• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

C. Tehnik Pengumpulan Data

2. Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang konkrit dan memiliki relevansi dengan permasalahan yang ada, teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah.

a. Observasi

Observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Jadi observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap suatu objek dalam suatu periode tertentu dan menadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal yang diamati (Sugiyono 2009).

Observasi dalam penelitian ini berguna untuk mendapatkan informasi mengenai gambaran umum tentang lokasi penelitian dan jenis-jenis keong. Observasi ini peneliti gunakan untuk memperoleh data- data sehingga peneliti dapat mengetahui dengan baik bagaimana letak, situasi dan kondisi areal persawahan di Desa Lambur Kecamatan Muara Sabak Timur Kabupaten Tanjung Jabung Timur.

b. Wawancara

Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) (Arikunto, 2010).

Wawancara yang dilakukan adalah sebagai data tambahan untuk melengkapi informasi sesuai dengan permasalahan yang penulis angkat.

Data yang diperoleh dengan bertanya langsung kepada masyarakat desa lambur luar yang berprofesi sebagai pekebun kelapa yang berkenaan dengan umur tanaman padi, luas perkebunan, umur produktif kelapa, kerusakan yang terjadi pada tanaman padi dan jenis keong yang ada di areal persawahan tersebut.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumentasi biasanya berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya

catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya gambar dan foto atau video (Sugiyono, 2009).

Pada metode dokumentasi ini peneliti mencari data mengenai keanekaragaman jenis keong (molusca) ordo gastropodadi areal persawahan desa Lambur Luar kecamatan Muara Sabak Timur kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan menggunakan kamera digital dan hasil observasi dari berbagai jenis keong (molusca) ordo gastropoda serta semua kegiatan proses identifikasi keong yang dilakukan peneliti di laboratorium FMIPA UNIVERSITAS ANDALAS.

d. Pengambilan Spesimen

1) Pengambilan Sampel di Lapangan

Dalam mengumpulkan keong, keong diketahui bersifat aktif malam hari (nocturnal) namun ada juga yang aktif disiang hari.

Oleh karena itu koleksi ordo gastropoda dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap jaring dan rumpun. (Noerditjo, 2011).

2) Penanganan Spesimen di Laboratorium a) Identifikasi Keong

Keong yang ditemukan di lapangan kemudian diidentifikasi di laboratorium dikelompokkan sesuai dengan lokasi pengambilan kemudian diawetkan dengan alkohol 70%.

Selanjutnya dideterminasi dan diidentifikasi dengan memperhatikan bentuk luar morfologi dengan bantuan mikroskop. Identifikasi dilakukan sampai kepada tingkat spesies dan sampel yang tidak teridentifikasi di lapangan diambil untuk diidentifikasi lebih lanjut di laboratorium FMIPA UNIVERSITAS ANDALAS dengan menggunakan buku pedoman identifikasi seperti K.W. Harde (1999), Makihara dan Noerdjito (2004), zoology, Suthoni dan Subiyanto (1991) dan

mencocokkan sampel dengan koleksi spesies Achatina yang ada di laboratorium FMIPA UNIVERSITAS ANDALAS.

b) Koleksi Keong

Keong-keong yang ditemukan di lapangan segera diawetkan dengan menggunakan formalin yang dimasukkan ke dalam botol atau toples spesimen. Kemudian seluruh keong hasil tangkapan tersebut dibawa ke laboratorium untuk dilakukan identifikasi dengan menggunakan buku-buku identifikasi keong yang telah disediakan. Dari semua koleksi keong ini ditentukan statusnya termasuk sebagai hama atau musuh alami (natural enemy) pada areal pertanaman padi (Oriza sativa) tersebut.

Sesuatu yang penting dan harus ada pada koleksi adalah label atau etiket, yang berisi tentang keterangan yang penting bagi kolektor atau peneliti. Etiket dibuat dari kertas segi empat panjang dengan ukuran 7 x 18 cm. Pada etiket tersebut ditulis keterangan yaitu nama tempat, tanggal, kolektor, nomor dan nama alat yang digunakan dalam mengumpulkan keong (Jumar, 2000).

3. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis data adalah metode kualitatif, yaitu cara menganasis data yang berupa data kualitatif kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan pola pikir induktif yaitu cara berfikir berangkat dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa konkrit dari hasil riset, kemudian ditarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai sifat umum.

Proses pemikiran ini digunakan untuk memecahkan permasalahan di persawahan desa lambur luar yaitu tentang banyaknya keong yang ada di persawahan desa lambur luar.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Ciri-ciri utama Gastropoda adalah mempunyai cangkang tunggal, sehingga dulu kelas ini disebut sebagai univalve. Akan tetapi, tidak semua anggota kelas ini mempunyai cangkang. Siput yang tidak bercangkang disebut juga siput telanjang; hewan ini telah kehilangan cangkangnya karena proses evolusi. [3]Hewan pada kelas Gastropoda biasanya memiliki kepala dengan dua sampai empat tentakel yang berfungsi sebagai reseptor kimiawi atau mekanis, dengan mata pada ujungnya. Hewan lunak ini juga memiliki kaki pada bagian ventralnya. Kaki bagian paling depan disebut dengan propodium yang berfungsi untuk mendorong sedimen saat siput merayap.Karakteristik hewan ini dalam hal memperoleh makanan adalah dengan struktur seperti tali atau lidah kasar yang disebut radula. Radula ini sering disebut juga lidah parut, yang terdari dari ratusan gigi mikroskopis yang digunakan untuk mengikis (memarut) makanan seperti ganggang dan zat makanan lain.

Morfologi Gastropoda terwujud dalam cangkangnya yang digunakan untuk melindungi diri dari ancaman bahaya. Umumnya cangkang yang melingkar-lingkar itu memilin ke kanan searah putaran jarum jam bila dilihat dari ujungnya yang runcing, namun ada pula yang memilin ke kiri. Pertumbuhan cangkang yang melilin bagai spiral disebabkan karena pengendapan bahan cangkang di sebelah luar berlangsung lebih cepat dari yang sebelah dalam (Nontji, 1987, h. 161).

Cangkang Gastropoda terdiri atas tiga lapisan, yaitu periostrakum, prismatik, dan nakreus. Periostrakum merupakan lapisan terluar dan tipis, prismatik merupakan lapisan tengah, tebal, dan mengandung zat kapur, sedangkan nakreus merupakan lapisan terdalam dan tipis dan warna cangkang Gastropoda berasal dari lapisan periostrakum (Barnes, 1994 dalam Andrianna, 2016, h.14). Struktur umum cangkang Gastropoda

terdiri atas: Apex (puncak atau ujung cangkang), Aperture: (lubang tempat keluar masuknya kepala dan kaki),Operculum (penutup cangkang), sebelum (body whorl), Suture (garis yang terbentuk oleh perlekatan antar spire), Umbilicus (lubang yang terdapat di ujung kolumela (pusat putaran cangkang)

1. Achatina fulica

Gambar 4.1 morfologi achatina fulica

Achatina merupakan hewan bertubuh lunak (Moluska) yang tidak memiliki tulang belakang. tubuhnya dilindungi oleh cangkang dari bahan kapur yang kuat dan didalmnya mengandung lapisan mutiara . Cangkang bekicot terpilin Spiral (Body whorl) dengan jumlah putaran tujuh ,bentuk cangkang Fusiform , tidak memiliki tutup cangkang (Operculu). warna cangkang coklat dengan pola-pola garis gelap di permukaan nya.

Morfologi Bekicot (Achatina fulica)

a. Bagian Kepala (Caput) ,terdapat :Photoreseptor (Sepasang Tentakel yang panjang ,tegak ke atas), sebagai alat penerima rangsang cahaya karena memiliki Stigma ( mata di ujung tetakel,berbentuk bulat) dan Stylus (Tungkai tentakel) yang dapat dijulurkan dan ditarik, Khemoreseptor (Tentakel pendek ,sepasang ,mengarah ke bawah) sebagai alat penerima sensor kimiawi sekaligus sebagai alat peraba, Rima Oris (Celah

mulut), tepinya bergigi halus (Radula) .untuk membuktikannya, perlu mulutnya diraba dengan ujung jari.

b. Kaki perut (Gastropodos), lebar dan pipih, sebagai alat gerak, memiliki banyak kelenjar penghasil mucus (Lendir). bagian Muskuler ini dapat di Konsumsi.

c. Anus (Muara saluran cerna ) nampak jelas.

d. Porus Genitalis (Muara organ genitalia), terletak di bagian Photoreseptor , berfungsi untuk lewatnya penis pada saat Kopulasi.

Klasifikasi bekicot :

Kingdom : Animalia Subphylum : Invertebrata Phylum : Moluska Kelas : Gastropoda Sub kelas : Pulmonata Ordo : Stylomatophora Family : Achatinidae Genus : Achatina Spesies : Achatina fulica

Gambar 4.2 morfologi dan keterangan Keterangan:

1.Apex(Posterior) 2.Anteriior

3.Body Whorl 4.Sutura

5.Tentakel 1 (Apertura) 6.Stigma

7.Kemoreseptor 8.Podium (Kaki) 9.Porus genitalis

10.Rima oris (Celah mulut)

2. Helix pomatia (keong air tawar)

Gambar 4.3 morfologi helix pomatia Klasifikasi

Kingdom : Animalia Subphylum : invertebrata Phylum : Moluska Kelas : Gastropoda Sub kelas : Pulmonata Ordo : Stylomatophora Family : Helicidae

Genus : Helix

Spesies : Helix pomatia

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa, Helix pomatamerupakan salah satu spesies dari Mollusca yang habitatnya di air tawar. Bentuk cangkangnya bulat spiral dengan ukuran yang cukup besar. Tekstur cangkangnya agak kasar. Bagian tubuhnya terdiri dari kepala, leher, dan kaki.Sama halnya dengan Achatina fulica, pada bagian kepala Helix pomatia ini juga terdapat sepasang tentekel yang panjang dan yang pendek namun lebih panjang dari tentakelnya Achatina fulica. Tentakel yang panjang berfungsi sebagai alat penglihat dan yang pendek sepagai alat pembau. Bila ditempatkan di daerah yang kurang menguntungkan kepala dan tubuhnya akan disimpannya di dalam cangkangnya.

Tubuhnya terdiri atas kepala, leher, kaki, dan punuk, viceral (jerohan). Pada kepala terdapat sepasang tentakel yaitu : sepasang yang pendek sebagai alat pembau. Sepasang yang panjang sebagai alat pelihat. Dibawah kepala terdapat kelenjar mucosa yang membasahi kaki.Kakinya lebar dan pipih menyerupai alat untuk berjalan dan selalu basah. Kaki dan kepala dapat disimpan dalam cangkok jika keadaan tidak mengizinkan. Cangkok yang spiral melindungi alat veceral yang terdiri atas : alat pencernaan, alat sirkulasi, alat respirasi, alat reproduksi. Mantel pembungkus seluruh tubuh dalam cangkok. Mantel tebal kecuali di daerah yang berbatasan dengan kaki. Mantel didaerah tersebut tipis dan membentuk leher yang tebal yang akan menghasilkan ekskresi untuk membuat cangkok dalam rangka untuk membesarkan diri. Di daerah tertentu krah tersebut mempunyai muara yang menuju ke ruang mantel dimana terdapat saluran respirasi. Anus terbuka di daerah seberang muara mantel.Sedang lubang genital terdapat di dekat kepala.

Darah siput tidak berwarna, terdiri dari : plasma darah, butir-butir darah,. Fungsi darah : mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh dan mengambil atau mengangkut sisa-sisa pembakaran. Jantung terletak

jantung terletak di sebelah muka kloaka terdiri dari rongga perikardium, auriclum (serambi), ventriculum (bilik). Ventriculum memompa darah secara ritmis melalui saluran darah. Sebuah aorta tumbuh pada sebuah apex pada ventriculum. Selanjutnya kedua cabang posterior yang memberi darah ke daerah alat pencernaan makanan dan cabang anterior memberi darah kepala dan kaki. Darah dari arteri kapiler ke vena kapiler melalui sinus, dari sinus pergi ke mantel, dinding tubuh dan dinding rongga mantel dimana darah mengambil oksigen dan melepaskan karbondioksida. Kemudian darah ke vena paru-paru, selanjutnya membawa darah ke auriculum dan akhirnya ke antriculum.

3. Pamacea canalicula L.

Gambar 4.4 keong mas

Klasifikasi dan Morfologi Keong Mas – Keong mas adalah salah satu siput yang hidup di perairan air tawar, keong mas ini berasal dari Amerika Selatan. Keong mas ini dikenal di Indonesia tahun 1986. Oleh

karena itu informasi mengenai aspek biologi keong ini masih sangat kurang.Keong mas ini termasuk kedalam famili Ampullaridae dengan ordo Pulmolata yang hampir menyerupai keong keong gondang, mulai dari setruktur anatomi, morfologi dan fisiologis keong emas. Namun, secara sistematis keong mas ini diklasifikasi dan morfologikan diantara adalah :

Klasifikasi keong mas Kingdom : Animalia Filum : Moluska Kelas : Gantropoda Ordo : Pulmolata Familia : Ampullaridae Genus : Pomacea

Spesies : Pamacea canalicula L.

Keong mas ini memiliki bentuk yang hampir sama dengan keong sawah yang disebut dengan gondang. Namun, memiliki perbedaan dibagian cangkang keong mas berwarna kekuningan keemasan hingga kecoklatan transparan dan juga cangkang lebih tipis.

Keong mas ini memiliki daging bewarna krim keputihan hingga kemerah emasan atau orange kekuningan dengan ukuran lebih dari 10 cm dan cangkang memiliki daimeter berkisar 4-5 cm.Keong ini juga bertelur ditempat yang kering 10-13 cm dari permukaan air, bentuk telur memanjang dengan warna meeah jambu. Panjang telur ini 3 cm lebih dengan lebar 1-3 cm dengan ukuran mencapai 2.0 mm dan berat 4,5 – 7,7 mg. (Asosiasi Bekicot Indonesia)

Menurut penelitian dari Halimah dan Ismail, 1989 keong mas ini memiliki ciri – ciri sebagai berikut : cangkang berbentuk bulat mencapai tinggi lebih dari 10 cm, berwarna kekuningan. Pada mulut cangkang keong mas ini terdapat operculum yang berbentuk bulat bewarna coklatkehitaman pada bagian luar dan coklat kekuningan pada

bagian dalamnya. Bagian kepala keong mas ini memiliki dua tentakel dekat dengan mata. Kaki lebar berbentuk segitiga dan kecil pada bagian belakangnya, dan mereka dapat hidup dengan baik pada perairan deras dengan komponen utama tumbuhan air dan bangkai.

B. Pembahasan

Achatina merupakan hewan bertubuh lunak (Moluska) yang tidak memiliki tulang belakang. tubuhnya dilindungi oleh cangkang dari bahan kapur yang kuat dan didalmnya mengandung lapisan mutiara . Cangkang bekicot terpilin Spiral (Body whorl) dengan jumlah putaran tujuh ,bentuk cangkang Fusiform , tidak memiliki tutup cangkang (Operculu). warna cangkang coklat dengan pola-pola garis gelap di permukaan nya. Bagian-bagian bekicot meliputi. Kepala (Caput) ,terdapat :Photoreseptor (Sepasang Tentakel yang panjang ,tegak ke atas), sebagai alat penerima rangsang cahaya karena memiliki Stigma ( mata di ujung tetakel,berbentuk bulat) dan Stylus (Tungkai tentakel) yang dapat dijulurkan dan ditarik, Khemoreseptor (Tentakel pendek ,sepasang ,mengarah ke bawah) sebagai alat penerima sensor kimiawi sekaligus sebagai alat peraba, Rima Oris (Celah mulut), tepinya bergigi halus (Radula) .untuk membuktikannya, perlu mulutnya diraba dengan ujung jari. Kaki perut (Gastropodos), lebar dan pipih, sebagai alat gerak, memiliki banyak kelenjar penghasil mucus (Lendir). bagian Muskuler ini dapat di Konsumsi. Anus (Muara saluran cerna ) nampak jelas.Porus Genitalis (Muara organ genitalia), terletak di bagian Photoreseptor , berfungsi untuk lewatnya penis pada saat Kopulasi.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa, Helix pomatamerupakan salah satu spesies dari Mollusca yang habitatnya di air tawar. Bentuk cangkangnya bulat spiral dengan ukuran yang cukup besar. Tekstur cangkangnya agak kasar. Bagian tubuhnya terdiri dari kepala, leher, dan kaki.Sama halnya dengan Achatina fulica, pada bagian kepala Helix pomatia ini juga terdapat sepasang tentekel yang panjang dan yang pendek namun lebih panjang dari

tentakelnya Achatina fulica. Tentakel yang panjang berfungsi sebagai alat penglihat dan yang pendek sepagai alat pembau. Bila ditempatkan di daerah yang kurang menguntungkan kepala dan tubuhnya akan disimpannya di dalam cangkangnya.

Tubuhnya terdiri atas kepala, leher, kaki, dan punuk, viceral (jerohan). Pada kepala terdapat sepasang tentakel yaitu : sepasang yang pendek sebagai alat pembau. Sepasang yang panjang sebagai alat pelihat. Dibawah kepala terdapat kelenjar mucosa yang membasahi kaki.Kakinya lebar dan pipih menyerupai alat untuk berjalan dan selalu basah. Kaki dan kepala dapat disimpan dalam cangkok jika keadaan tidak mengizinkan. Cangkok yang spiral melindungi alat veceral yang terdiri atas : alat pencernaan, alat sirkulasi, alat respirasi, alat reproduksi. Mantel pembungkus seluruh tubuh dalam cangkok. Mantel tebal kecuali di daerah yang berbatasan dengan kaki. Mantel didaerah tersebut tipis dan membentuk leher yang tebal yang akan menghasilkan ekskresi untuk membuat cangkok dalam rangka untuk membesarkan diri. Di daerah tertentu krah tersebut mempunyai muara yang menuju ke ruang mantel dimana terdapat saluran respirasi. Anus terbuka di daerah seberang muara mantel.Sedang lubang genital terdapat di dekat kepala.

Dan yang terakhir Keong mas, Keong Mas adalah salah satu siput yang hidup di perairan air tawar, keong mas ini berasal dari Amerika Selatan. Keong mas ini dikenal di Indonesia tahun 1986. Oleh karena itu informasi mengenai aspek biologi keong ini masih sangat kurang.Keong mas ini termasuk kedalam famili Ampullaridae dengan ordo Pulmolata yang hampir menyerupai keong keong gondang, mulai dari setruktur anatomi, morfologi dan fisiologis keong emas

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasilpenelitian yang dilakukan, penulisdapatmenyimpulkanbahwa:

A. Kesimpulan

1. Jenis moluska ordo gastropoda yang terkoleksi dari 4 plot terdapat tiga jenis yaitu, Achati nafulica, helix pomatia, pomacea canalicula.

2. Keanekaragaman jenis Achatina fulica yang paling banyak didapatkan pada penelitian yang dilakukan.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai achatina fulica di waktu yang berbeda.

2. Adanya upaya pelestarian lingkungan dengan penggunaan bahan pestisida yang efesien oleh masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Al-Qur’an danTerjemahan, Jakarta, Depag.RI 1987 hal 552.

Arbi, UcuYanu. "Komunitasmoluska di padanglamunpantaiWori, Sulawesi Utara."BumiLestari 12.1 (2012): 55-65.

Arikunto, Suharsimi. "ProsedurPenelitianedisirevisi."Jakarta: RinekaCipta (2002).

Ardabilly, Trias."SintesisHidroksiapatitBerbasisLimbahCangkangKeongSawah (Bellamyajavanica) danModifikasi Pori Menggunakan Gelatin." (2013).

Bahri, FitriaYeni. "Keanekaragamandankepadatankomunitasmoluska di perairan sebelah Utara DanauManinjau." (2006).

Baiquni, Hendry. "PengelolaanKeanekaragamanHayati." Departemen of Industry Tourism and Resoursces.Australja (2007).

Baiquni, H. (2007). PengelolaanKeanekaragamanHayati. Departemen of Industry Tourism and Resoursces.Australja.

Cappenberg, H. A. W. "Komunitasmoluska di padanglamunTelukKotania, Seram Barat."Perairan Maluku danSekitarnya 11 (1996): 19-33.

Cappenberg, HENDRIK ALEXANDER WILLIAM, A. Aziz, and I.

Aswandy."Komunitasmoluska di perairanTelukGilimanuk, Bali barat."OseanologidanLimnologi di Indonesia 40 (2006): 53-64.

Djajasasmita, Machfudz, S. N. Kartikasari, and Januar.Keongdankerangsawah.

PuslitbangBiologi-LIPI, 1999.

Dewiyanti, Irma. "StrukturKomunitasMoluska (GastropodadanBivalvia) Serta AsosianyaPadaEkosistem Mangrove di KawasanPantaiUlee-Lheue, Banda Aceh, NAD." (2004).

Ewusie, J. Yanney, and UsmanTanuwidjaja.Pengantarekologitropika:

membicarakanalamtropikaAfrika, Asia, Pasifik, danDuniaBaru. Penerbit ITB, 1990.

Ewusie, J. Y., &Tanuwidjaja, U. (1990).Pengantarekologitropika: membicarakan alamtropikaAfrika, Asia, Pasifik, danDuniaBaru. Penerbit ITB.

Falahudin, Irham. "Pengaruhpemberiankeongsawahdan air cucianberasterhadap

pertumbuhanbelut (MonopterusalbusZuieuw)." Jurnal Biota 2.1 (2016):

112-119.

Isnaningsih, NurRohmatin, and Ristiyanti M. Marwoto. "Keong Hama Pomacea Di

Indonesia: KarakterMorfologi Dan Sebarannya (mollusca, Gastropoda:

Ampullariidae)[Snail Pest of Pomacea in Indonesia: Morphology and Its Distribution (Mollusca, Gastropoda: Ampullariidae)]." BeritaBiologi 10.4 (2011).

Mashuri, Mashuri, SumarjanSumarjan, and ZaenalAbidin."Pengaruhjenispakan yangberbedaterhadappertumbuhanbelutsawah

(MonopterusalbusZuieuw)."JurnalPerikananUnram 1.1 (2012): 1-7.

MochamadHadi, and RullyRahadian."KeanekaragamanMakroarthropoda

Tanah di LahanPersawahanPadiOrganikdanAnorganik, DesaBakalrejoKecamatanKabupaten Semarang."Bioma:

BerkalaIlmiahBiologi 17.1 (2015): 21-26.

Noor, Muhammad. PertanianLahanGambut, PotensidanKendala. Kanisius, 2001.

Nasution, Poso, Sri Sumiyati, and IrawanWisnuWardhana.

"StudiPenurunanTss, Turbidity Dan Cod DenganMenggunakanKitosan Dari LimbahCangkangKeongSawah (PilaAmpullacea) SebagaiBiokoagulanDalamPengolahanLimbahCair PT. SidoMuncul, Tbk Semarang." JurnalTeknikLingkungan 4.1 (2015): 1-10

Oktasari, Nastiti. PEMANFAATAN KEONG SAWAH (Pilaampullacea) PADA PEMBUATAN NUGGET SEBAGAI ALTERNATIF MAKANAN BERPROTEIN TINGGI DI DESA JURUG KECAMATAN MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI. Diss. UniversitasNegeri Semarang, 2013.

Pracaya, Ir. "Hama danPenyakitTanamanPenebarSwadaya: Depok." (2007).

"PENGARUH PERIODE KEKERINGAN TANAH TERHADAP KEBERTAHANAN HIDUP KEONG EMAS (Pomacea sp.) DI LABORATORIUM." SEMINAR NASIONAL KERAGAMAN HAYATI TANAH–I.

Ripke, Stephan, et al. "Biological insights from 108 schizophrenia-associated genetic

loci." Nature 511.7510 (2014): 421.

Radoman, Pavle. Hydrobioidea a Superfamily of Prosobranchia (Gastropoda):

Systematics.Serbian academy of sciences and arts, 1983.

Suryabrata, Sumadi. "Metodepenelitian."Jakarta: PT RajaGrafindoPersada (1998).

Tjahjadi, IrNur. Hama danpenyakittanaman.Kanisius, 1989.Witriyanto, Roma,

Sumber: internet

Sumber: internet

Sumber: dokumentasi pribadi

Dokumen terkait