• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilakukan di peternakan lebah madu Sari Bunga, Kampung Kedung, Desa Titisan, Kec. Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Propinsi Jawa Barat pada bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2008. Lokasi pemeliharaan lebah berada disekitar perkebunan sayuran, dan di dominasi oleh tanaman jagung.

Materi Lebah Madu

Lebah madu A. mellifera yang digunakan adalah sebanyak 21 koloni dengan populasi dan kondisi koloni yang relatif sama. Masing-masing koloni memiliki jumlah sisiran sarang yang sama yaitu enam buah dan dengan ratu yang memiliki umur sama yaitu satu tahun.

Lebah madu A. mellifera dipilih karena jenis lebah ini sudah dibudidayakan masyarakat secara luas dan berkembang sebagai industri ternak di Indonesia, sehingga membutuhkan ketersediaan sumber pakan yang banyak dan terus menerus. Bahan Pakan

Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah kacang kedelai, kacang hijau dan kacang merah. Ketiga jenis kacang tersebut diperoleh dari pasar Bogor. Selain itu, digunakan vitamin B komplek sirup dan gula pasir.

Ketiga jenis kacang dibuat dalam bentuk tepung, sedangkan gula pasir dijadikan bentuk sirup untuk digunakan sebagai fagostimulan (penambah nafsu makan). Masing-masing tepung kacang dicampur dengan sirup gula dengan komposisi yang telah ditentukan. Untuk jenis perlakuan pakan yang ditambah vitamin B komplek, vitamin dicampurkan terlebih dahulu pada sirup gula sesuai dosis yang ditentukan.

Peralatan

Peralatan yang digunakan adalah perangkap polen (pollen trap), timbangan, plastik transparansi, timbangan digital, oven, ayakan tepung, alat tulis, kantong plastik transparan, pengasap, pinset, sikat lebah, kertas milimeter blok dan masker.

Rancangan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam percobaan faktorial 3X2 yang terdiri dari tiga ulangan. Faktor pertama (A) adalah jenis kacang (kacang kedelai, kacang hijau dan kacang merah) dan faktor kedua (B) adalah vitamin B Komplek (dengan dan tanpa pemberian vitamin).

Model rancangan yang digunakan menurut Gasperz (1991) adalah : Yij = µ + αi + ßj + (αß)ij +

ε

ijk

Keterangan :

Yij : Respon akibat pengaruh jenis kacang ke-i dan taraf penambahan vitamin B ke-j pada ulangan ke-k.

μ : Rataan umum

αі : Pengaruh perlakuan jenis pasta (jenis kacang) yang berbeda ke-i ßj : Pengaruh kandungan Vitamin B ke-j

(αß)Yij : Pengaruh interaksi antara jenis kacang (pasta) ke-i dengan kandungan vitamin B ke-j

ε

іјk : Pengaruh galat pada perlakuan ke-k dalam kombinasi perlakuan ke-ij. Peubah

Peubah yang diamati yaitu konsumsi pakan (polen pengganti), bobot rata-rata lebah pekerja umur sehari, mortalitas anakan, konversi pakan, luasan sarang anakan, dan bobot koloni.

Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA) dan bila terdapat perbedaan yang nyata antar perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji Tukey. Selain itu, dilakukan uji banding antara perlakuan dan faktor pembanding melalui uji t untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan. Sebagai faktor pembandingnya adalah koloni lebah yang tidak mendapat perlakuan apapun (tidak diberi pakan tambahan dan tidak dipasang pollen trap).

Perlakuan

Perlakuan yang diberikan adalah pemberian pasta pakan buatan pengganti polen, masing-masing terbuat dari tepung kacang kedelai, tepung kacang hijau, dan tepung kacang merah yang dicampur dengan sirup gula. Keenam perlakuan jenis pakan tersebut diberikan dengan dan tanpa campuran vitamin B komplek kepada koloni lebah dengan jumlah ulangan yang sama (Tabel 3). Sebagai pembanding (K) adalah koloni lebah tanpa diberi perlakuan pakan buatan dan tidak dipasang pollen trap.

Tabel 3.Ulangan pada Setiap Kombinasi Perlakuan

Perlakuan Tanpa Vitamin B Dengan Vitamin B Pasta Kacang Kedelai (PKK)

Pasta Kacang Hijau (PKH) Pasta Kacang Merah (PKM)

3 3 3 3 3 3 Prosedur

Pemilihan Koloni Lebah Madu

Pemilihan koloni dimaksudkan untuk mendapatkan koloni dengan populasi dan kondisi koloni yang relatif seragam. Selain dipilih koloni yang memiliki ratu dan jumlah sisiran sarang yang sama, bobot populasi lebah masing-masing koloni juga dipilih yang relatif sama yaitu berkisar antara 700 – 900 gram dengan jumlah individu berkisar antara 8.000 – 10.000 ekor.

Untuk mendapatkan koloni dengan bobot yang relatif sama dilakukan pengukuran terhadap 20 - 25 koloni. Pengukuran bobot koloni dilakukan dengan cara menimbang koloni lebah berikut sisiran sarangnya (X) pada sebuah kotak yang terbuat dari steroform (Z). Selanjutnya masing-masing sarang ditimbang tanpa lebah sehingga jumlah keseluruhan berat sarang tanpa lebah akan diketahui (Y). Bobot koloni dapat diketahui dengan menghitung hasil pengurangan X dengan Y dan Z. Pembuatan Polen Pengganti

Kacang kedelai, kacang hijau dan kacang merah mula-mula direndam dalam air dingin selama kurang lebih 12 jam agar kacang menjadi sedikit empuk. Setelah itu kacang ditiriskan, dibersihkan kulit arinya dan dikukus dalam panci selama 15

menit pada kompor gas. Proses perendaman dan pengukusan juga dimaksudkan untuk menghilangkan zat anti tripsin di dalam kacang (Rackis, 1972; Albrecht et al., 1966 dalam Soesanto, 1994). Setelah itu, kacang-kacang tersebut di keringkan dalam oven bersuhu 60 0C dan selanjutnya digiling dan disaring dengan saringan berukuran 80-100 mash supaya menjadi tepung yang halus. Hasil uji proksimat di laboratorium Pusat Studi Antar Universitas (PAU) IPB, diketahui kandungan protein ketiga jenis tepung kacang seperti pada Tabel 4.

Tabel 4. Kandungan Protein Tepung Kacang kedelai, Tepung Kacang Hijau dan Tepung Kacang Merah

Sampel Protein (%) Tepung Kacang Kedelai 42,44 Tepung Kacang Hijau 25,97 Tepung Kacang Merah 23,78 Polen alami * 20

Sumber : Hasil analisis Pusat Studi Antar Universitas (PAU) IPB (Desember 2008) * Krell (1996)

Polen pengganti diberikan kepada lebah dalam bentuk adonan (pasta), yaitu campuran tepung kacang dan sirup gula. Sirup gula ini berfungsi sebagai atraktan untuk merangsang lebah agar mau mengonsumsi serbuk sari pengganti yang diberikan. Sirup gula dibuat dari campuran gula pasir dan air dengan perbandingan 1 : 1 (kg gula untuk per liter air).

Adonan polen pengganti dibuat dengan komposisi yang talah ditentukan supaya bentuk pasta yang dihasilkan cukup lengket sehingga tidak mudah jatuh pada saat diletakkan di atas bingkai sarang. Komposisi tepung kacang dan sirup gula masing-masing jenis polen pengganti seperti tertera dalam Tabel 5.

Tabel 5. Komposisi Pembuatan Polen Pengganti

Polen Pengganti Tepung kacang Sirup gula Total ---gram--- Pasta Kacang Kedelai (PKK) 87.5 162.5 250 Pasta Kacang Hijau (PKH) 87.5 162.5 250 Pasta Kacang Merah (PKM) 87.5 162.5 250

Penggunaan Dosis Vitamin B Komplek

Vitamin B komplek yang digunakan dalam penelitian ini adalah vitamin dalam bentuk cair. Komposisi yang tertera pada kemasan vitamin per 5 ml adalah B1 5 mg, B2 2 mg, B3 20 mg, B5 3 mg, B6 3 mg, B6 2,5 mg dan B12 3 mcg. Vitamin dilarutkan kedalam sirup gula yang akan digunakan untuk membuat pasta dengan dosis 5 ml per 1 liter sirup gula. Dosis tersebut setara dengan 0,625 ml untuk satu kali pemberian polen pengganti dengan berat 250 g (0,2 % vitamin B pada pakan). Pelaksanaan Penelitian

Koloni lebah madu yang telah dipilih sebagai unit percobaan diberi label sesuai jenis perlakuan dan nomor ulangan. Perlakuan yang diberikan pada penelitian terlihat seperti pada skema Gambar 1.

21 koloni lebah madu Apis mellifera

Delapan belas koloni Tiga Koloni dipasang Pollen trap tanpa dipasang pollen trap (Pembanding)

9 Koloni dengan Pasta 9 Koloni dengan Pasta

+ vitamin B komplek Tanpa vitamin B komplek PKK PKH PKM PKH PKM PKK PKK PKH PKM PKK PKH PKM PKH PKM PKK PKH PKM PKK

Gambar 1. Skema Perlakuan dalam Penelitian

Semua koloni yang diberi perlakuan polen pengganti (18 koloni) dipasang pollen trap untuk menangkap polen alami yang dibawa masuk lebah pekerja. Dengan demikian, koloni tersebut diharapkan hanya mendapat pasokan pakan sumber protein dari jenis polen pengganti yang diberikan. Kedelapan-belas koloni tersebut di bagi dalam dua kelompok yang masing-masing terdiri dari sembilan koloni. Kelompok pertama adalah koloni yang diberi perlakuan polen pengganti dengan tambahan

vitamin B komplek. Kelompok kedua adalah koloni yang hanya diberi perlakuan polen pengganti tanpa penambahan vitamin B komplek. Ke sembilan koloni dari masing-masing kelompok adalah unit-unit penelitian dimana tiga jenis perlakuan yaitu PKK, PKH, dan PKM diberikan dengan jumlah ulangan sebanyak 3 kali. Tiga koloni lainnya yang tidak menggunakan pollen trap dan tidak diberi perlakuan pakan tambahan merupakan pembanding.

Polen pengganti diberikan satu kali seminggu dalam bentuk adonan lembek (pasta) dengan berat 250 gram. Pasta diletakkan melebar di atas bingkai sarang eram dengan ketebalan 0,5 – 1 cm dan ditutup dengan plastik transparan untuk mengurangi penguapan (Gambar 2).

PKH

PKK

PKM

Gambar 2. Penyimpanan Pasta Kacang Kedelai (PKK), Pasta Kacang Hijau (PKH) dan Pasta Kacang Merah (PKM) pada Sisiran Lebah

Pengambilan Data

Pengambilan data pertama dilakukan setelah dua minggu pemberian tepung sari pengganti. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi pengaruh polen alami yang telah dikonsumsi sebelumnya oleh lebah.

1. Konsumsi Bahan Kering dan Protein Polen Pengganti

Pengambilan data konsumsi dilakukan sekali seminggu. Perhitungkan jumlah konsumsi pakan oleh masing-masing koloni didasarkan pada jumlah konsumsi

bahan kering (BK). Hal ini dilakukan uuk menghilangkan adanya bias pengurangan bobot perlakuan yang disebabkan oleh penguapan dan atau dihisapnya larutan gula oleh lebah. Jumlah konsumsi BK akan diperoleh dari pengurangan berat BK pakan pemberian dengan berat BK pakan sisa. Berat BK pakan, baik pemberian awal dan sisa dihitung berdasarkan BK masing-masing. Oleh sebab itu dilakukan pengukuran kadar air (KA), baik pada pakan pemberian awal maupun pakan sisa dari setiap periode pemberian perlakuan, untuk digunakan menghitung kadar kering bahan pakan masing-masing. Secara ringkas, prosedur penghitungan konsumsi BK polen pengganti adalah sebagai berikut : Kadar air pakan (KA)= Berat pakan (segar – setelah oven) x 100% ...(1)

Berat pakan segar

Kadar kering pakan (KK) = 100% – KA ...(2) Berat bahan kering (BK) = Berat pakan pemberian X KK ...(3) Konsumsi bahan kering (g) = Berat BK pakan pemberian – Berat BK pakan sisa

Sedangkan untuk perhitungan konsumsi protein digunakan rumus sebagai berikut :

Konsumsi Protein (g) = konsumsi Bahan Kering (g) x % protein pasta 2. Bobot Badan Lebah Pekerja Umur Sehari

Pengukuran bobot badan pekerja umur sehari dilakukan dengan menimbang 20 sampel lebah dari masing-masing koloni penelitian. Sampel lebah diambil langsung dari sarang menggunakan pinset. Ciri-ciri pekerja umur satu hari antara lain badannya masih lemah serta kutikula berwarna pucat dan belum mengeras. Sampel lebah tersebut diambil pada minggu terakhir setelah pemberian polen pengganti terakhir diberikan.

3. Bobot Koloni Lebah Madu

Pengukuran bobot koloni dilakukan setiap dua minggu pada semua koloni penelitian. Penimbangan dilakukan menggunakan timbangan digital dengan merk SW-1 yang memiliki tingkat ketelitian 0,002 kg. Prosedur penimbangan sama dengan cara penimbangan yang dilakukan pada saat pemilihan koloni.

4. Konversi Pakan (polen pengganti) Total.

Konversi pakan dihitung untuk mengetahui efisiensi pakan pada lebah terhadap pertambahan bobot koloni.

Konversi pakan = BK konsumsi pakan total (total) Pertambahan bobot koloni total 5. Luasan Sarang Berisi Anakan

Pengukuran luas sarang berisi anakan (brood) dilakukan setiap minggu pada kedua permukaan sisiran sarang yang dipilih sebagai sampel. Jumlah sampel sarang ditentukan sebanyak 50 % dari jumlah total sisirang sarang yang ada di masing-masing koloni dan dipilih mulai dari sarang yang kedudukannya berada di paling tepi, berurutan sampai yang berada di bagian tengah kotak. Pengukuran luas dilakukan dengan menggambar jumlah sel sarang lebah berisi anakan di atas plastik transparansi kemudian dihitung luasannya dengan bantuan kertas milimeter blok.

6. Mortalitas Anakan.

Penentuan tingkat mortalitas (kematian) anakan diperoleh dengan cara menghitung jumlah kematian pada setiap 100 contoh anakan di masing-masing koloni. Pengamatan dimulai dengan pengambilan sampel pada sisiran yang diamati kematian anakannya dari setiap koloni pada minggu ke tiga setelah pemberian pakan. Selembar plastik transparan ditempelkan pada salah satu permukaan sisiran, kemudian diberikan tanda lingkaran pada 100 sampel sel sarang yang berisi telur. Pada hari ke 9 plastik transparan tersebut ditempelkan pada sarang yang sama dengan posisi yang juga sama sehingga dapat mengikuti perkembangan ke 100 sampel sel dari setiap sampel sarang. Setiap sampel sel sarang yang tidak dalam fase pupa diberi tanda silang sebagai tanda bahwa sel tersebut pernah mengalami kematian. Jumlah tanda silang pada ke 100 sampel sel menandakan tingkat kematian anakan pada koloni yang diamati.

Dokumen terkait