BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.6 Metode Gerak dan Lagu
Metode adalah cara-cara atau teknik efektif untuk menyampaikan materi ajar yang menentukan situasi belajar (Prawiradilaga, 2007: 18). Metode pembelajaran digunakan untuk merealisasikan strategi pembelajaran yang telah ditetapkan (Mudlofir & Rusydiyah, 2016: 105). Strategi pembelajaran terdiri dari semua komponen materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa (Mudlofir & Rusydiyah, 2016: 61-62). Oleh karena itu, gerak dan lagu tidak disebut strategi karena gerak dan lagu belum mencakup semua komponen materi pengajaran. Gerak dan lagu lebih cocok disebut metode karena gerak dan lagu dapat menjadi cara efektif untuk menyampaikan bahan ajar yang dapat menentukan situasi belajar.
20
Brain Based Learning mengungkapkan pengetahuan baru mengenai bagaimana otak bekerja yang menyarankan agar para guru menggunakan musik dan lagu sebagai alat pembelajaran khususnya IPA (Sousa, 2006). Fungsi otak manusia sangat kompleks, terutama mengenai pengolahan informasi dari pengalaman (Anderson, 2011). Otak manusia dinamis dan dapat mengatur informasi yang saling berhubungan dalam memori untuk meningkatkan jaringan informasi selama proses mengingat (Anderson, 2009). Musik berpotensi sebagai alat pembelajaran didasarkan pada pemahaman mengenai bagaimana proses pengolahan informasi yang dibawa oleh musik dan peran musik dalam penyimpanan memori serta membantu kembali mengingat memori tersebut (Sousa, 2006).
Abril (2011) dalam jurnal berjudul Music, Movement, and Learning
mengungkapkan bahwa gerak dan lagu dapat digunakan untuk mengembangkan atau menguatkan konsep pengetahuan, keterampilan atau pemahaman. Gerak dan lagu merupakan komponen musik yang dapat membantu siswa mengingat dan memahami konsep materi lebih cepat (Abril, 2011). Plato mengatakan bahwa musik adalah sebuah instrumen pendidikan yang lebih kuat daripada instrumen lainnya (Rose & Nicholl, 2011: 243). Musik merupakan instrumen yang kuat karena musik tidak hanya berpengaruh terhadap pemahaman tetapi juga emosi siswa. Musik dapat meningkatkan suasana hati positif dan merangsang pusat emosional dalam diri pendengarnya sehingga membantu pendengar dalam meningkatkan daya ingat (Djohan, 2003: 110-111; Gunawan, 2007: 255; Rose & Nicholl, 2011: 245).
Emosi sangat penting bagi proses pendidikan karena emosi dapat menarik perhatian siswa yang mendorong siswa fokus dalam proses belajar dan dapat membuat memori menjadi kuat (Rose & Nicholl, 2011: 76). Emosi mempengaruhi
21 perasaan dan pemahaman siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan mempermudah penyimpanan dan pemunculan memori (Gunawan, 2007: 87). Emosi merupakan perasaan positif tentang siapa dan atau apa yang memberikan alasan seseorang untuk peduli terhadap suatu pembelajaran (Jensen & Nickelsen, 2011: 56). Salah satu cara untuk menaikan emosi positif adalah dengan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan dapat diciptakan dalam metode gerak dan lagu. Musik dalam metode gerak dan lagu dapat mempengaruhi suasana hati dan akan berefek pada meningkatnya konsentrasi, sehingga siswa akan memberi perhatian lebih sehingga kata-kata atau istilah baru yang ada di dalam lirik lagu akan lebih mudah diingat (Djohan, 2003: 110). Istilah baru lebih mudah diingat melalui pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar setiap siswa.
Richard Bandler, John Grinder, dan Michael Grinder (dalam Rose & Nicholl, 2011: 130-131) telah mengidentifikasi tiga gaya belajar yaitu visual, auditori dan kinestetik. Gaya belajar visual adalah gaya belajar di mana seseorang lebih mudah menerima suatu informasi melalui melihat sesuatu. Gaya belajar auditori adalah gaya belajar di mana seseorang lebih mudah menerima suatu informasi melalui mendengar sesuatu. Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar di mana seseorang lebih mudah menerima suatu informasi melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung.
Setiap orang memiliki gaya belajarnya tersendiri, oleh karena itu guru harus menemukan metode pengajaran yang dapat memfasilitasi seluruh gaya belajar tersebut. Metode gerak dan lagu adalah salah satu metode yang memfasilitasi seluruh gaya belajar yang dimiliki siswa. Siswa dengan gaya belajar visual dapat
22 menerima informasi dengan melihat gerakan guru dan teman-teman ketika mempraktekkan metode gerak dan lagu. Siswa dengan gaya belajar auditori dapat menerima informasi dengan mendengarkan lirik lagu yang dipakai dalam metode gerak dan lagu. Siswa dengan gaya belajar kinestetik dapat menerima informasi dengan mempraktikkan gerakan dan menyanyikan lagu dalam metode gerak dan lagu itu sendiri.
Pembelajaran menggunakan metode gerak dan lagu dapat melibatkan indera pendengaran, penglihatan, berbicara serta emosi-emosi positif sehingga dapat membuat memori kita lebih kuat (Rose & Nicholl, 2011: 244). Ketika emosi terhubung dengan pengalaman langsung yang dialami oleh panca indera, hubungan saraf menjadi lebih kuat. Hal ini terjadi karena dalam musik, lirik dan melodi yang menyatu bersama-sama dan hal ini menyediakan beberapa jalur saraf untuk menyimpan, mengakses dan mengambil memori (Sousa, 2006). Semakin banyak jalur syaraf yang dibuat, semakin padat memori dan hal ini akan menghasilkan tertanamnya informasi yang terdapat dalam lagu tersebut (Jensen, 2008). Tertanamnya memori terjadi seiring dengan aktifnya bagian untuk mempertahankan memori, ketika dua peristiwa dihubungkan bersama-sama dalam memori, memori yang satu akan mendorong teringatnya memori yang lain (Sousa, 2006).
Dalam metode gerak dan lagu terdapat pola dan ritme. Ada banyak rima, pola dan ritme yang telah dikenal oleh masyarakat. Contohnya dalam mengenal mata angin, dan mengenal urutan nama hari. Pikiran manusia terkesan pada ritme dan pola yang dapat juga menaikkan emosi kita sehingga informasi yang ada akan lebih mudah dicerna (Egan, 2009: 25-26). Hampir semua orang belajar mengenai
23 mata angin dan urutan nama hari menggunakan lagu yang memiliki ritme dan pola tertentu. Lagu-lagu berisi materi tersebut sungguh melekat dalam memori kita bahkan kita masih dapat mengingatnya hingga saat ini. Ketika belajar menggunakan musik, otak kanan menikmati irama musik sementara otak kiri memproses lirik yang terdapat pada lagu (Gunawan, 2007: 255). Hal ini menyebabkan otak kiri dan kanan berproses bersama yang membuat proses penyerapan informasi menjadi lebih cepat dan dapat bertahan lama. Metode gerak dan lagu memungkinkan siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi karena aktivitas otak yang berjalan beriringan.
Dari penjabaran di atas, metode gerak dan lagu yang dipakai dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan daya ingat siswa. Gerakan dan lagu yang dipakai di penelitian ini dipilih sendiri oleh siswa. Guru hanya memberikan materi pembelajaran yang akan dipakai sebagai isi dari lagu. Siswa selanjutnya memilih lagu apa yang akan mereka pakai dan juga seperti apa liriknya. Siswa diminta untuk membuat lirik baru dan menghubungkan ide-ide dari wawasan yang ada untuk membantu siswa membangun pemahaman akhir. Lirik dapat dianalisis sebagai salah satu dari serangkaian pengalaman yang dirancang untuk membangun pemahaman konsep dalam hal ini sains (Governor, 2011). Ketika lirik dibuat sendiri oleh siswa, siswa diharapkan dapat menyusun kata-kata sendiri yang mudah mereka mengerti sehingga informasi akan bertahan dalam ingatan mereka. Ketika digunakan secara efektif, lagu yang merupakan salah satu bentuk musik dapat membantu memfasilitasi proses konseptual (Banilower, dkk., 2008). Gerakan yang dipilih siswa juga diharapkan sesuai dengan gambaran kata-kata yang mereka pilih,