• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA

A. Metode Antropometri

Antropometri berasal dari kata antropos yang berarti tubuh dan metros yang berarti ukuran, jadi secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Sulowati, 2008).

Antropometri merupakan indikator yang dapat menggambarkan lemak tubuh, lemak subkutan, distribusi lemak, dan perkiraan massa total tubuh (Himes, 2000). Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini dapat dilihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh (Supariasa, 2002). Antropometrik merujuk pada pengukuran berbagai parameter dari tubuh manusia, seperti BMI, lingkar pinggang, atau ketebalan lipatan kulit (Durnin and Womersley, 2007).

Tebal lipatan kulit atau skinfold thickness adalah salah satu metode umum untuk menentukan komposisi tubuh seseorang dan persentase lemak dalam tubuh. Ketebalan lipatan ini berupa ukuran lemak yang berada di bawah kulit yang disebut sebagai jaringan adiposa subkutan (Quinn, 2010). Menurut NHANES (2007), pengukuran skinfold thickness dan circumference dapat menggambarkan akumulasi jaringan lemak subkutan dan viseral. Pengukuran skinfold thickness

dapat digunakan untuk meningkatkan akurasi tingkat obesitas, untuk mengukur akumulasi lemak tubuh, dan perkiraan penyimpanan lemak tubuh. Skinfold thickness banyak digunakan untuk menilai pengaturan persen lemak tubuh secara klinis. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan skinfold caliper dengan satuan millimeter (Sudibjo, 2005).

Gambar 1. Skinfold caliper (Top End Sport, 2012).

Masing-masing pengukuran skinfold thickness dilakukan sebanyak dua sampai tiga kali kemudian nilai yang diperoleh merupakan nilai rata-rata dari jumlah pengukuran yang dilakukan. Pengukuran dilakukan pada subjek dalam keadaan relaksasi pada posisi berdiri tegak dengan lengan tergantung bebas di sisi kanan kiri badan. Namun tidak menutup kemungkinan dilakukannya perubahan posisi subjek untuk mempermudah pelaksanaan pengukuran (Sudibjo, 2005).

Metode skinfold thickness disebut juga tes mencubit, dimana bagian jaringan adiposa subkutan diukur dengan kaliper pada titik-titik standar di beberapa bagian tubuh untuk menentukan ketebalan lapisan lemak subkutan. Beberapa lokasi pengukuran skinfold thickness dikonversikan sebagai persentase lemak tubuh melalui persamaan (Peterson, Czerwinski, Siervogel, 2003; Durnin and Womersley, 2007).

Pengukuran dengan skinfold dapat dilakukan pada 2, 3, 4 dan 7 tempat pengukuran kemudian dapat dirumuskan menjadi persamaan body fat percentage.

Ada persamaan yang hanya menggunakan satu atau dua data skinfold saja tetapi ada pula yang menggunakan data skinfold pada tujuh lokasi pengambilan skinfold. Pada dasarnya semakin banyak data lokasi skinfold yang digunakan dalam rumus maka ketepatan persamaan tersebut dalam memprediksi persentase lemak tubuh akan semakin besar pula (Budiman, 2008).

Persentase lemak tubuh atau lebih dikenal sebagai body fat percentage merupakan perbandingan berat lemak tubuh dibandingkan dengan total berat penyusun tubuh lainnya, seperti lemak, otot, tulang, air dan juga sebagai ukuran dari tingkat kebugaran, karena pengukuran skinfold thickness dilakukan pada bagian tubuh yang secara langsung menghitung komposisi tubuh relatif seseorang tanpa memperhatikan tinggi atau berat (Durnin and Womersley, 2007).

Pengukuran skinfold memperkirakan persentase lemak tubuh dengan mengukur ketebalan lipatan kulit di lokasi tertentu pada tubuh. Perkiraan lemak tubuh dapat berdasarkan dua asumsi menurut Gibson (2005) yaitu :

a. Ketebalan jaringan adiposa subkutan menggambarkan total lemak tubuh. b. Pemilihan tempat lipatan kulit untuk diukur, dengan mengukur salah satu

bagian lipatan atau kombinasi beberapa bagian tebal lipat kulit. Hasil pengukuran ini dapat mewakili rata-rata ketebalan seluruh jaringan adiposa subkutan (Gibson, 2005).

Beberapa lokasi anatomi dan cara pengukuran ketebalan lipatan kulit menurut Norton and Old (1998) yaitu :

1. Subscapular skinfold yaitu mengukur pada bagian bawah angulus inferior scapulae secara menyamping pada sudut bahu membentuk sudut 45° terhadap

garis horisontal, subjek dalam posisi berdiri tegak dengan kedua lengan disamping badan dalam keadaan santai.

2. Abdominal skinfold yaitu skinfold vertikal, kurang lebih 5 cm di samping kanan umbilicus.

3. Suprailiac / supraspinale skinfold yaitu mengukur garis midaxillary secara cepat pada puncak tulang superior.

4. Iliac crest skinfold yaitu pengukuran dilakukan di atas iliac crest (tulang pinggul bagian atas), di tubuh bagian samping. Lipatan kulit ditarik ke arah luar. Tangan kanan dijauhkan dari tubuh atau area tempat pengukuran.

5. Midaxillary skinfold yaitu mengambil secara horizontal di atas garis midaxillary. Pengukuran dilakukan dengan posisi lengan kanan diabduksikan 90° ke samping.

6. Medial calf skinfold yaitu subjek dalam posisi duduk di kursi dengan sendi lutut dalam keadaan fleksi 90° dan otot-otot betis dalam keadaan relaksasi. Dilakukan dengan arah vertikal pada aspek medial betis yang mempunyai lingkar paling besar. Untuk menentukan lingkar terbesar pada betis dilakukan pengamatan dari sisi depan.

7. Front thigh skinfold yaitu pengukur berdiri menghadap sisi kanan subjek. Subjek dalam posisi duduk di kursi dengan lutut fleksi 90°. Cubitan dilakukan dengan arah vertikal pada garis tengah aspek anterior paha di pertengahan antara lipat paha dengan tepi atas patella.

8. Tricep skinfold yaitu mengukur bagian tengah di belakang lengan atas. Saat pengukuran lengan dalam keadaan relaksasi dan telapak tangan menghadap ke depan.

9. Bicep skinfold yaitu mengukur ketebalan lipatan pada aspek paling anterior dari permukaan depan lengan atas. Saat pengukuran lengan dalam keadaan relaksasi.

10.Chest skinfold yaitu cubitan dilakukan sedikit miring sesuai dengan lipatan ketiak depan sepanjang linea axillaris anterior.

a. b c d e

f g h i j

Gambar 2. Letak tempat pengukuran skinfold thickness: Supscapular (a);

Abdominal (b); Suprailiac (c); Iliac Crest (d); Midaxillary (e); Medial calf (f); Front thigh (g); Tricep (h); Bicep (i); Chest (j)

(Top End Sport, 2012).

Pada penelitian ini pengukuran yang dilakukan yaitu pada bagian abdominal, suprailiac, dan tricep skinfold thickness yang kemudian akan dikonversi menjadi body fat percentage.

1. Abdominal, suprailiac, dan tricep skinfold thickness. Pengukuran abdominal, suprailiac, dan tricep skinfold thickness dengan menggunakan skinfold caliper. Peneliti menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk memegang lapisan lemak

dibawah kulit. Skinfold caliper menjepit lapisan lemak di bawah kulit dengan posisi vertikal. Peneliti harus berhati-hati karena bisa saja bagian otot ikut terukur dengan skinfold caliper. Abdominal skinfold diukur dengan jarak kurang lebih 5 cm di samping kanan umbilicus. Suprailiac / supraspinale skinfold diukur pada garis midaxillary secara cepat pada puncak tulang superior. Tricep skinfold diukur pada bagian tengah di belakang lengan atas. Saat pengukuran lengan dalam keadaan relaksasi dan telapak tangan menghadap ke depan (Budiman, 2008).

Dokumen terkait