• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

3. Materi Ajar Kelas V SD

Kompetensi Dasar yang kami teliti adalah mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. Materi ajar kelas V SD meliputi macam-macam peristiwa alam atau bencana alam yang pernah terjadi di Indonesia, penyebab dan akibat peristiwa alam, cara mencegah, dan penanganan saat terjadi peristiwa alam.

Di Indonesia sering terjadi gejala atau peristiwa alam.

Peristiwa-peristiwa alam yang pernah terjadi di Indonesia menurut Tarwoko dan Muharomah (2009:168-171) adalah gunung meletus, gempa bumi, banjir, tanah longsor, angin topan atau badai, dan kekeringan. Gempa bumi dibedakan menjadi dua macam yaitu gempa vulkanik dan gempa tektonik. Gempa tektonik diakibatkan oleh pergeseran lapisan kulit bumi (Tarwoko dan Muharomah, 2009:169). Gempa tektonik dapat mengakibatkan terjadinya gelombang air laut yang sangat tinggi yang biasanya disebut tsunami.

Peristiwa alam ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan di seluruh belahan dunia. Pada umumnya peristiwa alam terjadi secara alami. Meskipun demikian ada juga peristiwa alam yang dipengaruhi perbuatan manusia. Peristiwa alam mengakibatkan kerusakan sehingga menghilangkan harta bahkan nyawa. Untuk mengindari terjadinya banyak korban jiwa sebaiknya dilakukan pencegahan sesuai anjuran dari pemerintah.

2.1.2 Penelitian – Penelitian Terdahulu 2.1.2.1 Penelitian-Penelitian tentang Mind Map

Berikut ini beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan tentang mind map, sebagai berikut.

16 Agustianingrum (2011) meneliti tentang peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS dalam kegiatan ekonomi di Indonesia dengan menggunakan teknik mind map pada siswa kelas V SD Negeri 2 Rejosari Temanggung. Jumlah siswa kelas V SD tersebut sebanyak 21 siswa. Pada siklus I hasil ulangan 61,90% (cukup) yg memenuhi KKM, sedangkan yang tidak memenuhi KKM yaitu 38,1%. Hal tersebut dikarenakan siswa kurang memberi penjelasan secara lengkap dalam membuat mind map. Pada siklus 2, siswa yang nilainya di atas KKM ada 76,19% (baik), sedangkan siswa yang nilainya masih di bawah KKM 23,81%. Hasil pembuatan mind map sudah lengkap.

Maryudani (2010) meneliti tentang peningkatan prestasi belajar IPS dengan menggunakan mind map siswa kelas V SDK Kintelan I Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010. Dengan menggunakan mind map prsetasi belajar siswa meningkat pada siklus I dengan rata 69 dan pada siklus II dengan nilai rata-rata 80.

Kusnadi (2009) meneliti tentang penerapan tes esai pemetaan konsep dan gaya kognitif dalam pembelajaran IPA pada Sekolah Dasar di Lampung. Penelitian dilakukan terhadap 124 siswa, dengan hasil tes yang menggunakan pemetaan konsep lebih tinggi dibandingkan hasil tes menggunakan tes objektif yaitu pilihan ganda.

2.1.2.2Penelitian-Penelitian tentang Proses Kognitif

Berikut ini beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan tentang proses kognitif, sebagai berikut:

Aryani (2011) meneliti pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA. Populasi penelitian yaitu siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan. Berdasarkan hasil prestasi belajar yaitu kenaikan skor prestasi belajar (pre tes – post tes) kelompok eksperimen berbeda secara positif dan signifikan dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode inkuiri (harga sig.2-tailed melebihi 0,05 yaitu 0,734). Jadi metode inkuiri dengan metode tradisional sama efektivitasnya dilihat dari hasil tes objektif.

17 Lestari (2011) meneliti pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Kanisius Ganjuran. Penerapan metode inkuiri pada prestasi belajar IPA berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kemampuan berpikir kritis kategori kognitif. Hal tersebut dilihat dari rata-rata kenaikan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada masing-masing unsurnya terdapat perbedaan yang signifikan, ditunjukkan dengan harga Sig. < 0,000 atau 0,000 < 0,05.

Astuti (2004) meneliti tingkat pencapaian tujuan pembelajaran fisika berdasarkan taksonomi Bloom pada materi pokok listrik statik dan kapasitor. Populasi dan sampel siswa kelas XI SMU N 1 Pakem. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencapaian tujuan berdasarkan taksonomi Bloom untuk kategori analisis-sintesis tingkat pencapaiannya rendah, karena pada umumnya kesalahan pada aspek ini adalah siswa tidak menuliskan langkah-langkah.

2.1.2.3Literature Map

Gambar 2. Literature Map dari Penelitian-penelitian Terdahulu Kategori Kognitif Metode Mind map

Agustianingrum (2011) Mind map-peningkatan prestasi belajar

Aryani (2011)

metode Inkuiri-prestasi belajar & berpikir kritis kategori kognitif

Lestari (2011) metode Inkuiri-prestasi belajar &

berpikir kritis kategori kognitif Maryudani (2010)

Mind map-peningkatan pretasi belajar

Yang perlu diteliti mind map- kategori kognitif mengaplikasikan & mencipta Kusnadi (2009)

tes esai pemetaan konsep- gaya kognitif

Astuti (2004)

18

2.2 Kerangka Berpikir

Prestasi belajar anak sangat dipengaruhi oleh perkembangan anak itu sendiri. Perkembangan anak sendiri juga dipengaruhi oleh aktivitas di lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Proses kognitif sendiri terdiri dari 6 tingkatan proses kognitif. Proses kognitif dari tingkatan yang terendah yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Proses-proses kognitif tersebut dapat dikembangkan dengan metode mind map.

Metode mind map membantu siswa untuk memunculkan kosakata-kosakata baru dari satu tema pokok. Langkah-langkah kegiatan membuat mind map yaitu (1) memulai dari bagian tengah kertas putih yang kosong, (2) menggunakan gambar atau foto untuk tema utama, (3) menggunakan warna dalam membuat garis, (4) menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat, kemudian membuat cabang-cabang lain dari setiap sub tema, (5) menggunakan garis lengkung saat membuat cabang-cabang, (6) menuliskan satu kata kunci untuk setiap cabang, dan (7) gunakan gambar untuk beberapa cabang agar lebih bermakna dan menarik. Mind map dapat membuat siswa berperan aktif dalam pembelajaran dan membantu perkembangan setiap siswa. Jika metode mind map diterapkan pada kelompok eksperimen, pencapaian perkembangan proses kognitif anak akan lebih tinggi daripada perkembangan proses kognitif kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode mind map.

2.3 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah:

2.4.1 Penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses kognitif mengaplikasikan pada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta mata pelajaran IPA untuk Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan semester genap tahun ajaran 2011/2012

2.4.2 Penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses kognitif mencipta pada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta mata pelajaran IPA untuk Kompetensi Dasar: Mengidentifikasi

19 peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungansemester genap tahun ajaran 2011/201.

Teori-teori yang dijadikan landasan penelitian dapat disintesiskan dalam piramida terbalik dengan mengikuti logika berpikir deduktif. Berikut ini piramida terbalik yang mendasari terbentuknya hipotesis.

Gambar 3. Proses Penyusunan Hipotesis

Variabel Metode mind map

Variabel Kemampuan mengaplikasikan&mencipta Kajian Pustaka Penelitian-penelitian terdahulu Kerangka Berpikir Hipotesis

20

Dokumen terkait