BAB II : LANDASAN TEOR
G. Metode dan Pendekatan Pendidikan Karakter
Dalam proses pendidikan, diperlukan metode-metode pendidikan yang mampu menanamkan nilai-nilai karakter baik pada siswa, sehingga siswa bukan hanya tahu tentang moral (karakter) atau moral knowing, tetapi juga diharapkan mereka mampu melaksanakan moral action yang menjadi tujuan utama pendidikan karakter. Berkaitan dengan hal ini, berikut beberapa metode
yang ditawarkan An-Nahlawi tersebut adalah sebagai berikut: 45
1) Metode Hiwar atau Percakapan
Metode Hiwar (dialog) ialah percakapan silih berganti antara dua pihak atu lebih melalui tanya jawab mengenai suatu topik, dan dengan sengaja diarahkan kepada satu tujuan yang dikehendaki. Pentingnya sebuah komunikasi atau dialog antar pihak-pihak yang terkait dalam hal ini guru dan murid. Sebab, dalam prosesnya pendidikan hiwar mempunyai dampak yang
sangat mendalam terhadap jiwa pendengar (mustami‟) atau pembaca yang
mengikuti topik percakapan dengan seksama dan penuh perhatian.
45
53
2) Metode Qishah atau Cerita
Menurut kamus Ibn Manzur (1200 H), kisah berasal dari kata qashsha- yaqushshu-qishshatan, mengandung arti potongan berita yang diikuti dan pelacak jejak. Menurut al-Razzi, kisah merupakan penelusuran terhadap kejadian masa lalu. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah, kisah sebagai metode pendukung pelaksanaan pendidikan karakter disekolah, kisah sebagai metode pendukung pelaksanaan pendidikan memiliki peran yang sangat penting, karena dalam kisah-kisah terdapat berbagai keteladanan,
edukasi dan mempunyai dampak psikologis bagi anak. 46
3) Metode Uswah atau Keteladanan
Dalam penanaman karakter kepada peserta didik di sekolah, keteladanan merupakan metode yang lebih efektif dan efisien. Karena peserta didik (terutama siswa pada usia pendidikan dasar dan menengah) pada umumnya cenderung meneladani (meniru) sosok guru atau pendidiknya. hal ini memang disebabkan secara psikologis, pada fase-fase itu siswa memang senang meniru, tidak saja yang baik, bahkan terkadang yang jeleknya pun mereka tiru.
4) Metode Pembiasaan
Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang- ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Pembiasaan (habituation)
46
54
sebenarnya berintikan pada pengalaman yang dilakukan secara berulang-
ulang.47 Bagi anak usia dini, pembiasaan ini sangat penting. Karena dengan
pembiasaan itulah akhirnya suatu aktivitas akan menjadi milik anak dikemudian hari. Pembiasaan yang baik akan membentuk sosok manusia yang berkepribadian baik pula sebaliknya pembiasaa yang buruk akan membentuk sosok manusia yang berkepribadian yang buruk pula. Begitulah biasanya yang terlihat dan yang terjadi pada diri seseorang.
Sedangkan menurut Doni Koesoema, metodologi pendidikan karakter
adalah sebagaimana berikut:48
1) Pengajaran
Mengajarkan pendidikan karakter dalam rangka memperkenalkan pengetahuan teoretis tentang konsep-konsep nilai. Pemahaman konsep ini mesti menjadi bagian dari pemahaman pendidikan karakter itu sendiri. Sebab, anak-anak akan banyak belajar dari pemahaman dan pengertian tentang nilai- nilai yang difahami oleh para guru dan pendidik dalam setiap perjumpaan mereka.
2) Keteladanan
Keteladanan menjadi salah satu hal klasik bagi berhasilnya sebuah tujuan pendidikan karakter. Tumpuan pendidikan karakter ada pada pundak guru. Konsistensi dalam mengajarkan pendidikan karakter tidak sekadar
47
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. (Bandung : PT Rosdakarya. 2007), h. 144
48
Jamal Ma’mur Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. (Jogjakarta: DIVA press,2011)., h.68
55
melalui sesuatu yang dikatakan melalui pembelajaran di kelas, melainkan nilai itu juga tampil dalam diri sang guru, dalam kehidupannya yang nyata di luar kelas. Karakter guru menentukan warna kepribadian anak didik (meskipun tidak selalu). Keteladanan sebagaimana yang telah dibicarakan merupakan metode terbaik dalam pendidikan moral. Keteladanan selalu menuntut adanya sikap yang konsisten serta kontinyu baik dalam perbuatan ataupun budi pekerti yang luhur. Karena sekali memberikan contoh yang buruk akan mencoreng
seluruh budi pekerti luhur yang telah dibangun.49
3) Menentukan Prioritas
Lembaga pendidikan memiliki prioritas dan tuntutan dasar atas karakter yang ingin diterapkan di lingkungan mereka. Pendidikan karakter menghimpun banyak kumpulan nilai yang dianggap penting bagi pelaksanaan dan realisasi atas visi lembaga pendidikan. Oleh karena itu lembaga pendidikan pasti memiliki standar atas karakter yang akan ditawarkan kepada peserta didik
sebagai bagian dari kierja kelembagaan mereka.50
4) Praktis Prioritas
Unsur lain yang sangat penting bagi pendidikan karakter adalah bukti dilaksanakannya prioritas nilai pendidikan karakter tersebut. Berkaitan dengan tuntutan lembaga pendidikan atas prioritas nilai yang menjadi visi kinerja
49
Khatib Ahmad Santhut, Menumbuhkan Sikap Sosial, Moral dan Spiritual Anak Dalam
Keluarga Muslim. (Yogyakarta: Mitra Pustaka,1998), h.85
50amal M‟mur Asmani,
Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah
56
pendidikannya, lembaga pendidikan mesti mampu membuat verifikasi sejauh mana visi sekolah telah dapat direalisasikan dalam lingkup pendidikan skolastik melalui berbagai macam unsur yang ada di dalam lembaga pendidikan itu sendiri.
5) Refleksi
Karakter yang ingin di bentuk oleh lembaga pendidikan melalui berbagai macam program dan kebijakan senantiasa perlu dievaluasi dan direfleksikan secara berkesinambungan dan kritis. Sebab, sebagaimana yang diungkapkan oleh Socrates, „Hidup yang tidak direfleksikan merupakan hidup
yang tidak layak dihayati.‟ Tanpa ada usaha untuk melihat kembali sejauh
mana proses pendidikan karakter ini direfleksikan dan dievaluasi, tidak akan pernah terdapat kemajuan. Refleksi merupakan kemampuan sadar manusia. Dengan kemampuan sadar ini, manusia mampu mengatasi diri dan meningkatkan kualitas hidupnya dengan lebih baik. Jadi, setelah tindakan dan praksis pendidikan karakter itu terjadi, perlulah diadakan semacam pendalaman dan refleksi untuk melihat sejauh mana lembaga pendidikan telah berhasil atau
gagal dalam melaksanakan pendidikan karakter.51
Dari beberapa metodologi pendidikan karakter tersebut menjadi catatan penting bagi semua pihak, khususnya guru sebagai pendidik yang berinteraksi langsung kepada anak didik. Meskipun lima hal yang dijelaskan diatas bukan lah
51
Jamal M‟mur Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah,
57
satu-satunya metode yang dapat digunakan, sehingga masing-masing tertantang untuk menyuguhkan alternative pemikiran dan gagasan baru untuk memperkaya metodologi pendidikan karakter yang sangat dibutuhkan bangsa ini dimasa yang akan datang.
58
BAB III
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER
PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI SAMARINDA
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap 3 (tiga) Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota samarinda. Ketiga sekolah tersebut adalah SMP Negeri 1 Samarinda, SMP Negeri 27 Samarinda dan SMP Plus Melati Samarinda. Pemilihan ketiga SMP tersebut didasari pertimbangan bahwa ketiga sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda. Dengan begitu di harapkan dapat menjadi alat potret untuk melihat model pengembangan Pendidikan karakter pada tingkat SMP di Kota Samarinda. Meskipun penulis yakin bahwa di setiap satuan pendidikan memiliki kekhususan karakter masing-masing.
Dipilihnya SMP N 1 Samarinda sebagai sampel penelitian, karena penulis menganggap bahwa sekolah ini dikenal sebagai SMP dengan status Negeri favorit di Kota Samarinda. status Favorit tersebut berkonsekuensi bahwa model implementasi program, termasuk pendidikan Karakter akan menjadi acuan bagi sekolah-sekolah lain di kota samarinda.
SMP N 27 dipilih sebagai salah satu sampel penelitian ini dengan pertimbangan dapat menjadi representasi dari sekolah lain yang sedang berkembang. sekolah ini memiliki karakter terletak di ‘pinggiran’ kota Samarinda. Sekolah ini masih dalam taraf berkembang ditandai dengan masih terbatasnya
59
sarana dan prasarana sekolah, keterbatasan di bidang sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan dan manajemen pendidikan.
Sedangkan SMP Plus Melati di pilih dengan pertimbangan bahwa sekolah ini merupakan sekolah dengan status swasta namun dinilai favorit oleh kalangan masyarakat samarinda. Sekolah ini menurut hemat penulis telah memiliki desain pengembangan pendidikan karakter yang apik dan dengan begitu bisa menjadi representasi untuk melihat model implementasi pendidikan karakter di level sekolah menengah pertama (SMP) di Kota samarinda.
B. Implementasi Pendidikan Karakter Pada SMP N 1 Samarinda
1. Profil SMP N 1 Samarinda
SMP Negeri (SMPN) 1 Samarinda, adalah salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri yang ada di kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Sekolah ini didirikan 2 tahun setelah Indonesia merdeka di kota Samarinda, yakni tepatnya tahun 1947. Lamanya pendirian membuat sekolah ini dikenal luas oleh masyarakat kota Samarinda sebagai salah-satu SMP negeri favorit.
Saat ini, SMP N 1 samarinda dipimpin oleh kepala sekolah perempuan,
yakni Ibu Hj Iswardati Hudzaifah M.Pd dengan ketua komite Prof. Dr. Ir. H.
M. Aswinm M.M. SMP N 1 Samarinda berstatus akreditasi A sejak 6
November 2012 berdasarkan ketetapan Badan akreditasi propinsi untuk sekolah/madrasah (BAP SM). Label favorit tersemat pada sekolah ini sebab
60
nilai rata-rata untuk dapat masuk ke SMP ini adalah bernilai 26,00 dengan rentang terendah 23,75 dan rentang tertinggi nilai 29,30. Saat ini, siswa SMP N 1 samarinda terdiri kelas VII sebanyak 337 siswa, Kelas VIII sebanyak 350 siswa dan kelas IX sebanyak 348 sehingga total sebanyak 1.035 siswa.
SMP N 1 Samarinda menempati areal 7.494 m2, di JL. Drs. H. Anang Hasyim Komplek Perum Kehutanan Kel. Air Hitam Kec. Samarinda Ulu Kota Samarinda. Fasilitas Infrastruktur yang dimiliki sekolah ini antara lain 32 ruangan kelas, 1 ruang kepala sekolah, 3 ruang wakil Kepala, 1 ruang staff administrasi, ruang guru, 1 ruang BP, 1 ruang lab IPA, 2 ruang Lab Bahasa, 3 ruang Lab komputer, 1 ruang perpustakaan, 10 ruang toilet, 1 ruang OSIS dan beberapa ruang gudang serta bangunan lainnya.
Sekolah ini didukung oleh 75 orang guru (termasuk kepala sekolah dan 15 GTT) dan 13 rang tenaga non-teaching staff. Sebagai SMP tertua, sekolah ini telah memainkan peran penting dalam pembangunan propinsi Kaltim pada umumnya dan Kota Samarinda pada khususnya. Banyak di antara para pimpinan organisasi baik pada instansi pemerintahan maupun swasta di propinsi ini (dan khususnya di kota Samarinda), yang diluluskan sekolah ini.
Pada Tahun Pelajaran 2003/2004 sampai dengan 2006/2007 SMP Negeri 1 Samarinda menyelanggarakan Sekolah Standar Nasional (SSN). Berdasarkan penialaian dari Pusat sekolah ini dipandang layak dan mampu untuk menuju ke jenjang yang labih baik, oleh karena itu pada Tahun pelajaran 2004/2005 sampai dengan 2006/2007 sekolah ini meningkat menjadi Sekolah Koalisi Nasional dan menjadi satu-satunya di Kalimantan Timur), setelah
61
sukses melaksanakan Sekolah Koalisi Nasional (SKN) sekolah ini menuju ketingkat yang labih baik lagi. Berdasarkan SK Mendiknas No. 543/C3/KEP/2007 Sekolah ini menjadi sekolah Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) dan pada tahun pelajaran 2009/2010 di sekolah ini telah melaksanakan program Reguler, R-SBI, dan Akselerasi R-SBI (Percepatan, waktu sekolah hanya 2 Tahun) sekarang.
Guna memperkuat mutu pendidikannya, SMP N 1 Samarinda telah menjalin kemitraan dengan beberapa lembaga yang memiliki concern dalam
penguatan sumber daya manusia antara lain Britisch Council, Yayasan
PASIAD Indonesia, Indo British College, Prima Gama, Ganesha Operation dan
beberapa lembaga lainnya.
SMP Negeri 1 Samarinda memiliki Visi adalah “Menghasilkan lulusan yang berprestasi unggul dalam penguasaan IPTEK dan berwawasan global berdasarkan iman dan taqwa.”. Adapun untuk mencapai visi tersebut, sekolah ini menetapkan 9 misi antara lain:
1. Melaksanakan pembelajaran IPTEK dan IMTAQ yang efektif dan efisien. 2. Melaksanakan pembelajaran MIPA yang terintegrasi dengan bahasa Inggris
dan ICT (Information Communication Technology) dan aplikasinya
3. Memberikan kesempatan kepada guru untuk berkembang, berkreasi, dan berinovasi sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme. 4. Mendorong dan membantu siswa mengembangkan potensi dirinya dalam
62
5. Meningkatkan pemerataan dalam pelayanan pendidikan yang berkualitas bagi seluruh siswa.
6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki setiap siswa.
7. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap nilai – nilai ajaran agama yang dianut sebagai landasan moral dalam kehidupan sehari – hari serta dalam mempelajari IPTEK.
8. Menggali dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan sekolah.
9. Mewujudkan kemampuan komunikasi dalam bahasa Inggris pada guru, siswa dan warga sekolah
2. karakter dan Strategi Implementasinya pada SMP N 1 Samarinda
Setiap sekolah memiliki kebijakan dan skala prioritas yang berbeda dalam mengimplementasikan program yang dicanangkan, termasuk dalam implementasi pendidikan Karakter. Setiap satuan pendidikan akan memiliki arah kebijakan dan strategi implementasi yang variatif meski akan ditemui juga hal yang sama.
Pada SMP N 1 Samarinda, kebijakan tentang pendidikan Karakter didasari oleh Visi dan Misi yang telah di tetapkan oleh SMP N 1 samarinda yakni “Menghasilkan lulusan yang berprestasi unggul dalam penguasaan IPTEK dan berwawasan global berdasarkan iman dan taqwa.” selanjutkan diatur secara teknik pedoman implementasinya melalui peraturan sekolah.
63
Dengan demikian,kebijakan umumnya, setiap program dan implementasinya harus mengacu Visi dan Misi serta peraturan sekolah.
Secara Umum, implementasi pendidikan Karakter pada SMP N 1 samarinda dilakukan melalui program kurikuler, program ko kurikuler, ekstra Kurikuler serta rutinitas keseharian. Namun pihak SMP N 1 samarinda memastikan bahwa program-program yang dijalankan harus secara nyata terukur mekanismenya sehingga lebih berbasis ‘praktek’ dan mampu menghasilkan best practices dari program yang di jalankan.
Sebagaimana khalayak masyarakat samarinda ketahui bahwa SMP N 1 Samarinda dikenal sebagai salah satu sekolah Favorit di Kota Samarinda. Sekolah ini dikenal sebagai sekolah yang mengedepankan visi keunggulan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan memiliki keunggulan dalam penguasaan teknologi informasi dan bahasa. Dengan gambaran visi yang seperti ini, maka kecenderungan pendidikan karakter yang dikembangkan juga lebih menitik beratkan pada karakter yang terkait dengan dua hal tersebut. Meski tidak menafikan karakter-karakter penting lainnya.
Karakter berfikir logis, kritis, inovatif, kreatif dan kerja keras menjadi kebijakan utama SMP N 1 samarinda yang dilakukan melalui program kurikuler utamanya. Hal ini terlihat dari program-program kurikuler yang dikembangkan baik melalui program pembelajaran, program kegiatan, program kemitraan yang dibangun.
Melalui program pembelajaran misalnya, beberapa karakter tersebut lebih banyak terlihat sebagai karakter yang dipilih dan menjadi rumusan
64
karakter yang ada dokumen pembelajaran seperti silabus dan RPP, sehingga terlihat ada desain penguatan karakter pada proses pembelajaran. Guna mendukung proses pembelajaran dengan karakter-karakter tersebut, SMP N 1 samarinda menerapkan program pembelajaran berbasis ICT dan penguatan bahasa. SMP N 1 samarinda menfasilitasi dengan sejumlah sarana pembelajaran berbasis teknologi antara lain laboratorium dan membangun kemitraan dengan berbagai lembaga bahasa baik dalam maupun luar negeri. selain itu, SMP N 1 samarinda dalam rangka memperkuat karakter tersebut dengan terlibat dalam berbagai ajang kompetisi dibidang sain.
Hal terpenting dalam penanaman karakter melalui pembelajaran menurut kepala sekolah adalah pentingnya memastikan bahwa siswa mengetahui makna belajar dan tertanamkannya maksud karakter dari apa yang dipelajari siswa. dengan pendekatan ini, penanaman nilai karakter bisa dipahami, dihayati dan bisa dilakukan oleh siswa.
Selain karakter diatas, karakter cinta tanah air, kebangsaan dan nasionalisme saat ini juga menjadi perhatian serius dan menjadi kebijakan program di SMP N 1 samarinda. Hal ini sebagaimana diungkapan Ibu Kepala sekolah bahwa terjadi kemerosotan karakter siswa tentang nasionalisme. Untuk itu sejak sekarang karakter ini menjadi prioritas untuk di tanamkan. Saat ini, strategi yang dilakukan oleh SMP N 1 dalam memupuk Karakter Nasionalisme dilakukan melalui setiap apel pagi menyanyikan Indonesia Raya dan menyanyikan lagu nasional di akhir pelajaran.
65
Karakter religius juga tidak lepas dari perhatian SMPN1 samarinda. karakter ini dibangun melalui strategi program mengaji selama 15 menit dan sholat dhula. Disamping itu, juga melalui program ekstra kurikuler berbasis agama yakni Habsy. dalam Prakteknya, strategi yang diterapkan untuk program Mengaji 15 Menit sebelum pembelajaran dimulai dilakukan melalui disetiap kelas dipilih siswa-siswa yang mahir mengaji untuk memimpin teman- temannya mengaji. Adapun pelaksanaan program Sholat dhuha masih sebatas dilakukan secara bergiliran antar kelas. Dengan pola ini diharapkan tertanam nilai-nilai religius dapat tertanam dan terpraktekkan dalam kehidupan siswa sehari-hari.
Guna memperkuat karakter kedisiplinan, di SMPN 1 samarinda juga di praktekkan melalui sejumlah program seperti Pramuka, Palang Merah Remaja (PMR), paskibraka dan pelatihan baris Berbaris (LKBB). Sementara untuk memupuk karakter kreativitas diselenggarkan melalui ekstra kurikuler photografi.
Karakter leadership dan demokratis pada SMP N 1 samarinda dijalankan melalui strategi penguatan organiasi siswa Intra Kampus (OSIS) melalui model pemilihan langsung calon. Melalui program pemilihan langsung pemilihan ketua OSIS, dimaksudkan untuk memberikan pembelajaran kepada siswa untuk mampu memiliki jiwa kepemimpinan, mampu merumuskan visi misi terbaik dan berani menyampaikan program-program terbaik secara kompetitif.
66
Integrasi antara pembelajaran dengan program sekolah juga menjadi temuan menarik sebagai salah satu strategi yang perlu diterapkan. pada SMPN 1 Samarinda misalnya, guna memberikan gambaran nyata tentang korelasi antara pelajaran Pendidikan pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) dengan praktek kehidupan kehidupan . di SMP ini misalnya ada pola untuk mempraktekkan penegakan hukum ada program untuk menggelar “sidang pengadilan” yang dilakukan oleh siswa melalui organisasi OSIS untuk menyidangkan para siswa yang melanggar peraturan sekolah. Dalam persidangan ini, ada siswa yang bertindak sebagai Hakim, Jaksa penuntut Umum, Saksi, Petugas sumpah dan tersangka serta disaksikan oleh banyak siswa secara umum.
Model atau strategi seperti ini dapat melatih siswa untuk mencintai profesi tertentu, bisa mempraktekkan dan membangun karakter leadership, tanggung jawab, jujur dan taat terhadap norma dan peraturan yang ada. pola ini sekaligus memberikan pemahaman materi pelajaran di PPKN tentang alur persidangan melalui pendidikan karakter.
Adapun karakter tolerasi dan menghormati keberagamaan dibangun dengan strategi memberikan layanan program yang adil sesuai dengan agama Siswa. Pada SMPN 1 Samarinda dipolakan ketika terdapat peringatan Hari Besar Islam misalnya, maka siswa yang kebetulan beragama non muslim pada saat yang sama juga melaksanakan ibadah. Guna mempermudah pengelolaan pendidikan antara siswa beda agama ini, pada SMPN 1 diterapkan kebijakan pengelompokan siswa dengan beragama non muslim ke dalam kelas ‘khusus’
67
sebanyak 4 kelas. Sekilas memang pola ini terlihat diskriminatif karena mengelompokkan mereka ke dalam kelompok tertentu, namun selain berdasarkan masukan orang tua siswa, pola ini justru menjadi solusi bagi siswa non muslim untuk tidak menjadi ‘orang lain’ (others) karena menjadi bagian minoritas ketika harus keluar kelas untuk mengikuti pelajaran agama misalnya.
Karakter kejujuran pada SMPN 1 samarinda diimplementasikan melalui program Kantin kejujuran dan sebuah mekanisme yang bisa menjamin kejujuran terpraktekkan, sehingga ada istilah yang berlaku di sini ‘berapapun uang dan barang tercecer, pasti kembali”. Mekanisme yang dimaksud adalah ada pengawas dari siswa di masing-masing kelas yang diorganisir oleh guru atau semacam ‘intel’ untuk mengawasi teman yang melanggar tata tertib sekolah. selain itu, ada mekanisme pelaporan kepada guru bagi siapa saja yang melihat pelanggaran yang terjadi. Dengan pola ini memiliki dampak terbangunnya kejujuran lebih bisa terjamin.
C. Implementasi Pendidikan Karakter Pada SMP Plus Samarinda 1. Profil SMP Plus Melati Samarinda
SMP Plus Melati merupakan sekolah swasta yang dikenal luas sangat
favorit di Samarinda. Sekolah ini beralamat di Jl. H.A.M.M. Rifaddin Rt. 25
Kelurahan Harapan Baru Kecamatan Samarinda Seberang Kota Samarinda
68
SMP ini berada di bawah naungan Yayasan Melati Samarinda. sejak 24 November 2009, sekolah ini memiliki peringkat akreditasi A. SMP Plus Melati menempati areal lahan seluas 15 Ha M2 yang terdiri bangunan ruang kelas sebanya 10 lokal kelas, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang administrasi, masjid, lapangan olahraga dan beberapa infrastruktur pendukung lainnya.
SMP Plus melati adalah sekolah yang menerapkan sistem Boarding schools sehingga waktu belajar nya full day. untuk pembelajaran, sekolah ini menerapkan jam berlajar pagi mulai jam 7.15-11.45 dan waktu belajar siang mulai pukul 12.55 sampai dengan pukul 15.15.
Sekolah yang satu-satunya SMP di Kota Samarinda yang menerapkan sistem boarding schools ini tentu memiliki sejumlah keunggulan dalam hal memberikan muatan lokal. Sekolah ini memiliki beberapa jenis muatan lokal
antara lain : Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, Bahasa Arab, TOEFL dan
TOEIC (kelas VIII dan IX), Olimpiade : Matematika, SAINS, Komputer. SMP ini juga kaya akan program kegiatan pengembangan diri/ekstrakurikuler yakni Pelayanan konseling, Ekstra kurikuler terdiri KIR, PMR, Seni terdiri : Teater, Band, Paduan suara ( Vokal Group ) dan Olah Raga Pilihan teridir : Renang, Badminton, Basket Ball, Footsal, Volley ball,swimming, Foot Ball. kegiatan-kegiatan ini merupakan kegiatan pengembangan diri yang terprogram.
Secara khusus, SMP Plus Melati juga menetapkan program pembentukan karakter siswa baik yang dilakukan secara rutin maupun yang
69 bersifat spontan. Program pembentukan karakter yang dilaksanakan secara rutin antara lain Upacara bendera, Senam, dan sejumlah Ibadah Khusus ( Sholat Dhuha, Mengaji dan Kegiatan Keagamaan lainnya ), Pemeliharaan kebersihan kelas, dan kesehatan diri. Adapun pengembangan karakter yang bersifat Spontan yaitu Pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, mengatasi Problem Solving; Keteladanan dalam berpakaian rapi, berbahasa baik, rajin, on time (tepat waktu)
SMP yang saat ini dipimpin oleh bapak Saparun Bakar, S.Pd.I, MM ini memiliki Visi yang sangat lugas, singkat dan komprehensif, yakni ”SPESIAL” terdiri: CERDAS : SPiritual, Emosional, soSIal, intelektuAL ). Adapun misinya antara lain : 1) Melaksanakan kegiatan ibadah untuk meningkatkan Iman dan Taqwa ( IMTAQ ); 2) Meningkatkan semangat juang
siswa untuk meraih prestasi; 3) Melaksanakan kegiatan sosial
kemasyarakatan; 4) Melaksanakan pembelajaran berbasis kompetensi, untuk meraih prsetasi di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK ), prestasi dalam Ujian Nasional dan dapat melanjutkan ke jenjang Sekolah Lanjutan Tingkat Atas ( SLTA ) Unggulan / Plus dan Mewujudkan manusia Indonesia bertaraf Internasioanl yang mampu bersaing dan berkolaborasi secara Global.
2. Karakter dan Strategi Implementasinya pada SMP Plus samarinda