Page 1 of 2
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Adhitya Nur Muhlisin Tempat/Tgl Lahir : Bandung, 19 November 1989 Status Kawin : Belum Menikah
Agama : Islam
Hobi : Olah Raga
Ketertarikan : Komputer, IT
KONTAK
Alamat KTP : Jl. Rengasdengklok 1 No. 32 Antapani Bandung Nomor Telepon :
Nomor HP : 085721000115
Alamat Sementara :
Alamat Surat Menyurat : Jl. Rengasdengklok 1 No. 32 Antapani Bandung Alamat e-mail : kuditblahbloh@gmail.com
KUALIFIKASI
Pendidikan Terakhir : Manajemen (S1) – Universitas Komputer Indonesia
Judul Skripsi : Pengaruh Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial terhadap Kinerja Usaha (survey pada pengrajin sentra rajut binong jati Bandung)
PENDIDIKAN FORMAL
Tahun Sekolah / Universitas Jurusan Place GPA
1995-2001 SDN Griba 14 / 1 - Bandung -
2001-2004 SMPN 45 Bandung - Bandung -
2004-2007 SMA 2 PGII Bandung IPS Bandung -
2007-2011 Indonesia Computer
University Manajemen Bandung -
Keterampilan Komputer
Field Subfield
Sistem Operasi Microsoft Windows XP, 7
INFLUENCE ENTREPRENEURIAL BEHAVIOR
AND MANAGERIAL CAPABILITIES
TO BUSINESS PERFORMANE
(SURVEY ON CRAFTMAN IN THE CENTER OF KNITTING BINONG JATI BANDUNG)
SKRIPSI
UntukMemenuhi Salah Satu Syarat Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
AdhityaNurMuhlisin 21207109
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vi
ﻢﻴﺣﱠﺮﻟﻦﻤﺣﱠﺮﻟﺍﷲﺍﻢﺴﻟ
KATA PENGANTAR
Rasa syukur sepenuhnya penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT,
karena rahmat dan berkahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Skripsi dengan judul “PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN
KEMAMPUAN MANAJERIAL TERHADAP KINERJA USAHA. SURVEY
PADA PENGRAJIN SENTRA RAJUT BINONG JATI BANDUNG”.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan Laporan
Skripsi ini sesuai dengan kemampuan penulis. Menyadari bahwa penulis adalah
manusia biasa, penulis masih jauh dari kata sempurna dalam menyusun Laporan
Skripsi ini. Sehingga masih terdapat kesalahan baik dari segi tekhnik penulisan
maupun tata bahasa. Tetapi penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam
menyelesaikan Laporan Skripsi ini.
Dalam menyempurnakan tulisan dimasa yang akan datang, maka penulis
sangat menyadari bahwa usaha maksimal yang telah dilakukan pada proses
penyelesaian tulisan ini, tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Atas segala
kekurangannya penulis memohon maaf sehingga saran dan kritik sangat penulis
harapkan.
Tidak lupa penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih dan
vii
penulis dalam pembuatan Laporan Skripsi ini, adapun pihak-pihak tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2. Bapak Dr. Dedi Sulistio. ST., MT., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Komputer Indonesia.
3. Ibu Raeny Dwisanty, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia
4. Ibu Isniar Budiarti,SE.,M.Si dan Bapak Rizki Zulfikar, SE., M.Si., selaku
dosen penguji. Terima kasih atas semua bantuannya
5. Ibu Raeny Dwisanty, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah
banyak sekali memberikan bimbingan, masukan, pengarahan, serta saran
dalam penyusunan laporan Skripsi ini.
6. Ibu Raeny Dwisanty, SE., M.Si., selaku dosen wali MN-3. Yang telah
banyak memberikan saran dan bantuannya.
7. Segenap staff dosen Fakultas Ekonomi khususnya Program Studi
Manajemen dan staff Sekretariat Jurusan Manajemen, yang telah banyak
memberikan bantuan, kemudahan dan masukan dalam penyusunan
Laporan skripsi ini.
8. Segenap Pemimpin dan Staff Paguyuban Rajut Muda Bandung yang telah
memberikan waktu, tenaga dan bantuannya kepada penulis dalam
viii
9. Ibu, (Alm) Bapak dan Kakak serta keluarga besarku yang telah
memberikan bantuan terbesar dalam materi maupun do’a, kasih sayang
dan dorongan sehingga penulis selalu bersemangat dan termotivasi untuk
terus menyelesaikan Laporan skripsi ini. Kalianlah sumber motivasiku.
10. Keluarga Maestro Indonesia (Rizky, Bintang, Betok, Ika, Udung, Uwi,
Ating, Rere, Abre, Kika, Mas Latip, A Bani, Pa Gugum dan Irwan yang
telah membantu membimbing penulis diluar kampus). Kalian luar biasa.
11. My lovey Heni Agustiani, yang selalu mensupport dan tak henti – hentinya
mendoakan penulis agar terus semangat dalam menyelesaikan laporan
skripsi ini. Love you so much.
12. Semua teman-teman baik didalam maupun diluar kampus terima kasih atas
bantuannya dan kebersamaannya selama ini.
13. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih.
Demikianlah, semoga Allah SWT yang membalas segala kebaikan dari
semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis
berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Bandung, Februari 2014
ix
LEMBAR PENGESAHAN ...i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
MOTTO ... iii
ABSTRACT ...iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ...vi
DAFTAR ISI ...ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ...xvi
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ...14
1.2.1 Indentifikasi Masalah ...14
1.2.2 Rumusan Masalah ...15
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...16
Maksud Penelitian ...16
Tujuan Penelitian ...16
1.4 Kegunaan Penelitian ...17
Kegunaan Praktis ...17
Kegunaan Akademis ...17
x
2.1.1 Perilaku Kewirausahaan ...20
2.1.1.1 Pengertian Kewirausahaan ...21
2.1.1.2 Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Wirausaha ...23
2.1.1.3 Keuntungan dan Kerugian Berwirausahan ...25
2.1.1.4 Karakteristik Kewirausahaan ...26
2.1.1.5 Indikator Perilaku Kewirausahaan ...30
2.1.2 Kemampuan Manajerial ...31
2.1.2.1 Pengertian Manajerial ...31
2.1.2.2 Indikator Kemampuan Manajerial ...32
2.1.3 Kinerja Usaha ...33
2.1.3.1 Indikator Kinerja Usaha ...37
2.1.4 Penelitian Terhadulu ...37
2.2 Kerangka Pemikiran ...39
2.2.1 Hubungan Perilaku Kewirausahaan dengan Kinerja Usaha ...41
2.2.2 Hubungan Kemampuan Manajerial dengan Kinerja Usaha ...41
2.2.3 Hubungan Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial dengan Kinerja Usaha ...42
2.3 Hipotesis ...44
BAB III OBJEK DAN METEODE PENELITIAN ...45
3.1 Objek Penelitian ...45
3.2 Metode Penlitian ...45
xi
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ...55
3.2.3.3 Populasi ...55
3.2.3.4 Sampel ...56
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ...57
3.2.4.1 Uji Validitas ...58
3.2.4.2 Uji Reliabilitas ...60
3.2.4.3 Uji MSI ...61
3.2.5 Rancangan Analisis Dan Uji Hipotesis ...63
3.2.5.1 Rancangan Analisis Deskriptif Dan Verifikatif ...63
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ...67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...71
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ...71
4.1.1 Sejarah Perusahaan ...71
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ...73
4.1.3 Job Description ...74
4.1.4 Aktifitas Perusahaan ...75
4.2 Karakteristik Responden ...77
4.2.1 Responden berdasarkan Jenis kelamin ...77
4.2.2 Responden berdasarkan usia ...78
4.2.3 Responden berdasarkan tingkat Pendidikan ...79
4.3 Analisis Deskriptif ...80
xii
4.3.2.1 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap
Kemampuan Manajerial ...85
4.3.3 Analisis Variabel Kinerja Usaha ...91
4.3.3.1 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Kinerja Usaha . ...92
4.4 Analisis Verifikatif ...97
4.4.1 Model Regresi linear berganda ...97
4.4.2 Analisis Korelasi Berganda ...99
4.4.3 Analisis Koefisien Determinasi ...100
4.4.4 Pengujian Hipotesis ...101
4.4.4.1 Pengujian Hipotesis secara simultan ...101
4.4.4.2 Pengujian Hipotesis secara parsial ...102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...106
5.1 Kesimpulan ...106
5.2 Saran ...107
DAFTAR PUSTAKA ...111
111
A. B. Susanto. (2009) Leadpreneurship: Pendekatan Strategic Management Dalam Kewirausahaan. Jakarta: Esensi
Buchari Alma. (2006) Kewirausahaan Untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung : ALFABETA
Dodi Setyanusa. (2009) Pengaruh Kemampuan Manajerial terhadap Keberhasilan Usaha Bisnis Sepatu di Kelurahan Cibaduyut Bandung. Skripsi : Unikom Bandung
Geoffrey, G. Meredith, et. Al. (1996). Kewirausahaan Teori Dan Praktek. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Presindo
Jonathan, Sarwono. (2006) Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta Graha Ilmu
Mahmud Machfoedz. (2004) Kewirausahaan Suatu Pendekatan Kontemporer. Yogyakarta : UPP AMP YKPN
Narimawati, Umi (2007) Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Agung Media
Narimawati, Umi. (2008) Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan Aplikasi. Bandung : Agung Media
Pangestu Elka, Mari.(2008) Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. Jakarta
Priyanto Heru, Sony. (2009) Jurnal PNFI / Volume 1
Ranto, Basuki. (2007) Analisis Hubungan Antara Motivasi, Pengetahuan Kewirausahaan dan Kemandirian Usaha Terhadap Kinerja Pengusaha pada Kawasan Industri Kecil di Daerah Pulogadung. Jurnal Usahawan No. 10 TH XXXVI Oktober 2007
Sugiyono. (2008) Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Keduabelas. Bandung : ALFABETA
Sondang P. Siagian. (1996) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara
Taylor, S.E., Peplau, L.A., dan Sears. D.O. (2002) Psikologi Sosial. Edisi Keduabelas. Alih Bahasa: Tri Wibowo, B.S. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup
Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, Linna Ismawati. (2010) Penulisan Karya Ilmiah, Panduan Awal Menyusun Skripsi dan Tugas Akhir Aplikasi Pada
Fakultas Ekonomi UNIKOM. Bekasi : Genesis
Yanti Maemunah. (2004) Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Kinerja Usaha. Skripsi: Upi Bandung
Yoyon Bahtiar, Irianto. (2006) Materi Perkuliahan Kewirausahaan dan
Pemasaran Pendidikan. Bandung
http://depkop.go.id
19 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Perilaku Kewirausahaan
Mc Clellanddalam Suryana, (2003:40)memberikan konsep tingkah laku
kewiraswastaan / kewirausahaan sebagai pengambil risiko yang moderat,
pengetahuan terhadap hasil dari keputusan-keputusan yang diambil, mengetahui
yang bakal terjadi, penuh semangat dan memiliki keterampilan berorganisasi.
Kewirausahaan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku. Banyak ahli
yang mengemukakan mengenai perilaku kewirausahaan ini, diantaranya
mengemukakan bahwa perilaku kewirausahaan secara umum adalah :
1. Keinovasian, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan
menerima ide-ide baru.
2. Keberanian menanggung resiko, yaitu usaha untuk menimbang dan
menerima resiko dalam pengambilan keputusan dan dalam
menghadapi ketidakpastian.
3. Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi :
A. Usaha perencanaan
B. Usaha untuk mengkoordinir
C. Usaha untuk menjaga kelancaran usaha
4. Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan dan
mengarahkan tujuan usaha ( Suryana, 2003:31 )
Enam (6) ciri perilaku kewirausahaan yang dikemukakan oleh David
McClelland dalam Suryana ( 2003:31 ) yaitu:
1. Keterampilan mengambil keputusan dan mengambil resiko yang
moderat, dan bukan atas dasar kebetulan belaka.
2. Energik, khususnya dalam bentuk berbagai kegiatan inovatif.
3. Tanggung jawab individual.
4. Mengetahui hasil – hasil dari berbagai keputusan yang diambilnya
dengan tolak ukur satuan uang sebagai indikator keberhasilan.
5. Mampu mengantisipasi berbagai kemungkinan di masa yang datang.
6. Memiliki kemampuan berorganisasi, meliputi kemampuan,
kepemimpinan dan manajerial.
Dengan demikian dapat dikaitkan kewirausahaan adalah individu yang
berani mengambil resiko dalam situasi yang tidak menentu. Kewirausahaan
merupakan suatu proses melakukan sesuatu yang baru dan sesuatu yang berbeda
yang bertujuan menciptakan kemakmuran bagi individu yang memberi tambahan
nilai pada masyarakat. Kewirausahaan merupakan kunci bagi pembangunan
bangsa, seorang pengusaha kecil harus memiliki sikap kemandirian (percaya pada
diri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain), berorientasi pada tugas dan
hasil bukan hanya karena hubungan baik dan kondisi, keberanian menghadapi
Perilaku kewirausahaan secara umum adalah bersifat Proaktif, Orientasi
prestasi, dan Komitmen dengan pihak lain, Zimmerer dan Scarborough dikutip
oleh Benecdicta Prihatin, dalam Suryana (2003:52).
Jadi seorang wirausaha mempunyai peranan penting untuk mencari
kombinasi-kombinasi baru yang merupakan gabungan dari pasar baru, pengenalan
barang-barang baru, metode berproduksi baru, sumber-sumber penyediaan
bahan-bahan mentah baru, serta organisasi industri baru.
2.1.1.1 Pengertian Kewirausahaan
Secara harfiah wira artinya utama, gagah, luhur, berani, teladan atau
pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam
mengelola sumber daya untuk menghasilkan barang atau jasa yang akan dijual
untuk mendapatkan keuntungan.
Jadi wirausaha adalah pejuang yang jadi teladan dalam bidang usaha.
Menurut Suryana (2003:1) kewirausahaan adalah sebagai berikut:
“kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses” Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (created new and different). Melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang”.
Ada lima (5) esensi pokok kewirausahaan yaitu :
1. Kemampuan kuat untuk berkarya dengan semangat kemandirian (terutama
dalam bidang ekonomi).
2. Kemampuan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan secara
sistematis, termasuk keberanian mengambil resiko.
3. Kemampuan berfikir dan bertindak secara kreatif dan inovatif.
4. Kemampuan bekerja secara teliti, tekun dan produktif.
5. Kemampuan berkarya dalam kebersamaan berdasarkan etika bisnis yang
sehat.
Joseph Schumpeter (1996) dalam Yanti Maemunah (2004:28),
menjelaskan bahwa:
“kewirausahaan orang-orang yang mampu menghancurkan orde ekonomi
yang sudah ada dengan memperkenalkan produk dan jasa yang baru dengan
menciptakan bentuk organisasi baru atau dengan mengeksploitasi bahan baku baru”.
Sedangkan menurut Taufik Baharuddin, masih dalam Yanti Maemunah
(2004:27) menjelaskan bahwa:
“Seorang wirausahawan adalah seorang yang mempunyai kemampuan
untuk menciptakan, mencari dan memanfaatkan peluang dalam menuju apa yang
diinginkan sesuai dengan tujuan yang diterapkan. Pengembangan konsep
kewirausahaan pada diri pengusaha menjadi penting, mengingat orang-orang yang
mampu mengembangkan dan mampu mengolah kemampuan kewirausahaannya
membina usahanya. Mereka cenderung terpacu untuk terus meningkatkan daya
saing dengan menghasilkan produk-produk baru melalui metode-metode yang berbeda dengan pengusaha lainnya”.
Seorang Wirausaha harus belajar banyak tentang dirinya sendiri, kekuatan
dan kelemahan datang dari tindakan-tindakan yang dilakukan sendiri, kegagalan
harus diterima sebagai pengalaman belajar. Belajar dari masa lampau dan
pengalaman orang lain akan dapat membantu para pengusaha dalam menyalurkan
kegiatan-kegiatannya untuk mencapai hasil-hasil yang lebih positif dan
keberhasilan merupakan buah dari usaha-usaha yang tidak dikenal lelah.
Setelah mengetahui arti dari perilaku dan kewirausahaan, maka dapat
dirumuskan pengertian perilaku kewirausahaan yaitu, aktivitas-aktivitas atau
kegiatan-kegiatan dari seorang wirausaha yang diantaranya dibina oleh beberapa
ciri utama yaitu, percaya diri, berorientasi tugas dan hasil, berani menggung
resiko, kepemimpinan, kedisipilan, dan berorientasi ke masa depan.
2.1.1.2 Faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan wirausaha
Keberhasilan atau kegagalan wirausaha sangat tergantung pada
kemampuan pribadi wirausaha. Berikut beberapa faktor yang meyebabkan
wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya yang di kemukakan oleh
Zimmener dalam Suryana (2003 44-45), antara lain:
1. Tidak kompeten dalam menajerial. Tidak kompeten atau tidak
memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan
2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan teknik, kemampuan
memvisualisasikan usaha, kemampuan mengkoordinasikan,
keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi usaha.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil
dengan baik faktor yang utama dalam keuangan adalah memerihara aliran
kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan
dalam memelihara aliran kas akan menghambat operesional perusahaan
dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu
kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan
dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan
faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis
dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan
efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibtkan
penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
7. Sikap yang kurang sunguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang
setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,
kemungkinan gagal menjadi besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan atau transisi
perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan
dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan
perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
2.1.1.3 Keuntungan dan kerugian berwirausaha
Peggy Lambing dan Charles L. Kuehi dalam Yanti maemunah (2004:33)
mengemukakan keuntungan dan kerugian kewirausahaan adalah sebagai berikut:
1. Keuntungan kewirausahaan
Otonomi Pengelolaan yang bebas dan tidak terikat membuat
wirausaha menjadi seorang “bos” yang penuh kepuasan.
Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi. Tantangan awal atau
perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal menggembirakan.
Peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat
menghasilakan keuntungan sangat memotivasi wirausaha.
Kontrol financial. Bebas dalam mengelola keuangan, dan merasa
kekayaan sebagai milik sendiri.
2. Kerugian Kewirausahaan
Pengorbanan personal. Pada awalnya wirausaha harus bekerja
dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk
kepentingan keluarga, rekreasi. Hampir semua waktu dihabiskan
Beban tanggung jawab. Wirausaha harus mengelola semua fungsi
bisnis, baik pemasaran, keuangan, personil maupun pengadaan dan
pelatihan.
Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal. Karena
wirausaha menggunakan keuangan yang kecil dan keuangan milik
sendiri, maka margin laba/keuntungan yang diperoleh akan relative
kecil dan kemungkinan gagal juga ada.
2.1.1.4 Karakteristik Kewirausahaan
Pada tahap awal berdirinya suatu perusahaan, selain dibutuhkan
tersedianya sumber daya atau faktor-faktor produksi juga diperlukan adanya jiwa
kewirausahaan yang tangguh dari pengelolanya. Kewirausahaan merupakan suatu
profesi yang timbul karena interaksi antara ilmu pengetahuan yang diperoleh dari
pendidikan formal dengan seni yang dapat diperoleh dari suatu rangkain kerja
yang diberikan dalam praktek.
Oleh karena itu sering wirausaha melakukan kegiatan mengorganisasikan
berbagai faktor produksi, sehingga menjadi suatu kegiatan ekonomi yang
menghasilkan profit yang merupakan balas jasa atas kesediaannya mengambil
Menurut Panji Anoraga dalam Suryana (2003 : 13) ciri ciri kepribadian
seorang wirausaha adalah sebagai berikut :
1. Memiliki cita-cita dan kemudian berusaha mewujudkan ciri-ciri
tersebut.
2. Berani menanggung resiko.
3. Mau dan suka bekerja keras.
4. Memiliki semangat kerja yang tinggi dan tidak mudah putus asa.
5. Memiliki rasa percaya diri yang kuat.
6. Memiliki keterampilan untuk memimpin orang lain.
7. Memiliki daya kreativitas yang tinggi.
Banyak ahli yang mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan
konsep yang berbeda – beda, salah satunya menurut Geoffrey G.Meredith
Tabel 2.1
Ciri – ciri dan watak kewirausahaan
Ciri – ciri Watak
Percaya Diri Keyakinan, Ketidak tergantungan,
Individualistik dan Optimisme
Berorientasi pada tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi,
berorientasi laba, ketekunan dan
ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan yang kuat
Pengambilan resiko dan tantangan Kemampuan untuk mengambil resiko
yang wajar
Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul
dengan orang lain, menanggapi saran –
saran dan kritik
Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel
Berorientasi ke masa depan Pandangan ke depan, perspektif
Sumber: Geoffrey G. teori dan praktek, ed.sh. Meredith (2005), et.al. kewirausahaan : 5-6
Ahli lain seperti M.Scarborough dan Thomas W.Zimmerer (1993:6-7)
dalam Suryana (2003-14) mengemukakan tujuh karakteristik, yang meliputi :
1. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggungjawab atas
usaha-usaha yang dilakukannya. Seorang yang memiliki rasa dan
2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memiliki resiko yang moderat,
artinya ia selalu menghindari resiko, dan yang terlalu rendah maupun
yang terlalu tinggi.
3. Confidence in their ability to succes, yaitu percaya akan kemampuan
dirinya untuk berhasil, desire for immediare feedback, yaitu selalu
menghendaki umpan balik yang segera.
4. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk
mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
5. Future orientation, yaitu berorientasi ke masa depan perspektif, dan
berwawasan jauh ke depan.
6. Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam
mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
7. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi dari
pada uang.
Wirausaha selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya sampai
berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Karena itu ia
selalu tekun, ulet, pantang menyerah sebelum pekerjaannya berhasil. Tindakannya
tidak didasari spekulasi malainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil
resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu,
seorang wirausaha selalu berani mengambil resiko yang moderat, artinya resiko
yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi
resiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong seorang wirausaha
harus nyata atau jelas dan objektif, dan merupakan umpan balik (feed back) bagi
kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimisme yang tinggi karena ada hasil
yang diperoleh, maka selalu dikelola secara proaktif dan dipandang sebagai
sumber daya bukan tujuan akhir.
2.1.1.5 Indikator Perilaku Kewirausahaan
Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam “Entrepreneurship and Small Enterprise Development
Report” (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer
(1993:5) dalam Suryana (2003:16), dikemukakan beberapa karakteristik
kewirausahaan yang berhasil, diantaranya memiliki ciri-ciri “Proaktif, Berorientasi pada prestasi dan Komitmen pada orang lain”
1. Bersikap Proaktif
Berinisiatif dan tegas dalam melaksanakan tugas.
2. Orientasi prestasi
Tercermin dalam pandangan dan bertindak terhadap peluang, orientasi
efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan dan mengutamakan
monitoring.
3. Komitmen pada orang lain
2.1.2 Kemampuan Manajerial
Kemampuan manajerial menurut Winardi, (1995:4) dalam Dodi
Setyanusa, (2009), menyatakan bahwa “Kemampuan manajerial adalah
kesanggupan mengambil tindakan – tindakan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan”.
Sedangkan menurut B.S Wibowo, (2002:14) menyatakan bahwa:
“Kalau kita ingin sukses, maka kita harus memiliki keterampilan
manajerial diantaranya energi spiritual, keterampilan emosional, kekuatan
intelektual, kualitas fisik dan penguasaan teknologi terapan”.
2.1.2.1 Pengertian Manajerial
Manajerial adalah penerapan teori ekonomi dan perangkat analisis ilmu
keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi dapat mencapai tujuan
atau maksudnya dengan cara yang efisien.
Manajerial berasal dari kata manager yang berati pimpinan. Menurut
Fattah (1999:13) menjelaskan bahwa praktek manajerial adalah kegiatan yang di
lakukan oleh manajer. Selanjutnya Siagian (1996:63) mengemukakan bahwa “
2.1.2.2 Indikator Kemampuan Manajerial
Indikator Kemampuan manajerial sesuai dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Winardi, 1995:4, (Dodi Setyanusa, 2009) yang menyatakan, “Kemampuan manajerial adalah kesanggupan mengambil tindakan – tindakan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan yang dilakukan untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Perencanaan: fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan
memilih tujuan – tujuan, kebijakansanaan – kebijaksanaan,
prosedur – prosedur, dan program – program dari alternatif –
alternatif yang ada.
Pengorganisasian: suatu proses penentuan, pengelompokan dan
pengaturan bermacam – macam aktivitas yang diperlukan untuk
mencapai tujuan, menempatkan orang – orang pada setiap aktivitas
ini, menyediakan alat – alat yang diperlukan, menetapkan
wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu
yang akan melakukan aktivitas – aktivitas tersebut.
Pelaksanaan: suatu kegiatan yang dilakukan oleh manajer untuk
membimbing, mengarahkan, dan mengatur segala kegiatan
karyawan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan suatu
kegiatan usaha, dengan demikian seorang manajer harus mampu
mengerti akan hubungan pribadi dan aktivitas kelompok dalam
menyelesaikan pekerjaannya.
Pengawasan: Aktivitas pengendalian merupakan proses untuk
menjamin bahwa tujuan perusahaan akan tercapai. Pengendalian
pada hakekatnya merupakan usaha memberikan petunjuk para
pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana.
Adapun fungsi manajemen yang digunakan oleh para usaha di antaranya
perencanaan, pengambilan keputusan, penganggaran, pengorganisasian,
pengkoordinasian, serta pengawasan.
2.1.3 Kinerja Usaha
Setiap organisasi baik besar maupun kecil, baik yang berorientasi profit
maupun tidak, termasuk organisasi Pemerintah akan berusaha semaksimal
mungkin untuk mencapai kinerja yang optimal dalam rangka pencapai tujuan
perusahaan.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia kinerja adalah sesuatu yang
dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja. Kinerja merupakan
serangkaian kegiatan manajemen yang memberikan gambaran sejauh mana hasil
yang sudah dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam
akuntabilitas publik baik berupa keberhasilan maupun kekurangan yang terjadi .
Ranto (2007:19). Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata
dasar "kerja" yang menterjemahkan kata dari bahasa asing prestasi. Bisa pula
Jenis kinerja dapat diklasifikasikan sebagai kinerja manusia, kinerja mesin
dan kinerja organisasi di mana hasil kegiatan dilaksanakan secara efisien dan
efektif.. Dalam menilai kinerja yang efektif dapat mempengaruhi dua hal yaitu
produktivitas dan kualitas kerja yang dapat dinilai dengan melakukan langkah –
langkah:
mendefinisikan pekerjaan. menilai kinerja.
memberikan umpan balik dan adanya akuntabilitas yang jelas.
Dessler (Ranto, 2007:19)
Menurut Kotter dan Hesket (Ranto, 2007:19) jenis kinerja terdiri dari dua
yaitu:
1. kinerja ekonomis, menghasilkan etos kerja yang kuat dan berkualitas.
2. kinerja unggul, menghasilkan produk unggulan.
Kinerja usaha para pengusaha adalah serangkaian capaian hasil kerja
dalam melakukan kegiatan usaha, baik dalam pengembangan produktivitas
maupun kesuksesan dalam hal pemasaran, sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya. Kinerja usaha yaitu semangat kerja, kualitas kerja, produk unggulan,
dan keberhasilan usaha yang mempunyai hubungan signifikan terhadap kinerja
pengusaha.
Kinerja UsahamenurutCampbell, et. al (dalam Cascio, 1998) dalam jurnal
I Gusti Putu Daya (2012) menyatakan bahwa kinerja sebagai sesuatu yang
Beberapa difinisi tentang kinerja adalah sebagai berikut: (a) Kane & Kane
(1993), Inovasi dan Kewirausahaan, Vol. 1, No. 1 Januari 2011 68.
Bernardin & Russell (1998), Cascio (1998), kinerja adalah catatan
mengenai akibat-akibat yang dihasilkan pada sebuah fungsi pekerjaan atau
aktifitas selama periode tertentu yang berhubungan dengan tujuan organisasi; (b)
Miner (1992), kinerja merupakan suatu yang lazim digunakan untuk memantau
produktifitas kerja sumber daya manusia baik yang berorientasi produksi barang,
jasa maupun pelayanan; (c) Mc Cloy et. al, Schultz, Cherington, Motowidlo &
Van Scotter (1994), mengatakan bahwa kinerja juga bisa berarti perilaku- perilaku
atau tindakan-tindakan yang relevan terhadap tercapainya tujuan organisasi (
goal-relevant action); (d) Menurut Welbourne et. al, (1998) dalam Rotundo & Sackett
(2002), kinerja tugas merupakan peran pekerjaan yang digambarkan dalam bentuk
kualitas dan kuantitas hasil dari pekerjaan tersebut. (e) Ratundo & Sackett (2002),
mendefinisikan bahwa kinerja merupakan semua tindakan atau perilaku yang
dikontrol oleh individu dan memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan
dari organisasi. Ada 3 (tiga) komponen besar dari kinerja, yaitu: (a) kinerja tugas
(task performance); (b) kinerja keanggotaan (citizenship performance); dan (c)
kinerja kontra produktif (counter productive performance).
Para peneliti menganjurkan pertumbuan penjualan (Sales growth),
pertumbuhan tenaga kerja (Employment growth), pertumbuhan pendapatan
(In-come growth) dan pertumbuhan pangsa pasar (Market share growth) sebagai
pengukuran kinerja perusahaan kecil yang paling penting (Kim & Choi, 1994; Lee
Hal ini juga didasarkan pada argumentasi bahwa pertumbuhan adalah
indikator yang lebih tepat dan mudah diperoleh dibandingkan dengan indikator
kinerja keuangan. Pendapat alternatif lain adalah bahwa kinerja bersifat
multidimensional dan oleh karena itu hal ini berguna untuk mengintegrasikan
dimensi yang berbeda dari kinerja dalam suatu studi empiris (Lumkin dan
Dess,1996).
Menurut Rivai (2005) mendefinisikan Kinerja sebagai berikut : ”Kinerja
adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu
kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan ”.
Menurut Soeprihanto (2001) mendefinisikan Kinerja sebagai berikut : ”Kinerja adalah hasil kerja pelaku usaha selama periode tertentu dibandingkan
dengan berbagai standar target / sasaran atau kriteria yang telah disepakati bersama”.
Menurut Mathis dan Jackson (2002) mendefinisikan Kinerja sebagai berikut : ”Kinerja adalah apa yang dilakukan pelaku usaha, sehingga ada yang
mempengaruhi kombinasi pelaku usaha organisasi antara lain Kuantitas output,
Kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di tempat kerja, dan sikap
kooperatif ”.
Maluyu S.P. Hasibuan (2006:94) mengemukakan “(prestasi kerja) adalah
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu”.
Bernardin and Russel (Sudarmanto, 2009:12) menyatakan, “kinerja
didefinisikan sebagai hasil yang dapat dari fungsi pekerjaan atau aktivitas tertentu dalam jangka waktu tertentu.”
2.1.3.1 Indikator Kinerja Usaha
Indikator kinerja usaha menurut Hadjimonalis (2000) adalah sebagai
berikut:
1. Pertumbuhan penjualan
2. Pertumbuhan pendapatan
3. Pertumbuhan pangsa pasar
2.1.4 Penelitian terdahulu
Tabel 2.2
Hasil penelitian terdahulu
No Peneliti Judul Hasil penelitian Perbedaan Persamaan
Sulawesi Selatan
pada Pusat
Setiap pengusaha bertujuan untuk berhasil dalam usahanya yang
memungkinkan keberhasilan mendorong pengusaha untuk memperbarui semangat
dalam berusaha dan mencapai kinerja usaha yang maksimal. Kinerja usaha adalah
ukuran bagi pengusaha dalam menentukan prestasi dan dilihat dari pertumbuhan
penjualan, pertumbuhan modal, pertumbuhan tenaga kerja dan pertumbuhan
pasar. Dalam mencapai kinerja usaha yang maksimal diperlukan faktor pendorong
dalam diri pengusaha, salah satunya yaitu dengan perilaku kewirausahaan serta
kemampuan manajerial.
Menurut Buchari Alma (2006:4), ada beberapa keuntungan yang
Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikendalikan sendiri.
Terbuka peluang untuk mendemontrasikan kemampuan serta potensi seseorang secara penuh.
Terbuka peluang memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal.
Terbuka peluang membantu masyarakat dengan usaha – usaha konkrit.
Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.
Perilaku kewirausahaan mempunyai ciri yang dominan yakni rasa percaya
diri dan kemampuan yang lebih baik dari teman seperkerjaan ataupun atasan,
mereka memerlukan kebebasan untuk memilih dan bertindak menurut
presepsinya. Mahmud Machfoedz (2004:5)
Kemampuan manajerial memang sangat diperlukan guna meningkatkan
kinerja usaha, selain itu motivasi juga sangat diperlukan guna memacu keinginan
para pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Pembinaan ini bertujuan untuk
memotivasi agar dapat mengembangkan usahanya, selain itu bertujuan pula
memberikan arahan tentang pentingnya manajerial agar kinerja mampu mengelola
usahanya tersebut sehingga diharapkan usaha sentra industry rajut binong jati
akan bertambah maju.
Perilaku kewirausahaan yang tinggi serta kemampuan manajerial yang
baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja usaha, dimana dengan semakin
meningkatnya kinerja usaha dan kesejahteraan kinerja diharapkan akan dapat
memotivasi kinerja untuk atau merencanakan usaha sesuai kemampuan yang di
miliki, sehingga akan dapat meningkatkan peluang kerja di sektor informal yang
2.2.1 Hubungan Perilaku Kewirausahaan dengan Kinerja Usaha
Menurut Glancey dalam Sony Heru Priyanto (2009:73) Wirausaha yang
memiliki kemampuan mengambil keputusan yang superior akan dapat
meningkatkan performansi usaha seperti peningkatan profit dan petumbuhan
usaha. Sedangkan menurut Herri (2003) Kewirausahaan mempunyai pengaruh
positif terhadap kinerja usaha dan kewirausahaan sendiri mempunyai dampak
pertumbuhan usaha.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas penulis menyimpulkan bahwa
perilaku keriwausahaan itu berhubungan dan berperanguh terhadap kinerja usaha.
Maka para pelaku usaha dapat menentukan jenis usahanya yang tentunya
didukung dengan perilaku kewirausahaan.
2.2.2 Hubungan Kemampuan Manajerial dengan Kinerja Usaha
Menurut Erliah (2007:49) mengatakan bahwa “Suatu usaha dikatakan
berhasil di dalam usahanya apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut
mengalami peningkatan baik dalam permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan”
Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan manajerial berkaitan terhadap
kinerja suatu usaha. Dan usaha itu dapat dikatakan berhasil jika mengalami
peningkatan yang baik dalam permodalan, skala usah, hasil atau laba maupun
2.2.3 Hubungan Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial
Terhadap Kinerja Usaha
Menurut Dana (2001) Pemerintah Indonesia melalui Kementerian
Perindustrian melakukan pembinaan dan pengembangan industri kecil
memberikan bantuan tanpa modal dengan memberikan pelatihan dan bantuan
teknis. Secara empiris terdapat hubungan antara peranan pemerintah terhadap
kinerja dan kewirausahaan, hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Farrel (1992), Kroon dan Moolman (1992), Westhead dan Storey (1996),
Chowdhury (2007). Penelitian yang dilakukan oleh Farrel (1992), Kroon dan
Moolman (1992), Westhead dan Storey (1996), Chowdhury (2007), mengkaitkan
peran pemerintah terhadap kewirausahaan, dan A. Ucbasaran (2004 mengkaitkan
kewirausahaan dengan kinerja. Collin (2002) yang dikutip dari jurnal Yohanes
Rante (2011, 1:17) dalam Entrepreneurship Resistence to Change and Growth in
Small Firms (USA), menyatakan bahwa perilaku kewirausahaan harus belajar dari
pengalaman usaha, ketidakpastian membuat wirausaha harus selalu
memperhitungkan resiko bagi kegiatannya, karakteristiknya memiliki pengaruh
yang positif terhadap kemampuan usaha bagi wirausahaan.
Kemampuan manajerial memang sangat diperlukan guna meningkatkan
kinerja usaha, selain itu juga sangat diperlukan guna memacu keinginan para
pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Pembinaan ini bertujuan untuk
memotivasi agar dapat mengembangkan usahanya, selain itu bertujuan pula
usahanya tersebut sehingga diharapkan usaha sentra industri rajut binong jati akan
bertambah maju ( Siagain, 2004:10 )
Seseorang yang memiliki kewirausahaan tinggi dan digabung dengan
kemampuan manajerial yang memadai akan menyebabkan dia sukses dalam
usahanya (Priyanto, 2006).
Zimmerer dan Scarborough dikutip oleh Benecdicta Prihatin, dalam Suryana
(2003:52). dalam (Dodi Setyanusa, 2009)
Kinerja Usaha (Y)
1. Pertumbuhan penjualan 2. Pertumbuhan
pendapatan
3. Pertumbuhan pangsa pasar
2.3 Hipotesis
Menurut Umi Narimawati (2007 : 73)
“Hipotesis dapat dikatakan sebagai pendugaan sementara mengenai
hubungan agar variabel yang akan di uji kebenarannya. Karena sifatnya dugaan,
maka hipotesis hendaknya mengandung implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian hubungan dinyatakan”.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : Hipotesis Utama
Terdapat Perilaku Kewirausahaan dan Kemampuan Manajerial
terhadap Kinerja usaha. Sub Hipotesis
1. Terdapat pengaruh Perilaku Kewirausahaan terhadap Kinerja
usaha.
2. Terdapat pengaruh Kemampuan Manajerial terhadap Kinerja
45 3.1. Objek Penelitian
Penelitian dilakukan kepada para Pengrajin Sentra Industri Rajut Binong
Jati, Bandung. Adapun variabel-variabel yang akan diteliti adalah Perilaku
Kewirausahaan sebagai variabel X1 dan Kemampuan Manajerial sebagai variabel
X2, serta Kinerja usaha sebagai variabel Y.
Menurut Husein Umar dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan
Linna Ismawati (2010: 29) mengemukakan bahwa “Objek penelitian menjelaskan
tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan
penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.
3.2. Metode Penelitian
Menurut Umi Narimawati dalam Umi narimawati, Sri Dewi Anggadini,
dan Linna Ismawati (2010:29), Metode penelitian merupakan cara penelitian
yang digunakan untuk mendapatkan data dan untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan
verifikatif. Menurut Sugiyono (2005:21) dalam Umi narimawati, Sri Dewi
anggadini, dan Linna ismawati (2010:29) “Metode Deskriptif adalah metode
metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) dalam Umi narimawati, Sri dewi
anggadini dan Linna ismawati (2010:29) menyatakan bahwa “Metode Verifikatif
yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara
dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan
mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.
Sesuai dengan hipotesis yang diajukan, dalam penelitian akan digunakan
telaah statistika yang cocok, untuk itu dalam analisis menggunakan analisis
regresi linier berganda.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan
penelitian, menurut Moh. Nasir (2005:84) dalam Umi Narimawati, Sri dewi
anggadini, dan Linna ismawati (2010:30) menyatakan bahwa desain penelitian
adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian.
Langkah-langkah desain penelitian menurut Umi Narimawati, Sri Dewi
Anggadini, Linna Ismawati (2010:30) adalah:
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penelitian,
selanjutnya menetapkan judul penelitian;
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi;
4. Menetapkan tujuan penelitian;
5. Menetapkan hipotesis penelitian, berdasarkan fenomena dan
dukungan teori;
6. Menetapkan konsep variabel penelitian yang digunakan.
7. Menetapkan sumber data,teknik penentuan sampel dan teknik
pengumpulan data.
8. Melakukan analisis data.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan desain dari
penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tujuan Penelitian
Desain Penelitian Jenis
Penelitian
Metode yang digunakan Unit analisis Time horizon
Tujuan – 1 Descriptive Descriptive dan Survey Pengrajin Cross Sectional
Tujuan – 2 Descriptive Descriptive dan Survey Pengrajin Cross Sectional
Tujuan – 3 Descriptive Descriptive dan Survey Pengrajin Cross Sectional
Tujuan – 4,5,6
Descriptive &
Verifikatif
Descriptive dan
Explanatory Survey
Pengrajin Cross Sectional
Sumber: Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, Linna Ismawati (2010:31)
3.2.2 Operasional Variabel
Operasionalisasi Varibel menurut Nur Indrianto (2002:69) dalam Umi
Narimawati, Sri Dewi anggadini dan Linna ismawati (2010:31) sebagai berikut: “Penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi
operasional menjelaskan cara tertentu dapat digunakan oleh penelitian dalam
mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi penelitian yang
lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator,
serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga
pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai
dengan judul penelitian.
Dalam penelitian penulis pengaruh perilaku kewirausahaan dan
kemampuan manajerial terhadap kinerja usaha para pengrajin Sentra Industri
Rajut Binong Jati Bandung, dengan variabel-variabel yang diteliti dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Variabel bebas/independent (variabel X)
Menurut Sugiyono (2008:59) Variabel bebas adalah merupakan variabel
yang dapat mempengaruhi variabel yang lain atau yang menjadi sebab timbulnya
variabel terikat. Variabel bebas dipilih peneliti untuk menentukan hubungannya
dengan suatu gejala yang diobsevasi. Dalam hal ini variabel bebas yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti adalah perilaku kewirausahaan dan kemampuan
manajerial.
2. Variabel tidak bebas/ dependent (variabel Y)
Menurut Sugiyono (2008:59) variabel terikat adalah merupakan variabel
yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, dalam hal ini
variabel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti adalah kinerja usaha.
Untuk lebih jelas akan diuraikan secara jelas mengenai variabel-variabel
Perilaku kewirausahaan sebagai variabel independen (bebas) dengan
notasi X1, Variabel independen adalah suatu variable bebas, dimana
keberadaannya tidak dipengaruhi variabel lain, variabel ini meupakan
faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya.
Kemampuan manajerial sebagai variabel independen (bebas) dengan
notasi X2, Variabel independen adalah suatu variabel bebas, dimana
keberadaannya tidak dipengaruhi variabel lain, variabel ini meupakan
faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya.
Kinerja usaha sebagai variabel independen (terikat) dengan notasi Y.
Variabel independen adalah suatu variabel terikat, dimana dipengaruhi
Agar lebih jelas tentang operasional variabel penelitian ini dapat dilihat
dalam table 3.2. sebagai berikut :
Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Konsep
Variabel
Indikator Ukuran Skala
Perilaku
1. Bersikap Proaktif 1. Tingkat bersikap 2. Orientasi Prestasi 1. Tingkat
orientasi
Winardi, 2. Pengorganisasian 1. Tingkat
melakukan 3. Pelaksanaan 1. Tingkat
melakukan 4. Pengawasan 1. Tingkat
3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data (Primer dan Sekunder)
Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer
Data yang diambil secara langsung dari objek penelitian. Menurut
Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini, dan
Linna ismawati (2010:37) mengemukakan bahwa data primer adalah “Sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data”.
Menggunakan data primer karena peneliti mengumpulkan sendiri
data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang
akan diteliti. Dalam penelitian ini data primer yang diambil langsung dari
ketua Koperasi Sentra Industri Rajutan Binong Jati Bandung.
2. Data Sekunder
Data yang secara tidak langsung diperoleh oleh peneliti guna mendukung
data yang sudah ada sehingga lebih lengkap adalah tergolong dalam data
sekunder. Menurut Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati, Sri
Dewi Anggadini, dan Linna ismawati (2010:37) mengemukakan bahwa
data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Menggunakan data sekunder, karena peneliti
mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu
informasi mengenai data-data terkait dengan Sentra Industri Rajut Binong
Jati Bandung, berbagai literatur, situs internet, buku-buku dan catatan yang
3.2.3.2 Teknik Penentuan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penyusunan
penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui
populasi dan sampel.
3.2.3.3 Populasi
Populasi adalah objek atau subjek informasi yang ditetapkan oleh peneliti,
sebagai unit analisis peneliti. (Umi Narimawati, 2008:161). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh yang telah terdaftar pada koperasi sentra Industri
Rajutan Binong Jati Bandung, tercatat seluruhnya berjumlah 200 pengrajin.
Karena jumlah total jumlah pengrajin sangat tidak terjangkau secara keseluruhan
oleh peneliti, maka dalam hal ini peneliti memilih menggunakan random
sampling. Semua populasi berkesempatan untuk diambil sebagai sampel dengan
cara acak.
Tabel 3.3 Jumlah Populasi
Pengrajin Jumlah
Sentra Rajut Binong jati 139 orang
3.2.3.4 Sampel
Sampel merupakan sub dari seperangkat elemen yang dipilih untuk
dipelajari. (Jonathan Sarwono, 2006:111). Sampel juga bisa diartikan sebagai
elemen-elemen (bagian) populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode sample random sampling yaitu berdasarkan jumlah
pengrajin di sentra industri rajut binong jati Bandung. Dikatakan Sample random
sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, cara demikian bila
anggota populasi dianggap homogen.
Metode penarikan sampel yang digunakan mengacu pada pendekatan
slovin, pendekatan ini menggunakan rumus:
Keterangan:
n: Jumlah Sampel
N: Jumalah Populasi
e: Batas kesalahan yang di toleransi (1%, 5%, 10%)
n = 63.66667 = 64 (sampel minimal)
Jumlah sampel minimal yang diteliti adalah 64 orang.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data (Observasi, kuesioner, wawancara,
dokumentasi)
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
1. Studi Lapangan / Field Reseach, yaitu suatu studi pengumpulan data
yang bertujuan untuk memperolaeh informasi data dari objek
lapangan. Antara lain:
a. Observasi (pengamatan langsung), yaitu penelitian yang dilakukan
dengan mengamati kegiatan perusahaan atau organisasi yang
berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti.
b. Kuesioner, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan data berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
kepada responden terutama yang berhubungan dengan variabel -
variabel yang diteliti.
c. Wawancara, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara
mengumpulan data melalui Tanya jawab secar langsung dengan
semua pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti untuk
memperoleh data yang diperlukan.
2. Studi kepustakaan (Library Reseach), yaitu penelitian yang dilakukan
majalah, internet, dan berbagai sumber lainnya yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti.
a. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data sekunder (yang dilakukan dengan
mencatat dokumen-dokumen yang berhubungan dengan variabel
penelitian). Penelitian dilakukan dengan mencari dan
mengumpulan data yang diperlukan dari berbagai buku, jurnal,
catatan-catatan, gambar-gambar dan literatur yang berhubungan
dengan penyusunan skripsi ini. Adapun tujuan dari metodologi ini
adalah untuk deskripsi, gambaran secara sistematis akurat, faktual
mengenai hal-hal yang diteliti.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan kuesioner sebagai data
penelitian. Sebelum kuesioner atau instrumen penelitian disebarkan kepada
responden terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Pengujian
validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya alat ukur yang digunakan,
sedangkan pengujian reliabilitas untuk menunjukan sejauh mana alat ukur dapat
dipercaya.
3.2.4.1 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2009:173) tentang validitas adalah :
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang
dirancang dalam bentuk kuesioner benar-benar dapat menjalankan fungsinya.
Seperti telah dijelaskan pada metodologi penelitian bahwa untuk menguji valid
tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika, yaitu melalui
nilai koefisien korelasi skor butir pernyataan dengan skor totalnya. Apabila
koefisien korelasi butir pernyataan dengan skor total item lainnya > 0,30 maka
pernyataan tersebut dinyatakan valid. Adapun dalam penelitian ini menggunakan
korelasi person dengan rumus sebagai berikut:
Dimana:
r: Koefisien korelasi person
x: Skor item pertanyaan
y: Skor total item pertanyaan
Untuk mengetahui keberartian r (Koefisien korelasi person) dilakukan uji t
dengan rumus sebagai berikut:
Dimana:
n: Urutan sampel
r: Koefisien korelasi person
Apabila r lebih besar atau sama dengan 0,30, maka item tersebut
dinyatakan valid. Hal ini berarti, instrumen penelitian tersebut memiliki derajat
ketepatan dalam mengukur variabel penelitian, dan layak digunakan dalam
pengujian hipotesis penelitian. tetapi apabila rs lebih kecil dari 0,30, maka
itemtersebut dinyatakan tidak valid, dan tidak akan diikutsertakan dalam
pengujian hipotesis berikutnya atau instrumen tersebut dihilangkan dari
pengukuran variabel.
3.2.4.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur, alat ukur itu mempunyai
reabilitas tinggi jika alat ukur dapat dipercaya dan stabil. Adapun metode yang
digunakan untuk menguji reabilitas dalam penelitian ini adalah split half method.
Yaitu menghitung reabilitas dengan cara memberikan test pada sejumlah subjek
dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar
(berdasarkan pemilihan genap ganjil). Adapun prosedur kerjanya adalah sebagai
1. Membagi item kedalam dua kelompok secara acak.
2. Menjumlahkan skor masing-masing kelompok sehinga terdapat skor total
untuk masing-masing kelompok.
3. Mengkorelasikan skor total kelompok I dan kelompok II dengan rumus
sebagai berikut:
Dimana:
Ґ1= Reabilitas internal seluruh item
Ґb= Korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua.
Untuk melihat andal tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara
statistika, yaitu melalui koefisien reliabilitas. Apabila koefisien reliabilitas lebih
besar dari 0.70 maka secara keseluruhan pernyataan dinyatakan andal (reliabel).
3.2.4.3Uji MSI (Method of Successive Interval)
Oleh karena data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal,
sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk
memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan skala pengukurannya menjadi skala
interval “Method of Successive Interval” Hays dalam Umi Narimawati Dkk.
(2010:47), dengan rumus sebagai berikut:
1. Mengelola data ordinal menjadi interval dengan interval yang berurutan
untuk variabel bebas terikat. Adapaun langkah-langkah untuk melakukan
a. Mengambil data ordinal hasil kuesioner.
b. Untuk setiap pertanyaan, hitung proporsi jawaban untuk dihitung
proporsi kumulatifnya.
c. Menghitung nilai Z (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi
kumulatif. Untuk data >30 dianggap mendekati luas daerah dibawah
kurva normal.
d. Menghitung nilai densitas setiap proporsi kumulatif dengan
memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal.
e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method of Successive Interval
Dimana:
Mean of Interval : Rata-rata interval.
Density at Lower Limit : Kepadatan batas bawah.
Density at Upper Limit : Kepadatan batas atas.
Area Under Upper Limit : Daerah dibawah batas atas.
Area Under Lower Limit : Daerah dibawah batas bawah.
f. Menentukan nilai transformasi (nilai skala untuk interval) dengan
menggunakan rumus :
2. Menentukan struktur hubungan antar variabel berdasarkan pada diagram
pemikiran.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis
3.2.5.1 Rancangan Analisis
Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyususun secara
sistematis data yang telah diperoleh dari hasil pengumpulan data dengan
mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyususn kedalam pola, memilih mana yang penting dan
akan dipelajari, serta membuat kesimpulan. Rancangan analisis ini menggunakan
analisis data deskriptif dan verifikatif.
Pada penelitian ini digunakan melalui metoda deskriptif dan verifikatif.
Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan tentang perilaku
kewirausahaan dan orientasi prestasi, serta kinerja perusahaan itu sendiri.
1. Analisis Deskriptif (Kualitatif)
Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana
pengaruh perilaku kewirausahaan dan kemampuan manajerial serta kinerja usaha
para pengrajin Sentra Industri Rajut Binong Jati Bandung. Analisis ini
menggambarkan skor aktual yaitu jawaban seluruh responden atau kuesioner yang
telah diajukan. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi semua responden
diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Rumus yang digunakan:
a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah
diajukan.
b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden
diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.
Penjelasan bobot nilai skor aktual sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kategori Skor
No %Jumlah Skor Kriteria
1 20.00% - 36.00% Tidak Baik
2 36.01% - 52.00% Kurang Baik
3 52.01% - 68.00% Cukup
4 68.01% - 84.00% Baik
5 84.01% - 100% Sangat Baik
Sumber: Umi Narimawati Dkk. (2010:46)
2. Analisis Verifikatif (Kuantitatif)
Untuk menganalisis verifikatif digunakan skala Likert, dengan
memberikan nilai 5-4-3-2-1 untuk jenis pertanyaan positif dikuesioner. Penilaian
terhadap skor yang didapat dihitung dengan cara:
a. Mengolah data dan menghitung frekuensi dan persentasinya.
b. Persentasi yang didapat merupakan indikator pasangan variabel X1,
X2 dan Y.
Selanjutnya untuk mengolah data-data tersebut peneliti menggunakan
beberapa metode antara lain :
a. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh
beberapa variabel bebas atau independen variabel (X) terhadap satu variabel tidak
bebas atau dependen variabel (Y) secara bersama-sama.
Persamaan Regresi Linier Berganda adalah:
Dimana
Y = Variabel Dependen
X1,X2 = Variabel Independen
A = Kostanta
β1, β2 = Koefisien masing – masing faktor
b. Analisis Korelasi
Setelah data terkumpul berhasil diubah menjadi data interval, maka
langkah selanjutnya menghitung keeratan hubungan atau koefisien korelasi antara
variable X dengan variaebel Y yang dilakukan dengan cara menggunakan
perhitungan analisis koefisien korelasi Product moment Method atau dikenal
dengan rumus pearson (Sugiyono, 2009:183), yaitu :
Dimana: -1≤r≤+1
r = Koefisien korelasi
X = Jumlah Hasil Pengamatan Variabel X
Y = Jumlah Hasil Pengamatan Variabel Y
XY = Jumlah dari hasil kali pengamatan variabel X dan variabel Y
X2 = Jumlah dari hasil pengamatan variabel X yang telah dikuadratkan
Y2 = Jumlah dari hasil pengamatan cariabel Y yang telah dikuadratkan
Untuk menginterpretasikan keeratan hubungan, digunakan pedoman seperti yang
tertera pada tabel 3.4 berikut ini
Tabel 3.5
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Keeratan
0,00 - 0,199 Sangat rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2009:184)
Besarnya peranan semua variabel bebas ditunjukan oleh besarnya
koefisien dterminasi (R2). Semakin besar nilai determinasi maka semakin besar
menunjukan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi
variabel terikat. Hasil perhitungan dapat dilihat dengan menggunakan media / alat
bantu SPSS atau secara manual (R2 = SS reg / SStot) dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Kd = r2 x100%
Dimana:
d = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
100% = Pengali yang ditanyakan dalam persentase.
3.2.5.2 Pengujian Hipotesis
Hipotesis didefinisikan sebagai dugaan atas jawaban sementara mengenai
sesuatu masalah yang masih perlu diuji secara empiris, untuk mengetahui apakah
pernyataan (dugaan/ jawaban) itu dapat diterima atau tidak.
Pengujian hipotesis dilakukan melalui dua tahap, yaitu pengujian hipotesis
secara simultan dan parsial.
1. Pengujian Hipotesis secara Simultan / Total (Uji – F)
Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara
simultan terhadap variabel terikat.