• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan dengan dua tahapan. Pelaksanaan penimbangan dan pengukuran parameter tubuh sapi dilakukan di peternakan penggemukan sapi milik CV. Musika Purbantara Utama Dusun Sranten, Desa Pangklungan, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Pengukuran sifat-sifat karkas dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Kabupaten Mojokerto. Penelitian ini dimulai pada tanggal 26 Juni sampai 20 Agustus 2006.

Materi

Penelitian ini menggunakan sapi hasil Inseminasi Buatan (Bos taurus X Bos indicus) yang berasal dari peternakan penggemukan sapi milik CV. Musika Purbantara Utama. Jumlah sapi yang digunakan sebanyak 25 ekor sapi jantan (Bull) yang terdiri atas sembilan ekor gemuk, sembilan ekor sedang dan tujuh ekor kurus. Peralatan timbangan sapi hidup merk Fairbank kapasitas 1000 kg dan timbangan karkas (timbangan gantung) merk LGN seri 910949 dengan kapasitas 110 kg, tongkar ukur untuk mengukur panjang badan dan tinggi badan, pita ukur untuk mengukur lingkar dada, jangka sorong untuk mengukur tebal lemak pangkal ekor, plastik mika untuk mensketsa luasan udamaru, planimeter untuk mengukur sketsa udamaru, spidol, penggaris dan fasilitas peralatan rumah potong hewan.

Metode Prosedur Penelitian

Sapi yang siap potong dinilai skor kondisi tubuhnya. Sapi tersebut kemudian diambil tiga kategori dari lima kategori kondisi tubuh berdasarkan Rutter et al. (2000) yaitu kurus, sedang dan gemuk. Diskripsi kategori skor kondisi tubuh tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Sapi yang telah dipilih ditimbang untuk mengetahui bobot potongnya. Pengukuran ukuran linear tubuh antara lain tinggi badan, panjang badan dan lingkar dada sapi dilakukan langsung setelah penimbangan bobot potong. Sapi yang telah ditimbang dan diukur dipisahkan untuk dipuasakan selama kurang lebih 12 jam.

Tabel 2. Diskripsi Skor Kondisi Sapi Potong.

Skor Kategori Deskripsi

1 Sangat Kurus ƒ Lemak tidak ada di sekitar pangkal ekor.

ƒ Tulang pinggul, pangkal ekor dan tulang rusuk secara visual terlihat jelas.

2 Kurus ƒ Tulang rusuk dapat diidentifikasi bila disentuh,

mulai sedikit tidak jelas.

ƒ Pangkal ekor, tulang pinggul dan panggul mulai tertutupi lemak.

3 Sedang ƒ Tulang rusuk dapat dirasakan dengan tekanan

tangan.

ƒ Pangkal ekor mulai tertutupi lemak dan dapat dengan mudah dirasakan

4 Gemuk ƒ Lemak penutup di sekitar pangkal ekor jelas,

sedikit membulat, lembek bila disentuh.

ƒ Tulang rusuk tidak bisa dirasakan dengan tekanan tangan.

ƒ Lipatan lemak mulai berkembang diatas tulang rusuk dan paha ternak.

5 Sangat Gemuk ƒ Struktur tulang tidak lagi nyata dan ternak menunjukkan penampilan yang sintal dan membulat.

ƒ Tulang pinggul, pangkal ekor, tulang rusuk dan paha dipenuhi dengan lipatan lemak.

ƒ Mobilitas ternak lemah yang diakibatkan oleh lemak yang dibawanya.

Sumber: Rutter et al. (2000)

Pemotongan sapi dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) kabupaten Mojokerto. Sistem pemotongan yang diterapkan pada RPH ini adalah sistem pemotongan tradisional. Proses pemotongan dilakukan dengan merebahkan sapi menggunakan tali tambang. Kepala diletakkan diatas bak penampung darah dan juga kepala dihadapkan arah Barat untuk menjaga kehalalan pemotongan sapi karena

konsumen pada umumnya beragama Islam. Leher dipotong dengan pisau potong yang tajam pada rahang bawah sehingga oesophagus, Vena jugularis, Arteri carotis dan trachea dapat terpotong dengan sempurna sehingga mendapatkan pendarahan yang sempurna pula.

Tahap selanjutnya adalah memisahkan bagian kepala dan kaki depan serta belakang. Pengulitan diawali dengan membelah atau melepaskan kulit di bagian perut ke arah punggung. Eviserasi dilakukan setelah proses pengulitan selesai dengan menyayat dinding abdomen sampai dada kemudian dikeluarkan organ-organ yang ada pada perut dan dada. Organ-organ non karkas seperti hati, limpa, ginjal, jantung, paru-paru dan trakhea dikeluarkan serta lemak yang menempel dihilangkan kecuali lemak dibagian punggung. Karkas yang diperoleh dipisahkan menjadi beberapa bagian yaitu paha depan, paha belakang dan bagian kerangka (badan) karkas. Masing-masing bagian dari potongan-potongan tersebut ditimbang dan total berat dari semua potongan tersebut adalah bobot karkas yang didapat. Pengukuran luas urat daging mata rusuk dan tebal lemak punggung dilakukan setelah karkas ditimbang.

Peubah yang Diamati

Bobot Potong. Bobot potong (kg) diperoleh dari hasil penimbangan sapi sebelum dipotong dengan menggunakan timbangan sapi hidup kapasitas 1000 kg.

Parameter Tubuh. Panjang badan (cm) diukur dari sendi bahu (humerus) sampai pada tulang duduk (tuber ischi) dengan menggunakan tongkat ukur. Lingkar dada (cm) diukur melingkar bagian dada dibelakang sendi siku dengan menggunakan pita ukur .Tinggi badan/pundak (cm) diukur dititik tertinggi pundak tegak lurus sampai ke tanah. Tebal Lemak Pangkal Ekor (cm) diukur dibagian pangkal ekor yang menonjol dengan menggunakan jangka sorong.

Bobot Karkas. Bobot karkas (kg) diperoleh dengan menimbang karkas yang dipisahkan dari bagian-bagian non karkas.

Persentase Karkas. Persentase karkas diperoleh dari bobot karkas dibagi dengan bobot potong sapi dikalikan 100%.

Tebal Lemak Punggung. Penilaian banyaknya lemak yang menutupi karkas (lemak sub kutan) dilakukan dengan mengukur tebal lemak punggung diatas urat daging

mata rusuk antara rusuk 12 dan 13. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan penggaris (millimeter).

Luas Urat Daging Mata Rusuk. Pengukuran terhadap luas urat daging mata rusuk dilakukan dengan menggunakan planimeter. Sampel urat daging mata rusuk antara rusuk 12 dan 13 digambarkan pada plastik transparan, kemudian gambar pada plastik tersebut diukur luasnya dengan alat ukur planimeter.

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalahRancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakuan kondisi tubuh yaitu gemuk, sedang dan kurus. Ulangan untuk masing-masing perlakuan adalah 9 ekor (gemuk), 9 ekor (sedang) dan 7 ekor (kurus). Analisis data menggunakan prosedur General Linier Model (GLM). Data yang menunjukkan perbedaan selanjutnya dilakukan uji Jarak Berganda Duncan. Model matematika menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002) yang digunakan adalah sebagai berikut:

Yij = μ + τi+ εIj

Keterangan:

Yij :Nilai Parameter tubuh dan sifat-sifat karkas pada kondisi tubuh ke-i dan sapi ke-j

μ : Rataan Umum

τi :Pengaruh kondisi tubuh ke-i

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait