• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh perilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial terhadap kinerja usaha : (survey pada pengrajin Sentra Rajut Binong Jati Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh perilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial terhadap kinerja usaha : (survey pada pengrajin Sentra Rajut Binong Jati Bandung)"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

Page 1 of 2

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Adhitya Nur Muhlisin Tempat/Tgl Lahir : Bandung, 19 November 1989 Status Kawin : Belum Menikah

Agama : Islam

Hobi : Olah Raga

Ketertarikan : Komputer, IT

KONTAK

Alamat KTP : Jl. Rengasdengklok 1 No. 32 Antapani Bandung Nomor Telepon :

Nomor HP : 085721000115

Alamat Sementara :

Alamat Surat Menyurat : Jl. Rengasdengklok 1 No. 32 Antapani Bandung Alamat e-mail : kuditblahbloh@gmail.com

KUALIFIKASI

Pendidikan Terakhir : Manajemen (S1) – Universitas Komputer Indonesia

Judul Skripsi : Pengaruh Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial terhadap Kinerja Usaha (survey pada pengrajin sentra rajut binong jati Bandung)

PENDIDIKAN FORMAL

Tahun Sekolah / Universitas Jurusan Place GPA

1995-2001 SDN Griba 14 / 1 - Bandung -

2001-2004 SMPN 45 Bandung - Bandung -

2004-2007 SMA 2 PGII Bandung IPS Bandung -

2007-2011 Indonesia Computer

University Manajemen Bandung -

Keterampilan Komputer

Field Subfield

Sistem Operasi Microsoft Windows XP, 7

(2)

INFLUENCE ENTREPRENEURIAL BEHAVIOR

AND MANAGERIAL CAPABILITIES

TO BUSINESS PERFORMANE

(SURVEY ON CRAFTMAN IN THE CENTER OF KNITTING BINONG JATI BANDUNG)

SKRIPSI

UntukMemenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

AdhityaNurMuhlisin 21207109

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(3)

vi

ﻢﻴﺣﱠﺮﻟﻦﻤﺣﱠﺮﻟﺍﷲﺍﻢﺴﻟ

KATA PENGANTAR

Rasa syukur sepenuhnya penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT,

karena rahmat dan berkahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Skripsi dengan judul “PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN

KEMAMPUAN MANAJERIAL TERHADAP KINERJA USAHA. SURVEY

PADA PENGRAJIN SENTRA RAJUT BINONG JATI BANDUNG”.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan Laporan

Skripsi ini sesuai dengan kemampuan penulis. Menyadari bahwa penulis adalah

manusia biasa, penulis masih jauh dari kata sempurna dalam menyusun Laporan

Skripsi ini. Sehingga masih terdapat kesalahan baik dari segi tekhnik penulisan

maupun tata bahasa. Tetapi penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam

menyelesaikan Laporan Skripsi ini.

Dalam menyempurnakan tulisan dimasa yang akan datang, maka penulis

sangat menyadari bahwa usaha maksimal yang telah dilakukan pada proses

penyelesaian tulisan ini, tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Atas segala

kekurangannya penulis memohon maaf sehingga saran dan kritik sangat penulis

harapkan.

Tidak lupa penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih dan

(4)

vii

penulis dalam pembuatan Laporan Skripsi ini, adapun pihak-pihak tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku rektor Universitas

Komputer Indonesia.

2. Bapak Dr. Dedi Sulistio. ST., MT., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

3. Ibu Raeny Dwisanty, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia

4. Ibu Isniar Budiarti,SE.,M.Si dan Bapak Rizki Zulfikar, SE., M.Si., selaku

dosen penguji. Terima kasih atas semua bantuannya

5. Ibu Raeny Dwisanty, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah

banyak sekali memberikan bimbingan, masukan, pengarahan, serta saran

dalam penyusunan laporan Skripsi ini.

6. Ibu Raeny Dwisanty, SE., M.Si., selaku dosen wali MN-3. Yang telah

banyak memberikan saran dan bantuannya.

7. Segenap staff dosen Fakultas Ekonomi khususnya Program Studi

Manajemen dan staff Sekretariat Jurusan Manajemen, yang telah banyak

memberikan bantuan, kemudahan dan masukan dalam penyusunan

Laporan skripsi ini.

8. Segenap Pemimpin dan Staff Paguyuban Rajut Muda Bandung yang telah

memberikan waktu, tenaga dan bantuannya kepada penulis dalam

(5)

viii

9. Ibu, (Alm) Bapak dan Kakak serta keluarga besarku yang telah

memberikan bantuan terbesar dalam materi maupun do’a, kasih sayang

dan dorongan sehingga penulis selalu bersemangat dan termotivasi untuk

terus menyelesaikan Laporan skripsi ini. Kalianlah sumber motivasiku.

10. Keluarga Maestro Indonesia (Rizky, Bintang, Betok, Ika, Udung, Uwi,

Ating, Rere, Abre, Kika, Mas Latip, A Bani, Pa Gugum dan Irwan yang

telah membantu membimbing penulis diluar kampus). Kalian luar biasa.

11. My lovey Heni Agustiani, yang selalu mensupport dan tak henti – hentinya

mendoakan penulis agar terus semangat dalam menyelesaikan laporan

skripsi ini. Love you so much.

12. Semua teman-teman baik didalam maupun diluar kampus terima kasih atas

bantuannya dan kebersamaannya selama ini.

13. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih.

Demikianlah, semoga Allah SWT yang membalas segala kebaikan dari

semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya.

Bandung, Februari 2014

(6)

ix

LEMBAR PENGESAHAN ...i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

MOTTO ... iii

ABSTRACT ...iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ...vi

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ...14

1.2.1 Indentifikasi Masalah ...14

1.2.2 Rumusan Masalah ...15

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...16

Maksud Penelitian ...16

Tujuan Penelitian ...16

1.4 Kegunaan Penelitian ...17

Kegunaan Praktis ...17

Kegunaan Akademis ...17

(7)

x

2.1.1 Perilaku Kewirausahaan ...20

2.1.1.1 Pengertian Kewirausahaan ...21

2.1.1.2 Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Wirausaha ...23

2.1.1.3 Keuntungan dan Kerugian Berwirausahan ...25

2.1.1.4 Karakteristik Kewirausahaan ...26

2.1.1.5 Indikator Perilaku Kewirausahaan ...30

2.1.2 Kemampuan Manajerial ...31

2.1.2.1 Pengertian Manajerial ...31

2.1.2.2 Indikator Kemampuan Manajerial ...32

2.1.3 Kinerja Usaha ...33

2.1.3.1 Indikator Kinerja Usaha ...37

2.1.4 Penelitian Terhadulu ...37

2.2 Kerangka Pemikiran ...39

2.2.1 Hubungan Perilaku Kewirausahaan dengan Kinerja Usaha ...41

2.2.2 Hubungan Kemampuan Manajerial dengan Kinerja Usaha ...41

2.2.3 Hubungan Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial dengan Kinerja Usaha ...42

2.3 Hipotesis ...44

BAB III OBJEK DAN METEODE PENELITIAN ...45

3.1 Objek Penelitian ...45

3.2 Metode Penlitian ...45

(8)

xi

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ...55

3.2.3.3 Populasi ...55

3.2.3.4 Sampel ...56

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ...57

3.2.4.1 Uji Validitas ...58

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ...60

3.2.4.3 Uji MSI ...61

3.2.5 Rancangan Analisis Dan Uji Hipotesis ...63

3.2.5.1 Rancangan Analisis Deskriptif Dan Verifikatif ...63

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ...67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...71

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ...71

4.1.1 Sejarah Perusahaan ...71

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ...73

4.1.3 Job Description ...74

4.1.4 Aktifitas Perusahaan ...75

4.2 Karakteristik Responden ...77

4.2.1 Responden berdasarkan Jenis kelamin ...77

4.2.2 Responden berdasarkan usia ...78

4.2.3 Responden berdasarkan tingkat Pendidikan ...79

4.3 Analisis Deskriptif ...80

(9)

xii

4.3.2.1 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap

Kemampuan Manajerial ...85

4.3.3 Analisis Variabel Kinerja Usaha ...91

4.3.3.1 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Usaha . ...92

4.4 Analisis Verifikatif ...97

4.4.1 Model Regresi linear berganda ...97

4.4.2 Analisis Korelasi Berganda ...99

4.4.3 Analisis Koefisien Determinasi ...100

4.4.4 Pengujian Hipotesis ...101

4.4.4.1 Pengujian Hipotesis secara simultan ...101

4.4.4.2 Pengujian Hipotesis secara parsial ...102

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...106

5.1 Kesimpulan ...106

5.2 Saran ...107

DAFTAR PUSTAKA ...111

(10)

111

A. B. Susanto. (2009) Leadpreneurship: Pendekatan Strategic Management Dalam Kewirausahaan. Jakarta: Esensi

Buchari Alma. (2006) Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung : ALFABETA

Dodi Setyanusa. (2009) Pengaruh Kemampuan Manajerial terhadap Keberhasilan Usaha Bisnis Sepatu di Kelurahan Cibaduyut Bandung. Skripsi : Unikom Bandung

Geoffrey, G. Meredith, et. Al. (1996). Kewirausahaan Teori Dan Praktek. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Presindo

Jonathan, Sarwono. (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta Graha Ilmu

Mahmud Machfoedz. (2004) Kewirausahaan Suatu Pendekatan Kontemporer. Yogyakarta : UPP AMP YKPN

Narimawati, Umi (2007) Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Agung Media

Narimawati, Umi. (2008) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung : Agung Media

Pangestu Elka, Mari.(2008) Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. Jakarta

Priyanto Heru, Sony. (2009) Jurnal PNFI / Volume 1

Ranto, Basuki. (2007) Analisis Hubungan Antara Motivasi, Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja Pengusaha pada Kawasan Industri Kecil di Daerah Pulogadung. Jurnal Usahawan No. 10 TH XXXVI Oktober 2007

Sugiyono. (2008) Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keduabelas. Bandung : ALFABETA

(11)

Sondang P. Siagian. (1996) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara

Taylor, S.E., Peplau, L.A., dan Sears. D.O. (2002) Psikologi Sosial. Edisi Keduabelas. Alih Bahasa: Tri Wibowo, B.S. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup

Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, Linna Ismawati. (2010) Penulisan Karya Ilmiah, Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada

Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi : Genesis

Yanti Maemunah. (2004) Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha. Skripsi: Upi Bandung

Yoyon Bahtiar, Irianto. (2006) Materi Perkuliahan Kewirausahaan dan

Pemasaran Pendidikan. Bandung

http://depkop.go.id

(12)

19 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Perilaku Kewirausahaan

Mc Clellanddalam Suryana, (2003:40)memberikan konsep tingkah laku

kewiraswastaan / kewirausahaan sebagai pengambil risiko yang moderat,

pengetahuan terhadap hasil dari keputusan-keputusan yang diambil, mengetahui

yang bakal terjadi, penuh semangat dan memiliki keterampilan berorganisasi.

Kewirausahaan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku. Banyak ahli

yang mengemukakan mengenai perilaku kewirausahaan ini, diantaranya

mengemukakan bahwa perilaku kewirausahaan secara umum adalah :

1. Keinovasian, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan

menerima ide-ide baru.

2. Keberanian menanggung resiko, yaitu usaha untuk menimbang dan

menerima resiko dalam pengambilan keputusan dan dalam

menghadapi ketidakpastian.

3. Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi :

A. Usaha perencanaan

B. Usaha untuk mengkoordinir

C. Usaha untuk menjaga kelancaran usaha

(13)

4. Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan dan

mengarahkan tujuan usaha ( Suryana, 2003:31 )

Enam (6) ciri perilaku kewirausahaan yang dikemukakan oleh David

McClelland dalam Suryana ( 2003:31 ) yaitu:

1. Keterampilan mengambil keputusan dan mengambil resiko yang

moderat, dan bukan atas dasar kebetulan belaka.

2. Energik, khususnya dalam bentuk berbagai kegiatan inovatif.

3. Tanggung jawab individual.

4. Mengetahui hasil – hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya

dengan tolak ukur satuan uang sebagai indikator keberhasilan.

5. Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa yang datang.

6. Memiliki kemampuan berorganisasi, meliputi kemampuan,

kepemimpinan dan manajerial.

Dengan demikian dapat dikaitkan kewirausahaan adalah individu yang

berani mengambil resiko dalam situasi yang tidak menentu. Kewirausahaan

merupakan suatu proses melakukan sesuatu yang baru dan sesuatu yang berbeda

yang bertujuan menciptakan kemakmuran bagi individu yang memberi tambahan

nilai pada masyarakat. Kewirausahaan merupakan kunci bagi pembangunan

bangsa, seorang pengusaha kecil harus memiliki sikap kemandirian (percaya pada

diri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain), berorientasi pada tugas dan

hasil bukan hanya karena hubungan baik dan kondisi, keberanian menghadapi

(14)

Perilaku kewirausahaan secara umum adalah bersifat Proaktif, Orientasi

prestasi, dan Komitmen dengan pihak lain, Zimmerer dan Scarborough dikutip

oleh Benecdicta Prihatin, dalam Suryana (2003:52).

Jadi seorang wirausaha mempunyai peranan penting untuk mencari

kombinasi-kombinasi baru yang merupakan gabungan dari pasar baru, pengenalan

barang-barang baru, metode berproduksi baru, sumber-sumber penyediaan

bahan-bahan mentah baru, serta organisasi industri baru.

2.1.1.1 Pengertian Kewirausahaan

Secara harfiah wira artinya utama, gagah, luhur, berani, teladan atau

pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam

mengelola sumber daya untuk menghasilkan barang atau jasa yang akan dijual

untuk mendapatkan keuntungan.

Jadi wirausaha adalah pejuang yang jadi teladan dalam bidang usaha.

Menurut Suryana (2003:1) kewirausahaan adalah sebagai berikut:

“kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses” Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (created new and different). Melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang”.

(15)

Ada lima (5) esensi pokok kewirausahaan yaitu :

1. Kemampuan kuat untuk berkarya dengan semangat kemandirian (terutama

dalam bidang ekonomi).

2. Kemampuan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan secara

sistematis, termasuk keberanian mengambil resiko.

3. Kemampuan berfikir dan bertindak secara kreatif dan inovatif.

4. Kemampuan bekerja secara teliti, tekun dan produktif.

5. Kemampuan berkarya dalam kebersamaan berdasarkan etika bisnis yang

sehat.

Joseph Schumpeter (1996) dalam Yanti Maemunah (2004:28),

menjelaskan bahwa:

“kewirausahaan orang-orang yang mampu menghancurkan orde ekonomi

yang sudah ada dengan memperkenalkan produk dan jasa yang baru dengan

menciptakan bentuk organisasi baru atau dengan mengeksploitasi bahan baku baru”.

Sedangkan menurut Taufik Baharuddin, masih dalam Yanti Maemunah

(2004:27) menjelaskan bahwa:

“Seorang wirausahawan adalah seorang yang mempunyai kemampuan

untuk menciptakan, mencari dan memanfaatkan peluang dalam menuju apa yang

diinginkan sesuai dengan tujuan yang diterapkan. Pengembangan konsep

kewirausahaan pada diri pengusaha menjadi penting, mengingat orang-orang yang

mampu mengembangkan dan mampu mengolah kemampuan kewirausahaannya

(16)

membina usahanya. Mereka cenderung terpacu untuk terus meningkatkan daya

saing dengan menghasilkan produk-produk baru melalui metode-metode yang berbeda dengan pengusaha lainnya”.

Seorang Wirausaha harus belajar banyak tentang dirinya sendiri, kekuatan

dan kelemahan datang dari tindakan-tindakan yang dilakukan sendiri, kegagalan

harus diterima sebagai pengalaman belajar. Belajar dari masa lampau dan

pengalaman orang lain akan dapat membantu para pengusaha dalam menyalurkan

kegiatan-kegiatannya untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif dan

keberhasilan merupakan buah dari usaha-usaha yang tidak dikenal lelah.

Setelah mengetahui arti dari perilaku dan kewirausahaan, maka dapat

dirumuskan pengertian perilaku kewirausahaan yaitu, aktivitas-aktivitas atau

kegiatan-kegiatan dari seorang wirausaha yang diantaranya dibina oleh beberapa

ciri utama yaitu, percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, berani menggung

resiko, kepemimpinan, kedisipilan, dan berorientasi ke masa depan.

2.1.1.2 Faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan wirausaha

Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat tergantung pada

kemampuan pribadi wirausaha. Berikut beberapa faktor yang meyebabkan

wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya yang di kemukakan oleh

Zimmener dalam Suryana (2003 44-45), antara lain:

1. Tidak kompeten dalam menajerial. Tidak kompeten atau tidak

memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan

(17)

2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan

memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan,

keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan

mengintegrasikan operasi usaha.

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil

dengan baik faktor yang utama dalam keuangan adalah memerihara aliran

kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan

dalam memelihara aliran kas akan menghambat operesional perusahaan

dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.

4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu

kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan

dalam pelaksanaan.

5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan

faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis

dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.

6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan

efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibtkan

penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.

7. Sikap yang kurang sunguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang

setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang

dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,

kemungkinan gagal menjadi besar.

8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan atau transisi

(18)

perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan

dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan

perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

2.1.1.3 Keuntungan dan kerugian berwirausaha

Peggy Lambing dan Charles L. Kuehi dalam Yanti maemunah (2004:33)

mengemukakan keuntungan dan kerugian kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1. Keuntungan kewirausahaan

 Otonomi Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat

wirausaha menjadi seorang “bos” yang penuh kepuasan.

 Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tantangan awal atau

perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal menggembirakan.

Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat

menghasilakan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.

 Kontrol financial. Bebas dalam mengelola keuangan, dan merasa

kekayaan sebagai milik sendiri.

2. Kerugian Kewirausahaan

 Pengorbanan personal. Pada awalnya wirausaha harus bekerja

dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk

kepentingan keluarga, rekreasi. Hampir semua waktu dihabiskan

(19)

 Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi

bisnis, baik pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan dan

pelatihan.

 Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal. Karena

wirausaha menggunakan keuangan yang kecil dan keuangan milik

sendiri, maka margin laba/keuntungan yang diperoleh akan relative

kecil dan kemungkinan gagal juga ada.

2.1.1.4 Karakteristik Kewirausahaan

Pada tahap awal berdirinya suatu perusahaan, selain dibutuhkan

tersedianya sumber daya atau faktor-faktor produksi juga diperlukan adanya jiwa

kewirausahaan yang tangguh dari pengelolanya. Kewirausahaan merupakan suatu

profesi yang timbul karena interaksi antara ilmu pengetahuan yang diperoleh dari

pendidikan formal dengan seni yang dapat diperoleh dari suatu rangkain kerja

yang diberikan dalam praktek.

Oleh karena itu sering wirausaha melakukan kegiatan mengorganisasikan

berbagai faktor produksi, sehingga menjadi suatu kegiatan ekonomi yang

menghasilkan profit yang merupakan balas jasa atas kesediaannya mengambil

(20)

Menurut Panji Anoraga dalam Suryana (2003 : 13) ciri ciri kepribadian

seorang wirausaha adalah sebagai berikut :

1. Memiliki cita-cita dan kemudian berusaha mewujudkan ciri-ciri

tersebut.

2. Berani menanggung resiko.

3. Mau dan suka bekerja keras.

4. Memiliki semangat kerja yang tinggi dan tidak mudah putus asa.

5. Memiliki rasa percaya diri yang kuat.

6. Memiliki keterampilan untuk memimpin orang lain.

7. Memiliki daya kreativitas yang tinggi.

Banyak ahli yang mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan

konsep yang berbeda – beda, salah satunya menurut Geoffrey G.Meredith

(21)

Tabel 2.1

Ciri – ciri dan watak kewirausahaan

Ciri – ciri Watak

Percaya Diri Keyakinan, Ketidak tergantungan,

Individualistik dan Optimisme

Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi,

berorientasi laba, ketekunan dan

ketabahan, tekad kerja keras,

mempunyai dorongan yang kuat

Pengambilan resiko dan tantangan Kemampuan untuk mengambil resiko

yang wajar

Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul

dengan orang lain, menanggapi saran –

saran dan kritik

Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel

Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif

Sumber: Geoffrey G. teori dan praktek, ed.sh. Meredith (2005), et.al. kewirausahaan : 5-6

Ahli lain seperti M.Scarborough dan Thomas W.Zimmerer (1993:6-7)

dalam Suryana (2003-14) mengemukakan tujuh karakteristik, yang meliputi :

1. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggungjawab atas

usaha-usaha yang dilakukannya. Seorang yang memiliki rasa dan

(22)

2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memiliki resiko yang moderat,

artinya ia selalu menghindari resiko, dan yang terlalu rendah maupun

yang terlalu tinggi.

3. Confidence in their ability to succes, yaitu percaya akan kemampuan

dirinya untuk berhasil, desire for immediare feedback, yaitu selalu

menghendaki umpan balik yang segera.

4. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk

mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.

5. Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan perspektif, dan

berwawasan jauh ke depan.

6. Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam

mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.

7. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi dari

pada uang.

Wirausaha selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya sampai

berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Karena itu ia

selalu tekun, ulet, pantang menyerah sebelum pekerjaannya berhasil. Tindakannya

tidak didasari spekulasi malainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil

resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu,

seorang wirausaha selalu berani mengambil resiko yang moderat, artinya resiko

yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi

resiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong seorang wirausaha

(23)

harus nyata atau jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feed back) bagi

kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimisme yang tinggi karena ada hasil

yang diperoleh, maka selalu dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai

sumber daya bukan tujuan akhir.

2.1.1.5 Indikator Perilaku Kewirausahaan

Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam “Entrepreneurship and Small Enterprise Development

Report” (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer

(1993:5) dalam Suryana (2003:16), dikemukakan beberapa karakteristik

kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri “Proaktif, Berorientasi pada prestasi dan Komitmen pada orang lain”

1. Bersikap Proaktif

Berinisiatif dan tegas dalam melaksanakan tugas.

2. Orientasi prestasi

Tercermin dalam pandangan dan bertindak terhadap peluang, orientasi

efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan dan mengutamakan

monitoring.

3. Komitmen pada orang lain

(24)

2.1.2 Kemampuan Manajerial

Kemampuan manajerial menurut Winardi, (1995:4) dalam Dodi

Setyanusa, (2009), menyatakan bahwa “Kemampuan manajerial adalah

kesanggupan mengambil tindakan – tindakan perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan”.

Sedangkan menurut B.S Wibowo, (2002:14) menyatakan bahwa:

“Kalau kita ingin sukses, maka kita harus memiliki keterampilan

manajerial diantaranya energi spiritual, keterampilan emosional, kekuatan

intelektual, kualitas fisik dan penguasaan teknologi terapan”.

2.1.2.1 Pengertian Manajerial

Manajerial adalah penerapan teori ekonomi dan perangkat analisis ilmu

keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuan

atau maksudnya dengan cara yang efisien.

Manajerial berasal dari kata manager yang berati pimpinan. Menurut

Fattah (1999:13) menjelaskan bahwa praktek manajerial adalah kegiatan yang di

lakukan oleh manajer. Selanjutnya Siagian (1996:63) mengemukakan bahwa “

(25)

2.1.2.2 Indikator Kemampuan Manajerial

Indikator Kemampuan manajerial sesuai dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Winardi, 1995:4, (Dodi Setyanusa, 2009) yang menyatakan, “Kemampuan manajerial adalah kesanggupan mengambil tindakan – tindakan

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk

mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

 Perencanaan: fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan

memilih tujuan – tujuan, kebijakansanaan – kebijaksanaan,

prosedur – prosedur, dan program – program dari alternatif –

alternatif yang ada.

 Pengorganisasian: suatu proses penentuan, pengelompokan dan

pengaturan bermacam – macam aktivitas yang diperlukan untuk

mencapai tujuan, menempatkan orang – orang pada setiap aktivitas

ini, menyediakan alat – alat yang diperlukan, menetapkan

wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu

yang akan melakukan aktivitas – aktivitas tersebut.

 Pelaksanaan: suatu kegiatan yang dilakukan oleh manajer untuk

membimbing, mengarahkan, dan mengatur segala kegiatan

karyawan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan suatu

kegiatan usaha, dengan demikian seorang manajer harus mampu

(26)

mengerti akan hubungan pribadi dan aktivitas kelompok dalam

menyelesaikan pekerjaannya.

 Pengawasan: Aktivitas pengendalian merupakan proses untuk

menjamin bahwa tujuan perusahaan akan tercapai. Pengendalian

pada hakekatnya merupakan usaha memberikan petunjuk para

pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana.

Adapun fungsi manajemen yang digunakan oleh para usaha di antaranya

perencanaan, pengambilan keputusan, penganggaran, pengorganisasian,

pengkoordinasian, serta pengawasan.

2.1.3 Kinerja Usaha

Setiap organisasi baik besar maupun kecil, baik yang berorientasi profit

maupun tidak, termasuk organisasi Pemerintah akan berusaha semaksimal

mungkin untuk mencapai kinerja yang optimal dalam rangka pencapai tujuan

perusahaan.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia kinerja adalah sesuatu yang

dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja. Kinerja merupakan

serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran sejauh mana hasil

yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam

akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi .

Ranto (2007:19). Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata

dasar "kerja" yang menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula

(27)

Jenis kinerja dapat diklasifikasikan sebagai kinerja manusia, kinerja mesin

dan kinerja organisasi di mana hasil kegiatan dilaksanakan secara efisien dan

efektif.. Dalam menilai kinerja yang efektif dapat mempengaruhi dua hal yaitu

produktivitas dan kualitas kerja yang dapat dinilai dengan melakukan langkah –

langkah:

 mendefinisikan pekerjaan.  menilai kinerja.

 memberikan umpan balik dan adanya akuntabilitas yang jelas.

Dessler (Ranto, 2007:19)

Menurut Kotter dan Hesket (Ranto, 2007:19) jenis kinerja terdiri dari dua

yaitu:

1. kinerja ekonomis, menghasilkan etos kerja yang kuat dan berkualitas.

2. kinerja unggul, menghasilkan produk unggulan.

Kinerja usaha para pengusaha adalah serangkaian capaian hasil kerja

dalam melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktivitas

maupun kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung

jawabnya. Kinerja usaha yaitu semangat kerja, kualitas kerja, produk unggulan,

dan keberhasilan usaha yang mempunyai hubungan signifikan terhadap kinerja

pengusaha.

Kinerja UsahamenurutCampbell, et. al (dalam Cascio, 1998) dalam jurnal

I Gusti Putu Daya (2012) menyatakan bahwa kinerja sebagai sesuatu yang

(28)

Beberapa difinisi tentang kinerja adalah sebagai berikut: (a) Kane & Kane

(1993), Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011 68.

Bernardin & Russell (1998), Cascio (1998), kinerja adalah catatan

mengenai akibat-akibat yang dihasilkan pada sebuah fungsi pekerjaan atau

aktifitas selama periode tertentu yang berhubungan dengan tujuan organisasi; (b)

Miner (1992), kinerja merupakan suatu yang lazim digunakan untuk memantau

produktifitas kerja sumber daya manusia baik yang berorientasi produksi barang,

jasa maupun pelayanan; (c) Mc Cloy et. al, Schultz, Cherington, Motowidlo &

Van Scotter (1994), mengatakan bahwa kinerja juga bisa berarti perilaku- perilaku

atau tindakan-tindakan yang relevan terhadap tercapainya tujuan organisasi (

goal-relevant action); (d) Menurut Welbourne et. al, (1998) dalam Rotundo & Sackett

(2002), kinerja tugas merupakan peran pekerjaan yang digambarkan dalam bentuk

kualitas dan kuantitas hasil dari pekerjaan tersebut. (e) Ratundo & Sackett (2002),

mendefinisikan bahwa kinerja merupakan semua tindakan atau perilaku yang

dikontrol oleh individu dan memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan

dari organisasi. Ada 3 (tiga) komponen besar dari kinerja, yaitu: (a) kinerja tugas

(task performance); (b) kinerja keanggotaan (citizenship performance); dan (c)

kinerja kontra produktif (counter productive performance).

Para peneliti menganjurkan pertumbuan penjualan (Sales growth),

pertumbuhan tenaga kerja (Employment growth), pertumbuhan pendapatan

(In-come growth) dan pertumbuhan pangsa pasar (Market share growth) sebagai

pengukuran kinerja perusahaan kecil yang paling penting (Kim & Choi, 1994; Lee

(29)

Hal ini juga didasarkan pada argumentasi bahwa pertumbuhan adalah

indikator yang lebih tepat dan mudah diperoleh dibandingkan dengan indikator

kinerja keuangan. Pendapat alternatif lain adalah bahwa kinerja bersifat

multidimensional dan oleh karena itu hal ini berguna untuk mengintegrasikan

dimensi yang berbeda dari kinerja dalam suatu studi empiris (Lumkin dan

Dess,1996).

Menurut Rivai (2005) mendefinisikan Kinerja sebagai berikut : ”Kinerja

adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu

kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan ”.

Menurut Soeprihanto (2001) mendefinisikan Kinerja sebagai berikut : ”Kinerja adalah hasil kerja pelaku usaha selama periode tertentu dibandingkan

dengan berbagai standar target / sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama”.

Menurut Mathis dan Jackson (2002) mendefinisikan Kinerja sebagai berikut : ”Kinerja adalah apa yang dilakukan pelaku usaha, sehingga ada yang

mempengaruhi kombinasi pelaku usaha organisasi antara lain Kuantitas output,

Kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di tempat kerja, dan sikap

kooperatif ”.

Maluyu S.P. Hasibuan (2006:94) mengemukakan “(prestasi kerja) adalah

(30)

dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.

Bernardin and Russel (Sudarmanto, 2009:12) menyatakan, “kinerja

didefinisikan sebagai hasil yang dapat dari fungsi pekerjaan atau aktivitas tertentu dalam jangka waktu tertentu.”

2.1.3.1 Indikator Kinerja Usaha

Indikator kinerja usaha menurut Hadjimonalis (2000) adalah sebagai

berikut:

1. Pertumbuhan penjualan

2. Pertumbuhan pendapatan

3. Pertumbuhan pangsa pasar

2.1.4 Penelitian terdahulu

Tabel 2.2

Hasil penelitian terdahulu

No Peneliti Judul Hasil penelitian Perbedaan Persamaan

(31)

Sulawesi Selatan

(32)

pada Pusat

Setiap pengusaha bertujuan untuk berhasil dalam usahanya yang

memungkinkan keberhasilan mendorong pengusaha untuk memperbarui semangat

dalam berusaha dan mencapai kinerja usaha yang maksimal. Kinerja usaha adalah

ukuran bagi pengusaha dalam menentukan prestasi dan dilihat dari pertumbuhan

penjualan, pertumbuhan modal, pertumbuhan tenaga kerja dan pertumbuhan

pasar. Dalam mencapai kinerja usaha yang maksimal diperlukan faktor pendorong

dalam diri pengusaha, salah satunya yaitu dengan perilaku kewirausahaan serta

kemampuan manajerial.

Menurut Buchari Alma (2006:4), ada beberapa keuntungan yang

(33)

 Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikendalikan sendiri.

 Terbuka peluang untuk mendemontrasikan kemampuan serta potensi seseorang secara penuh.

 Terbuka peluang memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal.

 Terbuka peluang membantu masyarakat dengan usaha – usaha konkrit.

 Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.

Perilaku kewirausahaan mempunyai ciri yang dominan yakni rasa percaya

diri dan kemampuan yang lebih baik dari teman seperkerjaan ataupun atasan,

mereka memerlukan kebebasan untuk memilih dan bertindak menurut

presepsinya. Mahmud Machfoedz (2004:5)

Kemampuan manajerial memang sangat diperlukan guna meningkatkan

kinerja usaha, selain itu motivasi juga sangat diperlukan guna memacu keinginan

para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Pembinaan ini bertujuan untuk

memotivasi agar dapat mengembangkan usahanya, selain itu bertujuan pula

memberikan arahan tentang pentingnya manajerial agar kinerja mampu mengelola

usahanya tersebut sehingga diharapkan usaha sentra industry rajut binong jati

akan bertambah maju.

Perilaku kewirausahaan yang tinggi serta kemampuan manajerial yang

baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja usaha, dimana dengan semakin

meningkatnya kinerja usaha dan kesejahteraan kinerja diharapkan akan dapat

memotivasi kinerja untuk atau merencanakan usaha sesuai kemampuan yang di

miliki, sehingga akan dapat meningkatkan peluang kerja di sektor informal yang

(34)

2.2.1 Hubungan Perilaku Kewirausahaan dengan Kinerja Usaha

Menurut Glancey dalam Sony Heru Priyanto (2009:73) Wirausaha yang

memiliki kemampuan mengambil keputusan yang superior akan dapat

meningkatkan performansi usaha seperti peningkatan profit dan petumbuhan

usaha. Sedangkan menurut Herri (2003) Kewirausahaan mempunyai pengaruh

positif terhadap kinerja usaha dan kewirausahaan sendiri mempunyai dampak

pertumbuhan usaha.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas penulis menyimpulkan bahwa

perilaku keriwausahaan itu berhubungan dan berperanguh terhadap kinerja usaha.

Maka para pelaku usaha dapat menentukan jenis usahanya yang tentunya

didukung dengan perilaku kewirausahaan.

2.2.2 Hubungan Kemampuan Manajerial dengan Kinerja Usaha

Menurut Erliah (2007:49) mengatakan bahwa “Suatu usaha dikatakan

berhasil di dalam usahanya apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut

mengalami peningkatan baik dalam permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan”

Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan manajerial berkaitan terhadap

kinerja suatu usaha. Dan usaha itu dapat dikatakan berhasil jika mengalami

peningkatan yang baik dalam permodalan, skala usah, hasil atau laba maupun

(35)

2.2.3 Hubungan Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial

Terhadap Kinerja Usaha

Menurut Dana (2001) Pemerintah Indonesia melalui Kementerian

Perindustrian melakukan pembinaan dan pengembangan industri kecil

memberikan bantuan tanpa modal dengan memberikan pelatihan dan bantuan

teknis. Secara empiris terdapat hubungan antara peranan pemerintah terhadap

kinerja dan kewirausahaan, hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Farrel (1992), Kroon dan Moolman (1992), Westhead dan Storey (1996),

Chowdhury (2007). Penelitian yang dilakukan oleh Farrel (1992), Kroon dan

Moolman (1992), Westhead dan Storey (1996), Chowdhury (2007), mengkaitkan

peran pemerintah terhadap kewirausahaan, dan A. Ucbasaran (2004 mengkaitkan

kewirausahaan dengan kinerja. Collin (2002) yang dikutip dari jurnal Yohanes

Rante (2011, 1:17) dalam Entrepreneurship Resistence to Change and Growth in

Small Firms (USA), menyatakan bahwa perilaku kewirausahaan harus belajar dari

pengalaman usaha, ketidakpastian membuat wirausaha harus selalu

memperhitungkan resiko bagi kegiatannya, karakteristiknya memiliki pengaruh

yang positif terhadap kemampuan usaha bagi wirausahaan.

Kemampuan manajerial memang sangat diperlukan guna meningkatkan

kinerja usaha, selain itu juga sangat diperlukan guna memacu keinginan para

pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Pembinaan ini bertujuan untuk

memotivasi agar dapat mengembangkan usahanya, selain itu bertujuan pula

(36)

usahanya tersebut sehingga diharapkan usaha sentra industri rajut binong jati akan

bertambah maju ( Siagain, 2004:10 )

Seseorang yang memiliki kewirausahaan tinggi dan digabung dengan

kemampuan manajerial yang memadai akan menyebabkan dia sukses dalam

usahanya (Priyanto, 2006).

Zimmerer dan Scarborough dikutip oleh Benecdicta Prihatin, dalam Suryana

(2003:52). dalam (Dodi Setyanusa, 2009)

Kinerja Usaha (Y)

1. Pertumbuhan penjualan 2. Pertumbuhan

pendapatan

3. Pertumbuhan pangsa pasar

(37)

2.3 Hipotesis

Menurut Umi Narimawati (2007 : 73)

“Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara mengenai

hubungan agar variabel yang akan di uji kebenarannya. Karena sifatnya dugaan,

maka hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian hubungan dinyatakan”.

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :  Hipotesis Utama

Terdapat Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial

terhadap Kinerja usaha.  Sub Hipotesis

1. Terdapat pengaruh Perilaku Kewirausahaan terhadap Kinerja

usaha.

2. Terdapat pengaruh Kemampuan Manajerial terhadap Kinerja

(38)

45 3.1. Objek Penelitian

Penelitian dilakukan kepada para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong

Jati, Bandung. Adapun variabel-variabel yang akan diteliti adalah Perilaku

Kewirausahaan sebagai variabel X1 dan Kemampuan Manajerial sebagai variabel

X2, serta Kinerja usaha sebagai variabel Y.

Menurut Husein Umar dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan

Linna Ismawati (2010: 29) mengemukakan bahwa “Objek penelitian menjelaskan

tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan

penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

3.2. Metode Penelitian

Menurut Umi Narimawati dalam Umi narimawati, Sri Dewi Anggadini,

dan Linna Ismawati (2010:29), Metode penelitian merupakan cara penelitian

yang digunakan untuk mendapatkan data dan untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan

verifikatif. Menurut Sugiyono (2005:21) dalam Umi narimawati, Sri Dewi

anggadini, dan Linna ismawati (2010:29) “Metode Deskriptif adalah metode

(39)

metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) dalam Umi narimawati, Sri dewi

anggadini dan Linna ismawati (2010:29) menyatakan bahwa “Metode Verifikatif

yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara

dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan

mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian akan digunakan

telaah statistika yang cocok, untuk itu dalam analisis menggunakan analisis

regresi linier berganda.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan

penelitian, menurut Moh. Nasir (2005:84) dalam Umi Narimawati, Sri dewi

anggadini, dan Linna ismawati (2010:30) menyatakan bahwa desain penelitian

adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan

penelitian.

Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati, Sri Dewi

Anggadini, Linna Ismawati (2010:30) adalah:

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,

selanjutnya menetapkan judul penelitian;

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi;

(40)

4. Menetapkan tujuan penelitian;

5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan

dukungan teori;

6. Menetapkan konsep variabel penelitian yang digunakan.

7. Menetapkan sumber data,teknik penentuan sampel dan teknik

pengumpulan data.

8. Melakukan analisis data.

(41)

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan desain dari

penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan Penelitian

Desain Penelitian Jenis

Penelitian

Metode yang digunakan Unit analisis Time horizon

Tujuan – 1 Descriptive Descriptive dan Survey Pengrajin Cross Sectional

Tujuan – 2 Descriptive Descriptive dan Survey Pengrajin Cross Sectional

Tujuan – 3 Descriptive Descriptive dan Survey Pengrajin Cross Sectional

Tujuan – 4,5,6

Descriptive &

Verifikatif

Descriptive dan

Explanatory Survey

Pengrajin Cross Sectional

Sumber: Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, Linna Ismawati (2010:31)

3.2.2 Operasional Variabel

Operasionalisasi Varibel menurut Nur Indrianto (2002:69) dalam Umi

Narimawati, Sri Dewi anggadini dan Linna ismawati (2010:31) sebagai berikut: “Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi

operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh penelitian dalam

mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi penelitian yang

lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau

(42)

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,

serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga

pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai

dengan judul penelitian.

Dalam penelitian penulis pengaruh perilaku kewirausahaan dan

kemampuan manajerial terhadap kinerja usaha para pengrajin Sentra Industri

Rajut Binong Jati Bandung, dengan variabel-variabel yang diteliti dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Variabel bebas/independent (variabel X)

Menurut Sugiyono (2008:59) Variabel bebas adalah merupakan variabel

yang dapat mempengaruhi variabel yang lain atau yang menjadi sebab timbulnya

variabel terikat. Variabel bebas dipilih peneliti untuk menentukan hubungannya

dengan suatu gejala yang diobsevasi. Dalam hal ini variabel bebas yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti adalah perilaku kewirausahaan dan kemampuan

manajerial.

2. Variabel tidak bebas/ dependent (variabel Y)

Menurut Sugiyono (2008:59) variabel terikat adalah merupakan variabel

yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, dalam hal ini

variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah kinerja usaha.

Untuk lebih jelas akan diuraikan secara jelas mengenai variabel-variabel

(43)

 Perilaku kewirausahaan sebagai variabel independen (bebas) dengan

notasi X1, Variabel independen adalah suatu variable bebas, dimana

keberadaannya tidak dipengaruhi variabel lain, variabel ini meupakan

faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya.

 Kemampuan manajerial sebagai variabel independen (bebas) dengan

notasi X2, Variabel independen adalah suatu variabel bebas, dimana

keberadaannya tidak dipengaruhi variabel lain, variabel ini meupakan

faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya.

 Kinerja usaha sebagai variabel independen (terikat) dengan notasi Y.

Variabel independen adalah suatu variabel terikat, dimana dipengaruhi

(44)

Agar lebih jelas tentang operasional variabel penelitian ini dapat dilihat

dalam table 3.2. sebagai berikut :

Tabel 3.2

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Konsep

Variabel

Indikator Ukuran Skala

Perilaku

1. Bersikap Proaktif 1. Tingkat bersikap 2. Orientasi Prestasi 1. Tingkat

orientasi

(45)

Winardi, 2. Pengorganisasian 1. Tingkat

melakukan 3. Pelaksanaan 1. Tingkat

melakukan 4. Pengawasan 1. Tingkat

(46)
(47)

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data (Primer dan Sekunder)

Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer

Data yang diambil secara langsung dari objek penelitian. Menurut

Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan

Linna ismawati (2010:37) mengemukakan bahwa data primer adalah “Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”.

Menggunakan data primer karena peneliti mengumpulkan sendiri

data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang

akan diteliti. Dalam penelitian ini data primer yang diambil langsung dari

ketua Koperasi Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung.

2. Data Sekunder

Data yang secara tidak langsung diperoleh oleh peneliti guna mendukung

data yang sudah ada sehingga lebih lengkap adalah tergolong dalam data

sekunder. Menurut Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati, Sri

Dewi Anggadini, dan Linna ismawati (2010:37) mengemukakan bahwa

data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data. Menggunakan data sekunder, karena peneliti

mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu

informasi mengenai data-data terkait dengan Sentra Industri Rajut Binong

Jati Bandung, berbagai literatur, situs internet, buku-buku dan catatan yang

(48)

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penyusunan

penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui

populasi dan sampel.

3.2.3.3 Populasi

Populasi adalah objek atau subjek informasi yang ditetapkan oleh peneliti,

sebagai unit analisis peneliti. (Umi Narimawati, 2008:161). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh yang telah terdaftar pada koperasi sentra Industri

Rajutan Binong Jati Bandung, tercatat seluruhnya berjumlah 200 pengrajin.

Karena jumlah total jumlah pengrajin sangat tidak terjangkau secara keseluruhan

oleh peneliti, maka dalam hal ini peneliti memilih menggunakan random

sampling. Semua populasi berkesempatan untuk diambil sebagai sampel dengan

cara acak.

Tabel 3.3 Jumlah Populasi

Pengrajin Jumlah

Sentra Rajut Binong jati 139 orang

(49)

3.2.3.4 Sampel

Sampel merupakan sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk

dipelajari. (Jonathan Sarwono, 2006:111). Sampel juga bisa diartikan sebagai

elemen-elemen (bagian) populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan metode sample random sampling yaitu berdasarkan jumlah

pengrajin di sentra industri rajut binong jati Bandung. Dikatakan Sample random

sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak

tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, cara demikian bila

anggota populasi dianggap homogen.

Metode penarikan sampel yang digunakan mengacu pada pendekatan

slovin, pendekatan ini menggunakan rumus:

Keterangan:

n: Jumlah Sampel

N: Jumalah Populasi

e: Batas kesalahan yang di toleransi (1%, 5%, 10%)

(50)

n = 63.66667 = 64 (sampel minimal)

Jumlah sampel minimal yang diteliti adalah 64 orang.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data (Observasi, kuesioner, wawancara,

dokumentasi)

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Studi Lapangan / Field Reseach, yaitu suatu studi pengumpulan data

yang bertujuan untuk memperolaeh informasi data dari objek

lapangan. Antara lain:

a. Observasi (pengamatan langsung), yaitu penelitian yang dilakukan

dengan mengamati kegiatan perusahaan atau organisasi yang

berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.

b. Kuesioner, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

kepada responden terutama yang berhubungan dengan variabel -

variabel yang diteliti.

c. Wawancara, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara

mengumpulan data melalui Tanya jawab secar langsung dengan

semua pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti untuk

memperoleh data yang diperlukan.

2. Studi kepustakaan (Library Reseach), yaitu penelitian yang dilakukan

(51)

majalah, internet, dan berbagai sumber lainnya yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti.

a. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data sekunder (yang dilakukan dengan

mencatat dokumen-dokumen yang berhubungan dengan variabel

penelitian). Penelitian dilakukan dengan mencari dan

mengumpulan data yang diperlukan dari berbagai buku, jurnal,

catatan-catatan, gambar-gambar dan literatur yang berhubungan

dengan penyusunan skripsi ini. Adapun tujuan dari metodologi ini

adalah untuk deskripsi, gambaran secara sistematis akurat, faktual

mengenai hal-hal yang diteliti.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan kuesioner sebagai data

penelitian. Sebelum kuesioner atau instrumen penelitian disebarkan kepada

responden terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Pengujian

validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya alat ukur yang digunakan,

sedangkan pengujian reliabilitas untuk menunjukan sejauh mana alat ukur dapat

dipercaya.

3.2.4.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2009:173) tentang validitas adalah :

(52)

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang

dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya.

Seperti telah dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk menguji valid

tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui

nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya. Apabila

koefisien korelasi butir pernyataan dengan skor total item lainnya > 0,30 maka

pernyataan tersebut dinyatakan valid. Adapun dalam penelitian ini menggunakan

korelasi person dengan rumus sebagai berikut:

Dimana:

r: Koefisien korelasi person

x: Skor item pertanyaan

y: Skor total item pertanyaan

(53)

Untuk mengetahui keberartian r (Koefisien korelasi person) dilakukan uji t

dengan rumus sebagai berikut:

Dimana:

n: Urutan sampel

r: Koefisien korelasi person

Apabila r lebih besar atau sama dengan 0,30, maka item tersebut

dinyatakan valid. Hal ini berarti, instrumen penelitian tersebut memiliki derajat

ketepatan dalam mengukur variabel penelitian, dan layak digunakan dalam

pengujian hipotesis penelitian. tetapi apabila rs lebih kecil dari 0,30, maka

itemtersebut dinyatakan tidak valid, dan tidak akan diikutsertakan dalam

pengujian hipotesis berikutnya atau instrumen tersebut dihilangkan dari

pengukuran variabel.

3.2.4.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur, alat ukur itu mempunyai

reabilitas tinggi jika alat ukur dapat dipercaya dan stabil. Adapun metode yang

digunakan untuk menguji reabilitas dalam penelitian ini adalah split half method.

Yaitu menghitung reabilitas dengan cara memberikan test pada sejumlah subjek

dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar

(berdasarkan pemilihan genap ganjil). Adapun prosedur kerjanya adalah sebagai

(54)

1. Membagi item kedalam dua kelompok secara acak.

2. Menjumlahkan skor masing-masing kelompok sehinga terdapat skor total

untuk masing-masing kelompok.

3. Mengkorelasikan skor total kelompok I dan kelompok II dengan rumus

sebagai berikut:

Dimana:

Ґ1= Reabilitas internal seluruh item

Ґb= Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua.

Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara

statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih

besar dari 0.70 maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliabel).

3.2.4.3Uji MSI (Method of Successive Interval)

Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal,

sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk

memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala pengukurannya menjadi skala

interval “Method of Successive Interval” Hays dalam Umi Narimawati Dkk.

(2010:47), dengan rumus sebagai berikut:

1. Mengelola data ordinal menjadi interval dengan interval yang berurutan

untuk variabel bebas terikat. Adapaun langkah-langkah untuk melakukan

(55)

a. Mengambil data ordinal hasil kuesioner.

b. Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk dihitung

proporsi kumulatifnya.

c. Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi

kumulatif. Untuk data >30 dianggap mendekati luas daerah dibawah

kurva normal.

d. Menghitung nilai densitas setiap proporsi kumulatif dengan

memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.

e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method of Successive Interval

Dimana:

Mean of Interval : Rata-rata interval.

Density at Lower Limit : Kepadatan batas bawah.

Density at Upper Limit : Kepadatan batas atas.

Area Under Upper Limit : Daerah dibawah batas atas.

Area Under Lower Limit : Daerah dibawah batas bawah.

f. Menentukan nilai transformasi (nilai skala untuk interval) dengan

menggunakan rumus :

2. Menentukan struktur hubungan antar variabel berdasarkan pada diagram

pemikiran.

(56)

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyususun secara

sistematis data yang telah diperoleh dari hasil pengumpulan data dengan

mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyususn kedalam pola, memilih mana yang penting dan

akan dipelajari, serta membuat kesimpulan. Rancangan analisis ini menggunakan

analisis data deskriptif dan verifikatif.

Pada penelitian ini digunakan melalui metoda deskriptif dan verifikatif.

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan tentang perilaku

kewirausahaan dan orientasi prestasi, serta kinerja perusahaan itu sendiri.

1. Analisis Deskriptif (Kualitatif)

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana

pengaruh perilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial serta kinerja usaha

para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung. Analisis ini

menggambarkan skor aktual yaitu jawaban seluruh responden atau kuesioner yang

telah diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi semua responden

diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Rumus yang digunakan:

(57)

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah

diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden

diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Penjelasan bobot nilai skor aktual sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kategori Skor

No %Jumlah Skor Kriteria

1 20.00% - 36.00% Tidak Baik

2 36.01% - 52.00% Kurang Baik

3 52.01% - 68.00% Cukup

4 68.01% - 84.00% Baik

5 84.01% - 100% Sangat Baik

Sumber: Umi Narimawati Dkk. (2010:46)

2. Analisis Verifikatif (Kuantitatif)

Untuk menganalisis verifikatif digunakan skala Likert, dengan

memberikan nilai 5-4-3-2-1 untuk jenis pertanyaan positif dikuesioner. Penilaian

terhadap skor yang didapat dihitung dengan cara:

a. Mengolah data dan menghitung frekuensi dan persentasinya.

b. Persentasi yang didapat merupakan indikator pasangan variabel X1,

X2 dan Y.

(58)

Selanjutnya untuk mengolah data-data tersebut peneliti menggunakan

beberapa metode antara lain :

a. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh

beberapa variabel bebas atau independen variabel (X) terhadap satu variabel tidak

bebas atau dependen variabel (Y) secara bersama-sama.

Persamaan Regresi Linier Berganda adalah:

Dimana

Y = Variabel Dependen

X1,X2 = Variabel Independen

A = Kostanta

β1, β2 = Koefisien masing – masing faktor

b. Analisis Korelasi

Setelah data terkumpul berhasil diubah menjadi data interval, maka

langkah selanjutnya menghitung keeratan hubungan atau koefisien korelasi antara

variable X dengan variaebel Y yang dilakukan dengan cara menggunakan

perhitungan analisis koefisien korelasi Product moment Method atau dikenal

dengan rumus pearson (Sugiyono, 2009:183), yaitu :

(59)

Dimana: -1≤r≤+1

r = Koefisien korelasi

X = Jumlah Hasil Pengamatan Variabel X

Y = Jumlah Hasil Pengamatan Variabel Y

XY = Jumlah dari hasil kali pengamatan variabel X dan variabel Y

X2 = Jumlah dari hasil pengamatan variabel X yang telah dikuadratkan

Y2 = Jumlah dari hasil pengamatan cariabel Y yang telah dikuadratkan

Untuk menginterpretasikan keeratan hubungan, digunakan pedoman seperti yang

tertera pada tabel 3.4 berikut ini

Tabel 3.5

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Keeratan

0,00 - 0,199 Sangat rendah

0,20 - 0,399 Rendah

0,40 - 0,599 Sedang

0,60 - 0,799 Kuat

0,80 - 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2009:184)

(60)

Besarnya peranan semua variabel bebas ditunjukan oleh besarnya

koefisien dterminasi (R2). Semakin besar nilai determinasi maka semakin besar

menunjukan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi

variabel terikat. Hasil perhitungan dapat dilihat dengan menggunakan media / alat

bantu SPSS atau secara manual (R2 = SS reg / SStot) dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Kd = r2 x100%

Dimana:

d = Koefisien Determinasi

r = Koefisien Korelasi

100% = Pengali yang ditanyakan dalam persentase.

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis didefinisikan sebagai dugaan atas jawaban sementara mengenai

sesuatu masalah yang masih perlu diuji secara empiris, untuk mengetahui apakah

pernyataan (dugaan/ jawaban) itu dapat diterima atau tidak.

Pengujian hipotesis dilakukan melalui dua tahap, yaitu pengujian hipotesis

secara simultan dan parsial.

1. Pengujian Hipotesis secara Simultan / Total (Uji – F)

Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara

simultan terhadap variabel terikat.

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 2.2 Hasil penelitian terdahulu
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
Tabel 3.1 Desain Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk 1) Untuk mengetahui peranan mengenai modal kerja; 2) Untuk mengetahui peranan mengenai perilaku kewirausahaan pengrajin industri; 3) Untuk

Disampaikan dengan hormat, bahwa dalam rangka penyelesaian studi saya pada Program Studi Pendidikan Ekonomi (S1) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Saya

Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa lingkungan internal dan eksternal berpengaruh terhadap kinerja usaha pada sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Rajutan Binong

Objek dalam penelitian ini adalah pengusaha sentra boneka Sukamulya Bandung. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perilaku kewirausahaan dan keberhasilan usaha sebagai

Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Dan Diferensiasi Produk Terhadap Pendapatan (Survey Terhadap Pengusaha Sentra Industri Kreatif Cinderamata Di Kota Bandung).. Universitas

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa kecenderungan responden memiliki tingkat ketekunan yang tinggi, ditunjukan dengan perolehan nilai persentase tertinggi

Al-Farisi (2014) Pengaruh Inovasi dan Kreatifitas terhadap Keberhasilan Usaha (Survey terhadap para pengusaha di Industri Rajut Binong Jati Bandung) • Inovasi

Dari tabel tersebut diperoleh informasi bahwa sebagian besar dari responden yang merupakan para pengrajin di Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung selalu berani