ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN METODE GERAK DAN LAGU TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI
PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA
Rigia Tirza Hardini Universitas Sanata Dharma
2017
Setiap siswa memiliki gaya belajarnya masing-masing. Sayangnya, pembelajaran di sekolah belum dapat memfasilitasi gaya belajar setiap siswa. Metode gerak dan lagu dapat memfasilitasi seluruh gaya belajar siswa dan memberikan pengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami melalui dukungan emosi positif dan kerja otak yang kompleks. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami, khususnya dalam pelajaran IPA kelas IV SD materi daur hidup hewan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental tipe non-equivalent control group design. Siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 tahun ajaran 2016/2017 adalah populasi penelitian ini. Sampel penelitian adalah siswa kelas IV A dengan jumlah 28 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B dengan jumlah 28 siswa sebagai kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Hal ini ditunjukkan oleh Sig. (2-tailed) hasil uji signifikansi pengaruh perlakukan sebesar 0,001, lebih kecil dari 0,05. Pengaruh perlakuan ditunjukkan dengan r = -0,619 dan r2 = 0,3833 yang
dalam persentase adalah 38,33% yang artinya memiliki efek yang besar. (2) Metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan memahami. Hal ini ditunjukkan oleh Sig. (2-tailed) hasil uji signifikansi pengaruh perlakukan sebesar 0,026 dan lebih kecil dari 0,05. Pengaruh perlakuan ditunjukkan dengan r = -0,546 dan r2 = 0,2985 yang dalam persentase adalah 29,85% yang artinya memiliki efek yang besar.
ABSTRACT
THE EFFECT OF USING MUSIC AND MOVEMENT METHOD OF 4THGRADE’S SCIENCE LESSON
AT SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA TO REMEMBER AND UNDERSTAND
Rigia Tirza Hardini Sanata Dharma University
2017
Each student has their own learning styles. Unfortunately, learning activities in schools has not been able to facilitate each student’s learning styles.
Music and movement method can facilitate each student’s learning styles and gives
influence to the ability to remember and understand through its support of positive emotions and the complex work of the brain. This study aimed to determine the effect of using music and movement method to remember and understand, especially for 4th grade’s science lessons on animals’ lifecycles.
The method used in this study was quasi-experimental non-equivalent control group design. Fourth grade students of SD Kanisius Demangan Baru 1 academic year of 2016/2017 were the population of this study. The samples were 28 students of A class as the experimental group and 28 students of B class as the control group.
The results showed that (1) Music and movement method has an effect on the ability to remember. This shown by the Sig. (2-tailed) of the treatment significance effect test result was 0,001 which less than 0,05. The effect of treatment
indicated by r = -0,619 and r2 = 0,3833 which in percentage was 38,33% which
means the treatment has a big effect. (2) Music and movement method has an effect on the ability to understand. This shown by the Sig. (2-tailed) of the treatment significance effect test result was 0,026 which less than 0,05. The effect of treatment
was indicated by r = -0,546 and r2 = 0,2985 which in percentage was 29,85% which
means the treatment has a big effect.
PENGARUH PENGGUNAAN METODE GERAK DAN LAGU
TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI
PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV
SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh: Rigia Tirza Hardini
NIM: 131134134
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah sederhana ini dipersembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, Juru Selamat sekaligus sahabat saya yang setia membimbing setiap langkah yang saya ambil dalam perjalanan hidup saya 2. Alm. Mbah Paino Marto Suwito yang terus menanti selesainya skripsi saya
dan akhirnya berpulang ke rumah Bapa di surga sebelum kelulusan saya 3. Papa, mama, adik dan seluruh keluarga besar yang selalu mendidik,
mendukung dan mendoakan saya
4. Seluruh sahabat yang tidak pernah lelah menegur saya ketika saya lengah, menguatkan saya ketika saya mulai lelah, mendengarkan segala keluh kesah dan kebingungan saya hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi ini 5. Universitas Sanata Dharma beserta segala civitas akademikanya
v
MOTTO
Brain: “You know, we should stop doing things that slow her down, like singing.” Heart: “You know, if she stop singing you will die. End of the conversation.”
(Rigia Tirza)
“It always seems impossible until it’s done.” (Nelson Mandela)
“And God will wipe away every tear from their eyes; there shall be no more death, nor sorrow, nor crying. There shall be no more pain, for the former things
have passed away.” (Revelation 21:5)
“Do your best and let God do the rest.” (Benjamin Carson)
“Pikiranku, kehendakku kuserahkan pada-Mu. Harapanku hanya di dalam-Mu,
ku kan teguh bersama-Mu Tuhan. Jadikanku bejana-Mu, untuk memuliakan-Mu”
(Bejana-Mu, JPCC Worship)
“Whatever you do, work heartily, as for the Lord and not for Men.” (Colossians 3:23)
“The lower the expectation the happier you’ll be” (Ineke Andrayani)
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan yang biasa, yang
tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak
membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai ia
akan memberikan padamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 Februari 2017 Penulis,
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Rigia Tirza Hardini
Nomor Mahasiswa : 131134134
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya Ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH PENGGUNAAN METODE GERAK DAN LAGU TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 13 Februari 2017 Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN METODE GERAK DAN LAGU TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI
PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA
Rigia Tirza Hardini Universitas Sanata Dharma
2017
Setiap siswa memiliki gaya belajarnya masing-masing. Sayangnya, pembelajaran di sekolah belum dapat memfasilitasi gaya belajar setiap siswa. Metode gerak dan lagu dapat memfasilitasi seluruh gaya belajar siswa dan memberikan pengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami melalui dukungan emosi positif dan kerja otak yang kompleks. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami, khususnya dalam pelajaran IPA kelas IV SD materi daur hidup hewan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental tipe non-equivalent control group. Siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 tahun ajaran 2016/2017 adalah populasi penelitian ini. Sampel penelitian adalah siswa kelas IV A dengan jumlah 28 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B dengan jumlah 28 siswa sebagai kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Hal ini ditunjukkan oleh Sig. (2-tailed) hasil uji signifikansi pengaruh perlakukan sebesar 0,001, lebih kecil dari 0,05. Pengaruh perlakuan ditunjukkan dengan r = -0,619 dan r2 = 0,3833 yang
dalam persentase adalah 38,33% yang artinya memiliki efek yang besar. (2) Metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan memahami. Hal ini ditunjukkan oleh Sig. (2-tailed) hasil uji signifikansi pengaruh perlakukan sebesar 0,026 dan lebih kecil dari 0,05. Pengaruh perlakuan ditunjukkan dengan r = -0,546 dan r2 = 0,2985 yang dalam persentase adalah 29,85% yang artinya memiliki efek yang besar.
ix ABSTRACT
THE EFFECT OF USING MUSIC AND MOVEMENT METHOD OF 4THGRADE’S SCIENCE LESSON
AT SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA TO REMEMBER AND UNDERSTAND
Rigia Tirza Hardini Sanata Dharma University
2017
Each student has their own learning styles. Unfortunately, learning activities in schools has not been able to facilitate each student’s learning styles.
Music and movement method can facilitate each student’s learning styles and gives
influence to the ability to remember and understand through its support of positive emotions and the complex work of the brain. This study aimed to determine the effect of using music and movement method to remember and understand, especially for 4th grade’s science lessons on animals’ lifecycles.
The method used in this study was quasi-experimental non-equivalent control group design. Fourth grade students of SD Kanisius Demangan Baru 1 academic year of 2016/2017 were the population of this study. The samples were 28 students of A class as the experimental group and 28 students of B class as the control group.
The results showed that (1) Music and movement method has an effect on the ability to remember. This shown by the Sig. (2-tailed) of the treatment significance effect test result was 0,001 which less than 0,05. The effect of treatment
indicated by r = -0,619 and r2 = 0,3833 which in percentage was 38,33% which
means the treatment has a big effect. (2) Music and movement method has an effect on the ability to understand. This shown by the Sig. (2-tailed) of the treatment significance effect test result was 0,026 which less than 0,05. The effect of treatment
was indicated by r = -0,546 and r2 = 0,2985 which in percentage was 29,85% which
means the treatment has a big effect.
x
PRAKATA
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya dengan kasih karunia-Nya, skripsi ini dapat terselesaikan tepat waktu. Penyusunan skripsi berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Gerak dan Lagu Terhadap Kemampuan Mengingat Dan Memahami Pelajaran IPA Pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta” ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar dari Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini ditulis dengan penuh perjuangan dan tanpa adanya dukungan dari banyak pihak, saya mungkin telah menyerah. Oleh karena itu, saya ingin mengungkapkan rasa terimakasih dari hati saya yang terdalam kepada:
1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing II yang telah membimbing penelitian saya 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakaprodi PGSD Universitas
Sanata Dharma
4. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc., Dosen Pembimbing I yang telah membimbing penelitian saya
5. Y. Hariyanta, S.Pd., Kepala SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian
6. Lenny Maryati, S.Pd., guru mata pelajaran IPA kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 yang telah bersedia menjadi guru mitra
7. Segenap guru dan karyawan, serta seluruh siswa kelas IV A dan IV B SD Kanisius Demangan Baru 1 yang telah membantu kelancaran penelitian ini 8. Segenap dosen dan karyawan Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma
9. Seluruh keluarga besar saya khususnya kedua orang tua saya, Bapak Tugiyono dan Ibu Riaunie Merry Egeten, yang telah mendidik saya sejak kecil, selalu memberikan semangat, menemani, mendoakan, serta mendukung segala keputusan saya terutama selama penyusunan skripsi ini
xi 11.Teman-teman PSM Cantus Firmus Universitas Sanata Dharma khususnya angkatan 2013, Go-jek group: Sorta, Ria, Ayu, Dea, Dhani, dan Sasha, kontingen Pesparawi Mahasiswa 2016 di Medan, serta teman-teman Vocal
Group ‘The Dissonance’ yang telah memberikan banyak pengalaman hebat
dalam hidup saya, mengajari saya mengenai arti perjuangan dan menjadi tempat saya ‘melarikan diri’ sejenak dari rutinitas skripsi
12.Kakak-kakak guru sekolah minggu GKI Gejayan yang setia mendukung saya dalam doa dan saling menguatkan diri dalam pelayanan bersama
13.Teman-teman PGSD Universitas Sanata Dharma angkatan 2013, khususnya kelas C, kelas A, Hangout group: Jupe, Melati, Lilis, Wulan, Albertin, dan teman-teman PPL PGSD tahun ajaran 2016/2017 di SD Kanisius Demangan Baru 1: Nana, Viga, Rena, dan Rina yang telah setia saling mendukung 14.Ineke Andrayani, Andrea Mira Sorta Hutadjulu, Putri Puspita Maharani,
sahabat-sahabat saya yang setia menemani, mendengar curahan hati serta memberi semangat selama penyusunan skripsi saya, Syalala group: Pepe, Code, Chika, Runi, Avi, Kasur, Arum, dan Tara serta Selo hubungi? group: Riri, Ike, Ova dan Woro yang satu persatu akan lulus tahun ini
15.Elizabeth Vania Melati dan Lilis Suryani, sahabat-sahabat saya dari awal kuliah yang selalu mendorong saya untuk segera menyelesaikan skripsi 16.Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah membantu
kelancaran proses penyusunan skripsi ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Saya berharap penelitian sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membutuhkan.
Penulis, Yogyakarta, 13 Februari 2017
xii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
1.1 Latar Belakang Permasalahan ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ... 6
1.4.2 Manfaat Praktis ... 6
1.5 Definisi Operasional ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.1.1 Teori Perkembangan Kognitif Piaget ... 8
2.1.2 Kemampuan Mengingat ... 10
2.1.3 Kemampuan Memahami ... 12
2.1.4 Pembelajaran IPA di SD ... 14
2.1.5 Materi Daur Hidup Hewan ... 16
2.1.6 Metode Gerak dan Lagu ... 19
2.1.7 Hasil Penelitian yang Relevan... 24
2.1.8 Literature Map ... 27
xiii
2.3 Hipotesis Penelitian ... 29
BAB III METODE PENELITIAN... 30
3.1 Jenis Penelitian ... 30
3.2 Setting Penelitian ... 33
3.2.1 Lokasi penelitian ... 33
3.2.2 Waktu Penelitian ... 34
3.3 Populasi dan Sampel ... 35
3.4 Variabel Penelitian ... 35
3.4.1 Variabel Bebas ... 36
3.4.2 Variabel Terikat... 36
3.5 Instrumen Penelitian ... 36
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 39
3.7 Teknik Pengujian Instrumen ... 40
3.7.1 Uji Validitas ... 40
3.7.2 Uji Reliabilitas... 42
3.8 Teknik Analisis Data ... 43
3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data ... 44
3.8.2 Uji Perbedaan Rerata Pretest ... 44
3.8.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ... 45
3.8.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan... 45
3.8.5 Analisis Lebih Lanjut ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
4.1 Hasil penelitian ... 48
4.1.1 Implementasi Penelitian ... 48
4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian ... 48
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ... 49
4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I ... 53
4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data ... 53
4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ... 55
4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ... 56
4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut ... 57
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II ... 60
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data ... 60
4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ... 62
4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ... 63
xiv
4.2 Pembahasan ... 67
4.2.1 Pengaruh Metode Gerak dan Lagu terhadap Kemampuan Mengingat . 67 4.2.2 Pengaruh Metode Gerak dan Lagu terhadap Kemampuan Memahami 68 4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan ... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
5.1 Kesimpulan ... 72
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 73
5.3 Saran ... 73
DAFTAR REFERENSI ... 75
LAMPIRAN ... 78
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Daur hidup kupu-kupu ... 17
Gambar 2.2 Daur hidup nyamuk ... 17
Gambar 2.3 Daur hidup lalat ... 18
Gambar 2.4 Daur hidup kecoa ... 19
Gambar 2.5 Daur hidup katak ... 18
Gambar 2.6 Literature map ... 27
Gambar 3.1 Desain penelitian... 32
Gambar 3.2 Variabel penelitian ... 36
Gambar 4.1 Grafik skor pretest, posttest 1 dan posttest 2 kemampuan mengingat ... 59
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Penelitian Kelompok Eksperimen ... 34
Tabel 3.2 Waktu Penelitian Kelompok Kontrol ... 34
Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen... 38
Tabel 3.4 Rubrik Penilaian ... 38
Tabel 3.5 Hasil Validasi Instrumen ... 41
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 43
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Mengingat ... 54
Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal Terhadap Kemampuan Mengingat ... 55
Tabel 4.3 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Mengingat ... 55
Tabel 4.4 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Mengingat ... 56
Tabel 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Mengingat ... 57
Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest 1 ... 58
Tabel 4.7 Perbandingan Rerata Posttest 1 dan Posttest 2 ... 58
Tabel 4.8 Perbandingan Rerata Posttest ... 59
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Memahami ... 60
Tabel 4.10 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal Terhadap Kemampuan Memahami ... 61
Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Memahami ... 62
Tabel 4.12 Hasil Uji Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Memahami .... 63
Tabel 4.13 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Memahami ... 64
Tabel 4.14 Hasil Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest 1 ... 64
Tabel 4.15 Perbandingan Rerata Posttest 1 dan Posttest 2 ... 65
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian... 79
Lampiran 2. RPP kelompok eksperimen ... 80
Lampiran 3. Soal pretest ... 89
Lampiran 4. Kunci jawaban soal pretest ... 91
Lampiran 5. Soal posttest 1 ... 92
Lampiran 6. Kunci jawaban soal posttest 1 ... 94
Lampiran 7. Soal posttest 2 ... 95
Lampiran 8. Kunci jawaban soal posttest 2 ... 97
Lampiran 9. Rekapitulasi Nilai Hasil Expert Judgement ... 98
Lampiran 10. Hasil uji validitas instrumen soal kemampuan mengingat ... 100
Lampiran 11. Hasil uji validitas instrumen soal kemampuan memahami ... 104
Lampiran 12. Hasil uji reliabilitas ... 106
Lampiran 13. Tabulasi nilai pretest, posttest 1, dan posttest 2 kemampuan mengingat ... 107
Lampiran 14. Rekapitulasi rerata nilai pretest, posttest dan posttest 2 kemampuan mengingat ... 113
Lampiran 15. Hasil uji normalitas distribusi data kemampuan mengingat ... 114
Lampiran 16. Uji perbedaan kemampuan awal untuk kemampuan mengingat .. 115
Lampiran 17. Uji signifikansi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengingat ... 116
Lampiran 18. Uji besar pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengingat .. 117
Lampiran 19. Uji peningkatan rerata pretest ke posttest 1 kemampuan mengingat ... 118
Lampiran 20. Uji korelasi rerata pretest dan posttest 1 kemampuan mengingat 119 Lampiran 21. Uji retensi pengaruh perlakuan kemampuan mengingat ... 120
Lampiran 22. Tabulasi nilai pretest, posttest 1, dan posttest 2 kemampuan memahami ... 121
Lampiran 23. Rekapitulasi nilai pretest, posttest 1, dan posttest 2 kemampuan memahami ... 127
xviii Lampiran 25. Uji perbedaan kemampuan awal untuk kemampuan memahami . 129 Lampiran 26. Uji signifikansi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan
memahami ... 130 Lampiran 27. Uji besar pengaruh perlakuan terhadap kemampuan memahami . 131 Lampiran 28. Uji peningkatan rerata pretest ke posttest 1 kemampuan memahami
1
BAB I PENDAHULUAN
Bab I membahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Latar belakang
permasalahan merupakan penjelasan mengenai alasan dilakukannya penelitian.
Manfaat penelitian mencakup manfaat penelitian untuk siswa, guru dan peneliti.
Definisi operasional merupakan penjelasan singkat mengenai kata kunci dalam
penelitian.
1.1Latar Belakang Permasalahan
Setiap individu yang dilahirkan ke dalam dunia ini memiliki keunikan
tersendiri. Keunikan tersebut berupa bentuk fisik, gaya berkomunikasi, gaya
menyelesaikan permasalahan, gaya belajar dan lain sebagainya. Salah satu
keunikan individu, dalam hal ini siswa adalah keunikan gaya belajar. Gaya belajar
digambarkan sebagai proses siswa dapat menerima sebuah informasi dengan cara
yang efektif (Chatib, 2010: 100). Identifikasi terhadap gaya belajar siswa ini
penting untuk meningkatkan kinerja, prestasi dan menambah pengalaman belajar
siswa (Rose & Nicholl, 2011: 131-132). Richard Bandler, John Grinder, dan
Michael Grinder (dalam Rose & Nicholl, 2011: 130-131), mengidentifikasi tiga
gaya belajar siswa yang berbeda yakni visual, auditori dan kinestetis. Siswa dengan
gaya belajar visual lebih banyak memanfaatkan indera penglihatannya ketika
belajar sehingga lebih senang belajar dengan melihat sesuatu seperti gambar, dan
grafik. Siswa dengan gaya belajar auditori lebih banyak memanfaatkan indera
1 sesuatu seperti lagu, dan ceramah. Siswa dengan gaya belajar kinestetis lebih
senang belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Sebenarnya ketiga
gaya belajar tersebut dapat dipergunakan oleh setiap siswa dalam belajar, namun
siswa akan cenderung memilih satu gaya belajar yang lebih disukai dibandingkan
dengan gaya belajar yang lainnya (Rose & Nicholl, 2011: 131).
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Howard Gardner (1993) mengungkapkan
bahwa gaya belajar siswa tercermin dari kecenderungan kecerdasan yang dimiliki
oleh siswa tersebut. Berdasarkan hal tersebut, beberapa sekolah telah
mengembangkan pola pembelajaran berbasis kecerdasan ganda. Pembelajaran di
sekolah berbasis kecerdasan ganda disesuaikan dengan hasil analisis kecerdasan
yang dimiliki siswa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan
baik dan siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal (Chatib,
2010: 9). Hal ini sesuai dengan metode pendidikan yang cocok untuk pendidikan
Indonesia menurut Ki Hadjar Dewantara, yakni siswa secara mandiri melakukan
eksplorasi diri dan berekspresi tetapi tetap mendapat pendampingan oleh guru
(Samho, 2013: 77). Eksplorasi diri siswa dapat berupa pemilihan gaya belajar yang
sesuai dengan keinginan siswa, dan bentuk pendampingan dari guru adalah
penyesuaian pembelajaran di kelas dengan gaya belajar siswa.
Penerapan pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar di Indonesia
menemui banyak hambatan, salah satunya kemampuan guru yang rendah dalam
menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menarik (Chatib, 2010: 86). Guru yang
berkualitas seharusnya memahami potensi dan perkembangan setiap siswa
sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif dengan
2 mengeksplorasi dirinya (Samho, 2013: 77; Sutirna, 2013: 41). Perencanaan
pembelajaran yang kurang mempertimbangkan potensi siswa yang berbeda-beda
tidak dapat memfasilitasi seluruh gaya belajar siswa, padahal pembelajaran yang
disesuaikan dengan gaya belajar siswa membuat siswa lebih cepat dan mudah
menyerap informasi yang diberikan (Chatib, 2010: 100; Rose & Nicholl, 2011:
132). Banyak siswa tidak mampu mencerna materi yang diberikan guru karena oleh
ketidaksesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa (Chatib, 2010: 100).
Gaya belajar siswa dengan berbagai kecerdasan dapat diakomodasi dengan
metode pembelajaran yang berkaitan dengan musik. Memasukkan unsur musik
dalam pembelajaran telah dilakukan sejak zaman dahulu, salah satunya dengan
mewariskan pembelajaran adat melalui lagu berima (Egan, 2009: 25). Sejak dahulu,
siswa SD telah mempelajari arah mata angin dengan melagukan rima “Timur,
Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut, Utara, Timur Laut”. Tidak ada
seorangpun yang tau pasti siapa yang memulai metode lagu berima tersebut, tapi
metode ini telah berkembang sebagai proses belajar sambil bernyanyi dan bergerak
yang juga dikenal sebagai metode gerak dan lagu. Brain Based Learning
menyatakan bahwa proses pembelajaran yang menggunakan musik, salah satunya
metode gerak dan lagu dapat meningkatkan daya ingat siswa (Jensen, 2005). Hal
ini mengacu pada musik yang mempengaruhi pusat-pusat emosional sistem limbik
otak sehingga dapat meningkatkan daya ingat siswa (Rose & Nicholl, 2011: 244;
Jensen, 2005). Apapun jenis kecerdasan siswa dan bagaimanapun gaya belajarnya,
semua hasil belajar siswa akan disimpan dalam memori otak. Hal ini yang
menjelaskan mengapa pembelajaran dengan musik cocok untuk semua siswa
3 Memori dan daya ingat siswa berhubungan dengan taksonomi Bloom tingkat
rendah yaitu mengingat dan memahami. Secara ringkas, Taksonomi Bloom
menguraikan kemampuan kognitif menjadi enam tingkat proses kognitif
(Supratiknya, 2014: 94). Mengingat dan memahami adalah proses kognitif pertama
dan kedua dari tingkatan Taksonomi Bloom. Siswa dikatakan dapat mengingat
materi ketika siswa dapat memunculkan kembali pengetahuan dan pengalaman
yang telah tersimpan di memori jangka panjangnya (Anderson & Krathwohl, 2010:
99; Rohmah, 2012: 150-151; Kuswana, 2012: 115). Siswa dikatakan memahami
ketika mampu mencari hubungan antara makna pembelajaran dengan pengetahuan
yang telah tersimpan di memori jangka panjang dan mampu mendeskripsikannya
baik secara lisan, tulisan maupun grafik atau gambar (Wong, 2014: 339; Kuswana,
2012: 115; Anderson & Krathwohl, 2010: 100).
Kemampuan mengingat dan memahami berperan besar dalam materi
pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) khususnya di Sekolah Dasar. Materi IPA
di Sekolah Dasar memperkenalkan siswa kepada lingkungan sekitarnya dan
kejadian dalam kehidupan sehari-hari (BNSP, 2006). Hal ini menuntut siswa untuk
banyak mengingat dan memahami hal-hal baru di sekitarnya. Materi daur hidup
hewan merupakan salah satu contohnya. Di Sekolah Dasar, siswa mengenal hewan
dan tumbuhan serta perkembangannya sebagai sesuatu hal yang baru sehingga
mereka perlu mengingat dan memahami banyak istilah baru selama pembelajaran.
Menurut teori perkembangan anak yang dikemukakan oleh Piaget (dalam Santrock,
2012: 329), siswa masih sulit menerima hal abstrak termasuk istilah-istilah baru.
Seperti yang disebutkan di atas, siswa tentu akan lebih mudah mempelajari
4 lagu yang menjadi bagian dari pembelajaran menggunakan musik diharapkan dapat
memfasilitasi semua gaya belajar siswa sehingga dapat membantu siswa mengingat
dan memahami materi pembelajaran IPA khususnya daur hidup hewan yang banyak
berisi istilah-istilah baru.
Governor (2011), meneliti mengenai pembelajaran IPA menggunakan lagu
dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di enam
sekolah menengah yang semuanya terletak di pinggir kota Georgia, Amerika
Serikat. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana respon dan
pengalaman siswa serta guru selama pembelajaran menggunakan lagu yang berisi
materi IPA. Penelitian dilakukan mulai awal September tahun 2010 hingga awal
Januari 2011. Data diperoleh melalui wawancara, observasi dan diskusi kelas. Hasil
dari penelitian ini menyatakan bahwa lagu-lagu berisi materi IPA dapat membantu
siswa membangun pemahaman mereka tentang konsep-konsep IPA. Selanjutnya
Governor (2011) menyarankan agar penelitian lebih lanjut mengeksplorasi
penggunaan lagu dalam pembelajaran dilihat dari desain penelitan kuantitatif atau
metode campuran. Penelitan selanjutnya harus dapat membuktikan apakah ada
perbedaan hasil belajar yang dapat diukur ketika siswa menggunakan lagu saat
belajar.
Penelitian ini dilaksanakan berangkat dari saran penelitian Governor tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu Quasi
Experimental tipe nonequivalent control group design. Penelitian ini dibatasi pada
pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan
memahami pembelajaran IPA pada siswa kelas IV di SD Kanisius Demangan Baru
5 materi daur hidup hewan. Standar Kompetensi yang dipilih adalah SK 4.
Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup dan Kompetensi Dasar yang
dipilih adalah KD 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan
sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. Kemampuan mengingat
diukur sejauh instrumen yang dibuat oleh peneliti sejumlah 20 soal pilihan ganda.
Kemampuan memahami diukur sejauh instrumen yang dibuat oleh peneliti
sebanyak 3 soal esai. Dalam penelitian ini, siswa secara berkelompok membuat lirik
lagu dan gerakan yang menjadi inti dari metode pembelajaran ini dan guru hanya
berperan sebagai fasilitator siswa.
1.2Rumusan Masalah
1. Apakah penggunaan metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap
kemampuan mengingat pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius
Demangan Baru 1 Yogyakarta?
2. Apakah penggunaan metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap
kemampuan memahami pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius
Demangan Baru 1 Yogyakarta?
1.3Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap
kemampuan mengingat pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius
6 2. Mengetahui pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap
kemampuan memahami pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius
Demangan Baru 1 Yogyakarta.
1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini membuka wawasan baru dalam pendidikan mengenai
pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu yang dapat digunakan
sebagai referensi pengembangan metode pembelajaran yang inovatif dan
kreatif.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Siswa
Siswa mengikuti pembelajaran yang dapat memfasilitasi gaya belajarnya
terutama dalam mengembangkan kemampuan mengingat dan memahami
pelajaran IPA.
2. Bagi Guru
Guru mendapatkan pengalaman mengenai penggunaan metode gerak dan
lagu dan diharapkan lewat pengalaman ini guru diharapkan mampu
menerapkan metode tesebut ketika mengajar di kelas.
3. Bagi Peneliti
Peneliti mempunyai pengalaman mengenai penggunaan metode gerak dan
lagu yang membuat peneliti menjadi lebih paham mengenai metode
tersebut dan dapat menerapkannya sesuai dengan harapan ketika mengajar
7
1.5Definisi Operasional
1. Metode gerak dan lagu adalah cara penyampaian materi yang dilakukan
dengan menyanyikan lagu berisi materi dan melakukan gerakan yang sesuai
untuk membantu mengingat materi pelajaran.
2. Kemampuan mengingat adalah kapasitas seseorang untuk memunculkan
kembali pengetahuan atau pengalaman yang telah tersimpan dalam memori
jangka panjang.
3. Kemampuan memahami adalah kapasitas seseorang untuk mencari
hubungan antara makna pembelajaran dengan pengetahuan yang telah
tersimpan di memori jangka panjang dan mampu mendeskripsikannya baik
secara lisan, tulisan maupun grafik atau gambar.
4. Siswa kelas IV SD adalah siswa dengan rentang usia 9-10 tahun yang
pemahamannya masih terbatas pada hal-hal yang bersifat konkret dan
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II merupakan landasan teori yang berisi kajian pustaka,
penelitian-penelitian yang mendukung, kerangka berpikir, dan hipotesis. Kajian pustaka
membahas teori-teori yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian dan hasil
penelitian sebelumnya yang berisi pengalaman penelitian yang pernah ada dan
dirumuskan dalam kerangka berpikir dan hipotesis yang berisi dugaan sementara
dari rumusan masalah penelitian.
2.1Kajian Pustaka
2.1.1 Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Piaget adalah psikolog perkembangan berkebangsaan Swiss yang
mengemukakan bahwa usaha siswa secara kognitif untuk membagun pemahaman
melibatkan dua proses yaitu adaptasi dan organisasi (Santrock, 2012: 27). Seperti
halnya struktur tubuh beradaptasi agar cocok dengan lingkungan, demikian pula
struktur pikiran berkembang agar lebih serasi dengan dunia luar (Berk, 2012: 24).
Penyesuaian diri terhadap tuntutan baru dari lingkungan juga perlu didukung
dengan pengorganisasian berbagai pengamatan dan pengalaman yang dialami di
dunia nyata (Santrock, 2012: 27).
Piaget (dalam Berk, 2012: 24) melalui teori perkembangan kognitifnya
mengungkapkan bahwa pembelajaran siswa tidak sepenuhnya bergantung pada
stimulus yang diberikan oleh orang dewasa. Menurut Piaget, siswa aktif
9 perkembangan kognitif yang berkaitan dengan rentang usia siswa dan
masing-masing memiliki cara berpikir yang berbeda (Berk, 2012: 24; Santrock, 2012: 27).
Tahap-tahap tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci di bawah ini (Berk, 2012:
24; Santrock, 2012: 28):
1. Tahap sensorimotor
Perkembangan kognitif siswa dimulai pada tahap sensori motorik saat bayi usia
2 tahun menggunakan indera dan gerak untuk mengeksplorasi dunia. Dalam
tahap ini bayi mengordinasikan pengalaman inderanya, contohnya melihat dan
mendengar, dengan tindakan fisik.
2. Tahap praoperasional
Tahap ini berlangsung mulai usia 2 hingga 7 tahun. Pada tahap kedua ini, pola
tindakan akan berkembang menjadi pemikiran simbolis tetapi belum logis.
Melalui kata-kata dan gambar, mereka mencoba melukiskan dunia dari
pandangan mereka, tetapi mereka belum mampu melakukan tindakan secara
mental seperti yang mereka lakukan secara fisik.
3. Tahap operasional konkret
Pada tahap ini, pemikiran siswa dengan rentang usia 7 sampai 11 tahun, telah
berkembang menjadi penalaran logis namun hanya terbatas pada hal-hal yang
spesifik dan konkret. Siswa belum dapat membayangkan hal-hal abstrak seperti
rumus maupun istilah baru karena hal tersebut tidak dapat mereka lihat atau
alami secara langsung.
4. Tahap operasional formal
Tahap terakhir ini berlangsung antara usia 11 hingga 15 tahun lalu selanjutnya
pengalaman-10 pengalaman pemikiran yang lebih abstrak. Pekerjaan dilakukan secara lebih
sistematis dengan mengembangkan pemikiran mengenai mengapa sesuatu hal
dapat terjadi kemudian mencari kebenarannya.
Siswa Sekolah Dasar dengan rentang usia 7 sampai dengan 11 tahun masuk
ke dalam tahap operasional konkret (Santrock, 2012: 329). Pada tahap operasional
konkret, pemahaman siswa masih terbatas pada hal-hal konkret (Santrock, 2012:
330) oleh karena itu siswa sulit menerima istilah-istilah baru yang mereka pelajari
dalam pelajaran IPA. Siswa membutuhkan media atau metode yang dapat membuat
istilah yang ada menjadi lebih konkret sehingga lebih mudah diingat dan dipahami.
Metode gerak dan lagu adalah salah satu metode yang dapat membantu siswa
memahami pelajaran IPA karena membuat pembelajaran menjadi lebih konkret.
2.1.2 Kemampuan mengingat
Taksonomi Bloom menguraikan kemampuan kognitif manusia ke dalam
enam tingkat proses kognitif yang diharapkan dapat memudahkan guru untuk
mengidentifikasi proses belajar yang dibutuhkan siswa (Supratiknya, 2014: 94;
Kuswana, 2012: 13). Mengingat adalah level paling rendah yang juga merupakan
level paling mendasar dalam Taksonomi Bloom (Wong, 2014: 59). Mengingat
artinya proses memunculkan kembali pengetahuan dan pengalaman yang telah
tersimpan di memori jangka panjang (Anderson & Krathwohl, 2010: 99; Rohmah,
2012: 150-151; Kuswana, 2012: 115). Mengingat digunakan untuk menumbuhkan
kemampuan penyimpanan materi pembelajaran yang sama persis dengan materi
yang diajarkan (Anderson & Krathwohl, 2010: 99). Kemampuan mengingat sangat
11 penguasaan proses kognitif pada tingkat selanjutnya (Anderson & Krathwohl,
2010: 103; Krathwohl, 2002 (dalam Supratiknya, 2014: 96)).
Dalam kategori mengingat terdapat dua proses kognitif meliputi mengenali
dan mengingat kembali yang dijelaskan sebagai berikut (Anderson & Krathwohl,
2010; Kuswana, 2012):
1. Mengenali
Mengenali adalah proses penempatan pengetahuan dan pengalaman dalam
memori jangka panjang yang sesuai dengan pengetahuan yang telah ada. Proses
ini menuntut siswa mencari informasi yang mirip dengan informasi yang
diterima. Ketika menemukan informasi baru, siswa menentukan apakah
informasi tersebut sesuai dengan pengetahuan yang telah dipelajari
sebelumnya atau tidak.
2. Mengingat kembali
Mengingat kembali adalah proses mendapatkan kembali pengetahuan dan
pengalaman relevan yang tersimpan dalam memori jangka panjang untuk
mencari jawaban atas pertanyaan.
Penjabaran diatas menunjukkan bahwa kemampuan mengingat
berhubungan erat dengan memori. Memori jangka panjang merupakan tempat
tersimpannya pengetahuan dan pengalaman. Proses munculnya pengetahuan dan
pengalaman yang telah tersimpan tersebut melalui dua proses kognitif yaitu
mengenali dan mengingat kembali. Dalam penelitian ini, proses kognitif mengenali
dan mengingat kembali dipakai sebagai dasar perumusan indikator kognitif pertama
yaitu menyebutkan ciri khusus fase daur hidup hewan. Ketika siswa dapat
12 kognitif mengenali dan mengingat kembali pengetahuan dan pengalaman yang
telah tersimpan dalam memori jangka panjang untuk selanjutnya memberikan
jawaban terhadap soal.
2.1.3 Kemampuan Memahami
Memahami merupakan level kedua dari Taksonomi Bloom. Memahami
artinya siswa mampu membuat hubungan antara makna pembelajaran dengan
pengetahuan maupun pengalaman relevan yang telah tersimpan di dalam memori
jangka panjang dan mampu mendeskripsikannya secara lisan, tulisan maupun
grafik atau gambar (Wong, 2014: 59; Kuswana, 2012: 115; Anderson & Krathwohl,
2010: 100). Kedalaman pemahaman siswa terlihat ketika mampu
mendemonstrasikan pengetahuan, yang dalam penelitian ini dapat dilihat melalui
gerak dan lagu dan mengomunikasikan apa yang baru saja mereka diajarkan kepada
mereka (Moore B. & Stanley, 2010: 8).
Dalam kategori memahami terdapat tujuh proses kognitif meliputi
mengartikan, memberikan contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan,
membandingkan dan menjelaskan yang dijelaskan sebagai berikut (Anderson &
Krathwohl, 2010; Kuswana, 2012):
1. Mengartikan
Proses kognitif ini terjadi ketika siswa dapat mengubah informasi dari satu
bentuk ke bentuk yang lain. Mengartikan dapat berupa perubahan kata-kata
menjadi kata yang lain, gambar menjadi kata, kata menjadi gambar, angka
13 2. Memberikan contoh
Dalam proses kognitif ini, siswa diminta memberi contoh khusus tentang suatu
konsep atau prinsip. Memberi contoh melibatkan proses identifikasi ciri pokok
dari konsep umum dan menggunakan ciri tersebut untuk membuat contoh.
3. Mengklasifikasikan
Ketika siswa mengetahui bahwa suatu informasi termasuk dalam kategori
tertentu, maka proses klasifikasi sedang terjadi. Mengklasifikasikan
merupakan proses kognitif yang melengkapi proses memberikan contoh.
Mengklasifikasikan melibatkan proses deteksi ciri atau pola yang sesuai
dengan konsep atau prinsip tertentu.
4. Merangkum
Proses merangkum terjadi ketika siswa mengemukakan satu kalimat yang
merepresentasikan informasi yang diterima. Merangkum melibatkan proses
membuat ringkasan.
5. Menyimpulkan
Dalam menyimpulkan, siswa membuat generalisasi sebuah konsep atau prinsip
dan menerangkan contohnya dengan mencermati ciri setiap contohnya dan
menarik hubungan antara ciri-ciri tersebut.
6. Membandingkan
Proses membandingkan melibatkan proses deteksi persamaan dan perbedaan
antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide atau situasi. Membandingkan
meliputi pencarian kesesuaian antara elemen-elemen dan pola-pola pada suatu
14 7. Menjelaskan
Menjelaskan berlangsung ketika siswa dapat membuat dan menggunakan
model sebab akibat yang diturunkan dari teori atau hasil penelitian atau
pengalaman. Penjelasan meliputi proses sebab-akibat yang mencakup bagian
pokok dari suatu sistem atau peristiwa dan menentukan apakah perubahan pada
system atau peristiwa tersebut mempengaruhi perubahan yang lain.
Penjabaran diatas menunjukkan bahwa kemampuan memahami juga
memiliki hubungan erat dengan memori. Pemahaman siswa muncul melalui proses
menghubungkan makna pembelajaran dengan pengetahuan dan pengalaman
relevan yang telah disimpan dalam memori jangka panjang. Dua dari tujuh proses
kognitif dalam kemampuan memahami dipakai sebagai dasar perumusan indikator
kognitif kedua dalam penelitian ini, yaitu menjelaskan proses daur hidup hewan.
Kedua proses kognitif tersebut adalah mengartikan dan menjelaskan. Proses
kognitif mengartikan terjadi ketika siswa mengubah pengetahuan dan pengalaman
belajar yang telah tersimpan dalam memorinya yaitu dalam bentuk gerakan dan
potongan lirik lagu mengenai proses daur hidup hewan menjadi kalimat untuk
menjawab pertanyaan. Proses kognitif menjelaskan terjadi ketika siswa memahami
bahwa perubahan bentuk tubuh dalam setiap fase daur hidup hewan mempengaruhi
proses daur hidup hewan secara keseluruhan yang ditunjukkan melalui jawaban
siswa terhadap soal yang diberikan.
2.1.4 Pembelajaran IPA di SD
Prinsip dasar pembelajaran IPA di sekolah dasar menekankan kepada
15 mengembangkan kompetensi peserta didik dalam menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah (BNSP, 2006). Materi IPA yang dikembangkan dalam KTSP
merupakan materi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan (BNSP, 2006). Siswa yang duduk di bangku sekolah dasar berada
pada tahapan operasi konkret, karena itu pembelajaran yang tepat adalah
mengaitkan materi pelajaran ke dalam tema adalah yang sesuai dan dekat dengan
kehidupan siswa (Kementerian pendidikan dan kebudayaan, 2014).
Hal yang diutamakan dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar adalah
mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis siswa untuk memecahkan
suatu masalah (Susanto, 2013). Rasa ingin tahu siswa dapat digali menggunakan
hal-hal konkret yang terjadi di sekitar siswa. Materi IPA di Sekolah Dasar
memperkenalkan siswa kepada lingkungan sekitarnya dan kejadian dalam
kehidupan sehari-hari (BNSP, 2006). Hal ini menuntut siswa untuk banyak
mengingat dan memahami hal-hal baru di sekitarnya.
Karakter siswa yang hanya mempunyai pemahaman untuk hal-hal bersifat
konkret membuat materi IPA yang berisi istilah baru sulit diingat dan dipahami.
Oleh karena itu, siswa membutuhkan metode atau media yang dapat membantu
siswa mempelajari istilah-istilah tersebut melalui hal atau kegiatan yang konkret.
Salah satu kegiatan konkret yang dapat dipakai adalah metode gerak dan lagu.
Metode gerak dan lagu membuat siswa melakukan kegiatan konkret yaitu bergerak
dan bernyanyi. Hal ini dapat membantu proses mengingat dan memahami istilah
16
2.1.5 Materi daur hidup hewan
Materi IPA yang akan dipelajari dalam penelitian ini adalah daur hidup
hewan. Dalam KTSP, Daur hidup dipelajari pada kelas IV semester 1. Standar
Kompetensi untuk pembelajaran ini adalah SK 4. Memahami daur hidup beragam
jenis makhluk hidup. Kompetensi Dasar untuk pembelajaran ini adalah KD 4.1
Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya
kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. Daur hidup hewan dibagi menjadi dua yaitu
daur hidup hewan tanpa metamorfosis dan daur hidup hewan dengan metamorfosis
(Sumantoro & Hermana, 2011: 58). Materi daur hidup hewan yang dibahas dalam
penelitian ini dibatasi pada daur hidup hewan dengan metamorfosis.
Sumantoro dan Hermana (2011: 60) mengungkapkan bahwa daur hidup
hewan dengan metamorfosis dibedakan menjadi dua yaitu metamorfosis sempurna
dan metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis sempurna ditandai dengan adanya
perbedaan antara bentuk tubuh hewan saat lahir dengan bentuk tubuhnya ketika
dewasa. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah
kupu-kupu. Hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna bentuk tubuhnya saat
lahir tidak terlalu berbeda dengan bentuk tubuhnya saat dewasa. Contoh hewan
yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah kecoa. Berikut ini
merupakan ringkasan materi daur hidup hewan dengan metamorfosis (Haryanto,
2004; Sumantoro & Hermana, 2011) yang akan dipakai dalam pembelajaran:
1. Daur hidup hewan dengan metamorfosis sempurna
a. Daur hidup kupu-kupu
Daur hidup kupu-kupu dimulai dari telur. Telur kupu-kupu biasanya berada
17 dengan makan daun. Ulat kemudian membuat sarang dari air liurnya. Keadaan ulat
yang terbungkus dalam sarang benang disebut kepompong (pupa). Selama masa
kepompong, ulat berubah menjadi kupu-kupu. Jika telah berubah secara sempurna,
kupu-kupu keluar dari kepompong. Kupu-kupu hidup dengan memakan nektar
(madu) yang terdapat pada bunga. Kupu-kupu berkembang biak dengan cara
bertelur. Dari telur tersebut daur hidup kupu-kupu baru dimulai lagi.
Gambar 2.1 Daur hidup kupu-kupu
b. Daur hidup nyamuk
Daur hidup nyamuk dimulai dari telur. Telur nyamuk berada di air. Telur
menetas menjadi jentik-jentik. Jentik-jentik mendapatkan makanan di air.
Kemudian, jentik-jentik tumbuh dan berubah menjadi pupa. Selanjutnya, pupa
berubah menjadi nyamuk. Nyamuk akan kembali ke air untuk bertelur.
Gambar 2.2 Daur hidup nyamuk
c. Daur hidup lalat
Daur hidup lalat dimulai dari telur. Telur lalat biasanya berada di
18 kecil. Kemudian belatung berubah menjadi pupa. Setelah beberapa hari pupa
berubah menjadi lalat. Lalat kemudian bertelur di tempat yang kotor. Dari telur
tersebut daur hidup lalat yang baru dimulai lagi.
Gambar 2.3 Daur hidup lalat
d. Daur hidup katak
Daur hidup katak dimulai dari telur. Telur katak berada di air. Telur menetas
menjadi kecebong (berudu). Kecebong hidup dan tumbuh dalam air. Kecebong
bernapas dengan insang. Kemudian, pada kecebong tumbuh sepasang kaki
belakang dan disusul sepasang kaki depan. Semakin lama, ekor katak semakin
mengerut. kecebong tumbuh dan berubah menjadi katak muda. Akhirnya, ekor
katak hilang. Katak muda berubah menjadi katak dewasa yang tidak berekor. Katak
dewasa bernapas dengan paru-paru dan kulit. Katak dewasa hidup di air dan di
darat. Katak dewasa bertelur di dalam air. Dari sini mulailah telur katak menjalani
daur hidupnya.
19 2. Daur hidup hewan dengan metamorfosis tidak sempurna
a. Daur hidup kecoa
Daur hidup kecoa dimulai dari telur. Telur kecoa menetas menjadi nimfa.
Bentuk nimfa mirip dengan kecoa, bedanya nimfa tidak bersayap. Nimfa tumbuh
menjadi kecoa. Kecoa tidak melalui fase pupa. Kecoa bertelur di air kotor. Dari sini,
daur hidup kecoa yang baru dimulai lagi.
Gambar 2.5 Daur hidup kecoa
2.1.6 Metode gerak dan lagu
Metode adalah cara-cara atau teknik efektif untuk menyampaikan materi
ajar yang menentukan situasi belajar (Prawiradilaga, 2007: 18). Metode
pembelajaran digunakan untuk merealisasikan strategi pembelajaran yang telah
ditetapkan (Mudlofir & Rusydiyah, 2016: 105). Strategi pembelajaran terdiri dari
semua komponen materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan meliputi
sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar
kepada siswa (Mudlofir & Rusydiyah, 2016: 61-62). Oleh karena itu, gerak dan
lagu tidak disebut strategi karena gerak dan lagu belum mencakup semua komponen
materi pengajaran. Gerak dan lagu lebih cocok disebut metode karena gerak dan
lagu dapat menjadi cara efektif untuk menyampaikan bahan ajar yang dapat
20 Brain Based Learning mengungkapkan pengetahuan baru mengenai
bagaimana otak bekerja yang menyarankan agar para guru menggunakan musik dan
lagu sebagai alat pembelajaran khususnya IPA (Sousa, 2006). Fungsi otak manusia
sangat kompleks, terutama mengenai pengolahan informasi dari pengalaman
(Anderson, 2011). Otak manusia dinamis dan dapat mengatur informasi yang saling
berhubungan dalam memori untuk meningkatkan jaringan informasi selama proses
mengingat (Anderson, 2009). Musik berpotensi sebagai alat pembelajaran
didasarkan pada pemahaman mengenai bagaimana proses pengolahan informasi
yang dibawa oleh musik dan peran musik dalam penyimpanan memori serta
membantu kembali mengingat memori tersebut (Sousa, 2006).
Abril (2011) dalam jurnal berjudul Music, Movement, and Learning
mengungkapkan bahwa gerak dan lagu dapat digunakan untuk mengembangkan
atau menguatkan konsep pengetahuan, keterampilan atau pemahaman. Gerak dan
lagu merupakan komponen musik yang dapat membantu siswa mengingat dan
memahami konsep materi lebih cepat (Abril, 2011). Plato mengatakan bahwa musik
adalah sebuah instrumen pendidikan yang lebih kuat daripada instrumen lainnya
(Rose & Nicholl, 2011: 243). Musik merupakan instrumen yang kuat karena musik
tidak hanya berpengaruh terhadap pemahaman tetapi juga emosi siswa. Musik dapat
meningkatkan suasana hati positif dan merangsang pusat emosional dalam diri
pendengarnya sehingga membantu pendengar dalam meningkatkan daya ingat
(Djohan, 2003: 110-111; Gunawan, 2007: 255; Rose & Nicholl, 2011: 245).
Emosi sangat penting bagi proses pendidikan karena emosi dapat menarik
perhatian siswa yang mendorong siswa fokus dalam proses belajar dan dapat
21 perasaan dan pemahaman siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan
mempermudah penyimpanan dan pemunculan memori (Gunawan, 2007: 87).
Emosi merupakan perasaan positif tentang siapa dan atau apa yang memberikan
alasan seseorang untuk peduli terhadap suatu pembelajaran (Jensen & Nickelsen,
2011: 56). Salah satu cara untuk menaikan emosi positif adalah dengan membuat
pembelajaran menjadi menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan dapat
diciptakan dalam metode gerak dan lagu. Musik dalam metode gerak dan lagu dapat
mempengaruhi suasana hati dan akan berefek pada meningkatnya konsentrasi,
sehingga siswa akan memberi perhatian lebih sehingga kata-kata atau istilah baru
yang ada di dalam lirik lagu akan lebih mudah diingat (Djohan, 2003: 110). Istilah
baru lebih mudah diingat melalui pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya
belajar setiap siswa.
Richard Bandler, John Grinder, dan Michael Grinder (dalam Rose &
Nicholl, 2011: 130-131) telah mengidentifikasi tiga gaya belajar yaitu visual,
auditori dan kinestetik. Gaya belajar visual adalah gaya belajar di mana seseorang
lebih mudah menerima suatu informasi melalui melihat sesuatu. Gaya belajar
auditori adalah gaya belajar di mana seseorang lebih mudah menerima suatu
informasi melalui mendengar sesuatu. Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar
di mana seseorang lebih mudah menerima suatu informasi melalui aktivitas fisik
dan keterlibatan langsung.
Setiap orang memiliki gaya belajarnya tersendiri, oleh karena itu guru harus
menemukan metode pengajaran yang dapat memfasilitasi seluruh gaya belajar
tersebut. Metode gerak dan lagu adalah salah satu metode yang memfasilitasi
22 menerima informasi dengan melihat gerakan guru dan teman-teman ketika
mempraktekkan metode gerak dan lagu. Siswa dengan gaya belajar auditori dapat
menerima informasi dengan mendengarkan lirik lagu yang dipakai dalam metode
gerak dan lagu. Siswa dengan gaya belajar kinestetik dapat menerima informasi
dengan mempraktikkan gerakan dan menyanyikan lagu dalam metode gerak dan
lagu itu sendiri.
Pembelajaran menggunakan metode gerak dan lagu dapat melibatkan indera
pendengaran, penglihatan, berbicara serta emosi-emosi positif sehingga dapat
membuat memori kita lebih kuat (Rose & Nicholl, 2011: 244). Ketika emosi
terhubung dengan pengalaman langsung yang dialami oleh panca indera, hubungan
saraf menjadi lebih kuat. Hal ini terjadi karena dalam musik, lirik dan melodi yang
menyatu bersama-sama dan hal ini menyediakan beberapa jalur saraf untuk
menyimpan, mengakses dan mengambil memori (Sousa, 2006). Semakin banyak
jalur syaraf yang dibuat, semakin padat memori dan hal ini akan menghasilkan
tertanamnya informasi yang terdapat dalam lagu tersebut (Jensen, 2008).
Tertanamnya memori terjadi seiring dengan aktifnya bagian untuk
mempertahankan memori, ketika dua peristiwa dihubungkan bersama-sama dalam
memori, memori yang satu akan mendorong teringatnya memori yang lain (Sousa,
2006).
Dalam metode gerak dan lagu terdapat pola dan ritme. Ada banyak rima,
pola dan ritme yang telah dikenal oleh masyarakat. Contohnya dalam mengenal
mata angin, dan mengenal urutan nama hari. Pikiran manusia terkesan pada ritme
dan pola yang dapat juga menaikkan emosi kita sehingga informasi yang ada akan
23 mata angin dan urutan nama hari menggunakan lagu yang memiliki ritme dan pola
tertentu. Lagu-lagu berisi materi tersebut sungguh melekat dalam memori kita
bahkan kita masih dapat mengingatnya hingga saat ini. Ketika belajar menggunakan
musik, otak kanan menikmati irama musik sementara otak kiri memproses lirik
yang terdapat pada lagu (Gunawan, 2007: 255). Hal ini menyebabkan otak kiri dan
kanan berproses bersama yang membuat proses penyerapan informasi menjadi
lebih cepat dan dapat bertahan lama. Metode gerak dan lagu memungkinkan siswa
untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi karena aktivitas otak
yang berjalan beriringan.
Dari penjabaran di atas, metode gerak dan lagu yang dipakai dalam
pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan daya ingat siswa. Gerakan dan lagu
yang dipakai di penelitian ini dipilih sendiri oleh siswa. Guru hanya memberikan
materi pembelajaran yang akan dipakai sebagai isi dari lagu. Siswa selanjutnya
memilih lagu apa yang akan mereka pakai dan juga seperti apa liriknya. Siswa
diminta untuk membuat lirik baru dan menghubungkan ide-ide dari wawasan yang
ada untuk membantu siswa membangun pemahaman akhir. Lirik dapat dianalisis
sebagai salah satu dari serangkaian pengalaman yang dirancang untuk membangun
pemahaman konsep dalam hal ini sains (Governor, 2011). Ketika lirik dibuat sendiri
oleh siswa, siswa diharapkan dapat menyusun kata-kata sendiri yang mudah mereka
mengerti sehingga informasi akan bertahan dalam ingatan mereka. Ketika
digunakan secara efektif, lagu yang merupakan salah satu bentuk musik dapat
membantu memfasilitasi proses konseptual (Banilower, dkk., 2008). Gerakan yang
24 hal ini akan memudahkan otak membuat jaringan kepada materi pelajaran sehingga
mereka akan lebih mudah mengingat dan memahami materi pembelajaran.
2.1.7 Hasil penelitian yang relevan
Widhianawati (2011) meneliti pengaruh pembelajaran melalui gerak dan
lagu dalam meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik siswa usia
dini. Penelitian ini dilakukan di Kelompok Bermain SKB Sumedang. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran gerak
dan lagu dalam meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik siswa
usia dini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimental
dan menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi dan dokumentasi foto. Kelompok eksperimen terdiri
dari 15 siswa di sebuah kelas dan kelompok kontrol terdiri dari 15 siswa di kelas
yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan meningkatnya kecerdasan musikal
dan kecerdasan kinestetik secara signifikan. Peneliti memberikan rekomendasi bagi
guru untuk melakukan pembelajaran dengan gerak dan lagu untuk meningkatkan
aspek perkembangan siswa.
Penelitian lain meneliti mengenai minat belajar Bahasa Inggris siswa usia
dini melalui music and movement atau gerak dan lagu (Matondang, 2005).
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kajian literatur. Pembahasan dalam
penelitian ini berfokus pada pentingnya gerak dan lagu digunakan sebagai alat
motivasi dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris pada siswa usia dini. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah metode gerak dan lagu efektif
25 penelitian ini adalah melalui metode gerak dan lagu, pendidik dapat menumbuhkan
minat siswa untuk belajar, bahkan dapat membantu siswa untuk memahami materi
yang diajarkan dengan lebih mudah.
Donna Governor (2011), dalam disertasinya, meneliti mengenai
pembelajaran IPA menggunakan lagu. Metode penelitian yang dipilih adalah
kualitatif dengan desain studi multi kasus. Penelitian ini dilaksanakan di enam
sekolah menengah yang semuanya terletak di pinggir kota Georgia, Amerika
Serikat. Subyek penelitian ini adalah guru IPA di enam sekolah tersebut dan seluruh
siswa dalam kelas pembelajaran IPA. Penelitian ini ingin melihat bagaimana
penggunaan lagu yang mengandung materi IPA selama pembelajaran di dalam
enam kelas IPA pada suatu sekolah menengah di pinggir kota Georgia, Amerika
Serikat. Kelas yang diamati dalam penelitian ini masing-masing 2 kelas dari
masing-masing jenjang (kelas VI, kelas VII, dan kelas VIII). Data penelitian
diambil mulai awal September tahun 2010 hingga tanggal 3 Januari 2011. Data
diperoleh melalui wawancara, observasi dan diskusi kelas. Kemudian, setiap data
dianalisis secara mandiri lalu disintetis dengan menggunakan analisis multi kasus.
Hasil dari penelitian ini adalah lagu-lagu berisi materi IPA dapat membantu siswa
mengeksplorasi hubungan antara istilah dalam ilmu pengetahuan dan maknanya
dalam rangka membangun pemahaman mereka tentang konsep-konsep dalam ilmu.
Hal lain yang menarik adalah pembelajaran dengan lagu mendapat perhatian siswa
dan melibatkan mereka dalam belajar. Keberhasilan penelitian ini tidak
menyarankan bahwa lagu akan digunakan untuk menggantikan kegiatan belajar
lainnya, tapi dapat memberikan pengalaman tambahan yang dapat digunakan untuk
26 Penelitian di atas menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
musik berpengaruh kepada siswa sekolah menengah. Governor (2011)
menyarankan agar penelitian lebih lanjut harus mempertimbangkan penggunaan
lagu untuk mengajar ilmu dilihat dari desain penelitan kuantitatif atau metode
campuran. Penelitan selanjutnya dapat membuktikan apakah ada perbedaan yang
dapat diukur dari hasil belajar siswa setelah menggunakan lagu saat belajar. Pada
penelitian selanjutnya dapat lebih fokus pada kegiatan yang dilakukan siswa
sehingga siswa menemukan sendiri lagu berisi materi yang bermanfaat untuk
belajar.
Ketiga penelitian di atas membahas pemakaian metode gerak dan lagu
dalam pembelajaran di kelas. Hasil penelitian-penelitian yang ada menunjukkan
bahwa metode gerak dan lagu dapat menjadi salah satu metode yang efektif untuk
meningkatkan berbagai macam aspek perkembangan siswa (Matondang, 2005;
Widhianawati, 2011). Selain itu metode gerak dan lagu juga merupakan sesuatu
yang baru bagi siswa sehingga siswa merasa terbantu untuk memahami
konsep-konsep pelajaran (Governor, 2011). Penjelasan penelitian-penelitian di atas
menunjukkan bahwa penelitian mengenai metode gerak dan lagu hanya dilakukan
kepada siswa usia dini dan sekolah menengah saja, sedangkan untuk sekolah dasar
belum pernah dilakukan pengkajian serupa. Oleh karena itu, penelitian ini akan
mengkaji pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan
mengingat dan memahami pelajaran IPA pada jenjang pendidikan sekolah dasar
27 2.1.8 Literature Map
Gambar 2.6 Literature map
Literature map diatas menunjukkan penelitian-penelitian terdahulu yang
pernah dilakukan mengenai gerak dan lagu. Penelitian Matondang (2005)
merupakan penelitian kajian literatur mengenai minat anak usia dini terhadap
pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan metode gerak dan lagu.
Penelitian Widhianawati (2011) merupakan penelitian kuantitatif quasi
experimental mengenai pengaruh metode gerak dan lagu terhadap kecerdasan
musical dan kecerdasan kinestetik anak usia dini. Governor (2011) melakukan
penelitian kualitatif mengenai penggunaan lagu dalam pembelajaran IPA di sekolah Yang akan diteliti:
Pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami
pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta
28 menengah. Penelitian-penelitian di atas belum ada yang mengkaji metode gerak dan
lagu untuk jenjang pendidikan sekolah dasar dan juga pengaruhnya terhadap
kemampuan mengingat dan memahami. Oleh karena itu, penelitian ini akan
membahas pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan
mengingat dan memahami pelajaran IPA pada jenjang pendidikan sekolah dasar
yang dikaji dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif quasi experimental.
2.2 Kerangka Berpikir
Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, guru
harus memilih metode pembelajaran yang dapat mengakomodasi gaya belajar
setiap siswa yang berbeda-beda. Metode pembelajaran gerak dan lagu dapat
mengakomodasi segala kecerdasan dan gaya belajar setiap siswa (Jensen, 2005).
Hal ini terjadi karena apapun jenis kecerdasan siswa dan bagaimanapun gaya
belajarnya, semua hasil belajar siswa akan disimpan dalam memori otak. Musik
yang terkandung dalam metode gerak dan lagu dapat mempengaruhi pusat-pusat
emosional sistem limbik otak sehingga dapat meningkatkan daya ingat siswa (Rose
& Nicholl, 2011: 244; Jensen, 2005). Selain itu, musik juga dapat membuat kita
lebih mudah mengingat dan memahami materi yang disajikan karena ketika belajar
menggunakan musik, otak kanan menikmati irama musik sementara otak kiri
memproses lirik yang terdapat pada lagu (Gunawan, 2007: 255).
Materi yang dipilih dalam pembelajaran adalah daur hidup hewan. Standar
Kompetensi yang dipilih adalah SK 4. Memahami daur hidup beragam jenis
makhluk hidup dan Kompetensi Dasar yang dipilih adalah KD 4.1 Mendeskripsikan
kupu-29 kupu, kucing. Materi daur hidup hewan dipilih karena mengandung banyak
informasi berupa istilah dan pengetahuan baru yang cukup sulit dimengerti siswa.
Jika metode gerak dan lagu diterapkan pada siswa kelas IV SD Kanisius
Demangan Baru 1 Yogyakarta, akan berpengaruh terhadap peningkatan
kemampuan mengingat dan memahami siswa terhadap pelajaran IPA khususnya
materi daur hidup hewan. Hal ini dikarenakan gerak dan lagu dapat membantu
pemahaman melalui proses sinkronisasi antara otak kanan dan otak kiri (Gunawan,
2007: 255) dan juga melalui meningkatnya emosi positif yang dapat meningkatkan
pemahaman (Jensen & Nickelsen, 2011: 57) terlebih ketika dua peristiwa
dihubungkan bersama-sama dalam memori, memori yang satu akan mendorong
teringatnya memori yang lain (Sousa, 2006).
2.3Hipotesis Penelitian
1. Penggunaan metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan
mengingat pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan
Baru 1 Yogyakarta.
2. Penggunaan metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan
memahami pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan