• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Lapang Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian dilakukan selama tiga bulan dari bulan Juni sampai dengan Agustus 2005.

Materi Mencit Percobaan

Hewan yang digunakan dala m penelitian ini 60 ekor mencit betina dengan rataan bobot badan 11,01 ± 0,81 g dan 30 ekor mencit jantan dengan rataan bobot badan 11,02 ± 0,71 g. Mencit jantan dipakai untuk mengawini mencit betina (sebagai pejantan). Mencit yang digunakan pada penelitia n ini berumur 21-28 hari (lepas sapih). Mencit diperoleh dari Laboratorium Pemuliaan dan Genetika Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Kandang dan Peralatan

Kandang yang digunakan berukuran 25x18x18cm sebanyak 30 buah. kandang terbuat dari seng dan kawat dan di dalamnya diberi alas berupa sekam padi yang masih bersih dan baru. Setiap kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat minum. Tempat pakan yang digunakan adalah mangkok kecil yang terbuat dari plastik. Tempat minum mencit menggunakan botol yang terbuat dari kaca yang dilengkapi karet penutup dan pipa logam. Penempatan masing-masing kandang dilakukan di atas rak yang terbuat dari balok kayu.

Peralatan lain yang digunakan adalah timbangan Dial O-gram dengan merek O-Haus yang digunakan untuk menimbang bobot badan mencit dan pakan, sikat untuk membersihkan peralatan, gunting untuk memotong daun telinga dan jari-jari kaki mencit, kertas label untuk memberi nomor pada plastik tempat pakan dan kandang mencit, kertas untuk alas menjemur kemangi, saringan untuk menyaring sisa pakan, gelas aqua, plastik, kapas, alkohol 70% , dan alat tulis.

Pakan Penelitian

Pakan yang diberikan dalam penelitian ini terdiri atas ransum ayam peranggang dan kemangi. Pakan ayam peranggang (broiler) yang digunakan bermerek Cp 511 Bravo produksi PT Charoen Pokphand. Pakan diperoleh dari toko ‘Maju’ Leuwiliang, Kabupaten Bogor.

Kemangi yang digunakan diperoleh dari warung-warung sayur di sekitar Darmaga Bogor. Kemangi yang diberikan pada mencit adalah kemangi kering yang telah dihaluskan. Pengeringan kemangi dilakukan dengan dijemur dibawah sinar matahari. Penjemuran dilakukan sampai kemangi benar-benar kering dan warnamya coklat kehitaman. Kemangi yang suda h kering segera digiling untuk dihaluskan. Kemangi yang sudah dihaluskan dicampur dengan pakan ayam dengan dosis sesuai perlakuan.

Prosedur Identifikasi Mencit

Mencit betina dewasa diidentifikasi berdasarkan nomor kandang. Identifikasi induk mencit dilakukan dengan cara menggunting daun telinga. Telinga sebelah kanan merupakan nomor satuan, sedangkan sebelah kiri merupakan nomor puluhan. Gambar 2 menyajikan aturan penomoran mencit betina dewasa pada daun telinga.

U U

Gambar 2. Skema Penomoran Mencit Betina Dewasa pada Daun Telinga Pemberian nomor anak mencit yang baru lahir disesuaikan dengan jumlah anak sepelahiran dari tiap induk dengan cara memotong jari– jari kaki. Pemotongan jari kaki dilakukan dengan gunting kuku pada saat penimbangan bobot lahir. Gambar 3 memperlihatkan aturan penomoran anak mencit pada jari kakinya.

50 5

30 3

Kiri Kanan

a) Penomoran anak mencit yang berasal dari jumlah anak sepelahiran 1– 9 ekor (kaki depan)

Kiri Kanan Kiri Kanan

Kaki Depan Kaki Belakang

(b) Penomoran anak mencit yang berasal dari jumlah anak sepelahiran di atas 10 ekor

Gambar 3. Skema Penomoran Anak Mencit pada Jari Kaki

Pelaksanaan Penelitian

Sebelum penelitian dimulai, kandang dan semua peralatan dibersihkan dan ruangan dibebaskan dari hewan pengganggu. Penelitian pendahuluan dilakukan selama tujuh hari pada mencit lain yang sejenis dengan tujuan untuk mengetahui tingkat palabilitas pakan yang dicampur kemangi kering. Setelah mengetahui tingkat palabilitasnya, kemudian dilakukan penimbangan bobot badan terhadap mencit penelitian yang terdiri dari 60 ekor betina dan 30 ekor jantan. Satu ekor mencit jantan dipasangkan dengan dua ekor mencit betina dalam tiap kandang (1:2). Penempatan mencit jantan dan betina dalam kandang disesuaikan dengan nomor telinga, sedangkan penempatan kandang dalam ruangan dilakukan secara acak. Perlakuan diberikan setelah mencit jantan dan betina disatukan dalam kandang sampai dengan 21 hari umur laktasi (umur anak disapih). Pakan yang diberikan berupa campuran pakan ayam dan kemangi kering yang telah dihaluskan. Kombinasi pemberian pakan disajikan pada Tabel 5.

5 4 3 2 1 6 7 8 9

13 14 15 16

Tabel 5. Kombinasi Pemberian Pakan

Pakan Perlakuan

Pakan Ayam Kemangi Kering

---(g/ekor)--- Kontrol 2,5% Kemangi Kering 5,0% Kemangi Kering 9,00 8,77 8,55 0 0,23 0,45

Pakan diberikan setiap hari pada jam 14.00 sampai selesai. Air minum diberikan ad libitum. Pergantian sekam dilakukan setiap seminggu sekali dengan ketebalan sekam ± 5 cm.

Peubah yang Diamati

1. Jumlah anak sepelahiran (ekor/induk) adalah jumlah anak yang lahir per induk (anak yang hidup maupun yang mati pada saat dilahir kan).

2. Bobot lahir (g/ekor) adalah bobot anak mencit pada saat dilahirkan. Penimbangan bobot lahir anak mencit per ekor dilakukan pada kisaran waktu saat anak dilahirkan sampai dengan 12 jam setelah kelahiran.

3. Pertambahan bobot badan anak mencit sampai umur sapih (g/ekor). Dihitung dengan cara mengurangi bobot badan saat penimbangan dikurangi bobot badan tiga hari sebelumnya, penimbangan dilakukan setiap tiga hari sekali. 4. Bobot sapih (g/ekor) adalah bobot anak mencit ketika disapih (21 hari).

5. Jumlah anak sapih (ekor) adalah banyaknya anak mencit pada saat disapih (21 hari).

6. Mortalitas anak mencit selama menyusu (21 hari ) (%) adalah perbandingan jumlah mencit yang mati per induk saat disapih dengan jumlah anak sepelahiran dikali seratus persen.

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini Rancangan Acak Lengkap dengan pola searah dengan perlakuan pertama kelompok mencit kontrol, kedua kelompok mencit yang diberi kemangi kering 2,5% dan ketiga kelompok mencit yang diberi kemangi kering 5,0%. Setiap perlakuan terdiri dari sepuluh ulangan Model Matematika yang digunakan :

Yij = µ + τ i + åij (Gaspersz, 1991)

Keterangan : Yij = data pengamatan pada satuan produksi ke -j,

ì = nilai tengah populasi (rata – rata yang sesungguhnya),

τ i = pengaruh perlakuan (pemberian daun kemangi), åij = pengaruh galat dari satuan perc obaan,

i = ulangan,

j = peringkat daun kemangi.

Hasil data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA). Jika hasil analisis berbeda nyata, dilanjutkan dengan uji Tukey untuk melihat perbedaan antara perlakuan. Pengolahan data menggunakan perangkat lunak statistik Minitab Versi 11. Rumus statistik yang digunakan untuk melihat perbedaan antara perlakuan menurut Gaspersz (1991) sebagai berikut:

Sy =

r KTError

W = q α ( P, t ε ) Sy

Keterangan : Sy = galat baku perlakuan KT = kuadrat tengah r = ulangan perlakuan

qα = selang kepercayaan 1 atau 5%

P = jumlah perlakuan tε = derajat error

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait