• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada Bab II landasan teori ini, akan dibahas metode pembelajaran mind map, proses kognitif mengingat dan memahami, serta membahas mengenai teori-teori yang relevan dari hasil penelitian sebelumnya dan dirumuskan dalam kerangka berpikir dan hipotesis berupa dugaan sementara dari rumusan masalah penelitian.

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1 Teori Teori yang mendukung

2.1.1.1. Metode pembelajaran mind map

Metode pembelajaran yang hendak dikaji adalah metode pembelajaran dengan menggunakan metode mind map Menurut Buzan (2011), penggunaan mind map merupakan salah satu metode yang mudah dan efektif dalam menyimpan serta menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi keluar dari otak. Metode pembelajaran mind map akan dibahas lebih lanjut sebelumnya terlebih dahulu menjabarkan tentang teori perkembangan anak yang menggunakan dan mengaplikasikan salah satu metode pembelajaran ke anak. Hal ini bertujuan agar penggunaan metode pembelajaran dapat dipilih dengan tepat dan secara efektif meningkatkan hasil belajar anak

1.Teori perkembangan anak

Menurut Jean Piaget (dalam Jamaris, 2006:19) perkembangan merupakan suatu proses yang bersifat komulatif artinya perkembangan dahulu akan menjadi dasar dalam perkembangan yang selanjutnya. Menurut Jean Pieget (dalam Iskandar, 2010:70-73) perkembangan kognitif anak dibagi menjadi 4 tahapan yaitu sebagai berikut :

a. Sensorimotor ( lahir sampai 2 tahun)

Pada tahap ini anak memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan dunia luar melalui perbuatan, pada awal tahap ini anak belum mengenal bahasa untuk memberi label pada objek atau

perbuatan, belum mempunyai cara-cara untuk memberi arti terhadap sesuatu dan belum berpikir tentang dunia luar, di akhir tahap ini sudah terbentuk struktur kognitif sementara untuk mengkoordinasikan perbuatan dalam hubungannya terhadap benda, waktu, dan ruang .

b. Pra Operasional ( 2 – 7 tahun)

Pada tahap ini anak sudah memiliki kemampuan untuk mulai meningkatkan kosakata, membuat penilaian berdasarkan persepsi bukan pertimbangan konseptual, mengelompokkan benda-benda berdasarkan sifat-sifatnya, mulai memiliki pengetahuan fisik mengenai sifat-sifat benda dan mulai memahami tingkah laku dan organisme di dalam lingkungannya, mempunyai pandangan obyektif dan egosentrik, tidak berpikir tentang bagian-bagian dan keseluruhan secara serentak

c. Operasi Kongkret (7- 11 tahun)

Pada tahap ini anak sudah memiliki kemampuan untuk mulai memandang dunia secara obyektif, Mulai berfikir secara operasional, mempergunakan cara berfikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda.

d. Operasi Formal ( 11-15 tahun)

Pada tahap ini anak sudah dapat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak, tidak hanya dengan objek-objek konkret.

Menurut Jamaris (2006:24) perkembangan anak pada hakekatnya merupakan adaptasi dengan lingkungan yang dilakukan melalui proses asimilasi, akomodasi dan ekuilibrium. Menurut Slavin (dalam Trianto, 2010:70-71), “Asimilasi merupakan penginterpretasian

pengalaman- pengalaman baru dalam hubungannya dengan skema- skema yang telah ada.” Menurut Jamaris “Akomodasi adalah proses menyatukan informasi baru dengan informasi yang telah dimiliki, sehingga perpaduan informasi tersebut memperluas pengetahuan

anak.” Proses pemulihan kesetimbangan antara pemahaman saat ini dan pengalaman-pengalaman baru disebut ekuilibrasi.

Pada anak usia SD termasuk pada tahap operasional konkret dimana pada tahap ini anak lebih berpikir kritis, sudah bisa berpikir secara logis dengan benda benda yang konkret.

2. Metode pembelajaran

Menurut Djamarah (2010:72-75) metode merupakan salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode juga memiliki berbagai peranan sebagai berikut:

a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik b. Metode sebagai strategi pengajaran

c. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan

Menurut Anitah (2007:5.17) metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam pembelajaran agar terjadi interaksi dan proses belajar yang efektif. Metode mengajar menurut Djamarah (2007:74) adalah strategi pengajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi ajar yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Djamarah (2010:78-81) dalam memilih metode pembelajaran perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut anak didik, situasi, tujuan, fasilitas, dan guru. Menurut Surakman (1980) metode pembelajaran terdiri dari beberapa jenis yaitu sebagai berikut

a. Metode ceramah

Metode ceramah merupakan cara penyampaikan materi ajar dengan menggunakan komunikasi lisan. Metode ceramah merupakan metode yang ekonomis dan efektif untuk menyampaikan informasi dan pengertian. Metode ceramah juga memiliki kelemahan yakni siswa akan cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran, metode ceramah kurang cocok digunakan untuk membentuk keterampilan dan sikap.

b. Metode tanya jawab

Pada metode tanya jawab guru umumnya berusaha menanyakan hal-hal mengenai fakta tertentu yang sudah dipelajari oleh siswa sebelumnya. Metode tanya jawab ditujukan untuk menarik perhatian siswa, meninjau pelajaran yang lalu, agar siswa memusatkan lagi perhatian pada pelajaran tersebut.

c. Metode diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran di mana guru memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan perbincangan guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan suatu masalah. Metode diskusi selain memiliki beberapa kelebihan juga memiliki beberapa kelemahan. Kelebihan dan kelemahan metode diskusi menurut Djamarah (2010:88) sebagai berikut

1) Kelebihan Metode diskusi

Merangsang kreativitas anak didik dalam memecahkan suatu masalah

Mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain Memperluas wawasan

2) Kelemahan metode diskusi

Pembicaraan terkadang menyimpang dari materi yang dibahas.

Tidak dapat dipakai dalam kelompok besar. Peserta mendapat informasi yang terbatas. d. Metode kerja kelompok

Kerja kelompok merupakan salah satu strategi belajar mengajar yang memiliki kadar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Metode kerja kelompok dalam pelaksanaannya menuntut kondisi serta persiapan yang jauh berbeda dengan format belajar mengajar menggunakan pendekatan ekspositorik. Aspek aspek kelompok yang perlu diperhatikan dalam kerja kelompok meliputi tujuan,

interaksi dan kepemimpinan. Dalam kerja kelompok guru memiliki peranan sebagai manager, observer, dan evaluator. e. Metode simulasi

Simulasi adalah tiruan atau perbuatan yang hanya pura-pura dan seolah- olah seperti adegan sebenarnya. Tujaan metode simulasi yaitu melatih keterampilan tertentu baik yang bersifat profesional maupun bagi kehidupan sehari–hari, memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip dan berlatih memecahkan suatu masalah.

f. Metode demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang sangat efektif untuk membantu siswa mencari jawaban atau pertanyaan-pertanyaan. Demonstrasi merupakan metode mangajar dimana seorang guru atau demonstrator atau siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses. Metode demonstrasi wajar digunakan bila siswa ingin mengetahui tentang bagaimana mengaturnya, dan bagaimana proses mengerjakan.

Guru hendaknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar,sehingga dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran. Guru hendaknya dalam memilih metode yang akan digunakan hendaknya memperhatikan tujuan yang akan dicapai agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien.

3. Mind map

Mind map menurut Buzan (2005:4) merupakan “cara mencatat yang efektif dan kreatif dalam meyimpan dan menarik informasi serta mudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi keluar dari otak. Menurut Buzan (2008:8-16) dengan menggunakan kedua sisi otak akan lebih meningkatkan kemampuan anak dalam mengingat. Dalam membuat mind map diperlukan imajinasi dan asosiasi dengan pemikiran yang kreatif, bebas, luas dan terbuka. Imajinasi dapat membantu anak dalam membuat segala sesuatu lebih tampak menarik sehingga mudah untuk mengingatnya.

Sedangkan asosiasi menbantu dalam mengbuat keterkaitan tentang sesuatu yang telah diketahui. Menurut Buzan (2005:6), mind map

dapat membantu kita dalam merencanakan, berkomunikasi, menjadi kreatif, menghemat waktu, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan penjelaskan pikiran- pikiran mengingat dengan lebih baik, belajar lebih cepat, dan efisien melihat gambar secara keseluruhan.

Menurut Michalko dalam Burzan (2005) mind map memiliki manfaat sebagai berikut :

a. Mengaktifkan seluruh otak baik belahan otak kanan maupun belahan otak kiri otak kiri

b. Membereskan akal dari kekusutan mental

c. Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan yang akan dipelajari

d. Membantu menunjukkan hubungan antara bagian–bagian informasi yang saling terpisah

e. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian f.Memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita

membandingkan

g. Membantu mengalihkan informasi tentangnya dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

Bahan–bahan yang dibutuhkan dalam membuat mind map menurut Buzan (2005:14) yaitu kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna, otak dan imajinasi. Menurut Buzan ( 2005:15-16) ada Tujuh langkah dalam membuat mind map

1) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong

Karena Memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar kesegala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami

2) Gunakan GAMBAR atau FOTO pada bagian tengah Karena sebuah gambar mempunyai makna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik,

membuat kita tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi dan mengaktifkan otak kita

3) Gunakan WARNA.

Karena warna membuat mind map lebih hidup, lebih menarik menambah energi kepada pemikiran kreatif dan menyenangkan

4) Hubungkan cabang-cabang utama kegambar pusat dan hubungkan cabang cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan dua, dan seterusnya.

5) Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus.Karena garis lurus akan membosankan otak.

6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Karena kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind map.

7) Gunakan GAMBAR. Karena setiap gambar memiliki makna seribu kata.

2.1.2 Proses kognitif mengingat dan memahami

Menurut Anderson (2010:43) taksonomi Bloom membagi proses kognitif pengetahuan menjadi 6 tingkatan pengetahuan anak dari tingkatan yang paling rendah sampai tingkat kognitif yang paling tinggi yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Anderson (2010:99-133) menjelaskan keenam pengetahuan kognitif anak, sebagai berikut:

2.1.2.1Mengingat

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang

2.1.2.2 Memahahami

Proses memahami adalah mengkontruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran yang disampaikan melalui pengajaran baik secara lisan maupun tertulis serta menghubungkan pengetahuan baru yang telah mereka dapat dengan ;pengetahuan lama yang telah mereka miliki.

2.1.2.3Mengaplikasikan

Proses mengaplikasikan adalah melibatkan penggunaan prosedur- prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah.

2.1.2.4 Menganalisis

Proses menganalisis merupakan proses memecah- mecah materi jadi bagian bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian dan antar setiap bagian dan struktur keseluruhan.

2.1.2.5 Mengevaluasi

Proses kognitif mengevaluasi membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar

2.1.2.6 Mencipta

Proses kognitif mengevaluasi adalah memadukan beberapa unsur atau bagian menjadi sesuatu yang baru dan koheren

Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti proses kognitif mengingat dan memahami

2.1.2.1 Mengingat

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang.Pengetahuan yang dibutuhkan boleh jadi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural atau metakognitif. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan tersebut dipakai dalam tugas- tugas yang lebih komplek. Proses proses kognitif mengingat meliputi mengenali dan mengingat kembali.

1. Mengenali (Mengidentifikasi)

Mengenali adalah mengambil pengetahuan yang diambil dari jangka panjang untuk membandingkan dengan informasi yang diterima. Pada saat siswa menerima informasi baru siswa menentukan apakah informasi tersebut telah sesuai dengan informasi yang didapat sebelumnya.

2. Mengingat kembali

Proses mengingat kembali adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang mengenai sesuatu yang akan di pelajari.

2.1.2.2 Memahami

Siswa dikatakan memahami apabila siswa dapat mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran baik yang bersifat lisan tertulis, atau grafis, yang disampaikan melalui buku pengajaran, buku atau layar komputer. Proses-proses kognitif dalam ketegori memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.

1. Menafsirkan

Menafsirkan terjadi ketika siswa dapat mengubah informasi yang mereka dapat dari satu bentuk ke bentuk yang lain misalnya mengubah kata-kata menjadi kata-kata lain, gambar dari kata-kata, kata-kata jadi gambar, angka jadi kata-kata, dan lain lain.

2. Mencontohkan ( Mengilustrasikan)

Proses kognitif mencontohkan terjadi ketika siswa mampu memberikan contoh mengenai konsep atau prinsip umum mencontohkan melibatkan proses identifikasi ciri-ciri pokok dari konsep atau prinsip umum.

3. Mengklasifikasikan

Proses kognitif mengklasifikasikan terjadi ketika siswa mampu mengetahui bahwa sesuatu termasuk dalam kategori tertentu. Mengklasifikasikan melibatkan proses mendeteksi ciri-ciri atau pola-pola yang sesuai dengan contoh, konsep dan prinsip. Proses kognitif mengklasifikasikan adalah proses kognitif yang melengkapi proses kognitif mencotohkan. Mencontohkan dimulai dari prinsip atau konsep dan siswa diharapkan dapat memberikan contoh, sedangkan mengklasifikan dimulai dengan contoh tertentu dan mengharuskan siswa menemukan konsep atau prinsip umum.

4. Merangkum

Proses kognitif merangkum terjadi ketika siswa mampu mengemukakan satu kalimat yang mempresentasikan informasi yang diterima.

5. Menyimpulkan

Proses kognitif menyimpulkan terjadi ketika siswa mampu membuat menjelaskan sebuah konsep yang menerangkan hubungan contoh-contoh dengan melihat ciri-cirinya.

6. Menjelaskan

Proses kognitif menjelaskan dapat berlangsung ketika siswa mampu membuat dan menggunakan model sebab akibat dalam sebuah sistem.

2.1.3. Mata Pelajaran IPA

2.1.3.1.Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Menurut Iskandar (1996:2) IPA merupakan singkatan kata dari “Ilmu Pengetahuan Alam”. Ilmu Pengetahuan Alam adalah “ilmu tentang alam,

yang mempelajari segala peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.” “Ilmu

Pengetahuan Alam menurut Webster (dalam Iskandar, 1996: 2) “adalah

ilmu pengetahuan yeng mempelajari tentang alamsemesta serta gejala-gejalanya.” Menurut Fowler (dalam Trianto,2010:136),“Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang tersusun secara sistematis serta dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan yang

didasarkan atas pengamatan dan deduksi.”

Menurut Trianto (2010:137) pada hakekatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap ilmiah. Menurut Donosoepoetro (dalam Trianto, 2010:137) “IPA dipandang pula sebagai proses yakni IPA merupakan kegiatan ilmiah, untuk menyempurnakan pengetahuan tentang alam dan untuk menemukan pengetahuan yang baru, IPA sebagai produk sebagai hasil dari proses yang berupa pengetahuan yang diajarkan. IPA dipandang sebagai prosedur merupakan cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu.” Sedangkan menurut Prihantoro dalam Trianto IPA hakikatnya suatu produk yaitu kumpulan pengetahuan, konsep dan bagan

konsep, IPA sebagai proses yaitu proses yang digunakan untuk mempelajari objek.

Menurut Laksmi (dalam Trianto, 2010:142) pendidikan IPA di sekolah memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai dunia (alam) 2. Menanamkan sikap hidup ilmiah

3. Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan

4. Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan

5. Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.

Ketrampilan proses dalam IPA ditempuh untuk memecahkan masalah di alam. Aspek–aspek keterampilan proses IPA menurut Iskandar (1996:49) sebagai berikut pengamatan, pengklasifikasian, pengukuran, pengidentifikasian dan pengendalian variabel, perumusan hipotesa, perancangan eksperimen, menyimpulkan hasil eksperimen, pengkomunikasian hasil eksperimen

2.1.3.2. Materi Ajar IPA kelas V

Kompetensi IPA kelas V yang digunakan untuk penelitian ini adalah standar kompetensi 7 tentang “ memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.“ pada

kompetensi dasar 7.6 “ Mendiskripsikan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungannya.” “macam macam peristiwa alam yang pernah terjadi di Indonesia

1. Gunung Meletus

Menurut Kholil (2009) gunung meletus mengeluarkan larva dan awan panas disekitarnya. Gunung merapi dapat menimbulkan dampak positif dan dampak negatif.

Dampak positif akibat gunung meletus menurut Kholil (2009: sebagai berikut:

a. Abu yang dikeluarkan dapat menyuburkan tanah

b. Material yang dikeluarkan dari gunung berapi ( pasir, batu dll) dapat dimanfaat sebagai bahan bangunan

c. Menjadi tempat wisata

Dampak negatif menurut Maryanto ( 2009: ) sebagai berikut : a. Terdapat korban jiwa dan luka – luka

b. Rumah dan harta benda rusak

c. Lingkungan rusak akibat di sapu awan panas d. Hewan ternak mati atau hilang

e. Tanaman atau perkebunan yang siap panen rusak 2. Gempa bumi

Menurut Maryanto (2009:172-174) gempa bumi adalah gerakan atau getaran yang terjadi di dalam kerak bumi secara mendadak.Menurut Maryanto gempa bumi dapat dikelompokkan menurut beberapa hal, diantaranya, berdasarkan penyebab terjadinya dan berdasarkan pusat gempa. Berdasarkan penyebabnya gempa bumi dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai berikut

a. Gempa bumi vulkanik

Gempa bumi vulkanik adalah gempa yang disebabkan oleh letusan gunung merapi.

b. Gempa bumi tektonik

Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang terjadi oleh gerakan penggeseran kerak bumi.

Dampak dari bencana gempa bumi menurut Maryanto(2009:174) adalah sebagai berikut

a. Banyak korban jiwa dan luka- luka serta penderitaan lahir batin yang sangat dalam.

b. Rumah dan harta benda hancur

c. Lahan pertanian dan perkebunan rusak d. Jalan dan jembatan rusak

f. Terjadi gelombang stunami yang memporak porandakan pemukiman dan persawahan.

g. Bangunan dan sarana sosial rusak dan tidak dapat digunakan lagi. 3. Erosi ( tanah longsor)

Menurut Tarwoko (2009:170) tanah longsor disebabkan oleh penebangan secara liar sehingga hutan menjadi gundul. Hutan gundul mengakibatkan tidak ada akar yang dapat menahan tanah sehingga air hujan terus menggerus tanah

Dampak bencana alam Erosi menurut Tarwoko (2009) a. Banyak korban jiwa

b. Harta benda banyak yang hilang c. Banyak rumah warga yang hancur. 4. Banjir

Menurut Maryanto (2009:169) “ Banjir adalah tergenangnya suatu

wilayah akibat meningkatnya jumlah air permukaan.

Beberapa penyebab banjir menurut Maryanto (2009: 169) sebagai berikut a. Banjir akibat luapan air sungai

b. Banjir akibat pasang naik air laut

c. Banjir akibat air hujan yang tidak dapat mengalir ke daerah yang lebih rendah

Dampak banjir bagi manusia menurut Maryanto (2009:169) sebagai berikut:

1) Rumah dan barang berharga hanyut dan rusak

2) Sawah ladang terendam air sehingga petani gagal panen 3) Banyak korban jiwa

4) Muncul berbagai penyakit pasca banjir 5) Lingkungan rusak

6) Angin topan

Menurut Admin (2010) Angin topan adalah pusaran angin kencang dengan kecepatan angin 120 km/jam atau lebih yang sering terjadi di wilayah tropis diantara garis balik utara dan selatan. Angin topan disebabkan oleh perbedaan tekanan dalam suatu sistem cuaca.

Dampak dari angin topan menurut Admin (2010) sebagai berikut a. banyak pohon yang tumbang

b. banyak rumah- rumah yang roboh c. banyak harta benda yang rusak d. banyak korban jiwa

7) Tsunami

Menurut Bekti (2010) Gempa bumi yang memiliki kekuatan yang sangat tinggi dan pusat gempa berada pada di dasar laut maka maka gempa tersebut dapat menimbulkan gelombang tsunami. Tsunami . Gelombang tsunami adalah gempa yang terbentuk dari dasar laut akibat adanya gempa bumi

2.2. Penelitian penelitian terdahulu 2.2.1 Penelitian tentang Mind Map

1. Kurniawati (2010) meneliti tentang penggunaan mind map dalam meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas VIII SMP Muhamadiyah 5 Surakarta. Hasil penelitian menunjukkan dengan penggunaan mind map

berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta sebesar 69,8%

2. Toi (2009) meneliti tentang penggunaan mind map yang dapat meningkatkan daya ingat. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan menggunakan mind map, peserta didik sangat terbantu untuk memanggil kembali kata-kata dengan lebih efektif daripada menggunakan daftar. Daya ingat meningkat mencapai 32 %.

3. Maryudani ( 2010) meneliti tentang peningkatkan prestasi belajar mata pelajararan IPS dengan menggunakan mind map siswa kelas V SDK Kintelan I Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010. Dengan menggunakan

mind map prsetasi belajar siswa meningkat pada siklus I dengan rata-rata 69,00 dan pada siklus II dengan nilai rata-rata 80,00.

2.2.2 Penelitian mengenai proses kognitif

1.Ariyani (2011) meneliti tentang pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA. Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas

V semester 2 SD Kanisius Wirobrajan. Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan metode inkuiri terbimbing terhadap prestasi belajar siswa. Pengaruh dapat dilihat dari kenaikan rata-rata skor pre-test prestasi belajar ke post-test prestasi ;belajar pada kelompok eksperimen. Akan tetapi, kenaikan skor prestasi belajar di kelompok eksperimen tidak berbeda secara positif dan signifikan dengan kenaikan skor prestasi belajar di kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode inkuiri terbimbing. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri terbimbing maupun metode tradisional mempunyai efektivitas yang sama dalam meningkatkan prestasi belajar jika diukur dengan tes objektif.

2. Lestari (2011) meneliti pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA. Populasi dan sampel siswa kelas V SD Kanisius Ganjuran. Hasil penelitiannya metode inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif siswa. Peningkatan prestasi belajar ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 atau 0,000 < 0,05. Aspek yang mengalami kenaikan tertinggi yaitu aspek analisis sedangkan aspek yang terendah adalah eksplanasi.

3. Astuti (2004) meneliti tingkat pencapaian tujuan pembelajaran fisika berdasarkan taksonomi Bloom pada materi pokok listrik statik dan kapasitor. Populasi dan sampel siswa kelas XI SMU N 1 Pakem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian tujuan berdasarkan taksonomi Bloom untuk kategori analisis-sintesis tingkat pencapaiannya rendah, karena pada umumnya kesalahan pada aspek ini adalah siswa tidak menuliskan langkah-langkah

2.2.3 Literatur map

Gambar 1. Literature Map dari Penelitian-penelitian Terdahulu

2.3 Kerangka berpikir

Prestasi belajar merupakan hasil yang ingin dicapai siswa dari aktivitasnya yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Menurut Anderson (2010:43) Proses kognitif Bloom dibagi menjadi 6 tingkatan dari mulai yang paling rendah sampai tingkatan yang paling tinggi yaitu mengingat, memahami, mengaplikasiakan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

Metode mind map

Kurniawati (2010) penggunaan mind map dalam

Dokumen terkait