• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASIKAN DAN MENCIPTA PADA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS WIROBRAJAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASIKAN DAN MENCIPTA PADA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS WIROBRAJAN"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENGGUNAAN

MIND MAP

TERHADAP

KEMAMPUAN MENGAPLIKASIKAN DAN MENCIPTA

PADA PELAJARAN IPA

DI SD KANISIUS WIROBRAJAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

Susilawati

NIM. 081134141

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Kebahagiaan itu datang dari diri kita sendiri dan datang dari

orang-orang di sekeliling kita

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:

Yesus Kristus dan Ibu Maria yang selalu mendampingi

saya

Bapak, Ibu, dan ke-dua kakak yang saya cintai

Kekasihku yang selalu mendukung dan memotivasi saya

Dosen PGSD yang terkasih

(5)
(6)
(7)

vii

ABSTRAK

Nama : Susilawati. 2012. Pengaruh Penggunaan Mind Map terhadap Kemampuan Mengaplikasikan dan Mencipta pada Pelajaran IPA di SD Kanisius Wirobrajan. Skripsi. Yogyakarta: PGSD, Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci : metode mind map, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan mencipta, mata pelajaran IPA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan mind map terhadap 1) kemampuan mengaplikasikan dan 2) kemampuan mencipta pada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta pada Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012 pada mata pelajaran IPA materi mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan.

Desain penelitian ini adalah quasi experimental design tipe non-equivalent control group design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDK Wirobrajan yang terdiri dari kelas VA sebanyak 32 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas VB sebanyak 35 siswa sebagai kelompok kontrol. Instrumen penelitian berupa 6 soal essai untuk mengukur kemampuan kognitif anak dari tingkatan yang rendah sampai tingkatan yang paling tinggi. Instrument tersebut telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas berdasarkan analisis statistik. Analisis data dilakukan dengan membandingkan skor pretes, membandingkan skor pretes ke postes, dan membandingkan skor postes atau selisih skor pretes ke postes kelompok eksperimen dan kontrol.

(8)

viii

ABSTRACT

Name : Susilawati. 2012. The Influence of Mind Mapping toward Application and Creation Ability in Science Subject – A Research in Kanisius Elementary School Wirobrajan. Skripsi. Yogyakarta: PGSD, Sanata Dharma University.

Keywords: mind map method, application ability, creation ability, science subject.

The aim of this research is to know the influence of mind mapping toward 1) 5th grade students’ application ability and 2) 5th grade students’ creation ability of Kanisius Elementary School Wirobrajan Yogyakarta Even Semester 2011/2012 in science subject: identify natural happenings in Indonesia and its impact to living creatures and environment.

The design of this research is quasi experimental type non-equivalent control group. The subject of this research is 5th grade students’ Kanisius Elementary School Wirobrajan which consists of 32 students of VA as an experimental group and 35 students of VB as a control group. Instrument of the research is 6 essay questions to measure children cognitive ability from ground level to the highest level. The instrument has fulfilled validity and reliability requirements based on statistic analysis. Data analysis is done by comparing pre test score, comparing pre test to post test, and comparing post test score or difference between pre test to post test score experimental group and control group.

(9)

ix

SEKAPUR SIRIH

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena rahmat, kasih, dan setiaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP

TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASIKAN DAN MENCIPTA

PADA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS WIROBRAJAN” ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan, dan kerjasama dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A., selakuk Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dosen pembimbing I, yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

3. Elga Andriana, S.Psi., M.Ed., selaku dosen pembimbing II, yang senantiasa memberikan bimbingan dan motivasi dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. 4. Hr. Klidiatmoko, selaku kepala SD Kanisius Wirobrajan yang memberikan

ijin penelitian dan dukungan kepada penulis.

5. Ag. Wahyu Utami, S.Pd., selaku guru kelas VA SD Kanisius Wirobrajan yang memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra penelitian kolaboratif.

6. Siswa-siswi kelas VA dan VB SD Kanisius Wirobrajan, yang bersedia sebagai subjek penelitian.

7. L. Kisjan Siswamartaya dan Valentina Temu, selaku orang tua yang selalu mendukung dan memotivasi saya dalam menyelesaikan karya ilmiah ini. 8. Markus Kastono dan Lusia Sutarti, selaku kakak saya yang selalu mendukung

(10)

x 9. Evi Dyah A.C. dan Mardiyani T.R.A., selaku teman-teman penelitian kolaboratif IPA SD Kanisius Wirobrajan yang selalu berbagi pengetahuan, semangat, dan kasih kepada penulis.

10.Teman-teman Tim Penelitian IPA, yang selalu bersama-sama dalam melakukan penelitian sampai selesai.

11.Teman-teman PPL dan PKM SD Kanisius Wirobrajan, yang memberikan bantuan selama penulis melakukan penelitian di sekolah.

12.Teman-teman kuliah yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada peneliti selama penelitian berlangsung.

13.Teman-teman mudika St. Mikael yang memberikan semangat dan dukungan kepada peneliti selama penelitian berlangsung.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan karya ilmiah ini. untuk itu, penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran dari semua pihak. Besar harapan penulis karya ilmiah ini berguna bagi pembaca.

(11)

xi

DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

SEKAPUR SIRIH ... iv

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ………xiii

DAFTAR GAMBAR ………...xiv

DAFTAR LAMPIRAN ……….xv

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ...4

2.1 Kajian Pustaka ... 4

2.1.1 Teori-Teori yang Mendukung ... 4

2.1.1.1 Metode Pembelajaran dengan Mind map ... 4

1. Teori Perkembangan Kognitif Anak ... 4

2. Metode Pembelajaran ... 6

3. Pembelajaran dengan Mind map ... 7

2.1.1.2 Proses Kognitif Mengaplikasikan dan Mencipta ... 9

2.1.1.3 Mata Pelajaran ... 12

1. Hakekat IPA ... 13

2. Tujuan Pembelajaran IPA ... 14

3. Materi Ajar Kelas V SD ... 15

2.1.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu ... 15

2.1.2.1 Penelitian-penelitian tentang Mind map ... 15

2.1.2.2 Penelitian-penelitian tentang Proses Kognitif ... 16

2.1.2.3 Literature Map ... 17

2.2 Kerangka Berpikir ... 18

2.3 Hipotesis ... 18

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

3.1 Jenis Penelitian ... 20

3.2 Populasi dan Sampel ... 20

3.3 Jadwal Pengambilan Data ... 21

(12)

xii

3.5 Definisi Operasional ... 22

3.6 Instrumen Peneliitian ... 23

3.7 Uji Validitas dan Reliabel ... 24

3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.9 Teknik Analisis Data ………27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1 Hasil Penelitian ... 31

4.1.1 Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap Kemampuan Mengaplikasikan ... 31

4.1.1.1 Perbandingan Skor Pretest ... 33

4.1.1.2 Perbandingan Skor Pretest ke Posttest ... 34

4.1.1.3 Perbandingan Skor Posttest ... 35

4.1.2 Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap Kemampuan Mencipta ... 37

4.1.2.1 Perbandingan Skor Pretest ... 39

4.1.2.2 Perbandingan Skor Pretest ke Posttest ... 40

4.1.2.3 Perbandingan Selisih Skor Pretest dengan Posttest ... 41

4.1.3 Rangkuman Hasil Penelitian ... 44

4.2 Pembahasan ... 44

4.3 Keterbatasan Penelitian ... 46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

5.1 Kesimpulan ... 47

5.2 Saran ... 48

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

JUDUL HALAMAN

Tabel 1. Jadwal Pengambilan Data ... 21

Tabel 2. Matriks Pengembangan Instrumen ... 24

Tabel 3. Hasil Uji Validitas yang Pertama ... 25

Tabel 4. Hasil Uji Validitas yang Kedua ... 25

Tabel 5. Hasil Uji Pembeda Soal Essai yang Pertama ... 26

Tabel 6. Hasil Uji Pembeda Soal Essai yang Kedua ... 26

Tabel 7. Hasil Uji Reliabel yang Pertama ... 26

Tabel 8. Hasil Uji Reliabel yang Kedua ... 26

Tabel 9. Pengumpulan Data dan Instrumen ... 27

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengaplikasikan ... 32

Tabel 11. Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest Mengaplikasikan ... 34

Tabel 12. Hasil Uji Perbandingan Pretest ke Posttest Mengaplikasikan…………35

Tabel 13. Hasil Perbandingan Skor Posttest ... 35

Tabel 14. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mencipta ………38

Tabel 15. Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mencipta ...………39

Tabel 16. Hasil Uji Perbandingan Pretest ke Posttest Kemampuan Mencipta …41 Tabel 17. Selisish Kelompok Kontrol dan Eksperimen ………41

Tabel 18. Uji Normalitas Selisih ………42

Tabel 19. Hasil Perbandingan Selisih Skor ………...42

Tabel 20. Rangkuman Perbandingan Skor Pretest ... 44

Tabel 21. Rangkuman Hasil Perbandingan Kenaikan Nilai ………44

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

JUDUL HALAMAN

Gambar 1. Mind Map Banjir ………9

Gambar 2. Literature Map dari Penelitian-penelitian Terdahulu ………17

Gambar 3. Proses Penyusunan Hipotesis ………19

Gambar 4. Desain Penelitian ………20

Gambar 5. Variabel Penelitian ………22

Gambar 6. Kenaikan Skor Kelompok Kontrol dan Eksperimen data Mengaplikasikan ………37

Gambar 7. Kenaikan Skor Kelompok Kontrol dan Eksperimen Data Mencipta .. 43

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

JUDUL HALAMAN

Lampiran 1. Silabus dan RPP ………....51

Lampiran 2. Hasil Pembuatan Mind Map ………84

Lampiran 3. Hasil Uji Validitas ………89

Lampiran 4. Uji Reliabilitas ………91

Lampiran 5. Uji Beda Instrumen ………...92

Lampiran 6. Instrumen untuk pengambilan data dan Kunci Jawaban …………...93

Lampiran 7. Rubrik Penilaian ………....99

Lampiran 8. Rekapitulasi Data Mengaplikasikan dan Mencipta ………101

Lampiran 9. Tabulasi Data Mengaplikasikan dan Mencipta ………...102

Lampiran 10. Uji Normalitas data Mengaplikasikan ………...111

Lampiran 11. Uji Perbandingan Pretest Kontrol dengan Eksperimen …………111

Lampiran 12. Uji Perbandingan Pretest ke Posttest Kelompok Kontrol ………112

Lampiran 13. Uji Perbandingan Pretest ke Posttest Kelompok Eksperimen …..112

Lampiran 14. Uji Perbandingan Posttest Data Mengaplikasikan ………....113

Lampiran 15. Uji Normalitas Data Mencipta ………..113

Lampiran 16. Uji Perbandingan Pretest Kontrol dengan Eksperimen …………114

Lampiran 17. Uji Perbandingan Pretest ke Posttest Kontron dan Eksperimen... 114

Lampiran 18. Uji Normalitas Selisih Kontrol dan Kelompok Eksperimen ……115

Lampiran 19. Uji Perbandingan Selisih Skor Data Mencipta ………..115

Lampiran 20. Foto-foto Penelitian ………..116

Lampiran 21. Surat Keterangan Penelitian dari FKIT ……….120

Lampiran 22. Surat Keterangan Penelitian dari SDK Wirobrajan ………..121

(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab I yaitu pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Keempat bagian tersebut diuraikan dalam subbab-subbab berikut.

1.1Latar Belakang

Mata pelajaran IPA termasuk dalam lima mata pelajaran pokok di Sekolah Dasar. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran seharusnya dilakukan dengan aktif dan menarik. Hal tersebut dikarenakan pelajaran IPA merupakan pelajaran yang berkaitan langsung dengan peristiwa alam dan lingkungan sekitar, sehingga siswa dapat memanfaatkan pengetahuan dasarnya untuk mengembangkan pengetahuan IPA di alam dan di lingkungannya.

Pembelajaran IPA seharusnya menggunakan metode-metode yang dapat mengaktifkan siswa. Siswa tidak hanya menerima tetapi aktif belajar sendiri dan berusaha menyelesaikan masalah yang dihadapi. Demikian pula halnya dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar sebaiknya menggunakan metode yang dapat membantu siswa dalam memotivasi diri dan menyenangkan bagi siswa.

Pembelajaran IPA cenderung hanya menyampaikan fakta-fakta, konse-konsep, dan teori-teori saja. Masih banyak model pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa saat proses pembelajaran. Siswa cenderung hanya menyimak apa yang disampaikan guru. Para guru lebih sering menggunakan metode yang mudah dilakukan dan menghemat waktu.

(17)

2 dan membuat kegaduhan di kelas, sehingga siswa kurang memahami materi yang dipelajari. Pengetahuan siswa kurang berkembang pada level yang tinggi di mana siswa hanya belajar pada tingkat kemampuan mengingat dan memahami saja.

Kondisi pembelajaran seperti yang sudah dipaparkan di atas, sangat jauh berbeda dengan yang diharapkan pada pembelajaran IPA dalam pendidikan sekarang ini. Untuk mengatasi permasalahan tersebut guru harus meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Salah satu metode yang baik untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa yaitu metode mind map. Menggunakan metode mind map dapat mengaktifkan setiap siswa dan dapat mengembangkan pola pikir serta kemampuan sampai tingkat yang paling tinggi.

Benjamin S. Bloom membagi dimensi kognitif ke dalam 6 tingkatan, yang dikenal dengan taksonomi Bloom. Taksonomi Bloom dari tingkatan yang paling rendah yaitu pengetahuan, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, sintesis, dan evaluasi. Anderson (2010) merevisi taksonomi Bloom menjadi taksonomi pendidikan baru, dengan mengganti pengetahuan menjadi mengingat, menghilangkan sintesis, dan menambah kemampuan mencipta.

Masalah dibatasi pada peningkatan kemampuan mengaplikasikan dan mencipta menggunakan metode mind map. Penelitian dilakukan dengan model Quasi Experimental Design tipe non-equivalent control group design (Sugiyono, 2010:116). Hasil posttest kelompok kontrol dan eksperimen dibandingkan, dan diukur signifikansi perbandingan posttest.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1.2.1 Apakah metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasikan siswa kelas V di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta mata pelajaran IPA untuk Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungansemester genap tahun ajaran 2011/2012?

(18)

3 yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungansemester genap tahun ajaran 2011/2012?

1.2 Tujuan Penelitian

Sebagaimana telah diungkapkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu:

1.3.1 Mengetahui pengaruh metode mind map terhadap kemampuan mengaplikasikan siswa kelas V di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta mata pelajaran IPA untuk Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungansemester genap tahun ajaran 2011/2012.

1.3.2 Mengetahui pengaruh metode mind map terhadap kemampuan mencipta siswa kelas V di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta mata pelajaran IPA untuk Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan semester genap tahun ajaran 2011/2012.

1.3 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1.3.2 Peneliti

Peneliti dapat menggunakan metode mind map pada siswa Sekolah Dasar dalam meningkatkan kemampuan kognitif terutama kemampuan mengaplikasikan dan mencipta.

1.3.3 Siswa

Siswa mendapatkan pengalaman berharga dalam belajar yaitu menggunakan metode mind map.

1.3.4 Guru

(19)

4

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini berisi kajian pustaka, penelitian-penelitian terdahulu, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka membahas metode pembelajaran dengan mind map, proses kognitif mengaplikasikan dan mencipta, dan mata pelajaran IPA. Penelitian-penelitian dahulu berisi penelitian-penelitian tentang mind map dan penelitian-penelitian tentang proses kognitif siswa Sekolah Dasar. Selanjutnya dirumuskan dalam kerangka berpikir dan hipotesis penelitian yang berisi dugaan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-Teori yang Mendukung

2.1.1.1 Metode Pembelajaran dengan Mind Map

Sebelum dibahas metode pembelajaran dengan mind map, terlebih dahulu dibahas teori perkembangan kognitif anak dan metode pembelajaran sebagai berikut:

1. Teori Perkembangan Kognitif Anak

“Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman” Hurlock (1980:2). Seperti yang dikatakan Van den Daele (dalam Hurlock, 1980:2) “perkembangan berarti perubahan secara kualititatif”. Hal ini berarti bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan berapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.

(20)

5 a. Fase Sensorimotor (0 – 2 tahun)

Pada fase ini anak berinteraksi dengan dunia di sekitarnya menggunakan pancainderanya. Sejak lahir anak sudah memiliki gerak-gerak refleks dan dapat merespon serta memahami sifat-sifat khusus benda-benda yang ada di sekitarnya.

b. Fase Praoperasional (2 – 7 tahun)

Pada fase ini anak mulai dapat bercakap-cakap dan memiliki kemampuan untuk menggambarkan suatu objek. Anak juga bertindak sesuai pandangannya sendiri dan berpikir secara intuitif yaitu anak belum dapat memberikan alasan suatu kegiatan.

c. Fase Operasional Konkret (6 – 11 atau 6 – 12 tahun)

Pada fase ini anak sudah mulai berpikir secara logis dengan melihat benda-benda konkret. Anak juga berpikir secara deduktif, mampu mengelompokkan atau mengurutkan benda di sekitarnya. d. Fase Operasional Formal (11 – 14 tahun dan seterusnya)

Pada fase ini anak dapat berpikir abstrak dengan cara mengemukakan ide-ide, memprediksikan kejadian, dan melakukan proses berpikir ilmiah. Anak berusaha membuktikan hipotesis dengan cara-caranya sendiri.

Perkembangan anak tidak hanya dipengaruhi oleh diri anak sendiri tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan. Proses perkembangan anak di lingkungan yaitu dengan proses asimilasi dan akomodasi (Trianto, 2010:70). Asimilasi menurut Slavin (dalam Trianto, 2010:70) adalah penginterprestasian pengalaman baru dalam hubungannya dengan skema-skema yang ada. Sedangkan akomodasi adalah pengubahan skema-skema yang ada untuk mencocokkan dengan situasi-situasi baru.

(21)

6 2. Metode Pembelajaran

Beberapa metode mengajar menurut Hasibuan dan Moedjiono (1986:13-29) bisa dipaparkan sebagai berikut:

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penyampaian materi pelajaran dengan komunikasi secara lisan. Metode tersebut biasanya digunakan untuk menyampaikan informasi dan pengertian. Kelemahannya yaitu siswa cenderung pasif dan cepat bosan. b. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab sangat sering digunakan dalam proses belajar. Sebaiknya dalam melakukan tanya jawab digunakan pertanyaan-pertanyaan yang baik sehingga para siswa dapat berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar.

c. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara belajar di mana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk melakukan perbincangan ilmiah untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan suatu masalah. Metode ini berguna untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas anak.

d. Metode Kerja Kelompok

Kerja kelompok merupakan salah satu strategi belajar-mengajar yang memiliki kadar CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan metode ini adalah tujuan, interaksi, dan kepemimpinan.

e. Metode Simulasi

(22)

7 f. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi yaitu metode mengajar yang sangat efektif untuk membantu siswa menemukan jawaban dari setiap pertanyaan. Demonstrator dalam metode ini yaitu guru kelas, guru lain (orang dari luar), atau siswa yang memeragakan di depan kelas.

Pembelajaran sebaiknya menggunakan metode yang benar-benar dapat memotivasi dan menyenangkan. Dengan demikian saat memilih metode yang sesuai dengan materi harus mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan masing-masing metode.

3. Pembelajaran dengan Mind Map

Mind map menurut Michalko (dalam Buzan, 2011:2) adalah “Alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran linear. Mind map menggapai ke segala arah dan menangkap berbagai pikiran dari segala sudut.” Mind map juga memudahkan kita dalam mencatat berbagai informasi dari luar masuk ke dalam otak.

Mind map adalah sistem penyimpanan, penarikan, dan akses yang luar biasa untuk perpustakaan raksasa, yang sebenarnya ada dalam otak yang menakjubkan (Buzan, 2011:2). Mind map membantu kita memasukkan potongan-potongan informasi baru ke perpustakaan kita dan secara otomatis dikaitkan dengan semua informasi yang sudah ada di dalam kepala kita.

Buzan (2011:6) menjelaskan bahwa mind map dapat membantu kita dalam banyak hal. Mind map dalam kehidupan sehari-hari dapat membantu kita merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menghemat waktu, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat lebih baik, belajar lebih cepat dan efisien, dan melihat gambar keseluruhan.

(23)

8 menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi saling terpisah, memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian, memungkinkan kita mengelompokkan konsep, dan membantu kita membandingkan.

Pembuatan mind map membutuhkan bahan-bahan sebagai berikut: kertas putih kosong tanpa garis, pena dan pensil warna, otak, dan imajinasi. Menurut Buzan (2007:10) imajinasi membuat otak kiri dan kanan bekerja bersama-sama dengan baik, maka dapat mengingat segala sesuatu dengan lebih baik dan dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan langkah membuat mind map menurut Buzan (2011:15) yaitu:

a. Memulai dari bagian tengah kertas kosong. Memulai dari tengah agar memberi keleluasaan otak untuk memunculkan sub-sub tema ke segala arah.

b. Menggunakan gambar (simbol) atau foto untuk ide sentral Anda. Menggunakan gambar akan lebih membantu kita dalam berimajinasi dan mengungkapkan kata-kata baru dari tema atau sub tema.

c. Menggunakan warna. Menggunakan warna membuat mind map yang dibuat lebih menarik dan lebih hidup.

d. Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat. Membuat ranting-ranting yang berhubungan ke cabang dan seterusnya. Hal tersebut membuat otak kita mengaitkan beberapa hal sekaligus dan kita lebih mudah dalam memahami dan mengingatnya.

e. Membuat garis hubung yang melengkung. Cabang-cabang melengkung akan terlihat lebih menarik daripada garis lurus, sehingga pembuatan mind map tidak akan membosankan.

(24)

9 g. Menggunakan gambar. Menggunakan gambar-gambar pada

sub-sub tema akan lebih bermakna dan dapat memicu kita dalam memunculkan kata-kata baru.

Berikut ini contoh hasil pembuatan mind map:

Gambar 1. Mind map Banjir

Metode mind map merupakan metode yang tepat jika digunakan dalam mengaktifkan anak dan membantu anak dalam belajar. Menggunakan metode mind map dapat membuat anak berimajinasi dengan mengembangkan tema menjadi bagian sub-sub tema dari materi yang dipelajari dan anak lebih lama dalam mengingat materi-materinya.

2.1.1.2 Proses Kognitif Mengaplikasikan dan Mencipta

(25)

10 Anderson (2010:99-133) menjelaskan keenam pengetahuan kognitif anak, sebagai berikut:

1. Mengingat

Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Tingkatan mengingat dibedakan menjadi 2 macam yaitu mengenali dan mengingat kembali.

2. Memahami

Proses memahami yaitu proses mengonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan, atau grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Proses-proses kognitif dalam memahami yaitu menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

3. Mengaplikasikan

Proses mengaplikasikan yaitu penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Proses kognitif mengaplikasikan terdiri dari proses mengeksekusi dan mengimplementasikan.

4. Menganalisis

Menganalisis yaitu proses memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dengan struktur keseluruhannya. Membedakan, mengorganisasi, dan mengontribusi merupakan bagian dari proses kognitif menganalisis.

5. Mengevaluasi

(26)

11 6. Mencipta

Mencipta yaitu proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Mencipta berisikan tiga proses kognitif yaitu merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.

Dari 6 proses kognitif di atas, yang akan diteliti yaitu mengaplikasikan dan mencipta.

1. Mengaplikasikan

Menurut Anderson (2010:116-120) mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural seperti pemecahan masalah dan penyelesaian soal. Mengaplikasi terdiri dari dua proses kognitif yaitu mengeksekusi (ketika tugasnya hanya soal latihan yang familier) dan mengimplementasikan (ketika tugasnya merupakan masalah yang tidak familier).

a. Mengeksekusi

Proses mengeksekusi dalam pembelajaran yaitu saat siswa menerapkan prosedur dalam menghadapi tugas yang sudah pernah dikerjakan. Penerapan prosedur tertentu dalam menyelesaikan tugas yang hampir mirip dengan yang pernah dikerjakan sebelumnya merupakan proses mengeksekusi. Misalnya menemukan nilai x dalam 5x – 10 = 5.

b. Menggunakan

Menggunakan yaitu proses menggunakan pengetahuan konseptual untuk memecahkan masalah. Misalnya menggunakan langkah-langkah dengan memanfaatkan benda-benda yang ada.

c. Mengimplementasikan

(27)

12 2. Mencipta

Mencipta yaitu penggabungan beberapa unsur untuk keseluruhan yang koheren dan atau fungsional, sehingga terbentuk unsur-unsur yang baru. Tujuan dalam kategori mencipta tidak mengutamakan orisinal atau kekhasan, tetapi lebih menekankan kemampuan siswa dalam menghasilkan sintesis yang baru. Misalnya menyusun kembali unsur-unsur lama menjadi unsur-unsur yang baru atau menata kembali materi yang lama. Mencipta terdiri dari tiga proses kognitif, sebagai berikut:

a. Merumuskan

Proses merumuskan yaitu menemukan masalah dan membuat hipotesis yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Misalnya siswa diminta untuk membuat hipotesis dari masalah yang ada, seperti membuat hipotesis dari masalah kebakaran hutan di Kalimantan.

b. Merencanakan

Proses merencanakan yaitu pembuatan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Siswa dalam merencanakan dapat berawal dari membuat sub-sub tujuan atau tugas-tugas apa yang akan dilakukan dalam menyelesaikan masalah. Misalnya merancang proposal untuk suatu penelitian, membuat karangan, atau merancang langkah-langkah dalam penelitian.

c. Memproduksi

Memproduksi yaitu proses pembuatan atau menjalankan rencana-rencana yang dibuat dalam menyelesaikan masalah. Misalnya membuat rancangan rumah anti gempa dengan kriteria tertentu.

2.1.1.3Mata Pelajaran

(28)

13 1. Hakekat IPA

Kata “IPA” merupakan singkatan kata-kata “Ilmu Pengetahuan Alam”. Menurut Iskandar (1996:1-2) pengertian “Ilmu Pengetahuan Alam adalah penyelidikan yang terorganisi untuk mencari pola atau keteraturan dalam alam.” Menurut Webster’s (dalam Iskandar, 1996:2) IPA juga dapat diartikan pengetahuan tentang alam dan gejalanya. Purnell’s (dalam Iskandar, 1996:2) mengartikan IPA sebagai pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan “hukum”, “prinsip”, “teori”, dan “hipotesis”. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu pengetahuan yang luas tentang alam dan gejalanya yang diselidiki secara terorganisir dengan observasi dan eksperimen. Alam berisikan berbagai keanekaragaman dan keteraturan, sehingga hakikat IPA dibagi menjadi 2 macam yaitu hakikat IPA sebagai suatu produk dan hakikat IPA sebagai suatu proses. Iskandar (1996:1-5) menjelaskan dua produk tersebut sebagai berikut:

a. Hakikat IPA sebagai suatu produk

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin disebut juga sebagai produk IPA. Bentuk IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA.

b. Hakikat IPA sebagai suatu keterampilan proses

Keterampilan proses menggunakan berbagai prosedur empirik dan prosedur analitik dalam usaha untuk memahami alam semesta. Keterampilan proses juga menggunakan metode ilmiah dalam memperoleh pengetahuan.

(29)

14 penyimpulan hasil eksperimen, dan mengkomunikasikan hasil eksperimen.

2. Tujuan Pembelajaran IPA

Fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi menurut Depdiknas (Trianto, 2010:138) sebagai berikut:

a. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. b. Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.

c. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang mengetahui sains dan teknologi.

d. Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Menurut Laksmi (dalam Trianto, 2010:142) pendidikan IPA di sekolah mempunyai tujuan-tujuan sebagai berikut:

a. Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat hidup dan bagaimana bersikap.

b. Menanamkan sikap hidup ilmiah.

c. Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.

d. Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta menghargai para ilmuwan penemunya.

e. Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan permasalahan.

Berdasarkan uraian tentang tujuan pembelajaran IPA di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan-tujuan pembelajaran IPA yaitu: a. Menumbuhkan kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam

untuk meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. b. Mengembangkan keterampilan, sikap, nilai ilmiah, pengetahuan

dasar IPA.

(30)

15 d. Mendidik siswa untuk mengenal, menggunakan, dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan masalah serta menghargai para ilmuwan penemunya.

3. Materi Ajar Kelas V SD

Kompetensi Dasar yang kami teliti adalah mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Materi ajar kelas V SD meliputi macam-macam peristiwa alam atau bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia, penyebab dan akibat peristiwa alam, cara mencegah, dan penanganan saat terjadi peristiwa alam.

Di Indonesia sering terjadi gejala atau peristiwa alam.

Peristiwa-peristiwa alam yang pernah terjadi di Indonesia menurut Tarwoko dan Muharomah (2009:168-171) adalah gunung meletus, gempa bumi, banjir, tanah longsor, angin topan atau badai, dan kekeringan. Gempa bumi dibedakan menjadi dua macam yaitu gempa vulkanik dan gempa tektonik. Gempa tektonik diakibatkan oleh pergeseran lapisan kulit bumi (Tarwoko dan Muharomah, 2009:169). Gempa tektonik dapat mengakibatkan terjadinya gelombang air laut yang sangat tinggi yang biasanya disebut tsunami.

Peristiwa alam ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan di seluruh belahan dunia. Pada umumnya peristiwa alam terjadi secara alami. Meskipun demikian ada juga peristiwa alam yang dipengaruhi perbuatan manusia. Peristiwa alam mengakibatkan kerusakan sehingga menghilangkan harta bahkan nyawa. Untuk mengindari terjadinya banyak korban jiwa sebaiknya dilakukan pencegahan sesuai anjuran dari pemerintah.

2.1.2 Penelitian – Penelitian Terdahulu 2.1.2.1 Penelitian-Penelitian tentang Mind Map

(31)

16 Agustianingrum (2011) meneliti tentang peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS dalam kegiatan ekonomi di Indonesia dengan menggunakan teknik mind map pada siswa kelas V SD Negeri 2 Rejosari Temanggung. Jumlah siswa kelas V SD tersebut sebanyak 21 siswa. Pada siklus I hasil ulangan 61,90% (cukup) yg memenuhi KKM, sedangkan yang tidak memenuhi KKM yaitu 38,1%. Hal tersebut dikarenakan siswa kurang memberi penjelasan secara lengkap dalam membuat mind map. Pada siklus 2, siswa yang nilainya di atas KKM ada 76,19% (baik), sedangkan siswa yang nilainya masih di bawah KKM 23,81%. Hasil pembuatan mind map sudah lengkap.

Maryudani (2010) meneliti tentang peningkatan prestasi belajar IPS dengan menggunakan mind map siswa kelas V SDK Kintelan I Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010. Dengan menggunakan mind map prsetasi belajar siswa meningkat pada siklus I dengan rata 69 dan pada siklus II dengan nilai rata-rata 80.

Kusnadi (2009) meneliti tentang penerapan tes esai pemetaan konsep dan gaya kognitif dalam pembelajaran IPA pada Sekolah Dasar di Lampung. Penelitian dilakukan terhadap 124 siswa, dengan hasil tes yang menggunakan pemetaan konsep lebih tinggi dibandingkan hasil tes menggunakan tes objektif yaitu pilihan ganda.

2.1.2.2Penelitian-Penelitian tentang Proses Kognitif

Berikut ini beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan tentang proses kognitif, sebagai berikut:

(32)

17 Lestari (2011) meneliti pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Kanisius Ganjuran. Penerapan metode inkuiri pada prestasi belajar IPA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis kategori kognitif. Hal tersebut dilihat dari rata-rata kenaikan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada masing-masing unsurnya terdapat perbedaan yang signifikan, ditunjukkan dengan harga Sig. < 0,000

atau 0,000 < 0,05.

Astuti (2004) meneliti tingkat pencapaian tujuan pembelajaran fisika berdasarkan taksonomi Bloom pada materi pokok listrik statik dan kapasitor. Populasi dan sampel siswa kelas XI SMU N 1 Pakem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian tujuan berdasarkan taksonomi Bloom untuk kategori analisis-sintesis tingkat pencapaiannya rendah, karena pada umumnya kesalahan pada aspek ini adalah siswa tidak menuliskan langkah-langkah.

2.1.2.3Literature Map

Gambar 2. Literature Map dari Penelitian-penelitian Terdahulu Kategori Kognitif Metode Mind map

Agustianingrum (2011) Mind map-peningkatan prestasi belajar

Aryani (2011)

metode Inkuiri-prestasi belajar & berpikir kritis kategori kognitif

Lestari (2011) metode Inkuiri-prestasi belajar &

berpikir kritis kategori kognitif Maryudani (2010)

Mind map-peningkatan pretasi belajar

Yang perlu diteliti mind map- kategori kognitif mengaplikasikan & mencipta Kusnadi (2009)

tes esai pemetaan konsep- gaya kognitif

Astuti (2004)

(33)

18

2.2 Kerangka Berpikir

Prestasi belajar anak sangat dipengaruhi oleh perkembangan anak itu sendiri. Perkembangan anak sendiri juga dipengaruhi oleh aktivitas di lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Proses kognitif sendiri terdiri dari 6 tingkatan proses kognitif. Proses kognitif dari tingkatan yang terendah yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Proses-proses kognitif tersebut dapat dikembangkan dengan metode mind map.

Metode mind map membantu siswa untuk memunculkan kosakata-kosakata baru dari satu tema pokok. Langkah-langkah kegiatan membuat mind map yaitu (1) memulai dari bagian tengah kertas putih yang kosong, (2) menggunakan gambar atau foto untuk tema utama, (3) menggunakan warna dalam membuat garis, (4) menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat, kemudian membuat cabang-cabang lain dari setiap sub tema, (5) menggunakan garis lengkung saat membuat cabang-cabang, (6) menuliskan satu kata kunci untuk setiap cabang, dan (7) gunakan gambar untuk beberapa cabang agar lebih bermakna dan menarik. Mind map dapat membuat siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan membantu perkembangan setiap siswa. Jika metode mind map diterapkan pada kelompok eksperimen, pencapaian perkembangan proses kognitif anak akan lebih tinggi daripada perkembangan proses kognitif kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode mind map.

2.3 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah:

2.4.1 Penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses kognitif mengaplikasikan pada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta mata pelajaran IPA untuk Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan semester genap tahun ajaran 2011/2012

(34)

19 peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungansemester genap tahun ajaran 2011/201.

Teori-teori yang dijadikan landasan penelitian dapat disintesiskan dalam piramida terbalik dengan mengikuti logika berpikir deduktif. Berikut ini piramida terbalik yang mendasari terbentuknya hipotesis.

Gambar 3. Proses Penyusunan Hipotesis

Variabel Metode mind map

Variabel Kemampuan mengaplikasikan&mencipta

Kajian Pustaka

Penelitian-penelitian terdahulu

Kerangka Berpikir

(35)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III yaitu metode penelitian, berisi jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, validitas dan reliabel, teknik pengumpulan data, analisis data, dan jadwal penelitian.

3.1Jenis Penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Quasi Experimental Design tipe non-equivalent control group design (Sugiyono, 2010: 114). Hal tersebut dikarenakan hanya memenuhi 2 syarat yaitu adanya perlakuan dan kelompok kontrol, sedangkan responden dalam penelitian tidak dipilih secara acak. Pengaruh perlakuan adalah (O2 - O1) – (O4– O3). Desain penelitian ini dapat dilihah pada gambar berikut:

Gambar 4. Desain Penelitian

Keterangan: X = perlakuan penerapan metode mind map O1 = rerata skor pretestt kelompok eksperimen O2 = rerata skor posttestt kelompok eksperimen O3 = rerata skor pretestt kelompok kontrol O4 = rerata skor posttestt kelompok kontrol

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2009:115). Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan yang terletak di Jln. Hos Cokroaminoto No. 8, Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta.

O1 x O2

(36)

21 Tempat penelitian ini dipilih karena SD tersebut merupakan tempat Program Pengalaman Lapangan (PPL).

Sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2009:116). Sampel penelitian ini yaitu kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan kelas VB sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen berjumlah 32 siswa, sedangkan kelompok kontrol berjumlah 35 siswa.

Pemilihan kelompok VA sebagai kelompok eksperiman dilakukan secara random dengan cara diundi disaksikan oleh guru mitra yaitu wali kelas VA, sedangkan kelas VB sebagai kelompok kontrol. Guru mitra ditunjuk sebagai pengajar, karena guru kelas lebih mengenal kondisi dan situasi kelas dibanding peneliti. Pengajar kelas eksperimen dan kelas kontrol hanya satu guru untuk memperkecil faktor bias. Misalnya faktor pengelolaan kelas, efisiensi belajar, dan motivasi untuk siswa, sehingga hal-hal tersebut tidak membiaskan hasil eksperimen.

3.3Jadwal pengambilan Data

Berikut ini jadwal pengambilan data pretest dan posttest di SDK Wirobrajan: Tabel 1. Jadwal Pengambilandata

Penelitian

ke- Hari, Tanggal JP Materi

1 Senin, 27 Februari 2012 2 JP Mengerjakan Pretestt

Pengenalan Mind Map 2 Selasa, 28 Februari 2012 3 JP

Macam bencana alam

Sebab akibat bencana

Membuat Mind map 3 Kamis, 1 Maret 2012 3 JP

Pencegahan dan penanganan bencana alam

Desain rumah yang akan dibuat miniatur rumah(bagi yang belum selesai)

Membuat Mind map keseluruhan dari awal

(37)

22

3.4Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:59), “variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan”. Variabel penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu:

3.4.1 Variabel Independen (bebas)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau penyebab perubahan yang menimbulkan variabel dependen (terikat), menurut Sugiyono (2009:59). Variabel independen dalam penelitian ini adalah penggunaan metode mind map.

3.4.2 Variable Dependen (terikat)

Variabel dependen adalah variabel akibat adanya pengaruh dari variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan mengaplikasi dan kemampuan mencipta.

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 5. Variabel Penelitian

3.5 Definisi Operasional

3.5.1 Mind map adalah suatu metode belajar yang dapat membantu dalam mengembangkan pikiran seluas mungkin dari satu tema pokok ke dalam bentuk cabang-cabang atau sub-sub tema.

3.5.2 Proses kognitif adalah proses perkembangan kemampuan yang dibedakan dalam 6 kategori dari tingkatan yang rendah ke tingkatan tertingi dalam Taksonomi Bloom yaitu kemampuan mengingat, kemampuan memahami, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan menganalisis, kemampuan mengevaluasi, dan kemampuan mencipta.

Kemampuan Mengaplikasikan

Penggunaan mind map

(38)

23 3.5.3 Metode pembelajaran adalah suatu rancangan kegiatan belajar yang digunakan para guru untuk mambantu dan memudahkan siswa dalam belajar di sekolah maupun di rumah.

3.5.4 IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa yang terjadi di alam dan segala perubahan yang diakibatkan oleh alam maupun manusia. 3.5.5 Kemampuan mengaplikasikan adalah kemampuan menerapkan atau

menggunakan suatu prosesur yang sudah ada dalam suatu keadaan atau pemecahan masalah.

3.5.6 Kemampuan mencipta adalah kemampuan yang digunakan dalam suatu kegiatan memadukan beberapa bagian atau pengetahuan untuk membentuk sesuatu yang baru sesuai kreatifitas masing-masing siswa.

3.5.7 Siswa SD adalah siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan semester gasal tahun ajaran 2011/2012 yang menjadi sampel dalam penelitian.

3.6 Instrumen Penelitian

(39)

24 Tabel 2. Matriks Pengembangan Instrumen

Standar Kompetensi: 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan

hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam

Kompetensi Dasar: 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia

dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan

Variabel Aspek Indikator No

Mengaplikasikan

Mengeksekusi

Siswa dapat menerapkan langkah-langkah penyelamatan diri saat terjadi gempa bumi.

3

Mengimplementasikan

Siswa dapat memilih langkah-langkah yang tepat dalam penyelamatan diri saat terjadi gempa bumi

Menggunakan

Siswa dapat menggunakan benda-benda di sekitar yang tepat untuk menyelamatkan diri saat terjadi gempa bumi

Mencipta

Merumuskan

Siswa dapat merumuskan desain rancangan rumah anti gempa sesuai dengan criteria

6

Merencanakan

Siswa dapat merencanakan bahan-bahan material

pembuatan rumah anti gempa berdasarkan kriteria

Memproduksi

Siswa dapat menggambarkan desain rancangan rumah anti gempa berdasarkan kriteria

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

Soal-soal essai diujicobakan di dua Sekolah Dasar, yaitu SD Kanisius Sengkan dan SD Kanisius Sorowajan. Uji instrumen pertama kali dilakukan di kelas V SD K Sengkan dengan jumlah siswa kelas VA ada 24, sedangkan kelas VB ada 24. Jadi, uji instrumen yang pertama dilakukan pada 48 siswa. Uji instrumen yang kedua dilakukan di kelas V SD K Sorowajan dengan jumlah siswa kelas VA ada 28, sedangkan kelas VB ada 28. Jadi, uji instrumen yang kedua dilakukan pada 56 siswa.

3.7.1 Penentuan Validitas

(40)

25 menggunakan program komputer PASW 18 (SPSS) for Windows, untuk memudahkan dalam proses menghitung. Hasil dari perhitungan uji validitas dan uji pembeda instrumen, sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Uji Validitas yang Pertama

Variabel Person

Correlation Sig. (2-tailed) Keputusan

1. Mengingat 0.042 0.779 Tidak Valid

2. Memahami 0.469** 0.001 Valid

3. Mengaplikasikan 0.420** 0.003 Valid

4. Menganalisis 0.737** 0.000 Valid

5. Mengevaluasi 0.746** 0.000 Valid

6. Mencipta 0.695** 0.000 Valid

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed)

Tabel 4. Hasil Uji Validitas yang Kedua

No. Item (Kemampuan)

Person

Correlation Sig. (2-tailed) Keputusan

1. Mengingat 0.323* 0.019 Valid

2. Memahami 0.350* 0.010 Valid

3. Mengaplikasikan 0.419** 0.002 Valid

4. Menganalisis 0.380** 0.005 Valid

5. Mengevaluasi 0.519** 0.000 Valid

6. Mencipta 0.578** 0.000 Valid

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Taraf pembeda suatu item adalah “taraf sampai dimana jumlah jawaban benar dari siswa-siswa di kelompok atas (siswa pandai) berbeda dari siswa-siswa yang tergolong kelompok bawah (siswa bodoh) untuk suatu item (Masijo, 1995:196). Untuk menentukan siswa yang tergolong kelompok atas atau kelompok bawah, terlebih dulu data diurutkan dari nilai yang terbesar sampai nilai yang tertinggi. Kelas atas atau bawah didapat dari 27% dari jumlah responden. Utuk kelas atas diambil 27% siswa yang pandai atau nilainya besar, sedangkan kelas bawah diambil 27% siswa yang bodoh atau nilainya kecil. Kriteria yang digunakan untuk uji beda dengan T-tes (Yulius, 2010):

1. Jika sig. (2-tailed) > 0,05, maka ada perbedaan yang positif dan signifikan antara data atas dengan data bawah.

(41)

26 Tabel 5. Hasil Uji Pembeda Soal Essai yang Pertama

t-test for Equality of Means

T df Sig. (2-tailed)

Atas bawah 14.344 24 .000

Tabel 6. Hasil uji Pembeda Soal Essai yang Kedua

t-test for Equality of Means

t df Sig. (2-tailed)

Atas bawah 14.957 26 .000

Berdasarkan tabel di atas hasil uji beda yang pertama dan kedua memiliki harga signifikansi yang sama yaitu 0,000 < 0,05 jadi tidak ada perbedaan yang positif dan signifikan antara data atas dengan data bawah.

3.7.2 Penentuan Reliabilitas

Reliabilitas adalah taraf sampai di mana suatu istrumen mampu menunjukkan konsistensi, ketepatan, dan ketelitian hasil pengukuran (Masijo, 1995:209). Suatu instrumen atau alat ukur dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap instrumen itu ajeg atau stabil. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60, menurut Nunnally (dalam Ghonzali, 2006:42). Berikut ini hasil dari perhitungan reliabilitas:

Tabel 7. Hasil Uji Reliabel yang Pertama

Cronbach's

Tabel 8. Hasil Uji Reliabel yang Kedua

(42)

27 revisi dan diujikan kembali. Hasil uji yang kedua yaitu 6 soal valid dan reliabelnya 0,167 < 0,60. Hal tersebut dikarenakan soal essai memiliki kelemahan. Kelemahan soal essai yaitu sulit mencapai validitas dan reliabilitas yang tinggi dikarenakan jawaban setiap responden bervariasi (Nurgiyantoro, 2001:112). Instrumen tersebut tetap digunakan karena soal essai memiliki kelebihan yaitu dapat mengukur kemampuan sampai level berpikir yang tinggi. Untuk penelitian hanya digunakan dua soal yaitu nomor 3 dan nomor 6.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 9. Pengumpulan Data dan Instrumens

No. Kelompok Variabel Data Pengumpulan Instrument

Posttest 1 soal essai

2 Kemampuan

Posttest 1 soal essai

3.9 Teknik Analisis Data

Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode statistik. Langkah-langkah analisis data terpapar sebagai berikut:

3.9.1 Uji normalitas data dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas data ditujukan untuk menentukan jenis statistik.

Kriteria yang digunakan dalam penarikan kesimpulan menurut Sarjono dan Julianita (2011:64) adalah:

3.9.1.1Angka signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov Sig. > 0,05 menunjukkan data berdistribusi normal

3.9.1.2 Angka signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov Sig. < 0,05 menunjukkan data tidak berdistribusi normal

(43)

28 3.9.2 Uji statistik

Sebelum melakukan uji statistik, dilakukan terlebih dahulu uji perbedaan data pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

3.9.2.1Uji Perbandingan Skor Pretest

Uji perbandingan skor pretest data dilakukan dengan menganalisis hasil pretest dari kelompok eksperimen dan pretest kelompok kontrol. Uji tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah 2 data memiliki dasar yang sama untuk dilakukan pembandingan.

Kriteria untuk menentukan kesimpulan menurut Yulius (2010:133) sebagai berikut:

1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 tidak terdapat perbedaan yang signifikan pretest kelompok eksperimen dengan pretest kelompok kontrol sehingga dapat dilakukan dengan uji perbedaan posttest. 2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 terdapat perbedaan yang signifikan

antara pretest kelompok eksperimen dengan pretest kelompok kontrol, maka tidak dilakukan dengan uji perbedaan posttest, melainkan menggunakan uji selisih pretest ke posttest.

3.9.2.2Uji Perbandingan Pretest ke Posttest

Uji perbandingan ini untuk memastikan apakah ada kenaikan yang terjadi dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan membandingkan skor pretest ke posttest.

Kriteria yg digunakan untuk menarik kesimpulan menurut Yulius, (2010:136) sebagai berikut:

1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Dengan kata lain tidak terdapat skor yang signifikan antara pretest ke posttestt atau tidak ada kenaikan yang signifikan.

(44)

29 3.9.2.3Uji Perbandingan Posttest

Uji perbandingan posttest dilakukan untuk memastikan apakah ada perbedaan signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan eksperimen pada hasil pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang memiliki titik pijak yang sama.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan menurut Yulius, (2010:142) sebagai berikut:

1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, tidak terdapat perbedaan signifikan antara posttest di kelompok kontrol dan di kelompok eksperimen, dengan kata lain penggunaan metode mind map tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasikan dan mencipta.

2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, dengan kata lain penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasikan dan mencipta.

3.9.3 Uji Perbandingan Selisih Skor Pretest dengan Posttest

Uji selisih dilakukan jika tidak terdapat perbedaan data dari skor pretest di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Untuk mendapatkan selisih skor dengan cara mengurangkan skor posttest dikurangi skor pretest. Setelah itu skor dari 2 kelompok tersebut diuji perbedaannya (atau di analisis perbedaaannya).

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan menurut Yulius, (2010:142) sebagai berikut:

1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor di kelompok kontrol dan di kelompok eksperimen, dengan kata lain penggunaan metode mind map tidak berpengaruh signifikan terhadap kemampuan mengaplikasikan dan mencipta.

(45)

30 eksperimen, dengan kata lain penggunaan metode mind map berpengaruh signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi dan mencipta.

Cara yang ke 2 ini cukup fleksibel untuk menguji pengaruh penggunaan metode mind map tanpa memperhitungkan perbedaan siswa di kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, bisa berada di desa maupun di kota.

Langkah 3 dengan membandingkan selisih dilakukan sebagai berikut: 1. Perhitungan selisih

Dalam program Excel untuk mendapatkan selisih, kolom posttest dikurangkan kolom pretest baik untuk kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

2. Uji normalitas data

Data pada dua kolom selisih dipindah ke PASW untuk diuji normalitasnya menggunakan Kolmogorov-Smirnov.

Kriteria yang digunakan dalam penarikan kesimpulan menurut Sarjono dan Julianita (2011: 64) adalah:

a. Angka signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov Sig. > 0,05 menunjukkan data berdistribusi normal

b. Angka signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov Sig. < 0,05 menunjukkan data tidak berdistribusi normal

3. Uji beda selisih

(46)

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini akan membahas dua rumusan masalah tentang pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan kognitif anak Sekolah Dasar. Penelitian IPA ini membahas 2 dari 6 tingkatan kemampuan kognitif anak dalam taksonomi Bloom yang sudah direvisi yaitu mengaplikasikan dan mencipta.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pengaruh Penggunaan Mind Map terhadap Kemampuan Mengaplikasikan Penelitian IPA tentang kemampuan kognitif dalam taksonomi Bloom yang akan dibahas yaitu kemampuan mengaplikasikan. Kemampuan mengaplikasikan dibagi dalam tiga aspek yaitu mengeksekusi, mengimplementasikan, dan menggunakan. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian Quasi Experimental Design tipe non-equivalent control group design.

Instrument terdiri dari 1 soal dengan satu jawaban yang dinilai 3 aspek. Item soal nomor 3 mewakili kemampuan mengaplikasikan dengan bunyi soal yaitu “Jika terjadi gempa bumi dan kamu sedang di dalam rumah, sebutkan minimal 4 cara terbaik yang bisa diambil untuk menyelamatkan diri?”. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di 2 Sekolah Dasar yaitu SDK Sengkan dan SDK Sorowajan. Jumlah keseluruhan responden ada 104 anak.

(47)

32 Variabel independen pada rumusan masalah yang pertama adalah penggunaan metode mind map, sedangkan variabel dependen adalah kemampuan mengaplikasikan. Dugaan sementara hasil penelitian yaitu metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses kognitif mengaplikasikan pada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta mata pelajaran IPA untuk Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan semester genap tahun ajaran 2011/2012.

Data yang diperoleh diuji normalitasnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer PASW (SPSS) 18 for Windows bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data dan menentukan jenis uji statistik yang digunakan dalam analisis data responden (Sarjono dan Julianita, 2011:23). Distribusi data dikatakan normal jika nilai signifikansinya > 0,05.

Menurut Sarjono dan Julianita (2011:64) kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: (1) Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, data terdistribusi secara normal sehingga analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik. (2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, data terdistribusi secara tidak normal sehingga analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik non parametrik.

Berikut ini hasil analisis data pretest dan posttest kemampuan mengaplikasikan:

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengaplikasikan dengan Kolmogorov-Smirnov

(48)

33 posttest kelompok eksperimen dengan harga signifikansi sebesar 0,009 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut maka analisis perbandingan rerata skor pretest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen dan perbandingan rerata skor pretest ke posttest kelompok kontrol menggunakan statistik parametik t-tes. Untuk analisis perbandingan rerata skor posttest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen dan perbandingan rerata skor pretest ke posttest kelompok eksperimen menggunakan statistik non parametrik Mann-Whitney U test atau Wilcoxon W test.

Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 4.1.1.1Perbandingan Skor Pretest

Perbandingan skor pretest dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil pretest di kelompok kontrol dan hasil pretest di kelompok eksperimen pada kemampuan mengaplikasikan. Cara ini digunakan untuk mengetahui apakah data-data yang akan dianalisis lebih lanjut memiliki titik pijak yang sama atau tidak, sehingga bisa dibuat perbandingan. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik independent samples t-test. Kedua data pretest tersebut dikatakan tidak memiliki perbedaan yang signifikan jika harga sig. (2-tailed) > 0,05.

Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut:

a. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua skor pretest berada dalam level yang tidak sama sehingga akan digunakan analisis perbandingan antara selisih skor dari pretest ke posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(49)

34 kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua skor pretest berada dalam level yang sama sehingga akan digunakan analisis perbandingan skor posttest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Berikut ini hasil analisis perbandingan skor pretest kemampuan mengaplikasikan:

Tabel 11. Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mengaplikasikan

Hasil Rerata Pretest Signifikansi Keterangan

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,664 Tidak berbeda

Hasil analisis statistik di atas menunjukkan nilai signifikansi 0,664 > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dengan pretest kelompok eksperimen. Dengan demikian dapat dilakukan analisis data dengan uji perbandingan skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

4.1.1.2Perbandingan Skor Pretest ke Posttest

Perbandingan skor pretest ke posttest dilakukan untuk melihat apakah ada kenaikan skor yang signifikan antara skor pretest ke posttest baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Dari situ akan diperlihatkan persentase kenaikan kemampuan mengaplikasikan pada masing-masing kelompok. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik paired t-test utuk menganalisis perbandingan skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan statistik non parametrik yaitu related samples Wilcoxon W test untuk menganalisis perbandingan skor pretest ke posttest kelompok eksperimen. Data pretest ke posttest dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05.

Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen.

(50)

35 a. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretestt dan posttest pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain terjadi peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest.

b. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terjadi peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest.

Berikut ini hasil analisis perbandingan skor pretest ke posttest kemampuan mengaplikasikan:

Tabel 12. Hasil Uji Perbandingan Pretest ke Posttest Kemampuan Mengaplikasikan

No Kelompok Mean % peningkatan Signifikansi Keterangan

Pretest Posttest

1 Kontrol 2,37 2,91 22,78% 0,002 Berbeda

2 Eksperimen 2,30 3,35 45,65% 0,000 Berbeda

Hasil analisis statistik menunjukkan harga signifikansi kelompok kontrol 0,002 < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Hasil analisis statistik kelompok eksperimen 0,000 < 0,05, maka maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest. Dengan kata lain terdapat kenaikan yang signifikan antara pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan mengaplikasikan.

4.1.1.3Perbandingan Skor Posttest

(51)

36 kesimpulan apakah hasil penelitian ini mengafirmasi atau menolak hipotesis penelitian.

Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut:

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut. a. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasikan.

b. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan mind map tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasikan.

Berikut ini hasil analisis perbandingan skor pretest ke posttest kemampuan mengaplikasikan:

Tabel 13. Hasil Perbandingan Skor Posttest

Hasil Rerata Posttest Signifikansi Keterangan

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,036 Berbeda

Hasil perbandingan skor posttest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa harga signifikansinya 0,036 < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode mind map berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasikan.

(52)

37

Gambar 6. Kenaikan Skor Kelompok Kontrol dan Eksperimen Data Mengaplikasikan

4.1.2 Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap Kemampuan Mencipta

Penelitian IPA tentang kemampuan kognitif dalam taksonomi Bloom yang akan dibahas yaitu kemampuan mencipta. Kemampuan mencipta dibagi dalam tiga aspek yaitu merumuskan, merencanakan, dan memproduksi. Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian Quasi Experimental Design tipe non-equivalent control group design.

Instrumen terdiri dari 1 soal dengan satu jawaban yang dinilai 3 aspek. Instrumen nomor 6 mewakili kemampuan mencipta dengan bunyi soal yaitu “Rancanglah dalam bentuk gambar sebuah rumah tahan gempa dengan kriteria berikut: a) Kuat dan kokoh dan b) Material mudah didapat. Tunjukkan dan sebutkan jenis material rumah yang kamu rancang!”. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di 2 Sekolah Dasar yaitu SDK Sengkan dan SDK Sorowajan. Jumlah keseluruhan responden ada 104 anak.

(53)

38 Variabel independen pada rumusan masalah yang kedua adalah penggunaan metode mind map, sedangkan variabel dependen adalah kemampuan mencipta. Dugaan sementara hasil penelitian yaitu metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses kognitif mencipta pada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta mata pelajaran IPA untuk Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungansemester genap tahun ajaran 2011/2012.

Data yang diperoleh diuji normalitasnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer PASW (SPSS) 18 for Windows yang bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data dan menentukan jenis uji statistik yang digunakan dalam analisis data responden (Sarjono dan Julianita, 2011: 23). Distribusi data dikatakan normal jika nilai signifikansinya > 0,05.

Menurut Sarjono dan Julianita (2011:64) kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut: (1) Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, data terdistribusi secara normal sehingga analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik. (2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, data terdistribusi secara tidak normal sehingga analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik non parametrik.

Berikut ini hasil analisis data pretest dan posttest kemampuan mengaplikasikan:

Tabel 14. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mencipta Dengan Kolmogorov-Smirnov

Gambar

Gambar 8. Selisih Pretest ke Posttest Kontrol dan Eksperimen  …………………43
gambar akan lebih membantu
Gambar 1. Mind map Banjir
Gambar 2. Literature  Map dari Penelitian-penelitian Terdahulu
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pola pengelolaan hutan, lahan dan air dalam Pengelolaan DAS Terpadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c, harus dipenuhi untuk suatu kegiatan dan usaha

Pemeriksaan Kesehatan Bakal Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten bertujuan untuk memeriksa kesehatan secara jasmani dan rohani terhadap para bakal

Banyaknya Sekolah Negeri Dirici Menurut Desa di Kecamatan Teluk Ambon Baguala Baguala, 2014 Number of State Schools by Village in Teluk Ambon Baguala Baguala District, 2014 ……… 33

Hasil rekapitulasi observasi kelas untuk kecakapan komunikasi lisan siswa diinterpretasikan untuk melihat persentase indikator yang dimunculkan pada masing-masing

Pada penelitian studi kasus tunggal, analisis dan penyimpulan dari hasil penelitian digunakan untuk mengecek kembali kepada konsep atau teori yang telah dibangun pada tahap

Dimuat dalam prosiding seminar internasional Editorial board adalah para ahli dibidangnya yang berasal dari berbagai negara; penulis berasal minimal dari lima negara;

Sebaiknya dalam memilih sepeda motor yang baik perlu memperhatikan hal- hal seperti bobot motor yang ringan, kestabilan motor dalam kecepatan tinggi, teknologi fuel injection ,

Pada TWR, Traffic management akan lebih berguna untuk penataan traffic yang lebih rapi, terutama jika tidak terdapat DEL dan GND, maka akan dibutuhkan pemikiran dua kali lipat