• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat

Kegiatan magang dilaksanakan pada Maret hingga Juni 2011 di Kebun Buatan PT Inti Indosawit Subur, Kecamatan Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan magang ini dilaksanakan secara langsung dengan mengikuti dan mempelajari seluruh kegiatan di lapangan sebagaimana kegiatan Karyawan Harian Lepas (KHL) selama satu bulan, pendamping mandor selama satu bulan dan dua bulan sebagai pendamping Asisten Afdeling. KHL adalah pelaksana langsung pekerjaan di kebun yang bertugas melaksanakan segala kegiatan kebun yang diperintahkan sesuai dengan kebutuhan kebun. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama menjadi KHL meliputi pemanenan, pemupukan, pengendalian gulma, sensus hama dan penyakit, serak janjangan kosong (JJK), prasarana, Leaf Sampling Unit (LSU), sensus Thining Out (TO) dan penunasan. Jurnal selama melakukan kegiatan magang sebagai KHL disajikan pada Lampiran 1.

Kegiatan yang dilaksanakan sebagai pendamping mandor meliputi pengawasan kegiatan di kebun, penentuan tenaga kerja dan pembuatan laporan hasil kegiatan. Jurnal selama melaksanakan kegiatan magang sebagai pendamping mandor disajikan pada Lampiran 2. Pada saat menjadi pendamping Asisten Afdeling, kegiatan yang dilaksanakan adalah mengevaluasi hasil kegiatan kebun, mengawasi semua pekerjaan yang dilakukan di lapangan (kontrol lapangan) untuk mengetahui cara penilaian hasil kerja mandor dan membantu asisten dalam menyelesaikan administrasi kebun serta mencari pemecahan masalah yang ada di kebun. Jurnal kegiatan magang sebagai pendamping asisten disajikan pada Lampiran 3.

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Data sekunder yang diperoleh dari kebun meliputi lokasi

 

dan letak geografis kebun, organisasi dan manajemen perusahaan, keadaan tanah dan iklim, luas areal dan tata guna lahan, kondisi pertanaman, produksi kebun, produksi dan kualitas limbah dari PMKS.

Pengamatan data primer dilakukan melalui pengamatan langsung di lapangan. Data pengamatan dipusatkan pada kegiatan pengelolaan limbah pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) meliputi JJK dan POME. Pengamatan pada pengelolaan JJK dilakukan dengan mengamati prestasi kerja BHL serak JJK kemudian dibandingkan dengan jumlah JJK yang dikirim oleh PMKS. Pengamatan pada pengelolaan POME dilakukan dengan mengukur flatbed yang ada di lahan serta menghitung POME yang dapat ditampung kemudian membandingkannya dengan POME yang dihasilkan oleh PMKS.

Analisis Data dan Informasi

Data primer dan sekunder yang diperoleh dianalisis mengunakan nilai rata rata, persentase, dan pegujian statistik lainya. Analisis produksi dilakukan dengan uji-t student menggunakan minitab 14.

KEADAAN UMUM

Letak Wilayah Administrasi

Wilayah perkebunan kelapa sawit Kebun Buatan, PT. Inti Indosawit Subur berada di Desa Bukit Agung, Makmur, Delik dan Lalang Kabung, Kecamatan Pangkalan Kerinci dan Lubuk Durian, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Lokasi perkebunan terletak antara 101o 40’ – 102o 15’ BT dan 0o 05’ – 0o 43’ LS. Perkebunan kelapa sawit ini terletak di pusat kota dan dilewati oleh jalan raya yang menghubungkan Propinsi Riau dengan Propinsi Jambi.

Keadaan Iklim dan Tanah

Berdasarkan klasifikasi Schmidt and Ferguson areal perkebunan termasuk dalam tipe A. Puncak musim hujan terjadi pada bulan September dan Oktober, sedangkan puncak musim kemarau terjadi pada bulan Mei dan Juni. Rata-rata curah hujan selama 4 tahun terakhir (2007-2010) adalah 2 251.5 mm/tahun dengan rata-rata hari hujan adalah 102 hari/tahun. Rata-rata bulan kering 1.25 bulan/tahun dan rata-rata bulan basah 9.75 bulan/tahun. Suhu rata–rata harian adalah 31oC kisaran 27–33oC per hari. Data curah hujan dan hari hujan di Kebun Buatan PT Inti Indosawit Subur, Pelalawan, Riau, Periode 2007-2010 disajikan pada Lampiran 4.

Jenis tanah pada areal kebun adalah alluvial dan podsolik merah kuning. Pada wilayah datar agak berombak, bergelombang dan berbukit adalah podsolik

merah kuning. Kedalaman tanah lebih dari 100 cm, tekstur tanah terdiri dari lempung liat berpasir, lempung berpasir dan lempung. Peta kelas kesesuaian lahan PT Inti Indosawit Subur disajikan pada Lampiran 5.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

Areal perkebunan kelapa sawit PT Inti Indosawit Subur terdiri dari kebun inti dengan luas 5 549 ha, kebun inti tersebut memilik 6 Afdeling yang terdiri dari Afdeling I dengan luas 881 ha, Afdeling II dengan luas 827 ha, Afdeling III dengan luas 904 ha, Afdeling IV dengan luas 1 112 ha, Afdeling V dengan luas 883 ha, dan Afdeling VI dengan luas 942 ha. Peta tahun tanam Kebun Buatan PT

 

Inti Indosawit Subur 2010 disajikan pada Lampiran 6. Selain itu terdapat juga lahan plasma (kerjasama masyarakat dengan perusahaan ) dengan luas 10 946 ha serta lahan KKPA (Kredit Koperasi Primer Anggota) yang terdiri dari 2 Afdeling yaitu Afdeling VII dengan luas 851 ha dan Afdeling VIII dengan luas 649 ha.

Keadaan Tanaman dan Produksi

Jenis tanaman kelapa sawit yang ditanam di Kebun Buatan PT Inti Indosawit Subur adalah jenis Tenera yang dihasilkan oleh Lembaga Penelitian Perkebunan Marihat. Jarak tanam yang digunakan adalah 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m dengan jarak antar barisan 7.96 m dan jarak dalam barisan 9.2 m sehingga populasi per hektarnya 136 pokok. Namun berdasarkan dari kondisi di lapangan, populasi tanaman rata-rata per hektar lebih rendah dari populasi yang seharusnya. Hal tersebut disebabkan oleh adanya tanaman yang mati karena terserang hama dan penyakit, kemiringan tempat, jarak tanam yang tidak teratur, dan sebagainya. Produktivitas dan Bobot Janjang Rata-rata (BJR) TBS Kebun Buatan PT Inti Indosawit Subur tahun 2006-2010 dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Produktivitas dan BJR TBS di Kebun Buatan PT Inti Indosawit Subur Tahun 2006 - 2010 Tahun Luas Areal (ha) Produksi Produktivitas (ton/ha) BJR (kg/tandan) Jumlah TBS (tandan) Bobot TBS (ton) 2006 5.549 6 583 304 129 094 480 22.73 19.61 2007 5.549 6 486 647 133 869 140 23.57 20.64 2008 5.549 6 348 920 140 089 790 24.67 22.07 2009 5.549 6 182 967 143 665 640 25.77 23.24 2010 5.549 5 376 461 126 851 010 22.84 23.59 Sumber : Kantor Besar Kebun Buatan PT Inti Indosawit Subur (2011)

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Kebun Buatan PT Inti Indosawit Subur merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Asian Agri. PT Inti Indosawit Subur dipimpin oleh seorang

General Manager yang bertanggung jawab kepada direksi atas pengelolaan unit usaha yangmencakup tanaman, pabrik, teknik dan administrasi. Seorang General Manager dibantu oleh Manajer Kebun (Estate Manager), Manajer Pabrik (Mill Manager), Humas dan Kepala Tata Usaha (KTU). Struktur organisasi Kebun Buatan PT Inti Indosawit Subur disajikan pada Lampiran 7.

Estate Manager berperan untuk mengkordinasikan semua kegiatan di Afdeling, menjaga produksi dan mutu hasil tetap optimal, selain itu juga agar menjamin aplikasi perawatan, menjamin operasional kebun agar berjalan efektif, efisien, dan sesuai dengan prosedur sistem manajemen yang telah ditetapkan, serta menjamin ketersediaan sumberdaya manusia di unit organisasinya. Dalam menjalankan tugasnya, Estate Manager dibantu oleh Asisten kepala (Askep) yang bertugas membantu dalam pengawasan kegiatan disetiap Afdeling, Asisten kepala membawahi asisten Afdeling. Asisten Afdeling bertanggung jawab langsung kepada Asisten Kepala, Estate Manager, dan General Manager atas pelaksanaan hasil kerja dari Afdeling yang dipimpinnya. Jumlah karyawan staf dan non staf PT Inti Indosawit Subur dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Staf dan Non Staf di PT Inti Indosawit Subur, Tahun 2010

No Jabatan Jumlah 1 Staf Estate Manager 1 Asisten Kepala 2 Asisten Afdeling 6 Asisten QC 1 Asisten Humas 1 Asisten By Product 1 Asisten Traksi 1 KTU 1 2 Non Staf

Tenaga kerja tak langsung

SKU B/H : - Traksi 48

SKU B/H : - Kantor 141

SKU B/H : - Afdeling 196

Tenaga Kerja langsung

SKU B/H : - Panen 292

SKU B/H : - Upkeep 616

Total SKU H/B + PHL 1 293

Jumlah 1 307

Sumber : Kantor Besar PT Inti Indosawit Subur (2011)

Jumlah seluruh tenaga kerja yang terdapat pada Kebun Buatan PT Inti Indosawit Subur sebesar 1 307 orang sehingga Indeks Tenaga Kerja (ITK) pada Kebun Buatan sebear 0.24 orang/ha. ITK merupakan rasio antara jumlah tenaga kerja dengan luas kebun. Jumlah ITK yang ideal untuk perkebunan kelapa sawit

 

sebesar 0.2-0.3 orang/ha, oleh sebab itu pengelolaan tenaga kerja pada Kebun Buatan sudah efisien karena ITK pada Kebun Buatan diantara 0.2-0.3 orang/ha.

Dalam pelaksanaan kegiatan di tingkat afdeling, asisten afdeling bertanggung jawab untuk mengelola afdeling secara menyeluruh, baik dalam hal teknis di lapangan maupun dibidang administrasi afdeling. Pengelolaan teknis meliputi pemberian pengarahan dan instruksi kerja kerani afdeling, mandor I, mandor, dan PHL, melakukan pengawasan dan pengontrolan terhadap pekerjaan dan mengevaluasi hasil kerja di lapangan. Kegiatan pengelolaan administrasi di kantor yang dilakukan oleh asisten afdeling meliputi pembuatan rencana kerja harian, bulanan, dan tahunan, memeriksa dan mengevaluasi laporan kerja mandor, laporan manajemen dan laporan lainnya, serta membuat bon permintaan dan pengeluaran barang (BPPB).

Dalam melaksanakan tugasnya asisten afdeling dibantu oleh mandor I, mandor I dibantu oleh beberapa mandor yang mengawasi langsung pekerjaan di lapangan. Mandor membuat laporan harian yang diserahkan kepada krani afdeling yang bertugas dibagian adminstrasi di kantor afdeling. Dalam adminstrasi afdeling, krani afdeling juga dibantu oleh seorang krani keliling yang betugas memantau kesesuai hasil kerja dilapangan dengan hasil laporan dari mandor. Kepala Tata Usaha (KTU) bertanggung jawab dalam bagian adminstrasi kebun. KTU dibantu oleh kepala gudang dalam hal pelaksanaan dan pengawasan administrasi di gudang.

PEMBAHASAN

Pengolahan tandan buah segar (TBS) yang dilakukan PMKS menghasilkan produk sampingan yang dikenal dengan limbah. Ada beberapa jenis limbah yang dihasilkan JJK, decanter solid, POME, fibre dan cangkang. Limbah yang dihasilkan memiliki potensi untuk dimanfaatkan kembali dengan pengelolaan yang baik sehingga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Selain dapat dimanfaatkan kembali ke lahan, limbah yang dihasilkan juga dapat dijual pada pihak luar seperti cangkang.

Kebun Buatan PT Inti Indosawit Subur memiliki dua Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) yaitu PMKS Buatan I dan PMKS Buatan II yang masing-masing memiliki kapasitas olah 60 ton/jam. Limbah yang dihasilkan oleh PMKS I dan II disajikan dalam Tabel 12 dan 13.

Tabel 12. Limbah yang Dihasilkan PMKS Buatan I Bulan / tahun TBS Proses (ton) Janjangan Kosong (ton) Solid (ton) POME (ton) Cangkang (ton) Fibre (ton) Jan/2010 19 211 3 912 553 9 611 1 154 2 499 Feb/2010 16 411 3 325 475 8 206 985 2 133 Mar/2010 18 855 3 883 543 9 428 1 131 2 451 Apr/2010 19 135 3 985 554 9 568 1 148 288 Mei/2010 20 184 3 965 576 10 092 1 211 2 624 Jun/2010 25 269 5 054 721 12 635 1 516 3 285 Jul/2010 29 461 5 723 839 14 731 1 768 3 830 Agt/2010 29 428 6 131 835 14 714 1 766 3 826 Sep/2010 27 731 5 829 783 13 866 1 664 3 605 Okt/2010 29 222 6 274 825 14 611 1 753 3 799 Nov/2010 28 468 6 018 815 14 234 1 708 3 701 Des/2010 26 340 5 658 749 13 170 1 613 3 424 Jan/2011 24 310 5 108 689 12 155 1 470 3 160 Feb/2011 20 922 4 425 587 10 461 1 023 2 720 Mar/2011 24 391 5 073 824 12 196 1 082 3 171 Apr/2011 26 022 5 217 879 13 011 1 092 3 383 Mei/2011 29 567 5 853 1 044 14 784 1 275 3 844 TOTAL 414 927 85 433 12 559 207 473 23 359 51 743 Rata rata 24 408 5 026 739 12 204 1 374 3 044 Persentase 21% 3% 50% 6% 13% Sumber : PMKS Buatan I

 

Tabel 13. Limbah yang Dihasilkan PMKS Buatan II Bulan/Tahun TBS Proses (ton) JJK (ton) POME (ton) Cangkang (ton) Fibre (ton) Jan/2010 19 001 3 916 9 501 1 140 2 470 Feb/2010 14 871 3 149 7 436 892 1 933 Mar/2010 17 365 3 686 8 683 1 042 2 257 Apr/2010 17 024 3 431 8 512 1 021 2 213 Mei/2010 19 902 3 980 9 951 1 194 2 587 Jun/2010 24 854 4 971 12 427 1 491 3 231 Jul/2010 27 756 5 551 13 878 1 665 3 608 Agt/2010 28 783 5 979 14 392 1 727 3 742 Sep/2010 26 897 4 742 11 152 1 338 2 899 Okt/2010 30 026 6 302 15 013 1 802 3 903 Nov/2010 27 033 5 578 13 517 1 622 3 514 Des/2010 24 779 5 276 12 389 1 899 3 221 Jan/2011 22 303 4 742 11 152 1 338 2 899 Feb/2011 20 011 4 258 10 006 1 201 2 601 Mar/2011 23 312 4 880 11 656 1 399 3 031 Apr/2011 26 805 5 582 13 403 1 608 3 485 Mei/2011 31 506 6 339 15 753 1 890 4 096 TOTAL 402 228 82 362 198 821 24 269 51 690 Rata rata 23 661 4 845 11 695 1 428 3 041 Persentase 21% 49% 6% 13% Sumber : PMKS Buatan II

Janjangan Kosong (JJK). JJK adalah salah satu produk sampingan (by product) yang dihasilkan oleh Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS). JJK yang dihasilkan oleh PMKS Buatan sebesar 20 - 22% dari TBS olah atau 200 - 220 kg/ton. JJK yang dihasilkan oleh PMKS langsung diaplikasikan ke lahan. Aplikasi JJK diletakkan di antara pokok tanaman dengan ukuran 8 x 11 JJK setara dengan 370 kg JJK/pokok. Pada areal yang diaplikasi JJK maka pelepah yang ditunas diletakkan di gawangan mati sehingga membentuk leter “U” dengan JJK (Gambar 5).

JJK yang dihasilkan PMKS Buatan tidak seluruhnya diaplikasikan ke areal Kebun Buatan, tetapi sebagian dibagikan ke Kebun Rantau Baru (KRB) dan Kebun Plasma. Hal ini dilakukan karena tidak semua areal yang berada di Kebun Buatan dapat diaplikasi JJK. Areal yang tidak dapat diaplikasi JJK adalah areal rawa, areal yang akses jalannya sulit untuk dilalui dan areal yang jaraknya jauh dari PMKS.

Gambar 5. Layout aplikasi JJK di lahan

JJK yang dihasilkan oleh PMKS Buatan I & II yang diaplikasikan ke areal Kebun Buatan disajikan dalam Tabel 14.

Tabel 14. JJK yang Diaplikasikan pada Kebun Buatan

Bulan/Tahun PMKS Buatan I (ton) PMKS Buatan II (ton)

Jan/2010 - 2 896 Feb/2010 - 3 100 Mar/2010 3 599 Apr/2010 - 3 472 Mei/2010 - 3 906 Jun/2010 1 301 4 851 Jul/2010 - 5 294 Agt/2010 - 5 725 Sep/2010 56 5 509 Okt/2010 - 6 344 Nov/2010 - 5 287 Des/2010 - 5 086 Jan/2011 - 4 608 Feb/2011 - 3 902 Mar/2011 1 267 4 608 Apr/2011 2 269 5 082 Mei/2011 - 6 183 Total 4 893 79 452 Rata rata 1 223 4 674

Sumber : PMKS Buatan I & II

Rata-rata JJK yang dihasilkan PMKS Buatan I sebesar 5 026 ton/bulan dan PMKS Buatan II sebesar 4 845 ton/bulan. Pekerja yang melakukan serak JJK dibagi menjadi dua wilayah berdasarkan PMKS yang terdiri dari dua mandoran

  P a s a r r i n t i s

Ket : Tanaman kelapa sawit

Titik aplikasi JJK

 

aplikasi JJK. Wilayah I (PMKS Buatan I) mengaplikasi JJK untuk Afdeling I, II dan III. Wilayah II (PMKS Buatan II) mengaplikasi JJK untuk Afdeling IV, V dan VI.

Jumlah pekerja yang melakukan serak JJK untuk wilayah I sebanyak 30 orang. Basis yang ditetapkan oleh perusahaan adalah 10 titik/HK atau 3.7 ton/HK, tetapi rata-rata prestasi yang dapat dicapai pekerja sebesar 12 titik/HK atau 4.44 ton/HK. Berikut adalah perhitungan total JJK yang dapat diaplikasi ke areal berdasarkan prestasi pekerja.

¾ Total aplikasi JJK/hari = 30 HK/hari x 4.44 ton/HK = 133.2 ton/hari

¾ Total aplikasi JJK/bulan = 133.2 ton/hari x 25 hari/bulan = 3 330 ton/bulan

Jumlah pekerja yang melakukan serak JJK pada wilayah I sudah efektif untuk melakukan aplikasi JJK di lahan. Berdasarkan prestasi tenaga kerja yang melakukan serak JJK, total JJK yang dapat diserak untuk Wilayah I dalam satu bulan sebesar 3 330 ton sedangkan rata-rata JJK yang dikirim PMKS I ke areal Kebun Buatan sebesar 1 223 ton/bulan. Hal ini menunjukan bahwa berdasarkan prestasi tenaga kerja tidak terdapat kemungkinan restan JJK karena JJK yang dikirm oleh PMKS I seluruhnya dapat teraplikasi di lahan.

Jumlah pekerja yang melakukan serak JJK untuk wilayah II sebanyak 48 tetapi rata-rata yang hadir setiap hari 42 orang. Rata-rata prestasi yang dapat dicapai oleh pekerja adalah 11 titik/HK atau 4.07 ton/HK. Berbeda dengan Wilayah I, rata-rata prestasi yang dapat dicapai sebesar 12 titik/HK karena areal pada Wilayah I lebih datar dari pada areal Wilayah II. Berikut adalah perhitungan total JJK yang dapat diaplikasi ke areal berdasarkan prestasi pekerja.

¾ Total aplikasi JJK/hari = 42 HK/hari x 4.07 ton/HK = 170.94 ton/hari

¾ Total aplikasi JJK/bulan = 170.94 ton/hari x 25 hari/bulan = 4 273.5 ton/bulan

Total JJK yang dapat diaplikasi berdasarkan prestasi pekerja pada Wilayah II sebesar 4 273.5 ton/bulan sedangkan rata-rata JJK yang dikirim ke areal sebesar 4 674 ton/bulan. Dari data tersebut dapat terlihat bahwa JJK yang dikirim oleh

PMKS II lebih banyak dibandingkan dengan kemampuan pekerja untuk menyerak JJK tersebut. Hal ini menunjukan bahwa pada Wilayah II dapat terjadi restan JJK sebesar 400.4 ton/bulan. Oleh sebab itu, pada Wilayah II perlu adanya penambahan tenaga kerja aplikasi JJK dan perlu memberikan motivasi kepada pekerja agar dapat meningkatkan prestasi kerjanya.

Pada umumnya JJK yang restan di lahan terletak pada pinggir jalan. Hal ini akan berakibat pada kerusakan jalan karena JJK tersebut dapat menahan air dan membuat badan jalan menjadi lembab dan remah. Apabila kondisi jalan seperti ini dilalui oleh alat trasportasi misalnya dump truck akan menyebabkan jalan berlubang dan dalam jangka waktu yang lama akan mengganggu kegiatan produksi.

JJK merupakan limbah yang banyak mengandung bahan organik yang berguna bagi tanaman. Unsur hara yang terkandung dalam JJK cukup banyak, oleh sebab itu pemanfaatan JJK dimaksudkan sebagai pupuk. Unsur hara yang terkandung dalam JJK disajikan dalam Tabel 1.

Total rata-rata JJK yang dihasilkan oleh PMKS Buatan adalah 9 871 ton/bulan atau sekitar 118 452 ton/tahun. Berikut adalah perhitungan kesetaraan pupuk anorganik pertahun yang dapat dihasilkan seluruh JJK:

¾ Urea (N) = 118 452 ton/tahun x 8 Urea kg/ton = 947 616 Urea kg/tahun

= 948 Urea ton/tahun

¾ RP (P) = 118 452 ton/tahun x 2.90 RP kg/ton = 343 510.8 RP kg /tahun

= 344 RP ton/tahun

¾ MOP (K) = 118 452 ton/tahun x 18.30 MOP kg/ton = 2 167 671.6 MOP kg/tahun

= 2 168 MOP ton/tahun

¾ Kieserit (Mg) = 118 452 ton/tahun x 5 Kieserit kg/ton = 592 60 Kieserit kg/tahun

= 593 Kieserit ton/tahun

Dari data diatas terlihat bahwa JJK yang dihasilkan oleh PMKS Buatan I & II dapat menyubtitusi penggunaan pupuk anorganik. Unsur hara yang paling

 

banyak terkandung dalam JJK adalah Kalium (K) dan Nitrogen (N). JJK yang dihasilkan PMKS Buatan I dan II dapat menyubtitusi penggunaan pupuk MOP sebesar 2 168 ton/tahun, 948 Urea ton/tahun, 593 Kieserit ton/tahun dan 344 RP ton/tahun.

Dosis yang direkomendasikan untuk aplikasi JJK adalah 370 kg/tanaman (50 ton/ha) maka total luasan yang dapat diaplikasi JJK sebesar 2 369 ha atau sekitar 43% dari seluruh luas kebun (luas kebun sebesar 5 549 ha). Namun JJK yang dihasilkan oleh PMKS Buatan I dan II tidak seluruhnya diaplikasi di lahan Kebun Buatan. Hal ini dikarenakan ada sebagian lahan yang merupakan daerah rawa dan letaknya yang jauh dari PMKS.

Palm Oil Mill Effluent (POME). POME merupakan hasil sampingan (by product) dari pengolahan TBS di PMKS yang jumlahnya mencapai 50% dari TBS olah. Seluruh POME yang dihasilkan oleh PMKS Buatan dimanfaatkan ke kebun inti dengan cara land application. POME yang dialirkan ke kebun ditampung dalam flatbed yang sudah tersedia di kebun.

Gambar 6. Layoutflatbed pada lahan aplikasi POME

Ukuran standar flatbed yang ditetapkan adalah panjang 7 m, lebar 1.5 m dan dalam 0.6 m. Flatbed terletak di gawangan mati sehingga pada lahan yang diaplikasi POME rumpukan pelepah disusun di antara pokok (Gambar 6). Rotasi pengaliran POME tiga bulan dan hanya sekitar 80% flatbet yang dapat diisi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi luapan volume flatbed apabila terjadi hujan.

Hasil pengamatan rata-rata ukuran dan volume flatbed Wilayah I dan II disajikan dalam Tabel 15 dan 16.

Tabel 15. Rata-rata Ukuran dan Volume Flatbed Wilayah I

Blok Panjang (m) Lebar (m) Dalam (m) volume (m) Jumlah Flatbed V Efektif Flatbed 80% (m3) B90a 3.08 1.70 0.63 3.28 1 081 2 837.54 B89a 6.90 1.44 0.64 6.32 4 683 23 677.25 B90b 3.44 1.63 0.64 3.59 3 736 10 729.79 B89b 8.99 2.47 0.65 14.33 1 722 19 741.00 B90d 6.52 1.63 0.66 7.03 1 015 5 708.36 C89a 3.46 1.56 0.57 3.06 5 278 12 920.54 C89b 3.66 1.65 0.61 3.68 464 1 366.02 C88c 3.67 1.64 0.60 3.60 608 1 751.04 Total 18 587 78 731.54

Ket : Pengamatan dilakukan pada 10 flatbed/blok

Tabel 16. Rata-rata Ukuran dan Volume Flatbed Wilayah II

Blok Panjang (m) Lebar (m) Dalam (m) volume (m) Jumlah Flatbed V Efektif Flatbed 80% (m3) D91c 6.20 1.21 0.65 4.85 130 504.4 A91f 3.87 1.37 0.61 3.19 3 304 8 431.81 A91c 3.84 2.30 0.61 5.41 1 400 6 059.2 A91b 3.08 1.42 0.49 2.14 684 1 171.01 A91e 2.23 1.49 0.53 1.76 5 126 7 217.41 A90c 3.14 1.52 0.57 2.70 1 923 4 153.68 A90b 3.68 1.70 0.59 3.68 847 2 493.57 A91d 6.74 1.99 0.64 8.57 1 607 11 017.59 D91d 6.18 1.20 0.64 4.72 2 579 9 738.3 D91e 6.91 1.27 0.61 5.33 1 681 7 167.78 A90a 6.91 1.36 0.56 5.21 730 3 042.64 Total 20 011 60 997.39

Ket : Pengamatan dilakukan pada 10 flatbed/blok

Dari data di atas maka total POME yang dapat ditampung oleh flatbed

yang terdapat di lahan adalah sebagai berikut:

¾ Wilayah I

Total Volume Efektif = 78 731.54 m3 = 78 731 540 liter

 

= 78 731 540 liter x 0.999 kg/liter = 78 652 808 kg

= 78 653 ton

¾ Wilayah II

Total Volume Efektif = 60 997.39 m3 = 60 997 390 liter

Total POME = Total volume efektif x Massa jenis limbah = 60 997 390 liter x 0.999 kg/liter

= 60 936 393 kg

= 60 936 ton

Dari data di atas diperoleh bahwa total POME yang dibutuhkan untuk dapat mengisi flatbed secara efektif adalah 78 653 ton (Wilayah I) dan 60 936 ton (Wilayah II). Pengisian flatbed dilakukan dengan rotasi tiga bulan yang berarti dalam satu tahun pengisian dilakukan 4 kali pada flatbed yang sama. Rata-rata PMKS Buatan I menghasilkan 12 204 ton/bulan atau 36 612 ton/3bulan dan PMKS Buatan II menghasilkan 11 695 ton/bulan atau 35 086 ton/3bulan. Hal ini berarti bahwa semua limbah cair yang dihasilkan oleh pabrik dapat ditampung pada flatbed yang tersedia. Namun limbah yang dihasilkan oleh PMKS belum mencukupi untuk mengisi seluruh flatbed yang tersedia. Hal ini akan berdampak banyak flatbed yang tidak terisi dan rotasi pengaliran bisa mencapai 6 bulan.

POME dialirkan dengan pipa paralon yang sudah terpasang di dalam tanah. Pipa tersebut tersambung dengan pompa yang terdapat di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Rata-rata volume yang dialirkan oleh PMKS Buatan I dan II disajikan dalam Tabel 17.

Berdasarkan rata-rata volume air limbah yang dialirkan, diperoleh rata-rata jumlah POME yang dialirkan 15 787 m3/bulan atau 47 361 m3/3bulan untuk Wilayah I dan 14 121 m3/bulan atau 42 363 m3/3bulan untuk Wilayah II. Hal ini berarti dalam satu rotasi rata-rata POME yang dialirkan sebesar 47 314 ton (Wilayah I) dan 42 321 ton (Wilayah II). Jumlah yang dialirkan oleh PMKS Buatan I dan II belum mencukupi untuk mengisi seluruh flatbed yang tersedia di lahan. Hal ini akan berakibat rotasi pengaliran dapat mencapai 4-5 bulan.

Tabel 17. Rata rata Volume Limbah Cair (POME) yang Dialirkan oleh PMKS Buatan I dan II Bulan - tahun PMKS I (m3) PMKS II (m3) Jan-11 17 802 14 286 Feb-11 13 320 14 325 Mar-11 14 267 13 834 Apr-11 17 758 14 039 Total 63 147 56 484 Rata rata 15 787 14 121

Sumber: PMKS Buatan I dan II

POME dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Terdapat tiga keuntungan penggunaan limbah cair sebagai pupuk, yaitu mengurangi biaya pengolahan limbah sebesar 50-60%, menghemat penggunaan pupuk sekitar 50% dan meningkatkan produktivitas sebesar 27% (Didu, 2006). Kesetaraan nilai unsur hara POME dengan pupuk anorganik disajikan dalam Tabel 11.

Total rata-rata POME yang dihasilkan oleh PMKS Buatan I & II sebesar 23 899 ton/bulan atau sekitar 286 788 ton/tahun. Berikut adalah perhitungan kesetaraan pupuk anorganik pertahun dari pengaplikasian POME ke lahan.

¾ Urea (N) = 286 788 ton/tahun x 1.52 Urea kg/ton = 435 917.76 Urea kg/tahun = 436 Urea ton/tahun ¾ ZA (N) = 286 788 ton/tahun x 3.3 ZA kg/ton = 946 400.4 ZA kg/tahun = 946 ZA ton/tahun ¾ Rp (P) = 286 788 ton/tahun x 0.7 RP kg/ton = 200 751.6 RP kg/tahun = 201 RP ton/tahun

¾ MOP (K) = 286 788 ton/tahun x 2.8 MOP kg/ton = 803 006.4 MOP kg/tahun

= 803 MOP ton/tahun

¾ Kieserit (Mg) = 286 788 ton/tahun x 1.8 Kieserit kg/ton = 516 218.4 Kieserit kg/tahun

 

Aplikasi POME pada kebun inti dapat menyubtitusi penggunaan pupuk anorganik. POME yang dihasilkan oleh PMKS Buatan I dan II dapat mengurangi beban pemupukan anorganik sebesar 946 ZA ton/tahun, 201 RP ton/tahun, 803 MOP ton/tahun dan 516,23 Kieserit ton/tahun.

Pengaruh Aplikasi Limbah Terhadap Dosis Pupuk

Penggunaan limbah PMKS sebagai pupuk organik diharapkan dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik. JJK dan POME merupakan limbah PMKS yang dihasilkan dalam jumlah besar dan mengandung unsur hara yang banyak. Unsur hara makro yang terkandung dalam JJK dan POME adalah N, P, K dan Mg. Pengurangan penggunaan pupuk anorganik dapat dilihat dari pemberian dosis pupuk tanaman per tahun. Dosis pupuk ZA, MOP, RP dan dolomit pada blok tanpa aplikasi limbah (E91f), aplikasi JJK (D91a) dan aplikasi POME (A91e) dari tahun 2009-2009 disajikan dalam Gambar 7, 8, 9 dan 10.

Gambar 7. Dosis pupuk ZA pada blok E91f, D91a dan A91e

Berdasarkan hasil pengamatan pada penggunaan dosis pupuk tanaman, blok E91f menunjukkan penggunaan dosis pupuk ZA yang lebih banyak dari pada

Dokumen terkait