BAB III METODE PENELITIAN
F. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
Observasi adalah kegiatan langsung yang dilakukan dengan cara melihat dan meneliti kasus yang terjadi. Observasi diartikan juga sebagai metode disaat pengumpulan data dengan cara melakukan pencatatan
64 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2015), h. 106.
65 Bambang Sunggono, Op.Cit, h. 38.
66 Zainuddin Ali, Op.Cit, 38.
secara cermat dan juga sistematik. Data yang diobservasi berupa gambaran tentang sikap, kelakuan, perilaku, tindakan, keseluruhan interaksi antar manusia dan lainnya. Dalam hal ini peneliti mengamati langsung dilapangan dan mencocokkan data yang didapat dari hasil wawancara dengan data yang diamati sendiri dilapangan. Dalam mengunakan metode obsevasi cara yang paling efektif adalah melangkapi dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument.67
2. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang seringkali dianggap sebagai metode yang paling efektif dalam pengumpulan data primer dilapangan. Dianggap efektif karena interviewer dapat berhadapan secara langsung dengan responden untuk menayakan fakta-fakta yang ada dan pendapat (opinion) maupun persepsi diri responden dan bahkan saran-saran responden.68
3. Studi Kepustakaan
Data kepustakaan yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan yang bersumber dari peraturan perundang-undangan, buku-buku, dokumen resmi, publikasi, hasil penelitian, dan lain-lain untuk melengkapi data dalam penelitian.69
67 Sandu Siyoto dan M Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Jogjakarta, Literasi Media, 2015), h.77.
68 Suratman dan Philips Dillah, Op.Cit, h. 127.
69 Zainudin Ali, Op.Cit, h. 176.
46
4. Dokumentasi
Dokumentasi penelitian merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil penelitian yang penulis lakukan di Kejaksaan Negeri Kampar.
G. Analisis Data
Metode analisis data merupakan sebagai tindak lanjut proses pengelolaan data seorang peneliti yang memerlukan ketelitian, dan pencurahan daya pikir yang secara optimal. Dengan membaca data yang telah dikumpulkan dan melalui pengolahan data, peneliti menentukan analisis yang bagaimana yang diterapkan. Analisis data yang dilakukan biasanya melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatatif.70 Pada penelitian ini metode analisis data yang penulis gunakan adalah metode analisis kualitatif, yaitu apa yang dinyatakan responden secara tertulis dan juga secara lisan yang dicatat berdasarkan fakta-fakta yang ada dilapangan. Serta menganalisa data tersebut secara deduktif yang mana kemudian diambil suatu kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum kepada yang bersifat khusus.
70 Suratman dan Philips Dillah, Op.Cit, h. 144-145.
71 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum pelaksanaan eksekusi pidana tambahan pembayaran uang pengganti yang dilakukan oleh Kejaksaan Negeri Kampar yaitu dilakukan melalui tiga tahapan, pertama tahapan penyidikan kedua tahapan penuntutan, dan ketiga tahapan eksekusi Putusan Pengadilan. Eksekusi uang pengganti dilakukan setelah Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Pelaksanaan eksekusi pembayaran uang pengganti sendiri di Kejaksaan Negeri Kampar belum berjalan secara efektif hal ini dikarenakan banyak terpidana kasus korupsi yang tidak membayar uang penganti. Total dari 9 terpidana yang dijatuhi pembayaran uang pengganti hanya 2 orang yang membayar uang pengganti secara keseluruhan, 7 terpidana tidak membayar uang pengganti dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2022.
2. Kendala Jaksa selaku Eksekutor Putusan Pengadilan dalam melakukan eksekusi pembayaran uang pengganti di Kejaksaan Negeri Kampar terdiri dari beberapa faktor, faktor tersebut sejalan dengan teori Lawrance Meir Friedman yaitu:
72
a. Struktur Hukum
1) Jaksa Eksekutor sulit dalam memilah-milah mana harta yang benar-benar hasil dari korupsi.
2) Pada saat pelacakan aset (asset traching) harta benda hasil korupsi tidak terlacak oleh Jaksa eksekutor.
b. Substansi hukum
Belum sempurnanya seperangkat peraturan yang menyelesaikan masalah pembayaran uang pengganti. Penerapan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Masih terkendala karena kurang lengkapnya pengaturan tata cara peradilan tindak pidana korupsi dalam hal mengembalikan uang negara dengan pidana tambahan uang pengganti dalam tindak pidana korupsi.
c. Budaya Hukum
Faktor masyarakat, kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk melaporkan atau memberitahukan tindak pidana korupsi dilingkungannya serta harta benda yang dimiliki terdakwa, kepedulian atau kesadaran masyarakat untuk memberikan informasi secara dini kepada penegak hukum terhadap orang yang dicurigai melalui tindakan pidana korupsi masih kurang.
Selain itu faktor yang mempengaruhi yaitu faktor terpidana, banyak terpidana yang tidak membayar uang penganti dengan alasan tidak memililiki harta lagi.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan penelitian yang penulis peroleh, dalam upaya untuk memaksimalkan pelaksanaan pembayaran uang pengganti dalam tindak pidana korupsi, maka penulis memberikan saran sebagai masukan sebagai berikut:
1. Perlunya optimalisasi pelacakan harta benda atau aset hasil tindak pidana dan pemulihan kerugian keuangan negara akibat tindak pidana korupsi.
Karena pemberantasan korupsi tidak hanya fokus pada penghukuman pelakunya, tetapi juga harus meminimalisir kerugian keuangan negara melalui proses pengembalian aset (asset recorvery)
2. Kinerja Jaksa selaku Eksekutor harus lebih dimaksimalkan dalam menjalankan tugasnya, khususnya dalam pelaksanaan eksekusi pidana pembayaran uang pengganti dalam tindak pidana korupsi.
3. Kepada pemerintah, sebaiknya menyempurnakan seperangkat peraturan yang menyelesaikan masalah pembayaran uang pengganti. Melengkapai aturan tata cara peradilan tindak pidana korupsi dalam hal mengembalikan uang negara yang dikorupsi dengan melakukan penyitaan dan pelelangan terhadap aset tersangka korupsi yang digunakan untuk pembayaran uang pengganti.
4. Perlunya menerapakan sanksi yang lebih baik dan pantas dari pada penjara pengganti jika terpidana tidak membayar uang pengganti. Karena aturan pada Pasal 18 ayat 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menjadi peluang bagi
74
terpidana untuk tidak melakukan pembayaran uang pengganti. Aturan ini memberikan kesempatan dalam praktik bagi terpidana untuk menghindari membayar uang pengganti.
5. Perlunya untuk semakin ditingkatkan kesadaran hukum dan aspirasi masyarakat untuk memberantas korupsi dan bentuk penyimpangan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku
Ade Mahmud, Pengembalian Aset Tindak Pidana Korupsi Pendekatan Hukum Progresif, (Jakarta: Sinar Grafika, 2020).
Atmasasmita, Romli dan Kodrat Wibowo, Analisis Ekonomi Mikro tentang Hukum Pidana di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2017).
Danil, Elwi, Korupsi, Konsep, Tindak Pidana, dan Pemberantasannya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016).
Efendi, Tolib, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, (Surabaya: Scopindo Media Pustaka, 2019).
Efi Laila Kholis, Pembayaran Uang Pengganti Dalam Perkara Korupsi, (Jakarta: Solusi Publishing, 2010).
Hamzah, Andi, Asas-Asas Hukum Pidana, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2014).
Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi, tahun 2018.
Laporan Keuangan Komisi Pemberantasan Korupsi, tahun 2020.
Panggabean, P, Pemulihan Aset Tindak Pidana Korupsi Teori-Praktik dan Yurisprudensi di Indonesia, (Jakarta, Bhuana Ilmu Populer, 2020).
Putra, Risqi Perdana, Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2020).
Samosir, Agustinus, dan Suharyono, Pembayaran Uang Pengganti Dalam Tindak Pidana Korupsi, (Sleman: Deepublishing, 2021).
Sasongko, Warso, Korupsi, (Yogyakarta: Relasi Inti Media, 2017).
Shofin, Ahmad, Tindak Pidana Korupsi di Indonesia, (Surabaya: CV Garuda Mas Sejahtera, 2014).
Siyoto, Sandu, dan M Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Jogjakarta, Literasi Media, 2015).
Sunggono, Bambang, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2003).
Suratman dan Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, (Bandung: Alfabeta, februari 2014).
Umar, Nasaruddin, Hukum Tindak Pidana Korupsi di Indonesia dan Strategi Khusus Pembinaan Narapidana Korupsi, (Ambon: LP2M IAIN Ambon, 2019).
Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2015).
Zuleha, Dasar-Dasar Hukum Pidana, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2017).
B. Jurnal
Adi Syaputra Sirait, “Efektivitas Razia Kendaraan Membentuk Kesadaran Hukum Masyarakat”, Jurnal Al-Maqasid, Vol. 6. No. 1, 2020.
Daeng, M yusuf dan Tri Novita Sari Manihuruk, Eksekusi Pengembalian Uang Pengganti Terpidana Tindak Pidana Korupsi Oleh Kejaksaan Negeri Pekanbaru, Jurnal Hukum, Vol. 6. No. 2, Tahun 2021.
Iswara, I Made Agus Mahendra dkk, Kebijakan Pidana Kejaksaan Republik Indonesia Dalam Penanganan Perkara Tindak Pidana Korupsi Dengan Kerugian Kecil (Patty Coruption) dengan Pendekatan Kemanfaatan, Jurnal Hukum Saraswati, Vol. 03. No. 2, Tahun 2021.
Lukas, Ade Paul, “Efektivitas Pidana Pembayaran Uang pengganti Dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan Tindak Pidana Korupsi di Pengadilan Negeri Purwokerto), Jurnal Dinamika Hukum, Volume. 10, Nomor. Tahun 2010.
Syaputra, Dedy, Analisa Ekonomi Atas Hukum Pidana Terhadap Penanggulangan Tindak Pidana Korupsi, Wajah Hukum, Volume.
3. No. 1,Tahun 2019.
Wardhana, Daniar Rasyid dkk, “Wewenang Jaksa Sebagai Pelaksana Putusan Eksekutorial Putusan Pengadilan yang Telah Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap”, Jurnal Halu Oleo Law Review, Volume 4 Issue 2. Tahun 2020.
C. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan kehakiman.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1960 tentang Pengusutan, Penuntutan, Dan Pemeriksaan Tindak Pidana Korupsi.
D. Skripsi
Muhammad Rofik, Pelaksanaan Pidana Tambahan Pembayaran Uang Pengganti Pada Tindak Pidana Korupsi Sebagai Upaya Pengembalian Keuangan Negara (Studi Kasus Kejaksaan Negeri Kabupaten Magelang), Magelang: Universitas Muhammadiyah Magelang, 2017.
Raharja, Ervina Hanindya, Pelaksanaan Kewajiban Pembayaran Uang Pengganti dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi kasus di Kejaksaan Negeri Semarang)”, Semarang: Universitas Islam Sultan Agung, 2019.
Rahman, Indra Hafid, “Pelaksanaan Pembayaran Uang Pengganti Dalam Tindak Pidana Korupsi”, Magelang: Universitas Muhammadiyah Magelang, 2016.
Wardani, Ajeng Dwi Kusuma, Pelaksanaan Pembayaran Uang Pengganti Dalam Tindak Pidana Korupsi”, Magelang: Universitas Muhammadiyah Magelang, 2017.
E. Website
Ni‟am, Syakirun, Hukuman, Koruptor Dalam KUHP Baru Lebih Ringan Dibanding Undang-Undang Pemberantasan Tndak Pidana Korupsi,https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/12/07/173326 01/hukuman-koruptor-dalam-kuhp-baru-lebih-ringan-dibanding-uu-pemberantasan. Diakses tanggal 14 Desember 2022.
Siadri, Ray Pratama, Teori Efektifitas Hukum, https://www.academia.edu/
9568999/Teori_Efektifitas_Hukum. Diakses tanggal 11 November 2022.
F. Makalah
Adji, Iryanto Seno, Korupsi: Economic Analysis Of Law & Perspektif Keadilan Restoratif, Makalah: Pusat Analisa Kebijakan Hukum dan Ekonomi, Tahun 2021.
LAMPIRAN
DAFTAR WAWANCARA
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembayaran uang pengganti dalam tindak pidana korupsi di kabupaten kampar?
2. Dapatkah pembayaran uang pengganti oleh koruptor menghapus pidana pokoknya?
3. Apa akibat dari terpidana korupsi tidak membayar uang pengganti ?
4. Apa peran Kejaksaan Negeri Kampar dalam eksekusi pidana pembayaran uang pengganti dalam kasus tindak pidana korupsi ?
5. Upaya apa yang dilakukan oleh Jaksa bila terpidana korupsi tidak melakukan pembayaran uang pengganti/menungggak pembayaran uang pengganti atas putusan hakim yang dijatuhkan ?
6. Apa akibat dari terpidana telah membayar sebagian uang pengganti namun tidak mampu membayar sisanya ?
7. Bagaimanakah proses eksekusi terhadap pidana tambahan berupa uang pengganti pada tindak pidana korupsi oleh Kejaksaan Negeri Kampar ?
8. Apa yang menjadi kendala bagi Jaksa eksekutor dalam mengeksekusi uang pengganti dari terpidana korupsi ?
9. Bagaimanakah pembayaran uang pengganti pada terpidana korupsi yang sudah meninggal dunia ?
10. Faktor-faktor apa yang menjadi kendala dalam pembayaran uang pengganti dalam tindak pidana korupsi ?
11. Apakah semua terpidana korupsi itu selalu dibebani pidana tambahan uang pengganti?
12. Bagaimana upaya pengembalian kerugian negara melalui pidana tambahan uang penganti dalam tindak pidana korupsi dalam Praktek selama ini apakah sudah berjalan dengan lancar atau tidak ?
13. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan putusan pemidanaan berupa pembayaran uang pengganti dalam tindak pidana korupsi di Kejaksaan Negeri Kampar ?
14. Apa saja tahapan-tahapan dalam pelaksanaan eksekusi pembayaran uang pengganti ?
15. Putusan pidana pembayaran uang pengganti bervariasi besarannya, faktor apa yang membuat besaranya itu bervariasi dan berbeda?
16. Apa tujuan dan fungsi pidana tambahan uang pengganti ?
17. Apa saja kendala penyelesaian uang pengganti melalui penyitaan harta benda terpidana ?
18. Bagaimanakah mekanisme penyetoran uang pengganti?
19. Untuk pelacakan aset narapidana koordinasi apa yang dilakukan jaksa eksekutor dengan instansi yang terkait?
20. Bagaimana penyelesaian uang pengganti melalui hukuman badan (penjara) ? 21. Apakah setimpal hukuman pembayaran uang pengganti dengan subsider
penjara badan itu dengan kerugian negara yang ditimbulkan?
22. Bagaimana menentukan jumlah yang dibayarkan dalam pidana uang pengganti?
DOKUMENTASI
Foto Kantor Kejaksaan Negeri Kampar
Foto wawancara bersama dengan Bapak Amri Rahmanto Sayekti, S.H M.H selaku Kasi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Kampar
Foto wawancara bersama Bapak K Ario Utomo Hidayatullah, T A S.H Kasubsi Penuntutan, Upaya Hukum Luar Biasa, dan Eksekusi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Kampar
Foto bersama Petugas PTSP Kejaksaan Negeri Kampar
-DATA PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI YANG SUDAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP (INKRACHT) PADA SEKSI TINDAK PIDANA KHUSUS KEJAKSAAN NEGERI KAMPAR
DAN MASIH MEMILIKI TUNGGAKAN UANG PENGGANTI (2016-2022)
NO NAMA TERPIDANA PUTUSAN PENGADILAN PIDANA BADAN &
SUBSIDER
UANG
PENGGANTI KETERANGAN
1. HJ. JUNAIDAH RAHIM, MH No Putusan : 752.K/PID.SUS/2015 Tanggal Putusan : 20 April 2016
Pidana Pokok : 5 tahun
Subsider : 1 tahun Rp. 3,583,650,000 Sedang menjalani pidana subsider
2. MUHAMMAD HAFASH
No Putusan : TIPIKOR 25/PID.SUS TPK/2016/PN.PBR
Tanggal Putusan : 08 September 2016
Pidana Pokok : 6 tahun
Subsider : 2 tahun Rp. 3,901,407,492 Sedang menjalani pidana badan dan subsider
3. BAKHRI YUSUF No Putusan : 2171.K/PIDSUS/2017 Tanggal Putusan : 11 Desember 2017
Pidana Pokok : 6 tahun
Subsider : 1 tahun Rp. 88,826,000 Sedang menjalani pidana badan dan subsider
4. ZULKARNAINI
No Putusan :
76/PIDSUS/TIPIKOR/2017/PN.PBR Tanggal Putusan : 05 Maret 2018
Pidana Pokok : 2 tahun 9 bulan
Subsider : 1 tahun
Rp. 391,382,650 Selesai menjalani pidana pokok dan subsider
5. IR. H. MHD SYUKUR,MMA
No Putusan :
25/PIDSUS/TIPIKOR/2018/PN.PBR Tanggal Putusan : 15 Agustus 2018
Pidana Pokok : 5 tahun Subsider : 2 tahun 8 bulan
2,711,951,842 Meninggal Dunia
6. DEDI GUSMAN
No Putusan :
26/PIDSUS/TIPIKOR/2018/PN.PBR Tanggal Putusan : 15 Agustus 2018
Pidana Pokok : 4 tahun
Subsider : 2 tahun Rp. 972,970,504 Sedang menjalani pidana subsider
7. SUHAILIS CHAN
No Putusan :
36/PIDSUS/TIPIKOR/2018/PN.PBR Tanggal Putusan : 13 September 2018
Pidana Pokok : 4 tahun
Subsider : 6 bulan Rp. 261,058,552 Sedang menjalani pidana badan dan subsider
8. MISWOYANTO ALS
PARMINBIN TARMAN
No Putusan :
1/Pid.SusTPK/2020/PN.Pbr Tanggal Putusan : 07 April 2020
Pidana Pokok : 5 tahun
Subsider : 2 bulan Rp. 351,371,627 Sedang menjalani pidana badan dan subsider 9. AFRIZAL ZEIN ALS RIZAL No Putusan : 3/PID.SUS- Pidana Pokok : 5 Rp. 1.144.066.176 Sedang menjalani pidana
ALM Tanggal Putusan : 18 Februari 2022 Subsider : 2 Tahun
10. MUHAMMAD YUSUF, S.T.
No Putusan : 11/PID. SUS-TPK/2022/PT PBR
Tanggal Putusan : 15 Juni 2022
Pidana Pokok : 4 Tahun 6 Bulan
Subsider : 1 Tahun 6 Bulan
Rp. 496.816.673,29 Sedang menjalani pidana badan dan subsider
DATA PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI YANG SUDAH BERKEKUATAN HUKUM TETAP (INKRACHT) PADA SEKSI TINDAK PIDANA KHUSUS KEJAKSAAN NEGERI KAMPAR
DAN MASIH MEMILIKI TUNGGAKAN UANG PENGGANTI (2016-2022)
NO NAMA
TERPIDANA
NAMA
PERKARA TUNTUTAN PUTUSAN PENYELESAIA
N
1 MUHAMMAD
YUSUF, S.T.
(2022)
Tindak Pidana Korupsi
Penyimpangan dalam Pengelolaan Keuangan Desa Koto Perambahan Kecamatan Kampa Kabupaten Kampar Tahun Anggaran 2015 s/d 2017
Selasa, 01 Maret 2022
1. Menyatakan terdakwa MUHAMMAD YUSUF, S.T, terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain yang suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, Jika antara beberapa perbuatan meskipun masing-masing merupakan kejahatan atau pelanggaran, ada hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai suatu perbuatan berlanjut” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo. Pasal 64 ayat (1) KUHPidana sebagaimana yang didakwakan dalam dakwaan Primair kami;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa MUHAMMAD YUSUF, S.T,dengan pidana penjara selama 5 (LIMA) TAHUN dan 6 (ENAM) BULAN dikurangi selama terdakwa
Kamis, 31 Maret 2022
1. Menyatakan Terdakwa MUHAMMAD YUSUF, S.T. tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dalam Dakwaan Primair;
2. Membebaskan Terdakwa dari Dakwaan Primair tersebut;
3. Menyatakan Terdakwa MUHAMMAD YUSUF, S.T. telah terbukti secara Sah dan
meyakinkan bersalah
melakukan Tindak Pidana Korupsi sebag aimana dalam Dakwaan Subsidiair Pasal 3 Jo Pasal 18 Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo.
Pasal 64 ayat (1) KUHPidana;
4. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 4 (Empat) Tahun dan 6 (Enam)
Bulan dan denda
sejumlah Rp200.000.000,00 (Dua ratus
Sedang menjalani pidana badan dan
subsider.
perintah terdakwa tetap ditahan;
3. Menjatuhkan pidana denda terhadap
terdakwa MUHAMMAD YUSUF,
S.T, sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar oleh terdakwa maka terdakwa harus menjalani pidana kurungan selama 3 (TIGA) BULAN;
4. Menghukum Terdakwa membayar uang pengganti sebesar Rp.496.816.673,29 (empat ratus sembilan puluh enam juta delapan ratus enam belas ribu enam ratus tujuh puluh tiga koma dua puluh sembilan sen) jika Terdakwa tidak dapat membayar uang pengganti dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap maka harta bendanya dapat disita dan di lelang oleh Jaksa untuk membayar uang pengganti dan jika terdakwa tidak mempunyai harta benda yang mencukupi maka diganti dengan pidana penjara selama 2 (DUA) TAHUN dan 9 (SEMBILAN) BULAN;
5. Menyatakan barang bukti berupa : Nomor 1 s/d. 41
Tetap Terlampir dalam Berkas Perkara 6. Menetapkan supaya terdakwa MUHAMMAD
YUSUF, S.T, dibebani untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah);
denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 3 (Tiga) Bulan;
5. Menghukum Terdakwa untuk membayar
uang pengganti
sejumlah RP.496.816.673,29 (Empat Ratus Sembilan Puluh Enam Juta Delapan Ratus Enam Belas Ribu Enam Ratus Tujuh Puluh Tiga Rupiah Koma Dua Puluh Sembilan Sen), dengan ketentuan apabila Terdakwa tidak membayarkan uang pengganti tersebut paling lama dalam waktu 1 (satu) bulan setelah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap maka harta bendanya disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut, dalam hal Terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti tersebut, maka dipidana dengan pidana penjara selama 1 (Satu) Tahun dan 6 (Enam) Bulan;
6. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
7. Memerintahkan agar Terdakwa tetap ditahan;
8. Menetapkan Barang bukti berupa : Nomor 1 s/d. 41
Tetap Terlampir dalam Berkas Perkara Rabu, 15 Juni 2022
1. Menolak permintaan banding dari Penuntut Umum tersebut;
2. Menguatkan putusan Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Pekanbaru Nomor : 47/Pid.Sus-TPK/2021/PN.Pbr tanggal 31 Maret 2022 yang dimohonkan banding tersebut;
3. Menetapkan lamanya penahanan yang telah dijalani oleh Terdakwa, dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4. Memerintahkan Terdakwa tetap berada dalam tahanan;
5. Membebani Terdakwa membayar biaya perkara untuk kedua tingkat pengadilan yang untuk Tingkat Banding sejumlah Rp.5000,- (lima ribu rupiah) ;
2 AFRIZAL ZEIN ALS RIZAL Bin ZAINAL ABIDIN
ZEIN ALM (2022)
Tindak Pidana Korupsi Dan Atau Menyalahgunakan Kewenangan Dalam Jabatan Terhadap APBDesa T.A.
2019 Di Desa Mentulik
Kecamatan Kampar
Kiri Hilir
Kabupaten Kampar
Senin, 06 Desember 2021
1. Menyatakan terdakwa AFRIZAL ZEIN ALS RIZAL BIN ZAINAL ABIDIN ZEIN (ALM) terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana yang didakwakan dalam dakwaan Primair kami;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa AFRIZAL ZEIN ALS RIZAL BIN ZAINAL ABIDIN ZEIN (ALM) dengan pidana penjara selama 7 (Tujuh) TAHUN dan 6
Kamis, 06 Januari 2022
1. Menyatakan Terdakwa AFRIZAL ZEIN Als RIZAL Bin ZAINAL ABIDIN ZEIN (Alm) telah terbukti secara Sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dalam Dakwaan Primair Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 5 (Lima) Tahun dan 6 (Enam) Bulan dan denda sejumlah Rp.200.000.000,00 (Dua ratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 2 (Dua) Bulan;
3. Menghukum Terdakwa untuk membayar
Sedang menjalani pidana
badan dan subsider
berada dalam tahanan sementara dan dengan perintah terdakwa tetap ditahan;
3. Menjatuhkan pidana denda terhadap terdakwa AFRIZAL ZEIN ALS RIZAL BIN
ZAINAL ABIDIN ZEIN
(ALM) sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar oleh terdakwa maka terdakwa harus menjalani pidana kurungan selama 3 (TIGA) BULAN;
4. Menghukum Terdakwa membayar uang pengganti sebesar Rp. 1.144.066.176 (Satu milyar seratus empat puluh empat juta enam puluh enam ribu seratus tujuh puluh enam rupiah), jika Terdakwa tidak dapat membayar uang pengganti dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap maka harta bendanya dapat disita dan di lelang oleh Jaksa untuk membayar uang pengganti dan jika terdakwa tidak mempunyai harta benda yang mencukupi maka diganti dengan pidana penjara selama 3 (TIGA) TAHUN dan 9 (SEMBILAN) BULAN;
5. Menyatakan barang bukti berupa : Nomor 1 s/d. 27
Tetap Terlampir dalam Berkas Perkara 6. Menetapkan supaya terdakwa AFRIZAL ZEIN
ALS RIZAL BIN ZAINAL ABIDIN ZEIN (ALM) dibebani untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah);
1.144.066.176,- (Satu milyar seratus empat puluh empat juta enam puluh enam ribu seratus tujuh puluh enam rupiah), dengan ketentuan apabila Terdakwa tidak membayarkan uang pengganti tersebut paling lama dalam waktu 1 (satu) bulan setelah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap maka harta bendanya disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut, dalam hal Terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti tersebut, maka dipidana dengan pidana penjara selama 2 (Dua) Tahun;
4. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
5. Memerintahkan agar Terdakwa tetap ditahan;
6. Menetapkan barang bukti berupa : Nomor 1 s/d. 27
Tetap Terlampir dalam Berkas Perkara
7. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah Rp 7.500,00 (tujuh ribu lima ratus rupiah).
Jumat, 18 Februari 2022
---Menolak permintaan banding dari Penasihat Hukum Terdakwa dan Penuntut Umum;
---Memperbaiki Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Tingkat Pertama pada
Pengadilan Negeri Pekanbaru Nomor : 31/Pid.Sus-TPK/2021/PN. Pbr tanggal 6 Januari 2022 yang dimintakan banding tersebut, sekedar mengenai lamanya pidana penjara yang dijatuhkan kepada Terdakwa AFRIZAL ZEIN ALS RIZAL BIN ZAINAL ABIDIN ZEIN (ALM), sehingga amar selengkapnya adalah sebagai berikut :
1. Menyatakan Terdakwa AFRIZAL ZEIN Als RIZAL Bin ZAINAL ABIDIN ZEIN (Alm) telah terbukti secara Sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dalam Dakwaan Primair Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 6
(ENAM) Tahun dan denda
sejumlah Rp.200.000.000,00 (Dua ratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 2 (Dua) Bulan;
3. Menghukum Terdakwa untuk membayar
uang pengganti
sejumlah Rp.
1.144.066.176,- (Satu milyar seratus empat puluh empat juta enam puluh enam ribu seratus tujuh puluh enam rupiah), dengan ketentuan apabila Terdakwa
paling lama dalam waktu 1 (satu) bulan setelah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap maka harta bendanya disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut, dalam hal Terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti tersebut, maka dipidana dengan pidana penjara selama 2 (Dua) Tahun;
4. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
5. Memerintahkan agar Terdakwa tetap ditahan;
6. Menetapkan barang bukti berupa : Nomor 1 s/d. 27
Tetap Terlampir dalam Berkas Perkara 7. Membebankan kepada Terdakwa membayar
biaya perkara dalam kedua tingkat pengadilan yang dalam tingkat banding sejumlah Rp 7.500,00 (tujuh ribu lima ratus rupiah).
3 MISWOYANTO
ALS PARMIN Bin TARMAN (ALM)
(2020)
Tindak Pidana Korupsi dan atau penyalahgunaan wewenang dalam jabatan terhadap APBDes Tahun Anggaran 2016 di Desa Gerbang Sari Kecamatan Tapung Hilir Kabupaten
Rabu, 18 Maret 2020
1. Menyatakan terdakwa MISWOYANTO ALS PARMIN BIN TARMAN (ALM) terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain yang suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara”
Selasa, 07 April 2020
1. Menyatakan Terdakwa Miswoyanto Alias Parmin Bin Tarman (Alm) tersebut di atas terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana “Korupsi secara bersama-sama” sebagaimana dalam Dakwaan Penuntut Umum pada Dakwaan Primair;
2. Menjatuhkan pidana terhadap
Sedang menjalani pidana
badan dan subsider
Kampar sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 Ayat (1) ke 1 KUHP sebagaimana yang didakwakan dalam dakwaan Primair kami;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa MISWOYANTO ALS PARMIN BIN TARMAN (ALM) dengan pidana penjara selama 6 (ENAM) TAHUN dan 6 (ENAM) BULAN dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara dan dengan perintah terdakwa tetap ditahan;
3. Menjatuhkan pidana denda terhadap terdakwa MISWOYANTO ALS PARMIN BIN
TARMAN (ALM) sebesar Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar oleh terdakwa maka terdakwa harus menjalani pidana kurungan selama 3 (TIGA) BULAN;
4. Menghukum Terdakwa membayar uang pengganti sebesar Rp.351.371.627 (tiga ratus lima puluh satu juta tiga ratus tujuh puluh satu ribu enam ratus dua puluh tujuh rupiah) jika Terdakwa tidak dapat membayar uang pengganti dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap maka harta bendanya dapat disita dan di lelang oleh Jaksa untuk membayar uang pengganti dan jika terdakwa tidak mempunyai harta benda yang mencukupi maka diganti dengan pidana penjara selama 3 (TIGA) TAHUN dan 3 (TIGA) BULAN;
Terdakwa Miswoyanto Alias Parmin Bin Tarman (Alm) tersebut oleh karena itu dengan pidana penjara selama 5 (lima) Tahun dan pidana denda sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), dengan ketentuan apabila pidana denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 2 (dua) bulan ;
3. Menghukum Terdakwa untuk membayar uang pengganti sejumlah Rp.351.371.627,- (tiga ratus lima puluh satu juta tiga ratus tujuh puluh satu ribu enam ratus dua puluh tujuh rupiah) paling lama dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah putusan ini berkekuatan hukum tetap, jika Terdakwa tidak membayar maka harta bendanya disita dan dilelang oleh Jaksa untuk menutupi uang pengganti tersebut, dengan ketentuan apabila Terdakwa tidak mempunyai harta benda yang mencukupi, maka dipidana dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun ; 4. Menetapkan masa penahanan yang telah
dijalani oleh Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
5. Menetapkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan ;
6. Menetapkan barang bukti berupa:
Nomor 01 s/d. 07
Dikembalikan Kepada Pemerintahan Desa Gerbang Sari Melalui Pj.Kepala Desa Gerbang Sari TA 2020.
Nomor 01 s/d. 07
Tetap terlampir dalam Berkas Perkara.
7. Membebani Terdakwa Miswoyanto Alias Parmin Bin Tarman (Alm) membayar biaya perkara sebesar Rp.5.000,- (lima ribu rupiah)