• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Dasar Teori

2.1.1 Metode-Metode Pengeringan Jamur Kuping

Metode pengeringan jamur kuping saat ini yang sering dijumpai dan banyak digunakan oleh pelaku usaha jamur kuping, adalah : pengeringan jamur kuping dengan energi matahari langsung.

a. Pengeringan jamur kuping dengan energi matahari.

Cara pengeringan jamur kuping dengan energi matahari sudah banyak dilakukan secara umum. Panas yang dihasilkan oleh matahari mampu menguapkan air yang terdapat pada jamur kuping. Tetapi karena faktor cuaca yang tidak menentu banyak orang ingin menciptakan mesin pengering untuk menunjang produktifitas. Tetapi hingga saat ini metode pengeringan dengan matahari masih banyak digunakan oleh para petani jamur kuping.

Keuntungan pengeringan dengan energi matahari.

a. Kecepatan pengeringan sama untuk kapasitas berapa pun.

b. Mudah dikerjakan, tidak perlu memiliki keahlian yang khusus.

c. Ramah lingkungan.

d. Energi yang dipergunakan gratis.

Kerugian pengeringan dengan cahaya matahari.

a. Membutuhkan waktu yang lama untuk proses pengeringan.

b. Tidak dapat dilakukan kapan saja (musim hujan, malam hari).

c. Membutuhkan tempat pengeringan yang luas.

d. Membutuhkan tempat yang dapat terkena cahaya matahari langsung (pengeringan dilakukan di luar ruangan).

e. Jamur kuping yang dikeringkan dapat terkena kotoran dan debu (tidak sehat).

f. Tidak aman terhadap binatang.

Gambar 2. 1 Pengeringan Jamur Kuping dengan Matahari 2.1.2 Dehumidifier

Dehumidifier merupakan suatu alat untuk mengurangi kadar uap air pada udara melalui proses dehumidifikasi. Dehumidifikasi merupakan suatu proses penurunan kadar air di dalam udara menjadi udara kering. Dengan menggunakan proses dehumidifikasi kelembapan udara dapat diatur sesuai dengan keinginan yang ingin dicapai. Metode dehumidifikasi udara dibagi menjadi 2 cara. Pertama, refrigerant dehumidifier dengan cara mendinginkan udara dibawah titik embun dan menurunkan kandungan air dengan cara kondensasi. Kedua, menggunakan metode bahan pengering yang berfungsi sebagai penyerap kelembapan atau disebut desiccant dehumidifier.

Refrigerant dehumidifier merupakan jenis dehumidifier yang paling banyak dijumpai karena banyak digunakan dan paling banyak di pasaran karena harganya yang murah serta mudah dalam penggunaannya. Dehumidifier dapat bekerja dengan baik jika ditaruh di ruang bersuhu hangat dan memiliki kelembapan udara yang tinggi. Dehumidifier ini memiliki prinsip kerja yang sama dengan siklus kompresi uap. Evaporator berfungsi untuk menyerap uap air yang berada di udara

sehingga udara menjadi kering. Kemudian udara dilewatkan kondensor agar memiliki suhu yang tinggi. Evaporator mampu menurunkan suhu udara sampai terjadi kondensasi.

Gambar 2. 2 Refrigerant Dehumidifier

(sumber: http://baselineinspections.com/blog/dehumidifier-eliminate-basement-moisture-problems )

Pada dasarnya prinsip kerja dari desiccant dehumidifier adalah dengan melewatkan udara yang memiliki uap air yang tinggi masuk ke dalam disc. Disc ini dibentuk segi enam atau menyerupai sarang lebah yang di dalamnya berisi bahan pengering udara yang biasanya disebut silica gel. Prinsip kerja desiccant dehumidifier dengan cara mensirkulasikan udara lembap ke bagian disc. Disc itu sendiri menyerupai sarang lebah yang di dalamnya terdapat pengering. Cara kerja disc diputar secara pelan dengan menggunakan motor kecil, sehingga udara yang memiliki kandungan air masuk dan diserap oleh disc yang berputar. Hasil dari udara yang keluar dari disc memiliki suhu yang kering dan hangat. Bersamaan dengan berputarnya disc pada bagian reaktivasi udara panas yang disirkulasikan dari heater. Kemudian air yang terserap oleh disc bagian reaktivasi akan terlepas

karena disebabkan oleh proses pemanasan. Uap air yang terlepas pada proses reaktivasi akan terlepas ke lingkungan.

Gambar 2. 3 Desiccant Dehumidifier

(sumber: https://www.inventorairconditioner.com/blog/faq/important-things-i-need-to-know-before-buying-a-dehumidifier)

2.1.3 Parameter Proses Pengeringan

Ada beberapa parameter yang harus dipenuhi untuk mendapatkan proses pengeringan, antara lain adalah (a) suhu udara , (b) kelembapan, (c) kelembapan spesifik, (d) aliran udara.

a. Suhu Udara

Suhu udara adalah keadaan temperatur udara di suatu tempat. Suhu udara dapat dinyatakan panas apabila suhu udara yang terdapat pada tempat dan waktu tertentu melebihi suhu lingkungan di sekitarnya dan begitu pula sebaliknya. Suhu udara mempunyai pengaruh besar terhadap laju dari pengeringan. Semakin tinggi suhu udara pengering maka akan semakin cepat laju perpindahan kalor dan proses penguapan air yang terjadi juga akan semakin meningkat. Dengan kata lain, semakin tinggi suhu udara pengering semakin cepat objek yang dikeringkan menjadi kering.

b. Kelembapan

Banyaknya kandungan air yang terdapat di dalam udara. Kelembapan udara ada 2 yaitu kelembapan mutlak dan relatif. Kelembapan mutlak adalah banyaknya uap air yang terkandung atau terdapat di dalam 1 m3 udara. Kelembapan relatif merupakan persentase perbandingan jumlah uap air yang terkandung dalam 1 m3 udara dengan jumlah air maksimal yang terkandung dalam 1 m3 udara pada kondisi udara yang sama. Kelembapan relatif menentukan kemampuan udara pengering untuk menampung kadar air jamur kuping yang telah diuapkan.

Semakin rendah kelembapan relatif maka akan banyak uap air yang dapat diserap.

Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kelembapan dari udara adalah hygrometer. Termometer terdiri dari termometer bola basah dan termometer bola kering. Termometer bola basah digunakan untuk mengukur suhu udara basah, sedangkan termometer bola kering digunakan untuk mengukur suhu udara kering.

Pada bagian termometer bola basah, kain yang terdapat pada bola tabung termometer diberi air agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi atau titik jenuh, yaitu suhu yang digunakan agar uap air dapat berkondensasi. Sedangkan pada termometer bola kering, bola tabung termometer tetap dibiarkan kering ketika untuk mengukur suhu udara aktual. Jika suhu bola basah dan bola kering sudah diketahui, dengan menggunakan bantuan psychrometric chart kelembapan udara pada saat pengukuran dapat diketahui.

c. Kelembapan spesifik

Kelembapan spesifik atau rasio kelembapan (W) adalah massa air yang terkandung dalam setiap kilogram udara kering, atau perbandingan massa uap air

dengan massa udara kering. Dalam sistem dehumidifier semakin kecil kelembapan spesifik udara yang masuk ke ruang pengering semakin besar kemampuan untuk mengeringkan materi / objek yang akan dikeringkan.

d. Aliran Udara

Aliran udara pada proses pengeringan memiliki fungsi membawa udara panas untuk menyerap kandungan air yang berada dalam jamur kuping serta mengeluarkan kandungan air hasil dari penyerapan tersebut. Kandungan air hasil penyerapanoleh udara harus segera disirkulasikan menuju ke bagian evaporator agar tidak membuat jenuh udara pada ruang pengering yang dapat mengganggu atau menghambat proses pengeringan. Semakin cepat aliran udara panas yang mengalir maka akan semakin besar kemampuan udara untuk menyerap kandungan air dari jamur kuping, namun berbanding terbalik dengan suhu udara yang dihasilkannya.

2.1.4 Siklus Kompresi Uap

Mesin refrigerasi siklus kompresi uap merupakan jenis mesin refrigerasi yang dipakai dalam dehumidifier. Terdapat beberapa jenis refrigeran yang umum digunakan pada siklus kompresi uap adalah R-600, R-410 dan R-134a. Refrigeran saat ini yang sering digunakan adalah R-134a karena refrigeran jenis ini lebih ramah lingkungan. Siklus kompresi uap terdiri dari beberapa proses, yaitu : (a) proses kompresi, yang berlangsung di kompresor, (b) proses pendidihan refrigeran yang berlangsung di evaporator, (c) proses penurunan suhu dan kondensasi, yang terjadi di kondensor dan (d) proses penurunan tekanan yang terjadi di pipa kapiler.

Gambar 2. 4 Skematik Mesin yang Bekerja dengan Siklus Kompresi Uap (sumber : https://123dok.com/document/zww8950z-penyejuk-kompresi-menggunakan-kompresor-menggunakan-sebagian-persyaratan-mencapai.html )

Pada umumnya mesin yang bekerja dengan siklus kompresi uap memiliki beberapa komponen utama. Komponen utama siklus kompresi uap meliputi : (a) kompresor, (b) kondensor, (c) pipa kapiler, (d) evaporator, dan (d) filter.

a. Kompresor.

Kompresor pada komponen ini berfungsi untuk menaikkan tekanan refrigeran dari tekanan rendah ke tekanan tinggi. Kompresor bekerja dengan cara menghisap sekaligus memompa refrigeran, sehingga terjadi sirkulasi refrigeran yang mengalir pada pipa-pipa mesin siklus kompresi uap. Besarnya kerja persamaan massa refrigeran dinyatakan dengan Win.

b. Kondensor.

Kondensor pada sistem kerja ini berfungsi untuk merubah fase refrigeran dari gas menjadi cair. Pada kondensor terjadi dua proses utama, yaitu penurunan suhu refrigeran dari gas panas lanjut ke gas jenuh dan proses dari gas jenuh ke cair

jenuh. Proses pengembunan refrigeran dari gas jenuh ke cair jenuh berlangsung pada suhu yang tetap. Kalor yang dilepaskan oleh kondensor dibuang keluar melalui permukaan sirip dan kemudian mengalir ke udara sekitar. Besarnya kalor yang dilepas kondensor per satuan massa refrigeran dinamakan dengan Qout

c. Pipa Kapiler.

Pipa kapiler adalah salah satu alat ekspansi, alat ekspansi ini mempunyai kegunaan untuk menurunkan tekanan refrigeran, menurunkan suhu sampai minus dan untuk mengalirkan refrigeran ke evaporator. Cairan refrigeran mengalir ke pipa kapiler yang berdiameter lebih kecil yang menjadikan tekanan dan suhu menurun. Ukuran diameter dan panjang pipa kapiler ditetapkan berdasarkan kapasitas pendinginan.

d. Evaporator.

Evaporator adalah komponen dimana terjadinya perubahan fase refrigeran dari cair menjadi gas. Pada saat bekerja, proses ini memerlukan kalor, energi kalor diambil dari lingkungan sekeliling evaporator. Terjadi juga proses penguapan refrigeran yang berlangsung pada suhu dan tekanan yang tetap. Bersarnya kalor ini dinyatakan dengan Qin

e. Filter.

Filter adalah komponen penyaring kotoran yang melewati sistem pendingin, sehingga kotoran tidak menyumbat pipa kapiler. Filter juga akan menangkap uap air yang masuk dalam sistem. Bentuk umum dari filter ini kebanyakan berupa tabung kecil dengan ukuran diameter antara 12-15mm dan panjang kurang dari 15cm.

2.1.4.1 Diagram P-h dan T-s Diagram

Dalam siklus kompresi uap, refrigeran mengalami beberapa proses yang terjadi pada komponen-komponen utama siklus kompresi uap. Proses tersebut yaitu sebagai berikut :

Gambar 2. 5 Siklus Kompresi Uap pada Diagram P-h

Gambar 2. 6 Siklus Kompresi Uap pada Diagram T-s a. Proses 1-2 merupakan proses kompresi isentropis

Proses kompresi bertujuan untuk menaikkan tekanan refrigeran, dari tekanan rendah menuju tekanan tinggi. Proses ini berlangsung di kompresor dan berlangsung secara isentropis adiabatic (proses ideal). Fluida atau refrigeran masuk kompresor memiliki fase gas panas lanjut dan berupa gas panas lanjut yang

bertemperatur tinggi. Kompresor dapat bekerja dengan baik karena adanya aliran listrik yang diberikan. Tekanan hasil kompresor harus menghasilkan temperatur kerja kondensor seperti yang diinginkan (suhu kerja kondensor lebih tinggi dari pada suhu lingkungan). Kompresor juga berfungsi untuk mensirkulasikan refrigeran di dalam siklus kompresi uap.

b. Proses 2-2a merupakan proses penurunan suhu (desuperheating)

Proses ini berlangsung pada tekanan yang tetap dan Ini merupakan proses penurunan suhu refrigeran dari fase gas panas lanjut menjadi fase gas jenuh.

Penurunan suhu terjadi karena adanya proses perpindahan kalor dari refrigeran ke lingkungan.

c. Proses 2a-3a merupakan proses kondensasi

Proses ini adalah perubahan dari refrigeran fase gas jenuh menjadi fase cair jenuh. Proses ini terjadi pada tekanan dan suhu yang tetap. Ketika perubahan fase refrigeran terjadi, kalor keluar dari refrigeran, karena suhunya lebih tinggi dari suhu lingkungan.

d. Proses 3a-3 merupakan proses pendinginan lanjut (subcooling)

Proses pendinginan lanjut adalah proses penurunan suhu pada refrigeran setelah refrigeran memiliki kondisi cair jenuh. Tekanan pada proses ini tetap.

Proses ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi refrigeran yang benar-benar dalam keadaan cair, supaya refrigeran mudah mengalir di dalam pipa kapiler.

e. Proses 3-4 merupakan proses throthling

Proses penurunan tekanan pada entalpi konstan. Akibat penurunan tersebut suhu refrigeran juga ikut menjadi turun. Proses ini berlangsung di pipa kapiler,

fase refrigeran ketika masuk pipa kapiler berbentuk cair lanjut berubah menjadi campuran antara fase cair dan gas.

f. Proses 4-1a merupakan proses penguapan

Proses penguapan refrigeran terjadi di evaporator. Pada proses penguapan terjadi pada tekanan dan temperatur yang tetap. Kondisi suhu kerja evaporator lebih rendah dari suhu lingkungannya, maka ada kalor yang masuk dari lingkungan di sekitar evaporator ke evaporator. Kalor yang masuk ini digunakan untuk merubah fase refrigeran dari campuran cair dan gas menjadi gas jenuh.

g. Proses 1a-1 merupakan proses pemanasan lanjut (superheating)

Proses penyerapan kalor dari lingkungan, dilanjutkan pada proses 4-1a, refrigeran yang akan masuk ke kompresor berubah fase dari gas jenuh menjadi gas panas lanjut. Proses ini mengakibatkan kenaikkan suhu refrigeran, sedangkan tekanan kerja tetap.

Gambar 2. 7 Diagram P-h R-134a

(sumber : http://biblio3.url.edu.gt/Publi/Libros/2013/ManualesIng/02/16/08.pdf)

2.1.4.2 Perhitungan dalam P-h diagram

Dengan melihat P-h diagram bisa diketahui nilai entalpi di titik 1, 2, 3, dan 4 (h1, h2, h3, h4). Dengan diketahui nilai entalpi dapat dihitung : (a) kalor yang diserap oleh evaporator persatuan massa refrigeran (Qin), (b) kalor yang dilepas oleh kondensor persatuan massa refrigeran (Qout), (c) kerja kompresor persatuan massa refrigeran (Win), (d) laju aliran massa refrigeran, (e) COP mesin pengering jamur

a. Kalor yang diserap evaporator (Qin)

Kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran (Qin) dapat dihitung dengan Persamaan (2.1)

Qin=h1–h4 …(2.1) Pada Persamaan (2.1) :

Qin : Energi yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran (kJ/kg) h1 : Nilai entalpi refrigeran saat masuk kompresor (kJ/kg)

h4 : Nilai entalpi refrigeran saat keluar dari pipa kapiler (kJ/kg) b. Kalor yang dilepas kondensor (Qout)

Kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran (Qout) dapat dihitung dengan Persamaan (2.2)

Qout=h2–h3 …(2.2) Pada Persamaan (2.2) :

Qout : Energi yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran (kJ/kg) h2 : Nilai entalpi refrigeran saat keluar kompresor (kJ/kg)

h3 : Nilai entalpi refrigeran saat masuk pipa kapiler (kJ/kg)

c. Kerja kompresor (Win)

Kerja kompresor persatuan massa refrigeran (Win) dapat dihitung dengan Persamaan (2.3)

Win = h2 – h1 …(2.3) Pada Persamaan (2.3) :

Win : Kerja kompresor persatuan massa refrigeran (kJ/kg) h2 : Nilai entalpi refrigeran saat keluar kompresor (kJ/kg) h1 : Nilai entalpi refrigeran saat masuk kompresor (kJ/kg)

d. Laju aliran refrigeran

Laju aliran refrigeran pada siklus kompresi uap dapat dihitung dengan persamaan (2.4)

ṁ = (

) .…(2.4)

Pada Persamaan (2.4) :

ṁ : Laju aliran refrigeran yang mengalir pada siklus kompresi uap (kg/detik) V : Tegangan (watt)

I : Arus listrik (ampere)

Win : Kerja kompresor persatuan massa refrigeran (kJ/kg) e. COP Mesin Pengering

COP mesin pengering dapat dihitung dengan Persamaan (2.5) COP mesin pengering = ( )

( )

…(2.5)

Pada Persamaan (2.5) :

Qin : Energi yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran (kJ/kg) Qout : Energi yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran (kJ/kg)

ṁ : Laju aliran refrigeran (kg/detik) Wtotal kipas : Besar daya total kipas (watt) 2.1.5 Psychrometric Chart

Psychrometric chart merupakan tampilan secara grafik sifat-sifat atau properti thermodinamik udara yang meliputi suhu, kelembapan, enthalpi, kandungan uap air, dan volume spesifik. Dalam psychrometric chart ini dapat langsung mengetahui hubungan antara berbagai parameter udara secara cepat dan presisi. Untuk mengetahui nilai dari property m-properti dry-bulb temperature (Tdb), wet-bulb temperature (Twb), dew-point temperature (Tdp), specific humidity (W), relative humidity (%RH), entalphi (H), volume specific (SpV) bisa dilakukan apabila minimal dua buah parameter tersebut sudah diketahui.

Gambar 2. 8 Psychrometric Chart

(sumber : http://teknikimiaku.blogspot.com/2013/04/psychometric-chart.html)

a. Dry-bulb Temperature (Tdb)

Tdb adalah suhu udara ruang yang diperoleh dari thermometer suhu udara bila kondisi bola tidak dibasahi atau tidak dibungkus dengan kain basah. Tdb

diposisikan sebagai garis vertikal yang berawal dari garis sumbu mendatar, yang posisinya terletak pada bagian bawah. Tdb ini merupakan suhu panas sensibel, perubahan Tdb menunjukkan adanya perubahan untuk suhu sensibel.

b. Wet-bulb Temperature (Twb)

Twb adalah suhu udara yang diperoleh dari thermometer suhu udara bila kondisi bulb dibasahi dengan air atau dibungkus dengan kain basah. Twb ini adalah ukuran panas total (entalphi), perubahan Twb dapat menunjukkan adanya perubahan panas total. Twb ditempatkan sebagai garis miring ke bawah yang berawal dari garis saturasi yang terletak pada bagian samping kanan.

c. Dew-point Temperature (Tdp)

Specific humidity (W) adalah banyaknya kandungan uap air yang ada di udara per satuan kg udara dan diplotkan pada garis sumbu vertikal yang ada di samping kanan. Satuan dari specific humidity adalah kgair/kgudara.

e. Relative Humidity (%RH)

Kelembapan relatif (RH) merupakan perbandingan antara massa uap air per 1 kg udara kering dengan jumlah maksimal, dari uap air per 1 kg udara kering yang ada di udara pada suatu ruang atau lokasi tertentu.

f. Entalphi (H)

Entalphi (H) merupakan besarnya energi yang dimiliki oleh udara, yang nilainya tergantung dari suhu dan tekanan udara yang terjadi pada saat itu.

g. Specific Volume (SpV)

Specific volume merupakan besarnya volume udara campuran per satuan kilogram udara kering (m3/kg).

Gambar 2. 9 Skematik Psychrometric Chart

(sumber : https://climatechamber.wordpress.com/category/psychrometric/ )

2.1.5.1 Proses-proses pada Psychrometric Chart

Proses-proses yang terjadi pada psychrometric chart, diantaranya (a) proses pendinginan (cooling), (b) proses pemanasan (heating ), (c) proses pelembapan (humidifying), (d) proses pemanasan dan pelembapan (heating and humidifying), (e) proses penurunan kelembapan (dehumidifying), (f) proses pendinginan dan pelembapan (cooling and humidifying), (g) proses pemanasan dan penurunan kelembapan (heating and dehumidifying), (h) proses pendinginan dan penurunan kelembapan (cooling and dehumidifying).

Gambar 2. 10 Proses-proses yang terjadi dalam psychrometric chart (sumber : https://climatechamber.wordpress.com/category/psychrometric/)

a. Proses Pendinginan (cooling)

Proses pendinginan adalah proses pengambilan kalor yang ada di udara sehingga temperatur udara mengalami penurunan. Pada proses pendinginan ini temperatur bola kering, bola basah dan volume spesifik mengalami penurunan.

Kelembapan relatif mengalami kenaikan. Sedangkan kelembapan spesifik dan temperatur titik embun konstan. Gambar 2.11 menyajikan proses pendinginan pada psychrometric char.

Gambar 2. 11 Proses Pendinginan(cooling) b. Proses Pemanasan (heating)

Proses pemanasan adalah proses penambahan kalor ke udara. Pada proses pemanasan terjadi peningkatan suhu temperatur bola kering, suhu temperatur bola basah, entalpi, dan volume spesifik. Sedangkan temperatur titik embun dan kelembapan spesifik tetap konstan. Namun kelembapan relatif mengalami penurunan. Gambar 2.12 menunjukan proses pemanasan udara pada psychrometric chart.

Gambar 2. 12 Proses Pemanasan (heating)

c. Proses pelembapan (humidifying)

Proses pelembapan merupakan proses penambahan kandungan uap air udara tanpa merubah suhu bola kering sehingga terjadi kenaikkan entalpi, temperatur bola basah, titik embun dan kelembapan spesifik. Gambar 2.13 menyajikan proses pelembapan pada psychrometric chart.

Gambar 2. 13 Proses Pelembapan (humidifying) d. Proses Pemanasan dan Pelembapan (heating and humidifying)

Proses pemanasan dan pelembapan adalah proses menaikkan temperatur udara disertai penambahan uap air. (Gambar 2.14) pada proses ini terjadi kenaikkan kelembapan spesifik, entalpi, suhu bola basah, suhu bola kering.

Gambar 2. 14 Proses Pemanasan dan Pelembapan (heating and humidifying) e. Proses Penurunan Kelembapan (dehumidifying)

Proses ini adalah proses pengurangan kandungan uap air pada udara tanpa merubah temperatur bola kering sehingga terjadi penurunan entalpi, titik embun, temperatur bola basah dan kelembapan spesifik. Gambar 2.15 menyajikan proses dehumidifying pada psychrometric chart.

Gambar 2. 15 Proses Penurunan Kelembapan (dehumidifying) f. Proses Pendinginan dan Pelembapan (cooling and humidifying)

Prose ini adalah proses menurunkan temperatur udara kering dan menaiknya uap air udara. Proses ini menyebabkan peningkatan suhu titik embun, kelembapan relatif dan kelembapan spesifik. Proses ini disajikan pada Gambar 2.16.

Gambar 2. 16 Proses Pendinginan dan Pelembapan (cooling and humidifying).

g. Proses Pemanasan dan Penurunan Kelembapan (heating and dehumidifying) Proses ini adalah proses untuk menaikkan suhu bola kering dan menurunkan kandungan uap air ada udara. Pada proses ini terjadi penurunan kelembapan spesifik, entalpi, suhu bola basah dan kelembapan relatif tetapi terjadi peningkatan suhu bola kering. Gambar 2.17 menyajikan proses pemanasan dan penurunan kelembapan (heating and dehumidifying)..

Gambar 2. 17 Proses Pemanasan dan Penurunan Kelembapan (heating and dehumidifying).

h. Proses Pendinginan dan Penurunan Kelembapan (cooling and dehumidifying) Proses ini adalah proses penurunan kalor sensibel dan penurunan kalor laten ke udara. Proses ini terjadi penurunan pada temperatur suhu bola kering, temperatur suhu bola basah, entalpi, volume spesifik, temperatur titik embun, dan

kelembapan spesifik. Kelembapan relatif dapat mengalami peningkatan dan juga dapat mengalami penurunan, tergantung dari prosesnya. Proses ini disajikan pada Gambar 2.18.

Gambar 2. 18. Proses Pendinginan dan Penurunan Kelembapan (cooling and dehumidifying)

2.1.5.2 Proses-proses Pengeringan Jamur Kuping pada Psychrometric Chart Berikut ini adalah proses-proses yang terjadi saat pengeringan jamur kuping pada psychrometric chart.

Gambar 2. 19 Proses Pengering Jamur Kuping padaPsychrometric Chart

Pada psychrometric chart telah digambarkan proses-proses yang terjadi pada saat pengeringan jamur kuping.

a. Proses A-A1: Proses pendinginan.

Pada proses ini udara mengalami proses pendinginan karena udara yang berada di dalam ruang mesin pengering akan dilewatkan evaporator. Kondisi udara masih dalam keadaan basah dengan adanya uap air dari jamur kuping.

Dalam proses ini belum terjadi penurunan kelembapan spesifik. Kelembapan relative akan naik menjadi 100%.

b. Proses A1 -B : Proses pendinginan dan penurunan kelembapan.

Proses pendinginan dan penurunan kelembapan akan terjadi di evaporator, dimana kandungan air pada udara diembunkan yang kemudian udara akan menjadi kering. Proses ini masih berada di kelembapan relative 100%.

c. Proses B-D : Proses pemanasan.

Proses pemanasan udara ini dapat terjadi ketika udara melewati kondensor dan kompresor, dimana udara kering dari evaporator dilewatkan melewati kondensor dan kompresor yang bersuhu lebih tinggi agar suhu semakin tinggi, dengan nilai kelembapan relative yang semakin rendah.

d. Proses D-A : Proses pendinginan dan pelembapan.

Proses pendinginan dan pelembapan ini terjadi di dalam ruang pengering pada saat udara kering dan bersuhu tinggi yang keluar dari dalam kondensor disirkulasikan ke dalam lemari pengering dan mengenai jamur kuping. Udara dengan suhu tinggi akan menguapkan kandungan air dalam jamur kuping dan udara yang kering akan menyerap uap air tersebut. Udara mengalami penurunan suhu karena melewati jamur kuping yang bersuhu cenderung lebih rendah.

2.1.6 Proses yang terjadi pada Mesin Pengering Jamur Kuping

Udara dikondisikan melalui proses pendinginan dan penurunan kelembapan untuk mendapatkan pengkondisian udara. Proses ini berlangsung pada evaporator, kemudian udara dikondisikan melalui proses pemanasan untuk mendapatkan suhu yang tinggi. Proses pemansan ini berlangsung di dalam kondensor namun yang terlebih dahulu dilewatkan bagian luar kompresor.

Kemudian udara akan disirkulasikan melalui jamur kuping untuk mendapatkan proses evaporative cooling atau cooling and dehumidifying. Setelah itu udara kembali disirkulasikan ulang ke proses pendinginan dan penurunan kelembapan.

Gambar 2. 20 Proses-proses yang terjadi pada Mesin Pengering Jamur Kuping.

Evaporator berfungsi untuk mendapatkan udara kering sedangkan kondensor dan kompresor untuk mendapatkan kondisi udara bersuhu tinggi.

Udara kering dan bersuhu tinggi inilah yang digunakan untuk proses pengeringan

Udara kering dan bersuhu tinggi inilah yang digunakan untuk proses pengeringan

Dokumen terkait