• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

3. Penilaian Keterampilan Penilaian Kinerja

2.2 Metode Inquiry

2.2.1.Pengertian Metode Inquiry

Metode inquiry disebut juga metode penemuan yang sangat penting untuk dilakukan siswa usia sekolah dasar. Menurut Sagala (Hardini, 2012: 33) metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupa menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Sedangkan Hamdani (2011: 182) menyatakan inquiry adalah salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat mencari pemecahan permasalahan dengan cara kritis, analisis, dan ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan karena didukung oleh data atau kenyataan.

Hardini (2012: 70) mengungkapkan pembelajaran inquiry merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Adapun tujuan metode inquiry menurut Hardini (2012: 33) adalah : a. Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan

memproses bahan pelajaran.

b. Mengurangi ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya.

c. Melatih peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya.

d. Memberi pengalaman belajar seumur hidup.

Sedangkan prinsip strategi inquiry menurut Hardini (2012: 99) sebagai berikut :

19

1. Siswa akan bertanya jika mereka dihadapkan pada masalah yang membingungkan atau kurang jelas.

2. Siswa dapat menyadari dan belajar menganalisis strategi berpikir mereka.

3. Strategi berpikir baru dapat diajarkan secara langsung dan ditambahkan pada apa yang telah mereka miliki.

4. Inquiry dalam kelompok dapat memperkaya pikiran dan

membantu siswa belajar mengenai sifat pengetahuan yang sementara dan menghargai pendapat orang lain.

Menurut Komalasari (2010: 73-74) ada 5 komponen umum dalam pembelajaran dengan metode inquiry antara lain :

a. Question

Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh siswa.

b. Student Engangement

Dalam metode inquiry keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan, dimana siswa dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari.

c. Cooperative Interaction

Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok dan mendiskusikan berbagai gagasan.

d. Performance Evaluation

Dalam menjawab permasalahan biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk berupa slide presentasi, grafik, poster, poster, karangan, dan lain-lain.

e. Variety of Resources

Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar. Sedangkan langkah-langkah metode inquiry sebagai berikut : 1. Merumuskan masalah

2. Mengamati dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari sumber atau objek yang diamati.

3. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya.

4. Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru atau audien lainnya.

20

Hardini (2012: 35-36) Pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan karena memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut :

a) Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang sehingga pembelajaran melalui metode ini dianggap lebih bermakna.

b) Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan belajar mereka.

c) Merupakan metode yang sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

d) Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya siswa memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut :

a) Jika menggunakan metode pembelajaran ini akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

b) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

c) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

d) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka metode pembelajaran ini sulit diimplementasikan oleh setiap guru. 2.2.2.Macam-macam Metode Inquiry

Metode inquiry mempunyai beberapa macam jenis antara lain inquiry terpimpin, inquiry bebas dan inquiry bebas yang dimodifikasi. Sund and Trowbridge mengemukakan tiga macam metode inquiry sebagai berikut:

1. Inquiry terpimpin (Guide Inquiry)

Peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan pertanyaan yang membimbing. Pendekatan ini terutama

21

bagi para peserta didik yang belum berpengalaman belajar dengan metode inquiry, dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Pada tahap awal bimbingan lebih banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit dikurangi sesuai dengan perkembangan pengalaman peserta didik. Dalam pelaksanaannya sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Peserta didik tidak merumuskan permasalahan. Petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana menyusun dan mencatat data diberikan oleh guru. 2. Inquiry bebas (Free Inquiry)

Pada inquiry bebas peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuan. Pada pengajaran ini peserta didik harus mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki. Metodenya adalah inquiry role approach yang melibatkan peserta didik dalam kelompok tertentu, setiap anggota kelompok memiliki tugasnya sendiri sendiri, misalnya koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data dan pengevaluasi proses.

3. Inquiry bebas yang dimodifikasi (Modifiel Free Inquiry)

Pada inquiry ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian (Sund and Trowbridge dalam Trianto, 2007: 146).

22

Dalam hal ini peneliti menggunakan metode inquiry karena diantara macam-macam metode inquiry yang lebih cocok untuk siswa kelas IV adalah inquiry terbimbing, dimana siswa terlibat aktif dalam pembelajaran tentang konsep atau suatu gejala melalui pengamatan, pengukuran, pengumpulan data untuk ditarik kesimpulan. Pada inquiry terbimbing, guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi, tetapi guru membuat rencana pembelajaran atau langkah-langkah percobaan. Siswa melakukan percobaan atau penyelidikan untuk menemukan konsep-konsep yang telah ditetapkan guru.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode inquiry adalah metode pembelajaran yang menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa sehingga siswa lebih banyak belajar sendiri, dan mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Dengan demikian metode inquiry sangat tepat digunakan dalam pembelajaran tematik yang mengunakan langkah-langkah sebagai berikut : 1) merumuskan masalah, 2) mengamati dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari sumber atau objek yang diamati, 3) menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya, dan 4) mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru atau audien lainnya.

Dokumen terkait