• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) terhadap kemampuan mengingat dan memahami siswa kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) terhadap kemampuan mengingat dan memahami siswa kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta"

Copied!
197
0
0

Teks penuh

(1)PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI SISWA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA. SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: Christina Tri Hastuti NIM: 141134042. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018.

(2) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ii.

(3) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. iii.

(4) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERSEMBAHAN. Karya sederhana ini kupersembahkan kepada: 1. Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan karunia dan rahmatNya. 2. Orang tua yang selalu mendoakan dan mendukung. 3. Kedua Kakakku yang selalu memberi semangat serta dukungan. 4. Almamater kebanggaanku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 5. Sahabat dan teman-teman yang selalu memberi semangat dan motivasi.. iv.

(5) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. MOTTO “Cobalah untuk tidak menjadi orang yang sukses, tapi jadilah seorang yang bernilai” (Albert Einstein) “Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang” (Amsal 23:18). Hal yang perlu kamu percaya, ketika orang lain bisa kamu juga pasti bisa. v.

(6) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak membuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.. Yogyakarta, 17 Januari 2018 Peneliti. Christina Tri Hastuti. vi.

(7) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS. Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama. : Christina Tri Hastuti. Nomor Mahasiswa. : 141134042. Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: “PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI SISWA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, dan mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 17 Januari 2018 Yang menyatakan. Christina Tri Hastuti. vii.

(8) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI SISWA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA Christina Tri Hastuti Universitas Sanata Dharma 2018 Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya tingkat kemampuan IPA siswa Indonesia pada penelitian PISA tahun 2012 dan 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) terhadap kemampuan mengingat dan memahami siswa kelas V di SD Kanisius Kalasan Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental tipe pretestposttest non-equivalent group design. Sampel penelitian ini sebanyak 68 orang, terdiri dari 34 siswa kelas V A sebagai kelompok kontrol dan 34 siswa kelas V B sebagai kelompok eksperimen. Treatment yang diterapkan di kelompok eksperimen adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Ada 5 langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu penyajian materi, pembentukan kelompok, tugas kelompok, kuis individu, dan rekognisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Rerata selisih skor kelompok eksperimen (M = 0,69, SE = 0,122) lebih tinggi daripada rerata selisih kelompok kontrol yaitu (M = 0,33, SE = 0,102). Perbedaan skor tersebut signifikan t(68) = -2,281, p = 0,026 ( p < 0,05). Effect size model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan mengingat adalah 0,27 atau setara dengan 7,29% termasuk pada kategori kecil. 2) Pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) berpengaruh terhadap kemampuan memahami. Skor rerata selisih kelompok eksperimen (M = 1,05, SE = 0,11) lebih tinggi daripada rerata selisih kelompok kontrol yaitu (M = 0,48, SE = 0,10). Perbedaan skor tersebut signifikan t(68) = 3,83, p = 0,000 ( p < 0,05). Effect size model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan memahami adalah 0,42 atau yang setara dengan 18% termasuk pada kategori menengah. Kata kunci: Pembelajaran kooperatif, Student Team Achievement Division (STAD), kemampuan mengingat, kemampuan memahami.. viii.

(9) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. ABSTRACT THE INFLUENCE OF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) OF COOPERATIVE LEARNING MODEL ON THE ABILITY TO REMEMBER AND UNDERSTAND OF THE FIFTH GRADE IN KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA PRIMARY SCHOOL Christina Tri Hastuti Sanata Dharma University 2018 Concerned with the poor science ability of Indonesian students according to PISA in 2012 and 2015. This study aims to understand the influence of cooperative learning model type Student Team Achievement Division’s on the ability to remember and understand of the fifth graders in Kanisius Kalasan Yogyakarta primary school. This study uses pretest-posttest non-equivalent control group design method of the quasi experimental. The sample of this study is 68 people that consists of 34 fifth graders from class VA as the control group and 34 fifth graders from class VB as the experimental group. The treatment applied to the experimental group is the practice of cooperative learning model type Student Team Achievement Division (STAD). There are five steps in the cooperative learning type STAD that is, such as material presentation, group making, group work, individual quiz and recognition. There result of this study showed that 1) STAD of cooperative learning model has an influences the ability to remember. The average difference score of the experimental group (M=0.69, SE=0.122) is higher than the control group’s (M=0.33, SE=0.102) with t(68) = -2.281, p = 0.026 (p < 0.05) significant difference. The effect size of the cooperative laerning model type STAD on the ability to remember is 0.27 or equal to 7.29% that belongs to the small category. 2) STAD of cooperative learning model has an influences the ability to understand. The average difference score of the experimental group (M=1.05, SE=0.11) is higher than the control group’s (M=0.48, SE=0.11) with t(68)= 3.83, p = 0.000 (p < 0.05) significant difference. The effect size of the cooperative learning model type STAD on the ability to understand is 0.42 or equal to 18% that belongs to the medium category. Keywords: Cooperative learning, STAD, ability to remember, ability to understand.. ix.

(10) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar dan tepat waktu. Skripsi. yang. berjudul. PEMBELAJARAN ACHIEVEMENT. ”PENGARUH. KOOPERATIF DIVISION. (STAD). PENERAPAN. TIPE. STUDENT. TERHADAP. MODEL TEAM. KEMAMPUAN. MENGINGAT DAN MEMAHAMI SISWA KELAS V SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bentuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, peneliti mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogayakarta. 2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogayakarta. 3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogayakarta. 4. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan mendukung dengan sabar dan bijaksana. 5. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mendukung dengan penuh kesabaran. 6. Irine Kurniastuti, M.Psi. selaku Dosen Penguji III yang telah memberikan masukan pada penulisan penelitian ini. 7. Patricia Agustin Ria Dewi, S.Pd. selaku kepala SD Kanisius Kalasan Yogyakarta yang telah memberi ijin melakukan penelitian. 8. Debora Anggarani, S.Pd. selaku guru mitra yang telah membantu pelaksanaan penelitian. x.

(11) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 9. Siswa kelas V A dan V B SD Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018 yang telah terlibat dalam penelitian. 10. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogayakarta yang telah membantu proses perijinan penelitian skripsi. 11. Kedua orang tua saya, Antonius Sukardjo dan Fransisca Istiyani yang dengan tulus selalu menyertai dengan doa, kasih sayang, perhatian, dan semangat serta nasihat. 12. Kedua kakak saya, Anastasia Mia Sulistiyani dan Susana Kartika Dewi yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan mendoakan saya. 13. Sahabat dan teman-teman saya, yang selalu mengingatkan saya untuk menyelesaikan skripsi dan memberikan motivasi serta dukungan dalam penyelesaian skripsi. 14. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, namun telah banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan peneliti. Segala kritik dan saran yang membangun akan peneliti terima dengan sanang hati. Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.. Peneliti. xi.

(12) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................... vi HALAMAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................... vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ............................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix. BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6 1.5 Definisi Operasional ...................................................................................... 6. BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 8 2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................... 8 2.1.1 Teori-teori yang mendukung .................................................................. 8 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ............................................................... 8 2.1.1.2 Model Pembelajaran ...................................................................... 11 2.1.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif .................................................... 11 2.1.1.4 Student Team Achieveppment Division (STAD) ............................ 14 2.1.1.5 Taksonomi Bloom .......................................................................... 17 2.1.1.6 Kemampuan Mengingat dan Memahami ....................................... 20 xii.

(13) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 2.1.1.7 Materi Siklus Air ............................................................................ 22 2.2 Penelitian-Penelitian Relevan ...................................................................... 24 2.2.1 Penelitian tentang Student Team Achievement Division (STAD) ......... 24 2.2.2 Penelitian tentang Taksonomi Bloom ................................................... 26 2.2.3 Literature Map ...................................................................................... 29 2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 29 2.4 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 31. BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 33 3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................ 33 3.2 Setting Penelitian ......................................................................................... 34 3.2.1 Lokasi Penelitian................................................................................... 34 3.2.2 Waktu Penelitian ................................................................................... 35 3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................... 36 3.3.1 Populasi................................................................................................. 36 3.3.2 Sampel .................................................................................................. 36 3.4 Variabel Penelitian ...................................................................................... 36 3.4.1 Variabel Independen ............................................................................. 37 3.4.2 Variabel Dependen ............................................................................... 37 3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 38 3.6 Instrumen Penelitian .................................................................................... 40 3.7 Teknik Pengujian Instrumen........................................................................ 41 3.7.1 Uji Validitas .......................................................................................... 41 3.7.1.1 Validitas Permukaan ...................................................................... 41 3.7.1.2 Validitas Isi .................................................................................... 41 3.7.1.3 Validitas Konstrak.......................................................................... 42 3.7.2 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 43 3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................... 44 3.8.1 Uji Pengaruh Perlakuan ........................................................................ 44 3.8.1.1 Uji Asumsi ..................................................................................... 44 3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 46 3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 47 xiii.

(14) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 48 3.8.2 Analisis Lebih Lanjut............................................................................ 50 3.8.2.1 Uji Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ............... 50 3.8.2.2 Uji Besar Efek Peningkatan ........................................................... 51 3.8.2.3 Uji Korelasi Rerata Pretets dan Posttest I...................................... 52 3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan..................................................... 54. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 55 4.1 Hasil Penelitian............................................................................................ 55 4.1.1 Implementasi Penelitian........................................................................ 55 4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian ..................................... 55 4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ........................................... 56 4.1.2 Deskripsi Sebaran Data ......................................................................... 61 4.1.2.1 Kemampuan Mengingat ................................................................. 61 4.1.2.2 Kemampuan Memahami ................................................................ 62 4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I ............................................................ 64 4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data....................................................... 64 4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 65 4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 67 4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 69 4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut ..................................................................... 70 4.1.4 Uji Hipotesis Penelitian II..................................................................... 76 4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data....................................................... 77 4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 78 4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 79 4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 82 4.1.4.5 Analisis Lebih Lanjut ..................................................................... 82 4.2 Pembahasan ................................................................................................. 88 4.2.1 Pengendalian Ancaman Validitas Internal ............................................ 88 4.2.2 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD terhadap Kemampuan Mengingat ................................................................................. 93. xiv.

(15) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 4.2.3 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD terhadap Kemampuan Memahami ................................................................................ 97. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 102 5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 102 5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 103 5.3 Saran .......................................................................................................... 103. DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 104 LAMPIRAN ........................................................................................................ 107 CURRICULUM VITAE ....................................................................................... 178. xv.

(16) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data ..................................................................... 35 Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian ............................................................. 39 Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen........................................................ 40 Tabel 3.4 Hasil Validitas Instrumen Kemampuan Mengingat dan Memahami .... 43 Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................ 44 Tabel 3.6 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 48 Tabel 3.7 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 49 Tabel 4.1 Sebaran Data Mengingat Kelompok Kontrol ....................................... 61 Tabel 4.2 Sebaran Data Mengingat Kelompok Eksperimen ................................. 62 Tabel 4.3 Sebaran Data Memahami Kelompok Kontrol ....................................... 62 Tabel 4.4 Sebaran Data Memahami Kelompok Eksperimen ................................ 63 Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data .................................................... 65 Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ............................................... 66 Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest ....................................................... 66 Tabel 4.8 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ............................................... 67 Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................................... 68 Tabel 4.10 Hasil Uji Effect Size ............................................................................ 70 Tabel 4.11 Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I .................................... 70 Tabel 4.12 Hasil Uji Besar Pengaruh Peningkatan Rerata Skor Pretest ke PosttestI ................................................................................................................. 73 Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ...................... 74 Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................................ 75 Tabel 4.15 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................................ 76 Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data .................................................. 77 Tabel 4.17 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest ..................................................... 78 Tabel 4.18 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ............................................. 80 Tabel 4.19 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ......................................... 80 Tabel 4.20 Hasil Uji Effect Size ............................................................................ 82 Tabel 4.21 Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I .................................... 83 Tabel 4.22 Hasil Uji Besar Pengaruh Peningkatan Rerata Skor Pretest ke PosttestI ................................................................................................................. 85 Tabel 4.23 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ...................... 86 Tabel 4.24 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................................ 87 xvi.

(17) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Tabel 4.25 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ................................................ 88 Tabel 4.26 Ancaman dalam Penelitian.................................................................. 92. xvii.

(18) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Denah Kelas Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ........................... 17 Gambar 2.2 Perbedaan taksonomi Bloom lama dan baru ..................................... 19 Gambar 2.3 Tingkatan Taksonomi........................................................................ 19 Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 34 Gambar 3.2 Pemetaan Variabel Penelitian............................................................ 38 Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal ............................................. 49 Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal ................................... 49 Gambar 3.5 Rumus Besar Persentase Peningkatan Pretest-Posttest I .................. 50 Gambar 3.6 Rumus Gain Score ............................................................................ 50 Gambar 3.7 Rumus Besar Efek untuk Data Normal ............................................. 51 Gambar 3.8 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal ................................... 52 Gambar 4.1 Grafik Pretest dan Posttest 1 Kemampuan Mengingat ..................... 68 Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I ............. 69 Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest ke Posttest I .................... 71 Gambar 4.4 Grafik Gain Score ............................................................................. 72 Gambar 4.5 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengingat .. 75 Gambar 4.6 Grafik Pretest dan Posttest 1 Kemampuan Memahami .................... 81 Gambar 4.7 Grafik Perbandingan Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I ............. 81 Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest ke Posttest I .................... 83 Gambar 4.9 Grafik Gain Score ............................................................................. 84 Gambar 4.10 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Memahami 87. xviii.

(19) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 108 Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Soal ................................................................ 109 Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen .................................................... 110 Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol ........................................................... 113 Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ....... 116 Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol.............. 124 Lampiran 3.1 Soal Uraian ................................................................................... 132 Lampiran 3.2 Kunci Jawaban .............................................................................. 137 Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian ........................................................................... 143 Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement............................................ 149 Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas ................................................ 151 Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas ............................................ 152 Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Mengingat Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ........................................................................................ 153 Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Memahami Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ........................................................................................ 154 Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data .................................................. 155 Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................. 156 Lampiran 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .................................. 158 Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan .......................... 160 Lampiran 4.7 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I 161 Lampiran 4.8 Hasil Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ..... 166 Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi Antara Rerat Pretest dan Posttest ......... 168 Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan....................................... 170 Lampiran 4. 11 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan....................................... 173 Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran ................................................. 175 Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ................................. 177. xix.

(20) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB I PENDAHULUAN. Bab I berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Latar belakang masalah berisi alasanalasan melakukan penelitian. Rumusan masalah berisi pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada latar belakang masalah. Manfaat penelitian berisi tentang manfaat dari penelitian ini bagi sekolah, guru, siswa, dan peneliti. Definisi operasional berisi pengertian kata-kata kunci dalam penelitian. Bagian-bagian tersebut akan dijelaskan sebagai beriku.. 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar dilakukan oleh manusia sejak lahir. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 13). Seseorang dapat belajar melalui pendidikan formal dan pendidikan non formal. Sekolah merupakan tempat pendidikan formal untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan keterampilan. Usia anak Sekolah Dasar adalah usia di mana kemampuan kognitifnya harus dikembangkan. Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahapan, yaitu tahap sensorimotor, tahap pra-operasional, tahap operasional-konkret,. dan. tahap. operasional-formal. (Crain,. 2007:. 171).. Berdasarkan tingkatan usia, siswa sekolah dasar termasuk pada tahapan operasional-konkret yaitu pada usia 7 tahun – 11 tahun (Suparno, 2001: 24-25). Di sekolah siswa dapat mempelajari berbagai pelajaran yang begitu banyak salah satunya yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang berbentuk kompetensi yang telah diterapkan (Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 26). Tugas utama guru IPA adalah melaksanakan proses pembelajaran IPA. Pembelajaran berbasis kompetensi menuntut peserta didik untuk menguasai konsep IPA setelah mempelajari materi pokok atau uraian materi pokok tertentu menguasai konsep IPA, penguasaan 1.

(21) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. tersebut diperoleh melalui proses IPA antara lain eksperimen, dan dapat menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. IPA merupakan ilmu yang mempelajari fenomena alam (Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 45). Fenomena-fenomena alam yang dipelajari dalam IPA berasal dari fakta-fakta yang ada di alam dan hasil absraksi pemikiran manusia. Dalam pembelajaran IPA dibutuhkan model pembelajaran yang inovatif agar peserta didik dapat menerima materi yang diajarkan dengan baik dan dapat meningkatkan kemampuan siswa. Pada taksonomi lama tujuan pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi tiga domain atau ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Posisi taksonomi yang lebih tinggi bersifat umum dan yang lebih rendah bersifat lebih spesifik (Kuswana, 2011: 8-9). Taksonomi berguna untuk memfasilitasi proses mental, terutama untuk memperoleh dan mencapai tujuan, atau dengan kata lain sebagai alat belajar berpikir (Kuswana, 2011: 11). Taksonomi memecahkan bagian menjadi unit-unit yang berhubungan dengan unit lainnya secara komprehensif, tetapi ringkas dan jelas sebagai kata kunci (Bailey, dalam Kuswana, 2011: 11). Perubahan taksonomi lama dengan revisi baru, taksonomi Bloom ada empat jenis pengetahuan yaitu faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif (Anderson & Krathwohl, 2010: 39). Kategori-kategori pada dimensi proses kognitif yang paling banyak dijumpai dalam tujuan-tujuan di bidang pendidikan,. yaitu. mengingat,. memahami,. mengaplikasi,. menganalisis,. mengevaluasi, dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2010: 43). Kemampuan mengingat dan memahami adalah dua kemampuan berpikir tingkat rendah. Mengingat berarti mengambil pengetahuan tentang memori jangka panjang. Terdiri dari indikator mengenali (recognizing) dan mengingat kembali (recalling). Memahami adalah mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Terdiri dari indikator. menafsirkan,. mencontohkan,. mengklasifikasikan,. merangkum,. menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. IPA di Sekolah Dasar hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu anak didik 2.

(22) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. secara ilmiah (Samatowa, 2011: 2). IPA di Sekolah Dasar melatih siswa untuk berpikir dan objektif dalam eksperimen yang dilakukan, dan tidak hanya hapalan belaka. Siswa juga mampu untuk memahami yang telah diingatnya serta mampu untuk menerapkan dan menjelaskan dengan tepat. Pada kenyataannya, kemampuan siswa SD masih rendah dan perlu ditingkatkan. Pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Programme for International Student Assessment (PISA) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa mata pelajaran IPA, Indonesia berada dalam urutan ke 64 dari 65 negara di dunia dengan skor 382 dari mean score 501 (OECD, 2013: 232). Pada tahun 2015 PISA melakukan tes yang berfokus pada IPA, membaca dan matematika (OECD, 2016: 3). Hasil PISA 2015 menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat 62 dari 75 negara dengan skor 403 pada mata pelajaran IPA (OECD, 2016: 5). Hasil studi PISA tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih berada di peringkat bawah pada mata pelajaran IPA. Pada anak Sekolah Dasar kelas V menurut tahapan Piaget berada pada tahap operasional konkret. Anak sudah mulai berpikir secara logis berdasarkan pada lingkungan di sekitarnya, mereka juga mampu menyelesaikan masalah yang bersifat konkret. Sedangkan, pandangan Vygotsky menekankan pentingnya pola sosiokultural di mana individu menjadi salah satu unsurnya, maksudnya yaitu interaksi sosial memainkan peran fundamental dalam perkembangan kognisi (Salkind, 2009: 371). Proses fundamental pembelajaran berlangsung melalui interaksi anak dengan seseorang yang berpengetahuan, entah itu orang dewasa (seperti orag tua atau guru) atau teman sebaya (Salkind, 2009: 373). Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan anak bergantung pada interaksi anak dengan orang lain dan dengan sarana-sarana tertentu (seperti bahasa) yang disediakan oleh kultur dan membantu pandangan dunia anak (Salkind, 2009: 373). Pada zona perkembangan proksimal adalah tempat di mana anak dan guru bereaksi ketika tiba saatnya untuk meningkatkan keahlian kognitif anak (Salkind, 2009: 375). Di Zona. perkembangan. proksimal. anak. harus. mampu. memaksimalkan. perkembangan dan pembelajarannya, dengan tugas-tugas yang terhitung cukup baru sehingga anak tidak merasa bosan, namun juga tidak terlalu baru atau terlalu menantang karena anak akan menjadi frustasi (Salkind, 2009: 375). Maka dari itu, 3.

(23) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dibutuhkan model pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan mengingat dan memahami siswa serta dapat mengembangkan interaksi sosial siswa, salah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen (Slavin, dalam Solihatin dan Raharjo, 2007: 4). Pembelajaran kooperatif dipercaya sebagai pembelajaran yang efektif bagi semua siswa, pembelajaran yang menjadi bagian integratif bagi perubahan paradigma sekolah saat ini, dan pembelajaran yang mampu mendorong terwujudnya interaksi dan kerja sama yang sehat di antara guru-guru yang terbiasa bekerja secara terpisah dari orang lain (Huda, 2012: 59). Tipe Student Team Achivement Division (STAD) merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal (Slavin, dalam Isjoni, 2013: 74). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa sehingga dapat meningkatkan kemampuan mengingat dan kemampuan memahami siswa. Pada penelitian-penelitian sebelumnya, model pembelajaran kooperatif tipe STAD memberikan pengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis dan komunikasi pada siswa SMP Nurul Ilmi Jambi (Sapitri & Hartono, 2015). STAD juga berpengaruh terhadap kemampuan kerja sama mahasiswa di Johns Hopkins University (LI XU & LUO Liming, 2010). Selain itu STAD juga berpengaruh terhadap kemampuan penalaran dan komunikasi pada siswa SMK Negeri Manonjaya (Muharon, 2014). Pada penelitian tentang taksonomi Bloom, dalam mengetahui kesulitan berdasarkan kemampuan pemahaman siswa dapat dengan soal cerita (Huda & Kencana, 2013). Dalam meningkatkan kemampuan pemahaman siswa menggunakan media audio visual (Utami & Julianto, 2013). Selain itu, untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan awal mahasiswa dengan intensitas penilaian formatif pada hasil belajar (Supardi, 2011). 4.

(24) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) terhadap kemampuan mengingat dan memahmi siswa kelas V SD Kanisius Kalasan semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran IPA dengan materi “Siklus Air”. Peneliti memilih SD Kanisius Kalasan sebagai tempat penelitian karena memiliki kelas paralel yaitu kelas VA dan VB sehingga cocok untuk dilakukan penelitian eksperimen. Selain itu, SD Kanisius Kalasan dalam pembelajaran IPA di kelas belum pernah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Kelas yang digunakan untuk penelitian yaitu kelas VB sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 34 anak dan kelas VA sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa 34 anak. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi experimental tipe pretest posttest non-equivalent group design. Variabel dalam penelitian di bagi menjadi dua yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division dan variabel dependen pada penelitian ini yaitu kemampuan mengingat dan memahami. Instrumen yang digunakan dalam penelitian menggunakan tes bentuk esai.. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1. Apakah. penerapan. model. pembelajaran. kooperatif. tipe. STAD. berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pada siswa kelas V SD Kanisius Kalasan? 1.2.2. Apakah. penerapan. model. pembelajaran. kooperatif. tipe. STAD. berpengaruh terhadap kemampuan memahami pada siswa kelas V SD Kanisius Kalasan?. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan mengingat pada siswa kelas V SD Kanisius Kalasan.. 5.

(25) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1.3.2. Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap kemampuan memahami pada siswa kelas V SD Kanisius Kalasan.. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Siswa Siswa mendapatkan pengalaman baru dalam belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dapat mengembangkan kemampuan mengingat dan memahami dengan baik.. 1.4.2. Bagi Guru Guru dapat mengetahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dapat berpengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami siswa, sehingga guru dapat menggunakan model pembelajaran tersebut dalam mengajar.. 1.4.3. Bagi Sekolah Sekolah dapat mengetahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berpengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami siswa, sehingga dapat menjadi bahan referensi bagi sekolah dan guru-guru untuk meningkatkan mutu sekolah.. 1.4.4. Bagi Peneliti Peneliti dapat menggunakan hasil penelitian sebagai acuan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran terhadap kemampuan mengingat dan memahami.. 1.5 Definisi Operasional 15.1 Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran di mana siswa secara berkelompok akan bekerja sama dan saling berdiskusi satu dengan yang lain. 1.5.2 Model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) adalah strategi dalam pembelajaran untuk bekerja sama secara kelompok dengan kemampuan akademik, gender, suku, dan ras yang berbeda-beda agar saling membantu antar teman dan mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penelitian ini dengan langkah-langkah, yaitu 6.

(26) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. penyajian materi, pembentukan kelompok, tugas kelompok, kuis individu, dan rekognisi. 1.5.3 Taksonomi Bloom adalah pengelompokan tujuan pendidikan berdasarkan tingkatan tertentu oleh Benjamin Samuel Bloom. 1.5.4 Kemampuan mengingat adalah kemampuan awal yang dimiliki seseorang dalam waktu jangka panjang dengan indikator yang digunakan yaitu mengingat kembali, mengenali, dan mengidentifikasi. 1.5.4 Kemampuan memahami adalah kemampuan yang dapat menjelaskan pengetahuan apa yang telah didapatkan dengan indikator yang digunakan yaitu mencontohkan, memprediksi, dan menjelaskan. 1.5.5 Siswa adalah siswa pendidikan sekolah dasar kelas V dengan usia sekitar 11 tahun yang ada di SD Kanisius Kalasan.. 7.

(27) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. BAB II LANDASAN TEORI. Bab II ini berisi landasan teori yang berisi kajian pustaka, penelitian yang mendukung, kerangka berpikir, dan hipotesis. Kajian pustaka membahas teoriteori yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian terdahulu yang relevan. Selanjutnya dirumuskan ke dalam kerangka berpikir dan hipotesis yang berisi dugaan sementara dari rumusan masalah.. 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori-teori yang mendukung Teori yang mendukung merupakan teori yang melandasi penelitian ini. Pada bagian ini akan dibahas tentang teori perkembangan anak, model pembelajaran. kooperatif,. Student. Team. Achievement. Division. (STAD),. kemampuan mengingat dan memahami, serta materi siklus air untuk siswa kelas V SD.. 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori perkembangan kognitif Jean Piaget (1896-1980) dan teori perkembangan anak Lev Semenovich Vygotsky (1896-1934). Teori yang dipilih ini sesuai dengan variabel penelitian yang membahas tentang perkembangan anak Sekolah Dasar. Piaget (dalam Trianto 2009: 29) menyatakan bahwa pengetahuan datang dari pengalaman dan interaksi anak. Menurut Piaget, tidak ada inteligensi yang sudah jadi. Inteligensi mengalami perkembangan dalam langkah-langkah intelektual (dalam Suparno, 2001: 20). Oleh karena itu, perkembangan inteligensi akan berkembang seiring dengan perkembangan dalam hidup anak. Piaget (dalam Suparno, 2001: 24-25) mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak menjadi empat tahap: tahap sensorimotor (02 tahun), tahap praoperasional (usia 2-7 tahun), tahap operasional konkret (usia 711 tahun), dan tahap operasional formal (usia 11 tahun ke atas). Perkembangan kognitif tersebut sebagai berikut. 8.

(28) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 1. Tahap sensorimotor Pada tahap sensorimotor adalah tahap awal perkembangan kognitif pada bayi lahir hingga berusia 2 tahun. Inteligensi anak lebih lebih didasarkan pada inderawi dengan lingkungannya. Pada tahap ini, anak belum bisa untuk berbicara dengan bahasa, tetapi anak mengenal lingkungannya dengan indera seperti melihat, meraba, mendengar, dan sebagainya. 2. Tahap pra-operasional Tahap praoperasi anak mulai memiliki kemampuan kognitif dan motorik. Kemampuan yang dimiliki anak pada tahap ini masih terbatas. 3. Tahap operasional konkret Pada tahap operasional konkret perkembangan sistem pemikiran yang berdasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis. Kemampuan anak dalam mengurutkan (seriasi) dan mengklasifikasikan objek sudah maju pada tahap ini. 4. Tahap operasional formal Pada tahap ini anak mulai memasuki masa remaja yang dapat menyelesaikan masalah yang lebih kompleks. Pemikiran anak sudah mulai matang, mampu memikirkan hal yang sistematis, dapat menghadapi hal yang abstrak menggunakan logika. Sekolah Dasar kelas V menurut tahapan Piaget berada pada tahap operasional konkret. Anak sudah mulai berpikir secara logis berdasarkan pada lingkungan di sekitarnya, mereka juga mampu menyelesaikan masalah yang bersifat konkret. Maka dari itu, dibutuhkan model pembelajaran yang dapat mendukung kemampuan anak tersebut. Belajar menurut Piaget merupakan proses perubahan konsep (Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 35). Dalam proses tersebut, peserta didik selalu membangun konsep baru melalui asimilasi dan akomodasi skema mereka. Oleh karena itu, belajar merupakan proses yang terus-menerus, tidak berkesudahan (Suparno, dalam Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 35). Piaget (dalam Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 34-35) menjelaskan bahwa seorang individu akan membentuk pengetahuan skema (struktur mental dan kognitif) dengan proses adaptasi (asimilasi dan akomodasi). Teori Piaget, menyatakan bahwa belajar berkaitan dengan pembentukan dan perkembangan skema (jamak skema). Skema 9.

(29) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. adalah suatu struktur mental atau struktur kognitif yang dengannya seseorang secara intelektual beradaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sekitar (Baldwin, dalam Hosnan, 2014: 35). Proses yang menyebabkan terjadinya perubahan skemata disebut dengan adaptasi. Proses terbentuknya adaptasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu asimilasi dan akomodasi (Hosnan, 2014: 35). Asimilasi merupakan proses kognitif yang dengannya seseorang mengintegrasikan stimulus yang dapat berupa persepsi, konsep, hukum, prinsip ataupun pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada di dalam pikirannya (Hosnan, 2014: 35). Akomodasi dapat berupa pembentukan skema baru yang dapat cocok dengan ciri-ciri rangsangan yang ada atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan ciri-ciri stimulus yang ada (Hosnan, 2014: 35). Pada pendekatan Vygotsky dikenal sebagai teori sosiokultural atau sociocultural theory, yang berarti bahwa penekanan utama diberikan pada pengaruh interaksi sosial dan kultural dalam perkembangan (Salkind, 2009: 373). Pandangan Vygotsky menekankan pentingnya pola sosiokultural di mana individu menjadi salah satu unsurnya, maksudnya yaitu interaksi sosial memainkan peran fundamental dalam perkembangan kognisi (Salkind, 2009: 371). Proses fundamental pembelajaran berlangsung melalui interaksi anak dengan seseorang yang berpengetahuan, entah itu orang dewasa (seperti orang tua atau guru) atau teman sebaya (Salkind, 2009: 373). Seperti dikatakan Vygotsky, setiap fungsi perkembangan kultural anak berlangsung dua kali, pertama di tingkat sosial dan kemudian di tingkat individu. Pertama antara orang-orang atau interpsikologis dan kemudian dalam diri anak sendiri atau intrapsikologis (Salkind, 2009: 372). Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan anak bergantung pada interaksi anak dengan orang lain dan dengan sarana-sarana tertentu (seperti bahasa) yang disediakan oleh kultur dan membantu pandangan dunia anak (Salkind, 2009: 373). Dalam teorinya, Vygotsky menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila peserta didik bekerja menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuan atau tugas itu berada dalam zona perkembangan proksimal (Zone of Proximal Development) atau ZPD. Pada zona ini terletak antara tingkat perkembangan anak saat ini yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang 10.

(30) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu (Nur & Wikandari, dalam Hosnan, 2014: 35). Zona perkembangan proksimal adalah tempat di mana anak dan guru bereaksi ketika tiba saatnya untuk meningkatkan keahlian kognitif anak (Salkind, 2009:. 375).. Di. Zona. perkembangan. proksimal. anak. harus. mampu. memaksimalkan perkembangan dan pembelajarannya, dengan tugas-tugas yang terhitung cukup baru sehingga anak tidak merasa bosan, namun juga tidak terlalu baru atau terlalu menantang karena anak akan menjadi frustasi (Salkind, 2009: 375). Konsep zona ini menjadi pendorong terjadinya kemajuan dalam perkembangan (suatu gejala yang menurut Vygotsky secara alamiah) dan pembelajaran (suatu aktivitas yang didasarkan pada latihan, dengan isi aktivitas ditentukan oleh kultur sekeliling. Dalam ZPD, anak dan guru bekerja sama dalam berbagai jenis tugas yang berbeda (dan dipikirkan masak-masak), yang dirancang untuk membantu anak mempelajari hal-hal yang tidak bisa ia pelajari sendiri (Salkind, 2009: 375). Dengan interaksi sosial untuk pembelajaran yang efektif.. 2.1.1.2 Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran (Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 48). Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang dapat digunakan sebagai panduan pengajaran yang dimanfaatkan seorang guru untuk membantu siswa memperoleh informasi baru (Rahayu, 2015: 2). Berdasarkan pendapat para ahli, dengan demikian model pembelajaran adalah suatu cara yang dipakai oleh guru dalam proses pembelajaran agar tercapainya sebuah tujuan pembelajaran.. 2.1.1.3 Model Pembelajaran Kooperatif 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda (Isjoni, 2013: 14). Slavin (dalam Solihatin dan Raharjo, 2007: 4) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif 11.

(31) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat (Sugianto, 2010: 40). Berdasarkan pendapat para ahli, dengan demikian model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran di mana siswa secara berkelompok akan bekerja sama dan saling berdiskusi satu dengan yang lain.. 2. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif Diskusi kelompok yang menjadi ciri penting pembelajaran kooperatif memiliki manfaat-manfaat praktis (Damon, dalam Huda, 2012: 42), yaitu: a. Diskusi kelompok menampilkan perdebatan pemikiran di antara siswa. b. Diskusi kelompok memotivasi siswa untuk mengabaikan miskonsepsi demi mencari konsep yang lebih sistematis dan terpadu. c. Diskusi kelompok menjadi sejenis forum yang dapat mendorong pemikiran kritis di antara siswa. d. Diskusi kelompok melahirkan kontroversi kognitif yang fokus pada pemikiran siswa dan meningkatkan proses berpikir (kognisi) yang lebih tertata. e. Diskusi kelompok memotivasi siswa untuk mengutarakan pendapatpendapat mereka. Ada banyak nilai pembelajaran kooperatif di antaranya adalah (Sugianto, 2010: 43-44): a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois f. Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa 12.

(32) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. g. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai perspektif j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik k. Meningkatkan. kegemaran. berteman. tanpa. memandang perbedaan. kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan orientasi tugas. Pembelajaran kooperatif dipercaya sebagai pembelajaran yang efektif bagi semua siswa, pembelajaran yang menjadi bagian integratif bagi perubahan paradigma sekolah saat ini, dan pembelajaran yang mampu mendorong terwujudnya interaksi dan kerja sama yang sehat di antara guru-guru yang terbiasa bekerja secara terpisah dari orang lain (Huda, 2012: 59). Berdasarkan pendapat para ahli, dengan demikian manfaat dari pembelajaran kooperatif, yaitu melatih mengemukakan pendapat dalam kelompok, pemikiran siswa menjadi berkembang, memotivasi siswa dalam pembelajaran, melatih kerja sama dan saling menerima anggota kelompok.. 3. Keterampilan dalam Model Pembelajaran Kooperatif Keterampilan-keterampilan selama kooperatif tersebut antara lain (Lungdren, dalam Isjoni, 2013: 65): a. Keterampilan Kooperatif Tingkat Awal Pada. keterampilan. kooperatif. tingkat. awal. meliputi:. menggunakan. kesepakatan, menghargai kontribusi, mengambil giliran dan berbagai tugas, berada dalam kelompok, berada dalam tugas, mendorong partisipasi, mengundang orang lain, menyelesaikan tugas dalam waktunya, dan menghormati perbedaan individu.. 13.

(33) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. b. Keterampilan Tingkat Menengah Keterampilan tingkat menengah ini menunjukkan penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara dapat diterima, bertanya, membuat ringkasan, menafsirkan, dan mengorganisasi. c. Keterampilan Tingkat Mahir Keterampilan pada tingkat mahir meliputi memeriksa dengan cermat, mengelaborasi, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan, dan berkompromi. Berdasarkan pendapat para ahli, dengan demikian keterampilan-keterampilan pada pembelajaran kooperatif yaitu menerima pendapat orang lain, bekerja sama dalam kelompok, bertanggung jawab pada tugas yang diberi, menyelesaikan tugas tepat waktu, bertanya apabila mengalami kesulitan, membuat ringkasan, menetapkan tujuan, dan menanyakan kebenaran.. 4. Tipe Model Pembelajaran Kooperatif Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan yaitu (Isjoni, 2013: 73-74): Student Team Achivement Division (STAD), Jigsaw, Teams Games Tournament (TGT), Group Investigation (GI), Rotating Trio Exchange, Group Resume, dan sebagainya. Peneliti memilih Student Team Achivement Division (STAD) karena dengan tipe tersebut siswa dapat bekerjasama dengan kelompok dan belajar bersama kelompok.. 2.1.1.4 Student Team Achievement Division (STAD) 1. Pengertian Student Team Achievement Division (STAD) Tipe Student Team Achivement Division (STAD) merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pembelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal (Slavin, dalam Isjoni, 2013: 74). STAD merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang di dalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran (Huda, 2015: 201). Guru menggunakan metode STAD untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyajian verbal maupun tertulis 14.

(34) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. (Sugianto, 2010: 44). Berdasarkan pendapat para ahli, dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) adalah strategi dalam pembelajaran untuk bekerja sama secara kelompok dengan kemampuan akademik, gender, suku, dan ras yang berbeda-beda agar saling membantu antar teman dan mencapai tujuan pembelajaran.. 2. Tahapan pada Student Team Achievement Division (STAD) Tahapan pada Student Team Achievement Division (STAD) ada empat tahap, yaitu (Huda, 2015: 202) tahap 1 pengajaran, tahap 2 tim studi, tahap 3 tes, tahap 4 rekognisi. Pada proses pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui lima tahapan yang meliputi (Isjoni, 2013: 74) tahap penyajian materi, tahap kegiatan kelompok, tahap tes individu, tahap penghitungan skor perkembangan individu, dan tahap pemberian penghargaan. Langkah-langkah Student Team Achievement Division, yaitu (Suprijono, 2009:133-134): a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain). b. Guru menyajikan pelajaran. c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu. e. Memberi evaluasi. f. Kesimpulan. Tahapan pengajaran dalam STAD, yaitu (Sugianto, 2010: 44-45): a. Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim, masingmasing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap tim memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan (tinggi, sedang, rendah).. 15.

(35) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. b. Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim. c. Secara individu atau tim, tiap minggu atau tiap dua minggu guru mengevaluasi untuk mengetahui penugasan mereka terhadap bahan akademik yang telah dipelajari. d. Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara individu atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.. Berdasarkan pendapat para ahli, dengan demikian proses pembelajaran kooperatif tipe STAD ada lima tahapan, yaitu: a. Tahap Pengajaran Pada tahap ini, guru sebagai penyaji materi dan menyampaikan materi kepada siswa dengan ceramah, diskusi, dan tanya jawab. b. Tahap Pembagian Kelompok Tahap kegiatan kelompok, siswa akan dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4-5 orang dengan kemampuan akademik, gender, suku, dan ras yang berbeda-beda. c. Tahap Tugas Kelompok Pada tahap ini, setiap kelompok akan saling berkerja sama dan berdiskusi untuk mengerjakan lembar kerja yang telah disiapkan oleh guru. d. Tahap Tes Individu Pada tahap ini, siswa secara individu mengikuti tes tertulis yang sudah dirancang oleh guru. Dalam mengerjakan tes tersebut siswa dilarang untuk saling bertanya dan memberikan jawaban kepada teman lain. Tes secara individu dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa akan materi yang telah dipelajari bersama kelompok. e. Tahap Rekognisi/Pemberian Reward Pada tahap pemberian reward, nilai dari tes individu yang telah diakumulasikan sebagai nilai kelompok akan menentukan kelompok yang terbaik. 16.

(36) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. dengan penambahan skor dari perkembangan. Kelompok terbaik tersebut akan mendapatkan reward (hadiah) yang telah disiapkan oleh guru.. Kelompok 7. Kelompok 3. Kelompok 6. Kelompok 4. Kelompok 2. Kelompok 1. Kelompok 5 Meja Guru Papan Tulis. Gambar 2.1 Denah Kelas Pembelajaran Kooperatif tipe STAD. 2.1.1.5 Taksonomi Bloom Taksonomi berasal dari dua kata bahasa Yunani yaitu tassein yang berarti mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Jadi, taksonomi berarti hierarkhi klasifikasi atas prinsip dasar atau aturan (Madya, 2011: 1). Benjamin Samuel Bloom (1913-1999) menggunakan istilah tersebut yang melakukan penelitian dan pengembangan mengenai kemampuan berpikir dalam proses pembelajaran. Pada taksonomi lama tujuan pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi tiga domain atau ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Posisi taksonomi yang lebih tinggi bersifat umum dan yang lebih rendah bersifat lebih spesifik (Kuswana, 2011: 8-9). Taksonomi berguna untuk memfasilitasi proses mental, terutama untuk memperoleh dan mencapai tujuan, atau dengan kata lain sebagai alat belajar berpikir (Kuswana, 2011: 11). Taksonomi memecahkan bagian menjadi unit-unit yang berhubungan dengan unit lainnya secara komprehensif, tetapi ringkas dan jelas sebagai kata kunci (Bailey, dalam Kuswana, 2011: 11). Perubahan taksonomi lama dengan revisi baru, yaitu kata kunci dari kata benda menjadi kata kerja untuk setiap level 17.

(37) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. taksonomi serta perubahan semua level hierarkhis terutama pada level lima dan enam. Pada taksonomi Bloom yang telah direvisi, ada empat jenis pengetahuan yaitu faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif (Anderson & Krathwohl, 2010: 39). Pengetahuan faktual adalah pengetahuan tentang elemen-elemen yang terpisah dan mempunyai ciri-ciri tersendiri. Pengetahuan konseptual adalah pengetahuan tentang bentuk-bentuk pengetahuan yang lebih kompleks dan terorganisasi. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan mengenai kognisi secara umum, kesadaran akan dan pengetahuan mengenai kognisi diri sendiri. Kategori-kategori pada dimensi proses kognitif yang paling banyak dijumpai dalam tujuan-tujuan di bidang pendidikan, yaitu (Anderson & Krathwohl, 2010: 43): 1. Mengingat berarti mengambil pengetahuan tentang memori jangka panjang. Terdiri dari indikator mengenali (recognizing) dan mengingat kembali (recalling). 2. Memahami adalah mengkontruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Terdiri dari indikator menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. 3. Mengaplikasikan berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan. tertentu.. Terdiri. dari. indikator. mengeksekusi. dan. mengimplementasikan. 4. Menganalisis. berarti. memecah-mecah. materi. menjadi. bagian-bagian. penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Terdiri dari indikator membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. 5. Mengevaluasi adalah mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan/ atau standar. Terdiri dari indikator memeriksa dan mengkritik. 6. Mencipta adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal. Terdiri dari indikator merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.. 18.

(38) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Berikut gambar perbedaan istilah dan pola level taksonomi Bloom lama dengan taksonomi Bloom yang baru (Madya, 2011: 8). (Sumber: http://encrypted-tbn1.gstatic.com). Gambar 2.2 Perbedaan taksonomi Bloom lama dan baru. Tiga level pertama (terbawah) merupakan Lower Order Thinking Skill, sedangkan tiga level berikutnya Higher Order Thingking Skill. Berikut gambar tingkatan taksonomi (Anderson & Krathwohl, 2001: 4-5).. (Sumber: http://encrypted-tbn0.gstatic.com). Gambar 2.3 Tingkatan Taksonomi 19.

(39) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. Pada gambar 2.3 memperlihatkan tingkatan kemampuan dan proses kognitif. Peneliti memilih kemampuan Bloom dalam penelitian ini karena belum ada yang dapat memetakan proses kognitif. Berdasarkan pemetaan tersebut tingkat kemampuan serta proses kognitif lebih jelas dan memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.. 2.1.1.6 Kemampuan Mengingat dan Memahami 1. Mengingat Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dalam memori jangka panjang (Anderson & Krathwohl, 2010: 99). Pengetahuan yang dibutuhkan dapat berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, atau metakognitif, atau kombinasi dari beberapa pengetahuan ini. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah karena pengetahuan dipakai untuk tugas yang lebih kompleks. Terdiri dari indikator mengenali dan mengingat kembali. a. Mengenali Proses mengenali adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang untuk membandingkannya dengan informasi yang baru saja diterima (Anderson & Krathwohl, 2010: 103). Istilah lain dari mengenali adalah mengidentifikasi. b. Mengingat kembali Proses mengingat kembali adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang ketika soalnya menghendaki demikian (Anderson & Krathwohl, 2010: 104). Istilah lain dari mengingat kembali adalah mengambil.. 2. Memahami Proses memahami bila siswa sudah dapat mengkontruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer (Anderson & Krathwohl, 2010: 105). Terdiri dari indikator menafsirkan, mencontohkan,. 20.

(40) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. mengklasifikasikan,. merangkum,. menyimpulkan,. membandingkan,. dan. menjelaskan. a. Menafsirkan Proses menafsirkan terjadi bila siswa dapat mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk lain (Anderson & Krathwohl, 2010: 106). b. Mencontohkan Proses kognitif mencontohkan terjadi saat siswa memberikan contoh tentang konsep atau prinsip umum (Anderson & Krathwohl, 2010: 108). Nama lain dari mencontohkan adalah mengilustrasikan dan memberi contoh. c. Mengklasifikasikan Proses kognitif mengklasifikasikan terjadi ketika siswa mengetahui bahwa sesuatu (misalnya, suatu contoh) termasuk dalam kategori tertentu (misalnya, konsep atau prinsip). Nama lain mengklasifikasikan adalah mengkategorikan dan mengelompokkan (Anderson & Krathwohl, 2010: 109). d. Merangkum Proses kognitif merangkum terjadi ketika siswa mengemukakan satu kalimat yang mempresentasikan informasi yang diterima atau mengabstraksikan sebuah tema (Anderson & Krathwohl, 2010: 110). Merangkum juga melibatkan proses membuat ringkasan informasi yang disampaikan. Nama lain dari merangkum adalah menggeneralisasi dan mengabstraksi. e. Menyimpulkan Proses kognitif meyimpulkan menyertakan proses menemukan pola dalam sejumlah contoh (Anderson & Krathwohl, 2010: 111). Proses menyimpulkan terjadi ketika siswa dapat mengabstraksikan sebuah konsep atau prinsip yang menerangkan contoh-contoh tersebut dengan mencermati ciri-ciri setiap contohnya dan menarik hubungan antar ciri-ciri tersebut. Nama lain dari menyimpulkan adalah mengekstrapolasi, menginterpolasi, dan memprediksi. f. Membandingkan Proses kognitif membandingkan melibatkan proses mendeteksi persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide, masalah, atau situasi, seperti menentukan bagaimana suatu peristiwa terkenal menyerupai peristiwa yang. 21.

(41) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. kurang terkenal (Anderson & Krathwohl, 2010: 113). Nama lain dari membandingkan adalah mengontraskan, memetakan, dan mencocokan. g. Menjelaskan Proses kognitif menjelaskan berlangsung ketika siswa dapat membuat dan menggunakan model sebab-akibat dalam sebuah sistem (Anderson & Krathwohl, 2010: 114). Nama lain dari menjelaskan adalah membuat model.. 2.1.1.7 Materi Siklus Air 1. Pembelajaran IPA IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam memegang peranan sangat penting dan alam kehidupan manusia. IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa kenyataan (reality) atau kejadian (events) dan hubungan sebab-akibatnya (Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 22). Pembelajaran IPA adalah interaksi antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang berbentuk kompetensi yang telah diterapkan. Tugas utama guru IPA adalah melaksanakan proses pembelajaran IPA. Proses pembelajaran IPA terdiri atas tiga tahap, yaitu perencanaan proses pembelajaran,. pelaksanaan. proses. pembelajaran,. dan. penilaian. hasil. pembelajaran (Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 26).. 2. Materi daur air atau siklus air a. Pentingnya air bagi kehidupan Air memegang peranan teramat penting untuk kebutuhan makhluk hidup (Wisudawati & Sulistyowati, 2014: 155-160). Segala makhluk yang diberi hidup oleh Tuhan pastilah membutuhkan air sebagaimana kita membutuhkan udara untuk bernapas. Air merupakan kebutuhan dasar bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Kegunaan utama air bagi makhluk hidup antara lain untuk makan dan minum, untuk MCK (Mandi, Cuci, Kakus), untuk pengairan pada pertanian dan perkebunan, dan untuk perikanan dan pariwisata serta lalu lintas perairan.. 22.

(42) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. b. Proses daur air Atas dasar kenyataan bahwa bumi kita 70% diselimuti oleh air. Air dalam proses dapat berbentuk cair, uap, ataupun padat yang kemudian disebut dengan hidrosfer (hidro artinya air dan sfer artinya lapisan). Berdasar letaknya atau tempatnya, air di alam ini terbagi atas tiga tempat, yaitu: 1) Air di permukaan Bumi Terdiri atas: air laut, sungai, danau, rawa, parit, salju, es dan gletser. 2) Air di udara Terdiri atas: uap air, kabut, dan berbagai macam awan. 3) Air di dalam tanah Terdiri atas: air kapiler, air tanah, geiser, dan artois. Daur air atau siklus air yaitu rangkaian perubahan air, baik ditinjau dari posisi geografisnya maupun dari wujud fisismya. Pada dasarnya jumlah air di Bumi adalah konstan meskipun mengalami berbagai peristiwa dan perubahan total suplai air. Kondisi konstan jumlah air ini dapat terjaga karena adanya proses daur air. Proses daur air dapat digambarkan seperti gambar di bawah dan dapat diterangkan urut-urutan prosesnya:. (Sumber:. http://rumushitung.com/wp-content/uploads/2014/09/siklus-air-dan-tahapan-. lengkap.png). 1) Air di berbagai tempat mengalami pemanasan oleh sinar matahari, akibat pemanasan air menjadi uap. 2) Uap air tadi akan bergerak ke atas, kecepatan gerak uap air menyesuaikan kecepatan gerak angin yang mendorong.. 23.

(43) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. 3) Semakin ke atas suhu udara semakin rendah hingga uap air mengalami kondensasi (pengembunan). 4) Pada daerah yang bermusim dingin, uap air akan langsung membeku menjadi hujan salju. Proses ini disebut sublimasi. 5) Akibat proses pengembunan tadi, uap air dapat berubah menjadi air dan jatuh menjadi air tanah. 6) Air hujan yang sampai ke permukaan Bumi sebagian meresap ke dalam tanah menjadi air tanah. 7) Seluruh air di permukaan Bumi akan mendapat pemanasan dari Matahari, sehingga proses penguapan berulang kembali. Dalam proses daur air sangat besar peranan air tanah. Air tanah terjadi karena air hujan meresap melalui media kemudian masuk menuju tanah. Perairan darat berasal dari air yang meresap dan mengalir di permukaan Bumi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan proses daur air antara lain: 1) Pengurangan air tanah karena tidak ada keseimbangan lingkungan. 2) Terhalangnya proses penguapan air karena ulah manusia, misalnya adanya pabrik-pabrik dan pemukiman yang terlalu padat. 3) Iklim dan cuaca yang memungkinkan tidak terjadi proses pemanasan air. 4) Lemahnya daya dorong angin terhadap awan yang telah terbentuk.. 2.2 Penelitian-Penelitian Relevan 2.2.1 Penelitian tentang Student Team Achievement Division (STAD) XU dan Liming (2010) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengoptimalkan manfaat pembelajaran berbasis komputer (CSCL) dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Objek penelitian ini adalah 110 siswa di Johns Hopkins University, yang akan dibagi menjadi dua kelompok dan juga 1 guru serta 1 asisten. Metode penelitian menggunakan eksperimental.. Hasil. penelitian didapatkan sebagai berikut. (1) siswa puas menggunakan metode STAD sebanyak 82, 9%; (2) metode STAD lebih dari pada tradisional sebanyak 86, 2%; (3) pembelejaran CSCL sangat penting dan efektif yaitu 80, 1%; (4) pembelajaran CSCL tidak dapat menggantikan sistem face to face yaitu 79, 7%; (5) online CSCL lebih membutuhkan sedikit ketangkasan yaitu 60, 9%; (6) CSCL tidak 24.

(44) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. cocol sebanyak 20, 6%; dan (7) online CSCL seharusnya dikombinasikan dengan tatap muka CSCL sebanyak 88, 5%. Sapitri dan Hartono (2015) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan GI, serta mendeskripsikan yang lebih efektif dari metode tersebut ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis siswa. Populasi pada penelitian yaitu seluruh siswa SMP Nurul Ilmi Kota Jambi, sampel yang digunakan siswa kelas VII dan diambil dua kelas secara acak dari tiga kelas yang ada. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperi-men semu (quasi eksperiment). Dua kelas yang dipilih secara acak akan diberi perlakuan STAD dan GI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan uji one sample t test data postest kelas STAD untuk kemampuan komunikasi matematis dan kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh nilai signifikansi 0,033 dan 0,009, nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif STAD efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis dan kemampuan berpikir kritis siswa. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dan GI efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan kemampuan komunikasi matematis siswa pada pembelajaran himpunan di kelas VII, dan tidak terdapat perbedaan keefektifan antara pembelajaran kooperatif tipe STAD dan GI dalam pembelajaran matematika ditinjau dari kemampuan berpikir krtis dan kemampuan komunikasi matematis siswa pada pembelajaran himpunan di kelas VII. Muharom (2014) melakukan penelitian yang bertujuan untuk, (1) mengetahui dan mengkaji apakah kemampuan penalaran matematik peserta didik yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih baik daripada peserta didik yang mengikuti pembelajaran langsung; (2) mengetahui dan mengkaji apakah kemampuan penalaran matematik peserta didik yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih baik daripada peserta didik yang mengikuti pembelajaran langsung berdasarkan level kemampuan awal; (3) mengetahui dan mengkaji apakah kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division 25.

(45) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI. (STAD) lebih baik daripada peserta didik yang mengikuti pembelajaran langsung; (4) mengetahui dan mengkaji apakah kemampuan komunikasi matematik peserta didik yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih baik daripada peserta didik yang mengikuti pembelajaran langsung berdasarkan level kemampuan awal; (5) mengetahui dan mengkaji apakah terdapat korelasi antara kemampuan penalaran dan komunikasi matematik peserta didik. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik SMK Negeri di Wilayah Timur Kabupaten Tasikmalaya, yaitu SMK Negeri Manonjaya. Sampel satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol diambil secara acak (random). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain kelompok kontrol hanya posttest. Analisis hipotesis dilakukan dengan uji-t, Anova dua jalur, dan korelasi Pearson. Hasil penelitian yaitu kemampuan penalaran matematik peserta didik pada kelas STAD mencapai hasil yang lebih baik daripada kemampuan penalaran matematik peserta didik pada kelas langsung, dan keduanya tergolong sedang (7,69 dan 4,81 dari 16 atau 48,06% dan 30,06%). Dalam kemampuan komunikasi matematikpun juga serupa. Setelah pembelajaran, kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada kelas STAD mencapai hasil yang lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematik peserta didik pada kelas langsung, dan keduanya tergolong sedang (6,16 dan 4,47 dari 12 atau 51,33% dan 37,25%). Kemampuan penalaran matematik peserta didik yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) lebih baik dari peserta didik yang mengikuti pembelajaran langsung.. 2.2.2 Penelitian tentang Taksonomi Bloom Huda, Nizlel dan Kencana (2013) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kesulitan bedasarkan kemampuan pemahaman dalam menyelesaikan soal cerita pada materi kubus dan balok. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif yang menggunakan metodologi pendekatan penelitian deskritif. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan lembar tes kemampuan pemahaman dan wawancara. Subjek dalam penelitian adalah siswa yang memiliki kemampuan pemahaman rendah dalam menyelesaikan soal cerita 26.

Gambar

Gambar 2.1 Denah Kelas Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Gambar 2.2 Perbedaan taksonomi Bloom lama dan baru
Gambar 3.1 Desain Penelitian  Keterangan:
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Di Indonesia sendiri baru setelah terjadi bencana yang besar, seper tsunami Aceh tahun 2004, melakukan kerja-sama yang gencar antar-pemerintah dalam dan luar negeri

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana kebijakan Dinas Kehutanan dalam menanggulangi upaya menanggulangi pembalakan hutan di wilayah KPH Malang.Ingin

Pada Mega Electronik Store, pengolahan data dalam hal pemesanan barang electronik masih dilakukan secara manual, dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas tentang pembuatan

Pengaruh Implementasi Electronic Procurement (E- Proc) Dalam Pengadaan Barang/ Jasa Terhadap Perwujudan Good Governance Di Balai Besar Wilayah Sungai

Di Poland, satu kajian jangka panjang dalam visualisasi berbentuk siri-masa ujian pra dan pasca telah dijalankan dari tahun 1994 hingga 2004 ke atas pelajar-pelajar di

Tingkat kesamaan komposisi serangga kanopi pohon apel di Poncokusumo dan Bumiaji yang dikoleksi dengan perangkap bejana warna kuning dan biru pada musim berbunga dan

Setelah IPR diperoleh, untuk pemanfaatan ruang yang peruntukannya hunian perumahan lebih dari 3 (tiga) bangunan, komersial, jasa, perkantoran, pendidikan, industri,

Pendapat tersebut dapat dilihat melalui penelitian ini dimana terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi masyarakat tentang menguras, mengubur, dan menutup (3M)