• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Teoritis

4. Metode Eksperimen

Makna belajar dan pembelajaran sains adalah pendidikan yang lebih menekankan pembentukkan kompetensi peserta didik melalui peningkatan motivasi dan kreativitas peserta didik. Kreativitas peserta didik akan berkembang

42 Masnur Muslich, Authentic Assessment; Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, (Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 48.

43

Asep Jihad, Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo, cet. III 2010), h.

jika diikuti dengan menerapkan metode-metode pembelajaran yang dapat mengefektifkan kegiatan belajar mengajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

Metode mengajar diartikan sebagai cara mengajar yang digunakan oleh guru atau instruktur ketika menyampaikan bahan ajar atau materi pelajaran.44 Metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan satuan atau unit materi pelajaran dengan memusatkan pada keseluruhan proses atau situasi belajar untuk mencapai tujuan.45 Setiap guru harus mempunyai keterampilan dalam memilih metode mengajar yang tepat untuk digunakan ketika menyampaikan bahan ajar. Karena salah satu keberhasilan implementasi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran.

Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, di mana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.46 Menurut Ratna Wilis Dahar, metode eksperimen adalah salah satu cara penyampaian suatu pelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan kegiatan yang dikenal dengan keterampilan proses IPA, yang meliputi; mengamati, menafsirkan, pengamatan, meramalkan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, berkomunikasi dan mengajukan pertanyaan.47

Zulfiani dkk, mengemukakan bahwa metode eksperimen adalah metode mengajar dengan cara mempraktekkan langsung untuk menguji atau membuktikan suatu konsep yang sedang dipelajari. Metode ini diyakini sebagai metode yang paling tepat dalam mengajarkan konsep-konsep sains, karena sains berasal dari hal-hal yang bersifat fakta.48

44Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2009), h. 96.

45

Moh Amien. Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan Menggunakan Metode “Discovery” dan “Inquiry”. (Jakarta : Departemen Pendidikikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi), 98.

46

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar ; edisi revisi, (Jakarta:Rineka Cipta, 2010), h. 84.

47

Ratna Wilis Dahar, Dasar-dasar Teori Pendidikan, (), h. 52-53. 48

Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains. (Jakarta : Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009). h.104.

Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium atau diluar laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan kedalam metode pembelajaran.49 Dengan demikian, dalam metode eksperimen peserta didik diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan sebuah konsep atau hukum, serta dapat menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya. Dalam pelaksanaan metode eksperimen peran guru pun sangat penting, khususnya berkaitan dengan ketelitian, kecermatan, dan penggunaan alat-alat labotarorium sehingga tidak terjadi kekeliruan dan kesalahan dalam memaknai kegiatan eksperimen ini.

a. Tahapan Mengajar Metode Eksperimen

Keterampilan mengajar eksperimen dapat dipisahkan menjadi tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan dan penutup.50

1) Keterampilan menyiapkan eksperimen.

Pada tahap persiapan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Menentukan tujuan pengajaran dan tujuan eksperimen.

b)Mengidentifikasi variabel-variabel eksperimen yang akan diselidiki sesuai dengan topik pelajaran.

c) Merancang percobaan untuk eksperimen. Dalam kegiatan ini guru menterjemahkan informasi dan prinsip verbal dari topik yang dipelajari menjadi informasi dan prinsip yang tervisualisasikan melalui eksperimen. d)Merancang prosedur pelaksanaan eksperimen, yaitu langkah kegiatan

pembelajaran dalam eksperimen yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

2) Pelaksanaan eksperimen.

Pada tahap pelaksanaan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

49

Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran. (Bandung : Alfabeta, 2010), h.220. 50

Pudyo Susanto, Keterampilan Dasar Mengajar IPABerbasis Kontruktivisme, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2002), h. 68-69.

a) Pada kegiatan awal, eksperimen dimaksudkan untuk menyajikan fenomena dalam rangka menimbulkan konflik kognitif, menggali pengetahuan awal siswa dan memotivasi belajar peserta didik. Keterampilan guru yang diperlukan diantarannya adalah sebagai berikut:

(1) Memandu peserta didik untuk menjalankan eksperimen. Keterampilan ini diperlukan karena eksperimen biasanya dilaksanakan oleh beberapa kelompok kecil.

(2) Memandu peserta didik untuk memusatkan perhatiannya pada informasi yang esensial khususnya yang menimbulkan konflik kognitif.

(3) Menggali pengetahuan awal peserta didik dan memotivasi peserta didik, kegiatan ini didahului dengan meminta peserta didik untuk menghentikan eksperimen. Selanjutnya, guru mengajukan masalah yang dapat menimbulkan konflik kognitif dan mengevaluasi jawaban peserta didik. Dengan begitu pengetahuan awal peserta didik dapat digali.

b)Pada kegiatan inti, keterampilan guru yang diperlukan adalah sebagai berikut:

(1) Guru membimbing penemuan masalah dan hipotesis. Tanya jawab pada penggalian pengetahuan awal diteruskan ke tanya jawab untuk menemukan masalah yang terkait dengan konsep/prinsip yang dipelajari dan diteruskan lagi sampai ditemukan hipotesis.

(2) Guru juga membimbing kerja kelompok, setelah hipotesis dirumuskan peserta didik dipandu untuk melanjutkan eksperimen lanjutan. Kegiatan ini merupakan kegiatan kerja kelompok kecil atau perseorangan.

(3) Guru membimbing diskusi kelompok keci untuk pencatatan data, analisis data dan penarikan kesimpulan. Kegiatan ini dapat dilakukan dikelompok kecil atau secara klasikal.

3) Mengakhiri ekspeimen.

Pada tahap penutup meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Memberikan pemantapan. Setelah kegiatan eksperimen berakhir guru memberi pamanasan dapat berupa pertanyaan aplikatif atau memberi masalah baru untuk dipecahkan melalui eksperimen di luar jam pertemuan. b)Mengevaluasi tes belajar. Tes formatif dapat dilaksanakan secara informal (tanya jawab) atau formal (tertulis). Tes sebaiknya mengukur hasil belajar melalui pengalaman langsung (tes penampilan).

c) Membimbing peserta didik untuk mengemas, mengembalikan peralatan dan membersihkan ruang belajar secara rapi. Ini merupakan kegiatan untuk latihan pengembangan sikap.

b. Jenis-jenis Metode Eksperimen

Ada beberapa jenis metode ekperimen, yaitu: eksperimen sederhana, ekperimen terkontrol, dan ekperimen berujung-terbuka.51

1) Eksperimen sederhana

Banyak permasalahan IPA yang dapat dipecahkan dengan eksperimen sederhana, sehingga tidak memerlukan tahapan-tahapan kerja yang terpisah untuk menyelesaikannya. Langkah dari ekperimen sederhana ini adalah pengajuan masalah, pelaksanaan percobaan untuk pengamatan, dan pengambilan kesimpulan. Dalam eksperimen sederhana tidak perlu dilakukan pengontrolan terhadap variabel-variabel bebas yang tidak dipelajari, karena pengaruhnya terhadap veriabel terikat dapat diabaikan atau memang tidak ada variabel lain yang berpengaruh kecuali variabel yang sedang dipelajari.

Contohnya; “Apakah cahaya datang melalui sebuah cermin datar akan dipantulkan?”. Hal seperti ini cukup dipecahkan dengan percobaan yang dilakukan dengan mengarahkan sinar terhadap cermin datar, kemudian mengamati bahwa seberkas sianar datang pada cermin datar akan dipantukan sama besar.

51

2) Eksperimen terkontrol

Banyak fenomena-fenomena alam yang terjadi tidak dapat langsung diamati, ini karena adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diamati. Sehingga diperlukan tindakan atau perlakuan untuk membandingkan hasilnya. Misalnya, ada suatu tamanan pot baru yang tanahnya diberi urea, pertumbuhannya subur. Tetapi tidak dapat disimpulkan begitu saja bahwa yang menyebabkan subur adalah zat urea, karena mungkin ada faktor lain yang mempengaruhi tingkat kesuburan tanaman itu.

Maka dalam pelaksanaan ekperimen terkontrol, ada langkah-langkah yang perlu dilaksanakan, meliputi:

a) Pengajuan masalah. b) Pengajuan hipotesis.

c) Pengontrolan variabel; membuat perlakuan variabel bebas dan mengendalikan varibel kontrol.

d) Pelaksanaan eksperimen. e) Pengolahan data.

f) Pengambilan kesimpulan; kesimpulan ini merupakan jawaban yang pasti (bersifat tertutup), maka tidak perlu dipertanyakan kebenarannya, atau tidak mengundang munculnya masalah baru.

3) Eksperimen berujung-terbuka

Metode ekperimen berujung-terbuka memiliki langkah-langkah yang sama dengan eksperimen terkontrol. Yang membedakan antara keduanya adalah pada eksperimen berujung-terbuka kesimpulan dari jawaban masalah masih terbuka. Artinya kesimpulan dari suatu masalah dapat menimbulkan masalah yang baru atau hipotesis baru (lebih kompleks). Disamping itu, pada eksperimen sederhana dan terkontrol, hipotesis dan rancangan kegiatan eksperimen disiapkan oleh guru, sedangkan pada ekperimen terbuka peserta didik dapat diminta untuk menemukan masalah, menyusun hipotesis, dan membuat rancangan ekperimen sendiri.

c. Kelebihan Metode Eksperimen

Metode eksperimen memiliki beberapa kelebihan yaitu sebagai berikut:52 1) Peserta didik dirangsang berpikir kritis, tekun, jujur, mau bekerja sama, terbuka

dan objektif.

2) Peserta didik dirangsang untuk memiliki keterampilan proses sains, seperti mengamati, menginterpretasi, mengelompokkan, mengajukan pertanyaan, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, mengkomunikasikan dan melakukan eksperimen.

3) Peserta didik belajar secara konstruktif tidak bersifat hafalan, sehingga pemahamannya terhadap suatu konsep bersifat mendalam dan bertahan lama. 4) Peserta didik ditempatkan pada situasi belajar yang penuh tantangan, sehingga

tidak mudah bosan.

5) Peserta didik konsentrasinya terarahkan pada kegiatan pembelajaran. 6) Peserta didik lebih mudah memahami suatu konsep yang bersifat abstrak.

d. Kelemahan Metode Eksperimen

Selain mempunyai kelebihan, metode eksperimen juga memiliki kelemahan, antara laian:53

1) Memerlukan waktu yang relatif lama.

2) Memerlukan alat dan bahan yang cukup dan terkadang sulit ditemukan atau mahal harganya.

3) Guru harus membuat perencanaan kegiatan eksperimen yang matang, hal ini nenuntut guru menguasai konsep yang akan diuji atau dibuktikan dalam kegiatan eksperimen.

4) peserta didik dituntut terlebih dahulu memiliki landasan berpikir, sehingga mengetahui secara jelas tujuannya melakukan eksperimen dan kesimpulan yang diambilnya relevan dengan konsep yang sedang diuji.

5) Cenderung memerlukan ruang khusus (laboratorium), untuk lebih leluasa melakukan eksperimen.

52

Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2009), h. 104.

53

Dokumen terkait