• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

BAHAN DAN METODE

Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan, Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, pada ketinggian tempat ± 25 meter dpl (diatas permukaan laut) dari bulan Mei hingga Oktober 2013.

Bahan Dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain PDA, isolat murni

Trichoderma, herbisida Parakuat, herbisida Glifosat, herbisida Fenoksaprop-etil, herbisida Triklopir, herbisida 2,4-D, herbisida Fluroksipir, air destilasi, plastik mika transparan, kapas, cling wrap, alummunium foil, spiritus, dan alkohol.

Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain cawan petri, tabung reaksi, beaker glass, tabung erlenmeyer, hot plate, mikro pipet, laminar air flow, haemocytometer,gelas ukur,mikroskop cahaya, autoklaf, timbangan analitik, lampu Bunsen, kalkulator, kamera digital, mancis, preparat glass, deck glass, coke bore, pisau stilet, dan jarum inokulum.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu :

Faktor 1 : Jenis herbisida H0

H

: Kontrol (air destilasi) 1 H : Parakuat 2 H : Glifosat 3 H : Fenoksaprop-p-etil 4 H : Triklopir 5 H : 2,4 D 6

Faktor 2 : Konsentrasi bahan aktif herbisida : Fluroksipir D1 D : 100 % dosis anjuran 2 D : 75% dosis anjuran 3

Maka didapat kombinasi perlakuan, yaitu : : 50% dosis anjuran H0D1 H0D2 H0D H 3 1D1 H1D2 H1D H 3 2D1 H2D2 H2D H 3 3D1 H3D2 H3D H 3 4D1 H4D2 H4D H 3 5D1 H5D2 H5D H 3 6D1 H6D2 H6D3

Jumlah perlakuan : 21

Jumlah ulangan : 3

Jumlah unit percobaan : 63 Model linear yang digunakan adalah:

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk Dimana :

Yijk = hasil pengamatan pada perlakuan ke-I dan ulangan ke-j µ = Efek dari nilai tengah

αi = Efek perlakuan pada taraf ke – i βj = Efek perlakuan pada taraf ke – j

(αβ)ij = Efek perlakuan taraf ke – i dan ulangan ke – j

εijk = Galat percobaan dari perlakuan ke – i dan ulangan ke – j

Pelaksanaan Penelitian Eksplorasi Trichodermasp.

Sumber isolat Trichoderma spberasal dari hasil eksplorasi di Hutan Taman Nasional Gunung Leuser. Tanah yang diambil diaduk rata agar homogen lalu diambil sebanyak 1 mg. Tanah ini kemudian diencerkan dengan air destilasi steril 9 ml lalu di ambil 1 ml suspensi dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi lain yang berisi air destilasi steril 9 ml. Pengenceran dilanjutkan hingga 1:10.000 lalu 0,1 ml dari suspensi ini dituang ke PDA dan diaduk perlahan, kemudian diinkubasi pada suhu kamar (Islam dkk, 2008).

Penyiapan Trichodermasp.

Hasil eksplorasi yang telah tumbuh diidentifikasi lalu dimurnikan hingga didapatkan biakan murni Trichoderma sp. Spora tunggal diperoleh dengan mengencerkan suspensi jamur sampai 1:10.000. Pada pengenceran 1:1.000 dan 1:10.000,masing-masing di platting 0,1 ml pada media water agar (WA) dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu kamar. Spora yang berkecambah diamati di mikroskop compound, ditandai dan spora langsung dipindahkan pada media PDA.Diinkubasi pada suhu ruang selama 7 hari. Biakan murni hasil spora tunggal akan menjadi sumber inokulum yang digunakan pada penelitian ini.

Pengenceran Herbisida

Herbisida diencerkan dengan menggunakan air destilasi steril. Hasil pengenceran lalu dimasukkan ke dalam media PDA untuk mendapatkan media PDA yang mengandung herbisida sesuai konsentrasi perlakuan. Konsentrasi herbisida yang akan ditambahkan ke dalam PDA sebagai berikut :

Tabel 2. Konsentrasi herbisida sebelum ditambahkan ke PDA

Bahan aktif (H) (D1) Dosis 100% (D2) Dosis 75% (D3) Dosis 50% (H1) Parakuat 30000 ppm 22500 ppm 15000 ppm (H2) Glifosat 40000 ppm 30000 ppm 20000 ppm (H3) Fenoksaprop 15000 ppm 11250 ppm 7500 ppm (H4) Triklopir 10000 ppm 7500 ppm 5000 ppm (H5) 2,4 D 40000 ppm 30000 ppm 20000 ppm (H6) Fluroksipir 20000 ppm 15000 ppm 10000 ppm

1,5 ml herbisida yang telah diencerkan sesuai konsentrasi di atas lalu ditambahkan dengan 13,5 ml PDA dengan mengggunakan jarum suntik. Dengan demikian maka didapatkan media PDA dengan konsentrasi sebagai berikut:

Tabel 3. Konsentrasi herbisida sesudah ditambahkan ke PDA

Bahan aktif (H) (D1) Dosis 100% (D2) Dosis 75% (D3) Dosis 50% (H1) Parakuat 3000 ppm 2250 ppm 1500 ppm (H2) Glifosat 4000 ppm 3000 ppm 2000 ppm (H3) Fenoksaprop 1500 ppm 1125 ppm 750 ppm (H4) Triklopir 1000 ppm 750 ppm 500 ppm (H5) 2,4 D 4000 ppm 3000 ppm 2000 ppm (H6) Fluroksipir 2000 ppm 1500 ppm 1000 ppm Pengujian di Laboratorium

Biakan murni Trichoderma sp yang berasal dari single spore digerus sehingga spora terlepas lalu diencerkan sebanyak 102

Trichoderma sp yang telah diencerkan di tanam ulang di media PDA yang telah ditambahkan herbisida sesuai perlakuan. Selanjutnya, setiap 8 jam koloni jamur difoto dan digambar pada plastik mika bening. Hasil replika koloni lalu direplikasi pada kertas A4 70gram. Setelah itu, replika koloni jamur pada kertas digunting sesuai ukuran yang telah digambar, kemudian diukur beratnya dengan timbangan analitik. Luas koloni jamur diukur dengan menggunakan perbandingan berat kertas replika koloni jamur dengan berat kertas standar yang telah diketahui luasnya (Handajani dan Purwoko, 2007).

dan diinokulasikan pada media PDA lalu diinkubasi selama 24 jam. Hal ini dilakukan agar diperoleh koloni Trichoderma sp yang seragam dan belum membentuk spora.

Pengamatan mikroskopis jamur

Pengamatan morfologi jamur dilakukan dengan metode mikrokultur. Kertas tisu, object glass, dan cover glass dimasukkan ke dalam cawan petri steril lalu disterilkan di dalam autoklaf. Setelah semuanya steril, di potong media PDA yang telah diberi perlakuan herbisida dengan bentuk kubus dan diletakkan di atas

object glass. Kemudian diinokulasikan spora jamur Trichoderma sp pada bagian atas potongan agar lalu ditutup dengan cover glass. Mikrokultur ini diinkubasi selama 3x24 jam lalu diamati dengan mikroskop cahaya.

Perhitungan kepadatan spora

Suspensi spora jamur yang akan dihitung disiapkan terlebih dahulu. Setelah selesaipengamatan luas koloni jamur, koloni jamur di bor dengan coke bore berdiameter 0.5 cm sebanyak 5 kali lalu dimasukkan ke dalam air steril 5 ml. Perhitungan kepadatan spora koloni jamur dilakukan dengan haemocytometer.

Haemocytometer dibersihkan dengan alkohol lalu diangin-anginkan lalu

diletakkan cover glass di atas haemocytometer. Suspensi spora jamur lau dipipet sebanyak 0.1 ml lalu di teteskan pada parit kaca haemocytometer dan dibiarkan menyebar. Haemocytometer lalu diamati dengan mikroskop pada perbesaran 40x10, apabila terlihat dalam satu kotak terdapat sel-sel yang banyak dan bertumpuk dilakukan pengenceran suspensi spora jamur dengan perbandingan 1:5.

Sampel pada haemocytometer dihitung sebanyak 5 kotak sedang, lalu hasil perhitungan dimasukkkan ke dalam rumus:

K = T

N x 0.025 x 10 6

Keterangan:

K= konsentrasi spora

T= jumlah spora yang diamati N= jumlah kotak yang diamati

Hasil perhitungan lalu di bagi 5, sesuai jumlah pengambilan sampel dengan coke bore sehingga di dapatkan nilai kepadatan spora koloni jamur per luas pengambilan sampel (Sudibyo, 1994)

Peubah Amatan Luas Koloni Jamur

Pertumbuhan koloni Trichoderma sp pada media PDA diamati setiap 8 jam setelah di inokulasi. Pertumbuhan diukur dengan menggunakan pola patron. Hasil pengukuran diambil rata-rata nya dan dibandingkan antar perlakuan.

Kepadatan Spora Koloni Trichoderma sp.

Setelah 5x24 jam, kepadatan spora koloni Trichoderma sp. dari tiap perlakuan dihitung dengan haemocytometer dan dibandingkan antar perlakuan.

Pengamatan Makroskopis Jamur

Pertumbuhan koloni Trichoderma sp pada media PDA diamati setiap 8 jam dan difoto untuk mengetahui keadaan makroskopis koloni jamur.

Dokumen terkait