industri kecil dan menengah merupakan salah satu pendorong yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia, industri kecil telah mendapatkan perhatian lebih karena pertumbuhannya yang semakin pesat karena kinerja Industri Kecil Menengah yang sangat efisien, produktif, dan memiliki tingkat daya saing global yang tinggi (Tulus Tambunan, 2002:19).
Di indonesia, Industri kecil menengah baik yang bergerak di sektor perdagangan dan industri lainnya telah banyak membantu pemerintah baik ditingkat daerah maupun nasional dalam hal penyediaan lapangan kerja, kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Di sisi lain industri kecil mempunyai peranan yang strategis dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja serta berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan.
Pada awal tahun 2010 pemerintah menerapkan kebijakan dengan memberlakukannya persetujuan perdagangan bebas ASEAN–China /ASEAN
– China Free Trade Agreement (ACFTA), sehingga banyak produk-produk
yang masuk ke Indonesia, dan menjadi ancaman bagi industri – industri di Indonesia. Pemberlakuan bea impor dalam zona ASEAN – China Free Trade Agreement (ACFTA) 0% - 5% oleh pemerintah memang menjadi hal yang menakutkan bagi para pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) di indonesia, terutama di daerah Jawa Barat yang dikenal sebagai daerah terbesar para pengrajin industri kecil menengah. Menurut Ketua Kadin Jawa Barat Bidang koperasi dan UMKM dalam Bandung-Jabar.com (Dedi Irawan, 2012:4), mengemukakan bahwa perdagangan bebas ASEAN-China (AFCTA) yang diberlakukan pada tahun 2010 telah terlihat dampaknya terhadap dunia usaha dalam negeri, terutama bagi para pelaku IKM di Jawa Barat.
Selain harganya yang relatif murah, model pakaiannya mengikuti selera konsumen, corak pakaian rajutannya bervariatif sehingga konsumen menjadi tertarik dan hasil produksi Rajutan Binong Jati Bandung semakin dikenal dan disukai oleh masyarakat.
Dengan adanya pemberlakuan kebijakan AFCTA, merupakan hal yang tidak bisa dihindari oleh para pengrajin Industri Rajutan Binong Jati, karena secara langsung memberikan dampak yang kurang baik bagi pengrajin rajutan di Binong Jati karena harus bersaing dengan barang-barang impor dari luar seperti China dan Korea yang harganya jauh lebih murah sehingga sebagian para pengrajin mengalami kerugian dan margin keuntungan menurun, oleh karena itu sebagian para pengrajin rajutan tidak bisa mempertahankan usahanya. Berikut ini jumlah data pengrajin Industri Rajutan Binong Jati Bandung dari tahun 2009-2011.
Tabel 1.1
Jumlah pengrajin Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung Tahun 2009-2011
Tahun Jumlah pengrajin Pertumbuhan (%)
2009 400 -
2010 250 (37,5)
2011 200 (20)
Sumber: Koperasi Industri Rajutan Binong Jati (KIRBI)
menghindari kerugian yang terlalu besar sehingga mereka beralih profesi, yang sebelumnya menjadi produsen kini menjadi pedagang.
pengrajin lokal. Bagi para pemilik Industri pakaian rajut di Binong Jati akan sangat sulit untuk bisa bertahan dan memenangkan persaingan pasar bebas tersebut, apabila dipaksakan bersaing dengan cara menurunkan harga, hal tersebut justru akan merugikan pengrajin usaha pakaian rajut sendiri (02/04/2012).
Berbagai masalah dan kendala yang dihadapi Industri kecil menyebabkan kinerja kurang berhasil atau gagalnya kegiatan usaha dari industri kecil tersebut. Kinerja adalah merujuk pada tingkat pencapaian atau prestasi dari perusahaan dalam periode waktu tertentu (Rahayu Puji Suci, 2009:337).
Masalah dan kendala tersebut dapat berasal dari faktor eksternal maupun internal Industri Kecil Menengah. Beberapa faktor eksternal yang dapat menyebabkan kegagalan industri antara lain pembeli, pemasok, teknologi dan pemerintah. Sedangkan beberapa faktor internal yang dapat menyebabkan kegagalan industri adalah pemasaran, keuangan dan produksi, serta faktor manajemen yang tidak mampu mengelola usaha dengan baik (Wispandono, 2010:152).
Kecil Menengah merupakan ketidakpastian lingkungan yang dapat mempengaruhi kinerja Usaha Kecil Menengah (UKM) Darlis (2001:42).
Berdasarkan hasil survey dan wawancara, kepada Bapak. Dedi Ruhiat selaku Ketua Koperasi Industri Rajutan Binong Jati Bandung, mengemukakan bahwa masalah kondisi Eksternal yang tidak bisa dihindari oleh para pengrajin pakaian rajut adalah naiknya harga bahan baku benang wol sekitar 10%, naiknya tarif dasar listrik (TDL) dan tidak pastinya kebijakan Pemerintah dalam menaikkan atau menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dapat mengakibatkan para pengrajin pakaian rajut terbebani dengan hal tersebut. Dampak dari kenaikan harga bahan baku benang, tarif dasar listrik (TDL), dan Bahan Bakar Minyak (BBM) akan membuat biaya produksi dan ongkos produksi tinggi, margin keuntungan yang diperoleh berkurang karena digunakan untuk menutup biaya produksi yang tinggi. Para pemilik pakaian rajut Binong Jati tidak berani menaikkan harga jual produk karena dikhawatirkan tidak mampu terserap oleh pasar. (02/04/2012).
Naiknya harga bahan baku benang wol, Tarif Dasar Listrik dan BBM yang cenderung naik serta tidak konsisten-nya kebijakan Pemerintah merupakan faktor ketidakpastian lingkungan Eksternal yang dapat mengakibatkan volume penjualan menurun, kinerja usaha tidak optimal, dan margin keuntungan/ laba berkurang, sehingga sekitar 40% pengrajin Binong jati tidak mampu meneruskan bisnis rajutnya kembali.
Saat ini, Para pengrajin kesulitan dalam hal memasarkan hasil produksinya. Hal ini dikarenakan beberapa pengrajin masih menggunakan teknik pemasaran yang sama seperti dahulu, sehingga tidak ada perkembangan yang mereka raih dalam aspek ini. Serta sikap tertutup mereka pun menyebabkan kurangnya pengetahuan dan keterampilan mereka pada aspek pemasaran sehingga mereka belum mampu untuk mencapai target pasarnya dengan cara yang disukai oleh konsumennya.
Tenaga kerja yang bekerja pada Sentra Industri ini pun harus turut merasakan dampaknya. Persaingan yang ketat menyebabkan para pengrajin melakukan efisiensi, salah satunya dengan cara mengurangi jumlah tenaga kerja, dari 30 orang menjadi 15 orang. Kondisi tersebut dapat dilihat dalam tabel 1.2 berikut ini:
Tabel 1.2
Jumlah tenaga kerja sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung Tahun 2009-2011
Tahun Jumlah tenaga kerja Pertumbuhan (%)
2009 4000 -
2010 3000 (25)
2011 2000 (33,3)
Sumber : Koperasi industri Rajutan Binong Jati (KIRBI)
Dalam menghadapi permasalahan tersebut, pihak KIRBI telah melakukan langkah-langkah untuk memperbaiki kondisi tersebut diantaranya dengan mengikuti pelatihan bersama Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag) Jawa Barat untuk meningkatkan keahlian dan kompetensi pengrajin serta pekerjanya. Namun, pelatihan masih dirasakan kurang aplikatif karena pelatihan tersebut masih bersifat general. Selain itu KIRBI juga mengadakan program magang bagi pengrajin muda yang ditempatkan di perusahaan besar dengan tujuan agar peserta mendapatkan pengetahuan tentang proses marketing, dan pengelolaan keuangan, sehingga mereka mampu melihat apa yang terjadi dalam dunia bisnis saat ini. Namun, program ini pun masih belum efektif karena peserta magang yang kurang antusias dan jumlah peserta yang terus menerus berkurang.
Berdasarkan pada permasalahan-permasalahan tersebut diatas dan fenomena bisnis yang ada pada Industri Kecil Menengah (IKM) pakaian rajutan Binong Jati Bandung, maka dapat dirumuskan masalah utama dalam penelitian ini adalah “PENGARUH LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KINERJA USAHA PADA INDUSTRI
1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
Kondisi dalam Industri Kecil Menengah (IKM) Rajutan Binong Jati Bandung saat ini mengalami penurunan dalam produksi dan penjualan dikarenakan adanya faktor Lingkungan Internal dan Eksternal yang terjadi pada Industri Kecil Menengah (IKM) Rajutan Binong Jati Bandung. Beberapa Faktor Lingkungan Internal yang terjadi, diantaranya kemampuan manajemen yang lemah, aspek sumber daya manusia (SDM) yang kurang terampil dan berkembang serta minimnya modal merupakan masalah internal yang tidak dapat dihindari juga oleh para pengrajin IKM Binong Jati Bandung. Sedangkan faktor Lingkungan Eksternal yang menjadi masalah bagi para pengrajin IKM diantaranya: zona perdagangan bebas yang mengakibatkan para pengrajin IKM Binong jati Bandung mengalami kerugian yang cukup besar, sehingga sebagian pengrajin memilih untuk berhenti berproduksi. Masalah lain yang berdampak besar pada IKM rajut Binong Jati adalah naiknya harga bahan baku benang wol, naiknya Tarif Dasar Listrik (TDL) dan Harga Bahan baku minyak (BBM) sehingga para pengrajin sangat terbebani dengan hal tersebut. Sehingga tingkat penjualan dan keuntungan menurun serta mengakibatkan kinerja usaha tidak optimal dan cenderung menurun.
Berikut identifikasi masalah yang diangkat dalam penelitian ini: 1. Perlunya mengetahui tentang pengaruh lingkungan internal terhadap
2. perlunya mengetahui tentang pengaruh lingkungan eksternal terhadap kinerja usaha.
3. Perlunya mengetahui pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap kinerja usaha.
1.2.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah:
1. Bagaimana Lingkungan internal pada Industri Kecil Menengah Rajutan Binong Jati Bandung.
2. Bagaimana Lingkungan eksternal pada Industri Kecil Menengah (IKM) Rajutan Binong Jati Bandung.
3. Bagaimana kinerja usaha pada Industri kecil menengah (IKM) Rajutan
Binong Jati Bandung.
4. Seberapa besar pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap
kinerja usaha pada Industri kecil menengah (IKM) Rajutan Binong Jati Bandung secara simultan dan parsial.
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
mengumpulkan data yang kemudian dianalisis untuk memperoleh hasil yang diharapakan.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis bermaksud untuk memperoleh data dan informasi bagaimana pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap kinerja usaha pada industri Kecil Menengah (IKM) Rajutan Binong jati Bandung yang dapat dijadikan bahan analisis.
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui Lingkungan internal pada IKM Rajutan Binong Jati Bandung.
2. Untuk mengetahui Lingkungan eksternal pada IKM Rajutan Binong Jati
Bandung.
3. Untuk mengetahui Kinerja usaha pada IKM Rajutan Binong jati Bandung. 4. Untuk mengetahui pengaruh antara lingkungan internal dan eksternal
terhadap kinerja usaha pada IKM Rajutan Binong Jati Bandung secara simultan dan parsial.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Praktis
a. Bagi perusahaan
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi masukan bagi Industri Kecil Menengah (IKM) tempat penulis melakukan penelitian dan dapat diterapkan guna melakukan pengembangan usaha yang lebih baik serta dapat memahami akan pentingnya pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap kinerja usaha.
b. Pihak Terkait
Diharapkan penelitian ini dapat membantu pihak-pihak yang sedang melakukan penelitian yang berkaitan dengan hasil penelitian sebagai bahan perbandingan.
1.4.2 Kegunaan Akademis
a. Bagi penulis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti terutama dalam hal penambahan serta peningkatan pengetahuan penulis serta pengaplikasian dalam bidang yang akan ditekuni.
b. Bagi Pihak Lain
Diharapkan hasil penelitian ini berguna bagi pihak-pihak yang sedang melakukan penelitian yang berkaitan dengan judul karya ilmiah ini.
c. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dan Manajemen
mengenai pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap kinerja Usaha.
1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Lokasi dan pelaksanaan penelitian bertempat di Jalan Gatot Subroto kelurahan Binong Jati kecamatan Batununggal Bandung. Sedangkan waktu yang digunakan untuk penelitian ini adalah selama kurang lebih 6 Bulan, yaitu dari Bulan februari 2012 sampai dengan bulan Juli 2012. Adapun jadwal dari penelitian dan pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini:
Tabel 1.3
Tabel Jadwal Penelitian dan Pengumpulan Data
No Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pra Penelitian
2 Pengumpulan Data
3 Pengolahan Data
4 Penyusunan Data
5 Penulisan Laporan
16 2.1 Kajian Pustaka
Dewasa ini bisnis berjalan sangat cepat, lebih kompleks, dan lebih dituntut tanggung jawabnya. Menurut Eddy Soeryanto Soegoto (2009:18) mengemukakan bahwa bisnis adalah aktivitas yang dilakukan oleh seorang atau sekelompok orang atau perusahaan dalam bentuk jasa atau barang untuk memperoleh laba. Dalam dunia bisnis kiprah peran orang-orang yang menciptakan suatu hal baru, ide-ide baru atau barang dan jasa, yang disebut sebagai seorang Entrepreneur atau wirausaha menjadi pelaku utama dalam dunia bisnis.
Menurut Sopiah dan Syihabudin (2008:212) mengemukakan bahwa dalam dunia bisnis, peran entrepreneur atau pengusaha atau wirausaha sangat penting dan merupakan penggerak perekonomian suatu negara.
Di dalam menjalankan suatu usaha atau bisnis berskala besar maupun kecil, perlu diterapkan manajemen strategi yang baik untuk mencapai tujuan usaha dan memenangkan persaingan. Hal ini diperkuat dengan adanya pendapat dari Zimmerer dalam buku Sopiah dan Syihabudin (2008:212) yang
mengemukakan bahwa, “Tanpa memiliki suatu strategi yang didefinisikan
dengan jelas, sebuah bisnis tidak memiliki dasar yang berkesinambungan
untuk menciptakan dan memelihara keunggulan bersaing di pasar”.
Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:46) menyatakan bahwa Perusahaan perlu membuat dan menyusun strategi - strategi yang cocok, relevan dan memadai sesuai dengan usahanya atau dengan kata lain perusahaan dituntut untuk dapat menerapkan manajemen strategik dengan baik.
Menurut Glueck William F dan Jauch Lawrence R dalam Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010: 4), bahwa:
Strategic management is that set of managerial decisions and actions that determine the long-run performance of corporation, it includes strategy formulation, strategy implementation and evaluation. (Manajemen strategik merupakan arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu strategik atau strategik-strategik yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan. Proses manajemen strategik ialah suatu cara dengan jalan bagaimana para perencana strategik menentukan sasaran untuk membuat kesimpulan strategik).
1. Untuk merumuskan suatu strategik perusahaan, seorang manajer harus mengetahui kemampuan, keterbatasan dalam memilih strategik perusahaan. Suatu organisasi/ perusahaan mempunyai kekuatan dan kelemahan internal, hal ini perlu diantisipasi oleh seorang manajer. 2. Menentukan beberapa alternatif strategik guna memilih strategik yang
handal, yang disesuaikan dengan peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan perusahaan.
3. Bagaimana mengimplementasikan strategik yang telah dipilih. Agar strategik tersebut berjalan dengan baik, perlu membangun struktur untuk mendukung strategik itu dan mengembangkan rencana serta kebijakan yang tepat.
4. Melakukan umpan balik (feed back), apakah strategik berjalan sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan, seberapa jauh pelaksanaan strategik itu mencapai tujuan.
2.1.1 Lingkungan Bisnis
Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:46) mengemukakan bahwa Lingkungan (environment) merupakan salah satu faktor yang sangat diperhitungkan dalam pengelolaan kegiatan bisnis. Lingkungan sangat berpengaruh dalam perencanaan strategi bisnis.
Menurut Glueck and Jauch dalam penelitian Wispandono (2010:154) bahwa:
sebagai penelusuran peluang atau ancaman sampai ke pangkalnya. Analisis lingkungan diartikan sebagai proses yang digunakan perencana strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang atau ancaman terhadap perusahaan.
Menurut Suryana (2006: 106) mengemukakan bahwa lingkungan usaha dapat menjadi pendorong maupun penghambat jalannnya perusahaan. Lingkungan yang dapat mempengaruhi jalannya usaha/ perusahaan adalah lingkungan internal dan eksternal.
R.A. Supriono dalam buku Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010: 46-47) mengemukakan beberapa alasan pentingnya analisis faktor lingkungan dilakukan, yaitu sebagai berikut:
1. lingkungan berubah sangat cepat atau dinamis sehingga para pimpinan
perusahaan perlu mennganalisis dan mendiagnosis perubahan lingkungan tersebut.
2. Para pimpinan perlu menyelidiki lingkungan, khususnya untuk:
a. Menentukan apakah faktor-faktor dalam lingkungan saat sekarang mengancam strategi dan pencapaian tujuan perusahaan.
b. Menentukan apakah faktor-faktor dalam lingkungan saat sekarang mengancam strategi dan pencapaian tujuan perusahaan.
2.1.2 Lingkungan Internal
Menurut Hunger dalam Moeljadi (1998: 33) mengemukakan bahwa Setiap usaha yang dilakukan perusahaan selalu dihadapkan pada situasi yang selalu berubah. Kondisi tersebut tidak mungkin dilaksanakan tanpa adanya proses penyesuaian terhadap kondisi internal yang ada. Jadi lingkungan internal merupakan cerminan kekuatan atau kelemahan dari suatu organisasi perusahaan dan dapat mencerminkan kemampuan manajemen untuk mengelola perusahaan. Hal ini dapat menunjukkan kekuatan sumber daya, meliputi segala aspek material atau non material yang dimiliki perusahaan dalam menjalankan usaha dan fungsinya untuk berproduksi secara komersial. Konsep tersebut terdiri dari kemampuan pengusaha, kemampuan optimalisasi proses produksi yang ada, kapabilitas mengadakan ekspansi pasar, dan pengelolaan keuangannya.
2.1.2.1 Pengertian Lingkungan Internal
Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010: 49) mengemukakan bahwa Lingkungan internal adalah “para pelaku yang secara
langsung berkaitan dengan lingkungan, yang mempengaruhi perusahaan”.
Menurut Wispandono (2010:155) lingkungan internal adalah
„lingkungan organisasi yang ada di dalam suatu organisasi. Analisis ini
Menurut Rahayu Puji Suci (2008: 337) dalam penelitiannya berpendapat bahwa “secara internal, lingkungan perusahaan adalah organisasi perusahaan itu sendiri beserta elemen-elemen di dalamnya”.
Menurut Saydam dalam penelitian I Gusti Putu Darya (2011: 66) bahwa, “lingkungan internal mungkin dapat dikendalikan secara organisator oleh pelaku usaha sehingga dapat diarahkan sesuai dengan keinginan perusahaan”.
Berdasarkan pendapat beberapa para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan internal adalah lingkungan yang berada di dalam suatu perusahaan yang elemen-elemen di dalamnya berpengaruh terhadap perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.1.2.2 Analisis Lingkungan Internal
Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2006:48) Proses analisis lingkungan internal penting dilakukan oleh perencanaan strategi dengan urutan sebagai berikut:
1. Menganalisis hubungan antara strategi perusahaan dan tanggapan terhadap lingkungan, yang dapat dipakai sebagai landasan untuk membandingkan strategi yang sedang berjalan dengan strategi yang potensial yang akan datang.
2. Menganalisis kecenderungan faktor dan masalah utama yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap perumusan strategi.
2.1.2.3 Indikator Lingkungan Internal
Berdasarkan hasil penelitian dari Wispandono (2010: 155) bahwa, ada empat indikator dalam lingkungan internal pada industri batik di kabupaten Bangkalan, yaitu:
1) Pemasaran, yang meliputi: reputasi perusahaan, pangsa pasar, kepuasan konsumen, customer retention, kualitas pelayanan, efektifitas penetapan harga, efektifitas distribusi, efektifitas promosi, efektifitas tenaga penjualan, efektifitas inovasi, dan daya jangkau geografis.
2) Keuangan, yang meliputi; biaya atau tersedianya modal, cash flow (arus
uang tunai), dan stabilitas keuangan.
3) Produksi, yang meliputi: fasilitas, skala ekonomis, kapasitas, karyawan yang mampu dan setia, ketepatan waktu dalam berproduksi, dan keterampilan teknik produksi.
4) Organisasi, yang meliputi: kepemimpinan yang mampu dan berpandang
kedepan, para pegawai yang setia, orientasi kewirausahaan, dan fleksibilitas atau kemampuan beradaptasi.
Sedangkan hasil penelitian terdahulu dari Musran Munizu (2010: 35) meneliti bahwa lingkungan internal pada Usaha Mikro dan kecil (UMK) di Sulawesi selatan terdiri dari empat indikator, yaitu:
2) Aspek keuangan, yang meliputi modal sendiri, modal pinjaman, tingkat keuntungan dan akumulasi modal, membedakan pengeluaran pribadi/keluarga.
3) aspek teknis produksi dan operasi, yang meliputi tersedia bahan baku,
kapasitas produksi, tersedia mesin/peralatan teknologi modern, pengendalian kualitas.
4) aspek pasar dan pemasaran. Yang meliputi: permintaan pasar, penetapan
harga bersaing, kegiatan promosi saluran distribusi, dan wilayah pemasaran
Begitu pula dengan hasil penelitian dari Anik ratna ningsih (2010:1) bahwa faktor lingkungan internal pada industri kontraktor Indonesia terdiri dari empat indikator yaitu: 1) kemampuan keuangan; 2) sumber daya manusia; 3) kerjasama penelitian; 4) pemasaran.
2.1.3 Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal merupakan kondisi diluar perusahaan yang dapat mempengaruhi kehidupan perusahaan. Menurut Viljoen dalam Moeljadi (1998: 28) mengemukakan bahwa lingkungan eksternal sering disebut sebagai external opportunities dan Threats, mencakup political, social, technological, economic, geographic, customers, suppliers, competitors, creditors, dan labour. Sedangkan menurut Glueck dalam Moeljadi (1998: 28) menyebut lingkungan ini sebagai “faktor-faktor luar perusahaan yang dapat
menimbulkan peluang atau ancaman”.
2.1.3.1 Pengertian Lingkungan Eksternal
Menurut Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:51-54) lingkungan eksternal adalah “kekuatan-kekuatan yang timbul dan berada diluar jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi operasional perusahaan.”
Sedangkan menurut Griffin dan Ebert dalam buku Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:46) mengemukakan bahwa:
Lingkungan eksternal adalah segala sesuatu diluar batas-batas organisasi yang mungkin mempengaruhi organisasi. Oleh karena itu manajer/pemimpin harus memahami lingkungan secara lingkup dan akurat dan selanjutnya berusaha untuk beroperasi dan bersaing di dalamnya.
Menurut Pierce and Robinson dalam penelitian Wispandono (2010:154)
bahwa “Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berada diluar
organisasi yang dapat menciptakan peluang dan ancaman atas keberadaan suatu organisasi.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan Eksternal adalah lingkungan yang berada di luar perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat berdampak pada kegiatan perusahaan/usaha dan dapat menciptakan peluang atau ancaman bagi perusahaan.
2.1.3.2 Golongan Lingkungan Eksternal
Menurut Pierce and Robinson dalam penelitian Wispandono (2010: 154) menggolongkan Lingkungan Eksternal menjadi 3 golongan yaitu:
1. Lingkungan jauh (remote environment)
Faktor ekonomi, sosial, politik, teknologi dan ekologi. 2. Lingkungan industri
3. Lingkungan operasional
Pesaing, kreditor, pelanggan, tenaga kerja, dan pemasok.
2.1.3.3 Komponen Analisis Lingkungan Eksternal
Menurut Herry achmad buchory dan Djaslim Saladin (2010: 48-49) mengemukakan bahwa komponen analisis lingkungan eksternal terdiri dari:
1. Scanning.
Mengidentifikasi petunjuk awal dari perubahan dan kecenderungan lingkungan. Jadi scanning adalah usaha untuk mempelajari segmen dalam lingkungan umum.
2. Monitoring
Mendeteksi arti melalui observasi terus menerus atas perubahan dan kecenderungan lingkungan.
3. Forcasting
Mengembangkan proyeksi atas hasil yang diantisipasi berdasarkan perubahan dan kecenderungan yang di monitoring.
4. Assessing
Menentukan waktu dan pentingnya perubahan dan kecenderungan lingkungan untuk strategi perusahaan dan manajemennya.
2.1.3.4 Indikator Lingkungan Eksternal
perusahaan, yaitu: 1) Pelanggan; 2) Pemasok; 3) Pesaing; 4) teknologi; 5) pemerintah.
Sedangkan dalam penelitian Musran Munizu (2010:35) lingkungan eksternal pada Usaha mikro kecil di Sulawesi Selatan diukur dengan:
1) aspek kebijakan pemerintah di sektor Industri kecil menengah (IKM) yang meliputi: kegiatan pembinaan melalui dinas terkait, peraturan dan regulasi yang pro bisnis, penyiapan lokasi usaha dan penyediaan informasi.
2) Aspek sosial, budaya, dan ekonomi, yang meliputi: tingkat pendapatan
masyarakat, tersedianya lapangan kerja, iklim usaha dan investasi, pertumbuhan ekonomi.
3) Peranan lembaga terkait, yang meliputi: bantuan permodalan dari
lembaga terkait, bimbingan teknis/pelatihan, pendampingan, monitoring dan evaluasi.
Begitu pula dengan penelitian Dedi Kusmayadi (2008:433), meneliti tentang lingkungan bisnis yang mempengaruhi organisasi pada perusahaan manufaktur terdiri dari lingkungan jauh dan lingkungan industri, lingkungan jauh (remote environment) terdiri dari kekuatan hukum dan politik, kekuatan teknologi, kekuatan ekonomi, kekuatan sosial, dan kekuatan ekologi. Sedangkan model lima kekuatan bersaing Michael Porter (1986) terdiri dari:
1) Ancaman masuknya pendatang baru yang potensial (Threat of New Entrants)
3) Kekuatan tawar menawar pemasok (Bargaining power of supplies)
4) Ancaman masuknya produk pengganti atau subtitusi (Threat of
substituties)
5) Persaingan diantara perusahaan yang ada dalam industri (intensity of tyvalry).
Dari beberapa hasil penelitian terdahulu diatas, maka dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian yang digunakan oleh Musran Munizu (2010: 35) yaitu: 1) Aspek kebijakan pemerintah; 2) Aspek sosial, budaya, dan ekonomi; 3) Aspek peranan lembaga terkait.
Hal ini dikarenakan yang menjadi masalah utama pada IKM rajut Binong Jati Bandung adalah aspek kebijakan pemerintah yang dinilai kurang konsisten dalam membuat peraturan dan keputusan yang memberatkan para pengrajin IKM, kebijakan pemerintah dinilai hanya merupakan birokrasi negara yang tidak efisien dan hanya membebani para pengrajin. aspek sosial, budaya dan ekonomi yang berubah-ubah, serta kurangnya perhatian dan peranan lembaga terkait dalam menghimbau para pengrajin Industri Kecil Menengah (IKM) pada proses produksinya.
2.1.4 Kinerja Usaha
fleksibilitas yang rendah. Menurut Erwin A. Koetin (1994) menyatakan bahwa kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kerja, dan prestasi kerja merupakan hasil kerja yang diperoleh dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada seseorang. Untuk menentukan kinerja perusahaan maka dilakukanlah penilaian kinerja. Dengan demikian suatu keberhasilan atau kegagalan perusahaan dalam pencapaian tujuan tidak terlepas dari pengaruh lingkungan bisnis.
2.1.4.1 Pengertian Kinerja Usaha
Menurut I Gusti Putu Darya (2011: 67) ada beberapa definisi tentang kinerja, yaitu:
1. Menurut Kane & kane (1993), Bernardin & Russell (1998), Cascio (1998) kinerja adalah “Catatan mengenai akibat-akibat yang dihasilkan pada sebuah fungsi pekerjaan atau aktifitas selama periode tertentu yang berhubungan dengan tujuan organisasi”.
2. Miner (2011: 68) “Kinerja merupakan suatu yang lazim digunakan untuk memantau produktifitas kerja sumber daya manusia baik yang berorientasi produksi barang, jasa maupun pelayanan”.
4. Menurut Welbourne et. Al, Rotundo & Sackett, mengemukakan bahwa kinerja tugas merupakan peran pekerjaan yang digambarkan dalam bentuk kualitas dan kuantitas hasil dari pekerjaan tersebut. 5. Ratundo & Sackett mendefinisikan bahwa kinerja merupakan semua
tindakan atau perilaku yang dikontrol oleh individu dan memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
Sedangkan menurut Jauch dan Glueck dalam penelitian Rahayu Puji Suci (2009: 337) Kinerja usaha (business performance) adalah “merujuk pada tingkat pencapaian atau prestasi dari perusahaan dalam periode waktu tertentu”.
Menurut Bernice and Meredith dalam penelitian Wispandono (2010: 155) mengemukakan bahwa keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya sering disamakan dengan kinerjanya. Kinerja atau performance menunjukkan suatu tingkat hasil kerja karena telah melakukan suatu aktivitas atau usaha.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kinerja usaha adalah suatu hasil tingkat pencapaian atau prestasi dari suatu perusahaan/ usaha dalam periode waktu tertentu karena telah melakukan suatu aktivitas atau usaha.
2.1.4.2Faktor Penyebab Keberhasilan Dan Kegagalan Usaha
1. Tidak kompeten dalam manajerial atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, kemampuan memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi usaha.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. 4. Gagal dalam perencanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan alat tidak efektif dan efisien.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
Begitu juga dengan pendapat Tulus tambunan dalam Suryana (2006:68) yang menyatakan bahwa:
adalah kekuatan dari dalam perusahaan itu untuk tumbuh dan berkembang mandiri secara berkesinambungan. Pada perusahaan kecil faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan usaha adalah diantaranya kualitas sumber daya manusia, penguasaan teknologi, struktur organisasi, sistem manajemen, partisipasi, kultur/budaya bisnis, kekuatan modal, jaringan bisnis dengan pihak luar, tingkat entrepreneurship. Sedangkan faktor eksternal yang turut menentukan keberhasilan dan kegagalan suatu usaha diantaranya faktor pemerintah seperti kebijakan ekonomi, politik, tingkat demokratisasi, kemudian faktor luar pemerintah seperti sistem perekonomian, sosio kultur budaya masyarakat, sistem perburuhan dan kondisi pasar buruh, kondisi infra struktur dan tingkat pendidikan masyarakat. Selain itu lingkungan global juga mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha.
2.1.4.3Indikator Kinerja Usaha
Berdasarkan hasil penelitian dari Wispandono (2010: 155) bahwa ada delapan indikator kinerja usaha, yaitu:
1) Produktivitas yang tinggi 2) Kepemimpinan industri;
3) Menciptakan lapangan kerja baru; 4) Stabilitas usaha;
5) Tingkat keuntungan yang tinggi; 6) Biaya produksi yang rendah; 7) Mengembangkan masyarakat; 8) Pertumbuhan usaha.
Sedangkan penelitian Rahayu Puji Suci (2008: 337) ada lima indikator kinerja usaha, yaitu:
1) tingkat penjualan, yang meliputi peningkatan volume penjualan 2) tingkat keuntungan, yang meliputi: laba yang dihasilkan
4) dan pangsa pasar yang diraihnya, yang meliputi tingkat pasar yang dicapai.
Begitu pula dengan penelitian Musran Munizu (2010: 35) yang menggunakan lima indikator yaitu:
1) Pertumbuhan penjualan, yang meliputi: pertumbuhan penjualan meningkat
2) Pertumbuhan modal, yang meliputi: pertumbuhan modal meningkat 3) Pertumbuhan tenaga kerja, yang meliputi: penambahan tenaga kerja
setiap tahunnya
4) Pertumbuhan pasar, yang meliputi: pertumbuhan pasar dan pemasaran semakin baik.
5) Pertumbuhan laba yang meliputi: pertumbuhan keuntungan/laba usaha
semakin baik
Sedangkan dalam penelitian I Gusti Putu Darya (2011:70) terdapat lima indikator pada kinerja usaha, yaitu:
1) aspek keuangan; 2) pelanggan; 3) usaha internal; 4) pembelajaran; 5) pertumbuhan.
Dari beberapa hasil penelitian diatas, maka dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian yang digunakan oleh Rahayu Puji Suci (2008: 337) dengan indikator: 1) tingkat penjualan; 2) tingkat keuntungan; 3) Pengembalian modal; 4) pangsa pasar yang diraih.
tingkat keuntungan usaha yang berkurang sehingga pengembalian modal tidak sesuai dengan modal awal yang dikeluarkan, dan pangsa pasar yang diraih kurang sukses.
2.1.5 Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya
No. Nama peneliti, Tahun, judul
Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
Industri kecil dan menengah merupakan salah satu pendorong yang signifikan pada pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di dunia, begitu pula di Indonesia, IKM telah mendapatkan perhatian lebih karena pertumbuhannya yang semakin pesat dan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang mempunyai peran, kedudukan, potensi, yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan pembangunan. Industri kecil masih bertahan dalam struktur perekonomian di Indonesia, bahkan kebijakan pemerintah terhadap keberadaan industri kecil sudah semakin kondusif dan positif. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah dan eksistensinya.
perusahaan melakukan suatu kegiatan ekonomi tidaklah berdiri sendiri melainkan berada dalam lingkungan internal dan eksternal yang saling berpengaruh. Kemampuan perusahaan menempatkan posisinya dalam lingkungan dengan memperhitungkan dan mengevaluasi kondisi perusahaan dari faktor-faktor lingkungan yang saling mempengaruhi akan sangat menentukan keberhasilan perusahaan.
Hal tersebut diperkuat dengan adanya beberapa pendapat dari para ahli dan hasil penelitian mengenai lingkungan internal dan eksternal serta kinerja usaha, salah satunya adalah Menurut Wispandono (2010:155) yang menyatakan bahwa Lingkungan Internaladalah “Lingkungan organisasi yang
ada di dalam suatu organisasi”. Analisis ini ditujukan untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan organisasi relatif dibanding dengan pesaingnya. Sedangkan yang dimaksud dengan Lingkungan Eksternal Menurut William F. Glueck dalam buku Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin (2010:46) menyatakan bahwa: lingkungan Eksternal perusahaan adalah “faktor-faktor yang berada diluar jangkauan perusahaan yang dapat menimbulkan peluang-peluang (opportunities) atau ancaman-ancaman (threat) pada perusahaan”.
Berdasarkan beberapa pendapat dan uraian diatas, maka dapat dikatakan bahwa lingkungan Internal adalah lingkungan yang berada di dalam suatu perusahaan yang elemen-elemen di dalamnya berpengaruh terhadap perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan Eksternal adalah lingkungan yang berada di luar perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat berdampak pada kegiatan perusahaan/usaha dan dapat menciptakan peluang atau ancaman bagi perusahaan sehingga perusahaan dapat mencapai tingkat kinerja usaha yang maksimal. kinerja usaha adalah suatu hasil tingkat pencapaian atau prestasi dari suatu perusahaan/ usaha dalam periode waktu tertentu karena telah melakukan suatu aktivitas atau usaha.
Menurut Musran Munizu (2010:33) yang menyatakan bahwa kinerja sektor usaha kecil dipengaruhi oleh faktor lingkungan Internal yang meliputi; aspek SDM, aspek keuangan, aspek teknis produksi, dan aspek pemasaran.
Dalam penelitian Rahayu Puji Suci (2008: 337), menyatakan bahwa skala tingkat penjualan, tingkat keuntungan, Pengembalian modal, dan pangsa pasar yang diraih berpengaruh terhadap kinerja usaha
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor lingkungan internal dan eksternal sangat penting dan harus diperhatikan oleh setiap perusahaan atau industri kecil, guna mendukung tercapainya keberhasilan (kinerja) usaha.
2.2.1 Keterkaitan Lingkungan Internal Dan Lingkungan Eksternal
Menurut Crijns Dan Ooghi (2000:48) mengungkapkan bahwa setiap tahap pertumbuhan perusahaan merupakan hasil dari dua lingkungan dimana perusahaan melakukan bisnisnya, yakni lingkungan internal dan eksternal yang saling mempengaruhi. Faktor eksternal penting yang mempengaruhi pertumbuhan perusahaan adalah industri dan pasar, perusahaan pesaing, dan iklim ekonomi. Sedangkan faktor internal yang sangat penting (critical development factors) untuk pertumbuhan perusahaan adalah pengusaha kecil sebagai manajer, perusahaan sebagai organisasi, kepemilikan atau struktur kepemilikan.
Menurut musran munizu (2010:35) menyatakan bahwa faktor-faktor lingkungan eksternal mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap faktor-faktor lingkungan internal usaha mikro kecil.
eksternal, hal tersebut menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara lingkungan internal dengan lingkungan eksternal
2.2.2 Keterkaitan Lingkungan Internal terhadap kinerja usaha
Hasil penelitian Wispandono (2010: 158) menyatakan bahwa faktor lingkungan internal secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja industri. Begitu pula dengan hasil penelitian Musran Munizu (2010: 39) yang menyatakan bahwa faktor-faktor internal mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha mikro kecil.
Sedangkan hasil penelitian dari Eka Handriani (2011: 64) yaitu terdapat pengaruh positif secara simultan lima faktor internal (pemasaran dan distribusi, penelitian dan pengembangan rekayasa, manajemen produksi dan operasi, sumber daya manusia perusahaan, serta faktor keuangan dan akuntansi) terhadap kinerja usaha kecil melalui penerapan strategis dan pada akhirnya meningkatkan daya saing usaha di suatu wilayah.
Berdasarkan beberapa uraian diatas, dapat menunjukkan bahwa adanya keterkaitan antara lingkungan internal dengan kinerja usaha.
2.2.3 Keterkaitan Lingkungan Eksternal Terhadap Kinerja Usaha
Menurut Griffin dan Ebert dalam buku Herry achmad Buchory dan
Djaslim Saladin (2010: 46) bahwa, “Lingkungan Eksternal adalah segala
sesuatu diluar batas-batas organisasi yang mungkin mempengaruhi
organisasi”.
Lingkungan Eksternal suatu perusahaan memberikan banyak tantangan yang dihadapi oleh sebuah perusahaan dalam upaya untuk menarik atau memperoleh sumber daya yang diperlukan dan untuk memasarkan barang dan jasanya secara menguntungkan.
Begitu pula dengan hasil penelitian dari Musran Munizu (2010: 39) bahwa, faktor-faktor Eksternal yang terdiri atas aspek kebijakan pemerintah, aspek sosial budaya dan ekonomi, dan aspek peranan lembaga terkait mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja usaha mikro kecil menengah.
Hasil penelitian wispandono (2010: 158) menyatakan bahwa Faktor-faktor Eksternal secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja industri.
Begitu pula dengan hasil penelitian dari Eka Handriani (2011: 61) bahwa, faktor lingkungan eksternal berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha kecil dan yang paling besar peranannya adalah pembeli.
Berdasarkan kajian pustaka dan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dihubungkan dengan mengemukakan alur Landasan teori dari pendapat para ahli dan hasil penelitian terdahulu yang dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian yaitu sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka pemikiran
Pengaruh Lingkungan Internal Dan Eksternal Terhadap Kinerja Usaha Pada IKM Rajutan Binong Jati Bandung
Manajemen strategi bisnis Buchari Alma (2010)
Musran Munizu (2010)
Wispandono (2010) Entrepreneurship
Eddy Soeryanto Soegoto (2009)
Lingkungan eksternal Lingkungan
Internal
Kinerja Usaha
Manajemen Strategi bisnis
Herry Achmad Buchory dan Djaslim Saladin
Berdasarkan kerangka pemikiran yang didukung oleh pendapat para ahli dan penelitian terdahulu maka dapat digambarkan paradigma dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
Pengaruh Lingkungan Internal Dan Eksternal Terhadap Kinerja Usaha Pada Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Rajutan Binong Jati Bandung
2.3 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2010: 93), mengemukakan bahwa:
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.
Dari pendapat ahli diatas, dapat dikatakan bahwa penelitian sebagai dugaan sementara mengenai hubungan variabel yang akan diuji
kebenarannya. Karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian hubungan yang dinyatakan. Oleh karena itu, hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Hipotesis utama:
1. Terdapat pengaruh lingkungan Internal dan Eksternal terhadap kinerja usaha pada kawasan Sentra industri rajutan Binong jati Bandung Sub Hipotesis:
1. Terdapat pengaruh lingkungan Internal terhadap Kinerja Usaha pada
kawasan sentra industri rajutan Binong jati Bandung.
45 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Sebelum peneliti melakukan penelitian, harus ditentukan terlebih dahulu apa yang menjadi objek penelitiannya. Penjelasan objek penelitian Menurut Sugiyono (2005:32) yaitu:
“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulan.”
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa objek penelitian adalah hal atau perkara yang menjadi pokok sasaran atau tujuan, yang akan diteliti oleh peneliti. Sesuai dengan judul penelitian yang dipilih maka objek yang akan diteliti oleh penulis adalah pengaruh Lingkungan Internal dan Eksternal terhadap Kinerja usaha pada IKM pakaian rajut di Binong Jati Kecamatan Batununggal Bandung.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan untuk mendapatkan data dan untuk mencapai tujuan tertentu.
penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih
luas”. Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) menyatakan
bahwa “Metode Verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan
untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan
kehidupan”.
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian akan digunakan telaah statistika yang cocok, untuk itu dalam analisis menggunakan analisis regresi linier berganda.
3.2.1 Desain penelitian
Dalam suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan penelitian, menurut Moh. Nasir (2005: 84) dalam menyatakan bahwa desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi narimawati (2010:30) adalah:
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena
penelitian, selanjutnya menetapkan judul penelitian; 2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi;
3. Menetapkan rumusan masalah; 4. Menetapkan tujuan penelitian;
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan