BAB III METODE PENELITIAN
F. Metode dan Alat Pengumpul Data
Metode pengumpulan data adalah cara yang dipakai peneliti untuk mendapatkan data yang akan diselidiki. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan skala kepuasan seksual (NSSS), keintiman (PAIR), dan Self-Silencing (STSS).
1. New Sexual Satisfaction Scale (NSSS)
New Sexual Satisfaction Scale (NSSS) merupakan skala yang dibuat berdasarkan didasarkan pada literatur konseling dan teraputik pada ranah kesehatan seksual (Bancroft 1983; Ellison, 2001; Hawton,
1986; Heiman & LoPiccolo, 1988; Klein, 2002; Schnarch, 1991; Zilbergeld, 1992 dalam Stulhofer, Busko & Brouillard, 2010). Skala ini dikembangkan melalui tiga pandangan utama yaitu personal, interpersonal dan golongan pengalaman seksual individual dan fokus pada karakteristik aktivitas seksual, frekuansi, jenis dan intensitas. Ketiga pandangan tersebut digunakan untuk membentuk dimensi-dimensi kepuasan seksual dari literatur. Dimensi-dimensi-dimensi tersebut antar lain sexual sensation, sexual presence/awareness, sexual exchange, emotional connection/closeness, dan sexual activity (Stulhofer, Busko & Brouillard, 2010). Skala tersebut dipilih untuk menjadi alat pengumpul data kepuasan seksual karena skala tersebut dibuat dengan konsep yang dapat diterapkan dalam berbagai orientasi, gender dan budaya (Stulhofer, Busko & Brouillard, 2010).
Skala adaptasi ini terdiri dari 35 item. Pilihan respon pada masing masing item terdiri atas 5 poin skala likert, yaitu:
1 --- 2 --- 3 --- 4 --- 5
Sama Sekali Amat Sangat Puas
Tidak Puas
Skala ini menggunakan indikator single-item. Semakin tinggi skor mencerminkan kepuasan yang tinggi pada kehidupan seksual seseorang.
Blue-print dari skala ini adalah sebagai berikut:
Dimensi No. Item (Favorable) Total
Sexual sensation 2, 3, 24, 26, 32 5
presence/awareness Sexual exchange 10, 12, 13, 15,17, 18,33, 34 8 Emotional connection/closeness 1, 11, 19, 20, 27, 28 6 Sexual activity 16, 22, 23, 29, 30, 31 6 Individual lens 6, 7, 8, 21, 35 5 Total 35
2. Skala Personal Assesment of Intimacy in Relationship (PAIR)
Personal Assesment of Intimacy in Relationship (PAIR) dikembangkan untuk mengetahui tingkat keintiman yang dirasakan oleh seseorang dengan pasangannya. Skala ini dapat digunakan untuk mengetahui keintiman pada semua level relasi, dari relasi persahabatan, pacaran sampai pernikahan. Skala ini mengukur tingkat harapan vs kenyataan dalam keintiman: emotional intimacy, social intimacy, sexual intimacy, intellectual intimacy, dan recreational intimacy (Schaefer & Olson, 1981). Skala ini dipilih sebagai alat pengumpul data karena skala ini dapat digunakan dalam berbagai konteks relasi, mulai dari relasi persahabatan, pacaran hingga relasi pernikahan dan memiliki spek-aspek keintiman yang lengkap (Schaefer & Olson, 1981).
Skala adaptasi keintiman merupakan skala likert dengan lima poin pilihan jawaban yang kontinum, yaitu:
0 --- 1 --- 2 --- 3 --- 4
Semakin tinggi skor mencerminkan keintiman yang tinggi dalam sebuah relasi. Skala ini terdiri dari 27 item favorable dan 9 item
unfavorable dengan skor sebagai berikut: a. Skor untuk item-item favorable
0 (Sangat Tidak Setuju) = 0
1 = 1
2 = 2
3 = 3
4 = 4
b. Skor untuk item-item unfavorable
0 (Sangat Tidak Setuju) = 4
1 = 3
2 = 2
3 = 1
4 = 0
c. Blue-print
Aspek No. Item Total
Favorable Unfavorable Konvensionalitas 6, 18, 24, 30 12, 36 6 Keintiman emosional 1, 7, 19, 25, 31 13 6
Keintiman intelektual 4, 10, 34 16, 22, 28 6 Keintiman rekreasional 5, 11, 17, 23, 35 29 6 Keintiman seksual 15, 21, 27 21, 9, 33 6 Keintiman sosial 2, 20, 26, 32 8, 14 6 Total 24 12 36
3. Silencing The Self Scale (STSS)
Silencing The Self Scale (STSS) merupakan skala yang dibuat oleh Dana C. Jack berdasarkan penemuan dalam penelitian kualitatif longitudinal. Skala ini terdiri dari 31 item yang merefleksikan komponen-komponen dari skema relasi yang dipahami oleh perempuan yang mengalami depresi. Pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam skala tersebut berasal dari narasi perempuan yang secara klinis mengalami depresi, tetapi bersifat netral gender. Skala ini digunakan sebagai alat pengumpul data karena skala ini merupakan skala pertama yang dibuat oleh penemu konstruk self-silencing dan sudah digunakan di berbagai penelitian tentang self-silencing.
Skala tersebut terdiri dari empat sub-skala yang mencerminkan aspek fenomenologis dan perilaku self-silencing :
e. Externalized Self-Perception merupakan sub-skala yang digunakan untuk melihat skema mengenai standar-standar yang dipakai seseorang untuk menilai diri sendiri (Jack & Ali, 2010). f. Care as Self-Sacrifice mengukur seberapa besar seseorang
mengutamakan kebutuhan-kebutuhan orang lain daripada kebutuhan-kebutuhan diri sendiri karena ingin melindungi relasi. (Jack, 1991, p.123 dalam Jack & Ali, 2010).
g. Silencing the Self mengukur kecenderungan seseorang untuk menekan ekspresi diri dan perilaku dengan tujuan untuk melindungi relasi dan menghindari pasangan untuk membalas dendam, kemungkinan untuk kehilangan pasangan, dan konflik (Jack & Ali, 2010).
h. Divided Self mengukur seberapa besar seseorang merasakan bahwa dirinya terbagi, apa yang ditunjukkan tidak sesuai dengan apa yang sesungguhnya ia inginkan. (Jack & Ali, 2010).
Skala adaptasi self-silencing merupakan skala likert dengan lima poin pilihan jawaban yang kontinum, yaitu:
1 --- 2 --- 3 --- 4 --- 5
Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju
Semakin tinggi skor mencerminkan kecenderungan self-silencing yang semakin tinggi. Skala ini terdiri dari 26 item favorable dan 5 item
unfavorable dengan skor sebagai berikut: a. Skor untuk item-item favorable
2 = 2
3 = 3
4 = 4
5 = 5
b. Skor untuk item-item unfavorable
1 (Sangat Tidak Setuju) = 5
2 = 4
3 = 3
4 = 2
5 = 1
c. Blue-print
Aspek No. Item Total
Favorable Unfavorable Care as Sacrifies 3, 4, 9, 10, 12, 22, 29 1, 11 9 Devided Self 5, 13, 16, 17, 19, 25 21 7 Externalized Sefl-Perception 6, 7, 22, 27, 28, 31 - 6
Silencing The Self 2, 14, 18, 20, 24, 26, 30
8, 15 9
4. Proses penggunaan skala
Peneliti melakukan beberapa tahap persiapan skala agar dapat digunakan dalam penelitian ini. Tahap-tahap tersebut meliputi,
a. Memberitahu kepada author NSSS, PAIR, STSS melalui email
untuk meminta ijin menggunakan skalanya di Indonesia. b. Melakukan proses penerjemahan tiap item skala.
c. Skala NSSS, PAIR, STSS diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan proses sebagai berikut : oleh tenaga ahli, yaitu:
1. Skala diterjemahkan oleh tenaga ahli, yaitu seseorang yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris yang baik dan pernah tinggal di negara yang menggunakan bahasa Inggris. Skala asli yang berbahasa Inggris diterjemahkan dahulu dalam bahasa Indonesia. Setelah skala diterjemahkan, skala tersebut juga diperiksa oleh orang lain yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris yang baik atau bilingual.
2. Skala yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia diterjemahkan kembali dengan bahasa Inggris. Penerjemahan ini dilakukan agar peneliti dapat mengetahui bahwa kata-kata atau kalimat
yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki arti yang sama dengan skala asli. Skala diterjemahkan oleh tenaga ahli, yaitu seseorang yang memiliki kemampuan berbahasa Indonesia dan berbahasa Inggris yang baik dan pernah tinggal di negara yang menggunakan bahasa Inggris. Hasil terjemahan tersebut didiskusikan oleh peneliti, penerjemah dan dosenpembimbing hingga terjemahan tersebut benar-benar dipahami sesuai dengan konteks aslinya.
3. Setelah itu, skala yang sudah diterjemahkan mulai diverifikasi oleh dosen-dosen psikologi USD yang pernah tinggal di luar negeri. Hal ini untuk melihat kembali kesesuaian terjemahan dengan bentuk pernyataan yang sesuai dengan bahasa Indonesia dan tidak melenceng dari konteks skala asli.
G. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpul Data