BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengetahuan Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan
Menurut Suryana (2013:14) kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses, inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan yang
inovatif demi terciptanya peluang. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk
mengelola sesuatu yang ada dalam diri untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar
lebih optimal (baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup di masa mendatang
(Hendro, 2011: 31). Kewirausahaan adalah disiplin ilmu yang mempelajari
tentangnilai, kemampuan, dari perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan
hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapi
(Sudaryono, 2010:1).
Enam hakikat penting kewirausahaan:
a. Kewirausahaan adalah nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuanm siasat, kiat, proses, dan hasil
bisnis.
b. Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan
c. Kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
atau usaha.
d. Kewirausahaan adalah nilai yang diperlukan untuk memulai dan
mengembangkan usaha.
e. Kewirausahaan adalah proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan
bermanfaat serta bernilai lebih.
f. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan, menghasilkan barang dan jasa
sehingga lebih efisien memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan
menemukan cara untuk memberikan kepuasan kepada konsumen (Sudaryono dkk,
2011:41).
2.1.2.Pengertian Pengetahuan Kewirausahaan
Menurut Kasmir (2009:43) pengetahuan kewirausahaan adalah dasar dari
sumber daya kewirausahaan yang terdapat didalam diri individu.Seorang
wirausaha tidak akan berhasil apabila tidak memiliki pengetahuan, kemampuan,
dan kemauan. Ada kemauan tetapi tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan
tidak akan membuat seseorang menjadi wirausaha yang sukses. Sebaliknya,
menurut Suryana (2003:4) memiliki pengetahuan dan kemampuan tetapi tidak
disertai dengan kemauan, tidak akan membuat wirausaha mencapai kesuksesan.
Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki
kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan. Keterampilan yang harus
dimiliki Suryana (2003) :
a. Managerial skill
b. Conceptual skill
c. Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan
berelasi)
d. Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan
mengambil keputusan)
e. Time managerial skill ( keterampilan mengatur dan menggunakan
waktu).
Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
individu yang langsung berpengaruh pada kinerja, Kinerja bagi wirausaha
merupakan tujuan yang ingin dicapai.
2.1.2.1. Menumbuhkan Pengetahuan Wirausaha
Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki
kompetensi yaitu : seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan
kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan/kegiatan. Keterampilan yang harus
dimiliki :
a. Managerial skill
Managerial skill atau keterampilan manajerial merupakan bekal yang
menjalankan fungsi - fungsi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakkan dan pengawasan agar usaha yang dijalankannya dapat
mencapai tujuan yang diinginkan.Kemampuan menganalisis dan
mengembangkan pasar, kemampuan mengelola sumber daya manusia,
material, uang, fasilitas dan seluruh sumber daya perusahaan
merupakan syarat mutlak untuk menjadi wirausaha sukses.
Secara garis besar ada dua cara untuk menumbuhkan kemampuan
manajerial, yaitu melalui jalur formal dan informal. Jalur formal
misalnya melalui jenjang lembaga pendidikan sekolah menengah
kejuruan bisnis dan manajemen atau melalui pendidikan tinggi
misalnya departemen administrasi niaga atau departemen manajemen
yang tersebar berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta.Jalur informal, misalnya melalui seminar, pelatihan dan
otodidak serta melalui pengalaman.
b. Conceptual skill
Kemampuan untuk merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi usaha
merupakan landasan utama menuju wirausaha sukses.Tidak mudah
memang mendapatkan kemampuan ini. Kita harus ekstra keras belajar
dari berbagai sumber dan terus belajar dari pengalaman sendiri dan
pengalaman orang lain dalam berwirausaha.
c. Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan
berelasi).
Supel, mudah bergaul, simpati dan empati kepada orang lain adalah
usaha. Dengan keterampilan seperti ini, kita akan memiliki banyak
peluang dalam merintis dan mengembangkan usaha. Upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ini misalnya dengan
melatih diri diberbagai organisasi, bergabung dengan klub-klub hobi
dan melatih kepribadian kita agar bertingkah laku mentenangkan bagi
orang lain.
d. Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan
mengambil keputusan).
Sebagai seorang wirausaha, kita seringkali dihadapkan pada kondisi
ketidakpastian.Berbagai permasalahan biasanya bermunculan pada
situasi seperti ini.Wirausaha dituntut untuk mampu menganalisis
situasi dan merumuskan berbagai masalah untuk dicarikan berbagai
alternatif pemecahannya.
Tidak mudah memang memilih alternatif terbaik dari berbagai
alternatif yang ada.Agar tidak salah menentukan alternatif, sebelum
mengambil keputusan, wirausaha harus mampu mengelola informasi
sebagai bahan dasar pengambilan keputusan. Keterampilan
memutuskan dapat kita pelajari dan kita bangun melalui berbagai cara.
Selain pendidikan formal, pendidikan informal melalui pelatihan,
simulasi dan berbagi pengalaman dapat kita peroleh.
e. Time managerial skill ( keterampilan mengatur dan menggunakan
waktu).
Para pakar psikologi mengatakan bahwa salah satu penyebab atau
waktu dan pekerjaan. Ketidakmampuan mengelola waktu membuat
pekerjaan menjadi menumpuk atau tak kunjung selesai sehingga
membuat jiwanya gundah dan tidak tenang.Seorang wirausaha harus
terus belajar mengelola waktu.Keterampilan mengelola waktu dapat
memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan rencana-rencana yang telah
digariskan.
2.1.2.2Dimensi Pengetahuan kewirausahaan
Dimensi keberhasilan usaha adalah :
1. Pengetahuan mengenai usaha yang akan dimasuki/dirintis dan
lingkungan usaha yang ada.
2. Pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab
3. Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri.
4. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis (Suryana,
2006:4).
Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus
dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak
kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau
kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukkan oleh pengetahuan dan
pengalaman usaha (Suryana, 2006:88).
Wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan berkreasi dan
berinovasi. Ia memiliki kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Ia kreatif dan inovatif. Kemampuan itu tercermin di saat memulai usaha baru
mencari peluang, mampu dan berani menanggung resiko, dan mampu
mengembangkan ide serta memanfaatkan sumber daya (Saban, 2013:46).
Terdapat beberapa kemampuan yang harus dimiliki wirausaha (Sudaryono dkk,
2011:64)
a. Self knowledge, memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan dijalankan atau
ditekuni.
b. Imagination, memiliki imajinasi, ide dan perspektf serta tidak mengandalkan
kesuksesan masa lalu.
c. Partical knowledge,memiliki pengetahuan praktis , misalnya pengetahuan
teknik, desain, pemrosesan, pembukuan, administrasi, dan pemasaran.
d. Search skill,kemampuan menemukan, berkreasi dan berimajinasi.
e. Foresight, berpandangan jauh kedepan.
f. Communication skill, kemampuan berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan
dengan orang lain.
2.2. Karakteristik Individu
2.2.1. Pengertian Karakteristik Individu
Setiap manusia mempunyai karakteristik individu yang berbeda-beda
antara yang satu dengan yang lainnya. Di mana dapat dijelaskan oleh beberapa
pendapat dari berbagai ahli sebagai berikut: Rivai (2006:67) menyatakan bahwa
karakteristik individu adalah ciri-ciri khusus, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
Menurut Maslow dalam Gibson et.al. (2000:132), menggambarkan
karakteristik individu yang didefinisikan sebagai orang yang beraktualisasi diri
mengenai:
1. Kemampuan mempersepsi orang dan kejadian-kejadian dengan akurat.
2. Kemampuan melepaskan diri sendiri dari kekalutan kehidupan.
3. Orientasi masalah tugas.
4. Kemampuan untuk memperoleh kepuasan pribadi dari pengembangan pribadi
dalam melakukan suatu hal yang berharga.
5. Kapasitas untuk mencintai dan mengalami kehidupan dengan cara yang sangat
mendalam.
6. Ketertarikan pada tujuan apa yang mereka sedang kerjakan.
7. Kreativitas yang tinggi dalam bekerja.
Dari uraian di atas, terlihat bahwa setiap pemilik usaha bisnis sebagai
individu memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan ini menggambarkan
bahwa karakteristik individu tidak akan sama antara seorang pemilik usaha bisnis
dengan yang lainnya.
Karakteristik pimpinan perusahaan yang meliputi: pendidikan,
kemampuan (keahlian) sangat mempengaruhi pimpinan tersebut dalam membuat
keputusan di samping gaya kepemimpinannya. (Supriono, 1999; Utama,1996;
Dester, 1997; Wahyudi, 1995 dalam Dalimunthe, 2002: 44) Dalam hal-hal di atas,
dapat dikemukakan bahwa yang sangat mempengaruhi kemampuan seorang
individu yakni: pendidikan, jenis kelamin, dan pelatihan.
Mathiue &Zajac, (1990:31) menyatakan bahwa, “Karakteristik
sukubangsa, dan kepribadian.” Robbins (2006:115) menyatakan bahwa,
“Faktor-faktor yang mudah didefinisikandan tersedia, data yang dapat diperoleh sebagian
besar dari informasi yangtersedia dalam berkas personalia seorang pegawai
mengemukakankarakteristik individu meliputi usia, jenis kelamin, status
perkawinan,banyaknya tanggungan dan masa kerja dalam organisasi.”
Siagian (2008:64) menyatakan bahwa, “Karakteristik biografikal (individu) dapat
dilihat dari umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah tanggungan dan masa
kerja.”
2.2.2. Faktor-Faktor Karakteristik Individu
Menurut Ardana (2009:31) karakteristik individu meliputi beberapa hal
yang membedakan antara satu sama lain, yaitu:
1. Ciri Biografis
• Umur
• Jenis Kelamin
• Status Perkawinan
• Masa kerja
2. Kepribadian
3. Persepsi
4. Sikap
2.2.2.1 Ciri Biografis
Menurut Robbins (2008:63), karakteristik biografis, yaitu: Umur, Jenis
Kelamin, dan status perkawinan, sesuatu yang objektif dan mudah diperoleh dari
2.2.2.2 Kepribadian
Kepribadian merupakan perbedaan karakteristik individu. Kepribadian
dapat juga dikatakan kombinasi antara seperangkat fisik dan karakteristik mental
seseorang. Kepribadian dapat dilihat dari perilaku individu, seperti bagaimana
cara seseorang berbicara, bertindak dan melakukan sesuatu.Tampubolon
(2008:28) menyatakan bahwa “Kepribadian adalah gambaran profil seseorang
atau kombinasi dari karakteristik disertai keunikan seseorang secara alamiah yang
berinteraksi dengan lainnya”. Hasibuan (2009:138) menyatakan bahwa
“Kepribadian adalah serangkaian ciri yang relatif tetap dan sebagian besar
dibentuk oleh faktor keturunan, sosial, kebudayaan, dan lingkungan”.
Ada 3 (tiga) faktor yang berpengaruh terhadap kepribadian individu, yaitu:
1. Keturunan
Kepribadian seseorang dibentuk karena faktor orang tua seperti: sifat pemalu,
penakut, pemurung atau sebaliknya.
2. Lingkungan
Kepribadian seseorang banyak disumbangkan oleh lingkungannya seperti:
budaya, norma-norma keluarga, teman dan kelompok sosial lainnya.
3. Situasi
Kepribadian seseorang banyak ditentukan oleh bawaan lahir, lingkungan yang
relatif stabil, akan dapat berubah karena kondisi situasi tertentu yang berubah.
2.2.2.3 Persepsi
Persepsi merupakan proses kognitif yang mencakup penafsiran
objek-objek, simbol-simbol dan orang-orang, dipandang dari sudut pengalaman penting,
orang memberi artinya sendiri terhadap stimuli atau gambaran hasil panca indera,
maka dapat dikatakan bahwa individu yang berbeda “melihat” hal yang sama
dengan cara yang berbeda. Ivancevich et al (2006:116), “Proses dimana seorang
individu memberikan arti pada lingkungan. Hal tersebut melibatkan
pengorganisasian dan penerjemahan berbagai stimulus menjadi suatu pengalaman
psikologis”. Sedangkan, Tampubolon (2008:63), ”Persepsi dapat didefinisikan
sebagai gambaran seseorang tentang sesuatu objek yang menjadi fokus
permasalahan. Persepsi bagi pribadi diri sendiri meliputi sikap, motif, kepentingan
atau minat, pengalaman masa lalu dan pengharapan (ekspektasi). Selain itu faktor
seperti waktu, keadaan/tempat kerja dan keadaan sosial serta decision making juga
turut andil dalam persepsi bagi pribadi diri sendiri.
2.2.2.4 Sikap
Ivancevich et,al (2006:87) Sikap (Attitude) merupakan keadaan mental
yang dipelajari dan diorganisasikan melalui pengalaman, menghasilkan pengaruh
spesifik pada respons seseorang terhadap orang lain, objek, situasi yang
berhubungan. Tampubolon (2008:34) Sikap adalah kesiapan mental untuk
merespon sesuatu, baik yang negatif maupun yang positif. Robbins (2007:93)
adalah pernyataan-pernyataan atau penilaian-penilaian evaluatif berkaitan dengan
obyek, orang, atau peristiwa. Sikap mempunyai tiga komponen utama:
a) Pikiran (Kognisi) dari sikap terdiri dari persepsi, opini, dan keyakinan
individu. Keyakinan seseorang mengenai suatu objek tentang apa yang
telah dilihat atau di ketahuinya, yang memberinya ide tentang karakteristik
objek tersebut. Hal tersebut merujuk pada proses pemikiran dengan
b) Emosi (Afeksi) merupakan komponen emosional dari sikap. Afeksi
merupakan bagian dari sikap yang berhubungan dengan perasaan tertentu
pada orang, kelompok, atau situasi.
c) Perilaku (behavior) adalah suatu maksud untuk berperilaku dengan suatu
cara tertentu, yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap
yang dipengaruhinya.
2.3. Keberhasilan Usaha
2.3.1 Pengertian Keberhasilan Usaha
Noor (2007:397) mengemukakan bahwa “Keberhasilan usaha pada
hakikatnya adalah keberhasilan dari bisnis mencapai tujuannya, suatu bisnis
dikatakan berhasil bila mendapat laba, karena laba adalah tujuan dari seseorang
melakukan bisnis. Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwirausaha tidaklah
identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta
menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga
menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa
membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya
berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun
kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik
maka nilai berusahanya jelas lebih berharga dari pada sebuah organisasi besar
yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.
Menurut Primiana (2009:49) mengemukakan bahwa Keberhasilan usaha
adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan tercapainya
2.3.1.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan dan Kegagalan Usaha
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha
Beberapa diantara perusahaan mampu bertahan dan bahkan berkembang
tetapi sebagian besar mengalami kegagalan. Alasan perusahaan yang bermula
dengan keberhasilan bukan karena pendirinya mempunyai modal besar pada saat
memulai usaha, penyebab suksesnya suatu perusahaan karena dikelola oleh
wirausahawan yang mengetahui apa yang harus dikerjakan.
Wirausahawan pada umumnya percaya bahwa mampu bekerja lebih baik
dari pada orang lain dan akan berusaha keras dengan tanggung jawab penuh.
Sekali tujuan tercapai, mereka akan segera menggantikannya dengan tujuan yang
lebih besar. Wirausahawan mempunyai ciri yang dominan, yakni rasa percaya diri
dan kemampuan yang lebih baik dari pada teman sekerja maupun atasannya.
Wirausahawan memerlukan kebebasan untuk memilih dan bertindak
menurut persepsinya tentang tindakan yang akan membuahkan sukses. Salah satu
seminar Gerald Abraham salah seorang penasehat bisnis pada sebuah firma
hukum, juga pemilik dan direktur sebuah konsultan keuangan di tahun 2006,
berisi tentang menjadi sukses dengan memahami 9 aspek penting sebelum
memulai usaha yaitu :
1) Memahami konsep produk atau jasa secara baik,
2) Membuat visi dan misi bisnis,
3) Perlunya winning, positive dan learning attitude untuk menjadi sukses,
4) Membuat perencanaan dan strategi bisnis yang efektif akan menghindari
5) Pengetahuan dasar manajemen, organisasi dan sistem akan menghindari
usaha daripada risiko manajemen,
6) Optimalisasi sumber daya manusia maka 50% usaha Anda sudah berhasil,
7) Mengapa kreativitas, kepemimpinan dan proses pembuatan keputusan
sangat penting,
8) Pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan pembiayaan
9) Pemasaran, pelayanan dan product brand
Menurut Suryana (2003:44) keberhasilan usaha ditentukan oleh
faktor-faktor berikut :
1. Kemampuan dan kemauan.
2. Memiliki tekad yang kuat dan kerja keras.
3. Ketepatan dan peluang.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan usaha
Zimerrer (2002:23) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan
wirausaha gagal dalam menjalankan usaha baru :
1. Ketidakpastian manajemen.
Lemahnya kemampuan pengambilan keputusan dan kurangnya
pengalaman manajemen merupakan masalah utama dari kegagalan usaha.
2. Kurang pengalaman baik dalam kemampuan teknis,
Kemampuan menvisualkan usaha, mengkordinasikan, kemampuan
mengintergrasikan berbagai kegiatan bisnis menjadi keselurtuhan yang
sinergik, dan keterampikan mengelolah orang–orang dalam organisasi
serta memotivasi mereka untuk meningkatkan tingkat kinerja mereka.
Dua kesalahan keuangan yang sering terjadi diperusahan kecil :
kekurangan modal dan kelemahan dalam kebijakan kredit terhadap
pelanggan.
4. Gagal mengembangkan perencanaan strategis.
Membangun suatu perencanaan strategis memaksa seseorang
wirausahawan untuk menilai secara realistis potensi bisnis yang diusulkan.
5. Pertumbuhan tak terkendali.
Kadang-kadang wirausahawan mendorong pertumbuhan cepat usahanya
hingga melewati kemampuannya dalam mengelola usaha tersebut.
6. Lokasi yang buruk.
Pemilihan lokasi yang tepat untuk usahawan merupakan suatu seni dan
ilmu.
7. Pengendalian persedian yang tidak baik.
Pengendalian persediaan adalah salah satu tanggung jawab manajerial
yang paling sering diabaikan sehingga dapat mengakibatkan kekurangan
pelanggan.
8. Ketidakmampuan membuat transisi.
Pertumbuhan usaha memerlukan perubahan gaya manajemen yang secara
drastis berada dan mengharuskan wirausahawan untuk mendelegasikan
wewenang serta melepaskan pengendalian sehari–hari.
2.3.1.2 Dimensi Keberhasilan Usaha
Dimensi keberhasilan usaha menurut Noor (2007:397) adalah sebagai
1. (Laba/Profitability)
Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih antara
pendapatan dengan biaya.
2. Produktivitas
Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan menentukan besar kecilnya
produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan pada akhirnya
menentukan besar kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya
laba yang diperoleh.
3. Daya Saing
Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut
perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil, bila
dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi
pesaing.
4. Kompetensi
Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan
pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya sehingga dapat
menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.
5. Terbangunnya citra baik
Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal dan trust external.
Trust internal adalah amanah atau trust dari segenap orang yang ada dalam
perusahaan. Sedangkan trust external adalah timbulnya rasa amanah atau percaya
dari segenap stakeholder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah,
2.4.Hubungan Antar Variabel
2.4.1. Hubungan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha
Didunia usaha hari ini pengetahuan kewirausahaan merupakan modal
penting dalam membuat usaha.Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah
mereka yang memiliki kompetensi Menurut Suryana (2003:5) menyatakan :
“Kompetensi diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
individu yang langsung berpengaruh pada kinerja, Kinerja bagi wirausaha
merupakan tujuan yang ingin dicapainya”.
Sehingga ketika pengusaha memiliki pengetahuan kewirausahaan maka
jalan untuk berhasil akan semakin terbuka lebar.Wirausahawan pada umumnya
percaya bahwa mampu bekerja lebih baik dari pada orang lain dan akan berusaha
keras dengan tanggung jawab penuh. Sekali tujuan tercapai, mereka akan segera
menggantikannya dengan tujuan yang lebih besar. Wirausahawan mempunyai ciri
yang dominan, yakni rasa percaya diri dan kemampuan yang lebih baik dari pada
teman sekerja maupun atasannya.
Hal itu yang kelihatannya menjebak banyak wirausahawan yang berbakat
dan cerdas, karena mereka merasa sudah cukup tahu, dan mengabaikan perlunya
menambah pengetahuan.Hal lainnya mungkin juga disebabkan karena pembisnis
tidak mempunyai rasa keberhasilan yang objektif.Dikatakan, orang yang jatuh
cinta terlalu dalam dengan idenya sendiri, cenderung untuk menjadikan anggapan
dan harapan sebagai realitas. Dan itu yang menjadikannya luput menaksir ukuran
pasar yang akan dimasukinya, salah memperkirakan tingkat permintaan, dan
yang bisa menyebabkan kegagalan mendirikan usaha adalah tidak cukup
menjual.Di mana dengan adanya kesibukan membangun keberadaan dan bentuk
usahanya, seorang wirausahawan bisa terlupakan keharusan untuk menjual.
2.4.2 Hubungan Karakteristik Individu Terhadap Keberhasilan Usaha
Karakteristik individu merupakan sumber daya yang terpenting dalam
organisasi adalah sumber daya manusia, orang-orang yang memberikan tenaga,
bakat, kreativitas, dan usaha mereka kepada organisasi agar suatu organisasi dapat
tetap eksistensinya.Setiap manusia memiliki karakteristik individu yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya.Berikut ini beberapa pendapat mengenai
karakteristik individu. Mathiue & Zajac, (1990) menyatakan bahwa, karakteristik
personal (individu) mencakup usia, jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan,
suku bangsa, dan kepribadian. Robbins (2006) menyatakan bahwa, faktor-faktor
yang mudah didefinisikan dan tersedia, data yang dapat diperoleh sebagian besar
dari informasi yang tersedia dalam berkas personalia seorang pegawai
mengemukakan karakteristik individu meliputi usia, jenis kelamin, status
perkawinan, banyaknya tanggungan dan masa kerja dalam organisasi. Siagian
(2008) menyatakan bahwa karakteristik biografikal (individu) dapat dilihat dari
umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah tanggungan dan masa kerja.
Menurut Morrow menyatakan bahwa, komitmen organisasi dipengaruhi
oleh karakter personal (individu) yang mencakup usia, masa kerja, pendidikan dan
jenis kelamin (Prayitno, 2005).
Karakteristik individu yang benar akan membawa pengaruh yang besar
tidaknya sebuah usaha sangat ditentukan oleh sipemilik usaha yang memiliki
karakteristik individu yang mendukung pula.
2.5.Tinjauan Penelitian Terdahulu
Rangkaian penelitian terdahulu diringkas dalam tabel dibawah ini:
Tabel 2.1 Pada Distro yang terdaftar pada l Leadership a Source of
Hasil studi ini menunjukkan
Pengaruh Inovasi dan Kreatifitas terhadap Keberhasilan Usaha (Survey terhadap para pengusaha di Industri Rajut Binong Jati
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inovasi dan kreativitas memiliki hubungan yang kuat terhadap keberhasilan usaha.
8. Hafiddiah,
analisis jalur Hasil penelitian menunjukkan bisnis di produk tekstil
perusahaan di Kabupaten Bandung, baik secara simultan maupun parsial. Sumber: Sumantri,Bayu(2013) ; F, riftha Dalimunthe (2009) ; Noersasongko, Edi (2011); Prayitno (2011); Siagian (2008)
2.6. Kerangka Konseptual Penelitian
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dijelaskan, dapat dikemukakan
bahwa penelitian yang dilakukan dalam disertasi ini ditujukan untuk mengkaji
pengaruh beberapa variabel terhadap variabel lain yang dituangkan dalam suatu
konsep, sehingga konsep merupakan kerangka berfikir yang menjelaskan
keterkaitan antar variabel. Konsep keilmuan diperlukan untuk menentukan tingkat
masalah, pendekatan yang digunakan dan teori yang didapat dari suatu penelitian.
Sedangkan metodologi diperlukan untuk penetapan metode yang digunakan dalam
perumusan, pengukuran dan analisis terhadap konsep variabel-variabel penelitian
sehingga penelitian yang akan dilakukan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Suatu penelitian disebut sebagai penelitian berkonsep apabila diawali,
diproses, dan diakhiri dengan konsep yang jelas. Penelitian yang demikian akan
menampakkan konsep keilmuan yang jelas, sehingga dapat digunakan untuk
mengembangkan ilmu. Konseptual penelitian ini bertolak dari teori yang
karakteristik individu, kewirausahaan dan gaya kepemimpinan terhadap
keberhasilan Usaha Kecil.
Harris dalam Suryana (2010:5) menyatakan bahwa seorang wirausaha yang
sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi, yaitu yang
memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan dan kualitas individual yang meliputi
sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi, serta tingkah laku yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan/kegiatan. Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa untuk menjadi wirausaha yang sukses dan mencapai keberhasilan dalam
usahanya tentu saja pewirausaha harus memiliki kompetensi dalam menghadapi
segala resiko dan tantangan. Salah satu kompetensi itu ialah pengetahuan
kewirausahaan. Menurut Manalu (2010:2) penerapan pengetahuan kewirausahaan
merupakan salah satu faktor yang mendorong keberhasilan usaha. Pengetahuan
kewirausahaan berpengaruh langsung, positif dan signifikan terhadap keberhasilan
usaha (Rahmadanita, 2016:37).
Setiap wirausaha harus memiliki ilmu pengetahuan yang cukup dan layak
sebelum memasuki dunia usaha dan memulai usahanya, karena hal itu
berpengaruh langsung pada hasil, dimana akan menentukan titik keberhasilan
pada usaha yang dirintis. Dengan pengetahuan yang cukup para pelaku usaha
dapat menerapkannya pada usaha yang akan dijalankan sehingga mereka dapat
mencapai keberhasilan usaha sesuai target yang mereka inginkan.
Menurut Robbins (2008), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mudah
didefinisikan dan tersedia, data yang dapat diperoleh sebagian besar dari informasi
yang tersedia dari seorang dapat mengemukakan karakteristik individu. Lebih
karakteristik biografis, kemampuan dan kepribadian. Karakteristik kemampuan
meliputi kemampuan intelektual dan fisik, sedangkan karakteristik pribadi
meliputi sikap seorang karyawan.
Keberhasilan Usaha terdiri atas: Pertumbuhan Penjualan, Pertumbuhan
Investasi, dan Pertumbuhan serta Pembelajaran Personalia. Dalam penelitian ini
pertumbuhan dan Pembelajaran Personalia dianggap memiliki kontribusi dominan
karena faktor personalia merupakan motor penggerak utama dalam organisasi
sehingga Pertumbuhan dan Pembelajaran Personalia sangat mempengaruhi
Keberhasilan Usaha.
Dalam penelitian ini karakteristik individu dan pengetahuan kewirausahaan,
akan diuji pengaruhnya terhadap keberhasilan usaha secara langsung maupun
secara tidak langsung melalui kemampuan usaha dan kewirausahaan dianggap
memiliki pengaruh yang dominan. Alasannya sesuai dengan penelitian Kao
(2001:28) yang menyatakan perusahaan kecil yang ingin berkembang harus
memiliki pengetahuan kewirausahaan; disamping Gray (2002:70) mempertegas
bahwa dengan pengetahuan kewirausahaan yang dimiliki para pemilik usaha kecil
bisa mengungguli pesaing-pesaingnya. Georgellis et al. (2000:7) menyatakan,
kapasitas mereka untuk berinovasi dan keberanian mengambil risiko, menjadikan
usaha dapat berkembang dengan sukses.
Berdasarkan uraian teoriti diatas, berikut ini dikemukakan suatu kerangka
konseptual berupa desain penelitian yang berfungsi sebagai penuntun untuk
memudahkan memahami alur pikir dalam penelitian.Selain sebagai gambaran
penelitian.Kerangka konseptual penelitian merupakan bagian terpenting yang
mengarahkan analisis dan pengolahan data.
Kerangka konsep penelitian yang diajukan dapat dilihat pada Gambar 3.1
yaitu:
Sumber: Goleman (2002:78) Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
2.7.Hipotesis
“Pengetahuan Kewirausahaan dan Karakteristik Individu berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha pada Usaha Kuliner
cabang TASBI, Medan”.
Pengetahuan Kewirausahaan
(X1)
Karakteristik Individu
(X2)