• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Mixed Microbial Batch

Dalam dokumen TESIS ROHIMAH SIREGAR /KIM (Halaman 44-68)

2.10 Analisa Gugus Fungsi Dengan Fourier Transform

3.3.5.4 Analisa Biodegradasi Dengan Mikroorganisme

3.3.5.4.3 Metode Mixed Microbial Batch

Setiap sampel plastik dipotong 1 cm x 1 cm. Selanjutnya sampel plastik dimasukkan dalam tabung reaksi 10 mL. Selanjutnya ke dalam tabung reaksi tersebut dituangkan EM4 yang telah diaktifkan. Rendaman ini disimpan dalam inkubator pada suhu 40 °C dan dibiarkan selama 10 hari. Setelah 10 hari, sampel diambil dari dalam rendaman, dicuci dengan akuades, kemudian dibilas dengan alkohol 70% dan dikeringkan dalam inkubator pada suhu 70 °C selama 24 jam. Selanjutnya sampel ditimbang dan dihitung pengurangan massanya.

3.4 Bagan Penelitian

3.4.1 Preparasi Polipropilen Bekas

Limbah polipropilen Dicuci Dikeringkan

Dipotong kecil-kecil Potongan limbah

polipropilen

3.4.2 Pembuatan Poligliserol (Yusuf, 2007)

3.4.3 Pembuatan Poligliserol Asetat (Yusuf, 2007)

25 ml Poligliserol

Dimasukkan ke dalam labu leher tiga Ditambahkan 9 ml asam asetat Ditambahkan 0,25 ml H2SO4 Direfluks selama 8 jam

Poligliserol asetat+ H2SO4+CH3COOH

Dicuci dengan kloroform dan akuades didekantasi

Lapisan atas Lapisan bawah

Didestilasi pada suhu 620C

Hasil destilat 25 ml gliserol

Gliserol + NaOH

Ditambahkan katalis NaOH 2%

Direfluks dengan T=2000C;

2j Poligliserol+ NaOH

didekantasi

Lapisan atas Lapisan bawah

Densitas Indeks Bias

FT IR

dikarakterisa i i

3.4.4 Pembuatan Plastik Polipropilen/Kitosan

NB:

Dilakukan perlakuan yang sama untuk penambahan kitosan 20% serta penambahan poligliserol asetat.

40 g limbah Polipropilen

Ditambahkan 120 ml Xylen Dipanaskan pada suhu 1700C

Ditambahkan 0,2 g DCP Diaduk

Ditambahkan 0,8 g MAH Diaduk

Ditambahkan 10% kitosan

Ditambahkan gliserol 2,5 % (10 g), diaduk Larutan Polipropilen

Campuran PP/Kitosan

Dimasukkan ke dalam 500 ml aseton disaring

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakterisasi Poligliserol Asetat

Pada penelitian ini, poligliserol asetat yang digunakan merupakan hasil dari proses esterifikasi poligliserol dengan asam asetat. Dimana poligliserol yang dihasilkan akan digunakan sebagai salah satu plastisiser dalam penelitian ini. Nilai indeks bias, densitas, dan hasil kelarutan terhadap toluena yang diperoleh ditunjukkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Nilai indeks bias, densitas, dan hasil kelarutan terhadap toluena

Karakterisasi uji fisik Poligliserol Poligliserol asetat

Indeks bias 1,4542 nd 1,3972 nd

Densitas 1,2312 g/ml 1,1397 g/ml

Uji kelarutan terhadap toluena (5:1) Tidak larut Larut

Nilai indeks bias dan densitas dari poligliserol dan poligliserol asetat yang ditunjukkan pada tabel 4.1 tidak mengalami perubahan yang signifikan. Dimana nilai indeks bias dan densitas pada poligliserol sebesar 1,4542 nd dan 1,2312 g/ml sedangkan nilai indeks bias dan densitas pada poligliserol asetat yang dihasilkan sebesar 1,3972 nd dan 1,1397 g/ml. Jika dilihat dari hasil uji kelarutan terhadap toluen, poligliserol tidak dapat larut sedangkan poligliserol asetat dapat larut. Hal ini disebabkan karena pelarut yaitu toluen bersifat non polar. Dilihat dari kelarutannya tersebut berarti poligliserol memiliki sifat yang lebih polar dibandingkan poligliserol asetat yang memiliki sifat semi polar, hasil yang sama dilakukan oleh Yusuf tahun 2007, dan hasil pengujian juga diperkuat pada hasil uji FTIR yang disajikan pada gambar 4.1.

4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500

% T

bilangan gelombang (cm-1)

poligliserol asetat poligliserol

Gambar 4.1 Spektrum FTIR (-) poligliserol asetat ; (-) poligliserol

Tabel 4.2 Hasil FTIR poligliserol dan poligliserol asetat

Sampel Bilangan gelombang (cm-1) Gugus fungsi

Poligliserol 3279,24 O-H alkohol

2879,18-1933,88 C-H alifatik

1414,16 C-O ester

>1000 C-H

Poligliserol asetat 3310,11 O-H alkohol 2887,68-2943,45 C-H alifatik

1711,13 C-O ester

1266,86 C-O rentangan

pendukung diester

>1000 C-H

Pada Tabel 4.2 hasil spektrum FTIR yang dihasilkan menunjukkan bahwa poligliserol dan poligliserol asetat bersifat polar dimana masih memilki gugus O-H alkohol yang terdapat pada pita serapan bilangan gelombang 3279,24 cm-1 yang dimiliki oleh poligliserol dan pita serapan bilangan gelombang 3310,11 cm-1 yang dimiliki oleh poligliserol asetat. Pada poligliserol asetat mengalami proses esterifikasi dengan asam

asetat sehingga menurunkan sifat kepolaran yang dimilikinya menjadi semi polar, hal ini ditunjukkan pada pita serapan panjang gelombang 2887,68-2943,45 cm-1. Gugus fungsi yang khas menunjukkan golongan ester pada bilangan gelombang 1711,13 cm

-1 yang merupakan pita serapan gugus C-O ester dan 1266,86 cm-1 merupakan pita serapan gugus C-O yang merupakan rentangan pendukung diester. Hasil yang diperoleh sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Yusuf, 2007.

4.2 Karakterisasi Plastik Polipropilen/Kitosan

4.2.1 Karakterisasi Gugus Fungsi Dengan Menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy

Analisa kualitatif FTIR umumnya digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan gugus fungsi yang terdapat didalam suatu bahan. Pada penelitian ini FTIR digunakan untuk mengidentifikasi kemunculan gugus fungsi yang menjadi ciri khas pada masing-masing komponen penyusun yang terdapat pada plastik polipropilen/kitosan serta pengaruh penggunaan jenis plastisiser terhadap plastik polipropilen/kitosan.

Pada Analisa ini ditunjukkan pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Spektrum FTIR (a) PP/kitosan-PGA; (b) PP/kitosan-gliserol; (c) PP/kitosan; (d) PP-g-MAH

Pada gambar 4.2 memperlihatkan bahwa hampir semua sampel terdapat gugus fungsi C-H yang ditunjukkan masing-masing sampel PGA;

PP/kitosan-4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500

% T

bilangan gelombang (cm-1)

(a) PP/Kitosan-PGA (b) PP/Kitosan-gliserol (c) PP/Kitosan

(d) PP-g-MAH

gliserol; PP/kitosan; dan PP-g-MAH yaitu pada daerah pita serapan bilangan gelombang 2915,01-1947,95 cm-1; 2837,35-1949,09 cm-1; 2836,60-2948,44 cm-1; dan 2949,15-2838,27 cm-1. Puncak tersebut merupakan karakteristik dari PP. Hal ini disebabkan matriks utama pembuatan film berbahan dasar PP. Sementara untuk sampel PP/kitosan-PGA terdapat spektra lemah di daerah pita serapan bilangan gelombang 1557,98 cm-1

menunjukkan adanya tekuk N-H yang merupakan karakteristik dari kitosan (Sugita, 2009). Hasil dari spektrum FTIR juga akan diuraikan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil analisa FTIR dari PP/kitosan-PGA; PP/kitosan-gliserol; PP/kitosan;

PP-g-MAH

Sampel Bilangan gelombang (cm-1) Gugus fungsi

PP/kitosan-PGA 2915,01-1947,95 C-H

1557,98 Tekuk N-H

PP/kitosan-gliserol 2837,35-1949,09 C-H

1455,29 C=C

1375,52 C-O dari asam

karboksilat

1166,18 C-O

PP/kitosan 2836,60-2948,44 C-H

1450,13 C=C

1374,24 C-O dari asam

Karboksilat

1162,61 C-O

PP-g-MAH 2949,15-2838,27 C-H alkana

1454,08 C=C

1375,52 C-O

Pada bilangan gelombang 2915,01-1947,95 cm-1 terdapat pita serapan dari gugus C-H dan pada 1557,98 cm-1 terdapat pita serapan tekuk N-H dari sampel PP/kitosan-PGA. Pada bilangan gelombang 2837,35-1949,09 cm-1 terdapat pita serapan gugus C-H, pada 1455,29 cm-1 terdapat pita serapan gugus C=C, pada 1375,52 cm-1 terdapat pita serapan gugus C-O dari asam karboksilat dan pada 1166,18 cm-1 terdapat pita serapan gugus C-O dari sampel PP/kitosan-gliserol.

Selanjutnya pada bilangan gelombang 2836,60-2948,44 cm-1 terdapat pita serapan gugus C-H, pada 1450,13 cm-1 terdapat pita serapan gugus C=C, pada 1374,24 cm-1 terdapat pita serapan gugus C-O dari asam karboksilat, dan pada 1162,61cm-1 terdapat pita serapan gugus C-O dari sampel PP/kitosan. Sementara pada bilangan gelombang 2949,15-2838,27 cm-1 terdapat pita serapan gugus fungsi C-H alkana, pada 1454,08 cm-1 terdapat pita serapan gugus fungsi C=C, dan pada 1375,52 cm-1 terdapat pita serapan gugus C-O dari sampel PP-g-MAH. Berdasarkan uraian dari tabel 4.3 di atas terlihat jelas ada banyak persamaan gugus fungsi dari beberapa sampel yang merupakan karakterisasi dari senyawa yang terkandung pada komposisi film. Untuk gugus C-H, C=C dan C-O terdapat pada sampel PP-g-MAH, PP/kitosan, dan PP/kitosan-gliserol.

4.2.2 Karakterisasi Dengan Scanning Elektron Microscopy

Pada analisa dengan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) dapat diketahui bagaimana pencampuran antara plastik polipropilen dengan kitosan serta bagaimana pencampuran atau interaksi pada plastik PP/kitosan terhadap plastisiser gliserol dan poligliserol asetat.

Gambar 4.3 Hasil Foto SEM (a) PP-g-MAH; (b) PP/kitosan

a b

Berdasarkan sifat dasar yang dimiliki polipropilen dan kitosan dimana polipropilen yang bersifat non polar dan kitosan bersifat polar memungkinkan perpaduan yang terjadi hanya interaksi fisik. Dimana pada Gambar 4.3 menunjukkan bahwa pada plastik PP/kitosan masih terdapatnya aglomerasi partikel kitosan pada permukaannya, meskipun hampir terdistribusi merata penyebaran partikel-partikel kitosan ke dalam matriks polipropilen. Hal ini disebabkan karena adanya maleat anhidrat yang berperan sebagai zat kompatibilitas yang paling populer diantara semua jenis anhidrida dan digunakan pada material polimer seperti polipropilen (Dhini, 2011) sedangkan aglomerasi yang terjadi disebabkan karena hanya sedikitnya maleat anhidrat yang terdapat pada plastik PP/kitosan.

Gambar 4.4 Hasil Foto SEM (a) PP/kitosan-gliserol ; (b) PP/kitosan-PGA

Pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa terjadi dispersi yang baik pada plastik PP/kitosan dengan penambahan plastisiser gliserol dan poligliserol asetat. Dimana partikel-partikel kitosan hampir terdispersi secara merata, meskipun pada plastik PP/kitosan dengan menggunakan plastisiser gliserol masih terdapat beberapa aglomerasi pada permukaannya namun tidak sebanyak aglomerasi yang dimiliki oleh plastik PP/kitosan tanpa plastisiser. Sedangkan plastik PP/kitosan dengan penambahan plastisiser poligliserol asetat mengalami dispersi yang merata. Ini ditunjukkan bahwa tidak terdapatnya aglomerasi yang terdapat pada hasil foto

a b

morfologi. Hal ini mungkin disebabkan adanya kompatibilitas antara polimer PP/kitosan dengan plastisiser PGA karena kompatibilitas yang baik menunjukkan campuran plastisiser dan polimer yang homogen (Chattopadhyay, 2000).

4.3 Karakterisasi Biodegradasi

Biodegradasi adalah salah satu metode degradasi bahan polimer dengan menggunakan mikroorganisme seperti bakteri. Dimana pada penelitian ini telah dilakukan uji biodegradasi dengan menggunakan bakteri EM4. Film plastik PP/kitosan, PP/kitosan-gliserol dan PP/kitosan-PGA direndam dalam larutan EM4 2% , dimana bakteri EM4 telah diaktivasi selama 3 hari dengan media larutan mollase. Masa perendaman dilakukan selama 10 hari dengan suhu 40 oC. Pemilihan suhu ini dikarenakan EM4 dapat bekerja optimum pada suhu 40-50 o

Hasil degradasi yang terjadi pada film plastik PP/kitosan, PP/kitosan-gliserol dan PP/kitosan-PGA ditunjukkan dengan penentuan pengurangan berat massa sebelum dan sesudah massa perendaman pada film. Hasil degradasi ditunjukkan pada tabel 4.4

C (Siti, 2000).

Tabel 4.4 Persentase degradasi film plastik PP/kitosan, PP/kitosan-gliserol dan PP/kitosan-PGA

PP/kitosan 10%-gliserol 0,4876 0,1319 53,16 PP/kitosan 20%-gliserol 0,3427 0,2284 61,51

PP/kitosan 10%-PGA 0,4876 0,1204 65,42

PP/kitosan 20%-PGA 0,3427 0,0787 71,18

Berdasarkan tabel di atas hasil biodegradasi menunjukkan bahwa semua sampel mengalami biodegradasi. Tetapi hasil biodegradasi yang paling optimum terdapat pada sampel PP/kitosan 20%-PGA. Terjadi pengurangan massa sampel dari 0,3427 g menjadi 0,0787 g. Hal ini disebabkan karena kemampuan bakteri EM4 untuk menguraikan senyawa-senyawa organik (Indriani, 2011). Hubungan antara % degaradasi dari masing-masing sampel digambar pada gambar 4.5.

Gambar 4.5 Grafik Persentase Pengurangan Massa Film Plastik PP/Kitosan

Hasil uji biodegradasi menggunakan bakteri EM4 pada perendaman sampel selama 10 hari ditandai dengan terjadinya penurunan massa film. Pengurangan ini terjadi akibat proses dekomposisi bahan organik dengan bakteri EM4 (Nyoman P, 2010). Hasil biodegradasi yang diperoleh menunjukkan bahwa degradasi optimum terdapat pada film PP/kitosan-PGA dengan persen pengurangan berat adalah 71,18%.

Hal ini disebabkan karena komposisi penyusunnya yang baik terdapat pada penambahan plastisiser PGA dimana plastisiser PGA menyebabkan partikel-partikel kitosan terdispersi merata pada matriks polipropilen sehingga semakin banyaknya senyawa organik yang dapat diurai oleh bakteri EM4. Demikian juga pada film PP/kitosan-gliserol mengalami degradasi dengan angka persentase yang tidak jauh dengan PP/kitosan-PGA. Hal ini disebabkan jenis plastisiser yang digunakan pada pembuatan film merupakan jenis plastisiser yang mudah terbiodegradasi oleh mikroorganisme (Marhanah, 2008). Meskipun jika dilihat dari penyusun keseluruhan film dapat diketahui bahwa keseluruhan film dengan variasi komposisi merupakan senyawa organik sehingga memungkinkan bakteri EM4 dapat menguraikan film tersebut.

Urutan % degradasi sampel dari yang paling optimum sampai yang minimum adalah sampel dengan komposisi PP/kitosan 20%-PGA (71,18 %) dan PP-g-MAH (31,37 %).

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Penambahan plastisiser gliserol dan poligliserol asetat (PGA) sebesar 2,5 % pada campuran plastik PP/Kitosan menunjukkan permukaan yang homogen.

2. Persen degradasi optimum sebesar 71,18 % diperolehi pada plastik PP/kitosan dengan pengisi kitosan 20 % dan plastisiser PGA.

5.2 Saran

Untuk penelitian selanjutnya disarankan agar melakukan uji biodegradasi dengan metode lainnya, misalnya dengan penanaman menggunakan media tanah dengan variasi waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Mudjiati,S.Elvira,V.Setijawati, 2003. Adsorpsi Cr (VI) dengan adsorben Khitosan. Jurnal Kimia Lingkungan Vol.3 Nomor 1. Unika Widya Mandala.Surabaya.

Ahmann, D and Dorgan J.R., 2007. Bioengineering for Pollution Prevention though Development of Biobased Energy and Materials State of the Science Report, EPA/600/R - 07/028. 76 - 78.

Alimuniar, A. Dan Zainuddin R., 1998, An Economical Technique for Producing Chitosan, Advantage Integation Chitin and Chitosan, London Elvesier.

Amien. 2004. Semai Informasi Agribisnis Nasional. Jakarta.

Annisa. 2007. Pengaruh Konsentrasi Monomer Terhadap Grafting Kitosan Pada Film Polietilen Dengan Metode Grafting. Skripsi. Universitas Lampung.

Arsyad, 2008. Kompatibilitas Dan Kinerja Poligliserol Asetat Dalam Matriks Termoplastik Polipropilen. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Austin, G.T. 1985. Industri Proses Kimia. Edisi Kelima. Jilid I. Penerbit Erlangga.

Jakarta.

Azkarahman, Thohari, Purwadi. 2012. Pengaruh Penambahan Gliserol Sebagai Plasticizer Terhadap Ketebalan, Water Vapour Permeability (Wvp), Daya Rentang Dan Pemanjangan Edible Film Komposit Whey – Kitosan. Universits Brawijaya. Malang.

Baldwin, E. A. and Baker, R. A. 2002. Use of proteins in edible coatings for whole and minimally processed fruits and vegetables, protein-based films and coatings. CRC Press: Florida.

Balley, J.E, and Ollis, D.F., 1977. Biochemical Engineering Fundamental. Mc.Gaw Hiil Kogakusha ltd., Tokyo.

Billmeyer, (1984), Fried, W. , Textbook Of Polymer Science, John Wiley &

Sons, New York

Bhatnagar, Dr. 2004. A Textbook Of Polimer [Chemistry And Technology Of

Polymer]: (Processing And Aplications). Volume II. nNew Delhi. S Chand &

Company LTD.

Cowd, M.A. 1991. Kimia Polimer. Diterjemahkan oleh J.G. Stark. Bandung : Penerbit ITB.

Chan, C. M., 1994. Polymer Surface Modification and Characterization. Hanserl Gardner Publication, inc., Cincinati.

Chattopadhyay, S., 2000, Compatibility Studies on Solution of Polymer BlendsBy Viscometeric and Phase Separation Technique, J.App. Polym.Sci., 77. 880–

889.

Clacens, J.M., Pouilloux, Y., Barrault, J., (2001), Selective Etherification Of Glycerol To Polyglycerols Over Impregnated Basic MCM ? 41 Type Mesoporous Catalysts?, J. Elsevier, 227, 181-190.

Dallan., P. R. M., Moreira, P. da Luz., Petinari, L., Malmonge, S. M., Beppu, M. M., Genari, S. C. and Moraes, A. M. 2006. Effects of Chitosan Solution Concentration and Incorporation of Chitin and Glycerol on Dense Chitosan Membrane Properties. Journal of Biomedical Materials Research Part B:

Applied Biomaterials: 394-405.

Diah., dan Masykuri, M., 201. Pengaruh Penambahan Kitosan Terhadap Biodegradasi Plastik Berbahan Dasar Polipropilen. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Dhini, Frida, E. 2011. Penggunaan Anhidrida Maleat-Grafted-polipropilena (AM-g-PP) dan Anhidrid-maleat-grafted-karet alam (AM-g-KA) pada termoplastik elastomer (TPE) berbasis polipropilena, kompon karet alam SIR-20 dan serbuk ban bekas. Disertasi. Medan, USU

Ezzati, P. 2008. Rheological Behavior of PP/EPDM Blend: The Effect of Compatibilazation. Polymer Journal: Iranian.

Firdaus, F., S. Mulyaningsih dan H. Anshory. 2008. Sintesis Film Kemasan Ramah Lingkungan Dari Komposit Pati, Khitosan dan Asam Polilaktat dengan Pemlastik Gliserol. Jurnal Logika 5(1): 15-22

Gontard. N, Guilbert. S., 1994, Bio-Kemasan Technology and Properties of Film And/Or Biodegradable Material of Agicultural Orgin, Dalam Mathouthi, Ed, Food Kemasan and Preservation, Blackie Academic and Profesional.

Glasgow, Uk.

Harper, Charle. Handbook of Plastics, Elastomer and Composites. Mc Graw Hill, Inc.

New York. 1999.

Harsunu, B. T., 2008. Pengaruh Konsentrasi Plasticizer Gliserol Dan Komposit Indriani, Y. H. 2011. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya. Yogyakarta.

Julianti, E., dan Nurminah, M., 2006, Buku Ajar Teknologi Pengemasan, Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Kaban, Jamaran. 2009. Modifikasi Kimia dari Kitosan dan Aplikasi Produk yang Dihasilkan. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Koswara, S. (2006). Sukun Sebagai Cadangan Pangan Alternatif. Ebookpangan, 2-3.

Surfactants On The Physical Properties Of Starch Based Edible Films.

Journal of Food Research International. 39:840-846.

Latief, R. 2001. Teknologi Kemasan Plastik Biodegradabel. Makalah Falsafah Sains (PPs) Progam Pascasarjana/S3 IPB, Bandung.

Mark, H.F. 1999. Encyclopedia of Polymer Science and Technology. John Wiley and Sons Inc. New York.

Martaningtyas, D. 2004. Bahan Cemaran Logam Berat. Cakrawala, Jakarta.

Matondang, Wirjosentono, Yunus. 2013. Pembuatan Plastik Kemasan Terbiodegadasikan Dari Polipropilena Tergafting Maleat Anhidrida dengan Bahan Pengisi Pati Sagu Kelapa Sawit. ISSN : 1978 - 8193. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Majeti, N. V., and R. Kumar. 2000. A Review of Chitin and Chitosan Applications.

Reactive Function of Polymer 46 : 1-27.

Marhamah. 2008. Biodegradasi Plasticizer Poligliserol Asetat (PGA) dan Dioktil Ftalat (DOP) dalam Matriks Polivinil Klorida (PVC) dan Toksisitasnya Terhadap Pertumbuhan Mikroba

.

Tesis. Sumatra Utara: USU

Mekawati, F. E., dan D. Sumardjo. 2000. Aplikasi Kitosan Hasil Tranformasi Kitin Limbah Udang (Penaeus merguiensis) untuk Adsorpsi Ion Logam Timbal.

Jurnal Sains and Matematika 8 : 51-54.

M. Sunil Kumar. 2012. Low density polyethylene–chitosan composites: A study based on biodegradation. Chemical Engineering Journal, Volume 204-206.

Morgan PW . 1965. Condensation Polymers: By Interfacial and Solution Methods ( New York : Interscience Publishers , 2000 ).

Narayan, R. 2006. Biobased and Biodegradable Plastic. Diakses pada 24 Agustus 2009. http://www. plasticsindustry.org/files/events/pdfs/bio-narayan- 061906.pdf.

Nolan-ITU. 2002. Environment Australia: Biodegadable Plastics-Development and Environment Impact. Melbourne: Nolan-ITU Pty Ltd.

Nyoman P. Aryantha, dkk. 2010. Kompos. Pusat Penelitian Antar Universitas LPPM-ITB. Dept. Biologi-FMIPA-LPPM-ITB.

Ogur, E. 2005. Polyvinyl alcohol: materials, processing and applications. Volume 16, Number 12, 2005. ISSN: 0889-3144. Dalam: Randi, S. 2011.

Peter, 2004. Tentang Kompatibilitas Campuran Polimer.

Piasecki.2000. Synthesis and surface properties of chemodegradable anionic Surfactans diastreomeric (2-N-alkil-1-3 Dioxan-5-yl) Sulafates.

J.am.oil.Chem.Socs.Vol.74,1.

Pranamuda, 2001. Pengembangan Bahan Plastik Biodegradabel Berbahan Baku Pati Tropis.Biodegadable untuk Abad 21. Jakarta.

Prashantha, K. V., Harish, K.L, Shamala, T. R., 2005. Biodegradation of Kitosan Gaft Polymethylmethacrylate Films. Journal of International Biodeterioration &

Biodegadation. 56:115-120.

Rao. N. S. S. 2010. Mikroorganisme Tanah dan Pertumbuhan tanaman. Edisi Kedua.

Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Ronald . J. B. 1986. Industrial Plastik. The Goodheart – Willcox Company. Inc. New York.

Sashiwa, H , N.Yamamori, Y.Ichinose, J.Sunamoto, and S.Aiba, 2003.Michael Reaction of Chitosan with various Acryl Reagents in Water.

Biomacromolecules.

Siti Umniyatie, 2000, Pembuatan Pupuk Organik Menggunakan Mikroba Efektif (Effective Microorganism 4). Laporan PPM UNY: Karya Alternatif Mahasiswa

Spink, W. P dan W.F. Waychoff 1958/1959. Plasticizers. Frados, Joel (ed.). Modern Plastic Encyclopedia Issue. Hildrent Press, Inc. New York

Sugita, P. 2009. Kitosan: Sumber Biomaterial Masa Depan. Bogor: IPB Press.

Sunarti, T.C., U.M. Yuliasih. 2008. Makalah Seminar: Aplikasi Pati sebagai Campuran Plastik: Peluang dan Tantangan dalam Seminar Nasional“Meretas Langkah Menuju Bumi Bebas Sampah Plastik dengan Bioplastik”. Universitas Negeri Yogjakarta. Yogyakarta.

Triyanto. 2005. Isolation and characterization of proteolitic, nitrifying and denitrifying bacteria from mangrove sediment. Laporan Penelitian.

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Weber, C.J. 2000. Biobased Packaging Materials For The Food Industry. The Royal Veterinary and Agicultural University. Denmark.

Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gamedia Pustaka Utama. Jakarta.

Yusuf.M.2007. Penyediaan Poligliserol Asetat Sebagai Bahan Pemlastis pada Polivinil Klorida. Tesis Pascasarjana USU. Medan.

LAMPIRAN A1. Spektrum FT IR

A1a. Spektrum FT IR poligliserol

A1b. spektrum FT IR poligliserol asetat

A1c. Spektrum FTIR PP-g-MAH

A1d. Spektrum FTIR PP-g-MAH/Kitosan

A1e. spektrum FT IR PP-g-MAH/Kitosan-gliserol

A1f. Spektrum FT IR PP-g-MAH/Kitosan-PGA

Lampiran A2. Hasil foto SEM

Keterangan:

1a. foto SEM PP-g-MAH perbesaran 750x

1b. foto SEM PP-g-MAH perbesaran 900x

1c. foto SEM PP-g-MAH perbesaran 2000x

2a. foto SEM PP-g-MAH/Kitosan perbesaran 750x

2b. foto SEM PP-g-MAH/Kitosan perbesaran 900x

2c. foto SEM PP-g-MAH/Kitosan perbesaran 2000x

1a

2 1c

2b 2

1b

Keterangan:

3a. foto SEM PP-g-MAH/Kitosan-gliserol perbesaran 750x 3b. foto SEM

PP-g-MAH/Kitosan-gliserol perbesaran 900x 3c. foto SEM

PP-g-MAH/kitosan-gliserol perbesaran 2000x

4a. foto SEM PP-g-MAH/Kitosan-PGA perbesaran 750x

4b. foto SEM PP-g-MAH/Kitosan–PGA perbesaran 900x

4c. foto SEM PP-g-MAH/Kitosan-PGA perbesaran 2000

3a 4a

3b 4b

3c 4c

LAMPIRAN B. Perhitungan % Derajat Degradasi

persentase % degradasi PP-g-MAH

% degradasi = Wo – Wt x100%

Wo Diketahui:

Wo = 0,3672 gr Wt = 0,2520 gr

% degradasi = 0,3672 gr- 0,2520 gr x 100%

0,3672 gr

= 31,37%

Dalam dokumen TESIS ROHIMAH SIREGAR /KIM (Halaman 44-68)

Dokumen terkait