• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komposisi Proksimat, Asam Lemak, dan Perkembangan Jaringan Daging Baby Fish Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Berbagai Umur Panen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Komposisi Proksimat, Asam Lemak, dan Perkembangan Jaringan Daging Baby Fish Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Berbagai Umur Panen"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPOSISI PROKSIMAT, ASAM LEMAK, DAN

PERKEMBANGAN JARINGAN DAGING

BABY FISH

IKAN

NILA (

Oreochromis niloticus

) PADA BERBAGAI UMUR PANEN

SANTOSO DARMO ATMOJO

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Komposisi Proksimat, Asam Lemak, dan Perkembangan Jaringan Daging Baby Fish Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Berbagai Umur Panen” adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Santoso Darmo Atmojo

(4)
(5)

ABSTRAK

SANTOSO DARMO ATMOJO. Komposisi Proksimat, Asam Lemak, dan Perkembangan Jaringan Daging Baby Fish Nila (Oreochromis niloticus) pada Berbagai Umur Panen. Dibimbing oleh AGOES M. JACOEB dan NURJANAH.

Baby fish nila banyak dikonsumsi oleh masyarakat Jawa Barat dalam berbagai bentuk olahan, namun informasi komposisi kimia mengenai baby fish

nila segar masih sedikit. Tujuan penelitian ini adalah menentukan proksimat, asam lemak dan analisis jaringan baby fish nila pada umur panen dua, tiga dan empat minggu. Metode yang digunakan untuk analisis proksimat berdasarkan SNI, asam lemak dengan menggunakan GC dan analisis jaringan menggunakan metode fiksasi, dehidrasi, clearing, impregnasi, blocking, trimming, pemotongan serta pewarnaan. Umur panen dua, tiga dan empat minggu berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap morfometrik, komposisi kimia dan asam lemak. Bobot, panjang total dan tinggi badan meningkat secara signifikan (P<0,05) pada umur panen dua, tiga dan empat minggu. Kadar air, protein dan lemak menurun secara signifikan (P<0,05) pada umur panen dua, tiga dan empat minggu. Kadar abu dan karbohidrat meningkat secara signifikan (P<0,05) pada umur panen dua, tiga dan empat minggu. Baby fish nila mengandung total asam lemak pada umur panen dua, tiga, dan empat minggu berturut- turut sebesar 99,13%; 75,36% dan 56,51%. Total asam lemak menurun secara signifikan (P<0,05) pada umur panen dua, tiga dan empat minggu.

Kata kunci : asam lemak, baby fish nila, jaringan, proksimat, umur panen.

ABSTRACT

SANTOSO DARMO ATMOJO. The Composition of Proximate, Fatty Acid, and The Growth of Baby Fish Tilapias Tissue (Oreochromis niloticus) at Different Harvesting Time. Supervised by AGOES M. JACOEB and NURJANAH.

Baby fish tilapias are mostly consumed by people of West Java in so many food process; however, there is only few information about chemistry composition of fresh baby fish tilapia. The purposes of this research are to determine proximate, fatty acid and to analyze fresh baby fish nila’s tissue at the harvesting time of two, three, and four weeks. The method that’s used to analyze proximate based on SNI, fatty acid based on GC, and tissue analysis using fixation, dehydration, clearing, impregnation, embedding, blocking, trimming, cutting, and staining method. Harvesting time of two, three, and four weeks has a significant effect (P<0.05) of morphometric, chemical composition, and fatty acids content. Weight, total length, and height increased significantly (P<0.05) at ranged of 2-4 weeks. Moisture, protein and lipid contents decreased significantly (P<0.05). Ash and carbohydrate contents increased significantly (P<0.05) at ranged of 2-4 weeks. Baby fish tilapias consist total fatty acids at harvesting time of 2 weeks 99.13%, 3 weeks 75.36%, and 4 weeks 56.51%. Total fatty acids decreased significantly (P<0.05) during 2-4 weeks.

(6)
(7)

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB

(8)
(9)

KOMPOSISI PROKSIMAT, ASAM LEMAK, DAN

PERKEMBANGAN JARINGAN DAGING

BABY FISH

IKAN

NILA (

Oreochromis niloticus

) PADA BERBAGAI UMUR PANEN

SANTOSO DARMO ATMOJO

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada

Departemen Teknologi Hasil Perairan

DEPARTEMEN TEKNOLOGI HASIL PERAIRAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

(10)
(11)

Judul Skripsi : Komposisi Proksimat, Asam Lemak, dan Perkembangan Jaringan Daging Baby Fish Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Berbagai Umur Panen

Nama : Santoso Darmo Atmojo

NIM : C34100050

Program Studi : Teknologi Hasil Perairan

Disetujui oleh

Dr Ir Agoes Mardiono Jacoeb, Dipl-Biol Prof Dr Ir Nurjanah, MS

Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof Dr Ir Joko Santoso, MSi Ketua Departemen

(12)
(13)

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Penelitian ini dilaksanakan pada November 2013 hingga Januari 2014 dengan judul “Komposisi Proksimat, Asam Lemak, dan Perkembangan Jaringan Daging

Baby Fish Ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada Berbagai Umur Panen”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapat Gelar Sarjana di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.

Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr Ir Agoes Mardiono Jacoeb Dipl-Biol selaku dosen pembimbing I, atas segala bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada penulis. 2. Prof Dr Ir Nurjanah, MS selaku dosen pembimbing II, atas segala

bimbingan dan pengarahan yang diberikan kepada penulis.

3. Prof Dr Ir Joko Santoso, MSi selaku dosen penguji sekaligus Ketua Departemen Teknologi Hasil Perairan.

4. Staf dosen dan administrasi Departemen Teknologi Hasil Perairan. 5. Prof Dr Ir Muhammad Nuh, DEA selaku Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia periode 2009-2014 sekaligus penggagas dan pemberi dana bantuan beasiswa BIDIKMISI.

6. Ketua dan staf administrasi Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

7. Pengurus paguyuban beasiswa BIDIKMISI IPB yang banyak menyumbangkan tenaga dan fikiran dalam hal administrasi.

8. Ayahanda Jamudi dan Ibunda Kamini tercinta, serta Kakak dan Adik, yang telah memberikan doa dan dukungan kepada penulis.

9. Bapak Prima yang telah memberikan bantuan menyediakan kolam dan benih ikan dalam penyelesaian penelitian.

10.Tim baby fish 47, Arif Yanuar Ridwan, Bianca Benning, Laurensius Sitanggang, Lia Maulina Angraeni, dan Siti Mayang Sari yang telah memberikan dorongan dan motivasi dalam penyelesaian sekripsi.

11.Keluarga besar THP 47, THP 48, dan THP 49 atas segala bantuan, doa, semangat, dan dukungan yang telah diberikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dalam perbaikan skripsi ini. Demikian skripsi ini disusun, semoga bermanfaat.

Bogor, 21 Juli 2014

(14)
(15)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 1

Manfaat Penelitian ... 2

Ruang Lingkup Penelitian ... 2

METODE PENELITIAN ... 2

Waktu dan Lokasi Penelitian ... 2

Bahan dan Alat Penelitian ... 2

Prosedur Penelitian ... 3

Pengambilan dan preparasi sampel ... 3

Pengukuran morfometrik ... 4

Analisis jaringan ( mengacu pada Angka et al. 1990) ... 4

Analisis proksimat ... 5

Analisis asam lemak (AOAC 1995 butir 28.057) ... 6

Analisis Data Morfometrik, Proksimat dan Asam Lemak ... 7

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 8

Morfometrik Ikan Nila ... 8

Komposisi Kimia Baby Fish Ikan Nila ... 8

Kadar air ... 9

Kadar abu ... 9

Kadar protein ... 9

Kadar lemak ... 10

Kadar karbohidrat ... 10

Komposisi Asam Lemak Baby Fish Ikan Nila ... 10

Asam lemak jenuh (SAFA) ... 12

Asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA) ... 12

Asam lemak tak jenuh jamak (PUFA) ... 13

Deskripsi Jaringan Baby Fish Ikan Nila ... 13

KESIMPULAN DAN SARAN ... 15

Kesimpulan ... 15

Saran ... 15

DAFTAR PUSTAKA ... 16

LAMPIRAN ... 19

(16)

DAFTAR TABEL

1 Bobot dan morfometrik baby fish ikan nila dari berbagai umur panen ... 8

2 Komposisi kimia ikan nila pada berbagai umur panen... 9

3 Komposisi asam lemak baby fish ikan nila dalam berbagai umur panen ... 11

DAFTAR GAMBAR

1 Diagram alir metode penelitian ... 3

2 Baby fish ikan nila ... 7

3 Penampang melintang otot baby fish ikan nila ... 14

4 Penampang melintang pencernaan baby fish ikan nila ... 14

DAFTAR LAMPIRAN

1 Contoh perhitungan analisis proksimat ... 20

2 Contoh perhitungan asam lemak umur dua minggu ... 20

3 Hasil analisis statistik morfometrik ... 21

4 Hasil analisis statistik proksimat ... 22

(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ikan nila (O. niloticus) merupakan salah satu komoditas budidaya ikan air tawar yang memiliki potensi perikanan sangat besar untuk dikembangkan. Produksi ikan nila di Indonesia dari tahun 2007 hingga tahun 2012 cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Tahun 2007 produksi ikan nila sebesar 206.906 ton dan tahun 2012 mencapai 648.375 ton dengan hasil panen tertinggi dibandingkan dengan jenis ikan budidaya air tawar lainnya (DJPB KKP 2013).

Ikan nila umumnya dikonsumsi dalam ukuran dewasa, namun trend yang berkembang di masyarakat Jawa Barat ikan nila banyak dikonsumsi dalam ukuran kecil atau Juvenil yang biasa dikenal dengan nama baby fish ikan nila. Produk

baby fish banyak dijual di restoran sepanjang lintas Bogor-Bandung melalui daerah Cianjur dalam bentuk baby fish goreng dan crispy. Produk olahan baby fish nila menggunakan bahan baku ikan berukuran 3-5 cm. Lingen (1989) menyampaikan bahwa ikan dalam tahap juvenil berukuran panjang berkisar antara 3-4,5.cm dengan umur kultur 18-25 hari. Jenis baby fish yang sering dikonsumsi masyarakat contohnya ikan nila, ikan mas, dan ikan nilem.

Komposisi proksimat merupakan jumlah kandungan makro zat dalam suatu bahan makanan (Darsudi et al. 2008). Analisis mengenai komposisi proksimat suatu bahan penting untuk dilakukan karena dengan adanya informasi proksimat suatu bahan, masyarakat dapat mengetahui komposisi-komposisi kimia dan kandungan gizi yang terdapat pada bahan makanan tersebut.

Salah satu kandungan gizi yang terdapat pada baby fish ikan nila adalah asam lemak. Asam lemak terbagi menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak tidak jenuh yang banyak terdapat pada ikan adalah asam linoleat (omega-6), linolenat (omega-3), eicosapentaenoic acid (EPA), dan

docosa-hexaenoic acid (DHA). Asam lemak ini banyak dibutuhkan oleh manusia karena memiliki beberapa manfaat yakni mencegah dan mengobati penyakit kardiovaskuler, perkembangan otak pada bayi, dan menurunkan kadar trigliserida dalam darah (Osman et al. 2001).

Jaringan adalah kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk membentuk suatu organ. Jenis jaringan yang umumnya dimiliki oleh vertebrata ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Informasi mengenai komposisi proksimat, asam lemak dan perkembangan jaringan baby fish ikan nila masih belum diketahui. Penelitian mengenai komposisi proksimat, asam lemak, dan jaringan baby fish ikan nila berdasarkan perbedaan umur panen masih belum ada, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai komposisi proksimat, asam lemak dan perkembangan jaringan daging baby fish ikan nila pada umur panen yang berbeda.

Tujuan Penelitian

(18)

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai komposisi kimia, profil asam lemak dan perkembangan jaringan baby fish ikan nila pada umur panen dua, tiga dan empat minggu.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah pengambilan sampel, analisis proksimat (air, abu, lemak, protein, karbohidrat), analisis jaringan, analisis asam lemak pada

baby fish ikan nila dan pengolahan data serta penulisan laporan.

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksakan pada November 2013 sampai Januari 2014. Sampel berasal dari tambak nila di Waduk Jatiluhur, Purwakarta. Preparasi bahan baku dan analisis morfometrik dilakukan di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan, Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Analisis jaringan dilakukan di Laboratorium Histologi, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Uji proksimat dan analisis asam lemak dilakukan di Laboratorium Balai Besar Pascapanen Pertanian, Cimanggu, Bogor.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah baby fish ikan nila dengan umur panen 2 minggu, 3 minggu, dan 4 minggu yang berasal dari tambak nila di Waduk Jatiluhur, Purwakarta. Bahan yang digunakan untuk analisis proksimat meliputi aquades, H2SO4, NaOH 40%, HCl 0,1 N, H3BO4 2% , kertas saring, kapas bebas lemak dan pelarut heksana. Bahan yang digunakan untuk analisis jaringan meliputi larutan Formaldehida, Asam asetat glasial dan Alkohol (FAA), etanol absolut, Tertier Butil Alkohol (TBA), minyak parafin, parafin, xilol, hematoksilin, eosin, etanol, larutan seri Johansen. Bahan yang digunakan untuk analisis asam lemak meliputi NaOH 0,5 N dalam metanol, boron triflorida (BF3), NaCl jenuh, n-heksana, dan Na2SO4 anhidrat.

(19)

kromatografi gas Hitachi 263-50 GC, tabung reaksi 50 mL dan 125 mL, water bath dan kondensor (panjang 20-30 cm).

Prosedur Penelitian

Penelitian diawali dengan survei ke lapangan untuk memperoleh informasi tentang asal sampel dan cara pembudidayaan baby fish ikan nila umur dua, tiga dan empat minggu. Dilanjutkan dengan pengukuran morfometrik (panjang total dan tinggi badan) berat badan, analisis proksimat, analisis asam lemak dan analisis jaringan. Diagram alir metode penelitian disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1 Diagram alir metode penelitian ( = Awal/akhir; = Proses)

Pengambilan dan preparasi sampel

Benih ikan nila yang digunakan dalam penelitian ini termasuk kedalam jenis nila gift. Benih ikan nila berasal dari tambak nila Waduk Jatiluhur, Purwakarta. Umur ikan nila mulai dihitung setelah kantung kuning telur pada benih habis. Sebanyak 3500 ekor ikan nila umur dua minggu ditransportasi dari Waduk Jatiluhur ke Bogor menggunakan kantong plastik dan diangkut menggunakan mobil pick up pada malam hari. Benih ikan yang telah sampai di Bogor langsung dipanen sebanyak 1700 ekor untuk umur dua minggu dan sisanya langsung didederkan di kolam pendederan bapak Prima, Ciherang, Bogor. Selanjutnya benih dipanen sesuai umur yang telah ditentukan yaitu tiga dan empat minggu serta diangkut menggunakan kantong plastik. Sampel yang telah dipanen, dilakukan pemberokan terlebih dahulu selama 24 jam di dalam aquarium sebelum dilakukan preparasi. Pemberokan bertujuan untuk menghilangkan sisa makanan dan feses didalam sistem pencernaan. Preparasi yang dilakukan yaitu dengan memisahkan benda asing dan mencuci bersih baby fish ikan nila.

Baby fish ikan nila 2, 3, dan 4 minggu

Pengukuran berat dan morfometrik

Analisis asam lemak Analisis proksimat

Analisis jaringan

Transportasi sistem basah

(20)

Pengukuran morfometrik

Pengukuran ciri-ciri morfometrik dilakukan dengan mengambil sampel secara acak sebanyak 30 ekor baby fish ikan nila. Pengukuran sampel meliputi panjang total, tinggi badan dan berat ikan per ekor. Panjang total diukur dari ujung bagian kepala sampai dengan ujung sirip ekor. Tinggi badan diukur dari jarak tertinggi antara dorsal dan ventral. Pengkuran panjang total dan tinggi badan dengan menggunakan penggaris dengan satuan minimum millimeter. Berat ikan diukur menggunakan neraca digital.

Analisis jaringan (mengacu pada Angka et al. 1990)

Pengamatan jaringan daging baby fish ikan nila diawali dengan pembuatan preparat dengan metode parafin. Tahap pembuatan preparat meliputi fiksasi, dehidrasi, clearing, impregnasi, embedding, blocking, trimming, pemotongan jaringan, pewarnaan, serta perekatan jaringan menggunakan mounting agent.

Fiksasi dilakukan dalam larutan Buffer Normal Formalin (BNF) 10% selama lebih dari 36 jam, kemudian larutan fiksasi dibuang dan didehidrasi melalui perendaman sampel pada suhu ruang dengan alkohol 70% selama 24 jam, 80% selama 2 jam, 90% selama 2 jam, 95% selama 2 jam, 95% selama 2 jam, 95% selama 2 jam, 100% selama 12 jam.

Proses clearing dimulai dari perendaman sampel dalam clearing agent. Sampel direndam dalam alkohol:xilol (1:1) selama 30 menit yang dilanjutkan dengan tahap impregnasi dan embedding. Tahap Impregnasi adalah perendaman sampel ke dalam xilol:parafin (1:1) dalam gelas piala selama 45 menit.

Embedding adalah perendaman sampel di dalam parafin cair selama 45 menit. Kedua proses ini berlangsung di dalam oven pada suhu 60 oC.

Sampel yang telah dilakukan embedding dalam parafin cair lalu dicetak dengan parafin cair yang kemudian dibekukan. Proses ini membutuhkan cetakan yang dapat dibuat dari kertas yang kaku, misal kertas kalender, dengan ukuran 2x2x2 cm3. Parafin cair dituangkan ke dalam cetakan hingga memenuhi sekitar 1/8 bagian cetakan dan dibiarkan hingga sedikit membeku. Sampel kemudian disusun dalam cetakan dan dituangi parafin cair hingga terendam, serta dibiarkan membeku dalam suhu ruang selama 24 jam. Setelah parafin beku dengan sempurna, blok parafin dikeluarkan dari cetakan lalu dilakukan trimming

menggunakan silet.

Jaringan dipotong dengan mikrotom putar setebal 4 μm dan pita-pita parafin direkatkan pada gelas obyek. Selanjutnya proses pewarnaan dilakukan menggunakan hematoksilin dan eosin. Pewarnaan diawali dengan perendamaan gelas obyek ke dalam xilol I dan xilol II masing-masing selama 2 menit, dilanjutkan perendaman dalam alkohol absolut 100%, 95%, 90%, 80%, 70%, dan 50% masing-masing selama 2 menit. Setelah itu, obyek dibilas dengan akuades selama 2 menit. Kemudian obyek dimasukkan ke dalam pewarna hematoksilin selama 7 menit dan dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan kelebihan zat warna yang tidak diserap. Obyek direndam kembali dalam pewarna eosin selama 3 menit dan dicuci kembali dengan akuades. Preparat jaringan kemudian direndam dalam alkohol 50%, 70%, 85%, 90%, 100%, 100%, xilol I, xilol II masing-masing selama 2 menit.

Proses selanjutnya adalah penutupan gelas obyek dengan pemberian

(21)

Olympus CX41 dengan perbesaran hingga 400x. Proses pengambilan gambar dilakukan dengan kamera Olympus DP21, gambar yang didapat kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif.

Analisis proksimat

Analisis proksimat yang dilakukan terhadap sampel baby fish ikan nila meliputi kadar air, abu, lemak, dan protein.

1) Analisis kadar air (SNI 1992-01-2891)

Tahap pertama yang dilakukan pada analisis kadar air adalah dengan mengeringkan cawan porselen dalam oven pada suhu 105 oC selama 30 menit. Cawan tersebut kemudian diletakkan ke dalam desikator selama 15 menit dan dibiarkan sampai suhu ruang kemudian ditimbang. Sampel sebanyak 2 g ditimbang setelah terlebih dahulu dihaluskan dengan mortar. Cawan yang telah diisi sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105 oC selama 3 jam. Cawan beserta isinya kemudian didinginkan sampai suhu ruang dalam desikator (30 menit) kemudian ditimbang. Perhitungan kadar air dapat dilihat sebagai berikut:

Kadar air (%) = BB

-- Keterangan :

A = berat cawan kosong (g)

B = berat cawan dengan sampel awal (g)

C = berat cawan dengan sampel setelah dikeringkan (g)

2) Analisis kadar abu (SNI 1992-01-2891)

Analisis kadar abu yaitu untuk mengetahui jumlah bahan anorganik yang terdapat pada suatu bahan terkait dengan mineral dari bahan yang dianalisis. Cawan pengabuan dibersihkan dan dikeringkan di dalam oven selama satu jam pada suhu 105 oC, kemudian didinginkan selama 15 menit di dalam desikator dan ditimbang. Sampel yang telah ditimbang sebanyak 5 g dimasukkan ke dalam cawan pengabuan dan dipijarkan di atas nyala api bunsen hingga tidak berasap lagi. Setelah itu dimasukkan ke dalam tanur pengabuan dengan suhu 600 oC selama satu jam, didinginkan sampai suhu ruang kemudian ditimbang hingga didapatkan berat yang konstan. Kadar abu ditentukan dengan rumus:

Kadar abu (%) = B

-- Keterangan :

A = berat cawan abu porselen kosong (g) B = berat cawan abu dengan sampel (g)

C = berat cawan abu porselen dengan sampel setelah dikeringkan (g)

3) Analisis kadar protein (SNI 1992-01-2891)

(22)

didestilasi dengan suhu destilator 100 oC. Hasil destilasi ditampung dalam labu Erlenmeyer 125 mL yang berisi campuran 10 mL asam borat (H3BO3) 2% dan 2 tetes indikator bromcherosol green-methyl red yang berwarna merah muda. Setelah volume destilat mencapai 40 mL dan berwarna hijau kebiruan, maka proses destilasi dihentikan. Destilat lalu dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna merah muda. Volume titran dibaca dan dicatat. Larutan blanko dianalisis seperti contoh. Dengan metode ini diperoleh kadar nitrogen total yang dihitung. Kadar protein dihitung dengan rumus sebagai berikut:

N (%) = (S-B) x N HCl x 14 x 100% W x 1.000

Keterangan:

S = Volume titran sampel (mL) B = Volume titran blanko (mL) W = Bobot sampel kering (mg)

% Kadar Protein: % Nitrogen x faktor konversi

Keterangan : Protein mengandung rata-rata 16% nitrogen. Faktor konversi = ,

4) Kadar lemak (SNI 1992-01-2891)

Sebanyak 2 g sampel disebar di atas kapas yang beralas kertas saring dan digulung membentuk thimble, kemudian dimasukkan ke dalam labu soxhlet. Sampel diekstraksi selama 6 jam dengan pelarut lemak berupa heksan sebanyak 150 mL. Lemak yang terekstrak dikeringkan dalam oven pada suhu 100 oC selama 1 jam. Kadar lemak dihitung dengan rumus:

Kadar lemak (%) = - Keterangan:

W1 = Bobot sampel (g) W2 = Bobot labu (g)

W3 = Bobot labu + lemak (g)

Analisis asam lemak (AOAC 1995 butir 28.057)

Metode analisis yang digunakan memiliki prinsip memisahkan asam lemak (gliserida dan pospolipida) dengan cara penyabunan dan akan esterifikasi dengan adanya BF3 sebagai katalis. Senyawa yang tidak tersabunkan tidak dipisahkan dan akan menggangu hasil analisis. Hasil analisis akan terekam dalam suatu lembaran yang terhubung dengan rekorder dan ditunjukan melalui beberapa puncak pada waktu retensi tertentu sesuai dengan karakter masing-masing asam lemak. Analisis asam lemak dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap ekstraksi, metilasi, dan identifikasi dengan kromatografi gas.

a. Ekstraksi asam lemak

Tahap pertama dilakukan ekstraksi soxletasi untuk asam lemak, dan ditimbang sebanyak 200 mg lemak dalam bentuk minyak.

b. Pembentukan metil ester (metilasi)

(23)

Sebanyak 2-5 mL BF3 ditambahkan, kemudian dipanaskan kembali selama 20 menit dan dinginkan pada suhu ruang. NaCl 2 mL ditambahkan dan 2 mL heksana sambil dikocok. Pisahkan lapisan heksana yang berada di lapisan atas dan masukan kedalam botol eppendorf dengan ditambahkan 0,1 g Na-sulfat, dibiarkan sampai 15 menit. Fase cair dipisahkan dan selanjutnya diinjeksikan kedalam kromatografi gas.

c. Identifikasi asam lemak dilakukan dengan menginjeksikan metil ester pada alat kromatografi gas dengan kondisi alat sebagai berikut :

Merk : Hitachi 263-50 GC

Detektor : FID (Flame Ionization Detector) Jenis kolom : Dietilen Glikol Sukcianat (DEGS) Panjang kolom : 30 m

Prinsip analisis komposisi asam lemak dengan kromatografi gas adalah dengan mengubah komponen asam lemak menjadi senyawa volatil metil ester yang akan dideteksi oleh detektor ionisasi nyala api (FID) dalam bentuk kromatogram. Jenis dan jumlah asam lemak yang ada pada contoh dapat diidentifikasi dengan membandingkan peak kromatogram contoh dengan peak kromatogram asam lemak standar yag telah diketahui jenis dan konsentrasinya, kemudian dihitung kadar asam lemaknya. Kadar asam lemak dihitung dengan rumus sebagai berikut:

sam lemak konsentrasi total asam lemakkonsentrasi puncak sampel

Analisis Data Morfometrik, Proksimat dan Asam Lemak

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Analisis menggunakan pola faktorial dengan satu faktor yaitu perlakuan perbedaan umur panen 2, 3, dan 4 minggu. Analisis morfometik menggunakan 30 ulangan, sedangkan analisis proksimat dan analisis asam lemak menggunakan 3 ulangan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis data ANOVA microsoft excel dan perangkat lunak Statistical Package for Social Science

(SPSS) 15. Model matematika rancangan acak lengkap pola faktorial menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002) adalah sebagai berikut:

Yij μ + τi + εij Keterangan :

Yij = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j.

μ = Rataan umum populasi. τi = pengaruh perlakuan ke-i.

(24)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Morfometrik Ikan Nila

Baby fish ikan nila yang digunakan dalam penelitian ini pada saat dipanen berumur dua minggu, tiga minggu, dan empat minggu. Baby fish ikan nila dari ketiga umur panen memiliki perubahan bobot dan perkembangan ciri-ciri morfomrtrik. Karakteristik baby fish ikan nila dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2Baby fish ikan nila pada umur panen : (a) 2 minggu, (b) 3 minggu, (c) 4 minggu.

Hasil pengukuran bobot dan ciri morfometrik baby fish ikan nila menggunakan sampel yang diambil secara acak sebanyak 30 ekor disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Bobot dan morfometrik baby fish ikan nila dari berbagai umur panen

Parameter Umur panen

2 minggu 3 minggu 4 minggu

Bobot (g) 0,16 ± 0,03a 0,49 ± 0,10b 3,11 ± 0,54c

Panjang total (cm) 1,95 ± 0,20a 3,02 ± 0,20b 4,80 ± 0,18c

Tinggi badan(cm) 0,44 ± 0,11a 0,88 ± 0,11b 1,09 ± 0,10c

Keterangan: huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan nyata (P<0,05).

Tabel 2 menunjukkan bobot baby fish ikan nila pada umur panen dua, tiga dan empat minggu berturut-turut sebesar 0,16 g, 0,49 g dan 3,11 g. Bobot baby fish ikan nila selalu meningkat pada setiap pemanenan, begitu juga dengan panjang total dan tinggi badan ukuran selalu bertambah pada setiap umur panennya. Perbedaan bobot, panjang total, dan tinggi badan baby fish ikan nila dipengaruhi oleh pertumbuhan. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi genetik, umur, ukuran, jenis kelamin, kebiasaan makan dan faktor biologis lainnya, sedangkan faktor eksternal meliputi habitat, musim, suhu perairan, jenis makanan dan faktor lingkungan lainnya (Metusalach 2007).

Komposisi Kimia Baby Fish Ikan Nila

Komposisi kimia suatu bahan dapat diketahui dengan analisis proksimat. Komposis kimia baby fish ikan nila meliputi kadar air, abu, protein dan lemak serta komposis karbohidrat yang dihitung secara by difference. Analisis dilakukan

(25)

pada ikan nila utuh dengan umur panen dua, tiga, dan empat minggu. Hasil analisis statistik proksimat pada Tabel 3 menunjukkan ketiga umur panen saling berbeda secara signifikan terhadap kandungan kadar air, abu, protein, lemak, dan karbohidrat (P<0,05). Komposisi kimia ikan nila pada berbagai umur panen disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Komposisi kimia baby fish ikan nila pada berbagai umur panen Komposisi

Keterangan: huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan nyata (P<0,05); ** Chaijan (2011); * Justi et al. (2003).

Kadar air

Tabel 2 menunjukkan kadar air baby fish nila pada ketiga umur panen saling berbeda (P<0.05), dua minggu sebesar 81,83%, tiga minggu sebesar 80,79% dan empat minggu sebesar 80,65%. Kadar air umur empat minggu berbeda nyata dari umur dua dan tiga minggu. Perbedaan ini tidak terlalu tinggi dengan hasil penelitian Justi et al. (2003) yang menunjukkan kadar air ikan nila umur 30 hari sebesar 79,12% dan Chaijan (2011) sebesar 80,08%. Sanchez et al. (2012) menyatakan kadar air pada ikan nila berkisar 72-80%. Tingginya kadar air pada daging disebabkan oleh kemampuan bahan untuk mengikat air yang disebut water holding capacity (WHC). Hal ini menunjukkan ikan nila merupakan bahan pangan yang bersifat mudah rusak (high perishable food). Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan daya terima, kesegaran dan daya simpan bahan tersebut (Winarno 2008).

Kadar abu

(26)

meningkat secara perlahan, atau kurang lebih tetap dengan meningkatnya berat tubuh ikan.

Terjadinya penurunan kadar protein pada baby fish ikan nila diduga dipengaruhi oleh faktor biologis dan faktor lingkungan. Pramono et al. (2007) menyatakan bahwa kandungan protein sangat dipengaruhi oleh jenis ikan, umur, ukuran ikan, kualitas protein pakan, kecernaan pakan dan kondisi lingkungan. Hal ini juga terkait dengan tahap perkembangan seksual dan kondisi makan (El.Serafy.et al. 2005).

Kadar lemak

Kadar lemak pada ketiga umur panen saling berbeda (P<0,05). Pada umur empat minggu kadar lemak berbeda nyata dari umur dua dan tiga minggu. Tabel 2 menunjukkan kadar lemak ikan berumur panen dua, tiga dan empat minggu berturut-turut sebesar 2,41%; 2,30% dan 1,97%. Hasil ini tidak berbeda jauh dengan hasil Chaijan (2011) yakni sebesar 1,04%. Terjadinya penurunan kadar lemak pada baby fish ikan nila dari umur panen dua minggu hingga empat minggu diduga karena proses pertumbuhan memanfaatkan energi dari lemak lebih besar sehingga mengurangi jumlah lemak yang tersimpan dalam tubuh.

Rendahnya kandungan lemak baby fish ikan nila juga kemungkinan disebabkan oleh organ otot dan hati yang belum terbentuk sempurna. Sheridan (1988) memaparkan bahwa lokasi penyimpanan lemak utama dalam tubuh ikan adalah otot dan hati, ada juga yang tersimpan sebagai lemak mesentrik. Kandungan lemak dalam otot ikan sangat bervariasi, hal ini sangat bergantung pada spesies, umur, pemijahan, pakan dan tipe otot (Gehring et al. 2009).

Kadar karbohidrat

Kadar karbohidrat diperoleh dari hasil perhitungan secara by difference,

sehingga nilai yang didapat merupakan proporsi dari hasil pengurangan keseluruhan proksimat. Tabel 2 menunjukkan kadar karbohidrat baby fish nila pada ketiga umur panen saling berbeda (P<0,05), umur dua minggu sebesar 0,29%, tiga minggu sebesar 0,63%, dan empat minggu sebesar 1,47%. Pada umur empat minggu kadar karbohidrat berbeda nyata dari umur dua dan tiga minggu. Kadar karbohidrat baby fish ikan nila dalam penelitian ini menunjukkan peningkatan dari setiap umur panennya. Hasil ini tidak berbeda jauh dengan hasil penelitian Justi et al. (2003) yang sebesar 1,28%.

Perbedaan nilai karbohidrat diduga akibat perkembangan otot ikan pada setiap umur panen. Ikan dewasa cenderung memiliki kadar karbohidrat yang lebih tinggi dari juvenil ikan. Karbohidrat ditemukan pada ikan dalam bentuk glikogen otot, semakin dewasa ikan, semakin banyak glikogen yang terkandung dalam otot ikan, karena jaringan otot semakin membesar (Santos et al. 2012).

Komposisi Asam Lemak Baby Fish Ikan Nila

Asam lemak baby fish ikan nila pada umur panen dua, tiga, dan empat minggu mengandung 8 jenis asam lemak yang terdiri atas 4 jenis asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid/SAFA), 1 jenis asam lemak tak jenuh tunggal (Monounsaturated Fatty Acid/MUFA), dan 3 jenis asam lemak tak jenuh jamak

(27)

kandungan asam lemak (P<0,05). Contoh perhitungan analisis asam lemak disajikan pada Lampiran 2. Hasil analisis komposisi asam lemak baby fish ikan nila disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 menunjukkan adanya asam lemak yang tidak teridentifikasi yakni pada umur panen dua minggu sebesar 0,87%, tiga minggu sebesar 24,64%, dan empat minggu sebesar 43,49%. Hal ini diduga dipengaruhi oleh metode soxhlet yang digunakan untuk ekstraksi lemak. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ozogul et al. (2012) terhadap penggunaan beberapa metode ekstraksi lemak biota laut menunjukkan bahwa metode Soxhlet kurang efisien dalam mengekstraksi lemak baik polar maupun non-polar, serta kurang mampu mencegah kehilangan PUFA akibat oksidasi dibandingkan dengan metode ekstraksi lainnya, misal metode Bligh dan Dyer.

Tabel 3 Komposisi asam lemak baby fish ikan nila pada berbagai umur panen

Asam lemak Umur panen 30

Keterangan : huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan adanya perbedaan nyata (P<0,05); ** De Castro et al. (2007), *Justi et al. (2003);.

(28)

(2007) menyatakan faktor utama yang mempengaruhi asam lemak ikan ialah suhu air, waktu pemanenan, salinitas, dan tipe pakan.

Asam lemak jenuh (SAFA)

Asam lemak jenuh yang terdeteksi pada baby fish ikan nila ada 4 jenis yaitu laurat, miristat, palmitat dan stearat. Tabel 3 menunjukkan total SAFA pada ketiga umur panen saling berbeda (P<0,05), dua minggu sebesar 43,72%, tiga minggu sebesar 23,64% dan empat minggu sebesar 21,99%. Total SAFA pada umur panen 4 minggu berbeda nyata dari umur dua dan tiga minggu.

Hasil analisis asam lemak miristat (C14:0) pada baby fish ikan nila pada umur panen dua, tiga dan empat minggu berturut-turut sebesar 1,37%; 3,86%; dan 1,93%; hasil ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan nila umur 30 hari hasil penelitian Justi et al. (2003) yang sebesar 0,70% dan lebih kecil jika dibandingkan dengan ikan nila dewasa hasil penelitian De Castro et al. (2007) yang sebesar 4,4%. Menurut O’Keefe ( ) asam miristat pada daging ikan jumlahnya sedikit dengan kisaran 1-2%. Asam miristat dapat dimanfaatkan dalam pembuatan sampo, krim, kosmetik dan flavor makanan.

Asam palmitat (C16:0) merupakan asam lemak jenuh tunggal dengan kadar tertinggi, baik dalam umur panen dua, tiga, dan empat minggu. Hasil uji asam palmitat berturut-turut 39,62%; 28,35%; dan 16,82%; namun kadar asam palmitat selalu menurun dari tiap minggunya. Penelitian Justi et al. (2003) menunjukkan hasil pada umur panen 30 hari sebesar 16,60%, maka umur panen 4 minggu hasilnya lebih tinggi. Tingginya asam palmitat pada baby fish ikan nila sesuai dengan pendapat Osman et al. (2001) yang menyatakan palmitat merupakan asam lemak jenuh yang paling banyak terdapat pada minyak ikan dengan kadar 15-50% dari dari seluruh asam lemak yang ada.

Kandungan asam lemak jenuh stearat (C18:0) pada baby fish ikan nila pada umur panen dua, tiga, dan empat minggu berturut-turut sebesar 1,57%; 2,47%; dan 3,24%. Stearat kandungannya selalu meningkat, namun jika dibandingkan dengan hasil penelitian De Castro et al. (2007) yang sebesar 10,7%, maka hasil stearat baby fish ikan nila lebih rendah.

Asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA)

Asam lemak tak jenuh tunggal yang terdeteksi pada baby fish ikan nila yaitu asam oleat (C18:1n9). Tabel 3 menunjukkan asam oleat pada ketiga umur panen saling berbeda (P<0,05), umur dua minggu sebesar 44,48%, tiga minggu sebesar 23,64% dan empat minggu sebesar 19,16%. Kandungan asam oleat umur empat minggu berbeda nyata dari umur panen dua dan tiga minggu. Oleat adalah salah satu MUFA yang memiliki nilai tertinggi diantara asam lemak lainnya yang terdeteksi. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ozugul dan Ozugul (2007) yang menyatakan asam oleat merupakan asam lemak paling banyak dalam asam lemak jenuh tunggal yaitu 52-79% dari total asam lemak tak jenuh tunggal.

(29)

kelangsungan hidup yang tinggi. Asam oleat adalah asam lemak tak jenuh yang paling umum dan merupakan prekursor untuk produksi sebagian besar PUFA. Asam oleat di dalam tubuh adalah sebagai sumber energi, sebagai zat antioksidan untuk menghambat kanker, menurunkan kadar kolesterol dan media pelarut vitamin A, D, E, dan K. Kekurangan asam oleat dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada penglihatan, menurunnya daya ingat serta gangguan pertumbuhan sel otak pada janin dan bayi (Peddyawati 2008).

Asam lemak tak jenuh jamak (PUFA)

Asam lemak tak jenuh jamak yang terdeteksi pada baby fish ikan nila yaitu linoleat, linolenat, dan arakidonat. Tabel 3 menunjukkan total PUFA pada ketiga umur panen saling berbeda (P<0,05), dua minggu sebesar 10,93%, tiga minggu sebesar 16,72% dan empat minggu sebesar 15,36%. Pada umur panen empat minggu total PUFA berbeda nyata dari umur dua dan tiga minggu. Kandungan linoleat pada umur panen dua, tiga dan empat minggu berturut-turut sebesar 8,34%; 11,86%; dan 6,78%. Hasil tersebut lebih tinggi dibanding penelitian De Casto et al. (2007) yang sebesar 4,7%. Asam lemak tak jenuh linoleat adalah asam tidak jenuh ikatan majemuk yang esensial untuk tubuh. Asam linoleat merupakan asam lemak tidak jenuh yang tidak bisa disintesis oleh tubuh, oleh sebab itu perlu diberikan dari luar melalui makanan. Asam linoleat dalam tubuh berperan dalam pertumbuhan, pemeliharaan membran sel, pengaturan metabolisme kolesterol dan menurunkan tekanan darah. Defisiensi asam linoleat dapat menyebabkan kemampuan reproduksi menurun, gangguan pertumbuhan dan rentan terhadap infeksi (Iskandar et al. 2010).

Kandungan linolenat baby fish ikan nila pada umur panen dua, tiga, dan empat minggu berturut-turut sebesar 1,73%; 3,84%; 1,36% dan cenderung tidak berbeda jauh dibanding hasil penelitian Justi et al. (2003) yang sebesar 1,04% maka perbedaannya tidak terlalu jauh. Menurut Ozugul dan Ozugul (2007) keragaman komposisi asam lemak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu spesies, ketersediaan pakan, umur, habitat, dan ukuran.

Kandungan asam arakidonat pada baby fish ikan nila pada umur panen dua, tiga, dan empat minggu berturut-turut sebesar 0,86%; 1,02%; dan 7,22%. Arakidonat pada setiap umur panen mengalami peningkatan dan cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil penelitian De Casto et al. (2007) yang sebesar 4,1%, maka kandungan arakidonat pada baby fish ikan nila lebih tinggi. Asam linolenat dan arakidonat dalam tubuh berfungsi untuk mengurangi kekentalan darah tanpa efek yang signifikan pada trombosit atau pembekuan, dan keduanya memiliki efek positif pada lipid darah, dan konsisten pada pengurangan konsentrasi trigliserida (Udani dan Barry 2013).

Deskripsi Jaringan Baby Fish Ikan Nila

Secara umum potongan melintang tubuh ikan bagian posterior tersusun atas epidermis, miomer, motom, dan corpus vertebrate. Hasil pengamatan jaringan otot baby fish ikan nila umur panen dua, tiga, dan empat minggu disajikan pada Gambar 3. Gambar 3A menunjukkan jaringan tulang belakang dan otot baby fish

(30)

rapat dan kearah dalam semakin merenggang. Mioseptum berupa lapisan tipis dan hanya sebagian kecil bisa diidentifikasi. Sebagian miomer di daerah dalam mengalami degradasi dan terjadi jarak antara mioseptum dan miomer.

Gambar 3 Penampang melintang otot baby fish ikan nila dengan perbesaran masing-masing 400x pada umur panen : (A) dua minggu, (B) tiga minggu, (C) empat minggu (a. Miomer; b. Mioseptum; c. Neural; d. Sel bervakuola; e. Centrum; f. Epidermis; g. Pembuluh kapiler)

Miomer belum tumbuh secara sempurna, berukuran kecil serta kemungkinan besar terjadi pelepasan sebagian besar air dan protein dalam proses dehidrasi. Sedangkan pada umur empat minggu (Gambar 3C) miomer tampak berukuran lebih besar, kompak dan tidak mudah terdegradasi, pembuluh kapiler sudah berkembang serta jarak antara miomer dan mioseptum sudah mengecil. Jarak yang jelas pada miomer umur dua minggu menyebabkan kemampuan miomer untuk mengikat air berkurang. Lonergan (2012) menyatakan kandungan air pada otot mayoritas berada pada struktur miofibril. Johnston et al. (2011) menyatakan setiap blok-blok miotom dibatasi oleh mioseptum. Ketebalan mioseptum bervariasi sepanjang tubuh, disektiar kulit mioseptum lebih tebal. Jumlah dan ukuran miotom bervariasi tergantung pada filogeni, ontogeni, morfologi tubuh, dan gaya bergerak ikan tersebut.

Gambar 4A dan 4C menunjukkan jaringan intestin baby fish ikan nila umur panen dua minggu memperlihatkan adanya villi, sel mukus, vilous core, dan dinding usus. Goblet cell pada umur dua minggu sudah terlihat jelas, namun sel enterosit belum teridentifikasi. Goblet cell merupakan bagian dari sel epitel pencernaan dan terdiferensiasi seiring bertambahnya umur (Wallace et al. 2005) Bagian hipaksial terlihat peritoneal cavity, peritoneum, otot hipaksial, dan epidermis. Kuperman et al. (1994) menyatakan umumnya epitelium pada usus terdiri atas enterosit dan sel goblet. Sel mukosa pada pencernaan memiliki peranan penting dalam digestif, resorptif dan proses metabolisme.

(31)

Gambar 4 Penampang melintang pencernaan baby fish ikan nila pada berbagai umur panen : (a) umur dua minggu perbesaran 400x (b) dua minggu perbesaran 100x, (c) empat minggu perbesaran 400x (a. Sel mucus; b. Vilous core; c. Villi; d. Sel enterosit; e.peritonium; f. Peritoneal cavity; g. Otot hipaksial, h. Epidermis)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Umur panen dua, tiga, dan empat minggu berpengaruh nyata terhadap komposisi proksimat, asam lemak, dan perkembangan jaringan daging baby fish

ikan nila. Baby fish ikan nila mengandung 8 jenis asam lemak yang terdiri atas 4.jenis SAFA, 1 MUFA dan 3 PUFA. Asam lemak mengalami penurunan secara signifikan seiring dengan bertambahnya umur panen. Jaringan daging baby fish

ikan nila pada umur panen dua, tiga, dan empat minggu cenderung mengalami perkembangan membentuk sususan yang lebih kompak seiring dengan bertambahnya umur panen.

Saran

Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan analisis parameter morfometrik yang lain selain panjang dan tinggi serta analisis jaringan organ lain pada baby fish ikan nila. pengamatan analisis jaringan organ lain pada baby fish

ikan nila diusahakan lebih detail terhadap perubahan jaringan dengan menggunakan mikroskop TEM. Selain itu, perbaikan metode derivatisasi perlu dilakukan agar diperoleh komposisi asam lemak yang lebih pasti.

dinding

c a

b A

f e

g

h B

C

d

b

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Angka SL, Mokoginta I, Hamid H. 1990. Anatomi dan Histologi Banding beberapa Ikan Air Tawar yang Dibudidayakan di Indonesia. Bogor (ID): Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Institut Pertanian Bogor. hlm 17-27.

[AOAC] Association of Official Analytical Chemist. 1995. Official Method of Analysis of The Association of Official Analytical of Chemist. Arlington, Virginia, (US): Association of Official Analytical Chemist, Inc.

Chaijan M. 2011. Physicochemical changes of tilapia (Oreochromis niloticus) muscle during salting. Food Chemistry 129: 1201–1210.

Darsudi, NPA Arsini, NPA Kenak. 2008. Analisis kandungan proksimat bahan baku dan pakan buatan/pelet untuk kepiting bakau (Scylla paramamosa).

Buletin Teknologi Literatur Akuakultur 7(1):45-41.

De Castro FAF, Sant’ana HMP, Campos FM, Costa NMB, Silva MTC, Salaro AL, Francheschini SCC. (2007). Fatty acid composition of three freshwater fishes under different strorage and cooking process. Food Chemistry 103 : 1080-190.

[DJPB Kementrian Kelautan dan Perikanan] Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2013. Statistik menakar target ikan air tawar tahun 2013 [internet]. [diacu 2014 Maret 27]. Tersedia dari : http:www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=847.

El-Serafy S, Ibrahim SA, Mahmoud SA. 2005. Biochemical and histopathological studies on the muscles of the nile tilapia (Oreochromis niloticus) in Egypt.

J. Aquat. Biol. & Fish. 9(1): 81-96.

Gehring, CK, Davenport PM, Jaczynzki J. 2009. Functional and nutritional quality of protein and lipid recovered from fish processing by-products and underutilized aquatic species using isoelectric solubilization/precipitation.

Current Nutrition & Food Science. 5: 17 – 39.

Iskandar Y, Surilaga S, Musfiroh I. 2010. Penentuan kadar asam linoleat pada tempe secara kromatografi gas. Jurnal Farmasi. 3 (2): 15-20.

Johnston IA, Bower NI, Macqueen DJ. 2011. Growth and regulation of myotomal muscle mass in teleost fish. The Journal of Experimental Biology. 214:

Kuperman BI, Kuzmina VV.1994. The ultrastructure of the intestinal ephitelium in fishes with different types of feeding. Journal of Fish Biology. 44: 181-193.

Lingen Z. 1989. Chapter 4 rearing of fry and fingerling [internet]. [diunduh 2014

Juli 15]. Tersedia dari :

http://www.fao.org/docrep/field/003/ac264e/AC264E04.htm#ch4.

Lonergan EH. 2012. Water holding capacity of fresh meat. American Meat Science Association Fact Sheet: 1-8.

(33)

Metusalach. 2007. Pengaruh fase bulan dan ukuran tubuh terhadap rendemen, kadar protein, air dan abu daging kepiting rajungan, Portunus spp. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin 17(3):233-239. Mokoginta, Jusadi G, Pelawi TL. 2003. Pengaruh pemberian Daphnia sp. Yang di

perkaya dengan sumber lemak yang berbeda terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva ikan nila, Oreochromis niloticus. Jurnal Akuakultur Indonesia. 2(1) : &-11.

Muhamad NA, Mohamad J. 2012. Fatty acids composition of selected Malaysian fishes. Sains Malaysiana 41(1): 81–94.

O’Keefe SF. . Nomenclature dan classification of lipids. Di dalam: Akoh CC dan Min DB, editor. Food Lipids: Chemistry, Nutrition, and Biotechnology. Ed ke-2. New York (US): Marcel Dekker, Inc.

Osman H, Suriah AR, Law EC. 2001. Fatty acid composition and cholesterol content of selected marine fish in Malaysian water. Food Chemistry. 75: 55-60.

Ozogul Y, Simsek A, Balikci E, Kenar M. 2012. The effects of extraction methods on the contents of fatty acids, especially EPA and DHA in marine lipids. Int J Food Sci Nutr. 63(3): 326-31.

Ozugul Y, Ozugul F. 2007. Fatty acid profiles of commercially important fish species from the mediterranean, agean dan black seas. Food Chemistry. Vol. 100 (4): 1634-1638.

Peddyawati E. 2008. Lemak, kawan yang bisa jadi lawan [internet]. [diunduh 2014 Maret 27]. Tersedia dari : http:// benih.net/lemak-kawan-yang-bisa-jadi-lawan.

Pramono TB, Sanjayasari D, Soedibya PHT. 2007. Optimasi pakan dengan level protein dan energi protein untuk pertumbuhan calon induk ikan senggaringan (Mystus nigriceps). Jurnal PROTEIN 15(2): 153-157.

Ramseyer LJ. 2002. Predicting whole-fish nitrogen content from fish wet weight using regression analysis.N.Am. J.Aquac. 64: 195–204.

Rasmussen RS, Ostenfeld TH. 2000. Effect of growth rate on quality traits and feed utilisation of rainbow trout (Oncorhynchus mykiss) and brook trout (Salvelinus fontinalis). Aquaculture. 184:327-337.

Sanchez FH, Morales MEA. 2012. Nutritional richness and importance of the consumption of tilapia in the Papaloapan Region. Rev. electrón. vet.13(6): 1-12.

Santos VB, Martins TR, Freitas FT. 2012. Body composition of nile tilapias (Oreochromis niloticus) in different length classes. Ci. Anim. Bras. Goiânia. 13(4): 396-405.

Sheridan MA. 1988. Lipid dynamics in fish : Aspects of absorption, transportation, deposition and mobilization. Comp. Biochem. Physiol. 90B (4): 679 – 690.

[SNI] Standar Nasional Indonesia.1992. SNI 01-2891-1992: Cara Uji Makanan dan Minuman. Jakarta (ID): Dewan Standardisasi Nasional.

Udani K, Barry WR. 2013. High potency fish oil supplement improves omega-3 fatty acid status in health adults: an open-label study using a web-based, virtual platform. Nutrition Journal. Vol. 12: 1-2.

(34)
(35)
(36)

Lampiran 1Contoh perhitungan analisis proksimat

Kadar air umur panen 2 minggu

% Kadar air ulangan 1 = ( 4,44- 4, 4)

, 4- 4, 4 = 81,91% Kadar abu umur panen 3 minggu

% Kadar abu = Berat sampelBerat abu

% Kadar abu ulangan 1 = ( , ,44- , ) = 2,48% Kadar lemak umur panen 4 minggu

% Kadar lemak = -

% Kadar abu ulangan 1 = ( , , - , ) = 2,01% Kadar protein umur panen 2 minggu

% Nitrogen = N 4

w

% Nitrogen ulangan 1 = , 4

, = 2,2258%

% Kadar protein = % Nitrogen x 6,25 = 2,2258 x 6,25 = 13,91%

Lampiran 2 Contoh perhitungan asam lemak umur dua minggu

Konsentrasi total asam lemak = total sampel – pengotor = 100 – (64,4918 + 31,6665) =3,8417

(37)

Lampiran 3 Hasil analisis statistik morfometrik

Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan. a = 30,000.

Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan. a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 30,000.

Tinggi

(38)

Lampiran 4 Hasil analisis statistik proksimat

ANOVA

Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadarat Tengah F Sig.

Kadar air Antar Kelompok 2,496 2 1,248 29,870 0,001

Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan. a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.

Kadar abu

(39)

Kadar lemak

Duncan

perlakuan

N Besar alfa = 0,05

1 2 1

4 minggu 3 1,9733

3 minggu 3 2,3000

2 minggu 3 2,4059

Sig. 1,000 0,080

Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan. a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.

Kadar protein

Duncan

perlakuan

N Besar alfa = 0,05

1 2 1

4 minggu 3 13,3032

3 minggu 3 13,7907

2 minggu 3 13,9167

Sig. 1.000 0,218

Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan. a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.

Kadar karbohidrat

Duncan

perlakuan

N Besar alfa = 0,05

1 2 3 1

2 minggu 3 0,2905

3 minggu 3 0,6268

4 minggu 3 1,4735

Sig. 1,000 1,000 1,000

(40)

Lampiran 5 Hasil analisis statistik asam lemak

ANOVA

Jumlah Kuadarat Derajat Bebas Kuadrat tengah F Sig.

Total asam lemak Antar Kelompok 2731,278 2 1365,639 1567,598 0,000

(41)

Total asam lemak

Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan. a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.

laurat

Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan. a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.

miristat

Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan. a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.

palmitat

(42)

stearat

Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan. a Uses Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.

oleat

Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan. a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.

linoleat

Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan. a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.

linolenat

(43)

arakidonat

Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan. a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama= 3,000.

Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan. a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.

total MUFA

Rataan untuk kelompok dalam besaran yang homogen ditampilkan. a Menggunakan ukuran sampel rataan yang sama = 3,000.

total PUFA

(44)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Santoso Darmo Atmojo. Penulis dilahirkan di Cirebon, 19 Agustus 1991 sebagai anak kesembilan dari sepuluh bersaudara dari pasangan Bapak Jamudi dan Ibu Kamini. Penulis memulai jenjang pendidikan formal di Sekolah Dasar Negeri 1 Panguragan Wetan, Kabupaten Cirebon pada tahun 1998 dan lulus tahun 2004, kemudian penulis melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Arjawinangun, Kabupaten Cirebon dan lulus pada tahun 2007. Penulis menamatkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Cirebon dan lulus pada tahun 2010.

Pada tahun 2010 penulis diterima di IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI) di Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dan sekaligus sebagai penerima beasiswa BIDIKMISI 2010-2014.

Gambar

Gambar 1 Diagram alir metode penelitian (         = Awal/akhir;        = Proses)
Gambar 2 Baby fish ikan nila pada umur panen : (a) 2 minggu,      (b) 3 minggu,
Tabel 2 Komposisi kimia baby fish ikan nila pada berbagai umur panen
Tabel 3 Komposisi asam lemak baby fish ikan nila pada berbagai umur panen
+3

Referensi

Dokumen terkait

kurangnya keberanian untuk bersaing dengan pihak luar, sehingga banyak potensi yang dimiliki oleh desa Peliatan sedikit demi sedikit akan berkurang bahkan punah. Hal

Kata Kunci : puisi, apresiasi puisi, media musikalisasi puisi. Pembelajaran sastra di sekolah menengah pertama, khususnya dalam kemampuan mengapresiasi puisi merupakan

The aims of the study are to find out the metaphorical expression in Mr Big’s and Sarah Mclachlan’s song lyrics and analyzing the.. meanings of metaphorical expression

pandangan tokoh gereja abad permulaan. Kita harus lebih mempercayai kesaksian para tokoh gereja abad permulaan karena mereka hidup berdekatan dengan waktu Kristus dan Para

Rasio belanja modal terhadap total belanja merupakan perbandingan antara total realisasi belanja modal dengan total belanja daerah. Dengan rasio ini, pembaca laporan

Secara garis besar berpendapat bahwa tingkah laku tnanitsia dikeridalikan oleli gan-jaran (re~r~urd) atau penguatan (reinfhrceme~ii) dari lingkungan. Dengan kata lain

Gambar 4.17 Grafik hasil pengujian impedansi loop pada stop kontak instalasi listrik proteksi MCB TIPE C (10A) di Ruangan Kepala Laboratorium antara pemutus waktu dan

Artinya bahasa tubuh dan tekanan suara yang digunakan olell wasit merupakan faktor terpenting bagi seseorang dalam mendengarkan pesan yang benar secara krisual