• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei 2007 di Laboratorium Lapang Ilmu Nutrisi Ternak Unggas Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Analisis daun sembung dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan. Pengukuran dan penimbangan organ dalam dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Ternak Unggas Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

Materi Ternak

Ternak yang digunakan yaitu ayam broiler strain Ross yang berasal dari Cibadak Farm sebanyak 150 ekor umur satu hari (Day Old Chick) yang dipelihara selama lima minggu. Pada umur 35 hari, sebanyak 2 ekor diambil secara acak dari setiap ulangan untuk dilakukan pengukuran bobot hidup (g/ekor), bobot karkas, bobot hati, persentase bobot jantung, persentase bobot limpa, persentase bobot pankreas, persentase bobot duodenum, persentase bobot jejunum, persentase bobot ileum, panjang duodenum (cm/kg), panjang jejunum(cm/kg), panjang ileum (cm/kg) dan persentase bobot lemak abdomen.

Kandang

Kandang yang digunakan berupa kandang sistem litter beralaskan sekam padi yang telah difumigasi. Kandang terdiri dari 15 petak dengan ukuran 1 m x 1 m untuk sepuluh ekor ayam setiap kandang.

Peralatan

Setiap petak kandang dilengkapi dengan satu tempat pakan dan satu tempat air minum serta lampu pijar 60 watt sebagai penghangat buatan atau brooder. Peralatan lain yang digunakan diantaranya tirai penutup, kertas koran, timbangan digital, plastik ransum, seng sebagai chick guard, meteran, ember, gelas ukur, pisau, gunting, tali rafiah, karung, nampan dan termometer untuk mengukur suhu kandang.

Daun Sembung

Daun sembung yang digunakan diperoleh dari Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dan dibuat tepung sebelum dicampur ke dalam ransum.

Vitamin dan Vaksin

Vitamin yang digunakan dalam penelitian ini berupa Vitachick dengan pemberian dilakukan satu hari sebelum dan sesudah vaksinasi serta satu hari sebelum dan sesudah penimbangan ayam.

Vaksinasi yang dilakukan adalah vaksin ND (Newcastle Diseases) 1 melalui tetes mata pada umur 3 hari dengan melarutkan satu tablet kedalam larutan dapar 500 dosis, vaksin gumboro pada umur 10 hari melalui air minum (sebelum divaksin harus dipuasakan minimal 2 jam) untuk mencegah penyakit gumboro. Vaksin gumboro dilarutkan ke dalam air sesuai dosis. Dosis untuk 500 ekor dilarutkan pada air sebanyak 5 liter, sedangkan untuk 150 ekor dilarutkan pada air sebanyak 1,5 liter. Jadi untuk satu kandang (10 ekor) adalah 0,1 liter (100 ml). Vaksin ND 2 pada umur 21 hari melalui air minum untuk mencegah penyakit tetelo, Vaksin ND 2 dilarutkan ke dalam air sesuai dosis. Dosis untuk 500 ekor dilarutkan pada air sebanyak 5 liter, sedangkan untuk 150 ekor dilarutkan pada air sebanyak 1,5 liter. Jadi untuk satu kandang (10 ekor) adalah 0,1 liter (100 ml).

Ransum dan Air Minum

Ransum penelitian yang digunakan berdasarkan nisbah energi dan protein (energy protein ratio) yang direkomendasikan NRC (1994). Ransum terdiri dari dua periode yaitu periode starter (0-3 minggu) dengan kandungan energi metabolis (EM) sebesar 3.000 kkal/kg dan kandungan protein 21,56% (EM/P = 139,13) serta periode grower (4-5 minggu) dengan kandungan energi metabolis (EM) sebesar 3.000 kkal/kg dan kandungan protein 18,75% (EM/P = 160). Bahan baku ransum yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari PT. Indofeed-Bogor. Bahan-bahan tersebut adalah jagung kuning, dedak padi, bungkil kedelai, tepung ikan, minyak kelapa, CaCO3, DCP, Dl-methionin, L-lysin, tepung daun sembung dan premiks. Pembuatan ransum dilakukan setelah diperoleh hasil analisis proksimat daun sembung. Ransum dan air minum diberikan ad libitum setiap hari selama pemeliharaan ayam broiler. Komposisi dan kandungan zat makanan ayam broiler periode starter dan grower dapat dilihat pada Tabel 5 dan 6.

Tabel 5. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ayam Broiler Periode Starter (0-3 minggu) Berdasarkan Perhitungan

Keterangan: * Komposisi premiks disajikan pada Lampiran17

** Bacitracin MD dalam Vitachick (35 g bacitracin dalam 250 g Vitachick) diberikan melalui air minum.

Bahan Makanan R0 R1 R2 R3 R4 ...(%)... Jagung kuning 54,93 54,93 54,12 53,27 52,48 Dedak padi 3,34 3,34 3 2 2 Pollard 5 5 4,93 5 4,01 CGM 8 8 8 7,94 7,12 Daun Sembung 0 0 2 4 6 Bungkil kedelai 15 15 14 14,37 15 Tepung ikan 2 2 2 2 2 MBM 6,64 6,64 6,99 6,32 6,35 Minyak kelapa 4 4 4 4 4 CaCO3 0,18 0,18 0,03 0,16 0,09 Dl-Methionin 0,21 0,21 0,21 0,21 0,22 L-lysin 0,20 0,20 0,22 0,23 0,23 Premiks* 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Bacitracin MD (mg/l)** 100 Jumlah 100 100 100 100 100 Harga Ransum 3.463,00 3.463,00 3.422,00 3.376,00 3.334,00

Kandungan Zat Makanan :

EM (kkal/kg) 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 Bahan kering (%) 89,30 89,30 89,31 89,26 89,25 Protein kasar (%) 21,56 21,56 21,56 21,56 21,56 Serat kasar (%) 2,61 2,61 2,70 2,70. 2,80 Lemak kasar (%) 6,64 6,64 6,99 6,21 6,24 Ca (%) 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 P tersedia (%) 0,47 0,47 0,45 0,45 0,45 Lysin (%) 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 Methionin (%) 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Sistin+Methionin (%) 1,01 1,01 1,01 1,00 0,98

Tabel 6. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ayam Broiler Periode Grower- Finisher (4-5 minggu) Berdasarkan Perhitungan

Keterangan: * Komposisi premiks disajikan pada Lampiran 17

** Bacitracin MD dalam Vitachick (35 g bacitracin dalam 250 g Vitachick) diberikan melalui air minum.

Bahan Makanan R0 R1 R2 R3 R4 ...(%)... Jagung kuning 59,59 59,59 59,30 59 58,30 Dedak padi 4 4 4,96 3 3 Pollard 4 4 2 2,28 1,59 Daun Sembung 0 0 2 4 6 Bungkil kedelai 13,70 13,70 13 14,60 14,55 Tepung ikan 10,50 10,50 11,23 9,39 8,80 MBM 2 2 1,8 2 2 Minyak kelapa 5,5 5.5 5 5 5 CaCO3 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 Dl-Methionin 0,08 0,08 0,08 0,10 0,11 L-lysin 0 0 0 0 0,02 Premiks* 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Bacitracin MD (mg/l)** 58,3 Jumlah 100 100 100 100 100 Harga Ransum (Rp/kg) 3.600,00 3.600,00 3.669,00 3.713,00 3.774,00

Kandungan Zat Makanan :

EM (kkal/kg) 3.003,18 3.003,18 3.000,55 3.003,60 3.001,60 Bahan Kering (%) 89,37 89,37 89,30 89,31 89,30 Protein Kasar (%) 18,81 18,81 18,88 18,90 18,76 Serat Kasar (%) 2,53 2,53 2,68 2,56 2,68 Lemak Kasar (%) 8,54 8,54 8,18 7,96 7,94 Ca (%) 0,92 0,92 0,95 0,91 0,90 P tersedia (%) 0,49 0,49 0,50 0,46 0,44 Lysin (%) 1,06 1,06 1,06 1,02 1,00 Methionin (%) 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 Sistin+Methionin (%) 0,69 0,69 0,69 0,70 0,70

Antibiotik

Antibiotik yang digunakan pada penelitian ini berupa bacitracin MD yang terdapat pada Vitachick (35 g bacitracin MD dalam 250 g Vitachick). Vitachik diberikan selama empat minggu melalui air minum. Pada minggu ke-1 sampai ke-3, vitachick diberikan sebanyak 3 g yang dilarutkan ke dalam 4.200 ml untuk 30 ekor (dosis bacitracin MD 100 mg/l) dan pada minggu ke-4 sebanyak 3 g ke dalam 7.200 ml untuk 30 ekor (dosis bacitracin MD 58,3 mg/l). Komposisi antibiotik, vitamin dan mineral sintetik dalam Vitachick disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7. Komposisi Antibiotik, Vitamin dan Mineral Sintetik dalam Vitachick

Sumber : Label Vitachick PT. Medion (2007)

Metode Analisis Daun Sembung

Sebelum digunakan, daun sembung dianalisis kandungan nutrisinya dengan analisis proksimat, analisis Energi Bruto, analisis Ca dan P. Menurut Amrullah (2003) metode analisis proksimat ini dikenal dengan nama Analisis Proksimat Weende. Pengelompokan zat makanan suatu bahan makanan menurut analisis proksimat diilustrasikan dalam Gambar 3.

Pembuatan Tepung Daun Sembung

Daun sembung dilayukan di dalam ruangan (kering udara) selama 48 jam kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 60°C selama 24 jam. Setelah itu

Komponen Jumlah (tiap 250 g)

Bacitracin MD 35 g Vitamin A 5.000.000 IU Vitamin D3 500.000 IU Vitamin E 2.500 IU Vitamin K3 1 g Vitamin B1 2 g Vitamin B2 4 g Vitamin B6 1 g Vitamin B12 1 mg Vitamin C 20 g Nicotinic acid 15 g Calcium-D-pantothenate 5 g

daun sembung kering digiling sampai menjadi tepung daun sembung. Sebanyak 1 kg daun sembung segar menghasilkan tepung daun sembung sebanyak 161 gram. Selanjutnya, tepung daun sembung dicampurkan dengan bahan makanan menjadi ransum komplit.

Gambar 3. Pengelompokan Zat Makanan Menurut Analisis Proksimat (Amrullah,2003)

Pemberian Tepung Daun Sembung

Pemberian tepung daun sembung pada penelitian ini dengan cara mencampurkan tepung daun sembung dengan bahan makanan menjadi ransum komplit dalam bentuk crumble. Kadar tepung daun sembung yang dicampurkan sesuai dengan perlakuan masing-masing, yaitu 2% (R2), 4% (R3) dan 6% (R4).

Selain analisis proksimat, dilakukan juga analisis energi bruto, Ca dan P terhadap daun sembung. Komposisi tepung daun sembung hasil analisis laboratorium disajikan pada Tabel 8.

Persiapan Kandang

Kandang dibersihkan dengan sapu dan disiram dengan air detergen sampai bersih kemudian disiram kembali dengan desinfektan. Dosis desinfektan adalah sebanyak 1 sendok takar (10 ml) dalam 5 liter air. Kandang dibuat dalam bentuk petak-petak untuk masing-masing perlakuan dengan ukuran 1 m x 1 m dilengkapi dengan satu tempat pakan, satu tempat air minum dan satu buah lampu 60 watt

Bahan Makanan Air Bahan Kering Bahan Organik Abu Bahan Organik Tanpa N Protein Karbohidrat Lemak Bahan Ektrak Tanpa N Serat Kasar

untuk masing-masing petak. Setelah itu, kandang diberi kapur dengan dosis 150 g/m2 dan diberi lingkar pembatas berdiameter 85 cm yang dipasang di tengah ruangan. Sekam ditaburkan sebagai litter dengan ketebalan 5-7 cm dan disemprot menggunakan desinfektan ke seluruh bagian ruangan. Sebagai penghangat buatan dilakukan pemasangan lampu 60 watt untuk 10 ekor. Kandang dilengkapi dengan peralatan pakan (tempat pakan dan air minum) serta pemasangan tirai di sekeliling kandang.

Pemeliharaan

Kandang yang sudah didesinfeksi dan dikapur kemudian ditabur sekam pada tiap petak kandang dengan ketebalan 5 cm. Pengacakan kandang dilakukan sebelum penempatan ayam broiler dengan menyusun nomor perlakuan dan ulangan terlebih dahulu pada setiap kandang yang telah disiapkan, kemudian dipilih secara acak. Kandang diistirahatkan selama 14 hari sebelum ayam masuk.

Tabel 8. Komposisi Tepung Daun Sembung (Blume balsamifera) (as fed)*

Komponen Jumlah (%) Bahan Kering 88,86 Abu 8,04 Protein Kasar 19,76 Serat Kasar 10,26 Lemak Kasar 3,73 Beta-N 47,07 Kalsium 1,22 Phospor 0,34 P tersedia 0,102

Energi Bruto (kkal/kg) 3.952

Energi Metabolis (kkal/kg)** 1.544

Tanin *** 4,96

Saponin *** 7,08

Keterangan : * : Hasil analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, INTP, Fapet, IPB (2007) ** : Hasil perhitungan berdasarkan NRC(1994) EM= (40,1 x BK) – (40,1 x Abu) –

(165,39 x SK)

Ayam broiler yang baru datang diberi larutan air gula untuk mengembalikan kondisi tubuh ayam selama perjalanan dari poultry shop. Pakan tidak langsung diberikan pada ayam yang baru datang namun pemberian pakan dilakukan setelah 3 jam dari kedatangan ayam. Pakan dan air minum diberikan ad libitum.

Vaksinasi ND (Newcastle Desease) dilakukan pada umur 3 hari (melalui tetes mata) dan 21 hari (melalui air minum), sedangkan pada hari kesembilan dilakukan vaksinasi gumboro melalui air minum.

Pengambilan Sampel

Penimbangan bobot akhir ayam broiler (gram/ekor) dilakukan pada umur 35 hari. Selanjutnya dari setiap ulangan percobaan diambil secara acak 2 ekor ayam untuk dilakukan pengukuran dan penimbangan karkas dan organ dalam. Ayam disembelih lalu diambil bulu, kepala, leher, ceker dan jeroan untuk mengetahui bobot karkas. Hati, jantung, pankreas, limpa, dan lemak abdomen ditimbang untuk menghitung persentase berdasarkan bobot hidup. Usus halus ditimbang untuk menghitung persentasenya berdasarkan bobot hidup dan diukur panjangnya untuk menghitung perbandingan terhadap bobot hidup.

Rancangan Percobaan Perlakuan

Penelitian ini menggunakan lima perlakuan dengan masing-masing perlakuan 3 kali ulangan. Lima perlakuan tersebut adalah

R0 : Ransum kontrol (tanpa daun sembung dan tanpa Vitachick)

R1 : Ransum R0 + Vitachick yang mengandung antibiotik bacitracin MD dalam air minum

R2 : Ransum mengandung tepung daun sembung 2% R3 : Ransum mengandung tepung daun sembung 4% R4 : Ransum mengandung tepung daun sembung 6%

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Model matematika dari rancangan tersebut adalah sebagai berikut (Steel dan Torrie, 1993) :

Keterangan :

Yij = Nilai pengamatan perlakuan kr-i dan ulangan ke-j µ = Rataan umum

τi = Efek perlakuan

Єij = Error perlakuan ke-i dan ke-j Peubah yang Diamati

1. Bobot hidup (g/ekor)

Bobot hidup diperoleh dari hasil penimbangan ayam sebelum dipotong dan sesudah dipuasakan.

2. Persentase bobot karkas

Persentase bobot karkas diperoleh dengan membandingkan bobot karkas dengan bobot hidup dikalikan 100%

3. Persentase bobot hati

Persentase bobot hati diperoleh dengan membandingkan bobot hati dengan bobot hidup dikalikan 100%

4. Persentase bobot jantung

Persentase bobot jantung diperoleh dengan membandingkan bobot jantung dengan bobot hidup dikalikan 100%

5. Persentase bobot limpa

Persentase bobot limpa diperoleh dengan membandingkan bobot limpa dengan bobot hidup dikalikan 100%

6. Persentase bobot pankreas

Persentase bobot pankreas diperoleh dengan membandingkan bobot pankreas dengan bobot hidup dikalikan 100%

7. Persentase bobot duodenum

Persentase bobot duodenum diperoleh dengan membandingkan bobot duodenum dengan bobot hidup dikalikan 100%

8. Persentase bobot jejunum

Persentase bobot jejunum diperoleh dengan membandingkan bobot jejunum dengan bobot hidup dikalikan 100%

Persentase bobot Ileum diperoleh dengan membandingkan bobot ileum dengan bobot hidup dikalikan 100%

10. Panjang duodenum (cm/kg)

Panjang duodenum diperoleh dengan membandingkan panjang duodenum dengan bobot hidup

11. Panjang jejunum(cm/kg)

Panjang jejunum diperoleh dengan membandingkan panjang jejunum dengan bobot hidup

12. Panjang ileum (cm/kg)

Panjang ileum diperoleh dengan membandingkan panjang ileum dengan bobot hidup

13. Persentase bobot lemak abdomen

Persentase bobot lemak abdomen diperoleh dengan membandingkan bobot lemak abdomen dengan bobot hidup dikalikan 100%.

Analisis Data

Analisi data menggunakan analisis ragam ( Analysis of Variance) untuk mengetahui pengaruh tepung daun sembung terhadap bobot hidup, persentase bobot karkas, organ dalam dan lemak abdomen. Data ditransformasi terlebih dahulu kedalam 1/X atau √X sebelum dianalisis. Analisis data menggunakan program statistik dengan komputer yaitu program SPSS 120.

Dokumen terkait