• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.10. Pembagian Metode Kontrasepsi

2.10.3. Metode Kontrasepsi Mantap (KONTAP)

Kontrasepsi mantap adalah salah satu cara kontrasepsi dengan tindakan pembedahan atau dengan kata lain setiap tindakan pembedahan pada tuba Falloppii wanita atau vas deferens pada pria yang mengakibatkan pasangan yang bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan lagi. Kontap disebut juga sterilisasi. Sterilisasi pada wanita disebut dengan tubektomi (MOW/medis operatif wanita) sedangkan para pria dikenal dengan vasektomi (MOP/medis operatif pria).20

Kontap dilakukan bila pasangan sudah tidak menginginkan keturunan karena merasa anaknya sudah cukup atau bila dengan alat kontrasepsi lain tidak cocok. Kontap merupakan pilihan terakhir dan peserta kontap harus memenuhi persyaratan yang telah ditentukan. Persyaratan umum untuk menjadi akseptor kontap adalah sukarela, bahagia, dan sehat.20

Beberapa pertimbangan untuk menerima sterilisasi diantaranya:33

1) Pertimbangan-pertimbangan medis yakni membebaskan orang tua dari kekhawatiran kehamilan dan menyelamatkan hidup ibu yang mempunyai kontraindikasi kehamilan

2) Pertimbangan-pertimbangan sosial diantaranya mencegah peledakan penduduk, mencegah pengaruh dari peledakan penduduk seperti kelaparan, wabah, dan membantu bagi orang-orang tua yang mempunyai kesulitan ekonomi.

3) Pertimbangan-pertimbangan pribadi untuk menghilangkan kekhawatiran mempunyai atau melahirkan anak-anak cacad bawaan, atau kurang cerdas, mengatasi masalah ketidakmampuan memelihara keluarga besar, memenuhi keinginan untuk tidak mempunyai anak lagi, mengatasi gangguan terhadap hubungan perkawinan yang disebabkan ketakutan terhadap kehamilan, dan mengatasi masalah kurang efektifnya atau kurang menyenangkannya metode-metode keluarga berencana lainnya.

a. Tubektomi/ MOW

Tubektomi adalah suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah keluarnya ovum dengan cara tindakan mengikat dan atau memotong pada kedua saluran tuba. Dengan demikian maka ovum yang matang tidak akan bertemu dengan sperma karena adanya hambatan pada tuba. Tekniknya beraneka ragam seperti Tubektomi lapraskopik, kuldoskopik, kolpotomi posterior dan minilaparatomi. Tubektomi minilaparatomi labih dikenal dengan sterilisasi minilap karena sayatannya di dinding perut kecil (mini) yaitu kira-kira 2,5 cm.20

Cara kerjanya dengan menghambat perjalanan sel telur wanita sehingga tidak dapat dibuahi sel sperma. Tingkat keberhasilannya hampir 100%.26 Angka kegagalannya hanya 0,2 – 0,4 per 100 wanita per tahun. Kegagalan dapat terjadi karena tiga hal yaitu kehamilan luteal, kesalahan teknis, dan terjadi rekanalisasi tuba.28

a.1. Waktu Pelaksanaan Tubektomi20

Tubektomi dapat dilakukan kapan saja asalkan wanita tersebut tidak hamil. Tubektomi dapat dilakukan pada keadaan:

1) Pasca persalinan, sebaiknya dalam jangka waktu 48 jam pasca persalinan.

2) Pasca keguguran, dapat dilakukan pada hari yang sama dengan evakuasi rahim atau keesokan harinya.

3) Dalam masa interval (keadaan tidak hamil), sebaiknya dilakukan dalam 2 minggu pertama dari siklus haid atau pun setelahnya, seandainya calon akseptor menggunakan salah satu cara kontrasepsi dalam siklus tersebut.

a.2. Keuntungan Tubektomi

Keuntungan tubektomi adalah efektifitas langsung setelah sterilisasi, permanen, tidak ada efek samping jangka panjang, tekniknya mudah sehingga dapat dilakukan oleh dokter umum, perlengkapan dan peralatan bedah sederhana, dapat dilakukan di RS kecil atau di Puskesmas, dapat dilakukan dengan anestesi lokal, luka pembedahan dapat diperlebar jika diperlukan, kegagalan teknik sangat rendah dan keberhasilan hampir 100% (mencegah kehamilan 0,1/100 wanita per tahun), waktu pembedahan singkat, dan biaya relatif murah, prosedur dapat dilakukan tanpa dirawat, masa penyembuhan pasca bedah singkat, dan tidak mengganggu hubungan seksual.20,24

a.3. Kekurangan Tubektomi

Beberapa kekurangan tubektomi berupa resiko dan efek samping bedah tetap ada, bersifat permanen, dan tidak terlindung dari penyakit menular seksual.24

a.4. Indikasi Tubektomi

Seminar Kuldoskopi Indonesia pertama di Jakarta (18 – 19 desember 1972) menyimpulkan sebaiknya tubektomi sukarela dilakukan pada wanita yang memenuhi syarat-syarat berikut : 27

1) Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup 2) Umur sekitar 30 tahun dengan 3 anak hidup 3) Umur sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup

Pada konferensi khusus Perkumpulan untuk Sterilisasi Sukarela Indonesia di Medan (3 – 5 Juni 1976) dianjurkan pada umur antara 25 – 40 tahun, dengan jumlah anak sebagai berikut : 27

1) Umur antara 25 – 30 tahun dengan 3 anak atau lebih 2) Umur antara 30 – 35 tahun dengan 2 anak atau lebih 3) Umur antara 35 – 40 tahun dengan 1 anak atau lebih

Umur suami hendaknya sekurang-kurangnya 30 tahun, kecuali apabila jumlah anak telah melebihi jumlah yang diinginkan oleh pasangan tersebut.27

Di bagian Obstetri/Ginekologi Fakultas Kedokteran USU/ RSUPP Medan, berhubungan dengan tingginya angka kematian perinatal dan bayi, serta pentingnya anak lelaki bagi beberapa suku di Sumatera Utara, digunakan rumus 120 yang disesuaikan dengan persyaratan sterilisasi sukarela. Dengan ini syarat untuk sterilisasi adalah umur wanita × jumlah anak hidup dengan paling sedikit 1 anak laki-laki, harus tidak kurang dari 120, dengan umur wanita terendah 25 tahun. Namun, rumus 120 tersebut dewasa ini tidak begitu dipegang teguh lagi sehubungan dengan beratnya tekanan pertumbuhan penduduk.33

a.5. Kontraindikasi Tubektomi

Kontraindikasi tubektomi adalah penyakit jantung, penyakit paru-paru, turunnya rongga dada (Hernia Diagfragmatika), turunnya tali pusar (Hernia Umbilikalis), dan radang akut selaput perut (Peritonitis Akut).24

b. Vasektomi/ MOP

Vasektomi adalah operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi keluarnya sperma dengan cara mengikat dan memotong vas defferens sehingga sel sperma tidak keluar pada saat senggama. Bekas operasi hanya berupa satu luka kecil

ditengah atau diantara kiri dan kanan kantong zakar. Vasektomi tidak sama dengan kebiri atau kastrasi yang mengangkat buah pelir (testis).20

Cara kerjanya dengan menghalangi transport (jalannya) spermatozoa (sel sperma) sehingga tidak dapat membuahi sel telur.22

b.1. Keuntungan Vasektomi

Keuntungan dari vasektomi yaitu tidak ada mortalitas, morbiditas kecil sekali, pasien tidak perlu dirawat di RS, dilakukan dengan anestesi lokal/ pembiusan setempat dan hanya berlangsung ± 15 menit, tidak menimbulkan kelainan fisik maupun mental, tidak mengganggu libido seksualitas, sifatnya permanen dan tidak ada resiko kesehatan, efektif, karena dapat dicek kepastiannya di laboratorium, tidak mengganggu hubungan seks selanjutnya, operasi kecil ini tidak membutuhkan biaya besar, cukup efektif dalam mencegah kehamilan 0,3/100 wanita per tahun.25

b.2. Kekurangan Vasektomi

Kekurangan dari vasektomi yakni harus dengan tindakan pembedahan, masih adanya keluhan seperti kemungkinan perdarahan dan infeksi, harus menunggu sampai hasil pemeriksaan sperma 0 dalam beberapa hari atau minggu untuk dapat berhubungan dengan bebas agar tidak terjadi kehamilan, bersifat permanen, tidak terlindung dari penyakit menular seksual, tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak lagi.22

b.3. Indikasi Vasektomi

Adapun indikasi dilakukannya vasektomi adalah harus secara sukarela, mendapat persetujuan istri, jumlah anak yang cukup, mengetahui akibat-akibat vasektomi, umur calon akseptor tidak kurang dari 30 tahun, dan pasangan suami istri

telah mempunyai anak minimal 2 orang, dan anak paling kecil harus sudah berumur diatas 2 tahun.20

b.4. Kontraindikasi Vasektomi

Adapun kontraindikasi vasektomi diantaranya adalah apabila ada peradangan kulit atau penyakit jamur didaerah skrotum, ada tanda-tanda orchitis/ Epididimis, menderita DM yang tidak terkontrol, dan menderita kelainan pembekuan darah.25

b.5. Vasektomi dianggap gagal bila28

1) Pada analisa sperma setelah 3 bulan pasca vasektomi atau 10 – 15 kali ejakulasi masih dijumpai spermatozoa

2) Dijumpai spermatozoa setelah sebelumnya azosperma 3) Istri (pasangan) hamil

f. Efek Samping Vasektomi

Efek samping setelah dilakukan vasektomi dapat berupa timbul rasa nyeri, abses pada bekas luka, dan pembengkakan kantung biji zakar karena perdarahan (Hematoma).28

Dokumen terkait