• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS WIROBRAJAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN METODE MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS WIROBRAJAN"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE

MIND MAP

TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI

PADA MATA PELAJARAN IPA

DI SD KANISIUS WIROBRAJAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Evi Dyah Ayu Cahyani

081134059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

Motto

Kegagalan bukanlah akhir dari segalanya,

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada :

1.

Tuhan Yesus Kristus, yang selalu menyertaiku

2.

Almamater Universitas Sanata Dharma

3.

Orang tuaku yang senantiasa membimbing, mendidik

dan membesarkanku dengan penuh kasih sayang

4.

Pengajarku yang mendidikku

5.

Adik

– adikku yang kusayangi yang selalu memberi

dukungan pada penulis

6.

Suamiku tercinta yang senantiasa selalu memberi

semangat dan dukungan pada penulis

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

Cahyani, Evi Dyah Ayu (2012). Pengaruh penggunaan metode mind map terhadap Kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA di SD

Kanisius Wirobrajan. Skripsi S1, Yogyakarta : program studi pendidikan guru sekolah dasar universitas sanata dharma.

Kata kunci : metode mind map, kemampuan mengingat, kemampuan memahami dan mata pelajaran IPA

Penelitian ini bertujuan untuk mengretahui pengaruh penggunaan mind map terhadap 1) kemampuan mengingat dan 2) kemampuan memahami pada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPA materi peristiwa alam.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi eksperimental tipe non.- equivalent kontrol group design

(sugiono:2010:116).Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan yang terdiri dari kelas VA sebanyak 32 siswa yang ditunjuk sebagai kelas eksperimen dan kelas VB sebanyak 35 siswa sebagai kelompok kontrol. Intrumen dari penelitian ini terdiri 2 soal essai masing- masing terdiri dari satu soal merupakan soal untuk menguji kemampuan mengingat dan satu soal untuk menguji kemampuan memahami. Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah pretest dan posttest.pretest diberikan pada awal pertemuan sedangkan posttest diberikan pada bakhir pertemuan.

(9)

ABSTRACT

Cahyani, Evi Dyah Ayu (2012). The Influences of the Mind Map Method to the Ability to Memorize and Comprehend Natural Science in Kanisius Wirobrajan Elementary School. S1 Thesis, Yogyakarta: elementary school education study program sanata dharma university.

Key words: mind map method, ability to memorize, ability to comprehend Natural Science

This research was aimed to find out the influences of mind map method to 1) the ability to memorize and 2) the ability of students class V Kanisius Wirobrajan Elementary School, even semester academic year 2011/2012 to comprehend Natural Science on the subject of identifying natural events that happen in Indonesia and the effects on the living things and the environment.

The design used in this research was Quasi Experimental Type non-equivalent control group design (sugiono:2010:116). The subjects of this research were the 32 students class VA and the 35 students class VB of Kanisius Wirobrajan ES. The research instruments were 2 essay questions that consisted of one question to test the ability to memorize and one question to test the ability to comprehend each. The data were collected by giving pretest and posttest. The pretest was given at the beginning at the meeting, while the posttest was given at the end of the meeting.

The results showed that 1) the mind map method influenced the students’

ability to memorize. It was shown by the sig value (2-tailed) as big as 0.047 (or There was a significant improvement at the experimental group score shown by the sig value (2-tailed) as big as 0.000 (or 2) the use of mind

(10)
(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat, kasih, penyertaan dan setiaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan sekripsi ini

dengan baik. Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP

TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI PADA MATA

PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS WIROBRAJAN” ditulis sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Stata I Program Stidi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Selesainya sekripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan dan kerjasama dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. G. Ari Nugrahanta SJ, S.S., BST, M.A., selaku ketua program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing 1, yang telah membantu, membimbing dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah.

3. Elga Andriana, S.Psi., M.Ed. selaku wakil ketua program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UniversitasSanata Dharma dan dosen pembimbing II, yang dengan sabar membimbing, memberi masukan, dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

4. Hr. Klidiatmoko, selaku kepala SDK Wirobrajan yang memberikan ijin penelitian dan dukungan kepada penulis.

5. Ag. Wahyu Utami, selaku guru kelas VA SDK Wirobrajan yang meluangkan waktu, memberikan tenaga, membimbing dan membantu peneliti sebagai guru mitra penelitian kolaboratif.

6. Siswa-siswa kelas VA dan VB SDK Wirobrajan, yang bersedia menjadi subyek penelitian.

(12)

8. Adik-adikku terkasih (Sukma dan Yosep), yang memberi dukungan bagi penulis.

9. Teman-teman penelitian kolaboratif IPA SDK Wirobrajan (Susi dan Danik) yang selalu membantu, bekerjasama, berbagi pengetahuan, semangat, dan kasih kepada penulis.

10. Teman-teman PPL SDK Wirobrajan, yang memberikan bantuan dan dukungan bagi penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan karya ilmiah ini oleh karena iti peneliti terbuka terhadap masukan, kritikan dari semua pihak yang membaca. Peneliti juga berharap semoga karya ilmiah ini berguna bagi semua pihak yang membacanya.

(13)

DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

2.1.2 Proses Kognitif Mengingat dan memahami ... 10

2.1.2.1 Kemampuan Mengingat ... 11

2.1.2.2 Kemampuan Memahami ... 11

2.1.3 Mata Pelajaran IPA ... 13

2.1.3.1 Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam ... 13

2.1.3.2 Materi Ajar Kelas V SD ... 14

2.2 Penelitian- Penelitian Terdahulu ... 17

2.2.1 Penelitian Tentang Mind Map ... 17

2.2.2 Penelitian Tentang Proses Kognitif ... 17

2.2.3 Literatur Mind Map ... 19

2.3 Kerangka Berfikir ... 19

2.4 Hipotesis Penelitian ... 20

BAB 111 METODE PENELITIAN ... 22

(14)

3.2 Populasi dan Sampel ... 22

3.3 Waktu Penelitian ... 23

3.4 Variabel Penelitian ... 24

3.5 Definisi Operasional ... 24

3.6 Instrumen Penelitian ... 25

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 26

3.8 Tehnik Pengumpulan Data ... 29

3.9 Tehnik Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1Hasil Penilitian ... 35

4.1.1 Pengaruh Penggunaan Mind M ap Terhadap Kemampuan Mengingat . 35 4.1.1.1 Perbandingan Skor Pretest ... 37

4.1.1.2 Perbandingan Skor Pretest ke Posttest ... 38

4.1.1.3 Perbandingan Skor Posttest ... 39

4.1.2 Pengaruh Penggunaan Mind Map terhadap kemampuan memahami .... 41

4.1.2.1 Perbandingan Skor Pretest ... 43

4.1.2.2 Perbandingan Skor Pretest ke Posttest ... 45

4.1.2.3 Perbandingan Skor Posttest ... 46

4.2 Pembahasan ... 49

4.2.1 Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap Kemampuan Mengingat .. 49

4.2.2 Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap Kemampuan Memahami . 49 4.3 Keterbatasan Penelitian ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

5.1 Kesimpulan ... 52

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Pengambilan Data ... 23

Tabel 2 Matriks Pengembangan Instrumen ... 26

Tabel 3 Hasil Uji Validitas Pertama... 27

Tabel 4 Hasil Uji Validitas Kedua ... 27

Tabel 5 Hasil Uji Pembeda Soal Essai Pertama ... 28

Tabel 6 Hasil Uji Pembeda Soal Essai Kedua ... 28

Tabel 7 Hasil Uji Reliabel pertama ... 28

Tabel 8 Hasil Uji Reliabel kedua ... 29

Tabel 9 Tehnik Pengumpulan Data ... 29

Tabel 10 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengingat ... 36

Tabel 11 Hasil Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mengingat ... 38

Tabel 12 Hasil Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengingat .. 39

Tabel 13 Hasil Perbandingan Skor Posttest Kemampuan Mengingat ... 40

Tabel 14 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Memahami ... 42

Tabel 15 Hasil Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Memahami ... 44

Tabel 16 Hasil Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Memahami . 46 Tabel 17 Hasil Perbandingan Skor Posttest Kemampuan Memahami ... 47

Tabel 18 Hasil Perbandingan skor pretest kelompok kontrol dan eksperimen ... 48

(16)

DAFTAR GAMBAR

JUDUL HALAMAN

Gambar 1. Literature Map dari Penelitian-penelitian Terdahulu ………19

Gambar 2. Proses Penyusunan Hipotesis ………21

Gambar 3. Desain Penelitian ………22

Gambar 4. Variabel Penelitian ………25

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

JUDUL HALAMAN

Lampiran 1. Silabus dan RPP ………...58

Lampiran 2. Hasil Pembuatan Mind Map ………92

Lampiran 3. Hasil Uji Validitas ………96

Lampiran 4. Uji Reliabilitas ………98

Lampiran 5. Uji Beda Instrumen ………...99

Lampiran 6. Materi Pembelajaran ... 100

Lampiran 7. Instrumen untuk pengambilan data dan Kunci Jawaban ………….107

Lampiran 8. Rubrik Penilaian ………..114

Lampiran 9. Rekapitulasi Data Mengingat dan Memahami ... 117

Lampiran 10. Tabulasi Data Mengingat dan Memahami ………..119

Lampiran 11. Uji Normalitas data Mengingat ... 127

Lampiran 12. Uji Perbandingan Pretest Kontrol dengan Eksperimen …………127

Lampiran 13. Uji Perbandingan Pretest ke Posttest kelompok kontrol dan Kelompok Eksperimen…... 128

Lampiran 14. Uji Perbandingan Posttest Data Mengingat ………....128

Lampiran 15. Uji Normalitas Data Memahami ………129

Lampiran 16. Uji Perbandingan Pretest Kontrol dengan Eksperimen …………129

Lampiran 17. Uji Perbandingan Pretest ke Posttest Kontrol dan Eksperimen... 130

Lampiran 18. Uji Perbandingan Posttest Data Memahami ... 130

Lampiran 19. Foto-foto Penelitian ………..132

Lampiran 20. Surat Keterangan Penelitian dari SDK Wirobrajan ... 135

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab 1 ini, akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran pokok yang ada di Sekolah Dasar. Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan pada Ujian Akhir Sekolah (UAN). Mata pelajaran IPA mempelajari mengenai alam semesta yang ada disekitar siswa seharusnya pembelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang menarik. Konsep-konsep pada mata pelajaran IPA harus dipahami secara mendalam oleh siswa agar siswa lebih memahami kehidupan yang terjadi disekitar siswa. IPA sendiri menyampaikan beberapa materi saja yang disampaikan pada peserta didik. Salah satu materi pembelajaran IPA adalah peristiwa alam.

Salah satu permasalahan pembelajaran IPA terletak pada metode yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi ajar. Kebanyakan metode yang digunakan guru untuk menyampaikan materi ajar masih menggunakan metode konvensional atau metode tradisional. Salah satu metode konvensinal yang sering digunakan guru dalam menyampaikan materi ajar adalah metode ceramah. Metode ceramah kurang mengaktifkan, siswa cenderung pasif mendengarkan penjelasan dari guru dan mencatat pada buku tulis mereka sehingga tidak jarang banyak siswa yang kurang paham dengan penjelasan guru, banyak siswa yang merasa bosan memilih untuk berbicara dengan temannya dan tidak dapat menerapkan konsep-konsep pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut secara tidak langsung menyebabkan rendahnya kemampuan anak dalam mengingat dan memahami materi ajar yang disampaikan oleh guru.

(19)

menyelesaikan masalah yang dihadapi. Untuk itu diperlukan metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti ingin menerapkan metode pembelajaran yang diduga dapat membangkitkan kemampuan mengingat dan memahami siswa yaitu dengan mind map. Mind map akan membantu siswa dalam belajar selain itu mind map juga memudahkan siswa untuk mempelajari materi ajar dengan membuat bagan-bagan yang merupakan rincian sebuah materi ajar. Mind map juga akan membantu siswa dalam membaca, mengingat dan melihat materi ajar yang akan dipelajari. Peneliti berharap dengan penggunaan mind map pemahaman siswa tentang materi yang dipelajari semakin bermakna. Penggunaan mind map diharapkan dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam mengingat dan memahami.

Penelitian ini hanya akan dibatasi pada pengaruh penggunaan mind map

terhadap kemampuan mengingat dan memahami siswa pada mata pelajaran IPA materi peristiwa alam siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Kemampuan mengingat dan memahami diukur dari hasil pretest dan posttest. Kelas yang dipakai dalam penelitian ini adalah kelas VA dengan jumlah siswa 32 orang sebagai kelas eksperimen dan VB dengan jumlah 35 orang sebagai kelas kontrol . standar kompetensi yang digunakan adalah 7 “Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.“ Pada

kompetensi dasar 7.6 “Mendiskripsikan peristiwa alam yang terjadi di

Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungannya.“

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalahnya, masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan kognitif mengingat pada mata pelajaran IPA materi peristiwa alam siswa kelas V SDK Wiobrajan pada semester Genap tahun ajaran 2011/2012.

(20)

mengenai peristiwa alam siswa kelas V SDK Wirobrajan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

1. Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan kognitif mengingat pada mata pelajaran IPA materi peristiwa alam siswa kelas V SDK Wirobrajan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012. 2. Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan

kognitif memahami pada mata pelajaran IPA kelas VSDK Wirobrajan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi : 1. Guru

Guru mendapatkan pengalaman dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode mind map, menambah wawasan guru mengenai metode mind map.dengan itu guru diharapkan dapat menerapkan untuk pelajaran atau materi pokok yang lain.

2. Siswa

Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang berharga dapat belajar dengan metode mind map

3. Sekolah

Laporan penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber bacaan 4. Peneliti

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada Bab II landasan teori ini, akan dibahas metode pembelajaran mind map, proses kognitif mengingat dan memahami, serta membahas mengenai teori-teori yang relevan dari hasil penelitian sebelumnya dan dirumuskan dalam kerangka berpikir dan hipotesis berupa dugaan sementara dari rumusan masalah penelitian.

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1 Teori Teori yang mendukung

2.1.1.1. Metode pembelajaran mind map

Metode pembelajaran yang hendak dikaji adalah metode pembelajaran dengan menggunakan metode mind map Menurut Buzan (2011), penggunaan mind map merupakan salah satu metode yang mudah dan efektif dalam menyimpan serta menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi keluar dari otak. Metode pembelajaran mind map akan dibahas lebih lanjut sebelumnya terlebih dahulu menjabarkan tentang teori perkembangan anak yang menggunakan dan mengaplikasikan salah satu metode pembelajaran ke anak. Hal ini bertujuan agar penggunaan metode pembelajaran dapat dipilih dengan tepat dan secara efektif meningkatkan hasil belajar anak

1.Teori perkembangan anak

Menurut Jean Piaget (dalam Jamaris, 2006:19) perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat komulatif artinya perkembangan dahulu akan menjadi dasar dalam perkembangan yang selanjutnya. Menurut Jean Pieget (dalam Iskandar, 2010:70-73) perkembangan kognitif anak dibagi menjadi 4 tahapan yaitu sebagai berikut :

a. Sensorimotor ( lahir sampai 2 tahun)

(22)

perbuatan, belum mempunyai cara-cara untuk memberi arti terhadap sesuatu dan belum berpikir tentang dunia luar, di akhir tahap ini sudah terbentuk struktur kognitif sementara untuk mengkoordinasikan perbuatan dalam hubungannya terhadap benda, waktu, dan ruang .

b. Pra Operasional ( 2 – 7 tahun)

Pada tahap ini anak sudah memiliki kemampuan untuk mulai meningkatkan kosakata, membuat penilaian berdasarkan persepsi bukan pertimbangan konseptual, mengelompokkan benda-benda berdasarkan sifat-sifatnya, mulai memiliki pengetahuan fisik mengenai sifat-sifat benda dan mulai memahami tingkah laku dan organisme di dalam lingkungannya, mempunyai pandangan obyektif dan egosentrik, tidak berpikir tentang bagian-bagian dan keseluruhan secara serentak

c. Operasi Kongkret (7- 11 tahun)

Pada tahap ini anak sudah memiliki kemampuan untuk mulai memandang dunia secara obyektif, Mulai berfikir secara operasional, mempergunakan cara berfikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda.

d. Operasi Formal ( 11-15 tahun)

Pada tahap ini anak sudah dapat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak, tidak hanya dengan objek-objek konkret.

(23)

anak.” Proses pemulihan kesetimbangan antara pemahaman saat ini dan pengalaman-pengalaman baru disebut ekuilibrasi.

Pada anak usia SD termasuk pada tahap operasional konkret dimana pada tahap ini anak lebih berpikir kritis, sudah bisa berpikir secara logis dengan benda benda yang konkret.

2. Metode pembelajaran

Menurut Djamarah (2010:72-75) metode merupakan salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode juga memiliki berbagai peranan sebagai berikut:

a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik b. Metode sebagai strategi pengajaran

c. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan

Menurut Anitah (2007:5.17) metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam pembelajaran agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif. Metode mengajar menurut Djamarah (2007:74) adalah strategi pengajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi ajar yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Djamarah (2010:78-81) dalam memilih metode pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut anak didik, situasi, tujuan, fasilitas, dan guru. Menurut Surakman (1980) metode pembelajaran terdiri dari beberapa jenis yaitu sebagai berikut

a. Metode ceramah

(24)

b. Metode tanya jawab

Pada metode tanya jawab guru umumnya berusaha menanyakan hal-hal mengenai fakta tertentu yang sudah dipelajari oleh siswa sebelumnya. Metode tanya jawab ditujukan untuk menarik perhatian siswa, meninjau pelajaran yang lalu, agar siswa memusatkan lagi perhatian pada pelajaran tersebut.

c. Metode diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran di mana guru memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan perbincangan guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan suatu masalah. Metode diskusi selain memiliki beberapa kelebihan juga memiliki beberapa kelemahan. Kelebihan dan kelemahan metode diskusi menurut Djamarah (2010:88) sebagai berikut

1) Kelebihan Metode diskusi

Merangsang kreativitas anak didik dalam memecahkan suatu masalah

Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain Memperluas wawasan

2) Kelemahan metode diskusi

Pembicaraan terkadang menyimpang dari materi yang dibahas.

Tidak dapat dipakai dalam kelompok besar. Peserta mendapat informasi yang terbatas. d. Metode kerja kelompok

(25)

interaksi dan kepemimpinan. Dalam kerja kelompok guru memiliki peranan sebagai manager, observer, dan evaluator. e. Metode simulasi

Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura dan seolah- olah seperti adegan sebenarnya. Tujaan metode simulasi yaitu melatih keterampilan tertentu baik yang bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari–hari, memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip dan berlatih memecahkan suatu masalah.

f. Metode demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk membantu siswa mencari jawaban atau pertanyaan-pertanyaan. Demonstrasi merupakan metode mangajar dimana seorang guru atau demonstrator atau siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses. Metode demonstrasi wajar digunakan bila siswa ingin mengetahui tentang bagaimana mengaturnya, dan bagaimana proses mengerjakan.

Guru hendaknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar,sehingga dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran. Guru hendaknya dalam memilih metode yang akan digunakan hendaknya memperhatikan tujuan yang akan dicapai agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien.

3. Mind map

(26)

Sedangkan asosiasi menbantu dalam mengbuat keterkaitan tentang sesuatu yang telah diketahui. Menurut Buzan (2005:6), mind map

dapat membantu kita dalam merencanakan, berkomunikasi, menjadi kreatif, menghemat waktu, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan penjelaskan pikiran- pikiran mengingat dengan lebih baik, belajar lebih cepat, dan efisien melihat gambar secara keseluruhan.

Menurut Michalko dalam Burzan (2005) mind map memiliki manfaat sebagai berikut :

a. Mengaktifkan seluruh otak baik belahan otak kanan maupun belahan otak kiri otak kiri

b. Membereskan akal dari kekusutan mental

c. Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan yang akan dipelajari

d. Membantu menunjukkan hubungan antara bagian–bagian informasi yang saling terpisah

e. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian f.Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita

membandingkan

g. Membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

Bahan–bahan yang dibutuhkan dalam membuat mind map menurut Buzan (2005:14) yaitu kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna, otak dan imajinasi. Menurut Buzan ( 2005:15-16) ada Tujuh langkah dalam membuat mind map

1) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong

Karena Memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar kesegala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami

(27)

membuat kita tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi dan mengaktifkan otak kita

3) Gunakan WARNA.

Karena warna membuat mind map lebih hidup, lebih menarik menambah energi kepada pemikiran kreatif dan menyenangkan

4) Hubungkan cabang-cabang utama kegambar pusat dan hubungkan cabang cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya.

5) Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus.Karena garis lurus akan membosankan otak.

6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind map.

7) Gunakan GAMBAR. Karena setiap gambar memiliki makna seribu kata.

2.1.2 Proses kognitif mengingat dan memahami

Menurut Anderson (2010:43) taksonomi Bloom membagi proses kognitif pengetahuan menjadi 6 tingkatan pengetahuan anak dari tingkatan yang paling rendah sampai tingkat kognitif yang paling tinggi yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Anderson (2010:99-133) menjelaskan keenam pengetahuan kognitif anak, sebagai berikut:

2.1.2.1Mengingat

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang

2.1.2.2 Memahahami

(28)

2.1.2.3Mengaplikasikan

Proses mengaplikasikan adalah melibatkan penggunaan prosedur- prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah.

2.1.2.4 Menganalisis

Proses menganalisis merupakan proses memecah- mecah materi jadi bagian bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian dan antar setiap bagian dan struktur keseluruhan.

2.1.2.5 Mengevaluasi

Proses kognitif mengevaluasi membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar

2.1.2.6 Mencipta

Proses kognitif mengevaluasi adalah memadukan beberapa unsur atau bagian menjadi sesuatu yang baru dan koheren

Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti proses kognitif mengingat dan memahami

2.1.2.1 Mengingat

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang.Pengetahuan yang dibutuhkan boleh jadi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural atau metakognitif. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai dalam tugas- tugas yang lebih komplek. Proses proses kognitif mengingat meliputi mengenali dan mengingat kembali.

1. Mengenali (Mengidentifikasi)

(29)

2. Mengingat kembali

Proses mengingat kembali adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang mengenai sesuatu yang akan di pelajari.

2.1.2.2 Memahami

Siswa dikatakan memahami apabila siswa dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran baik yang bersifat lisan tertulis, atau grafis, yang disampaikan melalui buku pengajaran, buku atau layar komputer. Proses-proses kognitif dalam ketegori memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.

1. Menafsirkan

Menafsirkan terjadi ketika siswa dapat mengubah informasi yang mereka dapat dari satu bentuk ke bentuk yang lain misalnya mengubah kata-kata menjadi kata-kata lain, gambar dari kata-kata, kata-kata jadi gambar, angka jadi kata-kata, dan lain lain.

2. Mencontohkan ( Mengilustrasikan)

Proses kognitif mencontohkan terjadi ketika siswa mampu memberikan contoh mengenai konsep atau prinsip umum mencontohkan melibatkan proses identifikasi ciri-ciri pokok dari konsep atau prinsip umum.

3. Mengklasifikasikan

(30)

4. Merangkum

Proses kognitif merangkum terjadi ketika siswa mampu mengemukakan satu kalimat yang mempresentasikan informasi yang diterima.

5. Menyimpulkan

Proses kognitif menyimpulkan terjadi ketika siswa mampu membuat menjelaskan sebuah konsep yang menerangkan hubungan contoh-contoh dengan melihat ciri-cirinya.

6. Menjelaskan

Proses kognitif menjelaskan dapat berlangsung ketika siswa mampu membuat dan menggunakan model sebab akibat dalam sebuah sistem.

2.1.3. Mata Pelajaran IPA

2.1.3.1.Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Menurut Iskandar (1996:2) IPA merupakan singkatan kata dari “Ilmu

Pengetahuan Alam”. Ilmu Pengetahuan Alam adalah “ilmu tentang alam,

yang mempelajari segala peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.” “Ilmu Pengetahuan Alam menurut Webster (dalam Iskandar, 1996: 2) “adalah ilmu pengetahuan yeng mempelajari tentang alamsemesta serta gejala-gejalanya.” Menurut Fowler (dalam Trianto,2010:136),“Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis serta dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan yang

didasarkan atas pengamatan dan deduksi.”

(31)

konsep, IPA sebagai proses yaitu proses yang digunakan untuk mempelajari objek.

Menurut Laksmi (dalam Trianto, 2010:142) pendidikan IPA di sekolah memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai dunia (alam) 2. Menanamkan sikap hidup ilmiah

3. Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan

4. Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan

5. Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.

Ketrampilan proses dalam IPA ditempuh untuk memecahkan masalah di alam. Aspek–aspek keterampilan proses IPA menurut Iskandar (1996:49) sebagai berikut pengamatan, pengklasifikasian, pengukuran, pengidentifikasian dan pengendalian variabel, perumusan hipotesa, perancangan eksperimen, menyimpulkan hasil eksperimen, pengkomunikasian hasil eksperimen

2.1.3.2. Materi Ajar IPA kelas V

Kompetensi IPA kelas V yang digunakan untuk penelitian ini adalah standar kompetensi 7 tentang “ memahami perubahan yang terjadi di

alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.“ pada

kompetensi dasar 7.6 “ Mendiskripsikan peristiwa alam yang terjadi di

Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungannya.” “macam macam peristiwa alam yang pernah terjadi di Indonesia

1. Gunung Meletus

Menurut Kholil (2009) gunung meletus mengeluarkan larva dan awan panas disekitarnya. Gunung merapi dapat menimbulkan dampak positif dan dampak negatif.

(32)

a. Abu yang dikeluarkan dapat menyuburkan tanah

b. Material yang dikeluarkan dari gunung berapi ( pasir, batu dll) dapat dimanfaat sebagai bahan bangunan

c. Menjadi tempat wisata

Dampak negatif menurut Maryanto ( 2009: ) sebagai berikut : a. Terdapat korban jiwa dan luka – luka

b. Rumah dan harta benda rusak

c. Lingkungan rusak akibat di sapu awan panas d. Hewan ternak mati atau hilang

e. Tanaman atau perkebunan yang siap panen rusak 2. Gempa bumi

Menurut Maryanto (2009:172-174) gempa bumi adalah gerakan atau getaran yang terjadi di dalam kerak bumi secara mendadak.Menurut Maryanto gempa bumi dapat dikelompokkan menurut beberapa hal, diantaranya, berdasarkan penyebab terjadinya dan berdasarkan pusat gempa. Berdasarkan penyebabnya gempa bumi dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai berikut

a. Gempa bumi vulkanik

Gempa bumi vulkanik adalah gempa yang disebabkan oleh letusan gunung merapi.

b. Gempa bumi tektonik

Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang terjadi oleh gerakan penggeseran kerak bumi.

Dampak dari bencana gempa bumi menurut Maryanto(2009:174) adalah sebagai berikut

a. Banyak korban jiwa dan luka- luka serta penderitaan lahir batin yang sangat dalam.

b. Rumah dan harta benda hancur

c. Lahan pertanian dan perkebunan rusak d. Jalan dan jembatan rusak

(33)

f. Terjadi gelombang stunami yang memporak porandakan pemukiman dan persawahan.

g. Bangunan dan sarana sosial rusak dan tidak dapat digunakan lagi. 3. Erosi ( tanah longsor)

Menurut Tarwoko (2009:170) tanah longsor disebabkan oleh penebangan secara liar sehingga hutan menjadi gundul. Hutan gundul mengakibatkan tidak ada akar yang dapat menahan tanah sehingga air hujan terus menggerus tanah

Dampak bencana alam Erosi menurut Tarwoko (2009) a. Banyak korban jiwa

b. Harta benda banyak yang hilang c. Banyak rumah warga yang hancur. 4. Banjir

Menurut Maryanto (2009:169) “ Banjir adalah tergenangnya suatu

wilayah akibat meningkatnya jumlah air permukaan.

Beberapa penyebab banjir menurut Maryanto (2009: 169) sebagai berikut a. Banjir akibat luapan air sungai

b. Banjir akibat pasang naik air laut

c. Banjir akibat air hujan yang tidak dapat mengalir ke daerah yang lebih rendah

Dampak banjir bagi manusia menurut Maryanto (2009:169) sebagai berikut:

1) Rumah dan barang berharga hanyut dan rusak

2) Sawah ladang terendam air sehingga petani gagal panen 3) Banyak korban jiwa

4) Muncul berbagai penyakit pasca banjir 5) Lingkungan rusak

6) Angin topan

(34)

Dampak dari angin topan menurut Admin (2010) sebagai berikut a. banyak pohon yang tumbang

b. banyak rumah- rumah yang roboh c. banyak harta benda yang rusak d. banyak korban jiwa

7) Tsunami

Menurut Bekti (2010) Gempa bumi yang memiliki kekuatan yang sangat tinggi dan pusat gempa berada pada di dasar laut maka maka gempa tersebut dapat menimbulkan gelombang tsunami. Tsunami . Gelombang tsunami adalah gempa yang terbentuk dari dasar laut akibat adanya gempa bumi

2.2. Penelitian penelitian terdahulu 2.2.1 Penelitian tentang Mind Map

1. Kurniawati (2010) meneliti tentang penggunaan mind map dalam meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Muhamadiyah 5 Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan dengan penggunaan mind map

berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta sebesar 69,8%

2. Toi (2009) meneliti tentang penggunaan mind map yang dapat meningkatkan daya ingat. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan menggunakan mind map, peserta didik sangat terbantu untuk memanggil kembali kata-kata dengan lebih efektif daripada menggunakan daftar. Daya ingat meningkat mencapai 32 %.

3. Maryudani ( 2010) meneliti tentang peningkatkan prestasi belajar mata pelajararan IPS dengan menggunakan mind map siswa kelas V SDK Kintelan I Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010. Dengan menggunakan

mind map prsetasi belajar siswa meningkat pada siklus I dengan rata-rata 69,00 dan pada siklus II dengan nilai rata-rata 80,00.

2.2.2 Penelitian mengenai proses kognitif

(35)

V semester 2 SD Kanisius Wirobrajan. Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan metode inkuiri terbimbing terhadap prestasi belajar siswa. Pengaruh dapat dilihat dari kenaikan rata-rata skor pre-test prestasi belajar ke post-test prestasi ;belajar pada kelompok eksperimen. Akan tetapi, kenaikan skor prestasi belajar di kelompok eksperimen tidak berbeda secara positif dan signifikan dengan kenaikan skor prestasi belajar di kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode inkuiri terbimbing. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri terbimbing maupun metode tradisional mempunyai efektivitas yang sama dalam meningkatkan prestasi belajar jika diukur dengan tes objektif.

2. Lestari (2011) meneliti pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA. Populasi dan sampel siswa kelas V SD Kanisius Ganjuran. Hasil penelitiannya metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif siswa. Peningkatan prestasi belajar ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 atau 0,000 < 0,05. Aspek yang mengalami kenaikan tertinggi yaitu aspek analisis sedangkan aspek yang terendah adalah eksplanasi.

(36)

2.2.3 Literatur map

Gambar 1. Literature Map dari Penelitian-penelitian Terdahulu

2.3 Kerangka berpikir

Prestasi belajar merupakan hasil yang ingin dicapai siswa dari aktivitasnya yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Menurut Anderson (2010:43) Proses kognitif Bloom dibagi menjadi 6 tingkatan dari mulai yang paling rendah sampai tingkatan yang paling tinggi yaitu mengingat, memahami, mengaplikasiakan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

Metode mind map berpikir kritis kategori kognitif pada

mata pelajaran IPA

Yang perlu diteliti Pengaruh mind map terhadap kemampuan taksonomi Bloom pada materipokok

(37)

Metode mind map merupakan metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar, menyusun dan menyimpan sebanyak-banyaknya informasi yang diinginkan dan mengelompokkan dengan cara yang alami. Jika metode mind map diterapkan pada kelompok eksperimen, maka capaian kemampuan mengingat dan memahami pada kategori proses kognitif pengetahuan mengingat dan memahami akan lebih tinggi dari capaian kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode mind map

2.4 Hipotesis penelitian ini yaitu:

2.4.1 Penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses kognitif mengingat pada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta mata pelajaran IPA untuk KD: Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan semester genap tahun ajaran 2011/2012

(38)

Teori-teori yang dijadikan landasan penelitian dapat disintesiskan dalam piramida terbalik dengan mengikuti logika berpikir deduktif. Berikut ini piramida terbalik yang mendasari terbentuknya hipotesis

Gambar 3. Proses Penyusunan Hipotesis

Variabel Metode mind map

Variabel

Kemampuan mengingat dan memahami

Kajian Pustaka

Penelitian-penelitian terdahulu

Kerangka Berpikir

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan metode penelitian yaitu mengenai jenis penelitian yang digunakan, populasi dan sampel penelitian, waktu penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan uji reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental design

tipe non-equivalent control group design (Sugiono 2010:116). Penelitian desain ini mengambil dua kelompok yang tidak dipilih secara random atau acak yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada awal penelitian anak diberi soal pretest untuk mengetahui keadaan awal siswa apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3 )

Gambar 3. Desain Penelitian Keterangan :

X = perlakuan dengan metode mind map O1 = rerata pretest kelompok eksperimen O2 = rerata posttest kelompok eksperimen O3 = rerata pretest kelompok kontrol O4 = rerata posttest kelompok kontrol

O1 x O2

(40)

3.2. Populasi dan sampel

Menurut Sugiyono (2010:117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan.” Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius

Wirobrajan yang beralamat Jln. Hos Cokroaminoto No.8, Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta. Pemilihan tempat penelitian berdasarkan tempat Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) .

Bagi Sugiyono (2010:118) “Sampel adalah sebagian jumlah dan karakteristik dari populasi yang dipilih oleh peneliti untuk diamati yang dapat mewakili populasi. Sampel penelitian ini ada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen yaitu siswa kelas VA SDK Wirobrajan yang berjumlah 32 siswa, sedangkan kelompok kontrol yaitu siswa-siswi kelas VB SDK Wirobrajan yang berjumlah 35 siswa.

Pemilihan kelompok eksperimen tidak dipilih secara random atau acak melainkan dengan cara diundi yang disaksikan oleh guru mitra yaitu wali kelas VA dan wali kelas VB. Dari hasil pemilihan secara undian didapat kelas VA menjadi kelompok eksperimen sedangkan kelas VB dijadikan sebagai kelompok kontrol. Kegiatan belajar mengajar untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan oleh satu guru agar tidak ada faktor bias. Guru yang mengajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yaitu guru kelas VA. 3.3. Waktu penelitian

Berikut ini jadwal pengambilan data pretest dan posttest di SDK Wirobrajan: Tabel 1. Jadwal Pengambilan data

Penelitian

ke- Hari, Tanggal JP Materi

1 Senin, 27 Februari 2012 2 JP Mengerjakan Pretestt Pengenalan Mind Map

(41)

miniatur rumah(bagi yang belum selesai) Membuat Mind map

keseluruhan dari awal Mengerjakan Posttestt

3.4. Variabel penelitian

Menurut sugiono (2010: 61) “Variabel Penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan.”

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah 1. Variabel Independen ( variabel bebas)

Menurut Sugiono (2010:61) “ Variabel Independen merupakan variabel yang mempengaruhi dan menjadi sebab adanya perubahan atau timbulnya variabel dependen. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah pengaruh metode Mind Map.

2. Variabel Dependen

Menurut Sugiono (2010:61) Variabel Dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan mengingat dan kemampuan memahami.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 4. Variabel Penelitian 3.4. Definisi operasional

1. Mind map adalah suatu cara mencatat yang kreatif dan efisien berupa bagan- bagan yang dihubungkan dengan garis lengkung dan disertai

Metode Mind Map

Kemampuan Mengingat

(42)

dengan gambar- gambar sehingga menarik dan memudahkan anak untuk menyimpan informasi dan menginat informasi yang didapat.

2. Proses Kognitif adalah proses memperoleh pengetahuan yang terjadi pada kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta,

a. Kemampuan mengingat adalah kemampuan mengambil pengetahuan yang akan dibutuhkan dari memori jangka panjang.proses. Kemampuan mengingat meliputi mengenali dan mengingat kembali

b. Kemampuan memahami adalah kemampuan mengkontruksi makna dari pesan- pesan yang telah disampaikan baik secara lisan maupun tertulis.Kemampuan memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan merangkum, menyimpulkan , membandingkan, dan menjelaskan.

3. Metode Pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan guru untuk menyampaikan, menyajikan materi ajar kepada peserta didik baik secara tertulis maupun lisan, antara lain metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, metode simulasi dan sebagainya.

4. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang terjadi di alam mengenai gejala gejala alam, mahluk hidup, dan alam sekiktar.

3.5. Instrumen penelitian

Sugiono (2010) mengatakan bahwa instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Tes kemampuan mengingat untuk mengukur proses kognitif mengingat yaitu tes tertulis yang berupa 1 soal uraian. Dari soal tersebut peneliti melakukan penilaian dalam 2 aspek yaitu aspek mengenali dan mengingat kembali

(43)

Tabel 2. Matriks pengembangan instrumen

Standar Kompetensi: 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

Kompetensi Dasar: 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan

Variabel Aspek Indikator

Mengingat Mengenali Siswa mampu mengenali bencana alam yang terjadi di

darat

Mengingat kembali Siswa mampu menyebutkan macam- macam bencana

alam yang pernah terjadi di Indonesia

Memahami Menafsirkan Siswa mampu menafsirkan dampak positif dari bencana

alam gunung merapi

Mencontohkan Siswa mampu memberi contoh dampak negatif dari

gunung merapi

Mengklasifikasikan Siswa mampu mengklasifikasikan dampak positif dan

dampak negatif dari bencana gunung nerapi

Merangkum Siswa mampu merangkum dampak negatif dari bencana

gunung merapi

Menyimpulkan Siswa mampu membuat kesimpulan mengenai dampak

positif dan dampak negatif dari bencana gunung merapi

Menjelaska Siswa mampu menjelaskan dampak positif dari bencana

gunung merapi

3.6 Uji validitas dan reliabilitas

Menurut Masidjo (2009: 173) “Instrumen yang valid adalah instrumen atau alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya

diukur”. Menurut Margono (2010) “instrumen dikatakan reliabel jika mantap

apabila dalam mengukur sesuatu berulangkali, dengan syarat bahwa kondisi

saat pengukuran tidak berubah atau tetap.” Penentuan validitas soal essai

(44)

2001:112). Sedangkan kelemahan soal essai yaitu mempunyai validitas dan reliabilitas yang sulit untuk dicapai sampai pada kriteria tinggi.

Soal-soal essai diuji cobakan di SD Kanisius Sengkan dan SD Kanisius Sorowajan. Target peneliti adalah 6 soal essai yang valid dan reliabel yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian. Uji coba dilakukan 2 kali, uji coba pertama dilakukan di SD Kanisius Sengkan dan hasilnya masih ada 1 soal yang tidak valid kemudian dilakukakan uji coba lagi pada SD Kanisius Sorowajan sebelum melakukankan uji coba kedua diadakan revisi soal soal yang belum valid. Pada uji coba kedua hasilnya semua soal valid. Ujicoba kedua dilaksanakan di SD Kanisius Sorowajan dengan jumlah siswa 56 . Setelah ujicoba yang kedua diperoleh semua soal yang diujikan valid.Hasil dari uji validitas dan uji pembeda instrumen sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Uji Validitas yang Pertama

Variabel Person

Correlation Sig. (2-tailed) Keputusan 1. Mengingat 0.042 0.779 Tidak Valid 2. Memahami 0.469** 0.001 Valid 3. Mengaplikasikan 0.420** 0.003 Valid 4. Menganalisis 0.737** 0.000 Valid 5. Mengevaluasi 0.746** 0.000 Valid 6. Mencipta 0.695** 0.000 Valid

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)

Tabel 4. Hasil Uji Validitas yang Kedua

No. Item (Kemampuan)

Person

Correlation Sig. (2-tailed) Keputusan 1. Mengingat 0.323* 0.019 Valid 2. Memahami 0.350* 0.010 Valid 3. Mengaplikasikan 0.419** 0.002 Valid 4. Menganalisis 0.380** 0.005 Valid 5. Mengevaluasi 0.519** 0.000 Valid 6. Mencipta 0.578** 0.000 Valid

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Taraf pembeda suatu item adalah “taraf sampai dimana jumlah

(45)

Untuk menentukan siswa yang tergolong kelompok atas atau kelompok bawah, terlebih dulu data diurutkan dari nilai yang tertinggi sampai nilai yang terendah. Kelas atas atau bawah didapat dari 27% dari jumlah responden. Utuk kelas atas diambil 27% siswa yang nilainya tinggi, sedangkan kelas bawah diambil 27% siswa yang nilainya rendah. Kriteria yang digunakan untuk uji beda dengan T-tes (Yulius, 2010):

1. Jika sig. (2-tailed) > 0,05, maka ada perbedaan yang positif dan signifikan antara data atas dengan data bawah.

2. Jika sig. (2-tailed) < 0,05, maka tidak ada perbedaan yang positif dan signifikan antara data atas dengan data bawah.

Tabel 5. Hasil Uji Pembeda Soal Essai yang Pertama

t-test for Equality of Means T Df Sig. (2-tailed) Atas bawah 14.344 24 .000

Tabel 6. Hasil uji Pembeda Soal Essai yang Kedua

t-test for Equality of Means T Df Sig. (2-tailed) Atas bawah 14.957 26 .000

Berdasarkan tabel di atas hasil uji beda yang pertama dan kedua memiliki harga signifikansi yang sama yaitu 0,000 < 0,05 jadi tidak ada perbedaan yang positif dan signifikan antara data atas dengan data bawah.

(46)

Tabel 7. Hasil Uji Reliabel yang Pertama

Tabel 8. Hasil Uji Reliabel yang Kedua

Cronbach's dalam penelitian. Akan tetapi masih ada 1 soal yang tidak valid, kemudian dilakukan revisi dan diujikan kembali. Hasil uji yang kedua yaitu 6 soal valid dan reliabelnya 0,167 < 0,60. Untuk penelitian hanya digunakan dua soal yaitu nomor 1 dan nomor 2.

3.7. Tehnik pengumpulan data

Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan pretest dan

posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pretest dan

posttest digunakan untuk mengukur kemampuan mengingat dan memahami siswa. Pretest dilakukan pada awal pertemuan di kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui apakah ada perbedaan skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pretest diberikan sebelum kelas eksperimen mendapat perlakuan dengan metode mind map, sedangkan

posttest dilaksanakan pada akhir pertemuan setelah kelas eksperimen mendapat perlakuan dengan metode mind map dan kelompok kontrol mendapat pembelajaran dengan metode ceramah.

Tabel 9. Tehnik Pengumpulan Data

(47)

No Kelompok Variabel Data Pengumpulan Intrumen

Dalam penelitian ini data akan dianalisis dengann program statistik yang menggunakan program PASW for Windows versi 18. Teknik yang akan digunakan untuk menganalisis data adalah sebagai berikut

1. Uji normalitas

Sugiyono (2010) mengatakan bahwa statistik parametris bekerja berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis berdasarkan distribusi normal. Oleh karena itu dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan. Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov- Smirnov. Kriteria yang digunakan dalam penarikan kesimpulan menurut Sarjono dan Julianita (2011:64) adalah:

1. jika harga sig.( 2 – tailed) < 0.05 distribusi data tidak normal 2. Jika harga sig (2- tailed) > 0.05 distribusi data normal.

Uji normalitas data digunakan untuk menentukan jenis statistik inferensial yang akan digunakan. Jika distribusi normal maka tehnik yang digunakan tehnik statistik parametris dalam hal ini adalah t- test / uji T, sedangkan jika distribusi data tidak normal maka teknik statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik dalam hal ini adalah Mann-Whitney atau Wilcoxon

2. Uji statistik

(48)

yaitu uji perbandingan skor pretest. Apabila hasil uji perbandingan skor pretest tidak berbeda maka uji analisis menggunakan cara pertama sedang jika hasil perbandingan skor pretest berbeda maka menggunakan cara kedua .

Cara pertama memiliki tiga langkah sebagai berikut :

1. Perbandingan skor pretest

Uji perbandingan skor pretest data dilakukan dengan menganalisis skor pretest dari kelompok eksperimen dan skor pretest dari kelompok kontrol. Uji perbandingan skor pretest data dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data memiliki dasar yang sama atau pijakan yang sama sehingga dimungkinkan dilakukan perbandingan. Kriteria untuk menentukan kesimpulan menurut Yulius (2010:133) sebagai berikut:

1)Jika harga sig.(2-tailed) < 0.05 terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, tidak ada kesamaan titik pijak data sehingga tidak digunakan uji perbandingan posttest

2)jika harga sig.(2-tailed) > 0.05 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, artinya skor pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen mempunyai titik pijak yang sama sehingga digunakan uji perbandingan skor posttest

2. Perbandingan skor pretest ke posttest

Uji perbandingan pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui apakah ada kenaikan yang terjadi dalam kelompok eksperimen atau kelompok kontrol dengan membandingkan skor pretest ke posttest. Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan menurut Yulius, (2010:136) sebagai berikut:

(49)

2) Jika harga sig.(2- tailed) > 0.05, tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan dari skor pretest ke skor

posttest

3. Uji perbandingan skor posttest

Uji perbandingan skor posttest dilakukan untuk mengetahui dan memastikan apakah ada perbedaan antara skor posttest kelompok eksperimen dan posttest kelompok kontrol

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan menurut Yulius, (2010:142) sebagai berikut:

1) Jika harga sig.(2-tailed) < 0.05 maka terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan kata lain penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan kognitif mengingat atau memahami

2) jika harga sig.(2-tailed) > 0.05 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara postets kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan kata lain penggunaan metode mind map

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan kognitif mengingat atau memahami

Cara kedua langkahnya sebagai berikut : 1. Perbandingan skor pretest

Uji perbandingan skor pretest data dilakukan dengan menganalisis pretes dari kelompok eksperimen dan pretes dari kelompok kontrol uji perbandingan skor pretest data dilakukan untuk mengetahui kedua data memiliki dasar yang sama sehingga dimungkinkan dilakukan pembandingan. Kriteria untuk menentukan kesimpulan menurut Yulius (2010:133) sebagai berikut:

(50)

2) Jika harga sig > 0.05 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, artinya skor pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen mempunyai titik pijak yang sama sehingga digunakan uji perbandingan skor posttest.

2. Perbandingan skor pretest ke posttest

Uji perbandingan skor pretest dan posttest digunakan untuk mengetahui apakah ada kenaikan yang terjadi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan membandingkan skor

pretest ke posttest.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan menurut Yulius, (2010:136) sebagai berikut:

1) Jika harga sig (2- tailed) < 0.05 maka ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan dari skor pretest ke skor posttest.

2) jika harga sig.(2- tailed) > 0.05, tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest dengan kata lain tidak terdapat kenaikan yang signifikan dari skor pretest ke skor

posttest.

3. Perbandingan uji selisih

Uji selisih skor dikakukan jika ada perbedaan data dari skor pretest

kelompok kontrol dan pretest kelompok eksperimen. untuk mendapatkan selisih skor dengan cara mengurangkan skor posttest

dikurangi pretest baik kelas ekperimen maupun kontrol. Sesudah skor selisih didapat skor dari kelompok tersebut diuji normalitasnya terlebih dahulu untuk mengetahui apakan selisih skor tersebut normal atau tidak normal. Setelah data diuji normalitasnya kemudian di uji perbandingan selisih skor

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan menurut Yulius, (2010:142) sebagai berikut:

(51)

lain penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat

(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1. Pengaruh Penggunaan metode mind map terhadap Kemampuan Mengingat Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru mitra. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design. Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengingat. Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan di SD Kanisius Sengkan dengan jumlah responden 50 siswa. Intrumen dalam penelitian ini berupa sebuah pertanyaan uraian sebagai berikut “Sebutkan

macam macam bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia?“. Pemilihan

kelompok dilakukan dengan cara di undi dengan hasil sebagai berikut kelas VA sebagai kelas kelompok eksperimen sedangkan kelas VB sebagai kelompok kontrol.

Variabel independen pada penelitian ini yaitu metode mind map, Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan mengingat. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengingat. Dugaan sementara hasil penelitian ini yaitu metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat pada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta mata pelajarean IPA untuk kompetensi dasar: Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan semester genap tahun ajaran 2011/2012.

(53)

Menurut Sarjono dan Julianita (2011:64) kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: (1) Jika harga sig.(2-tailed) > 0,05, data terdistribusi secara normal sehingga analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik. (2) Jika harga sig.(2-tailed) < 0,05, data terdistribusi secara tidak normal sehingga analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik non parametrik.

Tabel 10. Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov – Smirnov

Berdasarkan tabel di atas bahwa aspek pretest kelompok kontrol dan pretest

kelompok eksperimen memiliki distribusi data normal. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil Kolmogorov-Smirnov untuk data pretest kelompok kontrol dengan signinifikansi 0.091. Harga signifikansi (sig) > 0.05 menunjukkan data tersebut normal. Hasil Kolmogorof – Smirnov untuk data pretest pada kelompok eksperimen dengan signifikansi 0.108. Harga signifikansi (sig) > 0.05 menunjukkan bahwa data tersebut normal. Sehingga aspek pretest

kelompok eksperimen dan pretest kelompok Kontrol dapat dianalisis menggunakan statistik parametrik T- test. Pada skor posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki distribusi normal. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil Kolmogorov-Smirnov untuk data posttest kelompok kontrol dengan signinifikansi 0.196. Harga signifikansi (sig) > 0.05 menunjukkan data tersebut normal. Hasil Kolmogorof-Smirnov untuk data

posttest pada kelompok eksperimen dengan signifikansi 0.122. Harga signifikansi (sig) > 0.05 menunjukkan bahwa data tersebut normal.Sehingga aspek posttest kelompok eksperimen dan posttest kelompok Kontrol dapat dianalisis menggunakan statistik parametrik T- test

Analisis data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara pertama dengan menggunakan uji perbandingan posttest sedangkan cara yang kedua menggunakan cara uji selisih skor. Untuk mengetahui cara mana yang akan kita gunakan terlebih dahulu kita melakukan uji perbandingan skor pretest,

N o Aspek Nilai Signifikansi Keterangan

1 Pretes Kelompok Kontrol 0.091 Normal

2 Posttest Kelompok Kontrol 0.196 Normal

3 Pretest Kelompok Eksperimen 0.108 Normal

(54)

apabila perbandingan skor pretest harga sig. (2-tailed) > 0.05 maka data tersebut dapat dianalisis dengan cara yang pertama dan sebaliknya apabila perbandingan skor pretest harga sig. (2-tailed) <0.05 maka analisis data dapat menggunakan cara kedua.

4.1.1.1.Perbandingan skor pretest

Langkah pertama yang dilakukan adalah perbandingan skor pretest pada kelompok kontrol dan skor pretest pada kelompok eksperimen. Uji perbandingan skor pretest dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara skor pretest kelompok kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen. Cara ini digunakan untuk mengetahui apakah data-data yang akan dianalisis lebih lanjut memiliki titik pijak yang sama sehingga dapat dibuat perbandingan analisis statistik yang digunakan statistik parametrik T- test. Analisis data dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95%. Dengan hipotesis statistik sebagai berikut:

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok

kontrol dengan skor pretest pada kelompok eksperimen

Hnull: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada

kelompok kontrol dan skor pretest pada kelompok eksperimen

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut:

1. Jika harga sig. (2-tailed) < 0.05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima,

artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan skor pretest pada kelompok eksperimen. Dengan kata lain titik pijak pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak berada pada level yang sama sehingga analisis statistik yang digunakan selanjutnya adalah perbandingan selisih skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen.

2. Jika harga sig.(2-tailed) > 0.05 maka Hi ditolak dan Hnull diterima

(55)

kontrol dan skor pretest pada kelompok eksperimen.Dengan kata lain titik pijak pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berda pada level yang sama sehingga alisis statistik yang akan digunakan selanjutnya adalah perbandingan skor posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Tabel 11. Perbandingan skor pretest

Hasil Pretes Sig (2- tailed) Keterangan

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0.498 Tidak berbeda

Berdasarkan tabel diatas harga tailed) sebesar 0.498. Harga sig.(2-tailed) tersebut lebih besar dari 0.05 sehingga Hi ditolak dan Hnull diterima

artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan skor pretest pada kelompok eksperimen. Dengan kata lain kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berada pada level atau titik pijak yang sama sehingga uji analisis selanjutnya dapat menggunakan uji perbandingan skor posttest.

4.1.1.2 Perbandingan skor pretest ke posttest

Langkah kedua yang dilakukan adalah perbandingan skor pretest ke

posttest. Uji perbandingan skor pretest ke posttest dilakukan untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan antara skor pretest

ke posttest baik pada kelompok kontrol maupun pada kelompok eksperimen. Analisis yang akan digunakan adalah statistik parametrik

paired samples T- test dengan tinggkat kepercayaan 95%. Dengan hipotesis statistiknya sebagai berikut

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest

pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen

Hnull: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dann posttest

pada Kelompok kontrol atau kelompok eksperimen.

(56)

1. Jika harga sig (2-tailed) < 0.05, Hnull ditolak dan Hi diterima artinya ada

perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol atau pada kelompok eksperimen. Dengan kata lain ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest.

2. Jika harga sig.(2-tailed) > 0.05, Hi ditolak dan Hnull diterima artinya

tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest

pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest

Tabel 12. Perbandingan skor pretest ke posttest

No Keterangan Test %

Berdasarkan tabel diatas bahwa perbandingan skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol harga signifikansinya 0.064. Hasil signifikansi tersebut lebih besar dari 0.05 sehingga Hi ditolak dan Hnull diterima artinya tidak ada

perbedaan antara skor pretest dan skor posttest pada kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak ada peningkatan skor yang signifikan dari skor

pretest ke posttest pada kelompok kontrol. Sedangkan pada kelompok eksperimen perbandingan skor pretest ke posttest harga signifikansinya 0.000. Hasil signifikasi tersebut lebih kecil dari 0.05 sehingga Hnull ditolak

dan Hi diterima artinya ada perbedaan skor yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest pada kelompok eksperimen.Dengan kata lain ada peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest pada kelompok eksperimen.

4.1.1.3 Perbandingan skor posttest

Langkah ketiga yang dilakukan adalah uji perbandingan posttest (skor

Gambar

Gambar 6. Kenaikan Skor Kelompok Kontrol dan Eksperimen Data Memahami 48
gambar mempunyai makna seribu kata dan membantu kita
Gambar 1. Literature Map dari Penelitian-penelitian Terdahulu
Gambar 3. Proses Penyusunan Hipotesis
+7

Referensi

Dokumen terkait

dengan judul “ Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Kepuasan Kerja (Studi pada Karyawan Hotel Bintang Dua di Yogyakarta) ”.. Semoga skripsi

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa diperlukan basis data yang digunakan untuk menyimpan data barang masuk, barang keluar, dan data permintaan barang yang akan

K[ltrrAlAN UJr

Dalam teknologi jaringan nirkabel, istilah interferensi biasanya digunakan untuk hal yang lebih luas, untuk gangguan dari sumber radio frekuensi seprti dari Jadi

Pelayanan sirkulasi adalah suatu layanan di perpustakaan yang dapat dimanfaatkan oleh para pengguna untuk melakukan proses peminjaman dan pengembalian bahan pustaka dalam waktu

Pola pengelolaan hutan, lahan dan air dalam Pengelolaan DAS Terpadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c, harus dipenuhi untuk suatu kegiatan dan usaha

Banyaknya Sekolah Negeri Dirici Menurut Desa di Kecamatan Teluk Ambon Baguala Baguala, 2014 Number of State Schools by Village in Teluk Ambon Baguala Baguala District, 2014 ……… 33

Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka Pajak Air Tanah menjadi kewenangan Kabupaten/Kota. Hal ini