• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-April 2007 di Laboratorium Lapang Nutrisi Unggas (Kandang C), Laboratorium Nutrisi Unggas, Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Laboratorium Industri Makanan Ternak (IMT), Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Materi Ternak, Kandang, dan Peralatan

Penelitian ini menggunakan 150 ekor ayam broiler strain Ross umur satu hari (DOC/Day Old Chick) dari Cibadak Farm yang dipelihara selama lima minggu. Kandang yang digunakan berupa kandang dengan sistem litter beralaskan sekam padi yang telah difumigasi. Kandang terdiri dari 15 petak dengan ukuran 1m x 1m untuk 10 ekor ayam setiap kandang. Setiap petak kandang dilengkapi dengan satu tempat pakan dan satu tempat air minum serta lampu pijar 60 watt sebagai pemanas buatan.

Peralatan yang digunakan diantaranya timbangan untuk menimbang tepung daun sembung, bahan baku pakan, konsumsi ransum tiap minggu, bobot badan ayam tiap minggu, plastik ransum, seng sebagai lingkar pembatas dan termometer untuk mengukur suhu kandang.

Ransum dan Air Minum

Ransum penelitian disusun berdasarkan nisbah energi dan protein (energy protein ratio) yang direkomendasikan National Research Council (1994). Ransum dibagi menjadi dua periode yaitu periode starter (0-3 minggu) dengan kandungan energi metabolis (ME) sebesar 3000 kkal/kg dan kandungan protein 21,56% (EM/P = 139,13) serta periode grower-finisher (4-5 minggu) dengan kandungan energi metabolis (ME) sebesar 3000 kkal/kg dan kandungan protein 18,75% (EM/P = 160).

Bahan baku ransum yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari pabrik pakan Indofeed-Bogor. Bahan-bahan tersebut adalah jagung kuning, dedak padi, bungkil kedelai, tepung ikan, meat bone meal (MBM), Corn Gluten Meal (CGM), minyak kelapa, CaCO3, dicalsium `phosphat (DCP), Dl-methionin, L-lisin,

tepung daun sembung dan premiks. Pembuatan ransum dilakukan setelah analisis daun sembung. Tepung daun sembung dicampurkan dengan bahan pakan sumber protein kemudian dicampurkan dengan sumber mineral dan vitamin, terakhir dicampurkan ke dalam bahan pakan sumber energi. Ransum diberikan dalam bentuk crumble yang dibuat di Laboratorium Industri Makanan Ternak (IMT). Air minum yang diberikan merupakan air tanah. Ransum dan air minum diberikan ad libitum.

Antibiotik

Antibiotik yang digunakan pada penelitian ini berupa bacitracin MD yang terdapat pada vitachick (35 g bacitracin MD dalam 250 g vitachick). Vitachik diberikan selama 4 minggu melalui air minum. Pada minggu ke-1 sampai ke-3, vitachick diberikan sebanyak 3 g yang dilarutkan ke dalam 4200 ml untuk 30 ekor (dosis bacitracin MD 100 mg/l) dan pada minggu ke-4 sebanyak 3 g ke dalam 7200 ml untuk 30 ekor (dosis bacitracin MD 58,3 mg/l). Komposisi kimia dalam vitachick disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Komposisi Kimia dalam Vitachick

Komponen Jumlah (tiap 250 g)

Bacitracin MD 35 g Vitamin A 5.000.000 IU Vitamin D3 500.000 IU Vitamin E 2.500 IU Vitamin K3 1 g Vitamin B1 2 g Vitamin B2 4 g Vitamin B6 1 g Vitamin B12 1 mg Vitamin C 20 g Nicotinic acid 15 g Calcium-D-pantothenate 5 g

Sumber : Label Vitachick PT. Medion (2007)

Formulasi Ransum Ayam Broiler

Penyusunan ransum penelitian dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan IPB. Formulasi ransum dan kandungan nutrisi ayam broiler periode starter dan periode grower-finisher disajikan pada Tabel 4 dan 5.

Tabel 4. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ayam Broiler Periode Starter (0-3 minggu) Berdasarkan Perhitungan

Bahan Makanan R0 R1 R2 R3 R4 ...(%)... Jagung kuning 54,93 54,93 54,12 53,27 52,48 Dedak padi 3,34 3,34 3 2 2 Pollard 5 5 4,93 5 4,01 CGM 8 8 8 7,94 7,12 Daun Sembung 0 0 2 4 6 Bungkil kedelai 15 15 14 14,37 15 Tepung ikan 2 2 2 2 2 MBM 6,64 6,64 6,99 6,32 6,35 Minyak kelapa 4 4 4 4 4 CaCO3 0,18 0,18 0,03 0,16 0,09 Dl-Methionin 0,21 0,21 0,21 0,21 0,22 L-lisin 0,20 0,20 0,22 0,23 0,23 Premiks* 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Bacitracin MD (mg/l)** 100 Jumlah 100 100 100 100 100

Kandungan Zat Makanan :

EM (kkal/kg) 3000 3000 3000 3000 3000 Bahan kering (%) 89,30 89,30 89,31 89,26 89,25 Protein kasar (%) 21,56 21,56 21,56 21,56 21,56 Serat kasar (%) 2,61 2,61 2,70 2,70. 2,80 Lemak kasar (%) 6,64 6,64 6,99 6,21 6,24 Ca (%) 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 P tersedia (%) 0,47 0,47 0,45 0,45 0,45 Lisin (%) 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1 Methionin (%) 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Sistin+Methionin (%) 1,01 1,01 1,01 1,00 0,98

Keterangan: * Komposisi premiks disajikan pada Lampiran 25

Tabel 5. Komposisi dan Kandungan Zat Makanan Ayam Broiler Periode Grower-Finisher (4-5 minggu) Berdasarkan Perhitungan

Bahan Makanan R0 R1 R2 R3 R4 ...(%)... Jagung kuning 59,59 59,59 59,30 59 58,30 Dedak padi 4 4 4,96 3 3 Pollard 4 4 2 2,28 1,59 Daun Sembung 0 0 2 4 6 Bungkil kedelai 13,70 13,70 13 14,60 14,55 Tepung ikan 10,50 10,50 11,23 9,39 8,80 MBM 2 2 1,8 2 2 Minyak kelapa 5,5 5.5 5 5 5 CaCO3 0,13 0,13 0,13 0,13 0,13 Dl-Methionin 0,08 0,08 0,08 0,10 0,11 L-lisin 0 0 0 0 0,02 Premiks* 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Bacitracin MD (mg/l)** 58,3 Jumlah 100 100 100 100 100

Keterangan: * Komposisi premiks disajikan pada Lampiran 25

** Bacitracin MD dalam vitachick (35 g/250 g)diberikan melalui air minum

Kandungan Zat Makanan :

EM (kkal/kg) 3003,18 3003,18 3000,55 3003,60 3001,60 Bahan Kering (%) 89,37 89,37 89,30 89,31 89,30 Protein Kasar (%) 18,81 18,81 18,88 18,90 18,76 Serat Kasar (%) 2,53 2,53 2,68 2,56 2,68 Lemak Kasar (%) 8,54 8,54 8,18 7,96 7,94 Ca (%) 0,92 0,92 0,95 0,91 0,90 P tersedia (%) 0,49 0,49 0,50 0,46 0,44 Lisin (%) 1,06 1,06 1,06 1,02 1,00 Methionin (%) 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 Sistin+Methionin (%) 0,69 0,69 0,69 0,70 0,70

Vaksinasi

Vaksinasi yang dilakukan adalah vaksin ND (Newcastle Diseases) 1 melalui tetes mata pada umur tiga hari, vaksin ND 2 pada umur 21 hari melalui air minum untuk mencegah penyakit tetelo, dan vaksin gumboro pada umur 10 hari melalui air minum untuk mencegah penyakit gumboro.

Daun Sembung

Daun sembung yang digunakan dalam penelitian ini berupa tepung. Daun sembung segar diperoleh dari Desa Cimanintin Kecamatan Jatinunggal-Sumedang.

Metode Perlakuan

Penelitian ini menggunakan 5 perlakuan dengan masing-masing perlakuan 3 kali ulangan. Perlakuan tersebut adalah :

R0 : Ransum kontrol (tanpa daun sembung dan tanpa vitachick)

R1 : Ransum R0 + vitachick yang mengandung antibiotik bacitracin Methylene Disalisilat (MD) dalam air minum

R2 : Ransum mengandung tepung daun sembung 2% R3 : Ransum mengandung tepung daun sembung 4% R4 : Ransum mengandung tepung daun sembung 6%

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan yang masing-masing terdiri dari 10 ekor. Model matematika dari rancangan tersebut adalah sebagai berikut (Steel dan Torrie, 1993) :

Yij = µ + τi + Єij Keterangan :

Yij = Nilai pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Rataan umum

τi = Efek perlakuan ke-i

Peubah yang Diamati

1. Konsumsi Ransum (g/ekor)

Konsumsi ransum dihitung dari selisih ransum yang diberikan dengan sisa ransum yang ada setiap minggu selama pemeliharaan. Konsumsi ransum periode starter (0-3 minggu) dihitung dengan menjumlahkan konsumsi selama 3 minggu. Konsumsi ransum grower-finisher (4-5 minggu) dihitung dengan menjumlahkan konsumsi ayam broiler selama 2 minggu. Konsumsi ransum kumulatif (0-5 minggu) diperoleh dengan menjumlahkan konsumsi ransum pada periode starter dan periode grower-finisher.

2. Bobot Badan Akhir (g/ekor)

Bobot badan akhir diperoleh dengan cara menimbang bobot badan pada hari terakhir penelitian (umur 5 minggu).

3. Pertambahan Bobot Badan (g/ekor)

Pertambahan bobot badan dihitung dengan cara mengurangi bobot badan akhir pada tiap minggu dengan bobot badan awal tiap minggu. Pertambahan bobot badan total dapat dihitung dengan cara menjumlahkan pertambahan bobot badan tiap minggu selama pemeliharaan.

4. Konversi Ransum

Konversi ransum diperoleh dengan cara membagi konsumsi ransum total dengan pertambahan bobot badan total selama lima minggu pemeliharaan.

5. Mortalitas

Mortalitas dihitung berdasarkan pada jumlah ayam yang mati selama penelitian dibagi dengan jumlah ayam awal dikalikan 100% pada setiap perlakuan.

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) menurut Steel dan Torrie (1993).

Tahapan Penelitian Analisis Daun Sembung

Analisis yang dilakukan terhadap daun sembung adalah analisis proksimat, analisis Energi Bruto, analisis Ca dan P serta analisis saponin dan tanin. Komposisi kimia tepung daun sembung dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Komposisi Kimia Tepung Daun Sembung* Komponen Jumlah (%) Bahan Kering 88,86 Abu 8,04 Protein Kasar 19,76 Serat Kasar 10,26 Lemak Kasar 3,73 Beta-N 47,07 Ca 1,22 P Total 0,34

Energi Bruto (kkal/kg) 3952

Energi Metabolis (kkal/kg)** 1543,98

Tanin*** 4,96

Saponin*** 7,08

Keterangan : * : Hasil analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan IPB (2007)

**: Hasil konversi Energi Metabolis berdasarkan National Research Council (1994) ; ( 40,1 x BK ) - ( 40,1 x Abu ) - ( 165,39 x SK )

***: Hasil analisis Laboratorium Pakan Balitnak Ciawi (2007)

Pembuatan Tepung Daun Sembung

Daun sembung dilayukan di dalam ruangan selama 48 jam kemudian dioven pada suhu 60°C selama 24 jam. Daun sembung kering digiling sampai menjadi tepung daun sembung. Selanjutnya, tepung daun sembung dicampurkan dengan bahan makanan lain menjadi ransum komplit (Gambar 4).

Daun Sembung ( 1000 gram) Dilayukan (selama 48 jam)

Dikeringkan dalam oven suhu 600C (selama 24 jam) Digiling

Tepung Daun Sembung ( 161 gram)

Pemberian Tepung Daun Sembung

Pemberian tepung daun sembung pada penelitian ini dengan cara mencampurkan tepung daun sembung dengan bahan makanan menjadi ransum komplit dalam bentuk crumble. Kadar tepung daun sembung yang dicampurkan sesuai dengan perlakuan masing-masing yaitu 2% (R2), 4% (R3) dan 6% (R4).

Prosedur Pemeliharaan Ayam

Prosedur pemeliharaan ayam broiler selama lima minggu penelitian adalah sebagai berikut :

1. Persiapan Kandang

Kandang dibersihkan dengan sapu dan disiram dengan air detergen sampai bersih kemudian disiram kembali dengan desinfektan. Dosis desinfektan adalah sebanyak 1 sendok takar (10 ml) dalam 5 liter air. Kandang diberi kapur dengan dosis 150 g/m2 dan diberi lingkar pembatas berdiameter 85 cm yang dipasang di tengah ruangan. Kandang ditaburi sekam dengan ketebalan 5-7 cm dan disemprot menggunakan desinfektan ke seluruh bagian ruangan. Lampu 60 watt dipasang untuk 10 ekor dan peralatan pakan (tempat pakan dan air minum) kemudian pemasangan tirai di sekeliling kandang. Kandang penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Kandang Penelitian 2. Persiapan DOC

Persiapan DOC diawali dengan pemasangan koran di dalam lingkar pembatas. Lampu dinyalakan ± 2 jam sebelum DOC dimasukan dalam kandang. Air minum yang telah ditambahkan air gula disiapkan. DOC dikeluarkan dari box

kemudian ditimbang secara kelompok.. Pakan diberikan dengan cara ditaburkan di atas koran atau tempat pakan indukan. Pakan diberikan sebanyak 6 kali per hari dan penggantian air minum setiap pagi dan sore.

3. Cara Pemeliharaan Minggu Pertama

DOC ditimbang untuk mengetahui bobot awalnya. Pakan diberikan 6 kali sehari dan air minum diberikan dua kali sehari sesuai kebutuhan. Ke dalam air minum ditambahkan vitachick yang mengandung antibiotik bacitracin setiap pagi dan sore untuk perlakuan kontrol positif (R1). Lampu dinyalakan selama 24 jam sampai ayam berumur satu minggu. Suhu kandang dicatat setiap hari pada pagi, siang dan sore hari (Tabel 7). Tirai dibuka setiap pagi dan ditutup setiap sore. Vaksin ND I melalui tetes mata pada hari ketiga. Vaksin ND I dilakukan dengan melarutkan satu tablet kedalam larutan dapar 500 dosis.

Tabel 7. Rata-rata Suhu Kandang Penelitian Setiap Minggu Berdasarkan Pengukuran

Minggu Suhu Minimum (oC) Suhu Maksimum (oC)

1 24,8 32,7 2 25.0 30,4 3 25,3 30,8 4 25,6 32,8 5 24,3 31,9 Rata-rata 25,0 31,7

4. Cara Pemeliharaan Minggu Kedua

Koran dan lingkar pembatas diangkat. Lampu dimatikan pada siang hari dan dinyalakan bila hujan. Tempat pakan dan air minum diganti dengan yang digantung. Tirai setiap pagi dibuka dan ditutup setiap sore hari. Ayam ditimbang untuk mengetahui pertambahan bobot badan setiap minggunya. Sisa pakan ditimbang untuk mengetahui konsumsi pakan setiap minggunya. Vaksin gumboro diberikan pada hari ke-10 melalui air minum, sebelumnya ayam dipuasakan terlebih dahulu dari air minum minimal dua jam sebelum vaksin, sedangkan pakan tetap diberikan. Vaksin gumboro dilarutkan ke dalam air sesuai dosis. Dosis untuk 500 ekor dilarutkan pada air sebanyak 5 liter, sedangkan untuk 150 ekor dilarutkan pada air sebanyak 1,5 liter.

Jadi untuk satu kandang (10 ekor) adalah 0,1 liter (100 ml). Setelah kurang lebih dua jam vaksin diganti dengan air minum.

5. Cara Pemeliharaan Minggu Ketiga

Lampu hanya dinyalakan pada malam hari. Tirai setiap pagi dibuka dan ditutup setiap sore hari. Ayam ditimbang untuk mengetahui pertambahan bobot badan setiap minggunya. Sisa pakan ditimbang untuk mengetahui konsumsi pakan setiap minggunya. Vaksin ND II diberikan pada hari ke-21 melalui air minum. Sebelum vaksin ayam dipuasakan terlebih dahulu dari air minum selama dua jam, sedangkan pakan tetap diberikan. Vaksin ND II dilarutkan ke dalam air sesuai dosis. Dosis untuk 500 ekor dilarutkan pada air sebanyak 5 liter, sedangkan untuk 150 ekor dilarutkan pada air sebanyak 1,5 liter. Jadi untuk satu kandang (10 ekor) adalah 0,1 liter (100 ml). Setelah kurang lebih dua jam vaksin diganti dengan air minum.

6. Cara Pemeliharaan Minggu Keempat dan Kelima

Lampu hanya dinyalakan pada malam hari. Tirai setiap pagi dibuka dan ditutup setiap sore hari. Ayam ditimbang untuk mengetahui pertambahan bobot badan setiap minggunya dan bobot badan akhir. Sisa pakan ditimbang untuk mengetahui konsumsi pakan setiap minggunya dan konsumsi pakan selama lima minggu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait