• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA KELOMPOK DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IVB SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN METODE INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA KELOMPOK DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IVB SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN METODE INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA KELOMPOK DAN HASIL BELAJAR

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IVB SD NEGERI 1 METRO PUSAT

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(Skripsi)

Oleh

NI NENGAH LADY PRASANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ABSTRAK

PENGGUNAAN METODE INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA KELOMPOK DAN HASIL BELAJAR

DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IVB SD NEGERI 1 METRO PUSAT

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

NI NENGAH LADY PRASANTI

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa kelas IVB SD Negeri 1 Metro Pusat. Untuk mengoptimalkan motivasi dan hasil belajar pembelajaran tematik maka penelitian ini menggunakan metode inquiry sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang membuat siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi kerja kelompok dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik dengan menggunakan metode inquiry.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpul data dilakukan dengan observasi dan tes hasil belajar. Alat pengumpul data berupa lembar observasi dan soal-soal tes. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode inquiry dalam proses pembelajaran tematik dapat meningkatkan motivasi kerja kelompok dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat motivasi kerja kelompok dari siklus I sebesar 61,6 dengan predikat cukup, siklus II sebesar 68,9 dengan predikat baik dan pada siklus III sebesar 80 dengan predikat baik, sedangkan rata hasil belajar siklus I sebesar 65,2 dengan predikat cukup siklus II nilai rata-rata sebesar 70 dengan predikat baik dan siklus III sebesar 80 dengan predikat baik.

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Desa Pugungraharjo, Kecamatan

Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur tanggal 19

September 1991, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara

pasangan bapak Ketut Siem dan ibu Ni Wayan Siplin.

Pendidikan formal peneliti dimulai dari SD Negeri 1

Pugungraharjo dan selesai pada tahun 2004. Kemudian peneliti melanjutkan ke

sekolah lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 1 Sekampung Udik dan selesai pada

tahun 2007. Peneliti melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono

dan selesai pada tahun 2010. Selanjutnya pada tahun 2010 peneliti melanjutkan ke

Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi

(8)

MOTO

Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya

tanpa kehilangan semangat. (Winston Chuchill)

Kegagalan ialah satu-satunya yang dapat diraih tanpa pengerahan tenaga sedikitpun.

(9)

i PERSEMBAHAN

”OM SWASTYASTU”

OM AWIGNAM ASTU NAMO SIDAM OM Ano Badrah Kratawoyantu Wiswatah

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan terima kasih serta bangga kepada :

Ayahanda Ketut Siem dan Ibunda Ni Wayan Siplin

Tercinta

Yang telah membesarkan, membimbing, mendidik, dan mencurahkan kasih sayangnya serta memotivasi agar menjadi anak yang lebih baik

dan mendoakan untuk keberhasilan ananda.

Kakakku I Wayan Aan Sasmita

Yang telah memberikan doa, dukungan, bimbingan, nasihat, dan motivasi untuk keberhasilanku.

Adikku Ni Nyoman Ota Sujati Ningsih

Yang telah memberikan doa, dukungan, dan motivasi untuk keberhasilanku.

Serta keluarga dan orang-orang yang memberiku semangat untuk dapat berbuat lebih baik dan dapat menyelesaikan studi.

(10)

i SANWACANA

Puji syukur peneliti haturkan kehadirat Hyang Widhi Wasa atas segala limpahan

rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul Penggunaan Metode Inquiry untuk Meningkatkan Motivasi Kerja

Kelompok dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IVB SD

Negeri 1 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2013/2014 sebagai syarat meraih gelar

sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, petunjuk serta

bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu peneliti mengucapkan banyak

terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas

Lampung, yang telah memberikan dukungan terhadap perkembangan FKIP.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila yang telah

memberikan pengesahan terhadap skripsi ini serta telah memberikan

dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan program studi PGSD.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

FKIP Unila yang telah menyetujui skripsi ini serta telah memberikan

(11)

ii 4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD yang telah

memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus PGSD dan telah

memberikan bimbingan, masukan, saran, nasihat, dan motivasi serta bantuan

yang diberikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua PGSD UPP Metro dan Dosen

Pembahas yang telah memberikan dukungan, bantuan, bimbingan selama

proses penyusunan skripsi, saran, nasihat, dan motivasi serta masukan kepada

peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

6. Bapak Drs. Rapani, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I atas semua jasanya

baik tenaga dan pikiran yang tercurahkan untuk bimbingan, masukan, saran,

nasihat, dan motivasi serta bantuan yang diberikan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

7. Bapak Drs. Sarengat, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik dan

Dosen Pembimbing II yang telah membantu, membimbing, memberikan

saran dan motivasi terhadap pengajuan judul serta bantuan yang diberikan

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

8. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Karyawan S1 PGSD UPP Metro, yang telah

membantu sampai skripsi ini selesai.

9. Ibu Hj. Suyeti, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Metro Pusat yang

telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

10. Ibu Juahir, S.Pd.SD., selaku guru kelas IVB SD Negeri 1 Metro Pusat yang

telah bersedia menjadi teman sejawat dan membantu dalam melaksanakan

(12)

iii 11. Siswa-siswi Kelas IVB SD Negeri 1 Metro Pusat yang telah berpartisipasi

aktif sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

12. Teman-teman PGSD kelas A angkatan 2010 ( Dian, Diesna, Eni, Fenti, Ana,

Leni, Meri, Meylisa, Rena, Andel, Rita, Melda, Ami, Ica, Asri, Astri, Ayu Pd,

Ayu Sil, Deasy, Devy, Diah Nur, mbak Diah, Dwi, Gita, Idha, Fatih, Indah,

Renny, Sandi, Feri, Habibie, Rio, Andi, Fajar, Ijonk, Dayat, Andri),

terimakasih atas kebersamannya selama ini, serta terimakasih atas doa dan

dukungannya serta seluruh sahabat-sahabatku yang tidak dapat disebutkan

satu persatu, terima kasih atas bantuan, dukungan, nasihat, motivasi dan

doanya selama ini.

13. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S1 PGSD angkatan 2010, terimakasih

atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini.

Peneliti menyadari bahwa dalam skripsi ini belum memenuhi

kesempurnaan, akan tetapi peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

dan memberikan sumbangsih pada keilmuan pendidikan. Amin

Metro, Juni 2014 Peneliti

(13)

v

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Tematik dengan Pendekatan Saintifik ... 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Awal ... 44

4.2 Hasil Penelitian ... 45

4.3 Pembahasan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 69

(14)

vi DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Predikat untuk Kinerja Guru ... 32

2. Indeks Nilai Kuantitatif ... 33

3. Motivasi Kerja Kelompok dalam Pembelajaran Siklus I ... 48

4. Kinerja Guru Siklus I ... 50

5. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 50

6. Motivasi Kerja Kelompok dalam pembelajaran Siklus II ... 55

7. Kinerja Guru Siklus II ... 56

8. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 57

9. Motivasi Kerja Kelompok dalam pembelajaran Siklus III ... 61

10.Kinerja Guru Siklus III ... 62

11.Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 62

12.Motivasi Kerja Kelompok ... 64

13.Kinerja Guru ... 66

(15)

vii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(16)

viii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat-surat ... 73

2. Perangkat Pembelajaran ... 80

3. Motivasi Kerja Kelompok ... 116

4. Kinerja Guru ... 120

5. Afektif ... 129

6. Psikomotorik ... 132

7. Kognitif ... 135

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal terpenting bagi setiap individu. Dengan

adanya pendidikan yang diberikan kepada setiap individu dapat berpengaruh

terhadap kehidupannya.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan menjadi salah satu wadah bagi umat manusia untuk belajar,

mengembangkan potensi juga sebagai sarana untuk memberikan pengarahan

serta bimbingan kepada peserta didik dalam pertumbuhannya untuk

membentuk kepribadian yang berilmu, bertaqwa kepada Tuhan, kreatif,

mandiri dan membentuk siswa dalam menuju kedewasaan. Pendidikan yang

diberikan pada setiap sekolah mengacu pada kurikulum yang telah ditentukan

oleh pemerintah. Seiring perkembangan zaman kurikulum mengalami

perkembangan dan perubahan. Hal ini terjadi tidak terlepas dari pengaruh

perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni

(18)

2

menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk

penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu

bersaing dan menyesuaikan diri dengan perubahan zaman tersebut.

Mulai tahun pelajaran 2013/2014 Pemerintah telah memberlakukan

kurikulum baru yang disebut dengan kurikulum 2013. Kurikulum ini berakar

pada budaya lokal dan bangsa, yang berarti bahwa kurikulum tersebut harus

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar dari budaya

setempat atau nasional tentang berbagai nilai hidup yang penting.

Keberhasilan implementasinya sangat ditentukan oleh guru. Guru SD harus

memiliki pemahaman, kesadaran, kemampuan, kreativitas, kesabaran, dan

keuletan. Selain itu, pelaksanaanya menggunakan pembelajaran tematik

terpadu dan prosesnya dengan pendekatan saintifik (scientific).

Kemendikbud (2013: 216), pendekatan saintifik dimaksudkan untuk

memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami

berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa

berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah

dari guru. Selain itu, proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah yaitu

sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Berkaitan dengan hal ini, Kemendikbud

(2013: 59) menyatakan bahwa pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum

2013 pada pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan saintifik antara

lain: pembelajaran berbasis proyek (project based learning), pembelajaran

berbasis masalah (problem based learning), dan pembelajaran penemuan

(discovery learning). Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang

(19)

3

secara utuh. Pembelajaran tematik terpadu dengan pendekatan saintifik di

sekolah dasar mengacu pada buku panduan guru dan buku siswa.

Berdasarkan hasil observasi, telaah dokumen siswa dan wawancara

dengan guru kelas IVB SD Negeri 1 Metro Pusat bahwa pelaksanaan

kurikulum 2013 terdapat beberapa kendala antara lain guru kesulitan dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran tematik karena kurangnya referensi

tentang berbagai model, strategi, dan metode pembelajaran yang dapat

digunakan dalam pembelajaran tersebut. Dengan pembelajaran tersebut

menunjukkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih cenderung

pasif sehingga kurang memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran. Siswa

terkadang masih ragu-ragu, malu, takut, dan sungkan ketika diminta guru

untuk mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, atau mengemukakan

pendapat. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang masih

rendah terlihat pada saat pengamatan di SD tersebut nilai rata-rata ulangan

semester ganjil tahun pelajaran 2012/2013 siswa adalah 55. Selain itu, guru

mengalami kesulitan dalam mengembangkan bahan ajar yang bersumber dari

buku guru dan siswa yang disediakan Kemendikbud. Bahan ajar yang

disediakan masih terlalu sempit dan menuntut guru untuk mencari dan

mengembangkannya. Masalah selanjutnya adalah penilaian pada pembelajaran

tematik sulit diterapkan dan dimengerti oleh guru. Penilaian pembelajaran

tematik merupakan gabungan dari beberapa mata pelajaran, merupakan bagian

terpenting dalam suatu pembelajaran. Karena dengan penilaian guru dapat

(20)

4

Sehubungan dengan masalah tersebut, sesungguhnya suasana belajar

mengajar yang diharapkan adalah agar siswa termotivasi untuk dapat lebih

aktif dan percaya diri dalam menggali pengetahuannya sendiri dan

memecahkan masalah sesuai dengan konsep yang dipelajari. Penggunaan

model, strategi, atau metode yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Sehingga siswa akan terlibat

aktif dalam pembelajaran dan memahami konsep yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa pembelajaran tematik di kelas

IVB SD Negeri 1 Metro Pusat belum berjalan secara maksimal. Oleh karena

itu perlu diadakan perbaikan dalam proses pembelajaran agar lebih

memotivasi siswa dan hasil belajar siswa dapat dicapai secara maksimal. Salah

satu alternatif yang dimungkinkan dapat mendukung tercapainya tujuan

pembelajaran serta meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada

pembelajaran tematik di kelas IVB SD Negeri 1 Metro Pusat adalah dengan

menerapkan pembelajaran tematik dengan menggunakan metode inquiry

(penyelidikan). Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema dan memberikan pengalaman bermakna kepada siswa

secara utuh. Sedangkan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang

mendorong/memotivasi anak untuk melakukan keterampilan-keterampilan

ilmiah yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan

mengkomunikasikan. Menurut Komalasari (2010: 73) inquiry merupakan

model pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah

(21)

5

belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memahami konsep dan

memecahkan masalah.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan melaksanakan perbaikan

pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry untuk meningkatkan

motivasi kerja kelompok dan hasil belajar dalam pembelajaran tematik siswa

kelas IVB SD Negeri 1 Metro Pusat tahun pelajaran 2013/2014.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu diidentifikasi masalah sebagai

berikut :

1. Guru belum sepenuhnya menggunakan pendekatan saintifik.

2. Kurangnya pengetahuan guru tentang model, strategi, atau metode

pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013.

3. Kurangnya motivasi kerja kelompok dalam pembelajaran.

4. Rendahnya hasil belajar siswa.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, dapat

dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penggunaan metode inquiry dalam pembelajaran tematik

agar dapat meningkatkan motivasi kerja kelompok siswa kelas IVB SD

(22)

6

2. Apakah penggunaan metode inquiry dalam pembelajaran tematik dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVB SD Negeri 1 Metro Pusat

Tahun Pelajaran 2013/2014?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan

penelitian ini adalah untuk :

1. Meningkatkan motivasi kerja kelompok siswa kelas IVB SD Negeri 1

Metro Pusat Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan menggunakan metode

inquiry dalam pembelajaran tematik.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVB SD Negeri 1 Metro Pusat

Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan menggunakan metode inquiry

dalam pembelajaran tematik.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Bagi siswa

Meningkatnya motivasi kerja kelompok dan hasil belajar siswa kelas

IVB SD Negeri 1 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan

(23)

7

2. Bagi guru

Meningkatnya kemampuan profesional guru dalam menyelenggarakan

pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode inquiry melalui

pembelajaran tematik.

3. Bagi sekolah

Meningkatnya hasil belajar dan kualitas pembelajaran di kelas dengan

menggunakan metode inquiry melalui pembelajaran tematik.

4. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang penelitian

tindakan kelas serta dapat juga dijadikan bahan rujukan untuk

(24)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Tematik dengan Pendekatan Saintifik 2.1.1Pengertian Belajar

Belajar terjadi ketika ada interaksi antara individu dan lingkungan

fisik maupun lingkungan sosial. Menurut Komalasari (2010: 2) belajar

adalah aktivitas yang dapat menghasilkan perubahan dalam diri

seseorang baik secara aktual maupun potensial. Perubahan yang didapat

sesungguhnya adalah kemampuan yang baru dan ditempuh dalam

jangka waktu yang lama. Perubahan terjadi karena ada usaha dari dalam

diri setiap individu. Menurut Slameto (Hamdani, 2011: 20) belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan Cronbach (Hamdani, 2011: 20) menyatakan Learning is

shown by a change in behavior as a result of experience (belajar adalah

memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari

pengalaman).

Menurut Gagne (Hardini, 2012: 4) belajar adalah proses dimana

suatu organisme berubah perilakunya akibat dari pengalaman

(25)

9

tentang tingkah laku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman

yang berasal dari lingkungan. Berdasarkan uraian di atas, dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

individu secara sadar untuk memperoleh perubahan perilaku seperti

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, sikap, persepsi, dan tingkah laku

afektif lainnya sebagai hasil dari pengalaman.

2.1.2Pengertian Hasil Belajar

Menurut Bloom (Suprijono, 2009: 6) hasil belajar mencakup

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan menurut

Lindgren (Suprijono, 2009: 7) bahwa hasil belajar meliputi kecakapan,

informasi, pengertian, dan sikap. Menurut Sudjana (2011: 3) hasil

belajar merupakan perubahan tingkah laku yang mencakup bidang

kognitif, afektif, dan psikomotor.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 381) mengartikan bahwa

hasil belajar adalah sesuatu yang diadakan oleh adanya usaha belajar.

Staton (Nabisi, 2008: 1.12) hasil belajar diukur berdasarkan ada

tidaknya perubahan tingkah laku atau pemodifikasian tingkah laku yang

lama menjadi tingkah laku yang baru.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar merupakan sesuatu yang diperoleh dari proses

pembelajaran melalui evaluasi. Evaluasi dapat dijadikan sebagai alat

ukur atau pertimbangan untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh

(26)

10

2.1.3 Pengertian Pembelajaran Tematik

Menurut Depdiknas (Trianto, 2009: 79) Pembelajaran tematik

dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan

tema-tema tertentu. Pembelajaran tema-tematik merupakan salah satu jenis dari

pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya

adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk

mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan

pengalaman bermakna kepada siswa

Model pembelajaran tematik di SD memiliki beberapa tahapan

yaitu: pertama guru harus mengacu pada tema sebagai pemersatu

berbagai mata pelajaran untuk satu tahun. Kedua guru melakukan

analisis standar kompetensi lulusan, kompetensi inti, kompetensi dasar

dan membuat indikator dengan tetap memperhatikan muatan materi

dari standar isi. Ketiga membuat hubungan antara kompetensi dasar,

indikator dengan tema. Keempat membuat jaringan KD dan indikator.

Kelima menyusun silabus tematik dan yang keenam membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran tematik dengan mengkondisikan

pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik.

(27)

11

Selanjutnya Trianto (2009: 84) menjelaskan bahwa pembelajaran

tematik merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan

beberapa materi pembelajaran dari berbagai standar kompetensi dan

kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran. Sejalan

dengan hal ini Suryosubroto (2009: 133) berpendapat bahwa

pembelajaran tematik diartikan sebagai suatu kegiatan pembelajaran

dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu

tema/topik pembahasan.

Depdikbud (Trianto, 2010: 61) menyatakan bahwa pembelajaran tematik mempunyai beberapa karakteristik atau ciri-ciri, antara lain :

a. Holistik

Suatu gejala atau fenomena yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari beberapa bidang kajian sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak dan pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena dari segala sisi. b. Bermakna

Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek seperti yang dijelaskan di atas, memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata. Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari dan rujukan yang nyata dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lainnya akan menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari.

c. Otentik

Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami secara langsung prinsip dan konsep yang ingin dipelajarinya melalui kegiatan belajar secara langsung. Guru lebih banyak sebagai fasilitator dan katalisator, sedangkan siswa bertindak sebagai aktor pencari informasi dan pengetahuan.

d. Aktif

(28)

12

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran tematik yaitu suatu model pembelajaran yang

memadukan beberapa materi pembelajaran dari berbagai standar

kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata

pelajaran dalam satu tema yang bertujuan untuk memberikan

pengalaman bermakna kepada siswa.

2.1.4 Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik berfungsi untuk memberikan kemudahan

bagi siswa dalam memahami dan mendalami konsep materi yang

tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar, karena

materi yang dipelajari merupakan materi yang nyata (kontekstual) dan

bermakna bagi siswa.

Kemendikbud (2013: 194) menyatakan tujuan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut.

a. Mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu,

b. Mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama,

c. Memiliki pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan,

d. Mengembangkan kompetensi berbahasa lebih baik dengan mengkaitkan berbagai mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi peserta didik,

e. Lebih bergairah belajar karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, seperti: bercerita, bertanya, menulis sekaligus mempelajari pelajaran yang lain,

f. Lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi yang disajikan dalam konteks tema yang jelas,

(29)

13

ditumbuh kembangkan dengan mengangkat sejumlah nilai budi pekerti sesuai dengan situasi dan kondisi.

2.1.5 Pendekatan Saintifik

Menurut Sudarwan (Kemendikbud, 2013: 201) pendekatan

saintifik bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran,

penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran.

Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan

dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Proses

pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut ini.

1. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

2. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

3. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.

4. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran.

5. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.

6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung jawabkan.

7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern

dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.

(30)

14

sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Untuk mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin

pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara

prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran

harus tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan

menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat nonilmiah.

Kemendikbud (2013: 9) menyatakan Pendekatan Saintifik adalah pembelajaran yang mendorong anak untuk melakukan keterampilan-keterampilan ilmiah berikut :

1) Mengamati

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan melihat, menyimak, mendengar dan mencoba. Guru memfasilitasi peserta didik untuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

2) Menanya

Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. 3) Mengumpulkan informasi/eksperimen

Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang lebih teliti, atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi. Anak perlu dibiasakan untuk menghubungi-hubungkan antara informasi satu dengan yang lain, untuk mengambil kesimpulan.

4) Mengasosiasi/mengolah informasi

(31)

15

kesimpulan dari pola yang ditemukan. Kepada yang bertentangan.

5) Mengkomunikasikan

Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.

Pendekatan saintifik biasanya tampak jelas ketika siswa terlibat

dalam pembelajaran tertentu, yaitu: pembelajaran berbasis proyek,

pembelajaran berbasis masalah, dan pembelajaran penemuan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang

mendorong anak untuk melakukan keterampilan-keterampilan ilmiah

yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah

informasi, dan mengkomunikasikan. Pendekatan ini sangat tepat

digunakan dalam pembelajaran tematik.

2.1.6 Penilaian Otentik

Menurut Nurgiyantoro (2011: 23) penilaian otentik merupakan

suatu bentuk tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan

kinerja di dunia nyata secara bermakna yang merupakan penerapan

esensi pengetahuan dan keterampilan. Selanjutnya Komalasari (2010:

148) mengungkapkan bahwa penilaian otentik adalah suatu penilaian

belajar yang merujuk pada situasi atau konteks “dunia nyata”, yang

(32)

16

yang memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai

lebih dari satu macam pemecahan.

Johnson (Komalasari, 2010: 147) mengemukakan bahwa

penilaian otentik memberikan kesempatan bagi siswa untuk

menunjukkan apa yang telah mereka pelajari selama proses belajar.

Kemendikbud (2013: 5) Beberapa jenis penilaian otentik meliputi

penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

1. Penilaian Sikap

Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan

secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara

langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format

observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.

Hal ini dilakukan saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran.

2. Penilaian Pengetahuan a. Tes Tulis

Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban

dan uraian. Memilih jawaban dan mensuplai jawaban. Memilih

jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah,

ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban

terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau pendek,

dan uraian.

b. Tes Lisan

Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan

(33)

17

pertanyaan tersebut secara ucap juga, sehingga menimbulkan

keberanian. Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat maupun

paragraf yang diucapkan.

c. Penugasan

Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik

yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu

ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.

3. Penilaian Keterampilan Penilaian Kinerja

Asesmen autentik sebisa mungkin melibatkan partisipasi

peserta didik, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan

dinilai. Guru dapat melakukannya dengan meminta para peserta

didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka

gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Dengan

menggunakan informasi ini, guru dapat memberikan umpan balik

terhadap kinerja peserta didik baik dalam bentuk laporan naratif

maupun laporan kelas.

Menurut Kemendikbud (2013: 244) Ada beberapa cara

berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja:

1) Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya unsur-unsur tertentu dari indikator atau subindikator yang harus muncul dalam sebuah peristiwa atau tindakan.

(34)

18

2.2 Metode Inquiry

2.2.1.Pengertian Metode Inquiry

Metode inquiry disebut juga metode penemuan yang sangat

penting untuk dilakukan siswa usia sekolah dasar. Menurut Sagala

(Hardini, 2012: 33) metode inquiry merupakan metode pembelajaran

yang berupa menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa

sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar

sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.

Sedangkan Hamdani (2011: 182) menyatakan inquiry adalah salah satu

cara belajar atau penelaahan yang bersifat mencari pemecahan

permasalahan dengan cara kritis, analisis, dan ilmiah dengan

menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang

meyakinkan karena didukung oleh data atau kenyataan.

Hardini (2012: 70) mengungkapkan pembelajaran inquiry

merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal

seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu

(benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis,

sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan

penuh percaya diri.

Adapun tujuan metode inquiry menurut Hardini (2012: 33) adalah : a. Meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam menemukan dan

memproses bahan pelajaran.

b. Mengurangi ketergantungan peserta didik pada guru untuk mendapatkan pengalaman belajarnya.

c. Melatih peserta didik menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar yang tidak ada habisnya.

d. Memberi pengalaman belajar seumur hidup.

(35)

19

1. Siswa akan bertanya jika mereka dihadapkan pada masalah yang membingungkan atau kurang jelas.

2. Siswa dapat menyadari dan belajar menganalisis strategi berpikir mereka.

3. Strategi berpikir baru dapat diajarkan secara langsung dan ditambahkan pada apa yang telah mereka miliki.

4. Inquiry dalam kelompok dapat memperkaya pikiran dan

membantu siswa belajar mengenai sifat pengetahuan yang sementara dan menghargai pendapat orang lain.

Menurut Komalasari (2010: 73-74) ada 5 komponen umum dalam pembelajaran dengan metode inquiry antara lain :

a. Question

Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh siswa.

b. Student Engangement

Dalam metode inquiry keterlibatan aktif siswa merupakan suatu keharusan, dimana siswa dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari.

c. Cooperative Interaction

Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam kelompok dan mendiskusikan berbagai gagasan.

d. Performance Evaluation

Dalam menjawab permasalahan biasanya siswa diminta untuk membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk berupa slide presentasi, grafik, poster, poster, karangan, dan lain-lain.

e. Variety of Resources

Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar.

Sedangkan langkah-langkah metode inquiry sebagai berikut : 1. Merumuskan masalah

2. Mengamati dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari sumber atau objek yang diamati.

3. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya.

(36)

20

Hardini (2012: 35-36) Pembelajaran dengan menggunakan metode

inquiry merupakan pembelajaran yang banyak dianjurkan karena memiliki

beberapa keunggulan sebagai berikut :

a) Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang sehingga pembelajaran melalui metode ini dianggap lebih bermakna.

b) Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan belajar mereka.

c) Merupakan metode yang sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.

d) Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya siswa memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.

Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut :

a) Jika menggunakan metode pembelajaran ini akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

b) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

c) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

d) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka metode pembelajaran ini sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

2.2.2.Macam-macam Metode Inquiry

Metode inquiry mempunyai beberapa macam jenis antara lain

inquiry terpimpin, inquiry bebas dan inquiry bebas yang dimodifikasi.

Sund and Trowbridge mengemukakan tiga macam metode inquiry

sebagai berikut:

1. Inquiry terpimpin (Guide Inquiry)

Peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang

dibutuhkan. Pedoman pedoman tersebut biasanya berupa

(37)

21

bagi para peserta didik yang belum berpengalaman belajar dengan

metode inquiry, dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan

pengarahan yang cukup luas. Pada tahap awal bimbingan lebih

banyak diberikan, dan sedikit demi sedikit dikurangi sesuai dengan

perkembangan pengalaman peserta didik. Dalam pelaksanaannya

sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Peserta didik tidak

merumuskan permasalahan. Petunjuk yang cukup luas tentang

bagaimana menyusun dan mencatat data diberikan oleh guru.

2. Inquiry bebas (Free Inquiry)

Pada inquiry bebas peserta didik melakukan penelitian sendiri

bagaikan seorang ilmuan. Pada pengajaran ini peserta didik harus

mengidentifikasikan dan merumuskan berbagai topik permasalahan

yang hendak diselidiki. Metodenya adalah inquiry role approach

yang melibatkan peserta didik dalam kelompok tertentu, setiap

anggota kelompok memiliki tugasnya sendiri sendiri, misalnya

koordinator kelompok, pembimbing teknis, pencatatan data dan

pengevaluasi proses.

3. Inquiry bebas yang dimodifikasi (Modifiel Free Inquiry)

Pada inquiry ini guru memberikan permasalahan atau problem

dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan

permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan

prosedur penelitian (Sund and Trowbridge dalam Trianto, 2007:

(38)

22

Dalam hal ini peneliti menggunakan metode inquiry karena

diantara macam-macam metode inquiry yang lebih cocok untuk siswa

kelas IV adalah inquiry terbimbing, dimana siswa terlibat aktif dalam

pembelajaran tentang konsep atau suatu gejala melalui pengamatan,

pengukuran, pengumpulan data untuk ditarik kesimpulan. Pada inquiry

terbimbing, guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan

siswa sebagai penerima informasi, tetapi guru membuat rencana

pembelajaran atau langkah-langkah percobaan. Siswa melakukan

percobaan atau penyelidikan untuk menemukan konsep-konsep yang

telah ditetapkan guru.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode

inquiry adalah metode pembelajaran yang menanamkan dasar-dasar berpikir

ilmiah pada diri siswa sehingga siswa lebih banyak belajar sendiri, dan

mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Dengan demikian

metode inquiry sangat tepat digunakan dalam pembelajaran tematik yang

mengunakan langkah-langkah sebagai berikut : 1) merumuskan masalah, 2)

mengamati dan mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari sumber atau

objek yang diamati, 3) menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan,

gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya, dan 4) mengkomunikasikan

atau menyajikan hasil karya pada pembaca, teman sekelas, guru atau audien

(39)

23

2.3 Motivasi Kerja Kelompok 2.3.1 Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh di dalam

proses belajar mengajar. Menurut Hanafiah (2010: 26) motivasi

belajar merupakan kekuatan, daya pendorong, atau alat pembangun

kesediaan dan keinginan yang kuat dari peserta didik untuk belajar

secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka

perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor. Sedangkan menurut Uno (2007: 23) motivasi belajar

adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang

belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya

dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Motivasi

yang ada dalam diri siswa dapat berpengaruh terhadap proses belajar

dan hasil belajar siswa.

Menurut Sudjana (2011: 61) keberhasilan proses belajar mengajar

dapat dilihat dalam motivasi belajar yang ditujukan oleh para siswa

pada saat melaksanakan kegiatan belajar-mengajar. Hal ini dapat

dilihat dalam hal: minat, semangat, tanggung jawab, reaksi dan rasa

senang siswa. Sedangkan Masnur (Hamdani, 2011: 290) menyatakan

motivasi adalah daya atau perbuatan yang mendorong seseorang,

tindakan atau perbuatan merupakan gejala sebagai akibat dari adanya

(40)

24

Menurut Amri (2013: 169) dengan adanya motivasi maka siswa

akan terdorong untuk belajar mencapai sasaran dan tujuannya karena

yakin dan sadar akan kebaikan, kepentingan dan manfaatnya. Bagi

siswa motivasi ini sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku

siswa ke arah positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan.

Fungsi motivasi dalam pembelajaran

1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar. 2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan

perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Menurut Biggs dan Telfer (Amri, 2013: 26) menyatakan bahwa

ada empat golongan motivasi belajar siswa, antara lain :

1. Motivasi instrumental dimana siswa belajar karena didorong oleh adanya hadiah atau menghindari hukuman.

2. Motivasi sosial dimana siswa belajar untuk penyelenggaraan tugas, dalam hal ini keterlibatan siswa pada tugas menonjol. 3. Motivasi berprestasi dimana siswa belajar untuk meraih

prestasi atau keberhasilan yang telah ditetapkannya.

4. Motivasi intrinsik siswa belajar karena keinginannya sendiri.

Menurut Amri (2013: 169) dengan adanya motivasi, maka siswa

akan terdorong untuk belajar mencapai sasaran dan tujuannya karena

yakin dan sadar akan kebaikan, kepentingan, dan manfaatnya.

Sedangkan Dalyono (Amri, 2013: 169) motivasi dapat menentukan

baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar

motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Berdasarkan

beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa, motivasi

(41)

25

maupun dari luar diri siswa yang dapat merubah perilaku siswa dalam

belajar.

2.3.2 Alat Ukur Motivasi Belajar

Alat ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui motivasi

seseorang dalam mengamati motivasi belajar siswa digunakan lembar

observasi motivasi belajar yang berisi beberapa indikator motivasi

belajar yang nantinya akan diisi oleh observer yang mengamati secara

langsung proses pembelajaran di kelas.

Arifin (2011: 152) menyatakan motivasi dan keterampilan dapat

diukur dengan tes perbuatan, adapun perubahan sikap dan

pertumbuhan siswa dalam psikologi hanya dapat diukur dengan teknik

non-tes, misalnya observasi, wawancara, skala sikap dan lain-lain.

Notoadmojo (2005: 135) ada beberapa cara untuk mengukur motivasi

yaitu : a) tes proyektif, b) kuesioner, dan c) observasi.

Arikunto (2010: 30) menyatakan observasi/ pengamatan adalah

suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan

secara teliti serta pencatatan secara sistematis.

Sedangkan menurut Trianto (2011: 233) observasi/pengamatan adalah proses penilaian dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis terhadap tingkah laku peserta didik di dalam kelas maupun diluar kelas. Sebagai alat evaluasi observasi dipakai untuk a) menilai minat, sikap, dan nilai-nilai yang terkandung dalam diri peserta didik dan b) melihat proses kegiatan pembelajaran baik individu maupun kelompok.

(42)

26

situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.

Tujuan utama observasi yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan.

2. Untuk mengukur perilaku kelas baik perilaku guru maupun perilaku peserta didik, interaksi peserta didik dan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya terutama kacakapan sosial.

Adapun kelebihan dan kelemahan observasi sebagai berikut:

a) Kelebihan observasi

1. Observasi merupakan alat untuk mengamati berbagai macam fenomena

2. Observasi cocok untuk mengamati perilaku peserta didik maupun guru yang sedang melakukan suatu kegiatan.

3. Banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi justru lebih tepat dengan observasi.

4. Tidak terikat dengan laporan pribadi.

b) Kelemahan observasi

1. Seringkali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca.

2. Jika proses yang diamati memakan waktu lama, maka observer sering menjadi jenuh.

3. Biasanya masalah pribadi sulit diamati.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas disimpulkan

bahwa alat ukur motivasi yang tepat digunakan adalah lembar

observasi yaitu dengan cara mengamati segala perilaku dalam setiap

kegiatan untuk mengetahui penilaian proses dan hasil belajar dalam

(43)

27

2.3.3 Pengertian Kerja Kelompok

Menurut Homans kelompok adalah sejumlah individu

berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu

yang jumlahnya tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat

berkomunikasi dengan semua anggota secara langsung.

(http://dhino-ambargo.blogspot.com/2013/06/pengertian-dan-karakteristik

kelompok.html, 2013)

Menurut Dhino kelompok adalah sekumpulan orang/individu yang terorganisir, dengan kesamaan kegiatan dan tujuan yang sama. Maka, imbasnya, tujuan kelompok hendaknya ditentukan bersama-sama. Sebagai titik awal dalam membangun kelompok, tujuan kelompok adalah arah bagi berjalannya kelompok dalam melakukan aktifitas atau kegiatan yang akan dilakukan, dan ini menjadi begitu penting dalam membangun kelompok.

Karakteristik kerja kelompok sebagai berikut :

1. Terdiri dari dua orang atau lebih dalam interaksi sosial baik secara verbal maupun non verbal.

2. Anggota kelompok harus mempunyai pengaruh satu sama lain supaya dapat diakui menjadi anggota suatu kelompok.

3. Mempunyai struktur hubungan yang stabil sehingga dapat menjaga anggota kelompok secara bersama dan berfungsi sebagai suatu unit.

4. Anggota kelompok adalah orang yang mempunyai tujuan atau minat yang sama.

5. Individu yang tergabung dalam kelompok, saling mengenal satu sama lain serta dapat membedakan orang-orang yang bukan anggota kelompoknya.

(http://dhino-ambargo.blogspot.com/2013/06/pengertian-dan-karakteristik-kelompok.html, 2013)

Menurut De Vito kelompok merupakan sekumpulan individu

yang cukup kecil bagi semua anggota untuk berkomunikasi secara

relatif mudah. Para anggota saling berhubungan satu sama lain dengan

beberapa tujuan yang sama dan memiliki semacam organisasi atau

(44)

28

atau peraturan yang mengidentifikasi tentang apa yang dianggap

sebagai perilaku yang diinginkan bagi semua anggotanya.

(http://jl-hengki.blogspot.com/2011/08/definisi-kelompok.html, 2011)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan kerja kelompok

adalah kumpulan individu yang bekerja sama dan saling berinteraksi

satu sama lain. Saling berkomunikasi dengan mengutamakan

kepentingan bersama dibandingkan kepentingan pribadi individu dan

tercipta sebuah ikatan yang erat diantara anggota kelompok. Dengan

demikian motivasi kerja kelompok adalah suatu kekuatan atau

dorongan dari dalam maupun luar suatu kelompok yang dapat

merubah perilaku dalam belajar dengan mengutamakan kepentingan

bersama.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut

“Apabila guru kelas IVB SD Negeri 1 Metro Pusat Tahun Pelajaran

2013/2014 dalam pembelajaran tematik menggunakan metode inquiry dengan

langkah-langkah yang tepat dan baik, maka akan meningkatkan motivasi

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh

guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

meningkat Wardhani, (2008: 1.4). Sesuai dengan metode Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah

suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari 4 tahapan

dasar yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu (1) perencanaan

(planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4)

refleksi (reflecting). Adapun siklus dari penelitian tindakan kelas ini adalah

(46)

30

Siklus Penelitian Tindakan Kelas (sumber dari Arikunto 2006: 16)

1. Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas IVB SD Negeri 1 Metro

Pusat, Kota Metro Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian tindakan kelas adalah siswa di kelas IVB SD Negeri 1

Metro Pusat, Kota Metro. Jumlah murid saat ini sebanyak 28 siswa terdiri

dari 15 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Salah satu kegiatan penting dalam penelitian adalah pengumpulan data.

Untuk mengumpulkan data, diperlukan suatu alat penelitian yang akurat Perencanaan

Pelaksanaan

Refleksi Siklus I

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

Pelaksanaan Perencanaan

Siklus III Refleksi

(47)

31

karena hasilnya sangat menentukan mutu penelitian. Teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Teknik tes

Teknik tes digunakan untuk penilaian kompetensi pengetahuan (kognitif)

dilakukan dengan cara pemberian tes tertulis berupa pertanyaan singkat.

b. Teknik non tes

Teknik non tes digunakan untuk penilaian kompetensi sikap (afektif)

melalui observasi (pengamatan) dengan cara observer (pengamat)

mengamati kegiatan pembelajaran dan mengumpulkan data untuk

mengetahui motivasi kerja kelompok dan kinerja guru. Sedangkan

Penilaian keterampilan (psikomotorik) melalui unjuk kerja yaitu penilaian

yang menuntut siswa mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dan

dinilai menggunakan daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi

rubrik.

3.3 Alat Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpulan data, hal ini

dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lengkap dan valid, yang dapat

mendukung keberhasilan dalam penelitian ini. Alat yang digunakan antara

lain:

1. Lembar observasi, instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data

mengenai motivasi kerja kelompok dan kinerja guru dalam proses belajar

selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas.

2. Tes hasil belajar, instrumen ini digunakan untuk menjaring data

(48)

32

pengetahuan dan keterampilan siswa dalam pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan saintifik pada pembelajaran tematik.

3.4Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan

dinamika proses belajar, sasarannya adalah data tentang motivasi kerja

kelompok dan kinerja guru yang bersumber dari lembar pengamatan.

Persentase motivasi kerja kelompok dan hasil belajar setiap siswa serta kinerja guru

diperoleh dengan rumus:

Keterangan:

N = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum dari tes yang ditentukan 100 = Bilangan tetap

( sumber dari Purwanto 2008: 102 )

Tabel 1 Predikat untuk Kinerja Guru sebagai berikut :

Predikat Nilai

Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil belajar

siswa sebagai kesimpulan keberhasilan penelitian. Analisis yang didapat dari

hasil belajar siswa yang dilakukan melalui penilaian terhadap sikap,

pengetahuan dan keterampilan. R

(49)

33

Tabel 2 Indeks Nilai Kuantitatif dengan skala 1 - 4 dan 0 - 100 adalah :

Konversi nilai akhir Predikat (Pengetahuan dan

(sumber dari Badan PSDMPK-PMP, 2013: 108)

3.5Prosedur Penelitian Siklus I

Tema : Tempat Tinggalku

Sub Tema : Lingkungan Tempat Tinggalku Pembelajaran: 1 (satu)

1. Tahap Perencanaan

a) Menganalisis kompetensi dasar dan indikator.

b) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, lembar evaluasi

yang terdiri dari soal, sumber belajar, dan media yang akan digunakan

selama proses pembelajaran di kelas.

c) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati motivasi kerja kelompok

(50)

34

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan a. Kegiatan Pendahuluan

a) Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dengan menanyakan

kabar mereka. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan dimana

kalian tinggal?

b) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru kegiatan yang akan dilakukan

hari ini dan apa tujuan yang akan dicapai dari kegiatan tersebut dengan

bahasa yang sederhana yang dapat dipahami.

b.Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan tentang tempat tinggal mereka adalah Kota Metro di

Provinsi Lampung Pulau Sumatera. Untuk lebih jelasnya guru

memperlihatkan peta Pulau Sumatera dan menujukkan dimana letak

Provinsi Lampung terutama letak kota Metro.

b) Siswa diminta maju untuk menunjukkan kota-kota apa saja yang terletak di

sebelah utara, selatan, barat dan timur pada peta Provinsi Lampung.

c) Siswa duduk secara berkelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 siswa dan

secara individu siswa mengamati peta Pulau Sumatera. Siswa

mendiskusikan jawaban dalam kelompoknya kemudian guru menunjuk

satu kelompok untuk mempresentasikan jawabannya. Guru sudah

menyediakan kompas untuk menunjukkan posisi suatu benda sesuai

dengan arah mata angin.

d) Guru mengajak siswa untuk keluar kelas kemudian berdiri menghadap ke

arah matahari. Kemudian guru bertanya berada di sebelah manakah

(51)

35

di sebelah barat. Guru meminta siswa untuk merentangkan tangan dan

menentukan arah utara, selatan, barat, dan timur .

e) Siswa diminta untuk menuliskan benda-benda yang ada di arah utara,

selatan, barat, dan timur. Siswa ke depan kelas untuk membacakan

jawabannya siswa dapat memperagakannya dengan membentangkan

tangan kemudian siswa yang lain dapat memberi masukan. Guru

menyimpulkan benda-benda yang ada di arah utara, selatan, barat, dan

timur.

f) Guru meminta siswa mengamati gambar Pulau Papua dan siswa diminta

untuk mencari kota Wamena dan melingkarinya. Siswa menuliskan

batas-batas dari kota Wamena. Siswa juga menjawab pertanyaan yang telah

disediakan mengenai posisi kota Wamena.

g) Guru menjelaskan tentang legenda pada peta yang dibaca. Kemudian siswa

diminta membuat pulau impian sesuai dengan keinginan siswa dan disertai

dengan pertanyaan yang dibuat siswa.

h) Guru meminta siswa untuk membaca teks tentang kota Wamena dan

kemudian menjawab pertanyaan yang telah disediakan. Setelah itu juga

siswa menyimpulkan dari teks yang telah dibaca dan mempresentasikan di

depan kelas.

i) Setelah itu guru memberikan sebuah lagu dari Papua yaitu lagu Apuse dan

guru mengajarkan cara membaca notasi angka dan panjang pendek lagu

tersebut.

j) Kemudian siswa diminta satu persatu menyanyikan lagu Apuse dengan

(52)

36

k) Siswa melakukan evaluasi dengan menjawab pertanyaan yang telah

disediakan.

c. Kegiatan Penutup

a) Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan.

b) Guru melakukan tindak lanjut dengan memberikan motivasi kepada siswa

untuk tetap rajin belajar.

3. Tahap Observasi

a) Menganalisis keadaan siswa untuk mempertimbangkan kesulitan-kesulitan

yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran

b) Melakukan pengamatan terhadap penggunaan metode inquiry dalam

pembelajaran tematik pada kelas IVB.

c) Mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan perubahan yang

terjadi pada saat pembelajaran.

d) Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan atau

kekurangan yang terdapat pada proses pembelajaran.

4. Tahap Refleksi

a) Menganalisis temuan yang didapatkan pada saat melakukan observasi.

b) Menganalisis keberhasilan dan kekurangan proses pembelajaran tematik

dengan menggunakan metode inquiry.

c) Melakukan refleksi terhadap kesesuaian media yang digunakan dalam

proses pembelajaran.

(53)

37

Siklus II

Tema : Tempat Tinggalku

Sub Tema : Lingkungan Tempat Tinggalku Pembelajaran : 2 (dua)

Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh peneliti untuk mengkaji

proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus

II. Adapun pelaksanaan pada siklus II ini meliputi:

1. Tahap Perencanaan

a) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran

yang telah dilaksanakan pada siklus I.

b) Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus II

berdasarkan refleksi dari siklus I.

c) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, lembar evaluasi

yang terdiri dari soal, sumber belajar, dan media yang akan digunakan

selama proses pembelajaran di kelas.

d) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati motivasi kerja kelompok

dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan a. Kegiatan Pendahuluan

a) Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dengan menanyakan

kabar mereka

b) Sebelum memulai pelajaran guru mengingatkan siswa tentang kota Metro

(54)

38

menanyakan apa yang kalian ketahui tentang kota Metro dan Wamena?

dan siswa menjawab dengan mengangkat tangan

c) Kemudian guru menunjukkan peta Kepulauan Seribu, dan menanyakan

apa yang kalian pikirkan ketika mendengar Kepulauan Seribu? Dan

kira-kira berapa jumlah pulau di Kepulauan Seribu? Siswa pun menjawab

pertanyaan itu dengan bergantian, kemudian guru menulis jawaban itu di

papan tulis

b. Kegiatan Inti

a) Siswa membaca teks tentang kondisi alam Kepulauan Seribu. Kemudian

duduk berkelompok yang setiap kelompok terdiri dari 4 siswa dari

informasi yang siswa dapatkan siswa akan mendiskusikan dalam

kelompoknya. Setelah itu siswa diminta menceritakan kembali tentang

kondisi alam Kepulauan Seribu.

b) Siswa menjawab pertanyaan tentang kondisi alam Kepulauan Seribu.

c) Siswa mengamati gambar Kepulauan Seribu, dan kemudian siswa secara

bergantian menyebutkan nama-nama pulau yang ada di Kepulauan Seribu

berdasarkan arah utara, selatan, barat, dan timur.

d) Guru menanyakan kepada siswa apakah kalian tahu bahwa warna di peta

menunjukkan perbedaan daratan?

e) Guru menguatkan mengenai legenda warna pada peta setelah itu siswa

diminta menjawab pertanyaan tersebut mendiskusikannya dengan teman

(55)

39

f) Siswa diminta untuk mengamati peta pulau jawa kemudian siswa

menuliskan kota-kota yang merupakan dataran tinggi dan dataran rendah

pada lembar yang telah disediakan.

g) Siswa mengamati gambar pada buku kemudian membuat 5 pertanyaan

tentang kenampakan alam.

h) Kemudian siswa mendiskusikan hasil pengamatannya dan kemudian

menuliskan perbedaan dari ketiga tempat pada gambar.

i) Siswa melakukan wawancara kepada 5 orang teman kemudian siswa

menanyakan kepada temannya tentang tempat-tempat yang pernah mereka

kunjungi.

j) Kemudian siswa menuliskan hasil wawancaranya.

k) Siswa melakukan evaluasi dengan menjawab pertanyaan yang telah

disediakan.

c. Kegiatan Penutup

a) Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan.

b) Guru melakukan tindak lanjut dengan memberikan motivasi kepada siswa

untuk tetap rajin belajar.

3. Tahap Observasi

a) Menganalisis keadaan siswa untuk mempertimbangkan kesulitan-kesulitan

yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran

b) Melakukan pengamatan terhadap penggunaan metode inquiry dalam

pembelajaran tematik pada kelas IVB.

c) Mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan perubahan yang

(56)

40

d) Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang kelemahan atau

kekurangan yang terdapat pada proses pembelajaran.

4. Tahap Refleksi

a) Menganalisis temuan yang didapatkan pada saat melakukan observasi.

b) Menganalisis keberhasilan dan kekurangan proses pembelajaran tematik

dengan menggunakan metode inquiry.

c) Melakukan refleksi terhadap kesesuaian media yang digunakan dalam

proses pembelajaran.

d) Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa.

Siklus III

Tema : Tempat Tinggalku

Sub Tema : Lingkungan Tempat Tinggalku Pembelajaran : 3 (tiga)

Pada akhir siklus II telah dilakukan refleksi oleh peneliti untuk mengkaji

proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus

III. Adapun pelaksanaan pada siklus III ini meliputi:

1. Tahap Perencanaan

a) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran

yang telah dilaksanakan pada siklus II.

b) Merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus III

(57)

41

c) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti silabus, RPP, lembar evaluasi

yang terdiri dari soal, sumber belajar, dan media yang akan digunakan

selama proses pembelajaran di kelas.

d) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati motivasi kerja kelompok

dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan a. Kegiatan Pendahuluan

a) Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dengan menanyakan

kabar mereka

b) Sebelum memulai pelajaran guru mengingatkan siswa tentang Kepulauan

Seribu, setelah kita mengenal Kepulauan Seribu sekarang kita akan

mengenal pulau Bali. Kemudian guru menunjukkan peta pulau Bali.

b. Kegiatan Inti

a) Siswa menganalisa pulau Bali. Siswa berdiskusi untuk menemukan

kenampakan alam yang ada di Bali dengan benar. Kemudian siswa

mempresentasikan di depan kelas.

b) Siswa mengamati rute rumah Paman di Denpasar. Siswa menjawab

pertanyaan dengan menjelaskan rute tersebut sesuai arah mata angin

Kemudian mendiskusikan dengan kelompok masing-masing.

c) Siswa mengamati denah rumah Made. Kemudian siswa membuat 5

pertanyaan tentang kenampakan alam. Kemudian pertanyaan tersebut

ditukarkan dengan teman sebangku dan meminta temannya untuk

Gambar

Tabel 1 Predikat untuk Kinerja Guru sebagai berikut :
Tabel 2 Indeks Nilai Kuantitatif dengan skala 1 - 4 dan 0 - 100 adalah :

Referensi

Dokumen terkait

atau tes akhir setelah mendapatkan materi dalam penelitian, hasil posstest pada kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata 86,3 dan kelas kontrol mempunyai nilai

[r]

K[ltrrAlAN UJr

ANALISIS TOKOH UTAMA MIYAMOTO MUSASHI DALAM KOMIK VAGABOND KARYA INOUE TAKEHIKO DILIHAT DARI

[r]

Hasil penelitian adalah (1) Perencanaan pembelajaran PKn berbasis nilai-nilai moral di Madrasah Ibtidaiyah Al-Islam 2 Grobagan Surakarta diawali sejak tahun ajaran baru,

melakukan pekerjaan, karena pada saat inilah siswa lebih dapat menggali dan. mengembangkan pengetahuan yang

Pada penelitian ini, jaringan saraf tiruan akan digunakan untuk mengenali pola Aksara Pegon Jawa yang memiliki keunikan dalam bentuk, dan masing-masing huruf terkadang hampir