• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami pelajaran ipa pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami pelajaran ipa pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE GERAK DAN LAGU

TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI

PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV

SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Rigia Tirza Hardini

NIM: 131134134

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah sederhana ini dipersembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, Juru Selamat sekaligus sahabat saya yang setia membimbing setiap langkah yang saya ambil dalam perjalanan hidup saya 2. Alm. Mbah Paino Marto Suwito yang terus menanti selesainya skripsi saya

dan akhirnya berpulang ke rumah Bapa di surga sebelum kelulusan saya 3. Papa, mama, adik dan seluruh keluarga besar yang selalu mendidik,

mendukung dan mendoakan saya

4. Seluruh sahabat yang tidak pernah lelah menegur saya ketika saya lengah, menguatkan saya ketika saya mulai lelah, mendengarkan segala keluh kesah dan kebingungan saya hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi ini 5. Universitas Sanata Dharma beserta segala civitas akademikanya

(5)

v MOTTO

Brain: “You know, we should stop doing things that slow her down, like singing.” Heart: “You know, if she stop singing you will die. End of the conversation.”

(Rigia Tirza)

“It always seems impossible until it’s done.”

(Nelson Mandela)

“And God will wipe away every tear from their eyes; there shall be no more death, nor sorrow, nor crying. There shall be no more pain, for the former things

have passed away.”

(Revelation 21:5)

“Do your best and let God do the rest.”

(Benjamin Carson)

“Pikiranku, kehendakku kuserahkan pada-Mu. Harapanku hanya di dalam-Mu, ku kan teguh bersama-Mu Tuhan. Jadikanku bejana-Mu, untuk memuliakan-Mu”

(Bejana-Mu, JPCC Worship)

“Whatever you do, work heartily, as for the Lord and not for Men.”

(Colossians 3:23)

“The lower the expectation the happier you’ll be”

(Ineke Andrayani)

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan yang biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak

membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai ia

akan memberikan padamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”

(6)

vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 Februari 2017 Penulis,

(7)

vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Rigia Tirza Hardini

Nomor Mahasiswa : 131134134

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya Ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH PENGGUNAAN METODE GERAK DAN LAGU TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 13 Februari 2017 Yang menyatakan

(8)

viii ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN METODE GERAK DAN LAGU TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI

PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA

Rigia Tirza Hardini Universitas Sanata Dharma

2017

Setiap siswa memiliki gaya belajarnya masing-masing. Sayangnya, pembelajaran di sekolah belum dapat memfasilitasi gaya belajar setiap siswa. Metode gerak dan lagu dapat memfasilitasi seluruh gaya belajar siswa dan memberikan pengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami melalui dukungan emosi positif dan kerja otak yang kompleks. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami, khususnya dalam pelajaran IPA kelas IV SD materi daur hidup hewan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental

tipe non-equivalent control group. Siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 tahun ajaran 2016/2017 adalah populasi penelitian ini. Sampel penelitian adalah siswa kelas IV A dengan jumlah 28 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B dengan jumlah 28 siswa sebagai kelompok kontrol.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Hal ini ditunjukkan oleh Sig. (2-tailed) hasil uji signifikansi pengaruh perlakukan sebesar 0,001, lebih kecil dari 0,05. Pengaruh perlakuan ditunjukkan dengan r = -0,619 dan r2 = 0,3833 yang dalam persentase adalah 38,33% yang artinya memiliki efek yang besar. (2) Metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan memahami. Hal ini ditunjukkan oleh Sig. (2-tailed) hasil uji signifikansi pengaruh perlakukan sebesar 0,026 dan lebih kecil dari 0,05. Pengaruh perlakuan ditunjukkan dengan r = -0,546 dan r2 = 0,2985 yang dalam persentase adalah 29,85% yang artinya memiliki efek yang besar.

(9)

ix ABSTRACT

THE EFFECT OF USING MUSIC AND MOVEMENT METHOD OF 4THGRADE’S SCIENCE LESSON

AT SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA TO REMEMBER AND UNDERSTAND

Rigia Tirza Hardini Sanata Dharma University

2017

Each student has their own learning styles. Unfortunately, learning activities in schools has not been able to facilitate each student’s learning styles. Music and movement method can facilitate each student’s learning styles and gives influence to the ability to remember and understand through its support of positive emotions and the complex work of the brain. This study aimed to determine the effect of using music and movement method to remember and understand, especially for 4th grade’s science lessons on animals’ lifecycles.

The method used in this study was quasi-experimental non-equivalent control group design. Fourth grade students of SD Kanisius Demangan Baru 1 academic year of 2016/2017 were the population of this study. The samples were 28 students of A class as the experimental group and 28 students of B class as the control group.

The results showed that (1) Music and movement method has an effect on the ability to remember. This shown by the Sig. (2-tailed) of the treatment significance effect test result was 0,001 which less than 0,05. The effect of treatment indicated by r = -0,619 and r2 = 0,3833 which in percentage was 38,33% which

means the treatment has a big effect. (2) Music and movement method has an effect on the ability to understand. This shown by the Sig. (2-tailed) of the treatment significance effect test result was 0,026 which less than 0,05. The effect of treatment was indicated by r = -0,546 and r2 = 0,2985 which in percentage was 29,85% which

means the treatment has a big effect.

(10)

x PRAKATA

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya dengan kasih karunia-Nya, skripsi ini dapat terselesaikan tepat waktu. Penyusunan skripsi berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Gerak dan Lagu Terhadap Kemampuan Mengingat Dan Memahami Pelajaran IPA Pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta” ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar dari Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini ditulis dengan penuh perjuangan dan tanpa adanya dukungan dari banyak pihak, saya mungkin telah menyerah. Oleh karena itu, saya ingin mengungkapkan rasa terimakasih dari hati saya yang terdalam kepada:

1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing II yang telah membimbing penelitian saya 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakaprodi PGSD Universitas

Sanata Dharma

4. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc., Dosen Pembimbing I yang telah membimbing penelitian saya

5. Y. Hariyanta, S.Pd., Kepala SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian

6. Lenny Maryati, S.Pd., guru mata pelajaran IPA kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 yang telah bersedia menjadi guru mitra

7. Segenap guru dan karyawan, serta seluruh siswa kelas IV A dan IV B SD Kanisius Demangan Baru 1 yang telah membantu kelancaran penelitian ini 8. Segenap dosen dan karyawan Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma

9. Seluruh keluarga besar saya khususnya kedua orang tua saya, Bapak Tugiyono dan Ibu Riaunie Merry Egeten, yang telah mendidik saya sejak kecil, selalu memberikan semangat, menemani, mendoakan, serta mendukung segala keputusan saya terutama selama penyusunan skripsi ini

(11)

xi 11.Teman-teman PSM Cantus Firmus Universitas Sanata Dharma khususnya angkatan 2013, Go-jek group: Sorta, Ria, Ayu, Dea, Dhani, dan Sasha, kontingen Pesparawi Mahasiswa 2016 di Medan, serta teman-teman Vocal GroupThe Dissonance’ yang telah memberikan banyak pengalaman hebat dalam hidup saya, mengajari saya mengenai arti perjuangan dan menjadi tempat saya ‘melarikan diri’ sejenak dari rutinitas skripsi

12.Kakak-kakak guru sekolah minggu GKI Gejayan yang setia mendukung saya dalam doa dan saling menguatkan diri dalam pelayanan bersama

13.Teman-teman PGSD Universitas Sanata Dharma angkatan 2013, khususnya kelas C, kelas A, Hangout group: Jupe, Melati, Lilis, Wulan, Albertin, dan teman-teman PPL PGSD tahun ajaran 2016/2017 di SD Kanisius Demangan Baru 1: Nana, Viga, Rena, dan Rina yang telah setia saling mendukung 14.Ineke Andrayani, Andrea Mira Sorta Hutadjulu, Putri Puspita Maharani,

sahabat-sahabat saya yang setia menemani, mendengar curahan hati serta memberi semangat selama penyusunan skripsi saya, Syalala group: Pepe, Code, Chika, Runi, Avi, Kasur, Arum, dan Tara serta Selo hubungi? group: Riri, Ike, Ova dan Woro yang satu persatu akan lulus tahun ini

15.Elizabeth Vania Melati dan Lilis Suryani, sahabat-sahabat saya dari awal kuliah yang selalu mendorong saya untuk segera menyelesaikan skripsi 16.Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah membantu

kelancaran proses penyusunan skripsi ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Saya berharap penelitian sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membutuhkan.

Penulis, Yogyakarta, 13 Februari 2017

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

1.1 Latar Belakang Permasalahan ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 6

1.4.2 Manfaat Praktis ... 6

1.5 Definisi Operasional ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Teori Perkembangan Kognitif Piaget ... 8

2.1.2 Kemampuan Mengingat ... 10

2.1.3 Kemampuan Memahami ... 12

2.1.4 Pembelajaran IPA di SD ... 14

2.1.5 Materi Daur Hidup Hewan ... 16

2.1.6 Metode Gerak dan Lagu ... 19

2.1.7 Hasil Penelitian yang Relevan... 24

2.1.8 Literature Map ... 27

(13)

xiii

2.3 Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Setting Penelitian ... 33

3.2.1 Lokasi penelitian ... 33

3.2.2 Waktu Penelitian ... 34

3.3 Populasi dan Sampel ... 35

3.4 Variabel Penelitian ... 35

3.4.1 Variabel Bebas ... 36

3.4.2 Variabel Terikat... 36

3.5 Instrumen Penelitian ... 36

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.7 Teknik Pengujian Instrumen ... 40

3.7.1 Uji Validitas ... 40

3.7.2 Uji Reliabilitas... 42

3.8 Teknik Analisis Data ... 43

3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data ... 44

3.8.2 Uji Perbedaan Rerata Pretest ... 44

3.8.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ... 45

3.8.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan... 45

3.8.5 Analisis Lebih Lanjut ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Hasil penelitian ... 48

4.1.1 Implementasi Penelitian ... 48

4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian ... 48

4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ... 49

4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I ... 53

4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data ... 53

4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ... 55

4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ... 56

4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut ... 57

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II ... 60

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data ... 60

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ... 62

4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ... 63

(14)

xiv

4.2 Pembahasan ... 67

4.2.1 Pengaruh Metode Gerak dan Lagu terhadap Kemampuan Mengingat . 67 4.2.2 Pengaruh Metode Gerak dan Lagu terhadap Kemampuan Memahami 68 4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 73

5.3 Saran ... 73

DAFTAR REFERENSI ... 75

LAMPIRAN ... 78

(15)

xv DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Daur hidup kupu-kupu ... 17

Gambar 2.2 Daur hidup nyamuk ... 17

Gambar 2.3 Daur hidup lalat ... 18

Gambar 2.4 Daur hidup kecoa ... 19

Gambar 2.5 Daur hidup katak ... 18

Gambar 2.6 Literature map ... 27

Gambar 3.1 Desain penelitian... 32

Gambar 3.2 Variabel penelitian ... 36

Gambar 4.1 Grafik skor pretest, posttest 1 dan posttest 2 kemampuan mengingat ... 59

(16)

xvi DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penelitian Kelompok Eksperimen ... 34

Tabel 3.2 Waktu Penelitian Kelompok Kontrol ... 34

Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen... 38

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian ... 38

Tabel 3.5 Hasil Validasi Instrumen ... 41

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 43

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Mengingat ... 54

Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal Terhadap Kemampuan Mengingat ... 55

Tabel 4.3 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Mengingat ... 55

Tabel 4.4 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Mengingat ... 56

Tabel 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Mengingat ... 57

Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest 1 ... 58

Tabel 4.7 Perbandingan Rerata Posttest 1 dan Posttest 2 ... 58

Tabel 4.8 Perbandingan Rerata Posttest ... 59

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Memahami ... 60

Tabel 4.10 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal Terhadap Kemampuan Memahami ... 61

Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Memahami ... 62

Tabel 4.12 Hasil Uji Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Memahami .... 63

Tabel 4.13 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Memahami ... 64

Tabel 4.14 Hasil Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest 1 ... 64

Tabel 4.15 Perbandingan Rerata Posttest 1 dan Posttest 2 ... 65

(17)

xvii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian... 79

Lampiran 2. RPP kelompok eksperimen ... 80

Lampiran 3. Soal pretest ... 89

Lampiran 4. Kunci jawaban soal pretest ... 91

Lampiran 5. Soal posttest 1 ... 92

Lampiran 6. Kunci jawaban soal posttest 1 ... 94

Lampiran 7. Soal posttest 2 ... 95

Lampiran 8. Kunci jawaban soal posttest 2 ... 97

Lampiran 9. Rekapitulasi Nilai Hasil ExpertJudgement ... 98

Lampiran 10. Hasil uji validitas instrumen soal kemampuan mengingat ... 100

Lampiran 11. Hasil uji validitas instrumen soal kemampuan memahami ... 104

Lampiran 12. Hasil uji reliabilitas ... 106

Lampiran 13. Tabulasi nilai pretest, posttest 1, dan posttest 2 kemampuan mengingat ... 107

Lampiran 14. Rekapitulasi rerata nilai pretest, posttest dan posttest 2 kemampuan mengingat ... 113

Lampiran 15. Hasil uji normalitas distribusi data kemampuan mengingat ... 114

Lampiran 16. Uji perbedaan kemampuan awal untuk kemampuan mengingat .. 115

Lampiran 17. Uji signifikansi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengingat ... 116

Lampiran 18. Uji besar pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengingat .. 117

Lampiran 19. Uji peningkatan rerata pretest ke posttest 1 kemampuan mengingat ... 118

Lampiran 20. Uji korelasi rerata pretest dan posttest 1 kemampuan mengingat 119 Lampiran 21. Uji retensi pengaruh perlakuan kemampuan mengingat ... 120

Lampiran 22. Tabulasi nilai pretest, posttest 1, dan posttest 2 kemampuan memahami ... 121

Lampiran 23. Rekapitulasi nilai pretest, posttest 1, dan posttest 2 kemampuan memahami ... 127

(18)

xviii Lampiran 25. Uji perbedaan kemampuan awal untuk kemampuan memahami . 129 Lampiran 26. Uji signifikansi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan

memahami ... 130 Lampiran 27. Uji besar pengaruh perlakuan terhadap kemampuan memahami . 131 Lampiran 28. Uji peningkatan rerata pretest ke posttest 1 kemampuan memahami

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab I membahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Latar belakang permasalahan merupakan penjelasan mengenai alasan dilakukannya penelitian. Manfaat penelitian mencakup manfaat penelitian untuk siswa, guru dan peneliti. Definisi operasional merupakan penjelasan singkat mengenai kata kunci dalam penelitian.

1.1Latar Belakang Permasalahan

(20)

1 sesuatu seperti lagu, dan ceramah. Siswa dengan gaya belajar kinestetis lebih senang belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Sebenarnya ketiga gaya belajar tersebut dapat dipergunakan oleh setiap siswa dalam belajar, namun siswa akan cenderung memilih satu gaya belajar yang lebih disukai dibandingkan dengan gaya belajar yang lainnya (Rose & Nicholl, 2011: 131).

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Howard Gardner (1993) mengungkapkan bahwa gaya belajar siswa tercermin dari kecenderungan kecerdasan yang dimiliki oleh siswa tersebut. Berdasarkan hal tersebut, beberapa sekolah telah mengembangkan pola pembelajaran berbasis kecerdasan ganda. Pembelajaran di sekolah berbasis kecerdasan ganda disesuaikan dengan hasil analisis kecerdasan yang dimiliki siswa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal (Chatib, 2010: 9). Hal ini sesuai dengan metode pendidikan yang cocok untuk pendidikan Indonesia menurut Ki Hadjar Dewantara, yakni siswa secara mandiri melakukan eksplorasi diri dan berekspresi tetapi tetap mendapat pendampingan oleh guru (Samho, 2013: 77). Eksplorasi diri siswa dapat berupa pemilihan gaya belajar yang sesuai dengan keinginan siswa, dan bentuk pendampingan dari guru adalah penyesuaian pembelajaran di kelas dengan gaya belajar siswa.

(21)

2 mengeksplorasi dirinya (Samho, 2013: 77; Sutirna, 2013: 41). Perencanaan pembelajaran yang kurang mempertimbangkan potensi siswa yang berbeda-beda tidak dapat memfasilitasi seluruh gaya belajar siswa, padahal pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa membuat siswa lebih cepat dan mudah menyerap informasi yang diberikan (Chatib, 2010: 100; Rose & Nicholl, 2011: 132). Banyak siswa tidak mampu mencerna materi yang diberikan guru karena oleh ketidaksesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa (Chatib, 2010: 100). Gaya belajar siswa dengan berbagai kecerdasan dapat diakomodasi dengan metode pembelajaran yang berkaitan dengan musik. Memasukkan unsur musik dalam pembelajaran telah dilakukan sejak zaman dahulu, salah satunya dengan mewariskan pembelajaran adat melalui lagu berima (Egan, 2009: 25). Sejak dahulu, siswa SD telah mempelajari arah mata angin dengan melagukan rima “Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut, Utara, Timur Laut”. Tidak ada seorangpun yang tau pasti siapa yang memulai metode lagu berima tersebut, tapi metode ini telah berkembang sebagai proses belajar sambil bernyanyi dan bergerak yang juga dikenal sebagai metode gerak dan lagu. Brain Based Learning

(22)

3 Memori dan daya ingat siswa berhubungan dengan taksonomi Bloom tingkat rendah yaitu mengingat dan memahami. Secara ringkas, Taksonomi Bloom menguraikan kemampuan kognitif menjadi enam tingkat proses kognitif (Supratiknya, 2014: 94). Mengingat dan memahami adalah proses kognitif pertama dan kedua dari tingkatan Taksonomi Bloom. Siswa dikatakan dapat mengingat materi ketika siswa dapat memunculkan kembali pengetahuan dan pengalaman yang telah tersimpan di memori jangka panjangnya (Anderson & Krathwohl, 2010: 99; Rohmah, 2012: 150-151; Kuswana, 2012: 115). Siswa dikatakan memahami ketika mampu mencari hubungan antara makna pembelajaran dengan pengetahuan yang telah tersimpan di memori jangka panjang dan mampu mendeskripsikannya baik secara lisan, tulisan maupun grafik atau gambar (Wong, 2014: 339; Kuswana, 2012: 115; Anderson & Krathwohl, 2010: 100).

(23)

4 lagu yang menjadi bagian dari pembelajaran menggunakan musik diharapkan dapat memfasilitasi semua gaya belajar siswa sehingga dapat membantu siswa mengingat dan memahami materi pembelajaran IPA khususnya daur hidup hewan yang banyak berisi istilah-istilah baru.

Governor (2011), meneliti mengenai pembelajaran IPA menggunakan lagu dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di enam sekolah menengah yang semuanya terletak di pinggir kota Georgia, Amerika Serikat. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana respon dan pengalaman siswa serta guru selama pembelajaran menggunakan lagu yang berisi materi IPA. Penelitian dilakukan mulai awal September tahun 2010 hingga awal Januari 2011. Data diperoleh melalui wawancara, observasi dan diskusi kelas. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa lagu-lagu berisi materi IPA dapat membantu siswa membangun pemahaman mereka tentang konsep-konsep IPA. Selanjutnya Governor (2011) menyarankan agar penelitian lebih lanjut mengeksplorasi penggunaan lagu dalam pembelajaran dilihat dari desain penelitan kuantitatif atau metode campuran. Penelitan selanjutnya harus dapat membuktikan apakah ada perbedaan hasil belajar yang dapat diukur ketika siswa menggunakan lagu saat belajar.

(24)

5 materi daur hidup hewan. Standar Kompetensi yang dipilih adalah SK 4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup dan Kompetensi Dasar yang dipilih adalah KD 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. Kemampuan mengingat diukur sejauh instrumen yang dibuat oleh peneliti sejumlah 20 soal pilihan ganda. Kemampuan memahami diukur sejauh instrumen yang dibuat oleh peneliti sebanyak 3 soal esai. Dalam penelitian ini, siswa secara berkelompok membuat lirik lagu dan gerakan yang menjadi inti dari metode pembelajaran ini dan guru hanya berperan sebagai fasilitator siswa.

1.2Rumusan Masalah

1. Apakah penggunaan metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta?

2. Apakah penggunaan metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan memahami pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta?

1.3Tujuan Penelitian

(25)

6 2. Mengetahui pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan memahami pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini membuka wawasan baru dalam pendidikan mengenai pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu yang dapat digunakan sebagai referensi pengembangan metode pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Siswa

Siswa mengikuti pembelajaran yang dapat memfasilitasi gaya belajarnya terutama dalam mengembangkan kemampuan mengingat dan memahami pelajaran IPA.

2. Bagi Guru

Guru mendapatkan pengalaman mengenai penggunaan metode gerak dan lagu dan diharapkan lewat pengalaman ini guru diharapkan mampu menerapkan metode tesebut ketika mengajar di kelas.

3. Bagi Peneliti

(26)

7 1.5Definisi Operasional

1. Metode gerak dan lagu adalah cara penyampaian materi yang dilakukan dengan menyanyikan lagu berisi materi dan melakukan gerakan yang sesuai untuk membantu mengingat materi pelajaran.

2. Kemampuan mengingat adalah kapasitas seseorang untuk memunculkan kembali pengetahuan atau pengalaman yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang.

3. Kemampuan memahami adalah kapasitas seseorang untuk mencari hubungan antara makna pembelajaran dengan pengetahuan yang telah tersimpan di memori jangka panjang dan mampu mendeskripsikannya baik secara lisan, tulisan maupun grafik atau gambar.

(27)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II merupakan landasan teori yang berisi kajian pustaka, penelitian-penelitian yang mendukung, kerangka berpikir, dan hipotesis. Kajian pustaka membahas teori-teori yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian dan hasil penelitian sebelumnya yang berisi pengalaman penelitian yang pernah ada dan dirumuskan dalam kerangka berpikir dan hipotesis yang berisi dugaan sementara dari rumusan masalah penelitian.

2.1Kajian Pustaka

2.1.1 Teori Perkembangan Kognitif Piaget

Piaget adalah psikolog perkembangan berkebangsaan Swiss yang mengemukakan bahwa usaha siswa secara kognitif untuk membagun pemahaman melibatkan dua proses yaitu adaptasi dan organisasi (Santrock, 2012: 27). Seperti halnya struktur tubuh beradaptasi agar cocok dengan lingkungan, demikian pula struktur pikiran berkembang agar lebih serasi dengan dunia luar (Berk, 2012: 24). Penyesuaian diri terhadap tuntutan baru dari lingkungan juga perlu didukung dengan pengorganisasian berbagai pengamatan dan pengalaman yang dialami di dunia nyata (Santrock, 2012: 27).

(28)

9 perkembangan kognitif yang berkaitan dengan rentang usia siswa dan masing-masing memiliki cara berpikir yang berbeda (Berk, 2012: 24; Santrock, 2012: 27). Tahap-tahap tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci di bawah ini (Berk, 2012: 24; Santrock, 2012: 28):

1. Tahap sensorimotor

Perkembangan kognitif siswa dimulai pada tahap sensori motorik saat bayi usia 2 tahun menggunakan indera dan gerak untuk mengeksplorasi dunia. Dalam tahap ini bayi mengordinasikan pengalaman inderanya, contohnya melihat dan mendengar, dengan tindakan fisik.

2. Tahap praoperasional

Tahap ini berlangsung mulai usia 2 hingga 7 tahun. Pada tahap kedua ini, pola tindakan akan berkembang menjadi pemikiran simbolis tetapi belum logis. Melalui kata-kata dan gambar, mereka mencoba melukiskan dunia dari pandangan mereka, tetapi mereka belum mampu melakukan tindakan secara mental seperti yang mereka lakukan secara fisik.

3. Tahap operasional konkret

Pada tahap ini, pemikiran siswa dengan rentang usia 7 sampai 11 tahun, telah berkembang menjadi penalaran logis namun hanya terbatas pada hal-hal yang spesifik dan konkret. Siswa belum dapat membayangkan hal-hal abstrak seperti rumus maupun istilah baru karena hal tersebut tidak dapat mereka lihat atau alami secara langsung.

4. Tahap operasional formal

(29)

pengalaman-10 pengalaman pemikiran yang lebih abstrak. Pekerjaan dilakukan secara lebih sistematis dengan mengembangkan pemikiran mengenai mengapa sesuatu hal dapat terjadi kemudian mencari kebenarannya.

Siswa Sekolah Dasar dengan rentang usia 7 sampai dengan 11 tahun masuk ke dalam tahap operasional konkret (Santrock, 2012: 329). Pada tahap operasional konkret, pemahaman siswa masih terbatas pada hal-hal konkret (Santrock, 2012: 330) oleh karena itu siswa sulit menerima istilah-istilah baru yang mereka pelajari dalam pelajaran IPA. Siswa membutuhkan media atau metode yang dapat membuat istilah yang ada menjadi lebih konkret sehingga lebih mudah diingat dan dipahami. Metode gerak dan lagu adalah salah satu metode yang dapat membantu siswa memahami pelajaran IPA karena membuat pembelajaran menjadi lebih konkret.

2.1.2 Kemampuan mengingat

(30)

11 penguasaan proses kognitif pada tingkat selanjutnya (Anderson & Krathwohl, 2010: 103; Krathwohl, 2002 (dalam Supratiknya, 2014: 96)).

Dalam kategori mengingat terdapat dua proses kognitif meliputi mengenali dan mengingat kembali yang dijelaskan sebagai berikut (Anderson & Krathwohl, 2010; Kuswana, 2012):

1. Mengenali

Mengenali adalah proses penempatan pengetahuan dan pengalaman dalam memori jangka panjang yang sesuai dengan pengetahuan yang telah ada. Proses ini menuntut siswa mencari informasi yang mirip dengan informasi yang diterima. Ketika menemukan informasi baru, siswa menentukan apakah informasi tersebut sesuai dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya atau tidak.

2. Mengingat kembali

Mengingat kembali adalah proses mendapatkan kembali pengetahuan dan pengalaman relevan yang tersimpan dalam memori jangka panjang untuk mencari jawaban atas pertanyaan.

(31)

12 kognitif mengenali dan mengingat kembali pengetahuan dan pengalaman yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang untuk selanjutnya memberikan jawaban terhadap soal.

2.1.3 Kemampuan Memahami

Memahami merupakan level kedua dari Taksonomi Bloom. Memahami artinya siswa mampu membuat hubungan antara makna pembelajaran dengan pengetahuan maupun pengalaman relevan yang telah tersimpan di dalam memori jangka panjang dan mampu mendeskripsikannya secara lisan, tulisan maupun grafik atau gambar (Wong, 2014: 59; Kuswana, 2012: 115; Anderson & Krathwohl, 2010: 100). Kedalaman pemahaman siswa terlihat ketika mampu mendemonstrasikan pengetahuan, yang dalam penelitian ini dapat dilihat melalui gerak dan lagu dan mengomunikasikan apa yang baru saja mereka diajarkan kepada mereka (Moore B. & Stanley, 2010: 8).

Dalam kategori memahami terdapat tujuh proses kognitif meliputi mengartikan, memberikan contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan yang dijelaskan sebagai berikut (Anderson & Krathwohl, 2010; Kuswana, 2012):

1. Mengartikan

(32)

13 2. Memberikan contoh

Dalam proses kognitif ini, siswa diminta memberi contoh khusus tentang suatu konsep atau prinsip. Memberi contoh melibatkan proses identifikasi ciri pokok dari konsep umum dan menggunakan ciri tersebut untuk membuat contoh. 3. Mengklasifikasikan

Ketika siswa mengetahui bahwa suatu informasi termasuk dalam kategori tertentu, maka proses klasifikasi sedang terjadi. Mengklasifikasikan merupakan proses kognitif yang melengkapi proses memberikan contoh. Mengklasifikasikan melibatkan proses deteksi ciri atau pola yang sesuai dengan konsep atau prinsip tertentu.

4. Merangkum

Proses merangkum terjadi ketika siswa mengemukakan satu kalimat yang merepresentasikan informasi yang diterima. Merangkum melibatkan proses membuat ringkasan.

5. Menyimpulkan

Dalam menyimpulkan, siswa membuat generalisasi sebuah konsep atau prinsip dan menerangkan contohnya dengan mencermati ciri setiap contohnya dan menarik hubungan antara ciri-ciri tersebut.

6. Membandingkan

(33)

14 7. Menjelaskan

Menjelaskan berlangsung ketika siswa dapat membuat dan menggunakan model sebab akibat yang diturunkan dari teori atau hasil penelitian atau pengalaman. Penjelasan meliputi proses sebab-akibat yang mencakup bagian pokok dari suatu sistem atau peristiwa dan menentukan apakah perubahan pada system atau peristiwa tersebut mempengaruhi perubahan yang lain.

Penjabaran diatas menunjukkan bahwa kemampuan memahami juga memiliki hubungan erat dengan memori. Pemahaman siswa muncul melalui proses menghubungkan makna pembelajaran dengan pengetahuan dan pengalaman relevan yang telah disimpan dalam memori jangka panjang. Dua dari tujuh proses kognitif dalam kemampuan memahami dipakai sebagai dasar perumusan indikator kognitif kedua dalam penelitian ini, yaitu menjelaskan proses daur hidup hewan. Kedua proses kognitif tersebut adalah mengartikan dan menjelaskan. Proses kognitif mengartikan terjadi ketika siswa mengubah pengetahuan dan pengalaman belajar yang telah tersimpan dalam memorinya yaitu dalam bentuk gerakan dan potongan lirik lagu mengenai proses daur hidup hewan menjadi kalimat untuk menjawab pertanyaan. Proses kognitif menjelaskan terjadi ketika siswa memahami bahwa perubahan bentuk tubuh dalam setiap fase daur hidup hewan mempengaruhi proses daur hidup hewan secara keseluruhan yang ditunjukkan melalui jawaban siswa terhadap soal yang diberikan.

2.1.4 Pembelajaran IPA di SD

(34)

15 mengembangkan kompetensi peserta didik dalam menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (BNSP, 2006). Materi IPA yang dikembangkan dalam KTSP merupakan materi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan (BNSP, 2006). Siswa yang duduk di bangku sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret, karena itu pembelajaran yang tepat adalah mengaitkan materi pelajaran ke dalam tema adalah yang sesuai dan dekat dengan kehidupan siswa (Kementerian pendidikan dan kebudayaan, 2014).

Hal yang diutamakan dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar adalah mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis siswa untuk memecahkan suatu masalah (Susanto, 2013). Rasa ingin tahu siswa dapat digali menggunakan hal-hal konkret yang terjadi di sekitar siswa. Materi IPA di Sekolah Dasar memperkenalkan siswa kepada lingkungan sekitarnya dan kejadian dalam kehidupan sehari-hari (BNSP, 2006). Hal ini menuntut siswa untuk banyak mengingat dan memahami hal-hal baru di sekitarnya.

(35)

16 2.1.5 Materi daur hidup hewan

Materi IPA yang akan dipelajari dalam penelitian ini adalah daur hidup hewan. Dalam KTSP, Daur hidup dipelajari pada kelas IV semester 1. Standar Kompetensi untuk pembelajaran ini adalah SK 4. Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup. Kompetensi Dasar untuk pembelajaran ini adalah KD 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. Daur hidup hewan dibagi menjadi dua yaitu daur hidup hewan tanpa metamorfosis dan daur hidup hewan dengan metamorfosis (Sumantoro & Hermana, 2011: 58). Materi daur hidup hewan yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada daur hidup hewan dengan metamorfosis.

Sumantoro dan Hermana (2011: 60) mengungkapkan bahwa daur hidup hewan dengan metamorfosis dibedakan menjadi dua yaitu metamorfosis sempurna dan metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis sempurna ditandai dengan adanya perbedaan antara bentuk tubuh hewan saat lahir dengan bentuk tubuhnya ketika dewasa. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah kupu-kupu. Hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna bentuk tubuhnya saat lahir tidak terlalu berbeda dengan bentuk tubuhnya saat dewasa. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah kecoa. Berikut ini merupakan ringkasan materi daur hidup hewan dengan metamorfosis (Haryanto, 2004; Sumantoro & Hermana, 2011) yang akan dipakai dalam pembelajaran: 1. Daur hidup hewan dengan metamorfosis sempurna

a. Daur hidup kupu-kupu

(36)

17 dengan makan daun. Ulat kemudian membuat sarang dari air liurnya. Keadaan ulat yang terbungkus dalam sarang benang disebut kepompong (pupa). Selama masa kepompong, ulat berubah menjadi kupu-kupu. Jika telah berubah secara sempurna, kupu-kupu keluar dari kepompong. Kupu-kupu hidup dengan memakan nektar (madu) yang terdapat pada bunga. Kupu-kupu berkembang biak dengan cara bertelur. Dari telur tersebut daur hidup kupu-kupu baru dimulai lagi.

Gambar 2.1 Daur hidup kupu-kupu

b. Daur hidup nyamuk

Daur hidup nyamuk dimulai dari telur. Telur nyamuk berada di air. Telur menetas menjadi jentik-jentik. Jentik-jentik mendapatkan makanan di air. Kemudian, jentik-jentik tumbuh dan berubah menjadi pupa. Selanjutnya, pupa berubah menjadi nyamuk. Nyamuk akan kembali ke air untuk bertelur.

Gambar 2.2 Daur hidup nyamuk

c. Daur hidup lalat

(37)

18 kecil. Kemudian belatung berubah menjadi pupa. Setelah beberapa hari pupa berubah menjadi lalat. Lalat kemudian bertelur di tempat yang kotor. Dari telur tersebut daur hidup lalat yang baru dimulai lagi.

Gambar 2.3 Daur hidup lalat

d. Daur hidup katak

Daur hidup katak dimulai dari telur. Telur katak berada di air. Telur menetas menjadi kecebong (berudu). Kecebong hidup dan tumbuh dalam air. Kecebong bernapas dengan insang. Kemudian, pada kecebong tumbuh sepasang kaki belakang dan disusul sepasang kaki depan. Semakin lama, ekor katak semakin mengerut. kecebong tumbuh dan berubah menjadi katak muda. Akhirnya, ekor katak hilang. Katak muda berubah menjadi katak dewasa yang tidak berekor. Katak dewasa bernapas dengan paru-paru dan kulit. Katak dewasa hidup di air dan di darat. Katak dewasa bertelur di dalam air. Dari sini mulailah telur katak menjalani daur hidupnya.

(38)

19 2. Daur hidup hewan dengan metamorfosis tidak sempurna

a. Daur hidup kecoa

Daur hidup kecoa dimulai dari telur. Telur kecoa menetas menjadi nimfa. Bentuk nimfa mirip dengan kecoa, bedanya nimfa tidak bersayap. Nimfa tumbuh menjadi kecoa. Kecoa tidak melalui fase pupa. Kecoa bertelur di air kotor. Dari sini, daur hidup kecoa yang baru dimulai lagi.

Gambar 2.5 Daur hidup kecoa

2.1.6 Metode gerak dan lagu

(39)

20

Brain Based Learning mengungkapkan pengetahuan baru mengenai bagaimana otak bekerja yang menyarankan agar para guru menggunakan musik dan lagu sebagai alat pembelajaran khususnya IPA (Sousa, 2006). Fungsi otak manusia sangat kompleks, terutama mengenai pengolahan informasi dari pengalaman (Anderson, 2011). Otak manusia dinamis dan dapat mengatur informasi yang saling berhubungan dalam memori untuk meningkatkan jaringan informasi selama proses mengingat (Anderson, 2009). Musik berpotensi sebagai alat pembelajaran didasarkan pada pemahaman mengenai bagaimana proses pengolahan informasi yang dibawa oleh musik dan peran musik dalam penyimpanan memori serta membantu kembali mengingat memori tersebut (Sousa, 2006).

Abril (2011) dalam jurnal berjudul Music, Movement, and Learning

mengungkapkan bahwa gerak dan lagu dapat digunakan untuk mengembangkan atau menguatkan konsep pengetahuan, keterampilan atau pemahaman. Gerak dan lagu merupakan komponen musik yang dapat membantu siswa mengingat dan memahami konsep materi lebih cepat (Abril, 2011). Plato mengatakan bahwa musik adalah sebuah instrumen pendidikan yang lebih kuat daripada instrumen lainnya (Rose & Nicholl, 2011: 243). Musik merupakan instrumen yang kuat karena musik tidak hanya berpengaruh terhadap pemahaman tetapi juga emosi siswa. Musik dapat meningkatkan suasana hati positif dan merangsang pusat emosional dalam diri pendengarnya sehingga membantu pendengar dalam meningkatkan daya ingat (Djohan, 2003: 110-111; Gunawan, 2007: 255; Rose & Nicholl, 2011: 245).

(40)

21 perasaan dan pemahaman siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan mempermudah penyimpanan dan pemunculan memori (Gunawan, 2007: 87). Emosi merupakan perasaan positif tentang siapa dan atau apa yang memberikan alasan seseorang untuk peduli terhadap suatu pembelajaran (Jensen & Nickelsen, 2011: 56). Salah satu cara untuk menaikan emosi positif adalah dengan membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan dapat diciptakan dalam metode gerak dan lagu. Musik dalam metode gerak dan lagu dapat mempengaruhi suasana hati dan akan berefek pada meningkatnya konsentrasi, sehingga siswa akan memberi perhatian lebih sehingga kata-kata atau istilah baru yang ada di dalam lirik lagu akan lebih mudah diingat (Djohan, 2003: 110). Istilah baru lebih mudah diingat melalui pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar setiap siswa.

Richard Bandler, John Grinder, dan Michael Grinder (dalam Rose & Nicholl, 2011: 130-131) telah mengidentifikasi tiga gaya belajar yaitu visual, auditori dan kinestetik. Gaya belajar visual adalah gaya belajar di mana seseorang lebih mudah menerima suatu informasi melalui melihat sesuatu. Gaya belajar auditori adalah gaya belajar di mana seseorang lebih mudah menerima suatu informasi melalui mendengar sesuatu. Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar di mana seseorang lebih mudah menerima suatu informasi melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung.

(41)

22 menerima informasi dengan melihat gerakan guru dan teman-teman ketika mempraktekkan metode gerak dan lagu. Siswa dengan gaya belajar auditori dapat menerima informasi dengan mendengarkan lirik lagu yang dipakai dalam metode gerak dan lagu. Siswa dengan gaya belajar kinestetik dapat menerima informasi dengan mempraktikkan gerakan dan menyanyikan lagu dalam metode gerak dan lagu itu sendiri.

Pembelajaran menggunakan metode gerak dan lagu dapat melibatkan indera pendengaran, penglihatan, berbicara serta emosi-emosi positif sehingga dapat membuat memori kita lebih kuat (Rose & Nicholl, 2011: 244). Ketika emosi terhubung dengan pengalaman langsung yang dialami oleh panca indera, hubungan saraf menjadi lebih kuat. Hal ini terjadi karena dalam musik, lirik dan melodi yang menyatu bersama-sama dan hal ini menyediakan beberapa jalur saraf untuk menyimpan, mengakses dan mengambil memori (Sousa, 2006). Semakin banyak jalur syaraf yang dibuat, semakin padat memori dan hal ini akan menghasilkan tertanamnya informasi yang terdapat dalam lagu tersebut (Jensen, 2008). Tertanamnya memori terjadi seiring dengan aktifnya bagian untuk mempertahankan memori, ketika dua peristiwa dihubungkan bersama-sama dalam memori, memori yang satu akan mendorong teringatnya memori yang lain (Sousa, 2006).

(42)

23 mata angin dan urutan nama hari menggunakan lagu yang memiliki ritme dan pola tertentu. Lagu-lagu berisi materi tersebut sungguh melekat dalam memori kita bahkan kita masih dapat mengingatnya hingga saat ini. Ketika belajar menggunakan musik, otak kanan menikmati irama musik sementara otak kiri memproses lirik yang terdapat pada lagu (Gunawan, 2007: 255). Hal ini menyebabkan otak kiri dan kanan berproses bersama yang membuat proses penyerapan informasi menjadi lebih cepat dan dapat bertahan lama. Metode gerak dan lagu memungkinkan siswa untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi karena aktivitas otak yang berjalan beriringan.

(43)

24 hal ini akan memudahkan otak membuat jaringan kepada materi pelajaran sehingga mereka akan lebih mudah mengingat dan memahami materi pembelajaran.

2.1.7 Hasil penelitian yang relevan

Widhianawati (2011) meneliti pengaruh pembelajaran melalui gerak dan lagu dalam meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik siswa usia dini. Penelitian ini dilakukan di Kelompok Bermain SKB Sumedang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran gerak dan lagu dalam meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik siswa usia dini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimental dan menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi foto. Kelompok eksperimen terdiri dari 15 siswa di sebuah kelas dan kelompok kontrol terdiri dari 15 siswa di kelas yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan meningkatnya kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik secara signifikan. Peneliti memberikan rekomendasi bagi guru untuk melakukan pembelajaran dengan gerak dan lagu untuk meningkatkan aspek perkembangan siswa.

(44)

25 penelitian ini adalah melalui metode gerak dan lagu, pendidik dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar, bahkan dapat membantu siswa untuk memahami materi yang diajarkan dengan lebih mudah.

(45)

26 Penelitian di atas menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan musik berpengaruh kepada siswa sekolah menengah. Governor (2011) menyarankan agar penelitian lebih lanjut harus mempertimbangkan penggunaan lagu untuk mengajar ilmu dilihat dari desain penelitan kuantitatif atau metode campuran. Penelitan selanjutnya dapat membuktikan apakah ada perbedaan yang dapat diukur dari hasil belajar siswa setelah menggunakan lagu saat belajar. Pada penelitian selanjutnya dapat lebih fokus pada kegiatan yang dilakukan siswa sehingga siswa menemukan sendiri lagu berisi materi yang bermanfaat untuk belajar.

(46)

27 2.1.8 Literature Map

Gambar 2.6 Literature map

Literature map diatas menunjukkan penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan mengenai gerak dan lagu. Penelitian Matondang (2005) merupakan penelitian kajian literatur mengenai minat anak usia dini terhadap pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan metode gerak dan lagu. Penelitian Widhianawati (2011) merupakan penelitian kuantitatif quasi experimental mengenai pengaruh metode gerak dan lagu terhadap kecerdasan musical dan kecerdasan kinestetik anak usia dini. Governor (2011) melakukan penelitian kualitatif mengenai penggunaan lagu dalam pembelajaran IPA di sekolah

Yang akan diteliti:

Pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami

pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta

(Penelitian Kuantitatif)

(47)

28 menengah. Penelitian-penelitian di atas belum ada yang mengkaji metode gerak dan lagu untuk jenjang pendidikan sekolah dasar dan juga pengaruhnya terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Oleh karena itu, penelitian ini akan membahas pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami pelajaran IPA pada jenjang pendidikan sekolah dasar yang dikaji dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif quasi experimental.

2.2 Kerangka Berpikir

Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, guru harus memilih metode pembelajaran yang dapat mengakomodasi gaya belajar setiap siswa yang berbeda-beda. Metode pembelajaran gerak dan lagu dapat mengakomodasi segala kecerdasan dan gaya belajar setiap siswa (Jensen, 2005). Hal ini terjadi karena apapun jenis kecerdasan siswa dan bagaimanapun gaya belajarnya, semua hasil belajar siswa akan disimpan dalam memori otak. Musik yang terkandung dalam metode gerak dan lagu dapat mempengaruhi pusat-pusat emosional sistem limbik otak sehingga dapat meningkatkan daya ingat siswa (Rose & Nicholl, 2011: 244; Jensen, 2005). Selain itu, musik juga dapat membuat kita lebih mudah mengingat dan memahami materi yang disajikan karena ketika belajar menggunakan musik, otak kanan menikmati irama musik sementara otak kiri memproses lirik yang terdapat pada lagu (Gunawan, 2007: 255).

(48)

kupu-29 kupu, kucing. Materi daur hidup hewan dipilih karena mengandung banyak informasi berupa istilah dan pengetahuan baru yang cukup sulit dimengerti siswa.

Jika metode gerak dan lagu diterapkan pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta, akan berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan mengingat dan memahami siswa terhadap pelajaran IPA khususnya materi daur hidup hewan. Hal ini dikarenakan gerak dan lagu dapat membantu pemahaman melalui proses sinkronisasi antara otak kanan dan otak kiri (Gunawan, 2007: 255) dan juga melalui meningkatnya emosi positif yang dapat meningkatkan pemahaman (Jensen & Nickelsen, 2011: 57) terlebih ketika dua peristiwa dihubungkan bersama-sama dalam memori, memori yang satu akan mendorong teringatnya memori yang lain (Sousa, 2006).

2.3Hipotesis Penelitian

1. Penggunaan metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta.

(49)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam Bab III peneliti akan membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Pembahasan metode penelitian meliputi jenis penelitian yang digunakan, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan uji reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1Jenis Penelitian

(50)

31 tidak menggunakan pengacakan sampel dan menggunakan teknik sampel purposive

atau sampel apa adanya (Sugiyono, 2011: 79; Darmawan, 2013: 51).

(51)

32

posttest 2 untuk mengetahui apakah pengaruh penggunaan perlakuan dapat bertahan lama atau tidak.

Hasil pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan hasil penelitian. Pengaruh perlakuan dihitung dengan rumus (O2 - O1) – (O4 - O3) yang dapat dihitung melalui tiga langkah. Langkah pertama adalah

mennghitung selisih skor pretest dari skor posttest untuk kelompok eksperimen. Langkah kedua adalah menghitung selisih skor pretest dari skor posttest untuk kelompok kontrol. Setelah mendapat hasil selisih dari masing-masing skor pretest

dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, langkah selanjutnya adalah menghitung selisih hasil pengurangan skor kelompok eksperimen dengan hasil pengurangan skor kelompok kontrol. Jika hasil perhitungan skor menurut rumus tersebut negatif maka pengaruh perlakuan adalah negatif dan sebaliknya jika hasilnya positif maka pengaruh perlakuan adalah positif (Cohen, dkk, 2007: 276). Berikut adalah gambar desain penelitian.

Kelompok Eksperimen O1 X O2

---

Kelompok Kontrol O3 O4

Gambar 3.1 Desain penelitian

Keterangan gambar :

(52)

33 3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Demangan Baru 1 yang terletak di Jalan Demangan Baru No. 22, Kelurahan Caturnunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimawa Yogyakarta. SD Kanisius Demangan Baru 1 berdiri sejak tahun 1965. Berada di bawah Yayasan Kanisius Cabang Yogyakarta, SD Kanisius Demangan Baru 1 merupakan sekolah berbasis katolik yang menganut Pedagogi Ignasian atau lebih dikenal dengan Paradigma Pedagogi Reflektif. Dalam proses pembelajarannya, sekolah menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan dilengkapi nilai-nilai yang dijunjung oleh Yayasan Kanisius dan juga Paradigma Pedagogi Reflektif. Kepala sekolah biasa menyebutnya dengan KTSP PLUS.

Sekolah ini memiliki delapan belas rombongan belajar yang terdiri dari tiga kelas paralel (kelas A, kelas B dan kelas C) di setiap jenjangnya. Setiap kelas maksimal berisi 28 siswa. Latar belakang keluarga siswa cukup beragam. Kebanyakan siswa yang bersekolah di SD Kanisius Demangan Baru 1 ini berasal dari keluarga berekonomi menengah ke atas. Sebagian besar siswa yang bersekolah di sekolah ini berasal dari keluarga yang terpelajar yang orangtuanya memiliki gelar D3, S1 atau S2.

(53)

34 tidak ditentukan melalui prestasi sehingga sekolah ini mendukung proses penelitian eksperimen.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Pengambilan data hanya dilakukan dalam 3 kali pertemuan. Hal ini karena pengambilan data penelitian eksperimental sebaiknya dilakukan dalam waktu yang relatif singkat untuk mengurangi resiko kurangnya validitas penelitian karena efek saksi, maturitas dan moralitas di samping biaya penelitian yang besar (Krathwohl, 2004: 547). Berikut adalah jadwal pengambilan data yang telah dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

1. Kelompok eksperimen

Tabel 3.1 Waktu penelitian kelompok eksperimen Hari, tanggal Pertemuan

Pembelajaran materi daur hidup menggunakan metode gerak dan lagu

2 x 40 menit

Tabel 3.2 Waktu penelitian kelompok kontrol Hari, tanggal Pertemuan

(54)

35 3.3 Populasi dan Sampel

Populasi adalah area generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 81). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta yang terdiri dari 3 kelas paralel (IV A, IV B & IV C) dengan jumlah siswa 83 orang.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011: 120). Penentuan sampel dari suatu populasi disebut pengambilan sampel atau sampling. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan kelas yang telah tersedia. Pemilihan dan pembagian kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan undian yang disaksikan guru mitra penelitian yang merupakan guru mata pelajaran IPA kelas IV di SD Kanisius Demangan Baru 1. Guru mata pelajaran dipilih sebagai guru mitra untuk mengurangi faktor bias dalam penelitian. Hasil undian yang dilakukan adalah kelas IV A sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B sebagai kelompok kontrol.

3.4Variabel Penelitian

(55)

36 3.4.1 Variabel Bebas

Variabel bebas atau variabel indepeden adalah variabel yang dimanipulasi secara sistematis sehingga mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau variabel terikat (Darmawan, 2013: 109). Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah metode gerak dan lagu. Penelitian ini akan melihat apakah metode gerak dan lagu memiliki pengaruh terhadap variabel terikat yaitu kemampuan mengingat dan memahami.

3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat atau variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Darmawan, 2013: 109). Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah kemampuan mengingat dan kemampuan memahami. Penelitian ini akan melihat apakah variabel terikat yaitu kemampuan mengingat dan memahami dapat dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu metode gerak dan lagu. Pemetaan variabel penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 3.2 Variabel penelitian

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun fenomena sosial yang akan diteliti (Sugiyono, 2011: 148). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes. Instrumen tes

Kemampuan Mengingat metode gerak dan lagu

(56)

37 bersifat mengukur karena berisi pertanyaan atau pernyataan yang alternatif jawabannya memiliki standar jawaban tertentu berupa benar-salah ataupun skala jawaban (Sukmadinata, 2011: 230).

Dalam penelitian ini, peneliti membuat sendiri semua instrumen yang akan dipakai dan menguji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari soal pilihan ganda dan esai. Soal pilihan ganda digunakan untuk mengukur kemampuan mengingat sementara soal esai digunakan untuk mengukur kemampuan memahami. Tes yang cocok untuk kemampuan mengingat adalah soal pilihan ganda, menjodohkan atau isian singkat yang berisi beberapa informasi dan siswa harus memilih apakah informasi tersebut benar atau salah (Anderson & Krathwohl, 2010: 105-106). Tes pilihan ganda dipilih karena kesempatan siswa untuk menebak soal lebih kecil dengan pilihan jawaban lebih dari dua, namun tetap dibatasi hanya pada pengetahuan yang faktual (Nitko, 2007). Hal sesuai dengan yang ingin diukur yaitu kemampuan mengingat. Tes kemampuan memahami dapat dilakukan dengan meminta siswa mencari hubungan antara pengetahuan yang baru ia dapat dengan pengetahuan yang telah lama ia miliki. Tes esai dipilih untuk mengukur kemampuan memahami karena tes esai secara khusus digunakan ketika apa yang diharapkan menjadi jawaban siswa adalah hasil pemikirannya sendiri, bukan hanya memilih apa yang dianggapnya benar (Wolf, 1990).

(57)

38 Kompetensi Dasar materi tersebut adalah KD 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing.

Di dalam tes terdapat dua bagian soal. Bagian pertama berisi soal pilihan ganda yang berjumlah 20 butir soal. Bagian kedua berisi soal esai yang berjumlah 3 butir soal. Soal pilihan ganda digunakan untuk mengukur kemampuan mengingat sementara soal esai digunakan untuk mengukur kemampuan memahami. Berikut ini matriks pengembangan yang akan digunakan dalam instrumen penelitian.

Tabel 3.3 Matriks pengembangan instrumen

No Variabel Indikator No Soal

Menjelaskan proses daur hidup hewan 1-3 (esai)

Rubrik penilaian yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Rubrik penilaian

No Variabel Indikator Kriteria Skor

1

1. Menjelaskan 3 fase dalam proses daur hidup katak dengan lengkap, urut dan tepat

3

2. Hanya menjelaskan 2 fase dalam proses daur hidup katak dengan urut dan tepat

2

3. Hanya menjelaskan 1 fase proses daur hidup katak dengan tepat

1

4. Menuliskan proses daur hidup yang tidak sesuai dengan proses daur hidup katak

0

3 Menjelaskan proses daur hidup hewan (lalat)

1. Menjelaskan 3 fase dalam proses daur hidup lalat dengan lengkap, urut dan tepat

3

2. Hanya menjelaskan 2 fase dalam proses daur hidup lalat dengan urut dan tepat

2

3. Hanya menjelaskan 1 fase proses daur hidup lalat dengan tepat

1

4. Menuliskan proses daur hidup yang tidak sesuai dengan proses daur hidup lalat

(58)

39

4 Menjelaskan proses daur hidup hewan (nyamuk)

1. Menjelaskan 3 fase dalam proses daur hidup nyamuk dengan lengkap, urut dan tepat

3

2. Hanya menjelaskan 2 fase dalam proses daur hidup nyamuk dengan urut dan tepat

2

3. Hanya menjelaskan 1 fase proses daur hidup nyamuk dengan tepat

1

4. Menuliskan proses daur hidup yang tidak sesuai dengan proses daur hidup nyamuk

0

3.6Teknik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang biasa digunakan dalam penelitian pendidikan. Untuk penelitian kuantitatif teknik yang biasa digunakan adalah angket, wawancara, observasi, studi dokumenter, tes dan skala (Sukmadinata, 2011). Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan tes. Pengumpulan data ini dilaksanakan sebanyak tiga kali yaitu prestest, posttest 1dan

posttest 2. Pretest dilaksanakan untuk mengambil data kemampuan awal siswa. Hal ini penting untuk memastikan bahwa siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang kurang lebih sama. Posttest 1 dilaksanakan tepat setelah pemberian perlakuan diberikan baik di kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Posttest 2 dilaksanakan 2 minggu setelah perlakuan diberikan baik di kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Hasil

(59)

40 3.7 Teknik Pengujian Instrumen

3.7.1 Uji Validitas

Instrumen yang valid mampu mengukur apa yang hendak diukur (Cohen, dkk., 2007: 135). Soal yang valid menunjukkan adanya kesesuaian antara butir-butir soal tes dengan maksud dilakukannya pengukuran (Ali & Muhammad, 2014: 262). Sukmadinata (2011: 229) dalam bukunya mengungkapkan ada beberapa macam validitas yaitu validitas isi, konstruk dan kriteria. Validitas isi berkenaan dengan isi dan format dari instrumen. Validitas konstruk berkenaan dengan konstruk atau struktur dan karakteristik psikologis aspek yang akan diukur dengan instrumen. Validitas kriteria berkenaan dengan tingkat ketepatan instrumen mengukur segi yang akan diukur dibandingkan dengan hasil pengukuran dengan instrumen lain yang menjadi kriteria.

Perhitungan validitas soal dengan kriteria yang digunakan yaitu jika harga probabilitas yang ada dalam Sig. (2-tailed) di bawah 0,05 (p < 0,05) maka konstruk tersebut dinyatakan valid (Widoyoko, 2012: 134). Cara lain adalah dengan menggunakan korelasi pengujian validitas butir dapat dilakukan dengan korelasi

pearson product-moment. Caranya adalah dengan dengan membandingkan rxy dengan r tabel (Arikunto, 2012).

(60)

41 dilakukan di sekolah yang sama namun di kelas yang lebih tinggi jenjangnya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan karakteristik yang sama dengan subyek yang diteliti. Uji validitas dilakukan di kelas VA, VB dan VC yang siswanya berjumlah 83 siswa. Pada hari pengujian soal, 3 siswa tidak masuk sehingga nilai n berkurang menjadi 81 siswa. Peneliti menghitung nilai r secara manual menggunakan rumus. Setelah dihitung, r hitung dibandingkan dengan r tabel yaitu 0,2185 didapat dari n=81 siswa dengan signifikansi 0,05. Jika r < 0,2185 maka butir soal tersebut dinyatakan tidak valid. Sebaliknya, jika r > 0,2185, maka butir soal dinyatakan valid. Berikut merupakan hasil uji validitas instrumen peneliti.

(61)

42 valid dan semua soal esai valid. Peneliti menyeleksi soal yang tidak valid dan hanya memakai soal yang valid. Soal yang telah dinyatakan valid kemudian diuji reliabilitasnya.

3.7.2 Uji Reliabilitas

(62)

43 Pengujian secara empiris dilakukan dengan coba. Data yang diperoleh dari uji-coba kemudian digunakan untuk melakukan pengujian reliabilitas itu (Ali & Muhammad, 2014: 261). Pengujian reliabilitas telah dilakukan peneliti sebelum mengujikan instrumen kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam penelitian.

Pengujian ini didasarkan kepada soal instrumen penelitian yang telah dibuat oleh peneliti dan diuji validitasnya. Hanya soal yang valid yang dapat diuji reliabilitasnya. Oleh karena itu, jumlah soal yang diuji reliabilitasnya adalah 24 soal pilihan ganda untuk mengukur kemampuan mengingat dan 5 soal esai untuk mengukur kemampuan memahami. Manurut Sekaran (dalam Priyatno, 2012: 187) untuk mengukur reliabilitas soal digunakan kriteria Alpha Cronbach dengan kriteria minimum 0,60. Setelah dibandingkan, soal untuk mengukur kemampuan mengingat dan memahami yang dibuat oleh peneliti merupakan soal yang reliabel.

Tabel 3.6 Hasil uji reliabilitas instrumen

Tabel hasil analisis reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach

No soal Hasil analisis Keterangan 1 Kemampuan mengingat 0,683 Reliabel 2. Kemampuan memahami 0,872 Reliabel

3.8 Teknik Analisis Data

(63)

44 variabel bebas terhadap satu variabel terikat adalah dengan analisis regresi linier sederhana (Priyatno, 2012: 117). Pada penelitian ini, regresi sederhana tidak dilakukan. Dalam regresi linier sederhana, pengukuran besarnya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan nilai dari variabel bebas (Priyatno, 2012: 117). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan yang tidak dapat diukur nilainya. Oleh karena itu, uji regresi tidak dilakukan dan besar pengaruh perlakuan dilihat dari nilai pretest, posttest 1 dan posttest 2. Berikut adalah langkah-langkah yang akan digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data

Normalitas data diuji menggunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data tidak normal, sebaliknya jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data normal (Priyatno, 2012: 57). Hasil dari uji normalitas distribusi data akan dipakai sebagai dasar penggunaan analisis data. Jika distribusi data normal, maka analisis data menggunakan statistik parametrik, sementara jika distribusi data tidak normal, maka analisis data menggunakan statistik non-parametrik (Field, 2009).

3.8.2 Uji Perbedaan Rerata Pretest

Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk memastikan bahwa kedua kelompok yang diteliti punya kemampuan awal yang sama. Uji perbedaan ini membandingkan pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji perbedaan ini menggunakan independent t-test untuk distribusi data normal dan uji

(64)

45

(2-tailed) < 0,05 maka kesimpulan yang diambil adalah ada perbedaan antara rerata

pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Jika hasil Sig. (2-tailed) > 0,05 maka kesimpulan yang diambil adalah tidak ada perbedaan antara rerata

pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

3.8.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan

Uji signifikansi pengaruh perlakukan dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara sebelum perlakuan dengan setelah perlakuan. Uji ini membandingkan selisih hasil pretest dengan data posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (Cohen, dkk., 2007: 276-277). Uji signifikansi ini menggunakan Independent sample t-test untuk distribusi data normal dan uji Mann Whitney untuk distribusi data tidak normal (Field, 2009: 345). Kesimpulan yang diambil dari uji signifikansi untuk data berdistribusi tidak normal dan data berdistribusi normal adalah sama. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara selisih kelompok kontrol dan selisih kelompok eksperimen. Jika harga Sig. (2-tailed)> 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih kelompok kontrol dan selisih kelompok eksperimen. Setelah itu dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu penggunaan metode gerak dan lagu berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen yaitu kemampuan mengingat dan memahami siswa SD kelas IV.

3.8.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan

Gambar

grafik. Siswa dengan gaya belajar auditori lebih banyak memanfaatkan indera
grafik atau gambar (Wong, 2014: 59; Kuswana, 2012: 115; Anderson & Krathwohl,
Gambar 2.2 Daur hidup nyamuk
Gambar 2.3 Daur hidup lalat
+7

Referensi

Dokumen terkait

eksperimen) dan siswa kelas VB (kelompok kontrol). Pengumpulan data dilakukan dengan memberi soal pretest dan posttest , dan diolah menggunakan program SPSS 20

Menurut Sanjaya (2011:208) keunggulan metode inkuiri, yaitu pembelajaran yang menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana terhadap kemampuan kognitif mengingat

Menurut Sanjaya (2011:208) keunggulan metode inkuiri, yaitu pembelajaran yang menekankan pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang, sehingga

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran van Hiele terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada konsep geometri bangun datar

memahami. 2) Jika harga sig (2-tailed) &lt;0,05, terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan kata

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penggunaan media pembelajaran timeline terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPS kelas V

ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION STAD TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI SISWA KELAS V SD KANISIUS