• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami pelajaran ipa pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami pelajaran ipa pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta."

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN METODE GERAK DAN LAGU TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI

PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA

Rigia Tirza Hardini Universitas Sanata Dharma

2017

Setiap siswa memiliki gaya belajarnya masing-masing. Sayangnya, pembelajaran di sekolah belum dapat memfasilitasi gaya belajar setiap siswa. Metode gerak dan lagu dapat memfasilitasi seluruh gaya belajar siswa dan memberikan pengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami melalui dukungan emosi positif dan kerja otak yang kompleks. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami, khususnya dalam pelajaran IPA kelas IV SD materi daur hidup hewan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental tipe non-equivalent control group design. Siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 tahun ajaran 2016/2017 adalah populasi penelitian ini. Sampel penelitian adalah siswa kelas IV A dengan jumlah 28 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B dengan jumlah 28 siswa sebagai kelompok kontrol.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Hal ini ditunjukkan oleh Sig. (2-tailed) hasil uji signifikansi pengaruh perlakukan sebesar 0,001, lebih kecil dari 0,05. Pengaruh perlakuan ditunjukkan dengan r = -0,619 dan r2 = 0,3833 yang

dalam persentase adalah 38,33% yang artinya memiliki efek yang besar. (2) Metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan memahami. Hal ini ditunjukkan oleh Sig. (2-tailed) hasil uji signifikansi pengaruh perlakukan sebesar 0,026 dan lebih kecil dari 0,05. Pengaruh perlakuan ditunjukkan dengan r = -0,546 dan r2 = 0,2985 yang dalam persentase adalah 29,85% yang artinya memiliki efek yang besar.

(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF USING MUSIC AND MOVEMENT METHOD OF 4THGRADE’S SCIENCE LESSON

AT SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA TO REMEMBER AND UNDERSTAND

Rigia Tirza Hardini Sanata Dharma University

2017

Each student has their own learning styles. Unfortunately, learning activities in schools has not been able to facilitate each student’s learning styles.

Music and movement method can facilitate each student’s learning styles and gives

influence to the ability to remember and understand through its support of positive emotions and the complex work of the brain. This study aimed to determine the effect of using music and movement method to remember and understand, especially for 4th grade’s science lessons on animals’ lifecycles.

The method used in this study was quasi-experimental non-equivalent control group design. Fourth grade students of SD Kanisius Demangan Baru 1 academic year of 2016/2017 were the population of this study. The samples were 28 students of A class as the experimental group and 28 students of B class as the control group.

The results showed that (1) Music and movement method has an effect on the ability to remember. This shown by the Sig. (2-tailed) of the treatment significance effect test result was 0,001 which less than 0,05. The effect of treatment

indicated by r = -0,619 and r2 = 0,3833 which in percentage was 38,33% which

means the treatment has a big effect. (2) Music and movement method has an effect on the ability to understand. This shown by the Sig. (2-tailed) of the treatment significance effect test result was 0,026 which less than 0,05. The effect of treatment

was indicated by r = -0,546 and r2 = 0,2985 which in percentage was 29,85% which

means the treatment has a big effect.

(3)

PENGARUH PENGGUNAAN METODE GERAK DAN LAGU

TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI

PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV

SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Rigia Tirza Hardini

NIM: 131134134

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah sederhana ini dipersembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, Juru Selamat sekaligus sahabat saya yang setia membimbing setiap langkah yang saya ambil dalam perjalanan hidup saya 2. Alm. Mbah Paino Marto Suwito yang terus menanti selesainya skripsi saya

dan akhirnya berpulang ke rumah Bapa di surga sebelum kelulusan saya 3. Papa, mama, adik dan seluruh keluarga besar yang selalu mendidik,

mendukung dan mendoakan saya

4. Seluruh sahabat yang tidak pernah lelah menegur saya ketika saya lengah, menguatkan saya ketika saya mulai lelah, mendengarkan segala keluh kesah dan kebingungan saya hingga akhirnya saya dapat menyelesaikan skripsi ini 5. Universitas Sanata Dharma beserta segala civitas akademikanya

(7)

v

MOTTO

Brain: “You know, we should stop doing things that slow her down, like singing.” Heart: “You know, if she stop singing you will die. End of the conversation.”

(Rigia Tirza)

“It always seems impossible until it’s done.” (Nelson Mandela)

“And God will wipe away every tear from their eyes; there shall be no more death, nor sorrow, nor crying. There shall be no more pain, for the former things

have passed away.” (Revelation 21:5)

“Do your best and let God do the rest.” (Benjamin Carson)

“Pikiranku, kehendakku kuserahkan pada-Mu. Harapanku hanya di dalam-Mu,

ku kan teguh bersama-Mu Tuhan. Jadikanku bejana-Mu, untuk memuliakan-Mu”

(Bejana-Mu, JPCC Worship)

“Whatever you do, work heartily, as for the Lord and not for Men.” (Colossians 3:23)

“The lower the expectation the happier you’ll be” (Ineke Andrayani)

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan yang biasa, yang

tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak

membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai ia

akan memberikan padamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 Februari 2017 Penulis,

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Rigia Tirza Hardini

Nomor Mahasiswa : 131134134

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya Ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH PENGGUNAAN METODE GERAK DAN LAGU TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 13 Februari 2017 Yang menyatakan

(10)

viii

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN METODE GERAK DAN LAGU TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI

PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA

Rigia Tirza Hardini Universitas Sanata Dharma

2017

Setiap siswa memiliki gaya belajarnya masing-masing. Sayangnya, pembelajaran di sekolah belum dapat memfasilitasi gaya belajar setiap siswa. Metode gerak dan lagu dapat memfasilitasi seluruh gaya belajar siswa dan memberikan pengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami melalui dukungan emosi positif dan kerja otak yang kompleks. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami, khususnya dalam pelajaran IPA kelas IV SD materi daur hidup hewan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental tipe non-equivalent control group. Siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 tahun ajaran 2016/2017 adalah populasi penelitian ini. Sampel penelitian adalah siswa kelas IV A dengan jumlah 28 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas IV B dengan jumlah 28 siswa sebagai kelompok kontrol.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Hal ini ditunjukkan oleh Sig. (2-tailed) hasil uji signifikansi pengaruh perlakukan sebesar 0,001, lebih kecil dari 0,05. Pengaruh perlakuan ditunjukkan dengan r = -0,619 dan r2 = 0,3833 yang

dalam persentase adalah 38,33% yang artinya memiliki efek yang besar. (2) Metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan memahami. Hal ini ditunjukkan oleh Sig. (2-tailed) hasil uji signifikansi pengaruh perlakukan sebesar 0,026 dan lebih kecil dari 0,05. Pengaruh perlakuan ditunjukkan dengan r = -0,546 dan r2 = 0,2985 yang dalam persentase adalah 29,85% yang artinya memiliki efek yang besar.

(11)

ix ABSTRACT

THE EFFECT OF USING MUSIC AND MOVEMENT METHOD OF 4THGRADE’S SCIENCE LESSON

AT SD KANISIUS DEMANGAN BARU 1 YOGYAKARTA TO REMEMBER AND UNDERSTAND

Rigia Tirza Hardini Sanata Dharma University

2017

Each student has their own learning styles. Unfortunately, learning activities in schools has not been able to facilitate each student’s learning styles.

Music and movement method can facilitate each student’s learning styles and gives

influence to the ability to remember and understand through its support of positive emotions and the complex work of the brain. This study aimed to determine the effect of using music and movement method to remember and understand, especially for 4th grade’s science lessons on animals’ lifecycles.

The method used in this study was quasi-experimental non-equivalent control group design. Fourth grade students of SD Kanisius Demangan Baru 1 academic year of 2016/2017 were the population of this study. The samples were 28 students of A class as the experimental group and 28 students of B class as the control group.

The results showed that (1) Music and movement method has an effect on the ability to remember. This shown by the Sig. (2-tailed) of the treatment significance effect test result was 0,001 which less than 0,05. The effect of treatment

indicated by r = -0,619 and r2 = 0,3833 which in percentage was 38,33% which

means the treatment has a big effect. (2) Music and movement method has an effect on the ability to understand. This shown by the Sig. (2-tailed) of the treatment significance effect test result was 0,026 which less than 0,05. The effect of treatment

was indicated by r = -0,546 and r2 = 0,2985 which in percentage was 29,85% which

means the treatment has a big effect.

(12)

x

PRAKATA

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya dengan kasih karunia-Nya, skripsi ini dapat terselesaikan tepat waktu. Penyusunan skripsi berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Gerak dan Lagu Terhadap Kemampuan Mengingat Dan Memahami Pelajaran IPA Pada Siswa Kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta” ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar dari Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini ditulis dengan penuh perjuangan dan tanpa adanya dukungan dari banyak pihak, saya mungkin telah menyerah. Oleh karena itu, saya ingin mengungkapkan rasa terimakasih dari hati saya yang terdalam kepada:

1. Rohandi, Ph.D., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing II yang telah membimbing penelitian saya 3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakaprodi PGSD Universitas

Sanata Dharma

4. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc., Dosen Pembimbing I yang telah membimbing penelitian saya

5. Y. Hariyanta, S.Pd., Kepala SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta yang telah memberikan izin pelaksanaan penelitian

6. Lenny Maryati, S.Pd., guru mata pelajaran IPA kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 yang telah bersedia menjadi guru mitra

7. Segenap guru dan karyawan, serta seluruh siswa kelas IV A dan IV B SD Kanisius Demangan Baru 1 yang telah membantu kelancaran penelitian ini 8. Segenap dosen dan karyawan Prodi PGSD Universitas Sanata Dharma

9. Seluruh keluarga besar saya khususnya kedua orang tua saya, Bapak Tugiyono dan Ibu Riaunie Merry Egeten, yang telah mendidik saya sejak kecil, selalu memberikan semangat, menemani, mendoakan, serta mendukung segala keputusan saya terutama selama penyusunan skripsi ini

(13)

xi 11.Teman-teman PSM Cantus Firmus Universitas Sanata Dharma khususnya angkatan 2013, Go-jek group: Sorta, Ria, Ayu, Dea, Dhani, dan Sasha, kontingen Pesparawi Mahasiswa 2016 di Medan, serta teman-teman Vocal

Group The Dissonance’ yang telah memberikan banyak pengalaman hebat

dalam hidup saya, mengajari saya mengenai arti perjuangan dan menjadi tempat saya ‘melarikan diri’ sejenak dari rutinitas skripsi

12.Kakak-kakak guru sekolah minggu GKI Gejayan yang setia mendukung saya dalam doa dan saling menguatkan diri dalam pelayanan bersama

13.Teman-teman PGSD Universitas Sanata Dharma angkatan 2013, khususnya kelas C, kelas A, Hangout group: Jupe, Melati, Lilis, Wulan, Albertin, dan teman-teman PPL PGSD tahun ajaran 2016/2017 di SD Kanisius Demangan Baru 1: Nana, Viga, Rena, dan Rina yang telah setia saling mendukung 14.Ineke Andrayani, Andrea Mira Sorta Hutadjulu, Putri Puspita Maharani,

sahabat-sahabat saya yang setia menemani, mendengar curahan hati serta memberi semangat selama penyusunan skripsi saya, Syalala group: Pepe, Code, Chika, Runi, Avi, Kasur, Arum, dan Tara serta Selo hubungi? group: Riri, Ike, Ova dan Woro yang satu persatu akan lulus tahun ini

15.Elizabeth Vania Melati dan Lilis Suryani, sahabat-sahabat saya dari awal kuliah yang selalu mendorong saya untuk segera menyelesaikan skripsi 16.Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah membantu

kelancaran proses penyusunan skripsi ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Saya berharap penelitian sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membutuhkan.

Penulis, Yogyakarta, 13 Februari 2017

(14)

xii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

1.1 Latar Belakang Permasalahan ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 6

1.4.2 Manfaat Praktis ... 6

1.5 Definisi Operasional ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Teori Perkembangan Kognitif Piaget ... 8

2.1.2 Kemampuan Mengingat ... 10

2.1.3 Kemampuan Memahami ... 12

2.1.4 Pembelajaran IPA di SD ... 14

2.1.5 Materi Daur Hidup Hewan ... 16

2.1.6 Metode Gerak dan Lagu ... 19

2.1.7 Hasil Penelitian yang Relevan... 24

2.1.8 Literature Map ... 27

(15)

xiii

2.3 Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Setting Penelitian ... 33

3.2.1 Lokasi penelitian ... 33

3.2.2 Waktu Penelitian ... 34

3.3 Populasi dan Sampel ... 35

3.4 Variabel Penelitian ... 35

3.4.1 Variabel Bebas ... 36

3.4.2 Variabel Terikat... 36

3.5 Instrumen Penelitian ... 36

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 39

3.7 Teknik Pengujian Instrumen ... 40

3.7.1 Uji Validitas ... 40

3.7.2 Uji Reliabilitas... 42

3.8 Teknik Analisis Data ... 43

3.8.1 Uji Normalitas Distribusi Data ... 44

3.8.2 Uji Perbedaan Rerata Pretest ... 44

3.8.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ... 45

3.8.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan... 45

3.8.5 Analisis Lebih Lanjut ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Hasil penelitian ... 48

4.1.1 Implementasi Penelitian ... 48

4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian ... 48

4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ... 49

4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I ... 53

4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data ... 53

4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ... 55

4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ... 56

4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut ... 57

4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II ... 60

4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data ... 60

4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ... 62

4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ... 63

(16)

xiv

4.2 Pembahasan ... 67

4.2.1 Pengaruh Metode Gerak dan Lagu terhadap Kemampuan Mengingat . 67 4.2.2 Pengaruh Metode Gerak dan Lagu terhadap Kemampuan Memahami 68 4.2.3 Dampak Pengaruh Perlakuan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 73

5.3 Saran ... 73

DAFTAR REFERENSI ... 75

LAMPIRAN ... 78

(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Daur hidup kupu-kupu ... 17

Gambar 2.2 Daur hidup nyamuk ... 17

Gambar 2.3 Daur hidup lalat ... 18

Gambar 2.4 Daur hidup kecoa ... 19

Gambar 2.5 Daur hidup katak ... 18

Gambar 2.6 Literature map ... 27

Gambar 3.1 Desain penelitian... 32

Gambar 3.2 Variabel penelitian ... 36

Gambar 4.1 Grafik skor pretest, posttest 1 dan posttest 2 kemampuan mengingat ... 59

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Waktu Penelitian Kelompok Eksperimen ... 34

Tabel 3.2 Waktu Penelitian Kelompok Kontrol ... 34

Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen... 38

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian ... 38

Tabel 3.5 Hasil Validasi Instrumen ... 41

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 43

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Mengingat ... 54

Tabel 4.2 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal Terhadap Kemampuan Mengingat ... 55

Tabel 4.3 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Mengingat ... 55

Tabel 4.4 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Mengingat ... 56

Tabel 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Mengingat ... 57

Tabel 4.6 Hasil Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest 1 ... 58

Tabel 4.7 Perbandingan Rerata Posttest 1 dan Posttest 2 ... 58

Tabel 4.8 Perbandingan Rerata Posttest ... 59

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Memahami ... 60

Tabel 4.10 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal Terhadap Kemampuan Memahami ... 61

Tabel 4.11 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Memahami ... 62

Tabel 4.12 Hasil Uji Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Memahami .... 63

Tabel 4.13 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Terhadap Kemampuan Memahami ... 64

Tabel 4.14 Hasil Uji Korelasi Antara Rerata Pretest dan Posttest 1 ... 64

Tabel 4.15 Perbandingan Rerata Posttest 1 dan Posttest 2 ... 65

(19)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian... 79

Lampiran 2. RPP kelompok eksperimen ... 80

Lampiran 3. Soal pretest ... 89

Lampiran 4. Kunci jawaban soal pretest ... 91

Lampiran 5. Soal posttest 1 ... 92

Lampiran 6. Kunci jawaban soal posttest 1 ... 94

Lampiran 7. Soal posttest 2 ... 95

Lampiran 8. Kunci jawaban soal posttest 2 ... 97

Lampiran 9. Rekapitulasi Nilai Hasil Expert Judgement ... 98

Lampiran 10. Hasil uji validitas instrumen soal kemampuan mengingat ... 100

Lampiran 11. Hasil uji validitas instrumen soal kemampuan memahami ... 104

Lampiran 12. Hasil uji reliabilitas ... 106

Lampiran 13. Tabulasi nilai pretest, posttest 1, dan posttest 2 kemampuan mengingat ... 107

Lampiran 14. Rekapitulasi rerata nilai pretest, posttest dan posttest 2 kemampuan mengingat ... 113

Lampiran 15. Hasil uji normalitas distribusi data kemampuan mengingat ... 114

Lampiran 16. Uji perbedaan kemampuan awal untuk kemampuan mengingat .. 115

Lampiran 17. Uji signifikansi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengingat ... 116

Lampiran 18. Uji besar pengaruh perlakuan terhadap kemampuan mengingat .. 117

Lampiran 19. Uji peningkatan rerata pretest ke posttest 1 kemampuan mengingat ... 118

Lampiran 20. Uji korelasi rerata pretest dan posttest 1 kemampuan mengingat 119 Lampiran 21. Uji retensi pengaruh perlakuan kemampuan mengingat ... 120

Lampiran 22. Tabulasi nilai pretest, posttest 1, dan posttest 2 kemampuan memahami ... 121

Lampiran 23. Rekapitulasi nilai pretest, posttest 1, dan posttest 2 kemampuan memahami ... 127

(20)

xviii Lampiran 25. Uji perbedaan kemampuan awal untuk kemampuan memahami . 129 Lampiran 26. Uji signifikansi pengaruh perlakuan terhadap kemampuan

memahami ... 130 Lampiran 27. Uji besar pengaruh perlakuan terhadap kemampuan memahami . 131 Lampiran 28. Uji peningkatan rerata pretest ke posttest 1 kemampuan memahami

(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab I membahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. Latar belakang

permasalahan merupakan penjelasan mengenai alasan dilakukannya penelitian.

Manfaat penelitian mencakup manfaat penelitian untuk siswa, guru dan peneliti.

Definisi operasional merupakan penjelasan singkat mengenai kata kunci dalam

penelitian.

1.1Latar Belakang Permasalahan

Setiap individu yang dilahirkan ke dalam dunia ini memiliki keunikan

tersendiri. Keunikan tersebut berupa bentuk fisik, gaya berkomunikasi, gaya

menyelesaikan permasalahan, gaya belajar dan lain sebagainya. Salah satu

keunikan individu, dalam hal ini siswa adalah keunikan gaya belajar. Gaya belajar

digambarkan sebagai proses siswa dapat menerima sebuah informasi dengan cara

yang efektif (Chatib, 2010: 100). Identifikasi terhadap gaya belajar siswa ini

penting untuk meningkatkan kinerja, prestasi dan menambah pengalaman belajar

siswa (Rose & Nicholl, 2011: 131-132). Richard Bandler, John Grinder, dan

Michael Grinder (dalam Rose & Nicholl, 2011: 130-131), mengidentifikasi tiga

gaya belajar siswa yang berbeda yakni visual, auditori dan kinestetis. Siswa dengan

gaya belajar visual lebih banyak memanfaatkan indera penglihatannya ketika

belajar sehingga lebih senang belajar dengan melihat sesuatu seperti gambar, dan

grafik. Siswa dengan gaya belajar auditori lebih banyak memanfaatkan indera

(22)

1 sesuatu seperti lagu, dan ceramah. Siswa dengan gaya belajar kinestetis lebih

senang belajar melalui aktivitas fisik dan keterlibatan langsung. Sebenarnya ketiga

gaya belajar tersebut dapat dipergunakan oleh setiap siswa dalam belajar, namun

siswa akan cenderung memilih satu gaya belajar yang lebih disukai dibandingkan

dengan gaya belajar yang lainnya (Rose & Nicholl, 2011: 131).

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Howard Gardner (1993) mengungkapkan

bahwa gaya belajar siswa tercermin dari kecenderungan kecerdasan yang dimiliki

oleh siswa tersebut. Berdasarkan hal tersebut, beberapa sekolah telah

mengembangkan pola pembelajaran berbasis kecerdasan ganda. Pembelajaran di

sekolah berbasis kecerdasan ganda disesuaikan dengan hasil analisis kecerdasan

yang dimiliki siswa sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan

baik dan siswa diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal (Chatib,

2010: 9). Hal ini sesuai dengan metode pendidikan yang cocok untuk pendidikan

Indonesia menurut Ki Hadjar Dewantara, yakni siswa secara mandiri melakukan

eksplorasi diri dan berekspresi tetapi tetap mendapat pendampingan oleh guru

(Samho, 2013: 77). Eksplorasi diri siswa dapat berupa pemilihan gaya belajar yang

sesuai dengan keinginan siswa, dan bentuk pendampingan dari guru adalah

penyesuaian pembelajaran di kelas dengan gaya belajar siswa.

Penerapan pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya belajar di Indonesia

menemui banyak hambatan, salah satunya kemampuan guru yang rendah dalam

menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menarik (Chatib, 2010: 86). Guru yang

berkualitas seharusnya memahami potensi dan perkembangan setiap siswa

sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif dengan

(23)

2 mengeksplorasi dirinya (Samho, 2013: 77; Sutirna, 2013: 41). Perencanaan

pembelajaran yang kurang mempertimbangkan potensi siswa yang berbeda-beda

tidak dapat memfasilitasi seluruh gaya belajar siswa, padahal pembelajaran yang

disesuaikan dengan gaya belajar siswa membuat siswa lebih cepat dan mudah

menyerap informasi yang diberikan (Chatib, 2010: 100; Rose & Nicholl, 2011:

132). Banyak siswa tidak mampu mencerna materi yang diberikan guru karena oleh

ketidaksesuaian gaya mengajar guru dengan gaya belajar siswa (Chatib, 2010: 100).

Gaya belajar siswa dengan berbagai kecerdasan dapat diakomodasi dengan

metode pembelajaran yang berkaitan dengan musik. Memasukkan unsur musik

dalam pembelajaran telah dilakukan sejak zaman dahulu, salah satunya dengan

mewariskan pembelajaran adat melalui lagu berima (Egan, 2009: 25). Sejak dahulu,

siswa SD telah mempelajari arah mata angin dengan melagukan rima “Timur,

Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut, Utara, Timur Laut”. Tidak ada

seorangpun yang tau pasti siapa yang memulai metode lagu berima tersebut, tapi

metode ini telah berkembang sebagai proses belajar sambil bernyanyi dan bergerak

yang juga dikenal sebagai metode gerak dan lagu. Brain Based Learning

menyatakan bahwa proses pembelajaran yang menggunakan musik, salah satunya

metode gerak dan lagu dapat meningkatkan daya ingat siswa (Jensen, 2005). Hal

ini mengacu pada musik yang mempengaruhi pusat-pusat emosional sistem limbik

otak sehingga dapat meningkatkan daya ingat siswa (Rose & Nicholl, 2011: 244;

Jensen, 2005). Apapun jenis kecerdasan siswa dan bagaimanapun gaya belajarnya,

semua hasil belajar siswa akan disimpan dalam memori otak. Hal ini yang

menjelaskan mengapa pembelajaran dengan musik cocok untuk semua siswa

(24)

3 Memori dan daya ingat siswa berhubungan dengan taksonomi Bloom tingkat

rendah yaitu mengingat dan memahami. Secara ringkas, Taksonomi Bloom

menguraikan kemampuan kognitif menjadi enam tingkat proses kognitif

(Supratiknya, 2014: 94). Mengingat dan memahami adalah proses kognitif pertama

dan kedua dari tingkatan Taksonomi Bloom. Siswa dikatakan dapat mengingat

materi ketika siswa dapat memunculkan kembali pengetahuan dan pengalaman

yang telah tersimpan di memori jangka panjangnya (Anderson & Krathwohl, 2010:

99; Rohmah, 2012: 150-151; Kuswana, 2012: 115). Siswa dikatakan memahami

ketika mampu mencari hubungan antara makna pembelajaran dengan pengetahuan

yang telah tersimpan di memori jangka panjang dan mampu mendeskripsikannya

baik secara lisan, tulisan maupun grafik atau gambar (Wong, 2014: 339; Kuswana,

2012: 115; Anderson & Krathwohl, 2010: 100).

Kemampuan mengingat dan memahami berperan besar dalam materi

pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) khususnya di Sekolah Dasar. Materi IPA

di Sekolah Dasar memperkenalkan siswa kepada lingkungan sekitarnya dan

kejadian dalam kehidupan sehari-hari (BNSP, 2006). Hal ini menuntut siswa untuk

banyak mengingat dan memahami hal-hal baru di sekitarnya. Materi daur hidup

hewan merupakan salah satu contohnya. Di Sekolah Dasar, siswa mengenal hewan

dan tumbuhan serta perkembangannya sebagai sesuatu hal yang baru sehingga

mereka perlu mengingat dan memahami banyak istilah baru selama pembelajaran.

Menurut teori perkembangan anak yang dikemukakan oleh Piaget (dalam Santrock,

2012: 329), siswa masih sulit menerima hal abstrak termasuk istilah-istilah baru.

Seperti yang disebutkan di atas, siswa tentu akan lebih mudah mempelajari

(25)

4 lagu yang menjadi bagian dari pembelajaran menggunakan musik diharapkan dapat

memfasilitasi semua gaya belajar siswa sehingga dapat membantu siswa mengingat

dan memahami materi pembelajaran IPA khususnya daur hidup hewan yang banyak

berisi istilah-istilah baru.

Governor (2011), meneliti mengenai pembelajaran IPA menggunakan lagu

dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di enam

sekolah menengah yang semuanya terletak di pinggir kota Georgia, Amerika

Serikat. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana respon dan

pengalaman siswa serta guru selama pembelajaran menggunakan lagu yang berisi

materi IPA. Penelitian dilakukan mulai awal September tahun 2010 hingga awal

Januari 2011. Data diperoleh melalui wawancara, observasi dan diskusi kelas. Hasil

dari penelitian ini menyatakan bahwa lagu-lagu berisi materi IPA dapat membantu

siswa membangun pemahaman mereka tentang konsep-konsep IPA. Selanjutnya

Governor (2011) menyarankan agar penelitian lebih lanjut mengeksplorasi

penggunaan lagu dalam pembelajaran dilihat dari desain penelitan kuantitatif atau

metode campuran. Penelitan selanjutnya harus dapat membuktikan apakah ada

perbedaan hasil belajar yang dapat diukur ketika siswa menggunakan lagu saat

belajar.

Penelitian ini dilaksanakan berangkat dari saran penelitian Governor tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu Quasi

Experimental tipe nonequivalent control group design. Penelitian ini dibatasi pada

pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan

memahami pembelajaran IPA pada siswa kelas IV di SD Kanisius Demangan Baru

(26)

5 materi daur hidup hewan. Standar Kompetensi yang dipilih adalah SK 4.

Memahami daur hidup beragam jenis makhluk hidup dan Kompetensi Dasar yang

dipilih adalah KD 4.1 Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan

sekitar, misalnya kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. Kemampuan mengingat

diukur sejauh instrumen yang dibuat oleh peneliti sejumlah 20 soal pilihan ganda.

Kemampuan memahami diukur sejauh instrumen yang dibuat oleh peneliti

sebanyak 3 soal esai. Dalam penelitian ini, siswa secara berkelompok membuat lirik

lagu dan gerakan yang menjadi inti dari metode pembelajaran ini dan guru hanya

berperan sebagai fasilitator siswa.

1.2Rumusan Masalah

1. Apakah penggunaan metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap

kemampuan mengingat pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius

Demangan Baru 1 Yogyakarta?

2. Apakah penggunaan metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap

kemampuan memahami pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius

Demangan Baru 1 Yogyakarta?

1.3Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap

kemampuan mengingat pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius

(27)

6 2. Mengetahui pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap

kemampuan memahami pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius

Demangan Baru 1 Yogyakarta.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini membuka wawasan baru dalam pendidikan mengenai

pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu yang dapat digunakan

sebagai referensi pengembangan metode pembelajaran yang inovatif dan

kreatif.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Siswa

Siswa mengikuti pembelajaran yang dapat memfasilitasi gaya belajarnya

terutama dalam mengembangkan kemampuan mengingat dan memahami

pelajaran IPA.

2. Bagi Guru

Guru mendapatkan pengalaman mengenai penggunaan metode gerak dan

lagu dan diharapkan lewat pengalaman ini guru diharapkan mampu

menerapkan metode tesebut ketika mengajar di kelas.

3. Bagi Peneliti

Peneliti mempunyai pengalaman mengenai penggunaan metode gerak dan

lagu yang membuat peneliti menjadi lebih paham mengenai metode

tersebut dan dapat menerapkannya sesuai dengan harapan ketika mengajar

(28)

7

1.5Definisi Operasional

1. Metode gerak dan lagu adalah cara penyampaian materi yang dilakukan

dengan menyanyikan lagu berisi materi dan melakukan gerakan yang sesuai

untuk membantu mengingat materi pelajaran.

2. Kemampuan mengingat adalah kapasitas seseorang untuk memunculkan

kembali pengetahuan atau pengalaman yang telah tersimpan dalam memori

jangka panjang.

3. Kemampuan memahami adalah kapasitas seseorang untuk mencari

hubungan antara makna pembelajaran dengan pengetahuan yang telah

tersimpan di memori jangka panjang dan mampu mendeskripsikannya baik

secara lisan, tulisan maupun grafik atau gambar.

4. Siswa kelas IV SD adalah siswa dengan rentang usia 9-10 tahun yang

pemahamannya masih terbatas pada hal-hal yang bersifat konkret dan

(29)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II merupakan landasan teori yang berisi kajian pustaka,

penelitian-penelitian yang mendukung, kerangka berpikir, dan hipotesis. Kajian pustaka

membahas teori-teori yang mendukung dalam pelaksanaan penelitian dan hasil

penelitian sebelumnya yang berisi pengalaman penelitian yang pernah ada dan

dirumuskan dalam kerangka berpikir dan hipotesis yang berisi dugaan sementara

dari rumusan masalah penelitian.

2.1Kajian Pustaka

2.1.1 Teori Perkembangan Kognitif Piaget

Piaget adalah psikolog perkembangan berkebangsaan Swiss yang

mengemukakan bahwa usaha siswa secara kognitif untuk membagun pemahaman

melibatkan dua proses yaitu adaptasi dan organisasi (Santrock, 2012: 27). Seperti

halnya struktur tubuh beradaptasi agar cocok dengan lingkungan, demikian pula

struktur pikiran berkembang agar lebih serasi dengan dunia luar (Berk, 2012: 24).

Penyesuaian diri terhadap tuntutan baru dari lingkungan juga perlu didukung

dengan pengorganisasian berbagai pengamatan dan pengalaman yang dialami di

dunia nyata (Santrock, 2012: 27).

Piaget (dalam Berk, 2012: 24) melalui teori perkembangan kognitifnya

mengungkapkan bahwa pembelajaran siswa tidak sepenuhnya bergantung pada

stimulus yang diberikan oleh orang dewasa. Menurut Piaget, siswa aktif

(30)

9 perkembangan kognitif yang berkaitan dengan rentang usia siswa dan

masing-masing memiliki cara berpikir yang berbeda (Berk, 2012: 24; Santrock, 2012: 27).

Tahap-tahap tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci di bawah ini (Berk, 2012:

24; Santrock, 2012: 28):

1. Tahap sensorimotor

Perkembangan kognitif siswa dimulai pada tahap sensori motorik saat bayi usia

2 tahun menggunakan indera dan gerak untuk mengeksplorasi dunia. Dalam

tahap ini bayi mengordinasikan pengalaman inderanya, contohnya melihat dan

mendengar, dengan tindakan fisik.

2. Tahap praoperasional

Tahap ini berlangsung mulai usia 2 hingga 7 tahun. Pada tahap kedua ini, pola

tindakan akan berkembang menjadi pemikiran simbolis tetapi belum logis.

Melalui kata-kata dan gambar, mereka mencoba melukiskan dunia dari

pandangan mereka, tetapi mereka belum mampu melakukan tindakan secara

mental seperti yang mereka lakukan secara fisik.

3. Tahap operasional konkret

Pada tahap ini, pemikiran siswa dengan rentang usia 7 sampai 11 tahun, telah

berkembang menjadi penalaran logis namun hanya terbatas pada hal-hal yang

spesifik dan konkret. Siswa belum dapat membayangkan hal-hal abstrak seperti

rumus maupun istilah baru karena hal tersebut tidak dapat mereka lihat atau

alami secara langsung.

4. Tahap operasional formal

Tahap terakhir ini berlangsung antara usia 11 hingga 15 tahun lalu selanjutnya

(31)

pengalaman-10 pengalaman pemikiran yang lebih abstrak. Pekerjaan dilakukan secara lebih

sistematis dengan mengembangkan pemikiran mengenai mengapa sesuatu hal

dapat terjadi kemudian mencari kebenarannya.

Siswa Sekolah Dasar dengan rentang usia 7 sampai dengan 11 tahun masuk

ke dalam tahap operasional konkret (Santrock, 2012: 329). Pada tahap operasional

konkret, pemahaman siswa masih terbatas pada hal-hal konkret (Santrock, 2012:

330) oleh karena itu siswa sulit menerima istilah-istilah baru yang mereka pelajari

dalam pelajaran IPA. Siswa membutuhkan media atau metode yang dapat membuat

istilah yang ada menjadi lebih konkret sehingga lebih mudah diingat dan dipahami.

Metode gerak dan lagu adalah salah satu metode yang dapat membantu siswa

memahami pelajaran IPA karena membuat pembelajaran menjadi lebih konkret.

2.1.2 Kemampuan mengingat

Taksonomi Bloom menguraikan kemampuan kognitif manusia ke dalam

enam tingkat proses kognitif yang diharapkan dapat memudahkan guru untuk

mengidentifikasi proses belajar yang dibutuhkan siswa (Supratiknya, 2014: 94;

Kuswana, 2012: 13). Mengingat adalah level paling rendah yang juga merupakan

level paling mendasar dalam Taksonomi Bloom (Wong, 2014: 59). Mengingat

artinya proses memunculkan kembali pengetahuan dan pengalaman yang telah

tersimpan di memori jangka panjang (Anderson & Krathwohl, 2010: 99; Rohmah,

2012: 150-151; Kuswana, 2012: 115). Mengingat digunakan untuk menumbuhkan

kemampuan penyimpanan materi pembelajaran yang sama persis dengan materi

yang diajarkan (Anderson & Krathwohl, 2010: 99). Kemampuan mengingat sangat

(32)

11 penguasaan proses kognitif pada tingkat selanjutnya (Anderson & Krathwohl,

2010: 103; Krathwohl, 2002 (dalam Supratiknya, 2014: 96)).

Dalam kategori mengingat terdapat dua proses kognitif meliputi mengenali

dan mengingat kembali yang dijelaskan sebagai berikut (Anderson & Krathwohl,

2010; Kuswana, 2012):

1. Mengenali

Mengenali adalah proses penempatan pengetahuan dan pengalaman dalam

memori jangka panjang yang sesuai dengan pengetahuan yang telah ada. Proses

ini menuntut siswa mencari informasi yang mirip dengan informasi yang

diterima. Ketika menemukan informasi baru, siswa menentukan apakah

informasi tersebut sesuai dengan pengetahuan yang telah dipelajari

sebelumnya atau tidak.

2. Mengingat kembali

Mengingat kembali adalah proses mendapatkan kembali pengetahuan dan

pengalaman relevan yang tersimpan dalam memori jangka panjang untuk

mencari jawaban atas pertanyaan.

Penjabaran diatas menunjukkan bahwa kemampuan mengingat

berhubungan erat dengan memori. Memori jangka panjang merupakan tempat

tersimpannya pengetahuan dan pengalaman. Proses munculnya pengetahuan dan

pengalaman yang telah tersimpan tersebut melalui dua proses kognitif yaitu

mengenali dan mengingat kembali. Dalam penelitian ini, proses kognitif mengenali

dan mengingat kembali dipakai sebagai dasar perumusan indikator kognitif pertama

yaitu menyebutkan ciri khusus fase daur hidup hewan. Ketika siswa dapat

(33)

12 kognitif mengenali dan mengingat kembali pengetahuan dan pengalaman yang

telah tersimpan dalam memori jangka panjang untuk selanjutnya memberikan

jawaban terhadap soal.

2.1.3 Kemampuan Memahami

Memahami merupakan level kedua dari Taksonomi Bloom. Memahami

artinya siswa mampu membuat hubungan antara makna pembelajaran dengan

pengetahuan maupun pengalaman relevan yang telah tersimpan di dalam memori

jangka panjang dan mampu mendeskripsikannya secara lisan, tulisan maupun

grafik atau gambar (Wong, 2014: 59; Kuswana, 2012: 115; Anderson & Krathwohl,

2010: 100). Kedalaman pemahaman siswa terlihat ketika mampu

mendemonstrasikan pengetahuan, yang dalam penelitian ini dapat dilihat melalui

gerak dan lagu dan mengomunikasikan apa yang baru saja mereka diajarkan kepada

mereka (Moore B. & Stanley, 2010: 8).

Dalam kategori memahami terdapat tujuh proses kognitif meliputi

mengartikan, memberikan contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan,

membandingkan dan menjelaskan yang dijelaskan sebagai berikut (Anderson &

Krathwohl, 2010; Kuswana, 2012):

1. Mengartikan

Proses kognitif ini terjadi ketika siswa dapat mengubah informasi dari satu

bentuk ke bentuk yang lain. Mengartikan dapat berupa perubahan kata-kata

menjadi kata yang lain, gambar menjadi kata, kata menjadi gambar, angka

(34)

13 2. Memberikan contoh

Dalam proses kognitif ini, siswa diminta memberi contoh khusus tentang suatu

konsep atau prinsip. Memberi contoh melibatkan proses identifikasi ciri pokok

dari konsep umum dan menggunakan ciri tersebut untuk membuat contoh.

3. Mengklasifikasikan

Ketika siswa mengetahui bahwa suatu informasi termasuk dalam kategori

tertentu, maka proses klasifikasi sedang terjadi. Mengklasifikasikan

merupakan proses kognitif yang melengkapi proses memberikan contoh.

Mengklasifikasikan melibatkan proses deteksi ciri atau pola yang sesuai

dengan konsep atau prinsip tertentu.

4. Merangkum

Proses merangkum terjadi ketika siswa mengemukakan satu kalimat yang

merepresentasikan informasi yang diterima. Merangkum melibatkan proses

membuat ringkasan.

5. Menyimpulkan

Dalam menyimpulkan, siswa membuat generalisasi sebuah konsep atau prinsip

dan menerangkan contohnya dengan mencermati ciri setiap contohnya dan

menarik hubungan antara ciri-ciri tersebut.

6. Membandingkan

Proses membandingkan melibatkan proses deteksi persamaan dan perbedaan

antara dua atau lebih objek, peristiwa, ide atau situasi. Membandingkan

meliputi pencarian kesesuaian antara elemen-elemen dan pola-pola pada suatu

(35)

14 7. Menjelaskan

Menjelaskan berlangsung ketika siswa dapat membuat dan menggunakan

model sebab akibat yang diturunkan dari teori atau hasil penelitian atau

pengalaman. Penjelasan meliputi proses sebab-akibat yang mencakup bagian

pokok dari suatu sistem atau peristiwa dan menentukan apakah perubahan pada

system atau peristiwa tersebut mempengaruhi perubahan yang lain.

Penjabaran diatas menunjukkan bahwa kemampuan memahami juga

memiliki hubungan erat dengan memori. Pemahaman siswa muncul melalui proses

menghubungkan makna pembelajaran dengan pengetahuan dan pengalaman

relevan yang telah disimpan dalam memori jangka panjang. Dua dari tujuh proses

kognitif dalam kemampuan memahami dipakai sebagai dasar perumusan indikator

kognitif kedua dalam penelitian ini, yaitu menjelaskan proses daur hidup hewan.

Kedua proses kognitif tersebut adalah mengartikan dan menjelaskan. Proses

kognitif mengartikan terjadi ketika siswa mengubah pengetahuan dan pengalaman

belajar yang telah tersimpan dalam memorinya yaitu dalam bentuk gerakan dan

potongan lirik lagu mengenai proses daur hidup hewan menjadi kalimat untuk

menjawab pertanyaan. Proses kognitif menjelaskan terjadi ketika siswa memahami

bahwa perubahan bentuk tubuh dalam setiap fase daur hidup hewan mempengaruhi

proses daur hidup hewan secara keseluruhan yang ditunjukkan melalui jawaban

siswa terhadap soal yang diberikan.

2.1.4 Pembelajaran IPA di SD

Prinsip dasar pembelajaran IPA di sekolah dasar menekankan kepada

(36)

15 mengembangkan kompetensi peserta didik dalam menjelajahi dan memahami alam

sekitar secara ilmiah (BNSP, 2006). Materi IPA yang dikembangkan dalam KTSP

merupakan materi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi

kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat

diidentifikasikan (BNSP, 2006). Siswa yang duduk di bangku sekolah dasar berada

pada tahapan operasi konkret, karena itu pembelajaran yang tepat adalah

mengaitkan materi pelajaran ke dalam tema adalah yang sesuai dan dekat dengan

kehidupan siswa (Kementerian pendidikan dan kebudayaan, 2014).

Hal yang diutamakan dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar adalah

mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir kritis siswa untuk memecahkan

suatu masalah (Susanto, 2013). Rasa ingin tahu siswa dapat digali menggunakan

hal-hal konkret yang terjadi di sekitar siswa. Materi IPA di Sekolah Dasar

memperkenalkan siswa kepada lingkungan sekitarnya dan kejadian dalam

kehidupan sehari-hari (BNSP, 2006). Hal ini menuntut siswa untuk banyak

mengingat dan memahami hal-hal baru di sekitarnya.

Karakter siswa yang hanya mempunyai pemahaman untuk hal-hal bersifat

konkret membuat materi IPA yang berisi istilah baru sulit diingat dan dipahami.

Oleh karena itu, siswa membutuhkan metode atau media yang dapat membantu

siswa mempelajari istilah-istilah tersebut melalui hal atau kegiatan yang konkret.

Salah satu kegiatan konkret yang dapat dipakai adalah metode gerak dan lagu.

Metode gerak dan lagu membuat siswa melakukan kegiatan konkret yaitu bergerak

dan bernyanyi. Hal ini dapat membantu proses mengingat dan memahami istilah

(37)

16

2.1.5 Materi daur hidup hewan

Materi IPA yang akan dipelajari dalam penelitian ini adalah daur hidup

hewan. Dalam KTSP, Daur hidup dipelajari pada kelas IV semester 1. Standar

Kompetensi untuk pembelajaran ini adalah SK 4. Memahami daur hidup beragam

jenis makhluk hidup. Kompetensi Dasar untuk pembelajaran ini adalah KD 4.1

Mendeskripsikan daur hidup beberapa hewan di lingkungan sekitar, misalnya

kecoa, nyamuk, kupu-kupu, kucing. Daur hidup hewan dibagi menjadi dua yaitu

daur hidup hewan tanpa metamorfosis dan daur hidup hewan dengan metamorfosis

(Sumantoro & Hermana, 2011: 58). Materi daur hidup hewan yang dibahas dalam

penelitian ini dibatasi pada daur hidup hewan dengan metamorfosis.

Sumantoro dan Hermana (2011: 60) mengungkapkan bahwa daur hidup

hewan dengan metamorfosis dibedakan menjadi dua yaitu metamorfosis sempurna

dan metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis sempurna ditandai dengan adanya

perbedaan antara bentuk tubuh hewan saat lahir dengan bentuk tubuhnya ketika

dewasa. Contoh hewan yang mengalami metamorfosis sempurna adalah

kupu-kupu. Hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna bentuk tubuhnya saat

lahir tidak terlalu berbeda dengan bentuk tubuhnya saat dewasa. Contoh hewan

yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah kecoa. Berikut ini

merupakan ringkasan materi daur hidup hewan dengan metamorfosis (Haryanto,

2004; Sumantoro & Hermana, 2011) yang akan dipakai dalam pembelajaran:

1. Daur hidup hewan dengan metamorfosis sempurna

a. Daur hidup kupu-kupu

Daur hidup kupu-kupu dimulai dari telur. Telur kupu-kupu biasanya berada

(38)

17 dengan makan daun. Ulat kemudian membuat sarang dari air liurnya. Keadaan ulat

yang terbungkus dalam sarang benang disebut kepompong (pupa). Selama masa

kepompong, ulat berubah menjadi kupu-kupu. Jika telah berubah secara sempurna,

kupu-kupu keluar dari kepompong. Kupu-kupu hidup dengan memakan nektar

(madu) yang terdapat pada bunga. Kupu-kupu berkembang biak dengan cara

bertelur. Dari telur tersebut daur hidup kupu-kupu baru dimulai lagi.

Gambar 2.1 Daur hidup kupu-kupu

b. Daur hidup nyamuk

Daur hidup nyamuk dimulai dari telur. Telur nyamuk berada di air. Telur

menetas menjadi jentik-jentik. Jentik-jentik mendapatkan makanan di air.

Kemudian, jentik-jentik tumbuh dan berubah menjadi pupa. Selanjutnya, pupa

berubah menjadi nyamuk. Nyamuk akan kembali ke air untuk bertelur.

Gambar 2.2 Daur hidup nyamuk

c. Daur hidup lalat

Daur hidup lalat dimulai dari telur. Telur lalat biasanya berada di

(39)

18 kecil. Kemudian belatung berubah menjadi pupa. Setelah beberapa hari pupa

berubah menjadi lalat. Lalat kemudian bertelur di tempat yang kotor. Dari telur

tersebut daur hidup lalat yang baru dimulai lagi.

Gambar 2.3 Daur hidup lalat

d. Daur hidup katak

Daur hidup katak dimulai dari telur. Telur katak berada di air. Telur menetas

menjadi kecebong (berudu). Kecebong hidup dan tumbuh dalam air. Kecebong

bernapas dengan insang. Kemudian, pada kecebong tumbuh sepasang kaki

belakang dan disusul sepasang kaki depan. Semakin lama, ekor katak semakin

mengerut. kecebong tumbuh dan berubah menjadi katak muda. Akhirnya, ekor

katak hilang. Katak muda berubah menjadi katak dewasa yang tidak berekor. Katak

dewasa bernapas dengan paru-paru dan kulit. Katak dewasa hidup di air dan di

darat. Katak dewasa bertelur di dalam air. Dari sini mulailah telur katak menjalani

daur hidupnya.

(40)

19 2. Daur hidup hewan dengan metamorfosis tidak sempurna

a. Daur hidup kecoa

Daur hidup kecoa dimulai dari telur. Telur kecoa menetas menjadi nimfa.

Bentuk nimfa mirip dengan kecoa, bedanya nimfa tidak bersayap. Nimfa tumbuh

menjadi kecoa. Kecoa tidak melalui fase pupa. Kecoa bertelur di air kotor. Dari sini,

daur hidup kecoa yang baru dimulai lagi.

Gambar 2.5 Daur hidup kecoa

2.1.6 Metode gerak dan lagu

Metode adalah cara-cara atau teknik efektif untuk menyampaikan materi

ajar yang menentukan situasi belajar (Prawiradilaga, 2007: 18). Metode

pembelajaran digunakan untuk merealisasikan strategi pembelajaran yang telah

ditetapkan (Mudlofir & Rusydiyah, 2016: 105). Strategi pembelajaran terdiri dari

semua komponen materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan meliputi

sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar

kepada siswa (Mudlofir & Rusydiyah, 2016: 61-62). Oleh karena itu, gerak dan

lagu tidak disebut strategi karena gerak dan lagu belum mencakup semua komponen

materi pengajaran. Gerak dan lagu lebih cocok disebut metode karena gerak dan

lagu dapat menjadi cara efektif untuk menyampaikan bahan ajar yang dapat

(41)

20 Brain Based Learning mengungkapkan pengetahuan baru mengenai

bagaimana otak bekerja yang menyarankan agar para guru menggunakan musik dan

lagu sebagai alat pembelajaran khususnya IPA (Sousa, 2006). Fungsi otak manusia

sangat kompleks, terutama mengenai pengolahan informasi dari pengalaman

(Anderson, 2011). Otak manusia dinamis dan dapat mengatur informasi yang saling

berhubungan dalam memori untuk meningkatkan jaringan informasi selama proses

mengingat (Anderson, 2009). Musik berpotensi sebagai alat pembelajaran

didasarkan pada pemahaman mengenai bagaimana proses pengolahan informasi

yang dibawa oleh musik dan peran musik dalam penyimpanan memori serta

membantu kembali mengingat memori tersebut (Sousa, 2006).

Abril (2011) dalam jurnal berjudul Music, Movement, and Learning

mengungkapkan bahwa gerak dan lagu dapat digunakan untuk mengembangkan

atau menguatkan konsep pengetahuan, keterampilan atau pemahaman. Gerak dan

lagu merupakan komponen musik yang dapat membantu siswa mengingat dan

memahami konsep materi lebih cepat (Abril, 2011). Plato mengatakan bahwa musik

adalah sebuah instrumen pendidikan yang lebih kuat daripada instrumen lainnya

(Rose & Nicholl, 2011: 243). Musik merupakan instrumen yang kuat karena musik

tidak hanya berpengaruh terhadap pemahaman tetapi juga emosi siswa. Musik dapat

meningkatkan suasana hati positif dan merangsang pusat emosional dalam diri

pendengarnya sehingga membantu pendengar dalam meningkatkan daya ingat

(Djohan, 2003: 110-111; Gunawan, 2007: 255; Rose & Nicholl, 2011: 245).

Emosi sangat penting bagi proses pendidikan karena emosi dapat menarik

perhatian siswa yang mendorong siswa fokus dalam proses belajar dan dapat

(42)

21 perasaan dan pemahaman siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan

mempermudah penyimpanan dan pemunculan memori (Gunawan, 2007: 87).

Emosi merupakan perasaan positif tentang siapa dan atau apa yang memberikan

alasan seseorang untuk peduli terhadap suatu pembelajaran (Jensen & Nickelsen,

2011: 56). Salah satu cara untuk menaikan emosi positif adalah dengan membuat

pembelajaran menjadi menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan dapat

diciptakan dalam metode gerak dan lagu. Musik dalam metode gerak dan lagu dapat

mempengaruhi suasana hati dan akan berefek pada meningkatnya konsentrasi,

sehingga siswa akan memberi perhatian lebih sehingga kata-kata atau istilah baru

yang ada di dalam lirik lagu akan lebih mudah diingat (Djohan, 2003: 110). Istilah

baru lebih mudah diingat melalui pembelajaran yang disesuaikan dengan gaya

belajar setiap siswa.

Richard Bandler, John Grinder, dan Michael Grinder (dalam Rose &

Nicholl, 2011: 130-131) telah mengidentifikasi tiga gaya belajar yaitu visual,

auditori dan kinestetik. Gaya belajar visual adalah gaya belajar di mana seseorang

lebih mudah menerima suatu informasi melalui melihat sesuatu. Gaya belajar

auditori adalah gaya belajar di mana seseorang lebih mudah menerima suatu

informasi melalui mendengar sesuatu. Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar

di mana seseorang lebih mudah menerima suatu informasi melalui aktivitas fisik

dan keterlibatan langsung.

Setiap orang memiliki gaya belajarnya tersendiri, oleh karena itu guru harus

menemukan metode pengajaran yang dapat memfasilitasi seluruh gaya belajar

tersebut. Metode gerak dan lagu adalah salah satu metode yang memfasilitasi

(43)

22 menerima informasi dengan melihat gerakan guru dan teman-teman ketika

mempraktekkan metode gerak dan lagu. Siswa dengan gaya belajar auditori dapat

menerima informasi dengan mendengarkan lirik lagu yang dipakai dalam metode

gerak dan lagu. Siswa dengan gaya belajar kinestetik dapat menerima informasi

dengan mempraktikkan gerakan dan menyanyikan lagu dalam metode gerak dan

lagu itu sendiri.

Pembelajaran menggunakan metode gerak dan lagu dapat melibatkan indera

pendengaran, penglihatan, berbicara serta emosi-emosi positif sehingga dapat

membuat memori kita lebih kuat (Rose & Nicholl, 2011: 244). Ketika emosi

terhubung dengan pengalaman langsung yang dialami oleh panca indera, hubungan

saraf menjadi lebih kuat. Hal ini terjadi karena dalam musik, lirik dan melodi yang

menyatu bersama-sama dan hal ini menyediakan beberapa jalur saraf untuk

menyimpan, mengakses dan mengambil memori (Sousa, 2006). Semakin banyak

jalur syaraf yang dibuat, semakin padat memori dan hal ini akan menghasilkan

tertanamnya informasi yang terdapat dalam lagu tersebut (Jensen, 2008).

Tertanamnya memori terjadi seiring dengan aktifnya bagian untuk

mempertahankan memori, ketika dua peristiwa dihubungkan bersama-sama dalam

memori, memori yang satu akan mendorong teringatnya memori yang lain (Sousa,

2006).

Dalam metode gerak dan lagu terdapat pola dan ritme. Ada banyak rima,

pola dan ritme yang telah dikenal oleh masyarakat. Contohnya dalam mengenal

mata angin, dan mengenal urutan nama hari. Pikiran manusia terkesan pada ritme

dan pola yang dapat juga menaikkan emosi kita sehingga informasi yang ada akan

(44)

23 mata angin dan urutan nama hari menggunakan lagu yang memiliki ritme dan pola

tertentu. Lagu-lagu berisi materi tersebut sungguh melekat dalam memori kita

bahkan kita masih dapat mengingatnya hingga saat ini. Ketika belajar menggunakan

musik, otak kanan menikmati irama musik sementara otak kiri memproses lirik

yang terdapat pada lagu (Gunawan, 2007: 255). Hal ini menyebabkan otak kiri dan

kanan berproses bersama yang membuat proses penyerapan informasi menjadi

lebih cepat dan dapat bertahan lama. Metode gerak dan lagu memungkinkan siswa

untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu materi karena aktivitas otak

yang berjalan beriringan.

Dari penjabaran di atas, metode gerak dan lagu yang dipakai dalam

pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan daya ingat siswa. Gerakan dan lagu

yang dipakai di penelitian ini dipilih sendiri oleh siswa. Guru hanya memberikan

materi pembelajaran yang akan dipakai sebagai isi dari lagu. Siswa selanjutnya

memilih lagu apa yang akan mereka pakai dan juga seperti apa liriknya. Siswa

diminta untuk membuat lirik baru dan menghubungkan ide-ide dari wawasan yang

ada untuk membantu siswa membangun pemahaman akhir. Lirik dapat dianalisis

sebagai salah satu dari serangkaian pengalaman yang dirancang untuk membangun

pemahaman konsep dalam hal ini sains (Governor, 2011). Ketika lirik dibuat sendiri

oleh siswa, siswa diharapkan dapat menyusun kata-kata sendiri yang mudah mereka

mengerti sehingga informasi akan bertahan dalam ingatan mereka. Ketika

digunakan secara efektif, lagu yang merupakan salah satu bentuk musik dapat

membantu memfasilitasi proses konseptual (Banilower, dkk., 2008). Gerakan yang

(45)

24 hal ini akan memudahkan otak membuat jaringan kepada materi pelajaran sehingga

mereka akan lebih mudah mengingat dan memahami materi pembelajaran.

2.1.7 Hasil penelitian yang relevan

Widhianawati (2011) meneliti pengaruh pembelajaran melalui gerak dan

lagu dalam meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik siswa usia

dini. Penelitian ini dilakukan di Kelompok Bermain SKB Sumedang. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran gerak

dan lagu dalam meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik siswa

usia dini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimental

dan menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah observasi dan dokumentasi foto. Kelompok eksperimen terdiri

dari 15 siswa di sebuah kelas dan kelompok kontrol terdiri dari 15 siswa di kelas

yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan meningkatnya kecerdasan musikal

dan kecerdasan kinestetik secara signifikan. Peneliti memberikan rekomendasi bagi

guru untuk melakukan pembelajaran dengan gerak dan lagu untuk meningkatkan

aspek perkembangan siswa.

Penelitian lain meneliti mengenai minat belajar Bahasa Inggris siswa usia

dini melalui music and movement atau gerak dan lagu (Matondang, 2005).

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kajian literatur. Pembahasan dalam

penelitian ini berfokus pada pentingnya gerak dan lagu digunakan sebagai alat

motivasi dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris pada siswa usia dini. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengkaji apakah metode gerak dan lagu efektif

(46)

25 penelitian ini adalah melalui metode gerak dan lagu, pendidik dapat menumbuhkan

minat siswa untuk belajar, bahkan dapat membantu siswa untuk memahami materi

yang diajarkan dengan lebih mudah.

Donna Governor (2011), dalam disertasinya, meneliti mengenai

pembelajaran IPA menggunakan lagu. Metode penelitian yang dipilih adalah

kualitatif dengan desain studi multi kasus. Penelitian ini dilaksanakan di enam

sekolah menengah yang semuanya terletak di pinggir kota Georgia, Amerika

Serikat. Subyek penelitian ini adalah guru IPA di enam sekolah tersebut dan seluruh

siswa dalam kelas pembelajaran IPA. Penelitian ini ingin melihat bagaimana

penggunaan lagu yang mengandung materi IPA selama pembelajaran di dalam

enam kelas IPA pada suatu sekolah menengah di pinggir kota Georgia, Amerika

Serikat. Kelas yang diamati dalam penelitian ini masing-masing 2 kelas dari

masing-masing jenjang (kelas VI, kelas VII, dan kelas VIII). Data penelitian

diambil mulai awal September tahun 2010 hingga tanggal 3 Januari 2011. Data

diperoleh melalui wawancara, observasi dan diskusi kelas. Kemudian, setiap data

dianalisis secara mandiri lalu disintetis dengan menggunakan analisis multi kasus.

Hasil dari penelitian ini adalah lagu-lagu berisi materi IPA dapat membantu siswa

mengeksplorasi hubungan antara istilah dalam ilmu pengetahuan dan maknanya

dalam rangka membangun pemahaman mereka tentang konsep-konsep dalam ilmu.

Hal lain yang menarik adalah pembelajaran dengan lagu mendapat perhatian siswa

dan melibatkan mereka dalam belajar. Keberhasilan penelitian ini tidak

menyarankan bahwa lagu akan digunakan untuk menggantikan kegiatan belajar

lainnya, tapi dapat memberikan pengalaman tambahan yang dapat digunakan untuk

(47)

26 Penelitian di atas menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan

musik berpengaruh kepada siswa sekolah menengah. Governor (2011)

menyarankan agar penelitian lebih lanjut harus mempertimbangkan penggunaan

lagu untuk mengajar ilmu dilihat dari desain penelitan kuantitatif atau metode

campuran. Penelitan selanjutnya dapat membuktikan apakah ada perbedaan yang

dapat diukur dari hasil belajar siswa setelah menggunakan lagu saat belajar. Pada

penelitian selanjutnya dapat lebih fokus pada kegiatan yang dilakukan siswa

sehingga siswa menemukan sendiri lagu berisi materi yang bermanfaat untuk

belajar.

Ketiga penelitian di atas membahas pemakaian metode gerak dan lagu

dalam pembelajaran di kelas. Hasil penelitian-penelitian yang ada menunjukkan

bahwa metode gerak dan lagu dapat menjadi salah satu metode yang efektif untuk

meningkatkan berbagai macam aspek perkembangan siswa (Matondang, 2005;

Widhianawati, 2011). Selain itu metode gerak dan lagu juga merupakan sesuatu

yang baru bagi siswa sehingga siswa merasa terbantu untuk memahami

konsep-konsep pelajaran (Governor, 2011). Penjelasan penelitian-penelitian di atas

menunjukkan bahwa penelitian mengenai metode gerak dan lagu hanya dilakukan

kepada siswa usia dini dan sekolah menengah saja, sedangkan untuk sekolah dasar

belum pernah dilakukan pengkajian serupa. Oleh karena itu, penelitian ini akan

mengkaji pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan

mengingat dan memahami pelajaran IPA pada jenjang pendidikan sekolah dasar

(48)

27 2.1.8 Literature Map

Gambar 2.6 Literature map

Literature map diatas menunjukkan penelitian-penelitian terdahulu yang

pernah dilakukan mengenai gerak dan lagu. Penelitian Matondang (2005)

merupakan penelitian kajian literatur mengenai minat anak usia dini terhadap

pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan metode gerak dan lagu.

Penelitian Widhianawati (2011) merupakan penelitian kuantitatif quasi

experimental mengenai pengaruh metode gerak dan lagu terhadap kecerdasan

musical dan kecerdasan kinestetik anak usia dini. Governor (2011) melakukan

penelitian kualitatif mengenai penggunaan lagu dalam pembelajaran IPA di sekolah Yang akan diteliti:

Pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan mengingat dan memahami

pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan Baru 1 Yogyakarta

(49)

28 menengah. Penelitian-penelitian di atas belum ada yang mengkaji metode gerak dan

lagu untuk jenjang pendidikan sekolah dasar dan juga pengaruhnya terhadap

kemampuan mengingat dan memahami. Oleh karena itu, penelitian ini akan

membahas pengaruh penggunaan metode gerak dan lagu terhadap kemampuan

mengingat dan memahami pelajaran IPA pada jenjang pendidikan sekolah dasar

yang dikaji dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif quasi experimental.

2.2 Kerangka Berpikir

Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, guru

harus memilih metode pembelajaran yang dapat mengakomodasi gaya belajar

setiap siswa yang berbeda-beda. Metode pembelajaran gerak dan lagu dapat

mengakomodasi segala kecerdasan dan gaya belajar setiap siswa (Jensen, 2005).

Hal ini terjadi karena apapun jenis kecerdasan siswa dan bagaimanapun gaya

belajarnya, semua hasil belajar siswa akan disimpan dalam memori otak. Musik

yang terkandung dalam metode gerak dan lagu dapat mempengaruhi pusat-pusat

emosional sistem limbik otak sehingga dapat meningkatkan daya ingat siswa (Rose

& Nicholl, 2011: 244; Jensen, 2005). Selain itu, musik juga dapat membuat kita

lebih mudah mengingat dan memahami materi yang disajikan karena ketika belajar

menggunakan musik, otak kanan menikmati irama musik sementara otak kiri

memproses lirik yang terdapat pada lagu (Gunawan, 2007: 255).

Materi yang dipilih dalam pembelajaran adalah daur hidup hewan. Standar

Kompetensi yang dipilih adalah SK 4. Memahami daur hidup beragam jenis

makhluk hidup dan Kompetensi Dasar yang dipilih adalah KD 4.1 Mendeskripsikan

(50)

kupu-29 kupu, kucing. Materi daur hidup hewan dipilih karena mengandung banyak

informasi berupa istilah dan pengetahuan baru yang cukup sulit dimengerti siswa.

Jika metode gerak dan lagu diterapkan pada siswa kelas IV SD Kanisius

Demangan Baru 1 Yogyakarta, akan berpengaruh terhadap peningkatan

kemampuan mengingat dan memahami siswa terhadap pelajaran IPA khususnya

materi daur hidup hewan. Hal ini dikarenakan gerak dan lagu dapat membantu

pemahaman melalui proses sinkronisasi antara otak kanan dan otak kiri (Gunawan,

2007: 255) dan juga melalui meningkatnya emosi positif yang dapat meningkatkan

pemahaman (Jensen & Nickelsen, 2011: 57) terlebih ketika dua peristiwa

dihubungkan bersama-sama dalam memori, memori yang satu akan mendorong

teringatnya memori yang lain (Sousa, 2006).

2.3Hipotesis Penelitian

1. Penggunaan metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan

mengingat pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan

Baru 1 Yogyakarta.

2. Penggunaan metode gerak dan lagu berpengaruh terhadap kemampuan

memahami pelajaran IPA pada siswa kelas IV SD Kanisius Demangan

Gambar

grafik. Siswa dengan gaya belajar auditori lebih banyak memanfaatkan indera
grafik atau gambar (Wong, 2014: 59; Kuswana, 2012: 115; Anderson & Krathwohl,
Gambar 2.1 Daur hidup kupu-kupu
Gambar 2.3 Daur hidup lalat
+7

Referensi

Dokumen terkait

dengan judul “ Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik dan Karakteristik Pekerjaan Terhadap Kepuasan Kerja (Studi pada Karyawan Hotel Bintang Dua di Yogyakarta) ”.. Semoga skripsi

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa diperlukan basis data yang digunakan untuk menyimpan data barang masuk, barang keluar, dan data permintaan barang yang akan

K[ltrrAlAN UJr

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa mahasiswa dengan gaya hidup sedentary di PSIK UMY rata-rata memiliki nilai HRV sangat tinggi yang berarti sistem saraf otonom

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi. PADANG

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Guna Menyelesaikan Studi pada Program Diploma III. Fakultas Ekonomi Universitas

Untuk mencapai maksud tersebut akan dikaji secara mendasar (tinjauan instruksional khusus: TIK) tiga pokok bahasan (PB) yang menyangkut : pertama manajemen Iingkungan

Hasil rekapitulasi observasi kelas untuk kecakapan komunikasi lisan siswa diinterpretasikan untuk melihat persentase indikator yang dimunculkan pada masing-masing