• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang, Bagian Non Ruminansia dan Satwa Harapan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, pada tanggal 2 Agustus sampai dengan 4 Oktober 2005.

Materi Mencit

Mencit (Mus musculus) yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit lepas sapih berumur 30 hari sebanyak 24 ekor jantan dan 24 ekor betina, yang ada di Bagian Non Ruminansia dan Satwa Harapan, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Pakan dan Air Minum

Pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ransum ayam DOC komersial, sedangkan air minum ditambahkan dengan ekstrak kunyit.

Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, termohigrometer, termometer, 24 kandang berukuran 36 x 28 x 12 cm3 masing-masing dilengkapi kawat kasa penutup, sarung tangan, sendok, kertas label, gunting, pisau, sikat botol, parutan, gelas ukur skala 100 ml dan 10 ml, pipet, baskom, ayakan, botol 250 ml, corong kecil, tempat pakan dan timbangan elektrik merek AND dengan ketelitian 0,1 g.

Rancangan Perlakuan

Penelitian ini terdiri dari empat perlakuan dengan taraf ekstrak kunyit yang berbeda yaitu (P1) atau kontrol diberi air minum 100% (tanpa ekstrak kunyit), (P2) diberikan air minum 98% dan ditambahkan ekstrak kunyit 2%, (P3) diberikan air minum 96% dan ditambahkan ekstrak kunyit 4%, dan (P4) diberikan air minum 94%

15 dan ditambahkan ekstrak kunyit 6%, masing-masing perlakuan terdiri dari enam ulangan.

Rancangan Percobaan

Rancangan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan empat taraf perlakuan dan masing-masing dengan enam ulangan. Model matematik menurut Walpole (1995) adalah sebagai berikut:

Yij: µ + i + εij

Keterangan :

Yij = respon atas pengaruh air minum ke-i, produksi ke-j µ = rataan umum

i = pengaruh pemberian ekstrak kunyit yang ke-i ; 0, 2, 4 dan 6% εij = galat percobaan; j = 1, 2, 3,... 6

Peubah yang Diamati

Konsumsi ransum mencit betina bunting (g/dua ekor/hari). Konsumsi ransum mencit betina bunting diperoleh dari jumlah pakan yang diberi dengan jumlah pakan yang tersisa (di tempat pakan dan di sekam) berdasarkan bahan kering.

(Awal x BK Awal) – (Sisa x BK Sisa) Konsumsi Ransum (g/dua ekor/ hari) =

∑ Mencit Keterangan :

Awal : Berat ransum yang diberikan; Sisa : Sisa ransum yang tertinggal BK : Bahan kering

Konsumsi ransum induk menyusui (g/ekor/hari). Konsumsi ransum induk menyusui diperoleh dari jumlah pakan yang diberi dengan jumlah pakan yang tersisa (di tempat pakan dan di sekam) berdasarkan bahan kering.

(Awal x BK Awal) – (Sisa x BK Sisa) Konsumsi Ransum (g/ekor/ hari) =

∑ Mencit Keterangan :

Awal : Berat ransum yang diberikan; Sisa : Sisa ransum yang tertinggal BK : Bahan kering

16

Konsumsi air minum mencit betina bunting (ml/dua ekor/hari). Konsumsi air minum mencit betina bunting diperoleh dari jumlah air minum yang diberikan dikurangi dengan sisa.

Konsumsi air minum induk menyusui (ml/ekor). Konsumsi air minum induk menyusui diperoleh dari jumlah air minum yang diberikan dikurangi dengan sisa.

Pertambahan bobot badan mencit betina selama bunting (g/ekor). Pertambahan bobot badan mencit betina selama bunting diperoleh dari bobot akhir dikurangi bobot awal selama bunting.

Pertambahan bobot badan induk selama menyusui(g/ekor). Pertambahan bobot badan induk selama menyusui diperoleh dari bobot akhir saat menyapih dikurangi bobot awal saat mulai menyusui.

Konversi ransum induk selama menyusui. Konversi ransum induk selama menyusui diperoleh dengan membagi jumlah konsumsi dengan jumlah pertambahan bobot badan pada waktu yang sama.

Konsumsi ransum selama menyusui (g/ekor/hari) Konversi Ransum =

Pertambahan Bobot Badan (g/ekor/hari)

Litter size lahir (ekor). Litter size lahir adalah jumlah anak yang dilahirkan hidup atau mati per induk per kelahiran.

Bobot lahir anak mencit (g/ekor). Bobot lahir anak mencit adalah bobot anak mencit segera setelah lahir.

Umur penyapihan (hari). Umur penyapihan adalah umur anak mencit saat dipisahkan dari induk biasanya pada umur 21 hari.

Litter size sapih(ekor).Litter size sapih adalah jumlah anak per induk per kelahiran yang hidup ketika disapih pada umur 21 hari.

Bobot sapih (g/ekor). Bobot sapih adalah bobot anak mencit ketika disapih pada umur 21 hari.

Persentase sapihan (%). Persentase sapihan adalah jumlah anak mencit yang diperoleh dengan cara membagi jumlah anak ketika disapih dengan jumlah anak ketika lahir lalu dikali 100%.

Mortalitas (%). Mortalitas anak mencit diperoleh dengan cara membagi jumlah anak mencit yang mati dengan yang hidup dari litter yang sama lalu dikali 100%.

17

Analisa Data

Data yang diperoleh dianalisa dengan sidik ragam atau Analysis of Variance (ANOVA), jika perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah yang diamati maka akan dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan dengan menggunakan program SAS 6.12

Prosedur Persiapan Kandang

Sebelum mencit putih dimasukkan kedalam tiap kandang, lebih dulu dilakukan pembersihan semua kandang dan peralatan dengan menggunakan sabun cuci, kemudian dikeringkan dan dialasi dengan sekam. Pergantian sekam pada setiap kandang dilakukan sekali seminggu.

Identifikasi dan Penimbangan Bobot Awal Mencit

Tiap ekor mencit diidentifikasi jenis kelaminnya, kemudian ditempatkan dalam kandang secara acak. Tiap kandang diisi dua ekor mencit, masing-masing satu ekor jantan dan betina. Mencit diberi minum ekstrak kunyit seminggu sebelum periode pengambilan data dengan tujuan agar mencit dapat beradaptasi dengan air minum baru. Penimbangan bobot awal mencit dilakukan setelah proses adaptasi.

Pemberian Pakan

Pemberian pakan dilakukan satu kali dalam sehari yaitu pada sore hari pukul 16.00 WIB sebanyak 20 g untuk tiap kandang, karena mencit adalah hewan nokturnal.

Pencampuran Air Minum

Susunan campuran ekstrak kunyit dalam air minum selama penelitian disesuaikan dengan perlakuan. Untuk menghomogenkan air minum (air dan ekstrak kunyit) dilakukan pengadukan sebelum diberikan. Pergantian air minum dilakukan dua hari sekali. Posisi botol air minum pada kandang dapat dilihat pada Gambar 5.

18 Gambar 5. Posisi Botol Air Minum pada Kandang

Pembuatan Ekstrak Kunyit

Rimpang kunyit dikupas kulitnya, lalu diparut dan diperas dengan menggunakan tangan, kemudian disaring untuk memisahkan ampas dengan ekstrak kunyit. Proses pembuatan ekstrak kunyit dari rimpang dapat dilihat pada Gambar 6.

(a) Rimpang kunyit (b) Dikupas kulitnya (c) Kunyit diparut

(f) Pengukuran kunyit (e) Kunyit disaring (d) Kunyit diperas

(g) Dimasukkan kedalam botol minum

Gambar 6. Proses Pembuatan Ekstrak Kunyit yang Ditambahkan Kedalam Air Minum

19

Pengambilan Data

Penimbangan sisa pakan dilakukan setiap hari sebelum pemberian pakan berikutnya. Pengukuran sisa minuman dua hari sekali sebelum pergantian air minum, sedangkan pertambahan bobot badan mencit bunting dan induk ditimbang sekali seminggu. Suhu dan kelembaban selama penelitian dicatat tiga kali setiap hari yaitu pada pagi (07.00 WIB), siang (12.00 WIB) dan sore hari (16.00 WIB).

20

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait