• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

MKJP adalah metode kontrasepsi yang dikenal efektif karena dapat memberikan perlindungan dari risiko kehamilan untuk jangka waktu sampai sepuluh tahun yang terdiri dari Metode Operasi Wanita (MOW) dan Metode Operasi Pria (MOP), serta Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). Sedangkan implan atau yang dikenal dengan susuk KB merupakan alat kontrasepsi bawah kulit dengan masa berlaku tiga tahun (BKKBN, 2011).

Alat kontrasepsi yang termasuk dalam MKJP adalah:

a. AKDR atau Intra Uterine Device (IUD) adalah alat kontrasepsi yang dipasang di dalam rahim, sangat efektif dan aman. Memiliki efektivitas penggunaan hingga 10 tahun, tergantung dengan

jenisnya. Mudah untuk berhenti dan dapat dilepas kapan saja (BKKBN, 2011).

Cara kerja AKDR:

1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi 2) Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum

uteri

3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu

4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

Keuntungan AKDR:

1) Memiliki efektifitas tinggi (6 kegagalan dalam 1000 kehamilan)

2) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

3) Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)

4) Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat

5) Tidak mempengaruhi hubungan seksual dan meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil lagi 6) Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR

(CuT-380A)

7) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI 8) Kesuburan segera kembali setelah IUD diangkat

9) Dapat diulang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi)

10)Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)

11)Tidak ada interaksi dengan obat-obatan 12)Membantu mencegah hamil ektopik AKDR baik bagi wanita yang:

1) Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektifitas yang tinggi, dalam jangka panjang

2) Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak 3) Memberikan ASI

4) Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI 5) Berada dalam masa pasca aborsi

6) Mempunyai risiko rendah terhadap PMS

7) Tidak dapat mengingat untuk minum pil sebutir setiap hari 8) Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal

atau yang memang tidak boleh menggunakannya, yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat.

Kontra indikasi dari AKDR adalah: 1) Hamil atau diduga hamil

2) Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit kelamin

3) Pernah menderita radang rongga panggul

5) Riwayat kehamilan ektopik 6) Penderita kanker alat kelamin

Efek samping yang umum terjadi adalah sebagai berikut:

1) Perdarahan dank ram selama minggu-minggu pertama setelah pemasangan. Kadang ditemukan keputihan yang bertambah banyak. Disamping itu, pada saat senggama terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi) sebagian atau seluruhnya

2) Pemasangan IUD mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman dan dihubungkan dengan risiko infeksi rahim

3) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan kurang setelah tiga bulan)

4) Haid lebih lama, banyak dan lebih sakit saat haid 5) Perdarahan antar menstruasi

b. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) atau lebih dikenal dengan istilah susuk KB (implan) adalah alat kontrasepsi berbentuk kapsul kecil yang ditanam dibawah kulit. Efektif digunakan untuk mencegah kehamilan sampai dengan 3 hingga 5 tahun, tergantung jenisnya. Aman bagi hampir semua wanita yang menggunakan, namun harus segera dilepas apabila sudah habis batas waktu penggunaan (BKKBN, 2011).

Cara kerja implan adalah dengan mengganggu serviks menjadi kental, mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga

sulit terjadi implantasi dan mengurangi transportasi sperma serta menekan ovulasi.

Keuntungan dari penggunaan implanadalah: 1) Sekali pasang untuk lima tahun 2) Tidak mempengaruhi produksi ASI 3) Tidak mempengaruhi tekanan darah

4) Pemeriksaan panggul tidak diperlukan sebelum pemakaian 5) Baik untuk wanita yang tidak ingin punya anak lagi tapi

belum mantap untuk tubektomi

6) Baik untuk wanita yang ingin metode yang praktis 7) Tinggal di daerah terpencil

8) Tidak khawatir jika tak dapat haid Kontraindikasi dari penggunaan implan adalah:

1) Hamil atau disangka hamil

2) Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui sebabnya 3) Tumor/ keganasan

4) Penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis Efek samping dari implanantara lain:

1) Kadang pada saat pemasangan akan terasa nyeri

2) Ditemukan haid yang tidak teratur, sakit kepala, kadang terjadi spotting atau anemia karena perdarahan yang kronis

c. Metode Operasi Pria (MOP) merupakan metode kontrasepsi dengan tindakan operasi kecil pada saluran vas differens pria. Aman bagi hampir semua pria dan tidak mempengaruhi kemampuan seksual. Metode ini bersifat permanen walaupun melalui perkembangan teknologi kedokteran dapat disambung kembali, namun tidak dianjurkan bagi pasangan usia subur (PUS) yang masih menginginkan punya anak (BKKBN, 2011).

d. Metode Operasi Wanita (MOW) merupakan metode kontrasepsi dengan cara melakukan tindakan operasi. Ibu masih tetap bisa menstruasi, tidak ada efek samping dalam jangka panjang. Metode ini tidak mudah dikembalikan ke semula dan bersifat permanen sehingga hanya dianjurkan bagi PUS yang sudah tidak menginginkan anak lagi (BKKBN, 2011).

Kebijakan tentang Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (BKKBN, 2011):

a. PERKA BKKBN NO.151/PER/E1/2011 yang bertujuan untuk meningkatkan akses, kualitas serta menjamin pelayanan KB pasca persalinan di seluruh fasilitas pelayanan yang memberikan pelayanan jampersal melalui:

1)Pemberian jaminan ketersediaan alat, obat, dan cara kontrasepsi bagi seluruh PB dalam jampersal;

2)Dukungan sarana pelayanan KB (IUD kit, implant kit, obgyn bed)

3)Peningkatan kompetensi provider dalam pelayanan KB 4)Pemberian ayoman pemakaian MKJP

b. PERKA BKKBN NO. 165/PER/E1/2011 yang dikembangkan dalam rangka pemberian pelayanan KB MKJP mencakup dua aspek yaitu:

1)Aspek pelayanan (supply) difokuskan pada peningkatan kualitas pelayanan melalui:

a) Penyediaan alat kontrasepsi MKJP untuk semua klinik KB pemerintah termasuk milik TNI, Polri, swasta dan LSOM yang telah memiliki nomor kode klinik KB atau memiliki kerjasama dengan pengelola jamkesmas dan pengelola BOK di Kabupaten atau Kota

b)Penyediaan sarana pendukung pelayanan KB MKJP

c) Peningkatan kompetensi provider dalam pelayanan KB MKJP

d)Peningkatan kualitas pencatatan dan pelaporan

2)Aspek penggerakan (demand) difokuskan pada peningkatan penerimaan PUS terhadap KB MKJP melalui:

a) Peningkatan KIE dan promosi tentang MKJP

b)Peningkatan pencitraan dan promosi tempat pelayanan c) Advokasi kepada para stakeholders, eksekutif dan legislatif

d)Peningkatan partisipasi masyarakat

Dokumen terkait