BAB II. KAJIAN PUSTAKA
G. Metode Latihan
Menurut Tiurlina, dalam modulnya yang berjudul “Metode Pembelajaran Matematika Bermain Sambil Belajar dan Penemuannya dalam Matematika”, menyatakan pembelajaran matematika tradisional (lama) untuk melatih otak
bersifat latihan. Hal ini didasari doktrin disiplin formal, dimana yang lebih
diutamakan adalah proses latihan dari pada bahan yang diajarkan. Karena itu
bahan atau materi yang diajarkan bukanlah merupakan suatu persoalan, baik
isi maupun pendekatannya.
Pada abad ke 20, latihan otak itu diganti oleh teori pengaitan dari E.
Thorndike. Menurut teori ini, dalam proses pembelajaran harus terdapat dua
hal yang saling terkait satu sama lain yaitu stimulus dan respon. Sehingga pada
akhirnya diperoleh penguasaan atau pemahaman terhadap materi yang
dipelajari.
Thorndike mengemukakan tiga dalil tentang belajar. Salah satunya yaitu
Law of Exercise (Dalil/Hukum Latihan Atau Pembiasaan). Dalil/hukum ini
menunjukkan bahwa stimulus dan respon akan semakin kuat manakala terus
menerus dilatih atau diulang. Sebaliknya hubungan stimulus dan respon akan
semakin melemah jika tidak pernah dilatih atau dilakukan pengulangan
(http://edukasi.kompasiana.com/2014/04/30/konsep-stimulus-respon-el-
thorndike-652676.html).
1. Pengertian Metode Latihan
Metode latihan yang disebut juga dengan metode training yaitu merupakan
yang baik. Selain itu, metode ini juga dapat digunakan untuk ketangkasan,
ketepatan, kesempatan, dan ketrampilan (Syaiful Bahri Djamarah dan
Aswan Zain, 1996:108). Pengertian metode latihan menurut beberapa
pendapat memiliki arti sebagai berikut:
1. Roestiyah N. K. (1985:125) mengatakan bahwa metode latihan adalah
suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar siswa
melakukan kegiatan latihan, sehingga siswa memiliki ketangkasan dan
keterampilan lebih tinggi dari apa yang dipelajari.
2. Zuhairini (1983:106) mengatakan bahwa metode latihan adalah suatu
metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih siswa
terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan.
3. Shalahuddin (1987:100) mengatakan bahwa metode latihan adalah
suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang
dan sungguh-sungguh dengan tujuan untuk menyempurnakan suatu
keterampilan supaya menjadi permanen.
4. Nana Sudjana (1989) mengatakan bahwa metode latihan pada
umumnya digunakan untuk memperoleh suatu keterangan atau
keterampilan dari apa yang telah dipelajari.
5. Winarno Surakhmad (1994:76) mengatakan bahwa metode latihan
dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan dan keterampilan latihan
terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan melakukannya
secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan disiap
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode latihan
adalah latihan dengan praktek yang dilakukan berulang kali secara
kontinyu untuk mendapatkan keterampilan dan ketangkasan praktis
tentang pengetahuan yang dipelajari. Dari segi pelaksanaannya, siswa
terlebih dahulu telah dibekali dengan pengetahuan secara teori. Kemudian
dengan tetap dibimbing oleh guru, siswa diminta mempraktikkannya
sehingga menjadi mahir dan terampil.
2. Bentuk-bentuk Metode Latihan
Bentuk-bentuk metode latihan dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk
teknik (http://www.sarjanaku.com/2012/04/metode-drill-pengertian-
prinsip-tujuan.html yang diakses pada 29 November 2014), yaitu sebagai
berikut:
1. Teknik Inquiry (kerja kelompok)
Teknik ini dilakukan dengan cara mengajar sekelompok anak didik
untuk bekerja sama dan memecahkan masalah dengan cara
mengerjakan tugas yang diberikan.
2. Teknik Discovery (penemuan)
Teknik ini dilakukan dengan melibatkan anak didik dalam proses
kegiatan mental melalui tukar pendapat dan diskusi.
3. Teknik Micro Teaching
Teknik ini digunakan untuk mempersiapkan diri anak didik sebagai
dengan memperoleh nilai tambah atau pengetahuan, kecakapan, dan
sikap sebagai guru.
4. Teknik Modul Belajar
Teknik ini digunakan dengan cara mengajar anak didik melalui paket
belajar berdasarkan performan (kompetensi).
5. Teknik Belajar Mandiri
Teknik ini dilakukan dengan cara menyuruh anak didik agar belajar
sendiri, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
3. Tujuan Penggunaan Metode Latihan
Metode latihan biasanya digunakan agar siswa:
a. Memiliki kemampuan menghafalakan kata-kata, menulis,
mempergunakan alat (Roestiyah N. K., 1985).
b. Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,
menjumlahkan (Roestiyah N. K., 1985).
c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan
yang lain (Pasaribu dan Simandjuntak, 1986).
d. Untuk memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu
yang dipelajari siswa dengan melakukannya secara praktis pengetahuan
yang telah dipelajari dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu
4. Hal-hal yang Harus Diperhatikan
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan bagi seorang guru dalam
menggunakan metode latihan ini, yaitu (Winarno Surakhmad, 1994):
a. Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan mereka
dapat mengerjakan dengan tepat sesuai apa yang diharapkan.
b. Tentukan dengan jelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa
mengetahui apa yang harus dikerjakan.
c. Lama latihan disesuaikan dengan kemampuan siswa.
d. Selingilah latihan agar tidak membosankan.
e. Perhatikan kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan.
5. Kelebihan Metode Latihan
Metode drill memiliki kelebihan sebagai berikut:
a. Mengkokohkan daya ingatan murid, karena seluruh pikiran, perasaan,
kemauan dikonsentrasikan pada pelajaran yang dilatihkan.
b. Siswa dapat menggunakan daya fikirnya dengan baik, dengan
pengajaran yang baik, maka siswa menjadi lebih teliti.
c. Adanya pengawasan, bimbingan dan koreksi yang segera serta
langsung dari guru.
d. Siswa akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalammelakukan
sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya
(http://blog.persimpangan.com/blog/2007/08/15/drill-and-
e. Guru bisa lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana siswa
yang disiplin dan yang tidak.
f. Pemanfaatan kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi yang tinggi
dalam pelaksanaannya serta dapat membentuk kebiasaan yang baik
(Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 1996).
g. Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang (http://
pakguruonline.pendidikan.id).
6. Kelemahan Metode Latihan
Sebagai suatu metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga
tidak dapat dipungkiri bahwa metode latihan juga mempunyai kelemahan,
yaitu (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 1996):
a. Latihan yang dilakukan dibawah pengawasan yang ketat dan suasana
serius mudah sekali menimbulkan kebosanan.
b. Latihan yang selalu diberikan dibawah bimbingan guru, perintah guru
dapat melemahkan inisiatif maupun kreatifitas siswa.
c. Kadang-kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang monoton dan mudah membosankan.