III. METODE PENELITIAN
3.4. Metode Kerja
3.4.1. Prosedur kerja di lapangan
Pengambilan ikan contoh dilakukan dua tahap, pertama adalah pengambilan setiap hari selama satu tahun penuh (Desember 2008-Desember 2009) dan pengambilan contoh ikan segar Mei 2010 untuk keperluan analisis histologis dan proximat serta validasi data panjang berat yang sebelumnya dilakukan dengan timbangan dengan ketelitian 0,1 cm. Ikan contoh diambil dari pelabuhan pendaratan ikan (PPI) gebang Cirebon. Ikan-ikan contoh ditangkap oleh seorang nelayan yang dipercayakan (Pak Bandi) untuk mengambil contoh harian dengan menggunakan alat tangkap rampus dengan mata jarring (mash size) sebesar 1,75 inchi. Ikan yang telah berada di pelabuhan pendaratan ikan (PPI) diambil dan
17 diidentifikasi dengan menggunakan buku identifikasi yang disesuaikan dengan ciri-cirinya kemudian diukur panjang dan beratnya. Pengukuran panjang dan berat di dilaksanakan langsung di pelabuhan pendaratan ikan (PPI) setelah ikan didaratkan.
Ikan yang telah diukur panjang dan beratnya, dibedah dan diambil gonadnya untuk diawetkan dengan formalin untuk keperluan analisis lanjutan di laboratorium, gonad ikan yang diawetkan dan dianalisis di laboratoriun adalah ikan-ikan betina saja. Pengambilan contoh ikan segar sebanyak 30 ekor pada pengambilan contoh tahap dua, ikan diawetkan dengan es lalu dibawa ke laboratorium untuk diukur panjang dan berat; dibedah, dan diambil gonadnya untuk keperluan analisis proximat dan kandungan protein dari telur ikan.
Setelah dibedah, tiga gonad ikan yang memiliki tingkat kematangan gonad (TKG) 4 dipisahkan yang sudah diawetkan dengan formalin langsung dianalisis diameter telur, fekunditas, dan bobot gonad, sedangkan yang segar (pada pengambilan sampel tahap kedua) disimpan ke dalam lemari pendingin (freezer) agar tidak rusak dan dapat diketahui kandungan nutrisinya dengan analisis proximat. Selain itu, empat gonad yang memiliki tingkat kematanganan gonad (TKG) 1, 2, 3, dan 4 diawetkan dengan menggunakan laroutan Bouin`s untuk analisis histologis.
3.4.1.1.. Pengukuran panjang dan berat
Ikan contoh yang telah ditangkap diukur panjang total dan ditimbang berat tubuhnya di laboratorium. Pengukuran panjang menggunakan mistar dengan ketelitian 1 mm, sedangkan penimbangan berat menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gr.
3.4.1.2. Validasi berat
Contoh yang diambil diukur bobotnya dengan menggunakan timbangan kue dengan ketelitian 1 gram sehingga untuk mendapatkan hasil pengukuran dengan tingkat ketelitian yang lebih tinggi dilakukan validasi berat dengan mengambil kembali contoh di lokasi penelitian diukur dengan timbangan digital dengan
ketelitian 0,01 gram, sehingga dapat dibuat persamaan regresi antara pengukuran berat dengan timbangan kue terhadap timbangan digital.
3.4.2. Prosedur kerja di laboratorium
3.4.2.1. Identifikasi ikan contoh
Ikan contoh yang telah diawetkan dan dibawa ke laboratorium diidentifikasi dengan mengacu kepada Kottelat et al. (1993) dan Fischer & Whitehead (1974). Bagian utama dari tubuh ikan yang diamati dalam identifikasi ini meliputi bentuk tubuh, kepala, mulut, panjang total tubuh, diameter mata, lebar badan, sirip anal, sirip dorsal, sirip ekor, jari-jari sirip dorsal, dan jari-jari sirip anal.
3.4.2.2. Pengamatan tingkat kematangan gonad (TKG)
Gonad ikan contoh yang telah diukur panjang dan beratnya dan telah dibedah ditimbang beratnya dengan menggunakan timbangan digital yang mempunyai ketelitian 0,01 gr. Gonad dari ikan contoh disimpan ke dalam botol sampel dan diberi formalin 4%. Berat tubuh dan berat gonad ikan dapat digunakan untuk mengetahui indeks kematangan gonad (IKG). Indeks kematangan gonad dapat diketahui dengan menggunakan formula GSI = (berat gonad)/(berat tubuh) x 100% (Effendie 2002). hubungan antara indeks kematangan gonad dengan panjang ikan dapat menggambarkan ukuran ikan saat matang gonad dalam suatu populasi. Identifikasi tingkat kematangan gonad berdasarkan identifikasi terhadap spesies Puntius schwanefeldidapat yang diperlihatkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Tingkat kematangan gonad (TKG) ikan L. equulus berdasarkan keadaan morfologi menurut Novitriana (2004) modifikasi Cassie in Effendi (2002)
TKG BETINA JANTAN
I Awal pertumbuhan
Ovarium berwarna putih kekuningan dan permukaan licin. Ukuran ovarium relatif
Awal pertumbuhan
Testis terdiri dari dua lembar menyerupai kipas, satu lembar belum tumbuh sempurna
19 kecil dan berbentuk bulat oval dan
tunggal. Butir telur belum terlihat oleh mata biasa. Ovarium berada di ujung posterior di dekat anus
dengan ukuran yang relatif lebih kecil dari pada lembaran lainnya, berada di ujung rongga tubuh dekat anus, berwarna putih kecoklatan dengan permukaan licin.
II Berkembang
Ukuran ovarium lebih besar dan berwarna kekningan. Ovarium berbentuk bulat oval. Di bagian anterior ovarium berbentuk lekukan pendek. Telur belum terlihat jelas oleh mata biasa. Diameter telur berkisar antara 36-468 µm. di bagian tengah dari kedua sisi lateral terdapat titik merah bakal pembuluh darah.
Berkembang
Ukuran testis lebih besar, sepasang organ tumbuh sempurna dan berukuran sama besar. Testis berwarna putih dengan permukaan sedikit bergerigi.
III Dewasa
Ovarium berwarna kuning terang. Butir telur mulai terlihat oleh mata biasa dengan diameter berkisar antara 36-540 µm. pembuluh darah sudah tampak jelas di kedua sisi lateral ovarium. Ovarium menempati hampir seperempat rongga tubuh di ujung posterior di dekat anus.
Dewasa
Warna testis makin putih dan permukaan testis yang bergerigi terlihat jelas. Testis menempati kurang dari seperlima rongga tubuh di ujung posterior di dekat anus.
IV Matang
Ovarium bertambah besar ukurannya dan berwarna kuning kemerahan. Jumlah pembuluh darah lebih banyak dari pada ovarium pada TKG III. Butir telur terlihat jelas karena selaput gonad transparan, diameternya berkisar antara 36-816 µm. ovarium menutupi hampir sepertiga rongga perut dan mendesak usus ke bagian depan.
Matang
Ukuran testis lebih besar dan lebih pejal. Testis berwarna putih susu dan menempati hampir seperempat rongga tubuh di ujung posterior di dekat anus. Pada tingkat kematangan yang sama, umumnya ukuran testis lebih kecil dari pada ovarium.
V Salin
Ovarium mengempis di bagian posteriornya, terdapat pada ikan yang sudah selesai memijah.
Salin
3.4.2.3. Penghitungan Fekunditas
Penghitungan fekunditas dilakukan pada gonad ikan betina yang memiliki tingkat kematangan gonad (TKG) IV. Penghitungan fekunditas atau jumlah telur menggunakan metode gravimetrik (Effendie 2002) terhadap sepuluh sampel telur pada setiap bulannya yang diambil 10 gonad.
3.4.2.4. Penentuan diameter telur
Pengukuran diameter telur dilakukan pada ikan-ikan contoh yang memiliki tingkat kematangan gonad (TKG) IV. Diameter telur yang diukur merupakan bagian kecil yang diambil dari subgonad, yaitu bagian posterior, median, dan anterior telur. Masing-masing bagian gonad tersebut diambil butir telurnya sebanyak 150 telur. Telur-telur itu diletakkan di atas gelas objek secara rapi, kemudian diamati dengan mikroskop binokuler berskala mikrometer yang sudah ditera dengan metode sensus.
3.4.2.5. Analisis histologis gonad
Metode pembuatan preparat histologis gonad berdasarkan Banks (1986) in Fatimah (2006) terlampir dalam Lampiran 1.